110
IbM ADDED VALUE PRODUK UD SUKARASA DAN UD ECO
KELOMPOK USAHA MEKAR JATI UNGARAN
IbM THE ADDED VALUE of UD SUKARASA AND UD ECO’S PRODUCTS
MICRO BUSINESS GROUP MEKAR JATI UNGARAN
Andalan Tri Ratnawati
1, Hikmah
2, Nurchayati
31,2,3
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang
Jl. Pawiyatan Luhur Bendan Duwur Semarang 50235
Email: [email protected]
ABSTRAK
Dusun Karang Bolo Kelurahan Lerep Ungaran Barat Kabupaten Semarang telah berkembang
sebagai salah satu daerah percontohan UKM makanan kecil. Masyarakat sekitar ikut merasakan
meningkatnya perkembangan dari usaha ini. Kelompok usaha itu diantaranya Usaha Mekar Jati di
Dusun Karang Bolo Kelurahan Lerep Ungaran Barat Kabupaten Semarang, mempunyai lebih dari
35 anggota yang berbentuk UD (Usaha Dagang). Contoh UD yang ada Kelompok usaha Mekar
Jati adalah UD. Eco dan UD.Sukarasa. Kelompok usaha Mekar Jati anggotanya ibu-ibu yang
mempunyai usaha di rumah. Usaha tersebut berbentuk makanan kecil antara lain: tumpi, keripik
tempe, widaran, peyek kacang dan lain-lain. Pengolahan masih sederhana sebagian besar
menggunakan bahan bakar kayu dan tradisional. Usaha ini mampu membantu ibu-ibu di daerah
tersebut untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga. Permasalahan yang ada di Kelompok
Mekar Jati antara lain masalah produk dengan kemasan tradisional dan belum diberi label
sehingga beberapa hari saja sering mengalami kerusakan. Kedua masalah pemasaran masih
“Gethok Tular”.belum dikoordinasi dengan baik oleh kelompok usaha sehingga pangsa pasar
belum luas. Ketiga masalah keuangan, pada UD.Eco dan UD. Sukarasa Kelompok usaha Mekar
Jati Ungaran, belum memiliki administrasi keuangan yang baik. Oleh karena itu, IbM ini
memberikan penyuluhan kewirausahaan, pelatihan pengemasan dan pelabelan produk, pelatihan
pembukuan untuk UKM dan penyuluhan strategi pemasaran produk yang dihasilkan Kelompok
Usaha Dagang Mekar Jati Ungaran.
Kata Kunci: Added Value, Produk, Kelompok Usaha
ABSTRACT
Karang Bolo village Lerep in West Ungaran, Semarang District has evolved as one of the pilot
areas for UKM snacks. Surrounding communities participated merasaakan increasing development
of this business. Business groups that include businesses called Mekar Jati in Dusun Karang village
Bolo Lerep West Ungaran Semarang District, has more than 35 members in the form of UD (Trade
Enterprises). Examples UD there is a business group Mekar Jati UD. Eco and UD.Sukarasa. Mekar
Jati business group members are mothers who have a business that is in the home (home industry).
In the form of small food businesses, among others named: tumpi, tempeh crisps, widaran, dent nuts
and others. Simple processing is still largely still using fuel wood and processing is still done
traditionally. This effort can help mothers in the area to increase household income. The problems
that exist in the Group Mekar Jati among other problems Product. Products related to packaging is
still traditional and not labeled so only a few days often damaged. The second issue of Marketing is
still "gethok Tular" .belum coordinated properly by the business group that its market share has not
been widespread. Third Financial problems, In UD.Eco and UD. Sukarasa business group Mekar
Jati Ungaran, yet has a good financial administration. Therefore IbM has been providing
111
information about entrepreneurship, training, packaging and labeling of products, bookkeeping
training for SMEs and Guidance produced product marketing strategy Trade Business Group
Mekar Jati Ungaran.
Keywords: Added Value, Product, Micro Business Group
PENDAHULUAN
Perkembangan Dusun Karangbolo Kelurahan Lerep Ungaran Barat Kabupaten Semarang, sebagai salah satu daerah percontohan, tumbuh berkembanganya Usaha Kecil Mikro dan Menengah yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Salah satu desa yang cukup pesat perkembangannya adalah Dusun Karangbolo Kelurahan Lerep Ungaran Barat. Desa Lerep merupakan desa yang terletak paling dekat dengan pusat kota ungaran. Didesa Lerep terdapat banyak usaha yang berkembang, salah satunya adalah usaha pembuatan keripik tempe, tumpi, widaran, unduk cacing, Lerep disebut sebagai “Keripik Center”, merupakan kawasan sentra pengrajin rempeyek tumpi dan tempe keripik yang menjadi produk unggulannya. Porter (2004) mengemukakan pentingnya keunggulan bersaing dalam pengembangan UKM.
Kelompok Usaha Mekar Jati yang ada di Dusun Karangbolo Kelurahan Lerep Ungaran Barat Kabupaten Semarang, mempunyai lebih dari 35 anggota yang udah berbentuk UD.Contoh UD yang ada Kelompok usaha Mekar Jati adalah UD. Eco dan UD.Sukarasa.Kelompok usaha Mekar Jati beranggotakan ibu-ibu yang mempunyai usaha rumahan (home industry) antara lain tumpi(kacang ijo, udang, kacang tanah, teri) stik bawang, keripik tempe, widaran, peyek kacang dan lain-lain. Walaupun pengolahannya masih sederhana sebagian besar menggunakan bahan bakar kayu, dan adonannya masih menggunakan tangan, tetapi rasa dan kelezatannya tidak diragukan. Usaha ini juga mampu membantu ibu-ibu untuk mendapatkan tambahan pendapatan rumah tangga.Menurut Ketua kelompok Mekar Jati ibu Mu’awanah, bahwa usaha rumahan ini mempunyai prospek usaha yang bagus. Setiap anggota kelompok mempunyai pelanggan/pangsa pasar sendiri-sendiri baik yang berasal dari daerah sekitar Ungaran atau dari luar Kota, Walaupun pemasarannya masih “Gethok Tular”.Kelompok Mekar Jati belum membentuk koperasi yang menaungi anggotanya.
Pengembangan Ungaran Barat sebagai salah satu daerah percontohan, adalah tumbuh berkembanganya Usaha Kecil Mikro dan Menengah yang ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu desa yang cukup pesat perkembangannya adalah Desa Lerep. Kelurahan Lerep terdapat banyak usaha yang berkembang, salah satunya adalah usaha pembuatan keripik tempe, tumpi, rebon, teri, kacang, keripik singkong, widaran, unduk cacing, kembang goyang, dsb. Karena usaha yang berkembang ini, Desa Lerep disebut sebagai “Keripik Center”, merupakan kawasan sentra pengrajin rempeyek tumpi dan tempe keripik yang menjadi produk unggulannya. Julukan ini didapat lantaran banyak sekali usaha keripik yang berkembang di Desa Lerep, bahkan setiap rumah terdapat produksi keripik.
Produk rumahan dari Kelompok Usaha Mekar Jati Ungaran ini telah mendapatkan perizinan dari Dinas Kesehatan dan MUI.Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa produknya higienis dan halal, dengan mendapatkan sertifikat/ijin dari Dinas Kesehatan dan MUI diharaphan produk yang dihasilkan dapat diterima dipasaran, namun karena produknya belum berlabel maka perijinan tersebut belum bisa dicantumkan dalam kemasan produk.Sebagian besar anggota kelompok beralasan bahwa mereka mencari praktisnya dan cepat dalam pembungkusan, karena dengan pesanan yang banyak dan hanya dibantu oleh satu atau dua orang saja kadang sampai “kuwalahan” menerima pesanan.
Permasalahan yang dihadapi adalah penampilan produk yang berkaitan dengan pengemasan dan pelabelan, Sebab sebagian besar anggota kelompok Mekar jati belum melakukan pengemasan dan pelabelan pada produknya. Jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, Kurangnya permodalan dan belum memiliki administrasi keuangan yang baik, sehingga sulit menghitung keuntungan riil dari usaha home industry tersebut.
112
TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota UD. Sukarasa dan UD. Eco Kelompok Usaha Mekar Jati Ungaran, membuat kemasan dan pelabelan produk yang memenuhi standar, pemasaran produk yang lebih luas, membuat laporan keuangan serta membangkitkan semangat berwirausaha yang berkelanjutan.
METODE KEGIATAN
Model pembinaan berdasarkan permasalahan mitra dan telah disepakati antara Tim IbM Untag Semarang dengan Mitra antara lain membuat kemasan dan pelabelan produk yang memenuhi standar, pemasaran produk yang lebih luas, membuat laporan keuangan serta peningkatan pengetahuan kewirausahaan mitra.. Metode Kegiatan yang digunakan adalah pelatihan, praktek langsung dan kemitraan dengan UD Sukarasa dan UD ECO Kelompok Usaha Mekar Jati Ungaran. Pelatihan dengan metode ceramah, diskusi dan simulasi dengan materi kewirausahaan, membuat laporan keuangan ukm, kemasan dan pelabelan produk dan pemasaran produk. Materi pemasaran yang disampaikan mengacu pada dasar juga manajemen pemasaran oleh Kotler dan Amstrong (2009); Kotler dan Susanto (2010).
Praktek langsung dalam membuat laporan keuangan ukm dan praktek cara pengemasan produk dan pemberian label produk serta pemasaran produk.Kemitraan diwujudkan dengan memberi bantuan sarana prasarana antara lain MMT/Spanduk untuk dipasang di tempat usaha mitra sebagai sarana promosi, Handsealer/alat pres plastik dan label produk untuk pengemasan produk, Rak barang atau etalase untuk mendisplay produk, Laptop untuk pemasaran online.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama yang dilakukan oleh Tim IbM dari Untag Semarang, adalah koordinasi dengan mitra yaitu dengan pemilik UD. Sukarasa dan UD.Eco Kelompok Usaha Mekar Jati Ungaran Kab. Semarang. Berkaitan dengan Solusi yang ditawarkan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat UNTAG Semarang dengan UD.Sukarasa dan UD.Eco Kelompok Usaha Mekar Jati Ungaran sebagai mitra, yang sudah disepakati bersama.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh UD.Eco dan UD. Sukarasa Kelompok usaha Mekar Jati Ungaran antara lain dari sisi manajemen usaha. Dari seluruh aspek manajemen mulai proses pemasaran, produksi, SDM sampai keuangan. Aspek manajemen usaha dan produksi yang berkaitan dengan aspek pasar merupakan salah satu aspek pokok yang sangat penting dan menentukan keberhasilan dalam usaha di bidang UKM.Analisa faktor pasar dapat dijadikan sebagai dasar penentuan jumlah dan kapasitas produksi yang dapat ditargetkan. Potensi pasar produk rumahan (home industry) di Ungaran Kabupaten Semarang cukup besar, Dengan dukungan sarana dan prasarana daerah serta permintaan pasar baik dari daerah sekitar atau dari luar Kota Ungaran , hal tersebut menunjukkan bahwa potensi produk rumahan cukup tinggi.
Pelatihan mengenai label dan kemasan dari tim IbM Untag Semarang, sebagai langkah awal dari praktek pembuatan label dan kemasan.Dalam dunia usaha, nama produk atau lebih kita kenal sebagai merk/brand merupakan ujung tombak sebuah pemasaran produk. Ketika suatu produk dipasarkan, dan diterima masyarakat dengan baik, maka yang akan diingat pertama kali oleh konsumen adalah namanya. Tentu hal ini harus ditunjang dengan kualitas produk dan kekuatan rasa pastinya. Bahkan, sedemikian hebatnya kekuatan sebuah nama produk (Merk/Brand), maka ketika kita membicarakan sebuah tema, bisa jadi konsumen pun sudah mampu membayangkan produk apa yang sedang kita bicarakan. Sehingga, jika berencana membuat usaha camilan, maka penting sekali mempertimbangkan nama merk atau label usaha camilan Anda yang semenarik mungkin, seunik mungkin. Merk/label sebuah produk camilan, selain sebagai tanda pengenal, merk/label juga menjadi pembeda dari jenis bisnis camilan yang lain. Tidak menutup kemungkinan, banyak pelaku usaha lain yang menggeluti usaha makanan ringan ini. Oleh karena itu, selain nama yang menarik, design kemasan produk juga perlu diperhatikan. Semakin unik design produk, bisa jadi hal tersebut menjadi nilai tambah bagi produk Anda. dengan hal tersebut maka konsumen pun akan lebih mudah mengenali produk
113
cemilan Anda karena desain produkyang Anda miliki punya ciri khas yang tidak biasa. Dalam kemasan produk, selain mencantumkan merk/label produsen juga harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa dan komposisi produk secara detail.Hal ini bertujuan agar konsumen tidak ragu dalam mengkonsumsi produk anda. Pencantuman komposisi bahan baku selain berguna untuk memberikan pendidikan kepada konsumen, juga akan sangat berguna dalam proses pengurusan ijin, baik ijin P-IRT, sertifikat HALALmaupun ijin SIUP.
Manajemen keuangan perusahaan besar tidak cocok diterapkan di UD.Eco dan UD. Sukarasa Kelompok usaha Mekar Jati Ungaran, sehingga tidak bisa disamakan. Kalau turn over-nya harian dan penjualan dilakukan secara kas, maka sebaiknya pembelian juga secara kas. Jangan sampai membeli barang secara kredit dan dibayar secara kredit tapi setelah jatuh tempo tidak bisa dibayar karena hal itu akan menyulitkan pengusaha itu sendiri.Jadi sebaiknya kalau mau meningkatkan penjualan dilakukan secara cash dan sebaiknya menyisihkan laba untuk melakukan pembelian lagi karena manajemen piutang itu tidak mudah, perlu mengatur waktu kapan jatuh tempo dan jumlahnya. Jadi dilakukan secara konservatif, karena usaha kecil bila menanggung risiko sedikit bisa terguncang, misalnya membeli stok dalam jumlah banyak tapi pemasaran produk kurang bagus akan berisiko. Banyak yang mencampuradukkan dana usaha dan keluarga dan tidak memiliki laporan keuangan. Contoh formulasi tata cara pembuatan Laporan Keuangan sederhana di UD. Sukarasa dan UD.Eco Kelompok Usaha Mekar Jati Ungaran Kab. Semarang. Tertib Administrasi, manfaat manajemen bagi UD. Eco dan UD. Sukarasa Kelompok usaha Mekar Jati Ungaran untuk pengembangan usahanya sehingga di awal usaha akan lebih tertib administrasinya. Sehingga semua transaksi usaha dapat dicatat untuk direview.Kondisi yang biasa terjadi umumnya antara kepentingan bisnis dan rumah tangga tercampur, sehingga di sinilah diperlukan peran manajemen. Pada UD. Eco dan UD. Sukarasa Kelompok usaha Mekar Jati Ungaran,
Produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Seperti yang terjadi di UD.Eco dan UD.Sukarasa Kelompok usaha Mekar Jati Ungaran..Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, UD.Eco dan UD.Sukarasa Kelompok usaha Mekar Jati Ungaran kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada kurang strategis. Salah satu cara yang dilakukan UD. Sukarasa dan UD. Eco membuat spanduk/MMT tempat usaha dan display produk yang dihasilkan.
Pelatihan kewirausahaan dilakukan oleh Tim kepada Kelompok usaha Mekarjati Ungaran, tujuannya untuk menumbuhkan jiwa wirausaha. Materi yang diberikan antara lain pembuatan laporan keuangan, pemasaran produk dan kemasan produk.
KESIMPULAN
Kesimpulan kegiatan IbM adalah telah terjadi peningkatan dan ketrampilan anggota Kelompok Usaha Mekar Jati Ungaran dalam semangat berwirausaha, terkait dengan pemasaran, pengemasan dan pelabelan produknya serta dalam laporan keuangan usahanya. Sehingga kemandirian ekonomi akan tercapai, dengan demikian diharapkan akan meningkatkan pendapatan keluarga.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan telah terlaksananya kegiatan IbM ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. DP2M Ditjen Dikti yang telah menyediakan dana untuk terlaksananya kegiatan IbM ini
2. Kopertis VI Jawa Tengah yang telah membantu proses Hibah IbM
3. Dekan FEB UNTAG Semarang dan LPM UNTAG Semarang atas dukungan pelaksanaan kegiatan 4. Kelompok Usaha Mekar Jati Karang Bolo Lerep Ungaran Barat Kabupaten Semarang , khususnya
114
DAFTAR PUSTAKA
.Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2009). Dasar-Dasar Pemasaran. Intermedia. Jakarta. --- dan A. B Susanto. (2010). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Porter, Michael E., (2004). Keunggulan Bersaing. Binarupa Aksara. Jakarta