• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LANDASAN TEORI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

Pengertian Kebijakan Moneter Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter untuk mempengaruhi jumlah

untuk mempengaruhi jumlah uang uang beredar  beredar dan dan kredit kredit yang yang pada pada gilirannya gilirannya akanakan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat (Nopirin, 1992:45). Kebijakan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat (Nopirin, 1992:45). Kebijakan moneter di Indonesia sepenuhnya tanggung jawab dari bank sentral yakni Bank moneter di Indonesia sepenuhnya tanggung jawab dari bank sentral yakni Bank Indonesia (BI).

Indonesia (BI). Dalam Dalam melaksanakan kebijakan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Imoneter, Bank Indonesiandonesia menganut sebuah kerangka kerja yang dinamakan

menganut sebuah kerangka kerja yang dinamakan  Inflation  Inflation TargetingTargeting  Framework 

 Framework   (ITF). Kerangka kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli 2005,  (ITF). Kerangka kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang  primer

 primer (base money)(base money) sebagai sasaran kebijakan moneter.sebagai sasaran kebijakan moneter. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua : Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua : 1.

1. Kebijakan moneter ekspansif (Kebijakan moneter ekspansif ( Monetary expansive policy Monetary expansive policy))

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang  beredar.

 beredar. Kebijakan Kebijakan ini ini dilakukan dilakukan untuk untuk mengatasi mengatasi pengangguran pengangguran dandan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat  perekonomian

 perekonomian mengalami mengalami resesi resesi atau atau depresi. depresi. Kebijakan Kebijakan ini ini disebut disebut jugajuga kebijakan moneter longgar

kebijakan moneter longgar (easy money policy)(easy money policy) 2.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Kebijakan Moneter Kontraktif ( Monetary contractive policy Monetary contractive policy))

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang  beredar.

 beredar. Kebijakan Kebijakan ini ini dilakukan dilakukan pada pada saat saat perekonomian perekonomian mengalamimengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat

inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)(tight money policy)

Target Kebijakan Moneter Target Kebijakan Moneter

Target akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro Target akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi ekonomi makro yang ingin dicapai. Target akhir tersebut tidak sama dari satu negara dengan yang ingin dicapai. Target akhir tersebut tidak sama dari satu negara dengan negara lainnya serta tidak sama dari waktu ke waktu. Target kebijakan moneter negara lainnya serta tidak sama dari waktu ke waktu. Target kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan  perekonomian

 perekonomian suatu suatu negara. negara. Akan Akan tetapi, tetapi, kebanyakan kebanyakan negara negara menetapkan menetapkan empatempat hal yang menjadi ultimate target dari kebijakan moneter,

hal yang menjadi ultimate target dari kebijakan moneter, yaitu :yaitu : a.

a. Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi ekonomi dan dan pemerataan pemerataan pendapatan,pendapatan,  b.

(2)

c. Kestabilan harga, dan

d. Keseimbangan neraca pembayaran.

Untuk memahami efektivitas dari kebijakan moneter terhadap ekonomi di Indonesia, perlu terlebih dahulu dipahami empat hal pokok (Tambunan,2012) :

1. Faktor utama yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang 2. Mekanisme kerja di pasar uang

3. Sistem Moneter di Indonesia

4. Hubungan antara uang yang beredar di masyarakat dengan laju  pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Faktor Utama yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Uang

Berdasarkan teori kuantitas uang, uang dikatakan hanya sebagai alat tukar dan perekonomian selalu dalam kondisi keseimbangan (permintaan agregat (AD) = penawaran agregat (AS)) pada kesempatan kerja penuh. Sebagai alat tukar, maka uang akan berputar atau berpindah tangan dari satu pihak ke pihak lain selama satu periode tertentu. Dasar pemikiran teori kuantitas dapat dilihat dalam  persamaan berikut :

MV = PT (1)

Keterangan :

M = jumlah uang beredar di masyarakat untuk keperluan transaksi V = velositas uang

P = harga rata-rata atau Indeks Harga Konsumen (IHK)

T = jumlah output yang ditransaksiksn pada tingkat kesempatan kerja penuh

Keynes dalam Tambunan (2012) menyatakan bahwa permintaan uang mempunyai dua tujuan yaitu untuk maksud transaksi () yang dipengaruhi oleh  pendapatan (gambar 1) dan untuk spekulasi () yang dipengaruhi oleh tingkat suku bunga (gambar 2). Maka permintaan uang total adalah permintaan uang untuk transaksi ditambah dengan permintaan uang untuk spekulasi.

(3)

Y r

0 0

Gambar 1.Permintaan uang untuk Transaksi Gambar 2.Permintaan uang untuk spekulasi

Sedangkan, penawaran uang bersifat otonom, ditentukan diluar model atau ekonomi, yakni oleh Otoritas Moneter (OM).

    (3)

Pasar uang atau sektor moneter dalam kondisi keseimbangan pada saat  permintaan uang total = penawaran uang.

    (4)

Mekanisme Kerja di Pasar Uang

Menurut Keynes dalam Tambunan (2012), kerena permintaan uang untuk tujuan transaksi ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional dan harga uang yang dicerminkan oleh tingkat suku bunga ditentukan oleh keseimbangan di pasar uang, maka dapat diturunkan kurva LM.

 LM      E1                E0 0 M 0  Y

(4)

Seperti yang diilustrasikan pada gambar 3 diatas, pada saat pendapatan ,  permintaan uang , dan suku bunga. Pada saat pendapatan meningkat ke,  permintaan uang bertambah ke , dan sesuai hukum pasar karena jumlah

tidak bertambah maka suku bunga naik keyang mencerminkan kelangkaan uang di masyarakat.

Sistem Moneter yang Diterapkan Di Indonesia

Sistem moneter di Indonesia terdiri dari OM dan bank-bank yang menciptakan uang giral dan uang kuasi yang merupakan bank-bank umum yang mempunyai kedudukan khusus dalam sistem keuangan karena dapat menciptakan kedua jenis uang tersebut. OM (BI) adalah lembaga yang melaksanakan  pengendalian moneter dengan empat fungsi utama :

a. mencetak dan mengedarkan uang kartal sebagai alat pembayaran yang sah  b. memelihara dan menjaga posisi cadangan devisa

c. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bank-bank yang ada di Indonesia

d. memegang kas pemerintah

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter ( Inflation Targeting Framework ) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang ( free floating ). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti

(5)

uang beredar atau suku bunga). Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain (Mishkin, 2001 : 435) :

a. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;

Instrumen ini merupakan alat kebijakan moneter yang terpenting karena merupakan determinan utama antara perubahan tingkat suku bunga dan monetary base  serta menjadi sumber utama untuk mempengaruhi fluktuasi jumlah uang beredar. Kebijakan ini meliputi tindakan menjual dan membeli surat-surat berharga oleh bank sentral. Tindakan ini memiliki 2 pengaruh utama terhadap kondisi pasar uang : pertama, menaikkan cadangan bank-bank umum yang turut dalam transaksi. Hal ini dikarenakan dalam pembelian surat berharga misalnya, bank sentral akan menambah cadangan bank umum yang menjual surat berharga tersebut, akibatnya bank umum dapat menambah jumlah uang yang beredar (melalui proses penciptaan kredit). Pada saat bank sentral menjual surat-surat berharga di pasar terbuka, cadangan bank-bank umum akan menurun. Berikutnya bank-bank ini dipaksa untuk mengurangi penyaluran kreditnya, dengan demikian akan mengurangi jumlah uang beredar. Pengaruh yang kedua, tindakan pembelian atau penjualan surat berharga akan mempengaruhi harga (dan dengan demikian juga tingkat bunga) surat  berharga, sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah uang beredar dan

meningkatkan tingkat suku bunga.  b. Penetapan tingkat diskonto;

Kebijakan ini meliputi tindakan untuk mengubah  tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari bank sentral. Kebijakan ini pada dasarnya bertujuan untuk mempengaruhi tingkat diskonto yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap jumlah uang  beredar melalui perubahan tingkat bunga pinjaman. Dengan menaikkan diskonto, maka biaya untuk meminjam dana dari bank sentral akan naik sehingga akan mengurangi keinginan bank umum untuk melakukan  peminjaman ke bank sentral. Akibatnya, jumlah uang yang beredar dapat ditekan / dikurangi. Di samping itu, posisi jumlah cadangan juga dapat

(6)

dipengaruhi melalui instrumen ini. Apabila tingkat diskonto mengalami kenaikan, maka akan meningkatkan biaya pinjaman pada bank. Peningkatan jumlah cadangan ini merupakan indikasi bahwa bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang ketat.

c. Penetapan cadangan wajib minimum;

Kebijakan perubahan cadangan minimum dapat mempengaruhi  jumlah uang yang beredar. Apabila cadangan wajib minimum diturunkan, maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah deposito sehingga jumlah uang beredar cenderung meningkat, dan sebaliknya apabila cadangan wajib minimum dinaikkan, maka akan mengurangi  jumlah deposito yang akhirnya akan menurunkan jumlah uang yang  beredar

d. Persuasi moral.

Persuasi moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Penelitian Terdahulu

Rahutami (2004) mencoba mengetahui bagaimana kesiapan Indonesia dalam menggunakan penargetan inflasi dalam kebijakan moneternya, dengan suatu analisis ekonometris. Studinya dengan menggunakan data kuartalan periode 1981:01-2004:02 dan dengan pendekatan vector autoregression (VAR). Hasil  penelitian menunjukan bahwa penerapatan inflation targeting   di Indonesia tidak semudah yang dibayangkan. Dari hasil kajiannya mengenai mekanisme transmisi, ia menyimpulkan sebagai berikut : nilai tukar merupakan jalur transmisi yang lebih kuat dan cepat dalam mempengaruhi output dan inflasi. Adanya goncangan di dalam nilai tukar berupa depresiasi akan mempengaruhi kestabilan output dan inflasi. Di sisi lain, jalur suku bunga masih mengalami hambatan, sehingga  pengelolaan suku bunnga tidak akan memberikan pengaruh yang kuat dan

(7)

langsung pada output dan inflasi. Hasil mekanisme transmisi ini, apabila dikaitkan dengan kesiapan Indonesia dalam menjalankan inflation targeting  secara penuh, merupakan suatu kelemahan yang harus dikelola. Besarnya

dominasi ketidakstabilan nilai tukar terhadap stabilitas ekonomi secara luas merupakan hambatan dalam penerapan inflation targeting se cara penuh.

Gambar

Gambar 3. Keseimbangan Pasar Uang dan Kurva LM

Referensi

Dokumen terkait

Faktor pertama ini dicirikan oleh enam subfaktor yaitu dosen memberikan isi kuliah sesuai dengan slide yang ditampilkan, dosen memberikan pengalaman berwirausaha

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan analisis SWOT terkait dengan evaluasi pengembangan e-tourism di Pulau Lombok diketahui bahwa strategi yang harus

cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya dosis introduksi Trichoderma spp. Meningkatnya pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada perlakuan introduksi Trichoderma

Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Di Wilayah Kerja Puskesmas Maga Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015..

Seluruh staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah banyak membantu didalam mengurus surat-surat, beasiswa dan peminjaman

Svarbu ir tai, kad teismo nustatomą terminuoto laisvės atėmimo bausmės laikotarpį, taip pat ir patį sprendi- mą laisvės atėmimą iki gyvos galvos bausmę pakeisti

berdo’a dan menyanyi selamat pagi. Kemudian dilanjutkan dengan bercerita tentang pengalaman yang mereka alami pada hari kemarin atau sebelum masuk sekolah,

Hasil: Uji antibakteri ekstrak oleoresin jahe merah jahe merah terhadap bakteri streptococcus pyogenes memperlihatkan bahwa zona hambat pada penelitian ini