• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Faringitis Akut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Faringitis Akut"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LP FARINGITIS AKUT

A. DEFINISI

Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. (Wikipedia.com).

Faringitis akut merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu infeksi akut pada faring termasuk tonsilitis (tonsilofaringitis) yang berlangsung hingga 14 hari dan merupakan peradangan akut membran mukosa faring dan sstruktur lain dan sekitarnya. Karena letaknya yang dekat dengan hidung dan tonsil, ditandai dengan keluhan nyeri tenggorokan. Faringitis streptokokus beta hemolitikus group A (SBHGA) adalah infeksi akut nasofaring oleh SBHGA.

B. ETIOLOGI

Bakteri dan virus merupakan penyebab faringitis dan virus merupakan penyebab terbanyak seperti :

1. Virus epstein bart (epsten barr virus, ebv) disertai dengan gejala infeksi mono nukleus seperti spienomegali dan limfadenopati generalisita.

2. Infeksi virus campak 3. Cytomegalains (CMV) 4. Virus rubela

5. Virus penyebab penyakit respiratori seperti adenovirus, rhinovirus, dan virus parainfluenza.

(2)

C. TANDA DAN GEJALA FARINGITIS AKUT Tanda dan gejala faringitis akut adalah sebagai berikut 1. awitan akut disertai mual dan muntah

2. faring hiperemisi

3. tonsil bengkak dengan eksudasi

4. kelenjar getah bening leher anterior bengkak dan nyeri 5. uvula bengkak dan merah

6. ekskoriasi hidung disertai lesi impertigo sekunder 7. ruam skarlatina

8. petekie palatinummole

9. nyeri tenggorokan, nyeri tulang, sakit menelan, mulut berbau 10. demam, tonsil hyperemia, otalgia (sakit ditelinga)

Yang disebabkan oleh virus jarang ditemukan tanda dan gejalanya yang spesifik. Faringitis yang disebabkan oleh virus menyebabkan rhinonorhea, batuk dan konjungtivitas, demam tidak terlalu tinggi dan sakit kepala ringan.

D. PATOFISIOLOGI

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan kemudian

(3)

cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal.

Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.

(4)

PATHWAYS FARINGITIS AKUT:

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Leukosit : terjadi peningkatan 2. Hemoglobin : terjadi penurunan

3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat 4. Analisis gas darah

Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.

F. PENATALAKSANAAN Invasi Kuman Patogen

(bakteri/virus) Penyebaran limfogen Faring dan Tonsil

Proses inflamasi Tonsilitas akut

Tonsil dan adenoid membesar Hipertermi

Edema tonsil

Nyeri Telan

Obstruksi pada Tuba Bustakil Nyeri

Sulit Makan dan Minum

Kurangnya pendengaran Gangguan Menelan

Infeksi Sekunder Gangguan persepsi atau

(5)

1. Tata Laksana Umum

a. Istrahat yang cukup dan pemberian nutrisi dan cairan yang cukup b. Pemberian obat kumur dan obat hisap pada anak yang lebih besar

untuk mengurangi nyeri tenggorokan

c. Pemberian antipiretik, dianjurkan paracetamol atau ibuprofen 2. Terapi antibiotik

Pemberian antibiotik harus berdasarkan gejala klinis dugaan faringitis streptokokus dan diharapkan didukung hasil rapid antigen detection test. Dan kultur positif dari usap tenggorokan. Antibiotik empiris dapat diberikan pada anak dengan klinis mengarah ke faringitis steptokokus tampak toksik dan tidak ada fasilitas pemeriksaan laboratorium. Golongan penisilin (pilihan untuk faringitis streptokokus) yaitu penisilin voral 15-30 mg/kgBB dibagi 2-3 dosis., selama 10 hari.

G. PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Menghindari makanan dan minuman yang bersifat dingin

2. Menghindari makanan yang memakai perasa dan bahan pengawet 3. Memakai masker di kawasan yang berdebu dan berpolusi

4. Minum suplemen dan olahraga secara teratur untuk menjaga daya tahan tubuh

5. Berkumur-kumur dengan air garam minimal 3-4 kali sehari 6. Mengkompres dengan air hangat pada leher

(6)

H. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN

Data fokus:

a. Data Subjektif

1) Anak mengeluh badannya terasa panas 2) Anak mengatakan tenggorokannya sakit 3) Anak mengeluh batuk

4) Anak mengatakan tidak bisa menelan b. Data Objektif

1) Suhu badan tinggi ( > 37,8 derajat celcius) 2) Terdapat pembengkakan pada folikel limfoid 3) Nyeri tekan pada nodus limfe servikal

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada faring. b. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada faring.

c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret (sputum).

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan menelan.

(7)

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan

NOC / Tujuan NIC / Intervensi Rasional 1. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada faring Setelah dilakukan tindakanperawatan, diharapakan suhu badan pasien normal Termoregulasi (0800) Kriteria hasil : · Suhu kulit normal · Suhu badan 35,9°C-37,7°C -

a. Kaji suhu badan setiap 2 jam.

b. Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat.

c. Beri kompres hangat misalnya pada ketiak

d. Berikan obat antipiretik

a. Mengetahui suhu badan anak

b. Intake cairan dan nutrisi dapat membantu mempercepat dalam proses pengeluaran panas tubuh. c. Kompres hangat dapat membuka pori-pori kulit sehingga mempercepat proses evaporasi. d. Obat antipiretik dapat membantu menurunkan panas. 2. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada faring Setelah dilakukan tindakankeperawatan , diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil · Anak melaporkan bahwa nyeri berkurang a. Lakukanpengkaji an nyerisecarakompre hensiftermasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan faktor presipitasi. b. Ajarkan tenta ng Tekniknon a. Mengetahui tingkat nyeritermasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas d an faktor

(8)

· Anak melaporkan

kebutuhan tidur dan istirahat tercukupi · Anak mampu menggunakan metode non farmakologi untuk mengurangi nyeri. farmakologi (seperti napas dalam) c. Berikananalgetik untuk menguranginyer i d. Tingkatkan istirahat anak presipitasi b. Napas dalam merupakan salah satu relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman c. Analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman d. Istirahat dapat merileksasikan sehingga dapat mengurangi nyeri 3. Ketidakefektif an bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret (sputum) Setelah dilakukan perawatan, diharapakan bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil: · Anak tidak batuk

· Anak dapat bernpas dengan lega · RR (u = 3 tahun) = 20-30 x/menit a. Kaji status pernafasan (kecepatan, kedalaman, serta pergerakan dada). b. Auskultasi adanya suara nafas tambahan (mis : mengi, krekels)

c. Ajarkan pada klien untuk berlatih

a. Dengan mengkaji status pernafasan maka akan diketahui tingkat pernafasan dan adanya kelainan pada sistem pernafasan. b. Bunyi nafas bertambah sering terdengar pada waktu inspirasi dan ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan, sekret kental dan spasme jalan nafas obstruksi.

(9)

nafas tambahan dalam dan batuk efektif. d. Berikan klien minuman hangat sedikitnya 2500 cc/hari.

e. Kolaborasi

dengan tim dokter dalam pemberian, terapi pemberian expectorant dan broncodilatos. c. Pernafasan dalam membatu expansi paru maximal dan batuk efektif merupakan mekanisme pembersihan silla. d. Cairan terutama yang hangat membantu di dalam mengencerkan sekret (bronkadilator). e. Expectorant membantu mengurangi spasme pada bronchus sehingga pengeluaran sekret menjadi lancar. 3. Ketidakseimba ngan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan menelan Setelah dilakukan tindakan ke-perawatan selama 2 x 24jam kebutuhan nutrisi pasienterpenuhi denga nkriteria hasil : a. Anak dapat menghabiskan 1 porsi makanannya. b. Berat bedan anak normal - a. Mengkaji pola makan pasien b. Memberikan makanan lunak c. Menganjurkan menjaga kebersihan oral/mulut d. Memberikan makanan dalam porsi

a. Untuk mengetahui masalah yang terjadi dan memudahkan menyusun rencana kegiatan. b. Mencukupi kebutuhan nutrisidan mempermudah anak untuk menelan c. Menghilangk an rasa tidak enak

(10)

kecil tapi sering pada mulut/lidah,dan dapat meningkatkan nafsu makan d. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan mencegah mual dan muntah 4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpajan informasi Setelah diberikan asuhan keperawatan selama waktu yang telah direncanakan, diharapkanpengetahua n keluarga pasien tentang imunisasi meningkat dengan kriteria hasil: - Keluarga pasien mengerti tentang penjelasan yang diberikan - Keluaga pasien tampak tenang 1. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit anak dan penangananya

2. Beri KIE keluarga tentangcara penanganan demam pada anak seperti beri kompres hangat. 1. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit anak dan penanganannya. 2. Menambah pengetahuan keluarga dan keluarga mampu memberi kompres hangat ketika dirumah

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition. Missouri: Elsevier.

Carpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-2014. Oxford: Wiley

Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta : Media Action Publlishing

Moorhead, Sue, dkk (Ed). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Missouri: Elsevier.

Referensi

Dokumen terkait

Labirinitis merupakan inflamasi pada telinga dalam yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang biasanya merupakan komplikasi penyakit telinga tengah atau komplikasi infeksi

Gastritis merupakan proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung sebagai respon terhadap jejas ( injury ) yang dapat bersifat akut maupun kronik. 1 Infeksi dengan kuman

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun

· Diare oleh karena infeksi bakteri invasif menyebabkan mukosa usus rusak, produksi laktase menurun, laktosa dalam makanan tidak dicerna dengan baik,

Gastritis merupakan proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung sebagai respon terhadap jejas (injury) yang dapat bersifat akut maupun kronik 1. Infeksi dengan

Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai

Hepatitis merupakan inflamasi yang terjadi pada hepar dan dapat terjadi akibat infeksi Hepatitis merupakan inflamasi yang terjadi pada hepar dan dapat terjadi akibat infeksi virus

Penyebab utamanya ialah common cold yaitu reaksi inflamasi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus, selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri Blackwell DL,