• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPERAWATAN PERIOPERATIF ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPERAWATAN PERIOPERATIF ppt"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Asuhan keperawatan perioperatif meliputi

asuhan keperawatan yang diberikan sebelum (preoperatif), selama (intraoperatif) dan

setelah pembedahan (pascaoiperatif)

 Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

keragaman fungsi keperawatan yang

berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien

(3)

• Perioperatif merupakan manajemen dan

treatment pasien selama tiga fase

pembedahan yaitu preoperatif, intraoperatif dan postoperatif. (Delaune, 2006).

• Asuhan keperawatan perioperatif meliputi

asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sebelum (preoperatif), selama

(intraoperatif) dan setelah pembedahan (pascaoiperatif

(4)

• Fase pra operatif dimulai ketika ada

keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja

operasi.

• Lingkup aktifitas keperawatan: penetapan

pengkajian dasar pasien, wawancara

praoperatif, dan menyiapkan pasien untuk anestesi pada pembedahan.

(5)

• Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

• Lingkup aktivitas keperawatan mencakup

pemasangan IV cath, pemberian medikasi intravena, melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga

keselamatan pasien.

• Contoh : memberikan dukungan psikologis selama induksi anastesi, bertindak sebagai perawat scrub, atau membantu mengatur posisi pasien di atas meja operasi dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar kesimetrisan tubuh.

(6)

• Fase pasca operatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan (recovery room) dan berakhir

dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.

• Lingkup aktivitas keperawaan mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini.

• Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi.

• Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan.

(7)

• DIAGNOSTIK: biopsi, laparatomi eksplorasi,…

• KURATIF: Eksisi tumor, apendiktomi,…

• REPARATIF: memperbaiki luka multipleks/

debridement,…

• REKONSTRUKTIF/ KOSMETIK: mammoplasti,…

• PALIATIF: Untuk menghilangkan nyeri atau

memperbaiki masalah (pemasangan selang gastrostomi)

(8)

 KEDARURATAN: Pasien membutuhkan perhatian segera; ganguan

mungkin mengancam jiwa.

Indikasi untuk pembedahan: Tanpa ditunda.

Contoh: Perdarahan hebat, obstruksi kandung kemih atau usus, fraktur tulang tengkorak, luka tembak atau luka tusuk, luka bakar sangat luas.

 URGEN: Pasien membutuhkan perhatian segera.

Indikasi u/ pembedahan: Dalam 24-30 jam. Contoh: Batu ginjal atau batu pada ureter.

 DIPERLUKAN: Pasien harus menjalani pembedahan

Indikasi u/ pembedahan: Direncanakan dalam beberapa minggu/ bulan. Contoh: Hiperplasia prostat tanpa obstruksi kandung kemih, gangguan tiroid, katarak.

 ELEKTIF: Pasien harus dioperasi ketika diperlukan.

Indikasi u/ pembedahan: Tidak dilakukan pembedahan jika tidak terlalu membahayakan.

(9)

a. General Anastesy yaitu hilangnya seluruh

sensasi dan kesadaran termasuk reflek batuk dan reflek muntah sehingga harus dijaga dari adanya aspirasi. Biasanya diberikan secara

intra vena atau inhalasi.

b. Regional Anastesi yaitu menghambat

jalannya impuls saraf ke dan dari area atau bagian tubuh. Klien kehilangan sensasi pada sebagian tubuhnya tetapi tetap sadar.

(10)

 1.Topikal (Surface) yaitu anastesi langsung pada kulit dan

membran mukosa untuk menbuka bagian kulit, luka dan luka bakar. Misalnya lidocaine dan benzocaine, jenis ini biasanya cepat diserap dan bereaksi cepat.

2.Local Aqnastesi (Infiltrasi), yaitu anestesi yang disuntikan pada area tertentu dan digunakan untuk pembedahan minor, misalnya lidocaine atau tetracaine 0,1%

3.Blick Nerve (Bier Block), obat anastesi disuntikan didaerah syaraf atau kumpulan syaraf kecil untuk menghasilkan sesasi pada daerah kecil pada tubuh.

4.Anastesi Spinal, termasuk blik pada subbarracnoid. Yaitu obat anastesi disuntikan kedaerah subarachnoid sampai ke spinal cord.

5.Epidural Anastesi, injeksi pada daerah dalam spinal tetapi diluar duramater.

(11)

 PERSIAPAN FISIK

Persiapan fisik pre operasi dibagi dalam 2 tahapan, yaitu :

a. Persiapan di unit perawatan b. Persiapan di ruang operasi

(12)

a. Status kesehatan fisik secara umum - identitas klien

- riwayat penyakit seperti kesehatan masa lalu - riwayat kesehatan keluarga

- pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan lain-lain.

- istirahat yang cukup b. Status Nutrisi

- tinggi badan dan berat badan - lipat kulit trisep

- lingkar lengan atas

- kadar protein darah (albumin dan globulin)

- Segala bentuk defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan. - Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai.

(13)

c. Keseimbangan cairan dan elektrolit

Intake dan output, kadar elektrolit serum. Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Jika fungsi ginjal baik

maka operasi dapat dilakukan dengan baik. Jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri/anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka operasi ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal.

d. Kebersihan lambung dan kolon

Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu dengan

tindakan enema/lavement. Puasa 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan

lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus pada pasien yang menbutuhkan

operasi CITO (segera), seperti pada pasien kecelakaan lalu lintas. Maka pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara

(14)

 Pencukuran daerah operasi

untuk menghindari terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat kuman dan mengganggu proses penyembuhan dan perawatan luka.

ada beberapa kondisi yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi, misalnya pada pasien luka incisi pada lengan. Tindakan pencukuran harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai

menimbulkan luka pada daerah yang dicukur. Sering kali pasien di berikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa lebih nyaman.

Daeran yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat

kelamin (pubis) dilakukan pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan paha. Misalnya : apendiktomi,

herniotomi, uretrolithiasis, operasi pemasangan plate pada fraktur femur, hemmoroidektomi

(15)

 Personal Hygine

Kebersihan tubuh pasien sangat penting karena tubuh yang kotor merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi.

Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat diajurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih

seksama.

Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan

memeberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

 Pengosongan kandung kemih

Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan kateter. Selain untuk pengosongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi balance cairan.

(16)

h. Latihan Pra Operasi

Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi

pasca operasi, seperti : nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan. Latihan yang diberikan pada pasien sebelum

operasi antara lain :

1. Latihan nafas dalam 2. Latiihan batuk efektif 3. latihan gerak sendi

(17)

 Latihan Nafas Dalam

- Membantu pasien relaksasi sehingga mampu beradaptasi dengan nyeri dan meningkatkan kualitas tidur.

- meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. - Pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

-Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.

- Letakkan tangan diatas perut

- Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat.

- Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.

- Lakukan hal ini berulang kali (?15 kali)

- Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif. 2.

(18)

 Latihan Batuk Efektif

- terutama klien yang mengalami operasi dengan anstesi general karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranstesi.

- Latihan batuk efektif bermanfaat setelah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret

Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :

Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.

Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)

Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan.

Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi.

Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi

guncangan tubuh saat batuk. 3

(19)

. Latihan Gerak Sendi

- sangat penting bagi pasien sehingga, pasien dapat melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. -

- Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh karena

takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. - lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga pasien

akan lebih cepat kentut/flatus.

- menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan - terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus.

- memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena - menunjang fungsi pernafasan optimal.

- Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range

of Motion (ROM). - - - Latihan perpindahan posisi dan ROM

ini pada awalnya dilakukan secara pasif seiring bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri.

(20)

1. Usia

Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi/anak-anak) dan usia lanjut mempunyai resiko lebih besar. Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada usia tua sudah sangat menurun . sedangkan pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh karena belum matur-nya semua fungsi organ.

2. Nutrisi

Kondisi malnutris dan obesitas/kegemukan lebih beresiko terhadap pembedahan dibandingakan dengan orang normal dengan gizi baik terutama pada fase penyembuhan. Pada orang malnutisi maka orang tersebut mengalami defisiensi nutrisi yang sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka.

Pada obesitas, selama pembedahan jaringan lemak, terutama rentan terhadap infeksi. Selain itu, obesitas meningkatkan

permasalahan teknik dan mekanik. Oleh karenanya dehisiensi dan infeksi luka, umum terjadi. Psien bernafas tidak optimal saat

berbaaring miring dan karenanya mudah mengalami hipoventilasi dan komplikasi pulmonari pascaoperatif. Selain itu, distensi

abdomen, flebitis dan kardiovaskuler, endokrin, hepatik dan penyakit biliari terjadi lebih sering pada pasien obes.

(21)

3. Penyakit Kronis

Pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler, diabetes, PPOM, dan insufisiensi ginjal menjadi lebih sukar terkait dengan

pemakaian energi kalori untuk penyembuhan primer. Sistemik yang mengganggu sehingga komplikasi pembedahan maupun pasca pembedahan sangat tinggi.

4. Ketidaksempurnaan respon neuroendokrin

Pada pasien gangguan endokrin, seperti dibetes mellitus yang tidak terkontrol, bahaya utama yang mengancam hidup pasien saat dilakukan pembedahan adalah terjadinya hipoglikemia yang mungkin terjadi selama pembiusan akibat agen anstesi. Atau

akibat masukan karbohidrat yang tidak adekuat pasca operasi atau pemberian insulin yang berlebihan. Bahaya lain adalah asidosis atau glukosuria. Pasien yang mendapat terapi

kortikosteroid beresiko mengalami insufisinsi adrenal.

Pengguanaan obat-obatan kortikosteroid harus sepengetahuan dokter anastesi dan dokter bedahnya.

(22)

5. Merokok

Pasien dengan riwayat merokok biasanya akan mengalami gangguan vaskuler, terutama terjadi arterosklerosis

pembuluh darah, yang akan meningkatkan tekanan darah sistemiknya.

6. Alkohol dan obat-obatan

Individu dengan riwayat alkoholic kronik seringkali menderita malnutrisi dan masalah-masalah sistemik, sperti gangguan ginjal dan hepar yang akan meningkatkan resiko

(23)

a. Pemeriksaan Radiologi , seperti : Foto thoraks, abdomen, foto tulang

(daerah fraktur), USG (Ultra Sono Grafi), CT scan (computerized Tomography Scan) , MRI (Magnetic Resonance Imagine), BNO-IVP, Renogram, Cystoscopy, Mammografi, CIL (Colon in Loop), EKG/ECG (Electro Cardio Grafi), ECHO, EEG (Electro Enchephalo Grafi), dll.

b. Pemeriksaan Laboratorium, darah : hemoglobin, leukosit, limfosit, LED,

trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium,

natrium, dan chlorida), CT, BT, ureum kretinin, BUN, Bisa juga dilakukan pemeriksaan pada sumsun tulang jika penyakit terkaut dengan kelainan darah.

c. Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan

jaringan tubuh untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi. Biopsi biasanya dilakukan untuk memastikan apakah ada tumor

ganas/jinak atau hanya berupa infeksi kronis saja.

d. Pemeriksaan Kadar Gula Darah (KGD)

untuk mengetahui apakah KGD normal atau tidak. dilakukan dengan puasa 10 jam (puasa jam 10 malam dan diambil darahnya jam 8 pagi) dan juga dilakukan pemeriksaan KGD 2 jam PP (post prandial).

(24)

Pemeriksaan yang biasa digunakan adalah pemeriksaan menggunakan metode ASA (American Society of Anasthesiologist). Pemeriksaan ini dilakukan karena obat dan teknik anastesi pada umumnya akan

mengganggu fungsi pernafasan, peredaran darah dan sistem saraf. ASA grade :

I. Tidak ada gangguan organik, biokimia dan psikiatri. Misal: penderita dengan hernia ingunalis tanpa kelainan lain, orang tua sehat, bayi yang sehat

II . Gangguan sistemik ringan sampai sedang yang bukan disebabkan oleh penyakit yang akan dibedah. Misal: penderita dengan obesitas, bronkitis , diabetes mellitus ringan yang akan mengalami appendiktomi

III. Penyakit sistemik berat; misalnya penderita diabetes mellitus dengan komplikasi pembuluh darah dan datang dengan appendisitis akut

IV. Penyakit sistemik berat yang membahayakan jiwa yang tidak selalu dapat diperbaiki dengan pembedahan, misalnya : insufisiensi koroner atau infark miokard.

V. Keadaan terminal dengan kemungkinan hidup kecil, pembedahan dilakukan sebagai pilihan terakhir. Misal: penderita syok berat karena perdarahan akibat kehamilan di luar rahim.

(25)

 infeksi pasca operasi

 dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu)

 demam

 penyembuhan luka yang lama

 Pada kondisi yang serius pasien dapat

mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian.

(26)

• Status Nutrisi dan Penggunaan Bahan Kimia:

obesitas, penggunaan obat dan alkohol.

• Status Pernapasan.

• Status Kardiovaskuler.

• Fungsi Hepatik dan Ginjal. • Fungsi Endokrin.

• Fungsi Imunologi

Terapi Medikasi Sebelumnya: kortikosteroid adrenal, diuretik, fenotiasin, dll.

(27)

 Diagnosa keperawatan pasien praoperatif dapat mencangkup :

1) Ansietas yang berhubungan dengan

pengalaman bedah dan hasil pembedahan. 2) Defisit pengetahuan mengenai prosedur dan protokol praoperatif dan harapan

(28)

• Nutrisi dan cairan. • Persiapan intestinal.

• Persiapan kulit praoperatif.

• Medikasi praanestesi: barbiturat/tranquilizer

(pentobarbital,benzodiasepine), opioid, antikolinergik,dll.

• Catatan praoperatif.

• Transportasi ke ruangan prabedah (30-60 menit

sebelum anestesi).

• Membantu keluarga melewati pengalaman bedah

(29)

a. Pemberian penjelasan atau informasi tentang

tindakan pembedahan yang akan dilakukan termasuk komplikasi yang dapat terjadi.

b. Persetujuan tindakan medik diperlukan ketika:

 Prosedur tindakan adalah invasif  Menggunakan anestesi.

 Prosedur non-bedah yang dilakukan dimana

risikonya pada pasien lebih dari sekedar risiko ringan, spt: arteriogram.

 Prosedur yang dilakukan mencakup terapi radiasi.

C. Form persetujuan harus ditandatangani oleh

(30)

 Latihan napas dalam  Batuk efektif

 Relaksasi.

 Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif.

 Kontrol dan medikasi nyeri.

 Kontrol kognitif : imajinasi, distraksi, pikiran optimis diri.

(31)

• Pemeliharaan Keselamatan:

1. Atur posisi pasien Kesejajaran fungsional

Pemajanan area pembedahan

Mempertahankan posisi sepanjang prosedur pembedahan

2. Memasang alat grounding ke pasien. 3. Memberikan dukungan fisik.

4. Memastikan bahwa jumlah instrumen tepat.

• Pemantauan fisiologis

Memperhitungkan efek dari hilangnya atau masuknya cairan.

Membedakan data kardiopulmonal yang normal dengan yang abnormal.

Melaporkan perubahan-perubahan pada pemeriksaan vital sign.

(32)

• 1. Memberikan dukungan emosional pada

pasien

2. Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi

3. Mengkaji status emosional klien

4. Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan.

(33)

KOMUNIKASI DAN INFORMASI INTRAOPERATIF:

a. Menyebutkan nama pasien.

B. Menyebutkan jenis pembedahan yang dilakukan.

C. Menggambarkan faktor-faktor intraoperatif (pemasangan drain atau kateter, kekambuhan peristiwa-peristiwa yang tidak diperkirakan). d. Menggambarkan keterbatasan fisik.

E. Melaporkan tingkat kesadaran praoperatif pasien.

(34)

 Airway dan respiratory status

Normal : Nafas adequat tanpa otot-otot

pernafasan, frekuensi sesuai umur, dinding dada simetris, SpO2 95-100%, bila bangun kooperatif.

Tidak normal : Nafas stridor, dinding dada asimetris, dyspneu, bunyi nafas whising, rhonchy, tidak dapat angkat kepala, lemah sekali.

(35)

 Cyrculatory status

- Nadi apical dan periperal normal - BP berkisar 20 mmHg dari normal - Kulit hangat, warna kuku pink

- Capilary refill < 3 detik - Irama ECG normal

(36)

 Monitoring devices

- ECG ( cardiac monitor)

- Pressure Monitor ( Arterial BP, CVP)  Neurologi status

- Membuka mata spontan

(37)

 Status cairan dan metabolik - Balance intake dan output

- Ciran infus lancar sesuai program - Tidak ada distensi bladder

- Turgor kulit baik

- Drain dan tubing patent - Dressing kering dan rapi

(38)

 Bersihan jalan napas tidak efektif yang

berhubungan dengan efek depresan dan anastesi

 Nyeri dan ketidaknyamanan postoperatif

 Resiko terhadap cedera

 Hipotermi

 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan

 Perubahan eliminasi urinarius

 Konstipasi yang berhubungan dengan motilitas

lambung dan usus

 Kerusakan mobilitas fisik

(39)

• 1. Atur posisi klien :

a. Kesejajaran fungsional

b. Pemajanan area pembedahan

c. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi

2. Memberikan dukungan fisik

3. Memastikan bahwa jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.

(40)

1. Melakukan balance cairan

2. Memantau kondisi cardiopulmonal

(41)

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisi tentang teori dasar quadcopter, teori dasar tentang bahasa pemrograman yang dibutuhkan, algoritma yang akan digunakan, dan serangkaian komponen ataupun

Penyempitan makna adalah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan makna baru/ sekarang lebih sempit daripada

Berdasarkan hasil dari wawancara awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 9 Oktober 2012 kepada 2 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang sudah menikah pada masa

Dari `Aisyah, bahwa Rasulullah bertakbir dalam shalat 'Iedul Fithri dan Adha; pada raka 'at pertama tujuh takbir dan raka'at kedua lima kali2. Takhrij

Pupuk ma'emuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah.. 2adar unsure hara $, P, dan 2 dalam  pupuk ma'emuk

Bagi kami selalu tim fasilitator PLPBK Kota Batu tentu merasa bangga dengan masyarakat Kelurahan Temas dan semua elemen stakeholder yang ada bahkan TKPKD/pemkot Batu yang

Ditinjau dari teori konstruksi perdamaian kerukunan antar umat beragama dapat dilihat dari beberapa unsur, antara lain: effective channels of communication,

Pada dasarnya Bank Syariah yang berbasis pembiayaan berdasarkan asset riil ( asset based) dan berbasis produksi ( production based), Namun bank syariah itu terjebak sendiri