• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Media massa dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintas jarak, waktu, bahkan tingkatan sosial dalam suatu masyarakat. Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan respon dan kepercayaan masyarakat.

Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang disajikan oleh media massa. (Sobur, 2004:162)

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokok media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan respon seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal yang dapat memberikan landasan kognitif baru, bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Kehadiran media massa merupakan gejala awal yang menandai kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Hal ini dapat dilihat melalui meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap berbagai bentuk media massa dan bermunculan media baru yang menawarkan banyak pilihan pada khalayaknya, yang pada akhirnya akan menimbulkan ketergantungan masyarakat pada media elektronik tersebut.

Komunikasi dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan media massa. Media massa tersebut adalah pers, radio, televisi, film dan lain-lain. Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan bahkan termasuk media massa elektronik, radio, siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam pengertian sempit, hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, tabloid, dan buletin kantor berita (Effendy, 1993 : 145).

(2)

Media televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui perubahan, serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain mulai dari film, berita, hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandingkan dengan media massa yang lain, televisilah yang paling efektif dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Sebagai media massa yang muncul belakangan dibanding media cetak, televisi baru berperan selama tiga puluh tahun. Televisi ini sendiri lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, serta rekaman suara. Terlepas dari semua itu, pada kenyataannya media televisi dapat dibahas secara mendalam baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya (Kuswandi, 1996 : 6).

Hal ini dikarenakan selain mengeluarkan suara, televisi juga menampilkan gambar, sehingga informasi yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti. Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak terlepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Televisi disini menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang sudah terlanjur mengetahui dan merasakannya, baik pengaruh yang positif ataupun pengaruh yang negatif (Effendy, 1996 : 122).

Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi di bandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi dapat menjadi cermin berlaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morissan, 2004 : 1).

Selain itu televisi juga memiliki kelebihan dan kekuatan sendiri.Kelebihan dari media televisi adalah paket acaranya yang mampu membuka wawasan berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan masyarakat.Sedangkan kekuatan dari media televisi adalah menguasai jarak dan ruang, dapat menjangkau massa dalam jumlah besar, nilai aktualitas yang cepat, daya rangsang pemirsanya yang cukup tinggi, serta menyampaikan informasi dengan lebih singkat,

(3)

jelas, dan sistematis. Mengingat kemampuan televisi dalam menguasai jarak secara geografis dan sosiografis, maka televisi dapat memberikan pengaruh yang lebih besar pada khalayak disbanding dengan radio dan surat kabar(Kuswandi, 1996 : 94). Setiap individu memiliki media yang sesuai dengan kebutuhan mereka, hal ini sekaligus menentang gagasan audience pasif dan bergantung pada sejumlah asumsi.Satu diantaranya adalah bahwa anggota audience secara individual, dalam ukuran tertentu memilih secara sadar dan termotivasi diantara berbagai pokok isi. Ada berbagai versi pendekatan yang berbeda, dan berbagai rumusan teori yang mendasarinya (McQuail dan Gurevitch, 1991 : 216).

Setiap umat beragama membutuhkan cara yang dapat menambah wawasan mereka terhadap kepercayaan yang mereka yakini, yaitu program acara kerohanian yang tentunya dapat mendekatkan diri mereka terhadap Sang Pencipta. Suksesnya sebuah program acara tergantung pada kemasan dalam penyajiannya.Terkadangmedia televisi merefleksikan sebuah fenomena rohani dalam ilustrasi sebuah program acara. Tetapi seringkali kita menyangsikan penyajian dalam bentuk program religi, dengan menghadirkan nama sumber ahli.

Tayangan program religiIslam Itu Indah TRANSTVadalah salah satu program acaratalk show kerohanian bagi umat muslim, yang diistilahkan sebagai sebuah program religi. Acara ini ditayangkan setiap hari pada pukul 05:30 WIB, dengan topik & tema yang berbeda-beda mengenai agama Islam.Selain itu, dalam acara ini biasanya selalu dihadiri oleh organisasi dari Ibu Majelis Ta’lim dari berbagai daerah, serta bintang tamu dari kalangan selebriti sebagai pendengar dakwah.Di sela-sela acara, juga diadakan sesi interaktif dimana pemirsa yang hadir di studio dapat berinteraksi secara langsung dengan narasumber.

Dengan intonasi dan gerakan khas, Ustadz M. Nur Maulana menyapa jemaahnya di acara, dengan “Jamaah oh jamaah”.Panggilan yang tengah populer dan identik dengan ustadz asal Makassar tersebut, sering ditiru dan diucapkan oleh anak-anak, sampai dengan

(4)

remaja.TRANSTV tidak mempermasalahkan gaya ceramah Nur Maulana, tetapi justru dianggap bisa menciptakan suasana santai dan tidak monoton, karena selama ini penceramah di Indonesia terkesan kaku, monoton, dan menggurui. Program Islam Itu Indah ingin memberikan sesuatu yang berbeda dalam berdakwah. Lewat acara Islam Itu Indah dapat menyuguhkan sesuatu yang baru, ringan, dan segar di dalam dunia dakwah(Sunka Ferry, produser Islam Itu Indah).

Topik yang diangkat dalam acara ini selalu berbeda setiap harinya, namun tetap dalam koridor kehidupan Islami.Misalnya tentang kehidupan sosial, politik, ekonomi dan kehidupan pribadi dalam perspektif Islam.Namun yang paling banyak di kupas dalam acara tersebut adalah mengenai kehidupan sosial.Bagaimana seharusnya seorang muslim bergaul dengan lingkungan sekitar, keluarga, bahkankonsep terhadap dirinya sendiri. Program acara Islam Itu Indah banyak mengambil hati para pemirsa, khususnya kalangan pemuda, terbukti dengan account facebook dari program acara ini yang mendapatkan apresiasisebanyak 12.373 dari pengguna account facebooklain, dengan menjadi anggotanya. Account facebook Islam Itu Indah memiliki jumlah anggota terbanyak, dibandingkan program religi serupa (www.facebook.com/islamituindah).

Bicara mengenai program religi, prestasi gemilang telah dicetak oleh program acara Islam Itu Indah. Program TRANSTV ini berada di peringkat 15, dengan TVR 2,8 dan share 30,3. Hasilnya, Islam Itu Indah memperoleh rating cukup bagus dengan share 22 tertinggi untuk acara sejenis.Artinya, pada jam tayangnyahampir 1/3 penonton TV menyaksikan acara yang mempopulerkan Ustadz Muhammad Nur Maulana. Bukan jumlah yang sedikit, mengingat Indonesia memiliki total 11 TV nasional.Popularitas Nur Maulana pun melambung tinggi.Jadwal ceramah ustadz tersebut sudah penuh hingga Januari 2012 (http://www.tabloidbintang.com).

Sejak pertengahan November 2011, tabloid bintang mengundang

(5)

http://www.tabloidbintang.com/reportrattinguntuk mengisi salah satu polling. Dalam polling tersebut, pengunjung dihimbau untuk memilih 25 acara TV yang populer menurut pengunjung yang bersangkutan.Dalam hal ini, tidak dibedakan sinetron atau tayangan talk show; acara yang baru tayang tahun ini, atau sudah ada sejak beberapa tahun lalu; buatan anak negeri maupun serial asing; untuk anak-anak atau dewasa. Hasilnya setelah lebih dari sebulan, ada ribuan pengunjung yang berpartisipasi mengisi polling. Hingga vottingnya kami tutup terdapat 27.049 pengunjung yang mengisi polling.

Hasil polling terakhir yang telah ditutup per 23 Desember 2011, yang diurutkan berdasarkan peringkat, program talk showreligi Islam Itu Indah (TRANSTV) dipilih sebanyak 86 orang menempati urutan ke-20. Walaupun berada di urutan ke-20, akan tetapi program religi Islam Itu Indah masuk ke dalam program acara talk show berkonsep Islami satu-satunya yang difavoritkan, maka peneliti tertarik untuk meneliti program religi IslamItu Indah, dengan motif apa yang mendasari mahasiswa KMIS Universitas Kristen Satya Wacana dalam menonton program religiIslam Itu Indah yang ditayangkan oleh TRANSTV setiap pagi pukul 05:30 WIB, yakni motif yang mendasari mahasiswa KMIS memilih untuk menonton acara tersebut dari pada program acara Islami lain yang juga menawarkan hal serupa. Tentunya motivasi tersebut muncul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.

Kemudian, berdasarkan data AGB Nielsen Media Research, program religi yang tayang pada prime time (06:00 – 10:00 WIB), penonton dapat menghabiskan rata-rata 51 menit untuk program religi yang berdurasi selama 1 jam periode 1-24 Juni 2011 dengan populasi sebanyak 3.108.575 orang di wilayah Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin. Dari hasil survey, terhadap kota-kota tersebut diperoleh bahwa program religi yang paling diminati dan berada di posisi puncak

(6)

adalah ISLAM ITU INDAH TRANSTV dengan 148,000 orang yang memilih (4.7 %), indexnya 188.

Menurut Thorn Burg, motif merupakan sesuatu yang menggerakkan tingkah laku, selain itu motif memberikan arah bagi tingkah laku, motif juga dapat menimbulkan intensitas dalam bertindak, serta merupakan kunci pemuas kebutuhan. Motif dapat timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Individu merespon kebutuhan tersebut dengan bertingkah laku, bertindak untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui penggunaan media (Effendy, 1989 : 34).

Adapun menurut tipologi McQuail (1991 : 72), mengenai kebutuhan seseorang dalam menggunakan media, yaitu adanya kebutuhan akan informasi, kebutuhan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi (identitas personal), kebutuhan integrasi dan interaksi sosial dan kebutuhan hiburan. Kebutuhan informasi disini kebutuhan seseorang untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya, misalnya orang-orang terdekatnya. Untuk identitas personal, seseorang butuh untuk menonjolkan dirinya terhadap orang lain. Sedangkan kebutuhan berintegrasi dan berinteraksi menunjukkan bahwa seorang individu membutuhkan orang lain untuk saling berbagi. Selain itu seorang individu terkadang membutuhkan hiburan untuk melepaskan ketegangan dari aktifitasnya.Kebutuhan-kebutuhan itulah yang akhirnya mendasari motif seseorang dalam menggunakan media, dalam hal ini acara Islam Itu Indah yang ditayangkan TRANSTV dengan penyajian yang menarik.

Sebagian diantaranya lebih bersifat “budaya” dan deskriptif, yang lain lebih bersifat keperilakuan dan fungsionalis. Satu dari pernyataan yang banyak dikutip tentang yang disebut, kemudian mengemukakan bahwa semua studi seperti itu, memusatkan perhatian pada (1).sumber kebutuhan (2).sosial dan psikologis, yang menimbulkan (3) harapan terhadap (4) media massa dan sumber lainnya, yang mengakibatkan (5)perbedaan pola pembedahan (exposure) media massa (atau keterlibatan

(7)

dalam aktifitas lain) yang menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7)konsekuensi lainnya (Katz, Blumler, J. G., & Gurevitch, M.1974 : 20).

Dalam menonton acara televisi, pada hakikatnya tiap individu mencari kepuasan tertentu. Pada dasarnya, kebutuhan individu berbeda antara individu satu dengan yang lainnya, oleh karena itu aktivitas penonton, tujuan, serta kepuasan yang diperoleh pada akhirnya pun akan berbeda pula. Jika individu merasa dengan menonton program acara tersebut dapat memenuhi kebutuhannya, maka ia akan mengkonsumsinya, namun jika sebaliknya maka ia akan mencari media lainnya yang dirasa dapat memuaskannya.

Gerungan (2004 :152), menyatakan tentang beberapa motif manusia dalam pemenuhan kebutuhannya, yaitu dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Motif-motif manusia mempunyai peranan yang sangat besar dalam melakukan segala kegiatannya dan merupakan latar belakang tindak tanduknya.Tingkah laku disebabkan oleh adanya kebutuhan yang dirasakan oleh individu.Ini dikarenakan bentuk tingkah lakunya ingin memuaskan kebutuhan yang dirasakannya.Kebutuhan tersebut ditimbulkan oleh suatu dorongan tertentu.Kemudian, kebutuhan yang terdapat dalam diri individu tersebut menimbulkan keadaan siap untuk berbuat memenuhi kebutuhan.Keadaan siap inilah yang diarahkan pada satu tujuan konkret, dan kemudian individu berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan konkret itu.Keadaan siap untuk berbuat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan inilah yang disebut motif.

Pada dasarnya semua tingkah laku manusia dilandasi dengan dasar motif, demikian juga dalam hal mengambil keputusan untuk memilih media. Penggunaan media dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kebutuhan dasar yang membentuk motif seseorang untuk memilih media tertentu. Abraham Maslow dalam teorinya menggolongkan macam jenis kebutuhan menjadi 5, yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan,

(8)

kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri (Gerungan, 2004).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari mahasiswa Keluarga Mahasiswa Islam Satya Wacana. Mahasiswa KMIS merupakan sekelompok mahasiswa yang bersifat heterogen dalam hal latar belakang jurusan dan fakultas, tetapi peneliti di lapangan pada saat kegiatan pra-penelitian, menemukan satu kesamaan dimana mayoritas dari sekelompok masyarakat tersebut memiliki kesamaan kegemaran menonton program acara televisi, khususnya yang berkaitan dengan iman Islam yang mereka anut.Sebelumnya peneliti telah melakukan kegiatan pra penelitian, dalam bentuk penyebaran angket sederhana kepada 75 anggota KMIS UKSW, dalam hal ini, peneliti mengambil spesifikasi bahwa responden adalah berjenis kelamin pria dan wanita, usia antara 17-23 tahun, untuk mengetahui program acara religi apa yang paling sering ditonton. Dari hasil pra penelitian tersebut ternyata, sebanyak 72 anggota dari total 75 orang yang menjadi anggota KMIS menyatakan bahwa program religi yang paling sering ditonton adalah Islam Itu Indah TRANSTV. Demikian pula halnya,pada saat peneliti mewawancarai salah seorang anggota KMIS UKSW bernama Pambudi (22 tahun) FTI, yang menyatakan bahwa dia sering menonton Islam Itu Indah, dikarenakan acaranya yang ringan dan sangat menarik, akan tetapi tema yang disampaikan tetap dalam koridor Islami.

Seperti yang kita ketahui bahwa hakikatnya setiap individu mencari kepuasan tertentu, dan mereka memiliki kebutuhan individu berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Akan tetapi sekelompok masyarakat yang heterogen ini mayoritas memiliki kegemaran yang sama dalam hal menonton program acara televisi. Inilah yang menjadi unsur ketertarikan dari peneliti untuk menjadikan sampel dalam penelitian ini.Sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini, mampu mempresentasikan adanya motif pencarian kepuasan dengan kepuasan

(9)

yang diperolehmahasiswa Keluarga Mahasiswa Islam Satya Wacana (KMIS).

1.2. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan diteliti adalah :

a. Motif apakah yang mendasari mahasiswa anggota KMIS dalam menonton tayangan program acara “Islam Itu Indah”?

b. Kepuasan apakah yang diperoleh mahasiswa anggota KMIS setelah menikmati tayangan program acara “Islam Itu Indah”?

c. Bagaimana perbedaan hubungan antara pemenuhan kepuasan yang dicari dan kepuasan yang diperoleh mahasiswa anggota KMIS UKSW terhadap tayangan program acara “Islam itu Indah”?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui motif mahasiswa anggota KMIS ketika akan menonton tayangan program acara “Islam itu Indah”.

b. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh mahasiswa anggota KMIS setelah menikmati tayangan program acara “Islam Itu Indah”.

c. Untuk mengetahui perbedaan hubungan antara pemenuhan kepuasan yang dicari dan kepuasan yang diperoleh penonton dari mahasiswa anggota KMIS UKSW pada tayangan program acara “Islam Itu Indah”.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan oleh peneliti, maka manfaat dari pelaksanaan penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini akan memberikan sumbangan berupa penambahan literatur-literatur tentang penerapan studi kuantitatif dalam penelitian

(10)

pada program acara di televisi, serta kiranya hasil studi yang telah teruji secara ilmiah dapat memperkaya khasanah kajian ilmiah di bidang komunikasi massa, khususnya yang berkaitan dengan motif gratifikasi dalam menonton program acara televisi.

2. Manfaat Praktis

Hasil studi yang teruji secara ilmiah dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para sineas muda, pengelola production house, lembaga sensor film, lembaga regulator penyiaran Indonesia, dan berbagai institusi lainnya, agar dapat menjadi landasan program acaradi Indonesia,yang dibuat sesuai dengan fungsinya, dan berguna sebagaimana mestinyasebagai suatu bentuk dari media massa.

1.5. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah penjelasan konsep (variabel) dengan kata-kata atau istilah lain yang dianggap sudah dipahami oleh pembaca (Masyhuri dan Zaenuddin, 2008 : 131). Pembatasan definisi dalam penelitian ini perlu diberlakukan agar definisi tidak terlalu luas, yaitu sebagai berikut :

1. Teori uses and gratifications, model yang menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama, bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Sehingga anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. (Rakhmat, 2004 : 65). Inti dari teori uses and gratification adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi, maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi.

(11)

Sehingga pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan dari khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006 : 206).

2. Penonton televisi, merupakan unsur dalam pementasan drama atau teater atau sandiwara atau film, karena sebagai saksi dari hasil akhir kerabat kerja. Penonton sebagai evaluator yang mengapresiasi dan menilai hasil karya seni yang dipentaskan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999).Penonton televisi yang dipilih penelitian ini adalah mahasiswa anggota KMIS (Keluarga Mahasiswa Islam Satya Wacana) Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

3. Islam Itu Indah merupakan sebuah program acara religi yang mengupas tentang kehidupan sehari-hari dalam konsep Islami. Program acara ini ditayangkan setiap hari, pukul 05:30 WIB di TRANSTV.Narasumber tetap dalam program tersebut adalah Ustadz M. Nur Maulana.

1.6. Batasan Penelitian

a. Ruang lingkup populasi dalam penelitian ini adalah lingkup KMIS Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Berdasarkan asumsi bahwa KMIS merupakan elemen terkecil dari penelitian dan bersifat homogen dari segi kepercayaan dan kebudayaan mereka.Responden yang dipilih adalah anggota KMIS yang menonton acara “Islam Itu Indah”.Populasi penelitian dibatasi pada Keluarga Mahasiswa Islam Satya Wacana (KMIS).Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif, yang bersifat menggambarkan antara motif dan kepuasan penonton, dengan pendekatan kuantitatif.

b. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar komponen-komponen pembelajaran memiliki banyak komponen, diantaranya ada tujuan pembelajaran sebagai titik tolak untuk mencapai suatu pembelajaran, guru

Hasil penelitian yang menunjukan nilai ekonomi air total resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan hutan lindung TWA Deleng Lancuk di Desa Kuta Gugung dan Desa Sigarang

In terms of faculty driven by different motivations be- fore and after receiving tenure, our results indicate that, for pretenured faculty, research productivity is dominated by

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh

Tinea pedis adalah infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari kaki dan telapak kaki, dengan lesi terdiri dari beberapa tipe, bervariasi dari ringan, kronis

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan manajemen strategi untuk mengetahui lingkungan perusahaan