• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

46 ISSN 2301–4024

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER

DAN SENAM JANTUNG SEHAT

Imam Subekti, Budi Susatia, Yusrizal

Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77C Malang e-mail: jurnal@poltekkes-malang.ac.id

Abstract: The risk of CHD is a possibility of someone affected by CHD are based on factors that influence

CHD. The purpose of this study was to determine the risk of CHD in Healthy Heart Exercise group Sawojajar Velodrome. The design used is descriptive survey. The respondents are members of Healthy Heart . With the number of 50 people. Sampling was purposive sampling, data collection using question-naires and observation of blood pressure and BMI. By using instruments adopted from Jakarta Cardio-vascular Score. The results showed that the overall picture of the risk of CHD in Healthy Heart Exercise group Sawojajar Velodrome is a low risk. Result of study showed the gender factor a low-risk sex because 72% of women, The factor of ages a low risk because 58% were under 50 years old, the factor of smoking behavior a low risk because 86% of non-smokers, the factor of disease of DMs low risk because 92% do not have DM, the factor of physical activity due to 62% lower risk of physical activity are, the factor of blood pressure due to 72% of normal blood pressure, the factor of (BMI lower risk because 76% of the normal BMI, and seen from the analysis descriptive have Cardiovascular risk scores.

Keywords: coronary heart disease, risk factor, healthy hearth exercise

Abstrak: Resiko PJK merupakan suatu kemungkinan seseorang terkena PJK yang didasarkan pada

faktor yang mempengaruhi PJK. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran resiko PJK pada kelompok Senam Jantung Sehat. Desain yang digunakan diskriptif survey. Responden penelitian yaitu anggota Senam Jantung Sehat Velodrom Sawojajar Malang dengan jumlah 50 orang. Sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan observasi tekanan darah dan IMT, berdasarkan instrumen yang diadopsi dari Skor Kardiovaskular Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan faktor jenis kelamin mempunyai resiko rendah karena 72% perempuan, faktor umur beresiko rendah karena 58% berumur dibawah 50 tahun, faktor perilaku merokok beresiko rendah karena 86% bukan perokok, faktor riwayat penyakit DM beresiko rendah karena 92% tidak memiliki penyakit tersebut, faktor aktivitas fisik beresiko rendah karena 62% aktivitasnya sedang, faktor tekanan darah beresiko rendah karena 72% tekanan darahnya normal, dan dari faktor indeks masa tubuh (IMT) beresiko rendah karena 76% IMTnya normal. Berdasarkan analisis resiko 23 responden (46%) memiiliki resiko PJK sedang, dan 6 responden (12%) memiliki resiko PJK tinggi.

Kata Kunci: penyakit jantung koroner, faktor resiko, senam jantung sehat

PENDAHULUAN

Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan suatu kelainan yang terjadi pada organ jantung dengan akibat terjadinya gangguan fungsional, anatomis serta sistem hemodinamis (Depkes RI, 2007). Sumber lain mendefinisikan bahwa penyakit jantung adalah penyakit yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh darah jantung. Risiko terjadinya penyakit jantung

dapat dikurangi dengan menjalankan berbagai tahap untuk mencegah dan mengontrol faktor risiko yang memperburuk terjadinya penyakit jantung atau serangan jantung (The State Gooverment of Victoria, 2004).

Berdasarkan data World Health Organiza-tion (WHO) tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia 17,5 juta (30%) diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama oleh

(2)

serangan jantung (7,6 juta) dan stroke (5,7 juta). Pada tahun 2015, diperkirakan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di dunia meningkat menjadi 20 juta (Depkes, 2009)

Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit infeksi yang harus ditangani, dilain pihak selain meningkatnya penyakit yang tidak menular terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. Angka kematian penyakit tidak menular dari 41,7% pada tahun 1995 meningkat menjadi 59,5% pada tahun 2007 (Depkes, 2009).

Hasil Riskesdas tahun 2007 memperlihatkan bahwa prevalensi beberapa penyakit jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi di Indonesia (berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat tinggi, yaitu 31,7% sedangkan penyakit jantung 7,2% dan stroke 8,3 per 1000 penduduk. Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, sedangkan hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik mencapai 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Angka kematian pada kelompok usia 45–64 tahun di daerah perkotaan akibat stroke 15,9% yang merupakan penyebab utama kematian, penyakit jantung iskemik 8,7%, hipertensi dan penyakit jantung lainnya masing-masing 7,1%, sedangkan di pedesaan akibat sroke 11,5% yang menempati peringkat kedua setelah TB, hipertensi 9,2%, dan penyakit jantung iskemik 8,8% (Depkes, 2007).

Olahraga dapat melindungi penderita penyakit jantung dengan jalan membuka saluran pembuluh darah baru sekitar pembuluh darah koroner yang tersumbat, bahkan bukti menunjukkan bahwa olahraga dapat menghindarkan penyumbatan bagi mereka yang belum mengalami penyumbatan pembuluh darah. Hal ini disebabkan oleh karena orang berolahraga akan melarutkan satu macam protein yang disebut fibrin. Yayasan Jantung Indonesia juga menganjurkan beberapa hal agar jantung tetap terpelihara dengan baik yaitu dengan banyak bergerak, bekerja secara fisik, olahraga, lari dan lainnya (Kuntaraf, 2003).

Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki kolateral koroner sehingga risiko PJK dapat dikurangi. Olahraga

bermanfaat karena dapat memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard, menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama-sama, dengan menurunnya LDL kolesterol, menurunkan kolesterol, trigliserid dan kadar gula darah pada penderita DM, menurunkan tekanan darah, meningkatkan kesegaran jasmani (Anwar, 2004).

Dari hasil penelitian Salim & Nurrohmah (2013), tentang hubungan olahraga dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr Moewardi yaitu tidak ada hubungan antara olahraga dengan penyakit jantung koroner. Responden yang tidak rutin melakukan olahraga berisiko mengalami kejadian PJK 2.250 lebih besar dibandingkan dengan responden yang rutin melakukan olahraga. Jadi olahraga bukan merupakan penyebab utama terjadinya PJK, akan tetapi olahraga merupakan salah satu faktor resiko yang pada kejadian PJK. Salah satu olahraga yang dapat dilakukan adalah senam. Salah satu senam adalah senam aerobik, Senam aerobik merupakan senam kelenturan yang ditingkatkan dengan memacu jantung dan paru-paru, dimana gerak kaki sebagai penunjang selalu ada, baik dalam gerakan senamnya maupun dalam bentuk jalan atau lari ditempat, yang bertujuan memacu jantung (Kusmana, 2000).

Senam jantung sehat adalah olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen sebanyak mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan merawat jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat, membuat kerja jantung menjadi optimal, karena kedua organ tersebut bekerja saling berhubungan (Sarvasty, 2012). Senam jantung sehat menjadi salah satu olahraga atau aktivatas fisik yang dapat bisa menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan orang itu mendapat serangan jantung. Faktor resiko utama (mayor) yang tidak dapat diubah adalah Hereditas/ keturunan, usia dan jenis kelamin. Sedangkan faktor resiko utama (minor) yang dapat

(3)

diubah adalah kebiasaan merokok, kadar lemak darah yang tinggi (hiperlipidemia), hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, stres dan kurang aktif bergerak atau berolahraga (Kusmana, 2007)

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada kelompok Senam Jantung Sehat Velodrom Sawojajar Kota Malang.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif survey, yaitu untuk mengetahui gambaran resiko penyakit jantung koroner pada kelompok Senam Jantung Sehat Velodrom Malang

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini komunitas Senam Jantung Sehat yang berjumlah 51 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota Senam Jantung Sehat Velodrom dengan jumlah 50 orang Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu tercatat sebagai anggota Senam Jantung Sehat Velodrom Sawojajar Kota Malang, mengikuti Senam Jantung Sehat satu kali dalam seminggu dan bersedia menjadi responden.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik porposive sampling

Variabel dalam penelitian ini adalah resiko penyakit jantung koroner pada kelompok Senam Jantung Sehat Velodrom dan Sub variabel antara lain jenis kelamin, umur, tekanan darah, indeks masa tubuh, perilaku merokok, diabetes dan aktivitas fisik.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan kuisioner dan observasi pengukuran tekanan darah, indeks masa tubuh (IMT) dari responden. Kuisioner meliputi : biodata responden, jenis kelamin, umur, merokok atau tidak, memiliki penyakit diabetes atau tidak, tingkat aktifitas fisik. Observasi tekanan darah dilakukan dengan cara mengukur tekanan darah dan observasi indeks masa tubuh (IMT) dilakukan dengan cara menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap responden

Data yang terkumpul dari hasil pengukuran diolah dengan menguunakan skoring. Setelah semua data dari hasil skoring dihitung selanjutnya

diinterpretasidengan menggunakan kategori : Skor -7 sampai 1 termasuk risiko rendah, Skor 1 sampai 4 termasuk risiko sedang dan Skor

5 termasuk risiko tinggi

HASIL PENELITIAN

Data umum penelitian meliputi jenis kelamin, umur, tekanan darah, indeks masa tubuh, perilaku merokok, diabetes dan aktivitas fisik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden adalah perempuan yaitu 36 orang (72%), sedangkan laki-laki sebanyak 14 orang (28%). Hal ini bisa dimengerti karena perempuan seringkali banyak memikirkan kesehatan tubuhnya dengan mengikuti senam daripada laki-laki.

Dilihat dari segi umur didapatkan sebagian besar pada interval umur 25–49 tahun yaitu 29 responden (58%) dan 21 orang (42%) berumur

50 tahun. Bila dikaitkan dengan jenis kelamin dapat diketahui bahwa responden laki-laki dengan umur 25–49 tahun sebanyak 10 orang dan perempuan dengan umur yang sama sebanyak 19 orang. Dari 21 orang responden yang berumur

50 tahun dapat dibagi sebanyak 4 orang laik-laki dan 17 perempuan.

Berdasarkan status merokok dapat diketahui bahwa sebanyak 43 responden (86%) bukan perokok, status perokok sebanyak 4 responden (8%), dan sebanyak 3 orang (6%) yang mengaku bekas perokok. Kaitanya dengan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

Pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki penyakit diabetes melli-tus hanya sebagian kecil saja yaitu 4 responden (8%), dan tidak menderita penyakit diabetes mel-litus yaitu 46 responden (92%). Perbandingan jenis kelamin pengidap diabetes mellitus antara perempuan dan laki-laki adalah sama, masing-masing 2 orang (4%).

Dari 50 responden pada kelompok Senam Jantung Sehat Velodrom, sebagian besar aktivitas fisiknya sedang yaitu 31 responden (62%), dan sebagian kecil aktivitas fisiknya berat yaitu 8 responden (16%), sedangkan yang mempunyai aktifitas ringan hanya 1 orang (22%), hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.

(4)

Tabel 5. Analisis resiko penyakit jantung koroner dan jenis kelamin

Resiko PJK Frekuensi Jumlah %

Laki-laki % Perempuan %

Rendah 4 8 17 34 21 42

Sedang 5 10 18 36 23 46

Tinggi 5 10 1 2 6 12

Total 14 28 36 72 50 100

Tekanan darah Frekuensi Jumlah %

Laki-laki % Perempuan %

Normal 11 22 25 50 36 72

Normal Tinggi 1 2 4 8 5 10

Hipertensi Tingkat I 2 4 7 14 9 18

Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah dan jenis kelamin

Aktifitas Fisik Frekuensi Jumlah %

Laki-laki % Perempuan %

Ringan 3 6 8 16 11 22

Sedang 7 14 24 48 31 62

Berat 4 8 4 8 8 16

Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan aktifitas fisik dan jenis kelamin

Diabetes Frekuensi Jumlah %

Laki-laki % Perempuan %

Ada 2 4 2 4 4 8

Tidak 12 24 34 68 3 92

Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan penyakit diabetes militus dan jenis kelamin

Perilaku merokok Frekuensi Jumlah %

Laki-laki % Perempuan %

Perokok 4 8 - - 4 8

Bekas perokok 3 6 - - 3 6

Bukan perokok 7 14 36 72 43 86

Total 14 28 36 72 50 100

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku merokok dan jenis kelamin

Indeks massa tubuh (IMT) Frekuensi Jumlah % Laki-laki % Perempuan % Normal 10 20 28 56 38 76 Lebih 4 8 7 14 11 22 Obesitas - - 1 2 1 2 Total 14 28 36 72 50 100

(5)

Berdasarkan status tekanan darah didapatkan sebagian besar memiliki tekanan darah normal yaitu 36 responden (72%) dan sebagian kecil memiliki Hipertensi tingkat l yaitu 9 responden (18%), sebanyak 5 responden (10%) di kategorikan sebagai tekanan darah normal tinggi (Tabel 4).

Indeks massa tubuh responden dikategorikan sebagai Normal, Lebih dan Obesitas dan hasil yang didapatkan adalah sebanyak 38 responden (76%) IMTnya Normal, sedangkan 11 responden (22%) dikategorikan Lebih dan hanya 1 responden (2%) saja yang mempunyai kategori Obesitas. Responden dengan kategori Obesitas didapatkan pada 1 orang perempuan (Tabel 5).

Analisis deskriptif antara resiko penyakit jantung koroner dan jenis kelamin pada kelompok Senam Jantung Sehat didapatkan dapat diketahui bahwa sebanyak 6 orang dari responden yang diketahui beresiko tinggi terkena penyakit jantung koroner, kemudian hampir setengah responden memiliki resiko penyakit jantung koroner (PJK) sedang yaitu 23 responden (46%) dan memiliki resiko PJK rendah yaitu 34 responden (21%). Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki seba nyak 5 orang mempunyai resiko tinggi terjadinya penyakit jantung koroner.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok Senam Jantung Sehat Velodrom, didapatkan hasil sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 36 responden atau 72% dan hampir setengahnya berjenis kelamin laki-laki yaitu 14 responden atau 28%. Hal ini dimungkinkan minat dari permpuan lebih besar dari pada laki-laki dan laki-laki beranggapan bahwa sudah melakukan kerja sehingga tidak perlu melakukan senam.

Pada faktor usia didapatkan hasil sebagian besar pada interval umur 25–49 tahun yaitu 29 responden (58%) dan hampir setengahnya berumur

50 tahun yaitu 21 responden (42%). Sebagian besar responden yang mengikuti senam jantung sehat ini adalah responden yang berusia dibawah 50 tahun dimungkinkan karena masih

memiliki kemampuan fisik yang relatif masih kuat untuk mengikuti kegiatan senam.

Dari hasil penelitian didapatkan hampir seluruhnya bukan perokok yaitu 43 responden atau 86%, dan sebagian kecil perokok yaitu 4 responden atau 8%. Sebagian besar yang mengikuti senam jantung sehat adalah orang yang bukan perokok, sehingga memiliki faktor yang rendah untuk terjadinya penyakit jantung. Hal ini dikarenakan kebanyakan yang mengikuti senam adalah perempuan dan kebanyakan sadar akan bahaya merokok untuk kesehatan.

Sebagian besar responden tidak menderita penyakit diabetes mellitus (92%), sehingga memiliki resiko rendah terjadinya penyakit jantung. Namun dalam penelitian ini, responden tidak diukur kadar gula darahnya pada saat penelitian. Data hanya berdasarkan riwayat penyakit yang ditanyakan melalui wawancara dengan responden. Pada faktor aktifitas fisik, didapatkan aktifitas sedang terdapat pada 62% responden, dan sebagian kecil aktifitas fisiknya berat yaitu 8 responden (16%). Dengan demikian, kelompok ini memiliki resiko yang rendah terhadap terjadinya penyakit jantung. Aktifitas fisik sedang yang mereka lakukan adalah senam jantung sehat setiap satu minggu sekali, jalan kaki, mengangkat beban yang lebih dari 10kg, mencuci dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Aktifitas tersebut dapat digolongkan pada aktivitas fisik sedang.

Sebagian besar responden memiliki tekanan darah normal yaitu 72%. Sehingga kelompok senam ini memiliki resiko rendah untuk penyakit jantung. Sebagian besar yang memiliki tekanan darah normal dimungkinkan karena gaya hidup yang sehat seperti kebiasaan olahraga yang cukup, pola makan yang baik, pola istirahat tidur cukup dan kopping dalam menghadapi stres.

Responden memiliki indeks masa tubuh normal yaitu 76%, sehingga kelompok ini memiliki resiko rendah untuk penyakit jantung. Responden dengan indeks masa tubuhnya normal dikarenakan sebagian besar responden melakukan olahraga cukup dan asupan nutrisi yang baik.

Berdasarkan analisis faktor resiko, kelompok Senam Jantung Sehat Velodrom Malang, 23

(6)

responden (46%) memiiliki resiko PJK sedang, dan 6 responden (12%)meiliki resiko PJK tinggi. Kelompok Responden dengan resiko sedang, memiliki 2–3 faktor resiko dari 5 faktor resiko yang ada yaitu: usia diatas 50 tahun, jenis kelamin laki-laki dan memiliki riwayat hipertensi dan penyakit diabetes Mellitus, serta faktor kegemukan. Sedangkan yang beresiko tinggi karena memiliki lebih dari tiga faktor resiko tersebut.

Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan dari 17 perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai resiko PJK 2–3 kali lebih besar dari pada perempuan (Karson, 2012). Morbiditas akibat PJK pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan pada perempuan dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki dari pada perempuan. Estrogen endogen bersifat protektif pada perempuan, namun setelah meno-pause insiden PJK meningkat dengan cepat dan sebanding dengan insidensi pada laki-laki (Gray dkk., 2005).

Mereka yang berusia di atas 40 tahun mempunyai resiko terkena penyakit jantung. Berdasarkan penelitian di Amerika, sekitar empat dari 5 orang yang mati karena serangan jantung berusia 65 tahun. Dapat di pahami bahwa semakin tua umur makin besar kemungkinan meninggal. Karena makin berlanjut proses aterosklerosis, makin banyak penyakit yang diderita serta proes menua menyebabkan kemampuan berbagai organ makin menurun (Kusmana, 2007).

Kusmana 2007 mengatakan bahwa semakin tinggi tekanan darah semakin besar kemungkinan meninggal karena jantung dan sroke, penelitian menunjukkan resiko kematian jantung jantung koroner atau stroke sudah meningkat (1,6 kali) manakala tekanan darah justru pada tingkat tekanan darah relatif rendah dan tergolong normal tinggi (130–139/85–89 mmHg), untuk hipertensi tingkat 1 (140–159/90–99) 2,3 kali lipat (Kusmana, 2007).

Gemuk tidak sehat karena kelebihan berat badan sehingga meningkatkan beban jantung. Ini berhubungan dengan penyakit jantung koroner terutama karena pengaruhnya pada tekanan darah

dan kadar kolesterol darah juga diabetes militus. Kegemukan (kelebihan berat badan) mungkin bukan faktor resiko yang berdiri sendiri, karena pada umumnya bahaya aterosklerosis menjadi lebih besar kalau ada kombinasi 2 atau 3 faktor lainnya (Kusmana, 2007).

Berdasarkan resiko tersebut setiap orang dapat melakukan upaya pencegahan secara aktif dengan meminimalkan skor yang saat ini dimilikinya. Kemungkinan berkembangnya penyakit kardiovaskular bergantung pada skor yang dimilikinya. Skor resiko rendah mempunyai presentase kemungkinan sebesar <10%. Skor risiko sedang dengan presentase sebesar 10–20% dan skor resiko tinggi mempunyai presentase risiko kemungkinan sebesar

20% (Kusmana, 2007)

PENUTUP

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelompok senam jantung sehat memiliki faktor resiko yang bervariasi terhadap kejadian penyakit jantung koroner, dimana semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan orang itu mendapat serangan jantung. Melalui senam jantung sehat diharapkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner dapat dikurangi. Tujuan utama senam jantung untuk menjaga kesehatan jantung. Sedangkan manfaat  senam  jantung  khususnya bagi usia lanjut adalah memperlancar aliran darah dari jantung keseluruh tubuh, mampu membakar sumbatan kolesterol dan lemak dalam tubuh yang cenderung membawa penyakit seperti stroke dan jantung koroner. Senam jantung juga dapat menghilangkan trigliserida yang menjadi penyebab kegemukan dan  memperbaiki  denyut  nadi  agar selalu dalam kondisi normal dan stabil

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, T. Bahri. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor

Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan: FK

USU Medan.

Depkes RI. 2007. Pedoman Surveilans Penyakit

Jantung dan Pembuluh Darah.Departemen

(7)

Depkes RI. 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit

Jantung dan Pembuluh Darah. Departemen

Kesehatan RI: Jakarta.

Gray, H. 2005. Lecture Notes Kardiologi Edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Karson. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung

Pencegahan Serta Pengobatannya. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Kuntaraf, L K & Kuntaraf J.2003.Olahraga Sumber

Kesehatan. Jakarta: Indonesia Publishing House.

Kusmana, D. 2000. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indo-nesia

Kusmana, D. 2007. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung

edisi 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Salim, A.Y dan Anjar Nurrohmah.2013. Hubungan olahraga dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr Moewardi. Jurnal GASTER Stikes

Aisyiyah Surakarta. ISSN 1858-3385. Vol.10 No. 01.

Sarvasty, D. 2012. Rawat Jantung Yuk dengan Senam Jantung Sehat. (online). (http://www.husada-utamahospital.com/artikel_82.php), diakses pada tanggal 21 September 2013

The State Gooverment of Victoria. 2004. Planning for

Healthy Communities.Victorian Government of

Gambar

Tabel 5. Analisis resiko penyakit jantung koroner dan jenis kelamin Resiko PJK  Frekuensi  Jumlah  %  Laki-laki  %  Perempuan  %  Rendah  4  8  17  34  21  42  Sedang  5  10  18  36  23  46  Tinggi  5  10  1  2  6  12  Total  14  28  36  72  50  100

Referensi

Dokumen terkait

Faktor resiko yang sesuai dengan teori, yaitu jenis kelamin, umur, kadar HDL, tekanan darah diastol, dan merokok.. Perlu adanya pengontrolan faktor resiko penyakit jantung koroner dan

PERBEDAAN INTAKE SERAT, NATRIUM, DAN ANTIOKSIDAN ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT JANTUNG.. NON KORONER PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr MOEWARDI

PERBEDAAN INTAKE KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, DAN KOLESTEROL ANTARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT JANTUNG NON KORONER PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr MOEWARDI..

Penyakit Jantung koroner adalah] penyakit jantung yang menyangkut gangguan dari pembuluh darah koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan perhatian serta pengenalan

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner mengenai penyakit jantung koroner di poliklinik jantung RSUD DR

Penyakit Jantung Koroner merupakan suatu penyakit jantung yang menyangkut gangguan dari pembulu darah koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan perhatian

1464 Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa/i UNMUHA Tentang Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Perokok Aktif dan Pasif The Relationship Level of Knowledge of UNMUHA

Penyakit jantung koroner Penyakit jantung koroner koroner adalah penyakit jantung yang menyangkut gangguan dari pembuluh darah koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan