DIKSI DALAM
SUATU KARYA
Widiastiana Vista Wijaya 2020
Universitas Gunadarma Pertemuan 10
Definisi Diksi
Diksi atau pilihan kata merupakan
ketepatan seseorang dalam memilih
dan menggunakan kata sesuai dengan
situasi dan kondisi.
Istilah diksi dipergunakan untuk
menyatakan kata-kata mana yang dipakai
untuk mengungkapkan suatu ide, gagasan,
tetapi juga meliputi persoalan fraseologi,
gaya bahasa, dan ungkapan.
Penggolongan Kata
Kata Abstrak dan Kata Konkret Kata Umum dan Kata Khusus Kata Populer dan Kata KajianPenggolongan Kata
Kata Baku dan Kata Tidak Baku Kata Asli dan Kata SerapanKata Abstrak dan Kata Konkret
Kata abstrak merupakan kata yang memiliki
rujukan berupa konsep dan pengertian.
Kata konkret adalah kata yang memiliki rujukan
berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera.
Penyakit Rumah sakit
Dokter Kesehatan
“
Keadaan kesehatan (abstrak) di desa-desa terpencil masih jauh dari standar kesehatan nasional. Berbagai penyakit yang mereka derita, antara lain malaria, cacingan,
disentrim tipes, dan sebagainya (konkret). Untuk
menanggulangi hal tersebut, di desa tersebut dibangun puskesmas (konkret) pembantu. Melalui pembangunan puskesmas, diharapkan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum merupakan kata yang memiliki ruang lingkup luas dan
mencakup banyak hal.
Kata khusus adalah kata yang memiliki cakupan terbatas.
Bunga Mawar Bunga Melati Bunga Anggrek
“
Di kebun bunga milik Ibu Soraya terdapat
berbagai macam bunga. Di sana aku bisa
melihat keindahan bunga mawar, melati,
anggrek, matahari, dan lain-lain.
Kata Populer dan Kata Kajian
Kata populer merupakan kata yang dikenal dan dipakai semua lapisan masyarakat dalam
berkomunikasi sehari-hari. Kata kajian adalah kata yang dikenal dan
digunakan para ilmuwan atau kaum terpelajar
“
Rancangan rumah itu sangat sesuai dengan
selera pemilik rumah (kata populer).
Desain-desain mesin itu dimodifikasi sesuai
dengan prosedur yang benar (kata kajian).
Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah. Senin Akhir Saudara Analisis Sah Senen Akir Sodara Analisa Syah Bagaimana Dibuat Lelah Berkata Daripada Gimana Dibikin Capek Bilang Ketimbang
Kata Asli dan Kata Serapan
Kata asli merupakan
kata yang berasal
dari bahasa sendiri.
Kata serapan
merupakan kata yang
berasal dari bahasa
daerah atau asing.
“
Peranan penting guru dalam sistem pendidikan dan pengajar di sekolah sangatlah jelas. Menurut Sudiarto, pentingnya guru dalam sistem pendidikan ditunjukkan oleh peranannya sebagi pihak yang harus mengorganisasi atau mengelola
elemen-elemen lain seperti sistem kurikulum, sistem penyajian bahan pelajaran, sistem administrasi, dan sistem evaluasi
(Sudiarto, 1993: 28). Dari berbagai peranan itu, nyata sekali bahwa gurulah pihak yang paling bertanggung jawab bagi keefektifan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas.
Makna Kata
Makna Leksikal dan Gramatikal Makna Denotatif dan Konotatif Makna KontekstualMakna Leksikal dan Gramatikal
Makna leksikal adalah
makna kata secara
lepas dan tidak
berkaitan dengan
kata yang lain baik
dalam frasa, kata,
maupun kalimat.
Makna leksikal
merupakan makna
atau arti yang tertulis
dalam kamus.
“
Contoh: Buah :
n bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau putik (biasanya berbiji): pohon mangga itu banyak --nya
n kata penggolong bermacam-macam benda: dua -- kapal; se-- negeri; dua – rencana
n pokok; bahan: -- percakapan
n hasil: -- jerih payahnya kini dapat dinikmati oleh keturunannya
Makna Leksikal dan Gramatikal
Makna gramatikal timbul karena proses gramatik.
Beberapa jenis proses gramatik, yaitu:
Penambahan imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran, imbuhan gabungan)
Contoh: Pohon mangga itu mulai berbuah
Pengulangan (pengulangan secara utuh,
penambahan imbuhan)
Contoh: Buah-buahan itu menjadi penghias
meja makan
Penggabungan kata (majemuk)
Contoh: Karena perbuatannya yang melanggar
hukum, ia menjadi buah bibir di masyarakat
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna yang menunjuk
langsung pada makna dasarnya.
Makna kata denotatif tidak memiliki arti atau
makna tambahan.
Contoh:
Siska memiliki baju hitam yang serasi dengan
aksesori yang dibelinya.
Kebun binatang Gembira Loka memiliki
macam-macam ular yang berasal dari berbagai
daerah.
Sebelum mengirimkan surat, masukkan kertas itu
dalam amplop.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna kata konotatif adalah makna
tambahan terhadap makna dasarnya berupa
nilai rasa atau gambaran tertentu.
Makna tambahan tersebut dapat bernilai rasa
positif maupun negatif.
Contoh:
Orang itu sudah masuk buku hitam pencarian
polisi.
Dia memang ular. Jadi, berhati-hatilah.
Kami tidak menerima amplop dalam bentuk
apapun.
Makna Lugas dan Kiasan
Makna lugas merupakan makna yang
mengacu pada makna yang sebenarnya.
Contoh:
Untuk menjaga kebutuhan kalori tubuh, lebih
baik kita makan tiga kali sehari.
Makna Lugas dan Kiasan
Makna kias adalah makna yang memiliki
acuan tidak sesuai dengan makna kata
sebenarnya.
Contoh:
Karena terlilit utang yang banyak, juragan itu
makan tanah.
Sukma membeli cendera mata di pedagang
kaki lima.
Makna Kontekstual
Makna kontekstual adalah makna yang
ditentukan oleh konteks pemakainya.
Satu kata bisa memiliki makna yang berbeda
pada konteks yang berbeda pula.
Contoh:
Dion sedang mengarang cerita.
Kapal yang tenggelam itu sudah mengarang.
Rumah yang terbakar itu semuanya
“
Perubahan makna disebabkan
karena peristiwa ketatabahasaan,
perubahan waktu, perbedaan
tempat, perbedaan lingkungan,
Perubahan Makna
Perluasan Makna (Generalisasi)
Perluasan makna adalah perubahan
makna dari yang lebih khusus/ sempit
ke yang lebih umum/ luas.
Cakupan makna baru/ sekarang lebih
luas daripada makna lama/ dahulu.
Contoh:
Putra-putri bangsa ini perlu dibekali
keterampilan untuk menghadapi
Perubahan Makna
Penyempitan Makna (Spesialisasi)
Penyempitan makna adalah perubahan
makna dari yang lebih umum/ luas ke
yang lebih khusus/ sempit.
Cakupan makna baru/ sekarang lebih
sempit daripada makna semula/
dahulu.
Contoh:
Karya-karya Andrea Hirata benar-benar
karya sastra yang fenomenal.
Perubahan Makna
Peninggian Makna (Ameliorasi)
Peninggian makna adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru memiliki nilai rasa yang lebih tinggi/ homat/ halus/ baik
dibandingkan dengan makan dahulu/ semula. Contoh:
Ke manakah Bung akan pergi?
Bung Tomo memimpin serangan di Surabaya dengan semangat berkobar-kobar.
Perubahan Makna
Penurunan Makna (Peyorasi)
Penurunan makna adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang halus/
kurang menyenangkan nilainya dibandingkan dengan makna lama/ dahulu.
Contoh:
Bininya sudah hamil delapan bulan.
Perubahan Makna
Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan antara makna lama dengan makna baru.
Makna baru yang diakibatkan adanya asosiasi tersebut menunjukkan makna kias.
Contoh:
Kakak saya memunyai kegemaran memancing. Jangan suka memancing keributan di tempat ini, kawan!
Perubahan Makna
Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indra.
Contoh:
Kata-katanya pedas membuatku ingin marah. Kata-katanya pedas = pendengar perasa
Wajahnya manis seperti bintang film. Wajahnya manis = penglihat perasa
Sinonim dan Antonim
Sinonim adalah beberapa kata yang memunyai arti sama atau hampir sama. Sinonim disebut juga
padanan kata. Para pahlawan gugur sebagai kusuma bangsa Ibunya telah meninggal dunia karena sakit
Sinonim dan Antonim
Antonim adalah
kata-kata yang
berlawanan kata.
Antonim disebut juga
lawan kata.
Bapak Dekat Rendah Ibu Jauh TinggiHomonim
Homonim adalah sebuah kata atau lebih yang ejaan atau lafal sama, tetapi
memiliki makna berbeda. Contoh:
Ke mana pun ia pergi, buku itu selalu dibawanya serta. Jika cuaca dingin,
Homograf, Homofon, dan Homograf-Homofon
Homograf
Homograf adalah sebuah kata atau lebih yang ejaan sama, tetapi
memiliki lafal dan makna berbeda. Contoh: Fani membawa sekeranjang apel. Homofon Homofon adalah sebuah kata yang lebih yang lafal sama, tetapi
memiliki ejaan dan makna berbeda. Contoh:
Bang Dulah, penjual satai itu, berasal dari Madura.
Bank, tempat ayahku bekerja, terletak di Jalan Merdeka.
Homograf-Homofon
Homograf dan Homofon merupakan himonim yang memiliki lafal dan ejaan sama, tetapi memiliki makna berbeda.
Contoh:
Karena terlalu memikirkan nasib anaknya yang
merantau, tubuh ibu tua itu mengurus.
Tanti memang seorang wanita yang pandai mengurus rumah tangganya.
Polisemi
Polisemi adalah satu kata yang memiliki makna lebih dari satu.
Polisemi terjadi karena
perbedaan konteks kalimat. Contoh:
Bung Tomo gugur dalam pertempuran meraih
kemerdekaan.
Karena ibunya kelelahan, anak dalam kandungan itu gugur. Saat ini Eropa sedang musim gugur.
Bunga-bunga itu gugur sebelum sempat berkembang menjadi buah.
Hiponim
Hiponim adalah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinat/ hipernim.
Contoh:
Jeruk, Apel, Mangga, Anggur, dsb.
Homonim dan Hipernim
Hipernim
Hipernim adalah
kata-kata yang tingkat ada di atas kata dan menjadi superordinat. Contoh: