• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR: Studi Eksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri Lialang Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR: Studi Eksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri Lialang Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR

(StudiEksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri

Lialang Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program Pendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

Veni Vita Khairunnisa 1106160

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG

(2)

BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri

Lialang Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Veni Vita Khairunnisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Veni Vita Khairunnisa 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SISWA SEKOLAH

DASAR

(Studi Eksperimen, terhadap siswa kelas III SD Negeri Lialang

Tahun Ajaran 2014/2015)

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan 47 % siswa belum mencapai batas maksimal KKM.Oleh karena itu, ingin melakukan penelitian menggunakan media buku cergam karya.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Metode yang digunakan yaitu eksperimen desain Quasi Experimental bentuk nonequivalent Control Group

Design.Disebut dengan eksperimen kuasi karena penelitian ini memiliki dua kelompok dengan pemilihan secara random.Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen 53,56 dan kelas kontrol 59,00 maka kemampuan apresiasi cerpen kelas kontrol memiliki nilai rata-rata lebih besar dibandingkan kelas eksperimen. Setelah melakukan treatment dengan menggunakan media buku cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu selama tiga kali memperoleh rata-rata post-test kelas eksperimen 86,48 dan kelas kontrol 77,13 maka kemampuan apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pembelajaran apresiasi cerpen yang tidak menggunakan media pada kelas kontrol. Selisih hasil pre-test dan post-test di kelas eksperimen adalah 32,92 dan selisih di kelas kontrol adalah 16,13. Dapat dilihat peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dalam apresiasi cerpen menggunakan media buku cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu lebih signifikan dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media.Diharapkan pengajar menggunakan sebuah media buku cergam dalam pembelajaran apresiasi cerpen agar siswa dapat berpikir secara nyata dan pembelajaran lebih inovatif. Bagi peneliti selanjutnya lebih membahas secara mendalam mengenai kemampuan apresiasi cerpen yang akan diajarkan.

(5)

Abstract

Background of the research was lack of students ability in appreciation of short story. Based on the results of observation, the reasearcher found that 47 % students have not reached the standard minimum score. Therefore, the researcher tried toconducted the research by using the picture story book. The Method of this research was quantitative by experimental form of nonequivalent Control Group Design because it has two research groups by random selection. Based on the results of pre-test, the average score of experimental class got 53,56and control class got 59.00. So, the average score in control class wash higher than experimental class. After giving treatment by using picture story bookby Fita Chakra and Indra Bayu during three times, the average score of post-test in experimental class got 86,48 and control class got 77,13. So, the appreciation of short story ability by using picture books in experimental class was good if compared with control class which did not using appreciation of short story. The result difference of pre-test and post-pre-test was 32,92in experimental class and 16,13 in control class. It can be seen that improving students ability in appreciation of short story by using picture story book Fita Chakra and Indra Bayu more significant compared with the learning which did not use the media. Teachers are expected to use a media story book images in learning an appreciation of short stories so that students are able to think concretely and more innovative learning. For more researchers discuss in depth about the ability of appreciation of short stories that will be taught.

(6)

DAFTAR ISI PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA CERGAM A. Kajian Teori... 6

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

B. Pembahasan ... 71

(7)

A. Simpulan... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(8)
(9)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 30

4.2 Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 32

4.3 Plots Pretest Kelas Eksperimen ... 35

4.4 Plots Pretest Kelas Kontrol ... 35

4.5 Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 45

4.6 Nilai Posttest Kelas Kontrol... 47

4.7 Plots Posttest Kelas Eksperimen ... 50

4.8 Plots Posttest Kelas Kontrol ... 50

4.9 Data N-Gain Kelas Eksperimen ... 63

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 1 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 2 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 3 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)Pretest dan Posttest

5. Cover Buku Cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu

6. Hasil uji deskriptif statistik data pretest

7. Hasil uji normalitas dan homogenitas data pretest

8. Hasil uji perbedaan dua rata-rata (uji T) pretest

9. Hasil uji normalitas dan homogenitas data posttest

10.Hasil uji perbedaan dua rata-rata (uji T) posttest

11.Hasil uji Anova Dan Scheffe posttestkelas eksperimen 12.Lembar observasi kegiatan guru treatment 1

13.Lembar observasi kegiatan guru treatment 2 14.Lembar observasi kegiatan guru treatment 3

15.Hasil kerja siswa Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol 16.Hasil kerja siswa Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol 17.Foto kegiatan pembelajaran

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang penelitian

Pembelajaran bahasa menitikberatkan pada empat keterampilan

berbahasa, yakni mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.Keterampilan

berbahasa berkaitan dengan bahasa dan sastra. Pembelajaran sastra dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya

sastra.

Apresiasi sastra di SD dilakukan secara terpadu dalam pembelajaran

bahasa Indonesia.Dengan mempelajari apresiasi karya sastra dapat mengajak

siswa untuk melihat sisi penting dalam sebuah karya sastra.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas III SD Negeri

Lialang Kecamatan Taktakan Kota Serang pada tanggal 31 Maret 2015,

peneliti menemukan permasalahan.Dari hasil pengamatan yang dilakukan dan

sumber data yang diperoleh, siswa belum mampu mengapresiasi cerita dengan

baik sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun kurang baik. Kemampuan

anak dalam pembelajaran apresiasi sastra, khususnya cerpen yaitu 47 % siswa

yang belum mampu mencapai batas maksimal KKM.

Salah satu penyebab hal tersebut yaitu guru masih menggunakan

metode ceramah, sehingga pembelajaran kurang menarik bagi

siswa.Berdasarkan hal tersebut, perlu ditemukan solusi. Maka dari itu, peneliti

ingin meneliti penggunaan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian

siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen ini.

Media merupakan sebuah alat yang digunakan dalam pembelajaran

agar lebih efektif dan inovatif sehingga menarik minat dan motivasi siswa

dalam proses belajar mengajar berlangsung. Maka dari itu, memilih media

haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Dalam

pembelajaran apresiasi cerpen peneliti menggunakan media yaitu cerita

bergambar.

Menurut Stewig (Nurgiyantoro, 2005, hlm. 4) salah satu alasan

(12)

satu buku sastra anak, yaitu buku cerita bergambar.Cerita bergambar adalah

sebuah cerita yang disertai dengan gambar-gambar sebagai pendukung

pemahaman anak terhadap isi cerita tersebut. Anak usia SD cenderung lebih

tertarik membaca cerita bergambar.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diberi judul “Buku Cergam

Karya Fita Chakra dan Indra Bayu sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Cerpen di Sekolah Dasar”.

B.Rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti dapat merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran apresiasi cerpen siswa kelas III SD Negeri

Lialang dengan menggunakan mediacergam karya Fita Chakra dan Indra

Bayu?

2. Bagaimana hasil pembelajaran apresiasi cerpen pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dengan menggunakan media

cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil yang signifikan pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dalam pembelajaran

apresiasi cerpen dengan menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan

Indra Bayu?

C.Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yaitu:

1. Ingin mengetahui proses pembelajaran apresiasi cerpen siswa kelas III SD

Negeri Lialang sebelum dan sesudah menggunakan media cergam karya

Fita Chakra dan Indra Bayu.

2. Ingin mengetahui hasil pembelajaran apresiasi cerpenpada kelas kontrol dan

kelas eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dengan menggunakan

media cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu.

3. Ingin mengidentifikasi perbedaan hasil pada kelas kontrol dan kelas

(13)

apresiasi cerpen dengan menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan

Indra Bayu.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat dari segi teori

Manfaat dari segi teori, yakni media cergam dapat dijadikan

sebuah referensi dalam pembelajaran apresiasi cerpen. Sehingga guru-guru

mengetahui media apa saja yang dapat digunakan untuk menarik minat

siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra.

2. Manfaat dari segi kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu lembaga-lembaga

pendidikan seperti sekolah dalam pembelajaran apresiasi sastra, khusunya

cerpen.sehingga pihak sekolah memberikan kebijakan dengan mengevaluasi

kembali proses pembelajaran apresiasi cerpen yang diberikan guru kepada

siswa dengan memberikan media yang kreatif dan inovatif dengan

menggunakan cergam.

3. Manfaat dari segi pembaca

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca atau

masyarakat sehingga mengetahui tentang pembelajaran apresiasi cerpen

dengan menggunakan cergam.

E. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan memberikan persamaan persepsi, maka

diberikan pembatasan pengertian-pengertian istilah yang terdapat dalam

penelitian ini, istitlah-istilah tersebut adalah:

1. Cergam

Cerita gambar merupakan singkatan dari cerita bergambar yang

berarti sebuah cerita yang disajikan dalam bentuk gambar-gambar yang

biasanya diperuntuhkan untuk anak-anak. Cerita bergambar yang

digunakan yaitu karya Fita Chakra dan Indra Bayu dengan judul sebagai

berikut:

(14)

b. Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat! c. Ups! Aku Tidak Ceroboh Lagi!

d. Sip! Aku Bukan Anak Pelupa!

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang digunakan dalam

menyampaikan suatu pelajaran agar lebih efektif dan inovatif.

3. ApresiasiCerpen

Apresiasi cerpen adalah sebuah penghayatan terhadap nilai-nilai

yang terkandung dalam sebuah karya cerita pendek.

F. Sistematika Penulisan

BAB II MEDIA PEMBELAJARAN CERITA GAMBAR, APRESIASI

CERPEN

E. Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian

F. Intrumen Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(15)

2. Pembahasan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

(16)
(17)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A.Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Menurut Sugiyono

(2012, hlm. 14) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B.Metode penelitian

Metode penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian

eksperimen.Desain eksperimen, yakni Quasi Experimental.Menurut Kumar (Seniati, dkk, 2009, hlm. 37) penelitian eksperimental-kuasi sebagai penelitian

semi-eksperimental.Bentuk penelitian ini adalah nonequivalent Control Group

Design.Desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih yakni kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random kemudian

diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.Kelompok eksperimen diberi perlakukan dan dilakukan posttest untuk memperoleh perbedaan hasil setelah diberikan perlakukan pada kelompok eksperimen. Desain penelitian di

gambarkan sebagai berikut :

Quasi Experimental bentuk nonequivalent control group design

(18)

Desain penelitian eksperimen sebagai berikut:

C. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

a.Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan proses pengamatan

pembelajaran yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan media cergam pada pembelajaran apresiasi cerpen

untuk memperoleh data. Dimana dalam melakukan penelitian mereka

yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas

peneliti.

Studi Pustaka dan Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah dan Hipotesis

Penyusunan Instrumen Penentuan Populasi dan Sampel

Pretest

Treatment1

Posttest

Treatment2

Treatment3

Pembahasan Data

(19)

b. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis untuk

mengetahui dan memperoleh data mengenai peningkatan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis Data Test Awal

Data awal yang dianalisis oleh peneliti yaitu uji normalitas, uji

homogenitas, uji kesamaan dua rata – rata ( uji T) untuk mengetahui kelompok rendah, sedang, dan tinggi antara kelas eksperiman dan kelas

kontrol. Proses analisis didapat dilakukan dengan bantuan program

software SPSS versi 20.0 for windows.

b. Analisis Data Test Akhir

Pada data hasil tes akhir yang diperoleh dari kelas eksperimen

dan kelas kontrol untuk mendapatkan data, seperti: uji homogenitas,

analisis pengelompokan test akhir dari nilai test awal sebelumnya, uji

pembeda dua rata – rata ( uji T), uji rata rata tes akhir dan analisis data data N-Gain.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data

berditribusi normal atau tidak sehingga memperoleh nilai rendah, sedang,

dan tinggi. Signifikansi dikatakan normal harus di atas 5% atau 0,05.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu akan

dilakukan uji normalitas (Sugiyono, 2013, hlm. 204).

d. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah

kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kelas yang homogen.

Penelitian boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi

benar-benar homogen.

(20)

Uji kesamaan rata-rata menggunakan kesamaan varians

digunakan untuk mengetahui adatidaknya perbedaan rata-rata kondisi

awal populasi.

Menurut seorang ahli Riduwan (2013, hlm.239) menyatakan

rumus yang dapat digunakan adalah :

t

=

1

�1 = banyaknya siswa kelas eksperimen

�2 = banyaknya siswa kelas kontrol

�12 = varians kelas eksperimen

�22 = varians kelas kontrol.

f. Penghitungan Gain Ternormalitas

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana

peningkatan kemampuan apresiasi cerpen menggunakan media cergam

karya Fita Chakra dan Indra Bayu. Adapun perhitungan gain

ternormalisasi menggunakan rumus :

g =

� �

Keterangan :

g = Gain

Untuk melihat peningkatan N-Gain siswa, dapat dilihat dari acuan dalam

(21)

Gain Klasifikasi

g > 0,7 Gain tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Gain sedang

g ≤ 0,3 Gain rendah

Tabel 3.1 Nilai Gain Ternormalitas

D. Latar/ Setting Penelitian

Lokasi yang digunakan penelitian ini yaitu SD Negeri

Lialang.Pemilihan lokasi ini dipilih karena merupakan SD Program Pelatihan

Lapangan peneliti sehingga sudah beradaptasi dengan sekolah, guru, maupun

murid SD tersebut sebelum dilakukan penelitian. Dengan demikian semoga

penelitian ini akan berjalan dengan lancar.

E. Populasi dan Subjek Penelitian

Sampel yang digunakan yaitu SD Negeri Lialang.Populasi yang

digunakan yaitu seluruh siswa kelas III SD Negeri Lialang.Subjek penelitian

ini yaitu siswa-siswa SD Negeri Lialang kelas III yang memiliki kelas paralel.

Kelas III A terdiri dari 43 siswa dengan 17 laki-laki dan 26 perempuan dan

kelas III B terdiri dari 43 siswa dengan 14 laki-laki dan 29 perempuan.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan tes dan non tes.Tes berupa soal-soal

mengenai kemampuan siswa dalam memahami cerita.Sedangkan non tes

berupa observasi.

1. Tes

Tes awal diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol untuk mengukur kemampuan awal yang diberikan sebelum dilakukan

pembelajaran (treatment). Sedangkan test akhir diberikan untuk mengukur peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa terhadap cerita

bergambar.

(22)

kompetensi dasar, indikator sebagai tolak ukur sehingga menghasilkan

pertanyaan yang telah dijabarkan pada indikator dan membuat kunci jawaban

serta format penilaian.Tes soal yang dibuat adalah uraian singkat yang dibuat

untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa terhadap bacaan yang

telah dibaca.

KISI-KISI SOAL

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : III

Semester : II

Jumlah Soal : 6 (Enam)

Standar

Kompetensi Indikator Tingkat

(23)

Menyimpulk

5 :Menjawab tema berdasarkan cerita dengan jelas dan tepat.

3 : Menjawab tema berdasarkan cerita dengan kurang tepat.

1 : Menjawab tema berdasarkan cerita dengan tidak tepat.

b. Kesesuaian tokoh dan penokohan

20 : Menyebutkan seluruh tokoh dan penokohan secara lengkap dan

benar.

14 : Menyebutkan hanya sebagian tokoh dan penokohan dengan benar.

8 : Menyebutkan hanya satu tokoh dan penokohan secara benar.

c. Kesesuaian latar/ setting

20 : Menyebutkan seluruh latar yang terdapat dalam cerita.

14 : Menyebutkan hanya sebagian latar yang terdapat dalam cerita.

8 : Menyebutkan hanya satu latar yang terdapat dalam cerita.

d. Kesesuaian alur

10 :Menjelaskan alur dengan benar dan tepat.

7 : Menjelaskan alur kurang tepat.

(24)

e. Kesesuaian sudut pandang

30 : Menjelaskan sudut pandang dengan benar dan tepat.

20 : Menjelaskan alur kurang tepat.

10 : Menjelaskan alur tidak tepat.

f. Kesesuaian amanat

15 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita dengan benar dan tepat.

10 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita kurang tepat.

5 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita tidak tepat.

2. Non Tes

Non tes yang lakukan pada penelitian ini adalah observasi. Observasi

dilakukan kepada guru yang melakukan proses pengajaran dikelas. Adapun

lembar observasinya sebagai berikut.

Guru melakukan komunikasi mengenai kehadiran

siswa

Guru melakukan apersepsi

Kegiatan Inti

Guru memberikan media cerita gambar berjudul

“Yess!!! Aku Tak Minder Lagi! ” kepada siswa.

Guru meminta siswa membaca dalam hati

Guru menjelaskan cara menemukan unsur

instrinsik meliputi: tema, tokoh dan sifat tokoh,

latar, alur, sudut pandang, dan amanat.

Guru membimbing siswa bersama teman

sekelompok menentukan unsur-unsur cerita

tersebut.

Guru meminta siswa mengerjakan soal secara

(25)

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa

terkait hal-hal yang belum diketahui siswa.

Guru bersama siswa meluruskan

kesalahpahaman dan memberi penguatan.

Kegiatan

Penutup

Guru bersama siswa membuat kesimpulan

belajar.

Guru mengakhiri pembelajaran.

Guru meminta siswa berdo’a

a) Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti

(Sugiyono, 2013, hlm.168).

Penelitian ini melakukan validitas dan reabilitas data.Validitas

butir soal yang dinilai oleh validator adalah: (1) kesesuaian antara

indikator dan dan butir soal (2) kejelasan bahasa dalam soal, (3)

kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa, dan (4) kebenaran

materi atau konsep.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan

oleh Pearson, yang dikenal oleh rumus korelasi product moment sebagai berikut menurut Arikunto (2009, hlm. 72)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = banyak subjek

S = skor butir soal yang dicari validitasnya

Y = skor total

XY = perkalian antara skor butir soal dengan skor total

r

xy

=

�∑ −

(

)(

)

(26)

Setelah nilai koefisiennya diketahui maka kemudian nilai rxy>

tabel dan α = 5% maka dapat dienterprestasikan berdasarkan besarnya

koefisien korelasi sebagai berikut menurut Arikunto (2009, hlm.174):

Koefisien

Korelassi ( rxy)

Interpretasi

0,800- 1,00 Validitas sangat tinggi

0.600- 0,800 Validitas tinggi

0,400 – 0,600 Validitas sedang

0,200 – 0,400 Validitas rendah

0,00 – 0,200 Validitas sangat rendah

Kurang dari 0.00 Tidak valid

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi.

Berdasarkan hasil anates yang telah dilakukan, nilai kolerasiXY

yang diperoleh 0,45 dengan kategori validitas sedang.

b) Reliabilitas

Dalam peneltian uji reliabilitas dilakukan dengan melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Seringkali penelitian tidak

melakukan proses kelapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti ini

perlu diuji reliabilitasnya.

Reabilitas suatu instrumen evaluasi adalah keajegan instrumen

yang apabila dilakukan kepada subjek yang sama dengan orang, waktu,

atau tempat yang berbeda maka akan menghasilkan hasil yang sama.

Untuk mengetahui tingkat reabilitas pada tes kemampuan

membaca pemhaman cerita bergambar yang berbentuk uraian, maka

peneliti menggunakan program Anates untuk menghitungnya.

Untuk mengetahui tingkat realibilitas pada tes kemampuan

membaca pemahaman yang berbentuk uraian digunakan rumus Alpha

Cronbarch(Sugiyono, 2013, hlm. 180) sebagai berikut:

r

11 =

(1 -

∑�

(27)

Keterangan :

r 11 = reabilitas yang dicari

N = banyaknya butir soal

� 12 = jumlah variens skor setiap butir soal

�2� = variens skor total

Setelah koefisien reabilitas diketahui, kemudian dikonfrensikan

dengan kriteria Guilford (Sugiyono, 2013, hlm. 144), kriteria itu tampak pada tabel dibawah ini:

Koefesien Reabilitas Kreateria

0,00 – 0,20 Reabiltas kecil

0,20 -0,40 Reabilitas rendah

0,40 – 0,70 Reabilitas sedang

0,70 – 0,90 Reabilitas tinggi

0,90 – 1,00 Reabilitas sangat tinggi

Tabel 3.3 Reabilitas Guilford

Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, nilai

reabilitas instrumen yaitu 0,62 dengan kategori sedang.

c) Daya Pembeda

“Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu pola untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa bodoh (berkemapuan rendah)”(Arikunto, 2009, hlm. 211). Disini peneliti menggunakan program Anates untuk menghitung daya

pembeda.

Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi, disingkat DP. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut (Arikunto, 2009, hlm. 213) adalah sebagai berikut:

DP =

-

=

-

Keterangan :

DP = daya pembeda

(28)

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

JA = banyak peserta kelompok atas

JB = banyak peserta kelompok bawah

PA = BA

JA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P

sebagai indeks kesukaran)

PB = BB

JB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Kemudian klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Arikunto,

2009, hlm. 218) adalah sebagai berikut:

Daya Pembeda Klasifikasi

Kurang dari 0,00 Sangat jelek

0,00 -0,20 Jelek

0,20 -0,40 Cukup

0,40 - 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Sangat baik

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, daya

pembeda soal nomor 1 memperoleh 50,0 dengan klasifikasi baik, nomor

2 memperoleh 27,50 dengan klasifikasi cukup, nomor 3 memperoleh

47,50 dengan klasifikasi baik, nomor 4 memperoleh 37,50 dengan

klasifikasi cukup, nomor 5 memperoleh 48,6 dengan klasifikasi baik,

dan nomor 6 memperoleh 13,86 dengan klasifikasi jelek.

d) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha untuk memecahkannya dan soal yang terlalu sukar

akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

semngat untuk mencoba lagi. Karena diluar jangkauannya

(29)

anates untuk menghitung tingkat kesukarannya rumus mencari indeks

kesukaran (Arikunto, 2009, hlm. 207)sebagai berikut:

P =

��

Keterangan :

P = tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut kententuan, indeks kesukaran diklasifikasi sebagai

berikut:

Tingkat Kesukaran Kategori Soal

0,00 Soal terlalu sukar

1,00 – 0,30 Soal sukar

0,30 – 0,70 Soal sedang

0,70 – 1,00 Soal mudah

>1,00 Soal terlalu mudah

Tabel 3.5Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Hasil data program anates yang telah dilakukan, tingkat kesukaran

nomor 1 dengan nilai 0,71 dengan kategori soal mudah, nomor 2

dengan nilai 0,56 dengan kategori soal sedang, nomor 3 dengan nilai

0,63 dengan kategori soal sedang, nomor 4 dengan nilai 0,71 dengan

kategori soal mudah, nomor 5 dengan nilai 0,56 dengan kategori

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan analisis da temuan yang diperoleh selama penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas ekperimen dengan

menggunakan media buku cergam karya Fia Chakra dan Indra Bayu

dilakukan dalam tiga treatment. Treatment pertama dilakukan dengan membagikan media secara perorangan dengan judul “Yess ! Aku Tak Minder Lagi”, treatment kedua dilakukan dengan membagikan media secara berkelompok dengan judul “Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat!”,

dan treatment ketiga menggunakan media secara massal dengan judul

“Ups! Aku Tidak Ceroboh Lagi!”

2. Hasil pembelajaran siswa kelas kontrol memperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen 86,48 dan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 77,06.

Maka kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan

media buku cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu memperoleh hasil

belajar yang lebih baik dari pada kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen

dengan menggunakan pembelajaran biasa.

3. Selisih hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen adalah 32,93 dan selisih di kelas kontrol adalah 18,60. Maka peningkatan kemampuan siswa

dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam Karya

Fita Chakra dan Indra Bayu memperoleh hasil yang signifikan

dibandingkan kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan

(31)

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan dan

menunjukkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran apresiasi cerpen

menggunakan media cergam. Maka kepala sekolah dianjurkan untuk

mendukung aktivitas guru agar menggunakan media buku cergam dalam

proses pembelajaran apresiasi cerpen.

2. Guru

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan hasil yang

lebih baik. Untuk guru sebaiknya menggunakan media buku cergam dalam

proses pembelajaran khusunya apresiasi cerpen dibandingkan melakukan

pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan

media apapun. Sebuah media cergam ini, anak dapat melihat secara visual

dan lebih konkret.Karena siswa kelas rendah cenderung belum dapat

berpikir secara konkret dan lebih senang dengan gambar-gambar yang

terdapat dalam buku cergam sehingga dapat lebih memotivasi siswa dalam

pembelajaran apresiasi cerpen.

Maka peneliti menyarankan untuk guru untuk mengaplikasikan dan

mengembangkan pembejararan menggunakan sebuah media buku cergam

yang tentunya telah disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Untuk

menerapkan pembelajaran menggunakan media cergam ini, sebaiknya

guru mempersiapkan mulai dari RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), media cerita gambar, dan

hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran apresiasi cerpen sehingga

dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

3. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya mengingatkan bahwa kemampuan siswa

dalam apresiasi cerpen sangat penting maka perlu dilakukan penelitian

(32)

dalam peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan kelas yang tidak

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin.(2001). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Azkiya, A. (2006). Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak di Sekolah Dasar dengan

Cerita Bergambar. Skripsi Untirta. Serang: tidak diterbitkan.

Hafid, M. (2010). Pembelajaran Apresiasi Sastra (Cerita) di Kelas Rendah

Sekolah Dasar dengan Menggunakan Buku Bergambar. Skripsi Untirta.

Serang: tidak diterbitkan.

Kurniawan, I. (2008). Peningkatan Apresiasi Prosa dengan Menggunakan Buku

Cerita pada Kelas V SDN 15 Malepang Kabupaten Pesisir Selatan.S1

Thesis.Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurgiyantoro.B. (2005).Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Riduwan.(2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Sarumpaet, dkk.(2012). Kreatif Menulis Cerita Anak.Bandung : Nuansa.

Seniati, dkk.(2009). Psikologi Eksperimen.Jakarta : PT INDEKS

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susilana dan Riyana.(2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Gambar

Tabel 3.1          Nilai N-Gain Ternormalitas ...........................................................................
gambarkan sebagai berikut :
tabel berikut:
Tabel 3.1 Nilai Gain Ternormalitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

lempar terdiri dari tolak peluru, lempar peluru, lempar lembing, dan lempar cakram. Nomor lompat tediri dari lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, dan lompat ganda.. Lari

MP Evaluasi Proses pembelajaran menjamin/memastikan kegiatan pembelajaran (PBM) terukur, terevaluasi dengan baik dan benar dalam studi mahasiswa program sarjana (S1) Jurusan Biologi

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar

Partisipasi merupakan jembatan antara kebijakan pemerintah dan kepentingan masyarakat itu, sehingga perencanaan daerah harus dilakukan dengan model dari bawah (bottom-up

- Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai keluhan yang dialami khususnya keluhan pada paru, efek yang timbul, riwayat pekerjaan saat ini dan sebelumnya, riwayat pajanan

Tingkat penggunaan variabel input (variable input utilization) tinggi jaring Agak berbeda dengan hasil penelitian pada variabel yang lainnya, pada analisis penggunaan