• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekilas tentang Kementerian Pekerjaan Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekilas tentang Kementerian Pekerjaan Umum"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Sekilas tentang Kementerian Pekerjaan Umum

Gambar 4.1 Markas Departemen Pekerjaan Umum

Tanggal 3 Desember merupakan hari yang punya "Makna Khusus" bagi warga Departemen Pekerjaan Umum. Karena pada tanggal tersebut lima puluh tujuh tahun yang lalu terjadi peristiwa bersejarah. Gugur tujuh orang karyawan yang berjuang mempertahankan markas Departemen PU di Kota Bandung yang dikenal sebagai "Gedung Sate". Peristiwa ini kemudian dikenang dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Pekerjaan Umum.

Istilah "Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda

"Openbare Werken" yang pada zaman Hindia Belanda disebut "Waterstaat swerken". Di lingkungan Pusat Pemerintahan dibina oleh Dep. Van Verkeer &

53http:Hpu.go.id/content/show/31, Diakses pada 30 April 2015, Pukul 09:00 wib. 43

(2)

44

Waterstaat (Dep.V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept. Van Guovernements Bedri jven dan Dept. Van BurgewrlijkeOpenbare Werken.

Dep. V dan W dikepalai oleh seorang Direktur,yang membawahi beberapa

Afdelingen dan Diensten sesuai dengan tugas/wewenang Depertemen ini. Yang

meliputi bidang PU (openbare werken) termasuk afdeling Waterstaat,dengan

onder afdelingen. :

1. Lands gebouwen 2. Wegen

3. Irrigatie & Assainering 4. Water Kracht

5. Constructie burreau (untuk jembatan).

Sejak tahun 1945 itu, Pekerjaan Umum (PU) telah sering mengalami perubahan pimpinan dan organisasi,sesuai situasi politik pada waktu itu. Sebagai gambaran garis besar organisasi PUT diuraikan sebagai berikut:

1. Sebelum tentara Belanda masuk ke Yogyakarta Susunan Kemerdekaan PU. Perhubungan dapat dibagi menjadi 8 Jawatan dan 4 Balai.

2. Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan PU RIS dibagi dalam beberapa Departemen dan beberapa Jawatan dan beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari Dep.PU. RIS.

Kementerian Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan 3 Departemen prae federal yaitu :

(3)

1. Departemen Verkeer, Energie dan Mynbouw dulu (kecuali Mynbouw yang masuk dalam kementerian Kemakmuran).

2. Departemen Van Waterstaat di Wederopbouw. 3. Departemen Van Scheepvaart.

Penggabungan dari 3 Departemen dari pemerintahan prae federal dalam satu Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS dianggap perlu, supaya hubungan 3 Departemen tersebut satu dengan lain menjadi sangat erat, terlebih-lebih jika diingat, bahwa untuk pembangunan Negara akan diadakan koordinasi dan rasionalisasi yang baik dan adanya tenaga ahli dan pula untuk melancarkan semua tugas yang dibebankan pada Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS.

Khusus pada permulaan terbentuknya Negara Kesatuan RI, maka susunan Kementerian berbeda sebagai berikut : Dalam masa prolog G 30 S. PKI terjadilah dalam sejarah Pemerintahan RI suatu Kabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet DwiKora atau Kabinet 100 Menteri, dimana pada masa ini dibentuk Koordinator Kementerian. Tidak luput Departemen PUT yang pada masa itu ikut mengalami perubahan organisasi menjadi 5 Dept dibawah Kompartemen PUT Kabinet Dwikora, dipimpin Jenderal Suprajogi. Adapun Kompartemen PUT ketika membawahi, antara lain :

1. Departemen Listrik dan Ketenagaan 2. Departemen Bina Marga

(4)

4. Departemen Pengairan Dasar 5. Departemen Jalan Raya Sumatera

4.1.2 Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum

Visi :

Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025.

Misi :

1. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

2. Menyelenggarakan pengelolaan. SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air.

3. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan. 4. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan

produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.

(5)

5. Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang balk dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang.

6. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman.

7. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.

8. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional.

4.1.3 Tugas dan Fungsi Kementerian Pekerjaan Umum

Tugas :

Sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 08/PRT/M/2010 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas : menyelenggarakan urusan di bidang pekerjaan umum dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

(6)

en 0.0.1rSt Roam MEIN TER WV^PC1....4LNI't.ret id•Letre—S•tftl. Keeter...e. Pew...v.44n a-24, Eke... pm, imentas. 2 asueso sows ma 1.4”....4•1 tarn... 4 J4•414.14 '11,. acs.. ..)1, Reble.eftrad*Wayle. 41, inswokw. ••••••• L En.nrtan••••••••ce. Ottto* N.Vr. 00.60.6 .410.1e. Kesebegon roKev .t P.* 4,;.••••• `-154i•04niea.,..-- ..••••••

Cle•Ilekra. *IV Cl.e.el0 don Ponel•meamet

Orme PrteleiMp. Ono r-- I

Gambar 4.2 Struktur Kementerian Pekerjaan UmumS4

/•h... (.14

•vontwwson

_

Fungsi :

1. Perurnusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pekerjaan umum.

2. Pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum.

3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Um um.

4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pekerjaan Umum di daerah.

5. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

4.1.4 Struktur Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum

48

(7)

4.1.5 Direktorat Jenderal Cipta karya

Visi

Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur yang handal dalam pengembangan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan penyehatan lingkungan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan.

Misi

1. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur) permukiman di perkotaan dan perdesaan dalam rangka mengembangkan permukiman yang layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, aman, tenteram, dan berkelanjutan untuk memperkuat pengembangan wilayah.

2. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman, termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasinya.

3. Melaksanakan pembinaan penataan kawasan perkotaan dan perdesaan serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan.

(8)

50

4. Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh atau nelayan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar dan daerah tertinggal, serta air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.

5. Memperbaiki kerusakan infrastruktur permukiman dan penanggulangan darurat akibat bencana alam dan kerusuhan sosial.

6. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional, serta pengembangan NSPM, dengan menerapkan prinsip good governance.

4.1.6 Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya

Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas merumuskan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Cipta Karya.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 536, Direktorat jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan kebijakan, program & anggaran serta evaluasi kinerja pembangunan bidang Cipta Karya.

2. Pembinaan teknis dan penyusunan NSPM untuk air minum, air limbah, persampahan, drainase, teriminal, apsar danfasos-fasum lainnya.

3. Fasilitas pembangunan dan pengelolaan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan.

4. Pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasi air minum dan sanitasi melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

(9)

Sella standarisasi bidang permukiman, air minum, penyehatan lingkungan permukiman dan tata bangunan.

5. Penyediaan infrastruktur PU bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat.

6. Fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan. 7. Penyediaan infrastruktur permukiman untuk kawasan kumuh atau

nelayan, perdesaan, daerah perbatasan, kawasan terpencil dan pulau-pulau kecil.

8. Penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.

9. Pembinaan teknis dan pengawasan pembangunan bangunan gedung dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara.

10. Penanggulangan darurat dan perbaikan kerusakan

infrastrukturpermukiman akibat bencana alam dan kerusuhan sosial. 11. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal dan permberdayaan

(10)

4.1.7 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Dinektorat Jencierai a* Kuria 52

I

SdadariatDirkiarat Jerk:rat Medea( BanaPeogram atPegembangan Pennukinan DirekloratPertgertrmigan /*Mem DirktoralPengerebenain

Peayehatanlingkeigart Pennidnum Jabatan Fuerernal Kt:Weak

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Direktorat Cipta Karya

4.18 Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara

Subdit Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (Subdit PPGRN) merupakan salah satu dari kelima subdit yang ada di Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan (Direktorat PBL). Subdit lainnya di dalam Direktorat PBL adalah Subdit Perencanaan Teknis, Subdit Wilayah I, Subdit Wilayah II, Subdit Pengelolaan dan Pembinaan Kelembagaan. Direktorat PBL berada di bawah Ditjen Cipta Karya yang dibawahi langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum. Subdit ini terletak di lantai lima gedung Cipta Karya, dima lantai ini dikhususkan untuk Direktorat PBL. Keberadaan Subdit PPGRN sesuai dengan salah saw fungsi Direktorat PBL, yang tertera pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum pasal b 609, yaitu pembinaan teknik, pengawasan teknik,

sshttp://pu.go.id/organisasi/ditjen-cipta-karya/organ isasi, Oiakses pada 30 April 2015, Pukul

(11)

fasilitas serta pembinaan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara termasuk fasilitas bangunan gedung istana kepresidenan. Fungsi yang hampir serupa juga tertuang pada salah satu fungsi utama Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu memelihara barang milik negara.

Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah negara (PPGRN), tidak memiliki visi dan misi. Visi dan misi dicantumkan secara umum pada tingkat Kementerian Pekerjaan Umum. Kemudian, dirinci ke dalam tugas dan fungsi yang dikenakan kepada setiap unit kerja yang berada dalam naungan kementerian tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa tugas dan fungsi bersifat lebih aplikatif dan menjadi pedoman kerja seluruh pegawai. Tugas dan fungsi pejabat struktural dibagi rata kepada staf dan jabatan fungsional di bawahnya.

Keterangan tersebut menunjukan bahwa keberadaan subdit ini sangat penting bagi Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu mendukung salah satu fungsi Kementerian dalam memelihara gedung dan rumah negara sebagai bagian dari barang milik negara.

4.1.9 Tugas clan FungsiSub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara

Subdit Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara mempunyai tugas melaksanakan penyususana kebijakan teknik, pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitas penyelenggaraan bangunan gedung negara termasuk bangunan gedung istana kepresidenan, serta melaksanakan pembinaan pengelolaan rumah negara. Hal ini dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan

(12)

54

Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kententerian Pekerjaan Umum pasal 615.

Selanjutnya pada pasal 616 diuraikan tentang penyelenggaraan fungsi Subdit PPGRN demi melaksanakan tugasnya, sebagai berikut

a. Penyusunan kebijakan teknik, pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitas penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara.

b. Fasilitas penyelenggaraan bangunan gedung istana kepresidenan

c. Pelaksanaan bantuan teknis pembangunan, pemanfaatan dan penghapusan bangunan gedung dan rumah negara

d. Pembinaan pengelolaan rumah negara

Berdasarkan tugas dan fungsi Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN), kegiatan inti mereka memang sesuai dengan nama subdit itu sendiri, yaitu pengurusi rumah dan gedung milik negara. Subdit ini melakukan penyusunan kebijakan hingga pelaksanaan teknis pembangunan.

Struktur Organisasi PBL

sratvocrust canc.anssasa OIREICTORMIT Pasurrann announan awn eincacunGan

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungans6

(13)

4.1.10 Lambang Kementerian Pekerjaan Umum

Gambar 4.5 Lambang atau Logo Kementerian Pekerjaan U mu M57 Keterangan

1. Lambang Departemen PU berlukiskan Baling-baling dengan ketentuan seperti tercantum pada gambar.

2. Warna dasar lambang adalah kuning (kuning kunyit). 3. Warna baling-baling adalah biro kehitam-hitaman. 4. Penggunaan lambang : lihat Manual Tata Persuratan.

Arti Simbolis Lambang Departemen Pekerjaan Umum

1. Baling-baling

Menggambarkan D I N A M I K A Berdaun 3 yang merupakan segitiga berdiri tegak lurus menggambarkan STABILITAS Secara keseluruhan menggambarkan Dinamika yang stabil dan Stabilitas yang dinamis.

2. Bagian daun baling-baling yang mengarah keatas Melambangkan Penciptaan Ruang.

(14)

56

3. Bagian lengkungnya dari daun baling-baling

Memberikan perlindungan untuk ruang kerja tempat tinggal bagi manusia. 4. Bagian daun baling-baling yang mengarah ke kiri dengan bagian

lengkungnya yang telungkup

Menggambarkan penguasaan bumi da alam dan pengusahaan untuk sebesar-besamya kemakmuran rakyat. Garis Horizontal : bentang jalan atau jembatan diatas sungai sebagai usaha untuk pembukaan dan pembinaan daerah.

5. Bagian daun baling-baling yang mengarah ke kanan dengan bagian lengkungnya yang terlentang

Menggambarkan usaha pengendalian dan Penyaluran untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Garis Horizontal : bentang j alan atau jembatan diatas sungai sebagai usaha untuk pembukaan dan pembinaan daerah.

6. Baling-baling dengan 3 daun ini menggambarkan

Tiga unsur kekaryaan Departemen Pekerjaan Umum. Tirta, Wisma (Cipta)dan Marga. Trilogi Departemen Pekerjaan Umum, Bekerja keras, Bergerak cepat, Bertindak tepat.

7. Warna

Tiga unsur kekaryaan Departemen Pekerjaan Umum. Tirta, Wisma (Cipta) dan Marga. Warna kuning sebagai warna dasar melambangkan keagungan yang mengandung arti KeTuhanan Yang Maha Esa, Kedewasaan dan

(15)

Kemakmuran. Warna biru kehitam-hitaman, mengandung arti Keadilan Sosial, Keteguhan hati, Kesetiaan pada tugas dan ketegasan bertindak. Warna yang berbentuk dari warna dasar dan likisan baling-baling membentuk huruf-huruf P.U.

8. Lambang

Menggambarkan fungsi dan peranan Departemen Pekerjaan Umum dalam pembangunan dan Pembinaan prasarana guna memanfaatkan bumi dan air serta kekayaan alam bagi kemakmuran rakyat, berlandaskan Pancasila.58

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Profil Informan

Hasil penelitian diperoleh melalui wawancara sebagai data primer dengan mewawancarai Kasubdit Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN), Pelaksana Harian Rumah Negara, narasumber dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara, dan salah satu perwakilan dari Kementerian yang turut di undang dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara. Wawancara dilakukan denganface to face.

Bapak WK, beliau menjabat sebagai Kasubdit Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN), yang betugas sebagai pemimpin serta orang yang berperan sangat penting dalam sub bidang Rumah Negara dalam mengambil keputusan serta menentukan strategi yang akan dilakukan dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara. Wawancara dilakukan pada 4 Februari 2015.

(16)

58

Bapak AMS, yang menjabat sebagai Pelaksana Harian Rumah Negara yang bertugas menangani segala permasalahan dan kegiatan Rumah Negara. Bapak AMS diwawancarai berkaitan dengan hal pelaksaan kegiatan sosialisasi Rumah Negara dan juga strategi komunikasi yang dilakukan dalam menjalankan kegiatan sosialisasi Rumah Negara tersebut. Wawancara dilakukan pada tanggal 28 Januari 2015.

Wawancara berikutnya dengan narasumber atau pembicara serta pihak konsultasi dalam hal kegiatan sosialisasi Rumah Negara, yaitu dengan Ibu YE, adalah seseorang yang bertugas sebagai Narasumber, dan konsulasi pada kegiatan sosialisasi Rumah Negara yang akan dilakukan oleh Subdit Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) terserbut. Ibu YE diwawancarai karena berkaitan dengan kegiatan sosialisasi dan penerapan strategi dalam penyampaian pesan kepada khalayak di kegiatan sosialisasi Rumah Negara. Wawancara dilakukan pada tanggal 2 Februari 2015.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan para peserta dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara.Bapak SA selaku perwakilan dari Kementerian Luar Negeri, sekaligus beliau aktif dalam pengurusan Rumah Negara di Instansinya. Wawancara dilakukan pada tangal 10 Februari 2015.

Perwakilan dari Departemen Sekretariat Negara, Bapak TA yang juga sampai saat ini masih aktif dalam pengurusan Rumah Negara di Instansinya. Wawancara dilakukan pada tangal 24 April 2015.

(17)

Dan terakhir peneliti melakukan wawancara dengan para peserta sosiliasi Rumah Negara dari Departemen Kejaksaan Agung. Yang di wakilkan oleh Bapak SO, beliau juga sama sampai saat ini ditunjuk masih aktif untuk mewakili dari Instansinya dalam hal pengurusan Rumah Negara. Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2015.

Sub direktorat Pembinaan dan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) ini merupakan Direktorat didalam Direktorat Jenderal Cipta Karya pada Kementerian Pekerjaan Umum yang khusus menangani perihal masalah Rumah Negara. Dalam menjalankan programnya, Sub DirektoratPembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) ini mempunyai tanggung jawab yang besar kepada Negara dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, karena seluruh kegiatan dan permasalahan Rumah Negara langsung ditangani oleh Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) ini.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak WK, sebagai Kasubdit Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) sub bidang Rumah Negara, yang menyatakan bahwa :

"Kegiatan sosialisasi Rumah Negara ini sebenarnya merupakan program kegiatan dari Subdit Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) khususnya sub bidang Rumah Negara, yang pastinya secara langsung menangani seluruh kegiatan, baik mulai dari perencanaan dan pelaksaan kegiatan sosialisasi yang berkaitan dengan Rumah Negara. Dan penyelenggaraan kegiatan sosialisasi Rumah negara tersebut ditnaksudkan untuk dapat memberikan pengetahuan dan informasi serta permasalahan permasalahan terkait pengelolaan Rumah negara Golongan III, hingga pemindah tangan aset kepada Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Tujuan dari

(18)

60

kegiatan sosialisasi Rumah Negara ini sebenarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan Rumah Negara Golongan III, dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang di alamai penghuni Rumah Negara. "59

Pernyataan ini juga ditegaskan oleh Bapak AMS, sebagai Pelaksana Harian Rumah Negara, yang mengatakan bahwa :

"Sub bidang Rumah Negara bertugas dalam mengkoordinasikan kegiatan sosialisasi yang berkaitan dengan informasi dalam pengurusan Rumah Negara dan juga permasalahan Rumah Negara yang telah dialami oleh Penghuni Rumah Negara tersebut. "60

Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai suatu tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama harus memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak dan lain sebagainya. Sub bidang Rumah Negara bertanggung jawab dalam membuat kebijakan dan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi guna untuk menciptakan tertib pengurusan Rumah Negara.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak WK pada saat wawancara, yang menyatakan bahwa :

"Dalam melakukan kegiatan sosialisasi perlu adanya strategi komunikasi, seperti suatu taktik atau cara terencana yang dilakukan untuk suatu tujuan agar mencapai target yang telah ditentukan, serta informasi yang akan disampaikan nantinya dapat diterima dengan jelas serta efektil "61

Pernyataan selanjutnya dijelaskan oleh Bapak AMS, bahwa :

ss WK, wawancara dilakukan Pada Tanggal 4 Februari 2015

60

AMS, wawancara dilakukan Pada Tanggal 28 Januari 2015

(19)

"Sub bidang Rumah Negara berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dari kegiatan sosialisasi Rumah Negara. Perencanaan yang matang akan memberi dampak pelaksanaan sosialisasi yang sukses dan nantinya akan berpengaruh dengan evaluasi yang akan dilakukan dari kegiatan sosialisasi tersebut".62

Menurut Bapak TA yang dimaksud strategi komunikasi yaitu :

"Menurut saya, strategi itu suatu cara yang sudah terencana, yang dilakukan untuk tujuan agar mencapai target yang di tentukan, dan dibutuhkan komunikasi dalam berinteraksi.63

Dalam menjalankan kegiatan sosialisasi Rumah Negara, ada beberapa langkah perumusan strategi komunikasi yang dilakukan oleh sub bidang Rumah Negara, langkah-langkah perumusan strategi komunikasi yang dilakukan adalah mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode dan seleksi penggunaan media. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak WK, bahwa :

"Langkah-langkah strategi komunikasi dalam melakukan kegiatan sosialisasi Rumah Negara, yang saya tahu seperti, siapa khalayak sasaran yang akan diundang, selanjutnya dilakukan penyusunan pesan yang baik dan efektif, kemudian metode yang kami gunakan, serta yang terakhir adalah pemilihan media yang tepat.".64

4.2.2

Strategi pengenalan khalayak dalam sosialisasi Rumah Negara

Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan organisasi, baik secara internal maupun ekstemal. Mengenal khalayak haruslah merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha komunikasi yang efekif. Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak

62 A_ _...

ms, wawancara dilakukan Pada Tanggal 28 Januari 2015

63 TA, wawancara dilakukan Pada Tanggal 24 April 2015 64

(20)

62

mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tak mungkin berlangsung, karena itu untuk berlangsungnya komunikasi agar dapat mencapai hasil yang efektif, maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metode dan media.

Langkah ini telah dipahami dengan jelas dan telah dilakukan dengan baik oleh sub bidang Rumah Negara. Hal ini terlihat dengan jelas pada khalayak yang dipilih untuk diundang dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara, sesuai dengan pernyataan Bapak AMS, yang mengatakan bahwa :

"Khalayak yang diundang dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara ini adalah perwakilan dari setiap Departemen yang ada diwilayah Jakarta, peserta yang hadir harus dengan membawa daftar dan dokumen Rumah negara Golongan III. "63

Terkait dengan khalayak yang di undang dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara ini, lebih lanjut di jelaskan oleh Bapak AMS, sebagai berikut :

"Cara kami mengundang peserta dalam kegiatan ini adalah dengan mengirim fax, surat resmi serta undangan form konfirmasi kehadiran peserta kepada Departemen yang ada di Jakarta. Dan form inilah yang nantinya di fax kembali ke kami, Agar kami bisa mendata siapa Baja peserta yang bersedia hadir mengikuti kegiatan sosialisasi Rumah Negara Golongan III".66

Terkadang dalam suatu kegiatan ada kendala dalam mengundang peserta, seperti yang di ungkapkan Bapak AMS, Sebagai berikut :

"Kendala yang kami alami dalam mengundang peserta dalam kegiatan sosialisasi ini yah seperti, kurangnya data nomor telepone yang bisa dihubungi ke semua Kementerian dan lembaga

es

AMS, wawancara dilakukan Pada Tanggal 28 Januari 2015

se

(21)

Pemerintah yang ada di Jakarta, sehingga kami harus menghubungi pihak 108 untuk mendapatkan nomor telepone yang bisa dihubungi dan terkadang nomor telepone yang sudah di berikan tidak diangkat sehingga kami harus mencoba berulang kali dari hari ke hari, dan pasti akan memakan waktu yang cukup lama, tujuan kami adalah agar peserta yang di undang turut hadir dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara Golongan III ini, karena mengingat acara ini penting sekali bagi setiap Kementerian atau Departemen dan lembaga Pemerintah lainnya yang tentunya mempunyai cakupan Rumah Dinas, agar pengelolaan Rumah Negara dapat berjalan secara tertib ".67

Bapak SO menyampaikan bahwa :

"Khalayak atau sasaran peserta yang diundang dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara kebayakan yang hadir adalah staf Biro umum dari perwakilan Departemen yang ada di Jakarta, hal ini disebabkan karena memang belum ada staf khusus untuk menangani pengurusan Rumah Negara, jadi biasanya memang surat akan tertuju ice biro umum. Karena biro umum menangani semua surat yang bersifat umum, tapi pasti ada yang ditunjuk beberapa orang yang akan mengurus Rumah Negara biasanya mengurus Rumah Negara untuk para pejabat Instansi.68

Pengenalan khalayak dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara Golongan III yang dilakukan oleh Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara ini, ditujukan kepada perwakilan dari setiap Kementerian atau Departemen yang ada di Jakarta, agar terselenggaranya kegiatan sosialisasi ini mempunyai pemahaman yang sama tentang pentingnya Pengelolaan Rumah Negara Golongan III.

4.2.3 Strategi penyusunan pesan dalam sosialisasi Rumah Negara

Setelah mengenal khalayak, maka langkah selanjutnya dalam merumuskan strategi adalah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat dalam

67AMS, wawancara dilakukan Pada Tanggal 28 Januar' 2015 68 SO, wawancara dilakukan Pada Tanggal 24 April 2015

(22)

64

mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut adalah mampu membangkitkan perhatian. Perhatian adalah pengamanan yang terpusat, dengan demikian awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi, adalah bangkitnya perhatian khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

Berkaitan dengan penyusunan pesan, dijelaskan lebih lanjut oleh Bapak AMS bahwa :

"Kegiatan sosialisasi Rumah Negara Golongan III ini mencakup penyampaian materi tentang kebijakan pengelolaan Rumah Negara yaitu :

a. PP No. 40 Tahun 1994, yaitu mengenai pengadaan, penghunian, pengelolaan dan pengalihan status dan hak atas rumah negara.

b. Pepres No. 11 Tahun 2008, yaitu mengenai tata cara pengadaan, penetapan status, pengalihan status, dan pengalihan hak atas rumah negara.

c. Permen PU No. 22/PRT/M/2008, yaitu pedoman teknis pengadaan, pendaftaran, penetapan status penghunian, pengalihan status, dan pengalihan hal atas rumah negara".69

Dan Ibu YE menambahkan bahwa :

"Agar materi yang di sampaikan berjalan efektif biasanya kami menyiapkan materi di dalam flashdisk dan slide fotocopy bagi masing-masing peserta agar tujuannya para peserta dapat memahami betul isi materi yang disampaikan dan nantinya dapat berinteraksi langsung dengan tanya jawab jika ada hal-hal yang kurang paham. Penampilan materi dalam bentuk slide yang akan dipresentasikan juga haruslah sebisa mungkin agar dibuat menarik supaya para peserta tidak bosan".7°

69

AMS, wawancara dilakukan Pada Tanggal 28 Januari 2015

(23)

Menurut tanggapan dari perwakilan Departemen Luar Negeri, Bapak SA, mengatakan bahwa :

"Penyampaian materi dan isi pesan yang disampaikan kepada para peserta kegiatan sosilaisasi Rumah negara, sudah cukup balk dan efesien, terbukti ketika selama acara kegiatan berlangsung hampir dari semua para peserta tidak ada yang terlihat mengantuk datau merasa bosan".71

Bapak TA menambahkan pernyataan bahwa:

"Pertama kali saya melakukan daftar absen kegiatan sosialisasi saya diberikan satu goodiebag yang isinya buku agenda Rumah Negara, buku peraturan Rumah Negara, satu flashdisk dan lembaran fotocopy slide yang nanti akan tayang yang akan dijelaskan oleh narasumber. Menurut saya itu semua sudah cukup

efektir .

72

Dalam melakukan kegiatan sosialisasi Rumah Negara Sub DirektoratPembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) selalu melakukan penyusunan pesan yang efektif agar mudah dipahami dan dimengerti, dengan menggunakan bahasa komunikasi yang ringan dan tidak membosankan ketika penyampaian materi telah dilakukan.

4.2.4 Strategi penetapan metode dalam sosialisasi Rumah Negara

Dalam penyusunan strategi penetapan metode merupakan langkah penting, agar pesan yang sudah disampaikan dengan baik kepada khalayak dalam hal ini adalah peserta kegiatan sosialisasi Rumah Negara. Ada beberapa metode yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, antara lain: metode informatif, edukatif serta persuasif.

71 SA, wawancara dilakukan Pada Tanggal 10 Februari 2015 72

(24)

66

Sub DirektoratPembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN), dalam menetapkan metode kegiatan sosialisasi Rumah Negara, seperti yang diungkapkan oleh Bapak AMS :

"Jika dilihat dari bentuk isi pesannya, metode yang digunakan adalah :

a. Informatif dan edukatif

Kami memberikan informasi atau penerangan yang berkaitan dengan sosialisasi Rumah Negara, melalui fakta-fakta, data-data yang benar, serta pengalaman, sehingga hal ini akan mempermudah penyampaian dan penerimaan pesan, hal ini selalu kami lakukan dalam setiap kegiatan sosialisasi Rumah Negara.

b. Persuasif

Kami juga melakukan kegiatan workshop Rumah Negara, pelatihan yang telah diberikan oleh Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) ini diharapkan dari pihak Dinas di luar Jabodetabek dan Departemen atau lembaga Pemerintahan yang ada di Jakarta ikut serta memberikan informasi mengenai pengelolaan Rumah Negara serta membujuk para penghuni Rumah Negara untuk tertib administrasi prosedur pengelolaan Rumah Negara.

c.Cursif yang dimunculkan dalam bentuk peraturan dari Presiden, Menteri, serta Pemerintandalam usaha mempengaruhi khalayak". 73

Dan ibu YE menambahkan juga bahwa :

"Metode pengulangan dari isi pesan itu sendiri, sosialisasi ini kami rasa telah sesuai dan mendapat tanggapan yang positif dari pihak-pihak yang telah kami sosialisasikan" 74

Menurut Bapak SA bahwa :

"Metode yang telah digunakan menurut saya sudah cukup baik karena semua cakupan metode yang telah dipakai oleh Sub DirektoratPembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN)mempunyai masing-masing kelebihan tersendiri dalam

73 AMS, wawancara dilakukan Pada Tanggal 28 Januari 2015 74 YE, wawancara dilakukan Pada Tanggal 2 Februari 2015

(25)

penyampaian pesannya. Apalagi jika sudah ada buku pedoman tentang peraturan Rumah Negara, Jadi memudahkan bagi kami untuk mengetahui lebih jelas tentang peraturan Rumah Negara".75

Dan Bapak SO menambahkan juga bahwa :

"Para narasumber pada saat menyampaikan pesan atau materi, selalu berulang-ulang mengatakan akan hal tertib adminitrasi agar memudahkan Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara dalam meneliti berkas yang akan di proses nantinya untuk perihal Rumah Negara yang akan didaftarkan menjadi Rumah Negara Golongan 111".76

Menurut Bapak TA mengatakan :

"Pengulangan kata-kata yang disampaikan menurut saya menjadi sesuatu yang akan selalu diingat, seperti peraturan peraturan yang disampaikan dan adanya buku peraturan menjadi pedoman dalam hal pengurusan Rumah Negara, karena memang selama ini banyak yang masih salah persepsi tentang pengurusan Rumah Negara. "77

Dalam melakukan kegiatan sosialisasi Rumah Negara selalu menggunakan metode tersebut. hal ini dilakukan agar dapat tepat sasaran dan efektif.

4.2.5 Strategi pemilihan media dalam sosialisasi Rumah Negara

Penggunaan media sebagai alat penyalur ide, dalam mempengaruhi kahalayak adalah suatu hal yang merupakan keharusan, sebab media dapat menjangkau khalayak yang cukup besar. Media merupakan alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks. Penggunaan media juga harus selektif, dengan kata lain penggunaan media harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak. Justru itu selain kita harus berfikir dalam jalinan faktor-faktor

75 SA, wawancara dilakukan Pada Tanggal 10 Februari 2015 76 SO , wawancara dilakukan Pada Tanggal 24 April 2015 77 TA, wawancara dilakukan Pada Tanggal 24 April 2015

(26)

68

komunikasi sendiri juga hams dalam hubungannya dengan situasi sosial psikologis, harus diperhitungkan pula. Hal ini, karena masing-masing medium tersebut mempunyai kemampuan dan kelemahan tersendiri sebagai alat media.

Dalam sosialisasinya Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN), penyampaian pesan dilakukan dengan 3 cara yaitu :

a. Komunikasi tatap muka (face to face communications), dilakukan apabila mengharapkan perubahan tingkah laku.

b. Komunikasi bermedia (mediated communications), digunakan untuk memberikan informasi kepada khalayak melalui media.

c. Komunikasi media online (media internet online), digunakan untuk mengakses situs Rumah Negara.

Dalam melakukan sosialisasi Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) menggunakan berbagai media, seperti yang diungkapkan oleh Bapak AMS bahwa :

"Dalam melakukan sosialisasi mengenai Rumah Negara, kami menggunakan berbagai jenis media seperti spanduk brosur, buku panduan peraturan Rumah Negara. Media utama yang kami gunakan adalah buku panduan peraturan Rumah Negara. Hal ini dikarenakan, buku panduan peraturan Rumah Negaracukup efektif dan mencakup semua informasi yang dibutuhkan khalayak atau penghuni Rumah Negara". 78

Lebih lanjut Ibu YE menambahkan penryataan tersebut bahwa :

"Sebagai tambahan dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara kami juga biasanya memasang spanduk dan juga menggunakan media elektronik seperti website Rumah Negara di

W ciptakaryap u. go. id/rng3 Namun tetaplah, bahwa dasar

(27)

utama media yang kami pakai memang dari buku panduan peraturan Rumah Negara" .7

Bapak SA mengatakan bahwa :

"Adanya media brosur tentang pengurusan Rumah Negara, lalu buku peraturan Rumah Negara, dan juga website Rumah Negara, sebenarnya itu sangat membantu kita semua dalam hal proses pengurusan Rumah Negara yang benar "

.80

Bapak TA juga mengomentari hal yang sama seperti :

"Kalau dulu belum ada situs resmi Rumah Negara, kami selalu datang ke loket Rumah Negara untuk mendapatkan informasi dan persyaratan pengurusan Rumah Negara, namun sekarang semenjak adanya website Rumah Negara, kami jadi lebih mudah mendapatkan informasi tentang pengurusan Rumah Negara "8 1 . Bapak SO mengatakan bahwa :

"Sepertinya memang buku peraturan Rumah Negara adalah pedoman dari Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN) dalam hal menjawab surat-surat yang masuk dan permasalahan-permasalahan yang tidak sesuai dalam proses pengurusan Rumah Negara dan cenderung memang yang pali efektif". "2

Dalam seleksi dan penggunaan media untuk melakukan kegiatan sosialisasi Rumah Negara, penyampaian pesan yang digunakan adalah melakukan tatap muka langsung atau face to face, dan menggunakan berbagai jenis media sebagai alat sosialisasi. Namun media yang terutama digunakan selama ini adalah buku panduan peraturan Rumah Negara, dikarenakan media tersebut efektif dalam informasi pengelolaan Rumah Negara. Selain media tersebut sebagai tambahan

79 YE, wawancara dilakukan Pada Tanggal 2 Februari 2015 80 SA, wawancara dilakukan Pada Tanggal 10 Februari 2015 81

TA, wawancara dilakukan Pada Tanggal 24 April 2015

(28)

70

media pendukung adalah menggunakan media spanduk dan media elektronik berupa website Rumah Negara.

4.3 Pembahasan

Pada sub bab ini, peneliti melanjutkan kepada tahap pembahasan penelitian yang telah dilakukan peneliti yang mengacu pada teori mengenai strategi komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi Rumah Negara.

Agar sebuah kegiatan bisa diketahui dan dipahami oleh masyarakat, maka kegiatan tersebut terlebih dahulu disosialisasikan atau diperkenalkan kepada masyarakat atau khalayak sasaran kegiatan, Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara komunikasi. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari komunikasi yaitu komunikasi berfungsi menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan perilaku.

Berdasarakan penelitian yang telah dilakukan jelas bahwa komunikasi merupakan hal terpenting dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu strategi. Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara (PPGRN), melakukan kegiatan sosialisasi dengan komunikasi kepada khalayak sasaran dengan penyampaian pesan berupa isi materi peraturan pengelolaan Rumah Negara. Dalam hal ini terdapat transfer informasi atau pesan dengan tujuan utama agar para penghuni Rumah Negara mengerti tentang pengelolaan Rumah Negara dengan baik dan benar sesuai prosedur peraturannya. Rosady Ruslan menjelaskan proses komunikasi dapat diartikan sebagai "transfer informasi" atau pesan-pesan

(29)

sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya persamaan persepsi antara kedua belah pihak.

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, dimana dalam penyampaian informasi tersebut, terjadi sebuah proses komunikasi yang mana terdapat komunikan, komunikator, pesan, media, feedback, dan efek. Dalam penelitian ini yang menjadi komunikator adalah Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, dan komunikannya adalah perwakilan dari setiap Departemen yang ada di Jakarta, informasi yang akan disampaikan berupa informasi tentang peraturan Rumah Negara dengan berbagai media contolmya media online yaitu website Rumah Negara, dan komunikasi media seperti buku peraturan Rumah Negara, sehingga tercapailah tujuan dari sosialisasi tersebut.

Dalam melakukan suatu kegiatan komunikasi maka diperlukan suatu kajian humas. Humas merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi, dimana dalam kegiatannyaterdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara organisasi atau lembaga, Departemen dan Instansi lainnya dengan publiknya. Fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal, dalam rangka menanam pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya untuk menciptakan iklim pendapat yang menguntungkan organisasi.

Salah satu fungsi humas adalah dapat merumuskan strategi komunikasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan, diketahui bahwa

(30)

72

dalam Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, tidak terdapat bagian khusus humas, akan tetapi fungsi dan peran humas sendiri telah dilakukan secara baik oleh Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, dengan merumuskan dan merencanakan strategi komunikasi dalam menjalankan kegiatan sosialisasi Rumah Negara.

Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara sangat memahami dengan jelas bahwa agar kegiatan sosialisasi Rumah Negara akan dapat berjalan efektif dan efisien maka diperlukan suatu strategi komunikasi yang tepat. Tujuan dari strategi komunikasi dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara ini agar para penghuni Rumah Negara mengerti akan pesan yang telah disosialisasikan sehingga menumbuhkan motivasi untuk berperilaku positif dan ikut berpartisipasi dalam pengelolaan Rumah Negara dengan tertib. Strategi komunikasi yang dilakukan ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Onong U. Effendy di dalam bukunya, yaitu suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arahnya saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Sedangkan Arifin memperkuat definisi strategi komunikasi sebagai perpaduan antara perencanaan komunikasi dan komunikasi manajemen untuk mencapai tujuan, dimana pendekatannya dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui pula bahwa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi Rumah Negara, Sub Direktorat

(31)

Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara melakukan langkah-langkah perumusan strategi komunikasi yaitu mengenal khalayak, penyusunan pesan, pemilihan metode serta selekasi penggunaan media. Langkah-langkah perumusan strategi komunikasi yang telah dilakukan ini sama dengan apa yang dikemukakan oleh Anwar Arifin di dalam bukunya. Menurut Anwar Arifin ada empat langkah dalam melakukan strategi komunikasi yaitu mengenal khalayak, penyusunan pesan, pemilihan metode serta seleksi penggunaan media.

Melihat kondisi banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan Rumah Negara ini, khususnya area Jakarta yang mempunyai fasilitas Rumah Dinas terbanyak dari daerah-daerah lainnya, maka khalayak atau sasaran tujuan nya yaitu kepada perwakilan dari setiap departemen atau lembaga Pemerintah yang ada di Jakarta. Seperti yang sudah diutarakan dalam wawancara sebelumnya bahwa, tujuan kegiatan sosialiasi Rumah Negara ini agar semua departemen atau lembaga Pemerintah yaitu menyamakan persepsi dan memahami secara mendalam tentang tata cara pengelolaan Rumah Negara berdasarkan buku peraturan Rumah Negara.

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi di atas, Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara melakukan langkah-langkah perumusan dan perencanaan startegi komunikasi sebagai berikut :

Pengenalan khalayak dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara yang dilakukan oleh Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara ditujukan kepada seluruh perwakilan Departemen yang ada di Jakarta, agar seluruh perwakilan tersebut dapat mendukung dan ikut berpartisipasi dalam

(32)

74

pelaksaan kegiatan Rumah Negara. Kegiatan sosialisasi Rumah Negara yang dilakukan pada hari Rabu, 5 Maret 2014 dimulai pukul 08:00 wib sampai dengan selesai, dan dilakukan di Ruang Pendopo Kementerian Pekerjaan Umum, tepatnya di Jalan Pattimura Nomor 20, Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara ini, Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara turut mengundang 66 perwakilan Departemen atau instansi Lembaga yang ada di Jakarta.

Menyusun pesan dalam kegiatan sosialisasi merupakan langkah strategi komunikasi yang diambil oleh Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, setelah melakukan langkah mengenal khalayak. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut adalah mampu membangkitkan perhatian. Suatu komunikasi dapat efektif jika pesan-pesan yang disampaikan mampu membangkitkan perhatian dari khalayak. Dalam melakukan kegiatan sosialisasi Rumah Negara, Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara membungkus rangkaian materi yang akan dipersentasikan ke dalam flashdisk dan memfotocopy slide tentang peraturan rumah Negara yang tujuannya agar komunikasi dapat berjalan efektif.

Langkah strategi komunikasi selanjutnya yang dilakukan Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara dalam melakukan kegiatan sosialisasi Rumah Negara adalah menetapkan metode. Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara selalu menggunakan metode yang sama yaitu dengan cara mengulang-ulang pesan kepada khalayak, memahami dan meneliti permasalahan Rumah Negara dan memberikan informasi tentang

(33)

peraturan Rumah Negara dan diharapkan perwakilan dan setiap departemen atau lembaga Pemerintah yang ada di Jakarta dapat menyampaikan informasi dan mengedukasikan kepada penghuni Rumah Negara terkait pengelolaan Rumah Negara secara baik. Informasi yang disampaikan melakukan teknik informatif dimana khalayak diberikan informasi Rumah negara dalam bentuk isi pesan tertentu, teknik persuasif dimana khalayak digugah baik pikiran maupun perasaannya dengan mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk, selanjutnya teknik edukatif dimana mendidik khalayak dengan memberikan ide melalui fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan dari segi kebenaran, dan yang terakhir adalah menggunakan teknik cursif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, yaitu dalam bentuk peraturan Pemerintah.

Seleksi penggunaan media untuk melakukan sosialisasi adalah langkah strategi komunikasi yang terakhir yang harus dilakukan. Pemilihan media yang tepat berfungsi untuk mendukung maksud atau isi makna dan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan, sehingga kegiatan komunikasi dapat diterima oleh khalayak. Penggunaan media sebagai alat penyalur ide, dalam rangka merebut pengaruh khalayak adalah suatu hal yang merupakan keharusan, sebab media dapat menjangkau khalayak yang cukup besar. Media juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks. Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarakan, penggunaan media juga hams selektif, dalam arti penggunaan media hams disesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak. hal ini dikarenakan masing-masing medium tersebut mempunyai

(34)

76

kemampuan dan kelemahan tersendiri sebagai alat penyampaian pesan. Untuk melakukan kegiatan sosialisasi Rumah Negara menggunakan berbagai jenis media sebagai alat sosialisasi. Media komunikasi tatap muka atau face to face, komunikasi media seperti buku peraturan Rrumah Negara, Dan komunikasi media online seperti website Rumah Negara.

Dalam kegiatan sosialisasi Rumah Negara yang dilakukan oleh Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara, diketahui bahwa perumusan strategi komunikasi yang telah dilakukan oleh Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan gedung dan Rumah Negara dalam menjalankan kegiatan sosialisasi Rumah Negara telah dilakukan dengan cukup baik dan telah dapat diterima oleh perwakilan dari setiap Departemen yang ada di Jakarta. Hal ini terlihat dari tanggapan positif dari perwakilan-perwakilan Departemen yang hadir di kegiatan sosialisasi Rumah Negara tersebut, dimana khalayak yang disosialisasikan secara langsung ikut berperan dan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan.

Adapun hambatan dalam pelaksanaan sosialisasi hanya berupa ketika mengkonfirmasi peserta yang dilakukan melalui menghubungi nomor telepon Departemen yang ada di Jakarta, dan respon yang agak lambat dari peserta sosialisasi Rumah Negara, namun itu semua masih dapat diatasi. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini pelaksanaan kegiatan sosialisasi Rumah Negara yang dilakukan dan dilaksanakan denganbaik dan tepat sasaran guna menciptakan tertib adminitrasi pengelolaan Rumah Negara.

Gambar

Gambar 4.1 Markas Departemen Pekerjaan Umum
Gambar 4.2 Struktur Kementerian Pekerjaan UmumS4
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Direktorat Cipta Karya
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungans6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tahap 3.. Berdasarkan penuturan dari salah seorang pihak desa, tidak adanya bantuan langsung dari pemerintah maupun desa, disebabkan oleh status lahan yang

Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap penipuan iklan perumahan yang merugikan konsumen dalam penelitian ini dikelompokkan pada proses pelaksanaan penyelesaian kasus

Pihak yang bertikai pun tidak semuanya berkonflik ada juga dari mereka yang berupaya merendam konflik, salah satunya para ketua dari kelompok-kelompok pendukung persib,

Namum sejauh ini, dalam penegakan hukum di dalam masyarakat adat Aceh, masih terdapat kendala-kedala yang dihadapi, sehingga proses pembangunan hukum adat di Indonesia, khususnya di

KEEMPAT : Taman di Perairan Teluk Moramo di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana dimaksud diktum KETIGA dengan batas koordinat sebagaimana tercantum dalam

Oleh karena itu, yang akan dilakukan judul penelitiannya adalah “Pengelolaan Evaluasi Pembelajaran oleh Kepala Madrasah dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di

Pengaruh biaya kualitas terhadap laba bersih di PT PINDAD (Persero ) di Divisi Tempa dan Cor dalam kurun waktu tahun 2002 sampai dengan 2009 adalah sebesar 78%, artinya

Akan tetapi pada generator sinkron yang dipergunakan untuk pembangkitan dengan kapasitas besar, belitan atau kumparan jangkar ditempatkan pada stator sedangkan belitan