BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR
(StudiEksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri
Lialang Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan
Program Pendidikan Guru SekolahDasar
Oleh
Veni Vita Khairunnisa 1106160
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG
BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR
(Studi Eksperimen, Terhadap Siswa Sekolah Dasar Kelas III SD Negeri
Lialang Tahun Ajaran 2014/2015)
Oleh
Veni Vita Khairunnisa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Veni Vita Khairunnisa 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SISWA SEKOLAH
DASAR
(Studi Eksperimen, terhadap siswa kelas III SD Negeri Lialang
Tahun Ajaran 2014/2015)
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan 47 % siswa belum mencapai batas maksimal KKM.Oleh karena itu, ingin melakukan penelitian menggunakan media buku cergam karya.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Metode yang digunakan yaitu eksperimen desain Quasi Experimental bentuk nonequivalent Control Group
Design.Disebut dengan eksperimen kuasi karena penelitian ini memiliki dua kelompok dengan pemilihan secara random.Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen 53,56 dan kelas kontrol 59,00 maka kemampuan apresiasi cerpen kelas kontrol memiliki nilai rata-rata lebih besar dibandingkan kelas eksperimen. Setelah melakukan treatment dengan menggunakan media buku cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu selama tiga kali memperoleh rata-rata post-test kelas eksperimen 86,48 dan kelas kontrol 77,13 maka kemampuan apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pembelajaran apresiasi cerpen yang tidak menggunakan media pada kelas kontrol. Selisih hasil pre-test dan post-test di kelas eksperimen adalah 32,92 dan selisih di kelas kontrol adalah 16,13. Dapat dilihat peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dalam apresiasi cerpen menggunakan media buku cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu lebih signifikan dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media.Diharapkan pengajar menggunakan sebuah media buku cergam dalam pembelajaran apresiasi cerpen agar siswa dapat berpikir secara nyata dan pembelajaran lebih inovatif. Bagi peneliti selanjutnya lebih membahas secara mendalam mengenai kemampuan apresiasi cerpen yang akan diajarkan.
Abstract
Background of the research was lack of students ability in appreciation of short story. Based on the results of observation, the reasearcher found that 47 % students have not reached the standard minimum score. Therefore, the researcher tried toconducted the research by using the picture story book. The Method of this research was quantitative by experimental form of nonequivalent Control Group Design because it has two research groups by random selection. Based on the results of pre-test, the average score of experimental class got 53,56and control class got 59.00. So, the average score in control class wash higher than experimental class. After giving treatment by using picture story bookby Fita Chakra and Indra Bayu during three times, the average score of post-test in experimental class got 86,48 and control class got 77,13. So, the appreciation of short story ability by using picture books in experimental class was good if compared with control class which did not using appreciation of short story. The result difference of pre-test and post-pre-test was 32,92in experimental class and 16,13 in control class. It can be seen that improving students ability in appreciation of short story by using picture story book Fita Chakra and Indra Bayu more significant compared with the learning which did not use the media. Teachers are expected to use a media story book images in learning an appreciation of short stories so that students are able to think concretely and more innovative learning. For more researchers discuss in depth about the ability of appreciation of short stories that will be taught.
DAFTAR ISI PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA CERGAM A. Kajian Teori... 6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27
B. Pembahasan ... 71
A. Simpulan... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 30
4.2 Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 32
4.3 Plots Pretest Kelas Eksperimen ... 35
4.4 Plots Pretest Kelas Kontrol ... 35
4.5 Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 45
4.6 Nilai Posttest Kelas Kontrol... 47
4.7 Plots Posttest Kelas Eksperimen ... 50
4.8 Plots Posttest Kelas Kontrol ... 50
4.9 Data N-Gain Kelas Eksperimen ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 1 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 2 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) treatment 3 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)Pretest dan Posttest
5. Cover Buku Cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu
6. Hasil uji deskriptif statistik data pretest
7. Hasil uji normalitas dan homogenitas data pretest
8. Hasil uji perbedaan dua rata-rata (uji T) pretest
9. Hasil uji normalitas dan homogenitas data posttest
10.Hasil uji perbedaan dua rata-rata (uji T) posttest
11.Hasil uji Anova Dan Scheffe posttestkelas eksperimen 12.Lembar observasi kegiatan guru treatment 1
13.Lembar observasi kegiatan guru treatment 2 14.Lembar observasi kegiatan guru treatment 3
15.Hasil kerja siswa Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol 16.Hasil kerja siswa Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol 17.Foto kegiatan pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang penelitian
Pembelajaran bahasa menitikberatkan pada empat keterampilan
berbahasa, yakni mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.Keterampilan
berbahasa berkaitan dengan bahasa dan sastra. Pembelajaran sastra dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya
sastra.
Apresiasi sastra di SD dilakukan secara terpadu dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.Dengan mempelajari apresiasi karya sastra dapat mengajak
siswa untuk melihat sisi penting dalam sebuah karya sastra.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas III SD Negeri
Lialang Kecamatan Taktakan Kota Serang pada tanggal 31 Maret 2015,
peneliti menemukan permasalahan.Dari hasil pengamatan yang dilakukan dan
sumber data yang diperoleh, siswa belum mampu mengapresiasi cerita dengan
baik sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun kurang baik. Kemampuan
anak dalam pembelajaran apresiasi sastra, khususnya cerpen yaitu 47 % siswa
yang belum mampu mencapai batas maksimal KKM.
Salah satu penyebab hal tersebut yaitu guru masih menggunakan
metode ceramah, sehingga pembelajaran kurang menarik bagi
siswa.Berdasarkan hal tersebut, perlu ditemukan solusi. Maka dari itu, peneliti
ingin meneliti penggunaan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian
siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen ini.
Media merupakan sebuah alat yang digunakan dalam pembelajaran
agar lebih efektif dan inovatif sehingga menarik minat dan motivasi siswa
dalam proses belajar mengajar berlangsung. Maka dari itu, memilih media
haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. Dalam
pembelajaran apresiasi cerpen peneliti menggunakan media yaitu cerita
bergambar.
Menurut Stewig (Nurgiyantoro, 2005, hlm. 4) salah satu alasan
satu buku sastra anak, yaitu buku cerita bergambar.Cerita bergambar adalah
sebuah cerita yang disertai dengan gambar-gambar sebagai pendukung
pemahaman anak terhadap isi cerita tersebut. Anak usia SD cenderung lebih
tertarik membaca cerita bergambar.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diberi judul “Buku Cergam
Karya Fita Chakra dan Indra Bayu sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Cerpen di Sekolah Dasar”.
B.Rumusan masalah penelitian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran apresiasi cerpen siswa kelas III SD Negeri
Lialang dengan menggunakan mediacergam karya Fita Chakra dan Indra
Bayu?
2. Bagaimana hasil pembelajaran apresiasi cerpen pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dengan menggunakan media
cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil yang signifikan pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dalam pembelajaran
apresiasi cerpen dengan menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan
Indra Bayu?
C.Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yaitu:
1. Ingin mengetahui proses pembelajaran apresiasi cerpen siswa kelas III SD
Negeri Lialang sebelum dan sesudah menggunakan media cergam karya
Fita Chakra dan Indra Bayu.
2. Ingin mengetahui hasil pembelajaran apresiasi cerpenpada kelas kontrol dan
kelas eksperimen siswa kelas III SD Negeri Lialang dengan menggunakan
media cergam karya Fita Chakra dan Indra Bayu.
3. Ingin mengidentifikasi perbedaan hasil pada kelas kontrol dan kelas
apresiasi cerpen dengan menggunakan media cergam karya Fita Chakra dan
Indra Bayu.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat dari segi teori
Manfaat dari segi teori, yakni media cergam dapat dijadikan
sebuah referensi dalam pembelajaran apresiasi cerpen. Sehingga guru-guru
mengetahui media apa saja yang dapat digunakan untuk menarik minat
siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra.
2. Manfaat dari segi kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu lembaga-lembaga
pendidikan seperti sekolah dalam pembelajaran apresiasi sastra, khusunya
cerpen.sehingga pihak sekolah memberikan kebijakan dengan mengevaluasi
kembali proses pembelajaran apresiasi cerpen yang diberikan guru kepada
siswa dengan memberikan media yang kreatif dan inovatif dengan
menggunakan cergam.
3. Manfaat dari segi pembaca
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca atau
masyarakat sehingga mengetahui tentang pembelajaran apresiasi cerpen
dengan menggunakan cergam.
E. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dan memberikan persamaan persepsi, maka
diberikan pembatasan pengertian-pengertian istilah yang terdapat dalam
penelitian ini, istitlah-istilah tersebut adalah:
1. Cergam
Cerita gambar merupakan singkatan dari cerita bergambar yang
berarti sebuah cerita yang disajikan dalam bentuk gambar-gambar yang
biasanya diperuntuhkan untuk anak-anak. Cerita bergambar yang
digunakan yaitu karya Fita Chakra dan Indra Bayu dengan judul sebagai
berikut:
b. Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat! c. Ups! Aku Tidak Ceroboh Lagi!
d. Sip! Aku Bukan Anak Pelupa!
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang digunakan dalam
menyampaikan suatu pelajaran agar lebih efektif dan inovatif.
3. ApresiasiCerpen
Apresiasi cerpen adalah sebuah penghayatan terhadap nilai-nilai
yang terkandung dalam sebuah karya cerita pendek.
F. Sistematika Penulisan
BAB II MEDIA PEMBELAJARAN CERITA GAMBAR, APRESIASI
CERPEN
E. Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian
F. Intrumen Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Menurut Sugiyono
(2012, hlm. 14) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B.Metode penelitian
Metode penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian
eksperimen.Desain eksperimen, yakni Quasi Experimental.Menurut Kumar (Seniati, dkk, 2009, hlm. 37) penelitian eksperimental-kuasi sebagai penelitian
semi-eksperimental.Bentuk penelitian ini adalah nonequivalent Control Group
Design.Desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih yakni kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random kemudian
diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.Kelompok eksperimen diberi perlakukan dan dilakukan posttest untuk memperoleh perbedaan hasil setelah diberikan perlakukan pada kelompok eksperimen. Desain penelitian di
gambarkan sebagai berikut :
Quasi Experimental bentuk nonequivalent control group design
Desain penelitian eksperimen sebagai berikut:
C. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
a.Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan proses pengamatan
pembelajaran yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media cergam pada pembelajaran apresiasi cerpen
untuk memperoleh data. Dimana dalam melakukan penelitian mereka
yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas
peneliti.
Studi Pustaka dan Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah dan Hipotesis
Penyusunan Instrumen Penentuan Populasi dan Sampel
Pretest
Treatment1
Posttest
Treatment2
Treatment3
Pembahasan Data
b. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis untuk
mengetahui dan memperoleh data mengenai peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis Data Test Awal
Data awal yang dianalisis oleh peneliti yaitu uji normalitas, uji
homogenitas, uji kesamaan dua rata – rata ( uji T) untuk mengetahui kelompok rendah, sedang, dan tinggi antara kelas eksperiman dan kelas
kontrol. Proses analisis didapat dilakukan dengan bantuan program
software SPSS versi 20.0 for windows.
b. Analisis Data Test Akhir
Pada data hasil tes akhir yang diperoleh dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol untuk mendapatkan data, seperti: uji homogenitas,
analisis pengelompokan test akhir dari nilai test awal sebelumnya, uji
pembeda dua rata – rata ( uji T), uji rata rata tes akhir dan analisis data data N-Gain.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data
berditribusi normal atau tidak sehingga memperoleh nilai rendah, sedang,
dan tinggi. Signifikansi dikatakan normal harus di atas 5% atau 0,05.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu akan
dilakukan uji normalitas (Sugiyono, 2013, hlm. 204).
d. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kelas yang homogen.
Penelitian boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi
benar-benar homogen.
Uji kesamaan rata-rata menggunakan kesamaan varians
digunakan untuk mengetahui adatidaknya perbedaan rata-rata kondisi
awal populasi.
Menurut seorang ahli Riduwan (2013, hlm.239) menyatakan
rumus yang dapat digunakan adalah :
t
=
�
1
�1 = banyaknya siswa kelas eksperimen
�2 = banyaknya siswa kelas kontrol
�12 = varians kelas eksperimen
�22 = varians kelas kontrol.
f. Penghitungan Gain Ternormalitas
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
peningkatan kemampuan apresiasi cerpen menggunakan media cergam
karya Fita Chakra dan Indra Bayu. Adapun perhitungan gain
ternormalisasi menggunakan rumus :
g =
� � –−Keterangan :
g = Gain
Untuk melihat peningkatan N-Gain siswa, dapat dilihat dari acuan dalam
Gain Klasifikasi
g > 0,7 Gain tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Gain sedang
g ≤ 0,3 Gain rendah
Tabel 3.1 Nilai Gain Ternormalitas
D. Latar/ Setting Penelitian
Lokasi yang digunakan penelitian ini yaitu SD Negeri
Lialang.Pemilihan lokasi ini dipilih karena merupakan SD Program Pelatihan
Lapangan peneliti sehingga sudah beradaptasi dengan sekolah, guru, maupun
murid SD tersebut sebelum dilakukan penelitian. Dengan demikian semoga
penelitian ini akan berjalan dengan lancar.
E. Populasi dan Subjek Penelitian
Sampel yang digunakan yaitu SD Negeri Lialang.Populasi yang
digunakan yaitu seluruh siswa kelas III SD Negeri Lialang.Subjek penelitian
ini yaitu siswa-siswa SD Negeri Lialang kelas III yang memiliki kelas paralel.
Kelas III A terdiri dari 43 siswa dengan 17 laki-laki dan 26 perempuan dan
kelas III B terdiri dari 43 siswa dengan 14 laki-laki dan 29 perempuan.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan tes dan non tes.Tes berupa soal-soal
mengenai kemampuan siswa dalam memahami cerita.Sedangkan non tes
berupa observasi.
1. Tes
Tes awal diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol untuk mengukur kemampuan awal yang diberikan sebelum dilakukan
pembelajaran (treatment). Sedangkan test akhir diberikan untuk mengukur peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa terhadap cerita
bergambar.
kompetensi dasar, indikator sebagai tolak ukur sehingga menghasilkan
pertanyaan yang telah dijabarkan pada indikator dan membuat kunci jawaban
serta format penilaian.Tes soal yang dibuat adalah uraian singkat yang dibuat
untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa terhadap bacaan yang
telah dibaca.
KISI-KISI SOAL
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : III
Semester : II
Jumlah Soal : 6 (Enam)
Standar
Kompetensi Indikator Tingkat
Menyimpulk
5 :Menjawab tema berdasarkan cerita dengan jelas dan tepat.
3 : Menjawab tema berdasarkan cerita dengan kurang tepat.
1 : Menjawab tema berdasarkan cerita dengan tidak tepat.
b. Kesesuaian tokoh dan penokohan
20 : Menyebutkan seluruh tokoh dan penokohan secara lengkap dan
benar.
14 : Menyebutkan hanya sebagian tokoh dan penokohan dengan benar.
8 : Menyebutkan hanya satu tokoh dan penokohan secara benar.
c. Kesesuaian latar/ setting
20 : Menyebutkan seluruh latar yang terdapat dalam cerita.
14 : Menyebutkan hanya sebagian latar yang terdapat dalam cerita.
8 : Menyebutkan hanya satu latar yang terdapat dalam cerita.
d. Kesesuaian alur
10 :Menjelaskan alur dengan benar dan tepat.
7 : Menjelaskan alur kurang tepat.
e. Kesesuaian sudut pandang
30 : Menjelaskan sudut pandang dengan benar dan tepat.
20 : Menjelaskan alur kurang tepat.
10 : Menjelaskan alur tidak tepat.
f. Kesesuaian amanat
15 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita dengan benar dan tepat.
10 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita kurang tepat.
5 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita tidak tepat.
2. Non Tes
Non tes yang lakukan pada penelitian ini adalah observasi. Observasi
dilakukan kepada guru yang melakukan proses pengajaran dikelas. Adapun
lembar observasinya sebagai berikut.
Guru melakukan komunikasi mengenai kehadiran
siswa
Guru melakukan apersepsi
Kegiatan Inti
Guru memberikan media cerita gambar berjudul
“Yess!!! Aku Tak Minder Lagi! ” kepada siswa.
Guru meminta siswa membaca dalam hati
Guru menjelaskan cara menemukan unsur
instrinsik meliputi: tema, tokoh dan sifat tokoh,
latar, alur, sudut pandang, dan amanat.
Guru membimbing siswa bersama teman
sekelompok menentukan unsur-unsur cerita
tersebut.
Guru meminta siswa mengerjakan soal secara
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
terkait hal-hal yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa meluruskan
kesalahpahaman dan memberi penguatan.
Kegiatan
Penutup
Guru bersama siswa membuat kesimpulan
belajar.
Guru mengakhiri pembelajaran.
Guru meminta siswa berdo’a
a) Validitas
Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti
(Sugiyono, 2013, hlm.168).
Penelitian ini melakukan validitas dan reabilitas data.Validitas
butir soal yang dinilai oleh validator adalah: (1) kesesuaian antara
indikator dan dan butir soal (2) kejelasan bahasa dalam soal, (3)
kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa, dan (4) kebenaran
materi atau konsep.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan
oleh Pearson, yang dikenal oleh rumus korelasi product moment sebagai berikut menurut Arikunto (2009, hlm. 72)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = banyak subjek
S = skor butir soal yang dicari validitasnya
Y = skor total
XY = perkalian antara skor butir soal dengan skor total
r
xy
=
�∑ −
(
∑
)(
∑
)
Setelah nilai koefisiennya diketahui maka kemudian nilai rxy>
tabel dan α = 5% maka dapat dienterprestasikan berdasarkan besarnya
koefisien korelasi sebagai berikut menurut Arikunto (2009, hlm.174):
Koefisien
Korelassi ( rxy)
Interpretasi
0,800- 1,00 Validitas sangat tinggi
0.600- 0,800 Validitas tinggi
0,400 – 0,600 Validitas sedang
0,200 – 0,400 Validitas rendah
0,00 – 0,200 Validitas sangat rendah
Kurang dari 0.00 Tidak valid
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi.
Berdasarkan hasil anates yang telah dilakukan, nilai kolerasiXY
yang diperoleh 0,45 dengan kategori validitas sedang.
b) Reliabilitas
Dalam peneltian uji reliabilitas dilakukan dengan melakukan
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Seringkali penelitian tidak
melakukan proses kelapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti ini
perlu diuji reliabilitasnya.
Reabilitas suatu instrumen evaluasi adalah keajegan instrumen
yang apabila dilakukan kepada subjek yang sama dengan orang, waktu,
atau tempat yang berbeda maka akan menghasilkan hasil yang sama.
Untuk mengetahui tingkat reabilitas pada tes kemampuan
membaca pemhaman cerita bergambar yang berbentuk uraian, maka
peneliti menggunakan program Anates untuk menghitungnya.
Untuk mengetahui tingkat realibilitas pada tes kemampuan
membaca pemahaman yang berbentuk uraian digunakan rumus Alpha
Cronbarch(Sugiyono, 2013, hlm. 180) sebagai berikut:
r
11 =−
(1 -
∑�
Keterangan :
r 11 = reabilitas yang dicari
N = banyaknya butir soal
� 12 = jumlah variens skor setiap butir soal
�2� = variens skor total
Setelah koefisien reabilitas diketahui, kemudian dikonfrensikan
dengan kriteria Guilford (Sugiyono, 2013, hlm. 144), kriteria itu tampak pada tabel dibawah ini:
Koefesien Reabilitas Kreateria
0,00 – 0,20 Reabiltas kecil
0,20 -0,40 Reabilitas rendah
0,40 – 0,70 Reabilitas sedang
0,70 – 0,90 Reabilitas tinggi
0,90 – 1,00 Reabilitas sangat tinggi
Tabel 3.3 Reabilitas Guilford
Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, nilai
reabilitas instrumen yaitu 0,62 dengan kategori sedang.
c) Daya Pembeda
“Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu pola untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa bodoh (berkemapuan rendah)”(Arikunto, 2009, hlm. 211). Disini peneliti menggunakan program Anates untuk menghitung daya
pembeda.
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat DP. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut (Arikunto, 2009, hlm. 213) adalah sebagai berikut:
DP =
�
-
�=
�
-
�
Keterangan :
DP = daya pembeda
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
JA = banyak peserta kelompok atas
JB = banyak peserta kelompok bawah
PA = BA
JA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P
sebagai indeks kesukaran)
PB = BB
JB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.
Kemudian klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Arikunto,
2009, hlm. 218) adalah sebagai berikut:
Daya Pembeda Klasifikasi
Kurang dari 0,00 Sangat jelek
0,00 -0,20 Jelek
0,20 -0,40 Cukup
0,40 - 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Sangat baik
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda
Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, daya
pembeda soal nomor 1 memperoleh 50,0 dengan klasifikasi baik, nomor
2 memperoleh 27,50 dengan klasifikasi cukup, nomor 3 memperoleh
47,50 dengan klasifikasi baik, nomor 4 memperoleh 37,50 dengan
klasifikasi cukup, nomor 5 memperoleh 48,6 dengan klasifikasi baik,
dan nomor 6 memperoleh 13,86 dengan klasifikasi jelek.
d) Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha untuk memecahkannya dan soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semngat untuk mencoba lagi. Karena diluar jangkauannya
anates untuk menghitung tingkat kesukarannya rumus mencari indeks
kesukaran (Arikunto, 2009, hlm. 207)sebagai berikut:
P =
��Keterangan :
P = tingkat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut kententuan, indeks kesukaran diklasifikasi sebagai
berikut:
Tingkat Kesukaran Kategori Soal
0,00 Soal terlalu sukar
1,00 – 0,30 Soal sukar
0,30 – 0,70 Soal sedang
0,70 – 1,00 Soal mudah
>1,00 Soal terlalu mudah
Tabel 3.5Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Hasil data program anates yang telah dilakukan, tingkat kesukaran
nomor 1 dengan nilai 0,71 dengan kategori soal mudah, nomor 2
dengan nilai 0,56 dengan kategori soal sedang, nomor 3 dengan nilai
0,63 dengan kategori soal sedang, nomor 4 dengan nilai 0,71 dengan
kategori soal mudah, nomor 5 dengan nilai 0,56 dengan kategori
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan analisis da temuan yang diperoleh selama penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas ekperimen dengan
menggunakan media buku cergam karya Fia Chakra dan Indra Bayu
dilakukan dalam tiga treatment. Treatment pertama dilakukan dengan membagikan media secara perorangan dengan judul “Yess ! Aku Tak Minder Lagi”, treatment kedua dilakukan dengan membagikan media secara berkelompok dengan judul “Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat!”,
dan treatment ketiga menggunakan media secara massal dengan judul
“Ups! Aku Tidak Ceroboh Lagi!”
2. Hasil pembelajaran siswa kelas kontrol memperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen 86,48 dan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 77,06.
Maka kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan
media buku cergam Karya Fita Chakra dan Indra Bayu memperoleh hasil
belajar yang lebih baik dari pada kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen
dengan menggunakan pembelajaran biasa.
3. Selisih hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen adalah 32,93 dan selisih di kelas kontrol adalah 18,60. Maka peningkatan kemampuan siswa
dalam apresiasi cerpen dengan menggunakan media buku cergam Karya
Fita Chakra dan Indra Bayu memperoleh hasil yang signifikan
dibandingkan kemampuan siswa dalam apresiasi cerpen dengan
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan dan
menunjukkan hasil yang lebih baik dalam pembelajaran apresiasi cerpen
menggunakan media cergam. Maka kepala sekolah dianjurkan untuk
mendukung aktivitas guru agar menggunakan media buku cergam dalam
proses pembelajaran apresiasi cerpen.
2. Guru
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan hasil yang
lebih baik. Untuk guru sebaiknya menggunakan media buku cergam dalam
proses pembelajaran khusunya apresiasi cerpen dibandingkan melakukan
pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan
media apapun. Sebuah media cergam ini, anak dapat melihat secara visual
dan lebih konkret.Karena siswa kelas rendah cenderung belum dapat
berpikir secara konkret dan lebih senang dengan gambar-gambar yang
terdapat dalam buku cergam sehingga dapat lebih memotivasi siswa dalam
pembelajaran apresiasi cerpen.
Maka peneliti menyarankan untuk guru untuk mengaplikasikan dan
mengembangkan pembejararan menggunakan sebuah media buku cergam
yang tentunya telah disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Untuk
menerapkan pembelajaran menggunakan media cergam ini, sebaiknya
guru mempersiapkan mulai dari RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), media cerita gambar, dan
hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran apresiasi cerpen sehingga
dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.
3. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya mengingatkan bahwa kemampuan siswa
dalam apresiasi cerpen sangat penting maka perlu dilakukan penelitian
dalam peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan kelas yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin.(2001). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta: Sinar Baru.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Azkiya, A. (2006). Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak di Sekolah Dasar dengan
Cerita Bergambar. Skripsi Untirta. Serang: tidak diterbitkan.
Hafid, M. (2010). Pembelajaran Apresiasi Sastra (Cerita) di Kelas Rendah
Sekolah Dasar dengan Menggunakan Buku Bergambar. Skripsi Untirta.
Serang: tidak diterbitkan.
Kurniawan, I. (2008). Peningkatan Apresiasi Prosa dengan Menggunakan Buku
Cerita pada Kelas V SDN 15 Malepang Kabupaten Pesisir Selatan.S1
Thesis.Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurgiyantoro.B. (2005).Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Riduwan.(2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta
Sarumpaet, dkk.(2012). Kreatif Menulis Cerita Anak.Bandung : Nuansa.
Seniati, dkk.(2009). Psikologi Eksperimen.Jakarta : PT INDEKS
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Susilana dan Riyana.(2009). Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.