PENGARUH MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PADA ANAK TUNARUNGU
DI SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Metode eksperimen dengan teknik analisis Single Subject Research (SSR) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Khusus
Oleh,
Suci Mayasari 1006452
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Model Induktif Kata Bergambar
Terhadap Kemampuan Membuat Kalimat
Pada Anak Tunarungu Di SLB N A
Citeureup Cimahi
Oleh Suci Mayasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Suci Mayasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
SUCI MAYASARI 1006452
PENGARUH MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PADA ANAK TUNARUNGU
DI SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dr. Budi Susetyo, M. Pd NIP. 195809071987031001
Pembimbing II
Dr. Juhanaini, M.Ed NIP: 196005051986032001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Gangguan pendengaran yang dialami oleh anak tunarungu mengakibatkan hambatan pada aspek bahasa reseptif dan ekspresifnya. Keadaan ini menjadikan mereka mengalami hambatan dalam berkomunkasi. Hal ini disebabkan anak tunarungu menerima informasi secara visual, sehingga informasi yang diperoleh akan berbeda dengan anak yang tidak mengalami hambatan pendengaran. Permasalahan yang terjadi dilapangan adalah kesulitan yang dialami siswa tunarungu dalam membuat kalimat dasar sesuai dengan tatabahasa yang baik dan benar. Penelitian ini menekankan pada pengembangan kemampuan membuat kalimat yang bertujuan untuk menerapkan model induktif kata bergambar dalam meningkatkan kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K. penelitian ini dilakukan di SLB N A Citeureup Cimahi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dan desain penelitian A-B-A. penelitian dilakukan pada siswa tunarungu kelas VIII SMPLB. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan adanya peningkatan kemampuan menulis pada subjek G setelah diberikan intervensi, dimana Baseline-1 (A-1) mencapai mean level sebesar 34,37, Intervensi (B) sebesar 81,42 dan pada Baseline-2 (A-2) mencapai 91,87, hasil ini menunjukan bahwa penggunaan model induktif kata bergambar ini berpengaruh secara efektif dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Berdasarkan penelitian ini, peneliti merekomendasikan untuk menggunakan model induktif kata bergambar sebagai salah satu alternative untuk memudahkan siswa dalam memahami proses pembelajaran membuat kalimat.
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Hearing loss experienced by children with hearing disability resulted in inhibition of receptive and expressive language aspects. This csituation resulted in them have problem in communicating. This is due to deaf children receive information visually, so that the information obtained will be different with children who do not have problems hearing. Problems that occur in the field is the difficulty experienced by deaf students in making basic sentences in accordance with good grammar and correct. This research emphasize the development of the ability to make a sentence wich aims to apply the picture world inductive model in enhancing the ability to make a basic sentence pattern S-P-O-K. This research was conducted in SLB N A Citeureup Cimahi. This study uses experimental research, and Single Subject Research approach, design of the A-B-A. The study was conducted on deaf student with the initial G. Based on data obtained showed an increased ability to write the subject of G the given intervention. This is proved by the increase in the man levels at each phase is baseline -1, then the intervention, and baseline-2. based in these finding results at this research, implementation of Picture Word Inductive Model approach can improve the ability of write to subject G. Researcher recommended to uses Picture Word Inductive Model approach as an alternative approach to approach as an alternative approach to language learning material sentences.
i
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ……….. i
ABSTRAK ………... ii
KATA PENGANTAR ………. iii
UCAPAN TERIMAKASIH ……… iv
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR TABEL ……… x
DAFTAR GRAFIK ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……… xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Identifikasi Masalah ……….. 4
C. Batasan Masalah ………... 4
D. Rumusan Masalah ………. 5
E. Tujuan Penelitian ………... 5
1. Tujuan penelitian ………. 5
2. Kegunaan Penelitian ……… 5
ii
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1. Pengertian Anak Tunarungu ……….. 7
2. Klasifikasi Anak Tunarungu ………... 8
3. Kemampuan Kognisi Anak Tunarungu ………... 13
B. Konsep Dasar Kalimat ………. 17
1. Pengertian Kalimat ………. 17
2. Kemampuan Anak Tunarungu dalam Membuat Kalimat …. 18 C. Model Induktif Kata Bergambar ………. 19
1. Konsep Dasar Model Induktif Kata Bergambar ……… 19
2. Modifikasi Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar … 21 D. Penelitian yang Relevan ………... 22
E. Kerangka Berpikir ……… 23
F. Hipotesis ……… 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ……… 25
1. Definisi Konsep Variabel ……… 25
a. Variabel Bebas ………... 25
b. Variabel Terikat ………. 26
2. Definisi Operasional Variabel ………. 26
a. Model Induktif Kata Bergambar ……… 26
B. Metode Penelitian ……….. 27
C. Subjek Penelitian dan Tempat Penelitian ...………... 30
D. Instrument Penelitian ………. 30
E. Proses Pengembangan Instrumen ……….. 34
1. Uji Validitas Instrumen ……… 34
2. Uji Reliabilitas Instrumen ……… 35
F. Teknik Pengumpulan Data ……… 38
iii
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
H. Analisis Data ……….. 40
1. Analisis Dalam Kondisi ……… 40
a. Panjang Kondisi ……….. 40
b. Kecenderungan Arah ……….. 41
c. Tingkat Stabilitas ……… 41
d. Tingkat Perubahan ……….. 41
e. Jejak Data ……… 41
f. Rentang ……… 41
2. Analisis Antar Kondisi ……….. 42
a. Variabel yang Diubah ……….. 42
b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya …………... 42
c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan Efeknya ……… 42
d. Perubahan Level Data ………. 42
e. Data yang Tumpang Tindih ………. 42
I. Prosedur Penelitian ……….. 43
1. Persiapan Penelitian ……… 43
2. Pelaksanaan Penelitian ………... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 45
1. Hasil Baseline – 1 (A-1) Subjek G ……… 45
2. Hasil Intervens (B) Subjek G ……… 47
3. Hasil Baseline – 2 (A-2) Subjek G ……… 48
B. Pembahasan ……… 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………. 57
iv
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Degrees of Hearing Impairment and Impact on Communication …….. 9
1.2 Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget ……….. 14
1.3 Hasil penelitian membuat kalimat pada anak tunarungu ……… 16
3.1 Kisi – kisi Instrumen ………. 31
3.2 Instrumen Penelitian ……….. 32
3.3 Perhitungan Validitas Instrumen ………... 35
3.4 Penafsiran Koefisien Reliabilitas ………... 37
4.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) ……… 50
4.2 Kondisi Intervensi (B) ……… 51
4.3 Kondisi Baseline – 2 (A-2) ………. 49
v
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik
3.1 Desain A1 – B –A2 ……… 29
4.1 Kondisi Baseline – 1 (A-1) Subjek G ………. 46
4.2 Kondisi Intervensi (B) Subjek G ……… 48
4.3 Kondisi Baseline -2 (A-2) Subjek G ………... 49
vi
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
A. LAMPIRAN 1
1. Kisi-Kisi Instrument Penelitian
2. Instrument Penelitian
3. Prosedur Penelitian
4. Lembar Kerja Siswa
B. LAMPIRAN 2
1. Expert-Judgement
2. Hasil Validitas Instrument Penelitian
3. Hasil Reliabilitas Instrument Penelitian
C. LAMPIRAN 3
1. Lembar Bimbingan Skripsi
2. Jadwal Penelitian
3. Hasil Lembar Kerja Instrument Subjek G
4. Hasil Uji Coba Instrument
5. Analisis Hasil Penelitian
D. LAMPIRAN 4
1. Surat Izin Penelitian
1 Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam
dirinya. Bahasa juga memiliki peran penting dalam menempuh kehidupan manusia,
dimana bahasa digunakan sebagai alat komunikasi manusia dan manusia dapat
berkomuikasi dengan dunia luar karena manusia itu terampil dalam berbahasa tidak
terkecuali anak tunarungu. seperti dikatakan Somantri (2007, hlm. 96) bahwa:
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia dalam mengadakan hubungan dengan sesamanya, maka dari itu manusia dalam menguasai bahasa harus melalui proses, artinya sebelum manusia menguasai bahasa tersebut manusia harus mendengar terlebih dahulu bahasa yang diucapkan oleh orang lain, kemudian melalui pendengaran, manusia meniru bunyi bahasa yang diucapkan oleh manusia lainnya, meskipun siswa tunarungu mengalami hambatan pendengaran, bukan berarti kebutuhan berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar tidak bisa dimiliki, hanya saja karena dampak dari hambatan yang dmiliki menyebabkan siswa sulit untuk memperoleh bahasa.
Dampak dari hambatan yang dimiliki tersebut dapat berpengaruh terhadap aspek – aspek bahasa. salah satunya yaitu kemampuan menulis atau membuat kalimat. Abdurrahman (1999, hlm. 182) mengungkapkan bahwa “bahasa merupakan suatu system komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca, dan menulis”. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa kemampuan menulis atau membuat kalimat merupakan bagian dari keterampilan bahasa. Ketika seseorang mengalami
hambatan dalam proses pemerolehan bahasa seperti yang dialami oleh seorang
2
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
juga terhambat. Menulis atau membuat kalimat merupakan suatu activitas yang
melibatkan fisik dan mental, untuk dapat menguasai kemampuan menulis dengan
baik dan benar dibutuhkan latihan yang terus menerus. Semua itu agar siswa mampu
terbiasa dan mudah dalam menulis sebuah kalimat yang baik dan benar.
Hal tersebut berlaku bagi siswa yang mengalami hambatan dalam pendengaran,
dimana kemampuan menulis atau membuat kalimat merupakan salah satu aspek
bahasa yang harus dikuasai oleh mereka. Kondisi siswa tunarungu yang mengalami
hambatan dalam berbahasa menyebabkan mereka kesulitan dalam menuangkan setiap
ide pikiran yang dimiliki dalam sebuah tulisan, kondisi tersebut menunjukan bahwa
kebutuhan akan kemampuan menulis atau membuat kalimat merupakan salah satu
ilmu pengetahuan yang harus dimiliki oleh siswa karena hampir seluruh mata
pelajaran di sekolah menggunakan kemampuan menulis ini. Selain itu, dapat juga
dilihat pada salah satu Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar pada tingkat dasar
yang didalamnya menyebutkan siswa harus menuliskan pesan singkat sesuai dengan
isi dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.
Dalam hal ini, peneliti telah melakukan observasi selama praktek lapangan
berlangsung dan peneliti menemukan siswa tunarungu yang duduk di bangku kelas
VIII SMPLB dimana siswa tersebut belum mampu menulis atau membuat kalimat
dengan struktur yang benar. Hal ini menjadi bahan pemikiran bagi para pendidik untuk mencari solusi bagaimana pembelajaran menulis atau membuat kalimat pada
anak tunarungu menjadi efektif dan dapat meningkatkan kemampuan menulis atau
membuat kalimat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa siswa tunarungu yang telah
duduk dibangku SMP ini mengalami kesulitan dalam membuat sebuah kalimat. Hasil
dari analisa observasi ini menampakan fenomena anak tidak mampu membuat
kalimat dengan pola dan struktur yang benar seperti kalimat tidak beraturan sehingga
sulit dipahami oleh pembaca, bahkan ketika peneliti mencoba meminta siswa untuk
menyusun kalimat acak, siswa masih belum mampu menyusunnya menjadi kalimat
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yang dilakukan oleh guru dalam beberapa kali pertemuan, dimana pengajaran yang
dilakukan oleh guru hanya dengan menggunakan metode ceramah tanpa
menggunakan media gambar atau media lain yang dapat menunjang pembelajaran
siswa yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa. Berdasarkan
pemaparan pemaparan mengenai permasalahan yang dialami oleh siswa tunaungu,
maka peneliti bermaksud untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan
tersebut agar pembelajaran siswa mengenai menulis atau membuat kalimat menjadi
efektif dan kemampuan yang siswa miliki dapat meningkat. Salah satunya yaitu
dengan menggunakan model induktif kata bergambar, model induktif kata bergambar
adalah satu salah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Model ini dapat
digunakan untuk pembelajaran membaca maupun menulis. Joyce, et all. (2011, hlm.
153) mengemukakan bahwa:
Model induktif kata bergambar beru saha mengajak siswa untuk mengklasifikasi kata – kata yang baru mereka peroleh, membangun konsep – konsep yang akan memungkinkan mereka memecahkan kata – kata yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Dalam struktur model induktif kata bergambar, siswa yang masih muda disajikan gambar – gambar dari pemandangan yang relative familiar. Mereka menghubungkan kata – kata dengan gambar itu dengan cara mengidentifikasi objek, tindakan dan kualitas yang mereka kenali. Landasan model ini selain berdasarkan pada penelitian dalam bidang baca tulis, model ini juga berlandaskan pada bagaimana siswa belajar dan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka. Prinsip terpenting dari model ini adalah membangun perkembangan kosa kata dan bentuk – bentuk sintaksis siswa serta memfasilitasi peralihan dari tutur menjadi tulisan”.
Penggunaan model induktif kata bergambar dalam penelitian ini menggunakan
gambar yang menarik dan tidak monoton, sehingga pembelajaran diharapkan lebih
efektif serta penggunaan indera visual yang sangat berperan penting dalam
memperoleh informasi bagi anak tunarung, karena sering kali anak tunarungu ini
disebut sebagai insan visual.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai “Pengaruh model induktif kata bergambar terhadap kemampuan membuat
4
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi masalah yaitu
beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membuat kalimat pada anak
tunarungu adalah :
1. Faktor hambatan pendengaran yang dimiliki anak tunarungu yang
menyebabkan informasi yang diperolehnya tidak maksimal.
2. Anak tunarungu mengalami hambatan dalam mengingat hal yang bersifat
verbal. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan mengingat dan menyimpan
informasi yang bersifat auditif.
3. Metode yang digunakan saat pembelajaran masih dengan metode ceramah,
dimana cara penyampaian informasi dilakukan dengan cara verbal yang
mengakibatkan anak tidak paham mengenai informasi yang disampaikan.
4. Sarana dan prasarana yang seringkali tidak mendukung proses pembelajaran.
Dalam hal ini yaitu pengadaan media pembelajaran atau alat peraga visual
(gambar) yang sering diabaikan oleh guru pada saat proses pembelajaran.
5. Pada proses pebelajaran guru cenderung hanya sekedar menyampaikan
informasi tanpa melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga
membuat siswa pasif dan menyebabkan siswa tidak memahami isi dari
pembelajaran, maka bibutuhkan suatu model yang diadaptasikan bagi anak
tunarungu untuk meningkatkan kemampuan membuat kalimat pada anak
tunarungu. Model induktif kata bergambar memberikan fasilitas kepada siswa
siswa untuk mempermudah pemahaman proses pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif.
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Agar penelitian tidak terlalu meluas maka peneliti memutuskan untuk membatasi
masalah mengenai kemampuan membuat kalimat dasar berpola dan berstruktur yang
benar dengan menggunakan model induktif kata bergambar pada anak tunarungu
kelas VIII SMPLB
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, Maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh dalam
penggunaan model induktif kata bergambar terhadap kemampuan membuat kalimat
anak tunarungu kelas VIII SMPLB ?”
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Penelitian Secara Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
pengaruh model induktif kata bergambar dalam kemampuan membuat
kalimat pada anak Tunarungu di SLB NEGERI A Citeureup Cimahi.
b. Tujuan Penelitian Secara Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1) Untuk memperoleh data mengenai kemampuan membuat kalimat dasar
berpola S-P-O-K sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan
model induktif kata bergambar
2) Untuk memperoleh data mengenai kemampuan membuat kalimat dasar
berpola S-P-O-K selama diberikan perlakuan dengan menggunakan
model induktif kata bergambar.
3) Untuk memperoleh data mengenai kemampuan membuat kalimat dasar
berpola S-P-O-K setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan
model induktif kata bergambar.
6
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
a. Kegunaan teoritis
Secara teori hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara
yang dapat memudahkan dalam pembelajaran membaca.
b. Kegunaan praktis
1) Bagi guru
Diharapkan dapat membantu dalam menambah wawasan dan
pengalaman dalam usaha mengembangkan / mengoptimalkan model
pembelajaran bagi siswa tunarungu
2) Bagi siswa
Dapat memudahkan anak dalam pembelajaran menulis.
3) Bagi sekolah
Akan menjadi suatu kebehasilan apabila sekolah tersebut mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa yang notabennya
25 Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Definisi Konsep Variabel
Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 38) mengemukakan bahwa
Variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang
mempunyai “variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model induktif kata bergambar.
Model induktif kata bergambar adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis atau membaca. Model
ini memanfaatkan gambar dalam proses pembelajarannya, sehingga akan
memudahkan anak untuk memahami informasi atau pesan yang terdapat
dalam proses pembelajaran.
Pada proses pembelajaran yang dengan penggunaan model induktif kata
bergambar ini guru tidak lebih sebagai seorang fasilitator, moderator, dan
evaluator. Bruce, et all (2011, hlm. 153) menjelaskan Model Induktif
Kata-Bergambar (Picture-Word Inductive Model) adalah
salah satu model pengajaran yang berurusan dengan upaya pengembangan kosa kata, yang meliputi bagaimana menyimpan kata-kata dan bagaimana memindah kata-kata tersebut ke dalam memori jangka panjang. Landasan dari model ini selain berlandaskan pada penelitian dalam bidang baca tulis pada umumnya, model ini berlandaskan pada bagaimana siswa belajar dan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka. Prinsip terpenting dari model ini adalah membangun perkembangan kosakata dan bentuk – bentuk sintaksis siswa serta
memfasilitasi “peralihan” dari tutur menjadi tulisan.
Didasarkan pada penelitian tentang strategi – strategi instruksional dan
26
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
banyak perangkat untuk membantu guru mempelajari kemajuan siswa agar
mereka dapat membaca dan menulis dengan baik.
b. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah membuat kalimat dasar berpola
S-P-O-K. Keterampilan membuat kalimat tentu saja tidak datang dengan
sendirinya, melainkan melalui latihan dan praktek yang teratur. Maka dari itu
keterampilan menulis merupakan suatu proses yang diengaruhi oleh waktu,
pengalaman, kesempatan, latihan dan keterampilan khusus. Adapun salah satu
keterampilan khusus dalam menulis yaitu, penguasaan bahasa tulis yang akan
berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosa kata, struktur kalimat,
paragraph, ejaan, pragmatic, dsb. Keterampilan bahasa ekspresif non verbal
ini dipengaruhi oleh keterampilan berkomunikasi, dimana apabila
keterampilan berkomunikasinya baik dan benar maka keterampilan
menulispun akan baik begitupun sebaliknya, sehingga akan mempengaruhi
pada keterampilan membuat kalimat seseorang.
2. Definisi Operasional Variabel a. Model induktif kata bergambar
Model induktif kata bergambar adalah suatu model pembelajaran yang
dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis atau membaca.
Model ini memanfaatkan gambar dalam proses pembelajarannya, sehingga
akan memudahkan anak untuk memahami informasi atau pesan yang terdapat
dalam proses pembelajaran.
Pada proses pembelajaran yang dengan penggunaan model induktif kata
bergambar ini guru tidak lebih sebagai seorang fasilitator, moderator, dan
evaluator. Bruce, et all (2011, hlm. 153) menjelaskan Model Induktif
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
salah satu model pengajaran yang berurusan dengan upaya pengembangan kosa kata, yang meliputi bagaimana menyimpan kata-kata dan bagaimana memindah kata-kata tersebut ke dalam memori jangka panjang. Landasan dari model ini selain berlandaskan pada penelitian dalam bidang baca tulis pada umumnya, model ini berlandaskan pada bagaimana siswa belajar dan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka. Prinsip terpenting dari model ini adalah membangun perkembangan kosakata dan bentuk – bentuk sintaksis siswa serta memfasilitasi “peralihan” dari tutur menjadi tulisan.
Didasarkan pada penelitian tentang strategi – strategi instruksional dan
upaya peningkatan kemampuan membaca dan menulis, model ini memiliki
banyak perangkat untuk membantu guru mempelajari kemajuan siswa agar
mereka dapat membaca dan menulis dengan baik.
Adapun tujuan dan manfaat dari model induktif kata bergambar adalah
sebagai berikut:
- Tujuan
Kapasitas mengajar sendiri
Kemampuan menyelidiki bahasa yang diulang
Keterampilan dalam membaca
Kontrol yang terkonsep untuk membaca dan menulis - Manfaat
Membangun kemampuan membaca dan menulis kosakata
Mengklasifikasikan kata – kata dan kalimat
Berfikir secara induktif
Mengembangkan judul, kalimat, dan paragraf tentang foto – foto
mereka.
Adapun langkah – langkah pembelajaran model induktif kata bergambar
yang telah dimodifikasi yaitu:
a. Pada pertemuan petama guru menjelaskan tentang kalimat dan
28
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b. Kemudian setelah siswa memahami tentang struktur kalimat guru
memperlihatkan gambar suatu keadaan (guru menggunakan 3 gambar
berbeda pada setiap pertemuan) pada.
c. Kemudian anak diminta mempelajari objek / mengidentifikasi objek
yang ada digambar tersebut.
d. Bersama – sama guru dan siswa menarik garis pada gambar sesuai
dengan nama gambar tersebut.
e. Anak – anak bisa menambahkan kata – kata yang mereka inginkan
untuk bisa dirangkai menjadi sebuah kalimat.
f. Guru bersama siswa mereview kata dengan mengeja dan
membacanya.
g. Guru membuat kartu kata sesuai dengan kata yang didapat.
h. Kartu kata dibagikan kepada siswa dan meminta siswa menunjuk
gambar sesuai dengan kata yang tertera pada kartu.
i. Setelah semua kata siswa pahami, guru meminta siswa memasukan
kata tersebut pada tabel pembantu yang dibuat. Tabel ini dibuat untuk
mengkasifikasikan jenis kata sesuai dengan jenisnya.
j. Guru meminta anak membuat kalimat dari kata yang telah didapat.
k. Guru mengoreksi hasil pemahaman siswa pada kata – kata tadi
menurut konteks gambar dan kalimat.
b. Kemampuan membuat kalimat (menulis)
Menurut WJS Poerwodarminto (1987:105) secara mengartikan bahwa
menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Kemampuan menulis adalah
kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan
mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan
menulis dalam penelitian ini adalah membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K.
Keterampilan membuat kalimat tentu saja tidak datang dengan sendirinya,
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
keterampilan menulis merupakan suatu proses yang diengaruhi oleh waktu,
pengalaman, kesempatan, latihan dan keterampilan khusus. Adapun salah satu
keterampilan khusus dalam menulis yaitu, penguasaan bahasa tulis yang akan
berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosa kata, struktur kalimat,
paragraph, ejaan, pragmatic, dsb. Keterampilan bahasa ekspresif non verbal
ini dipengaruhi oleh keterampilan berkomunikasi, dimana apabila
keterampilan berkomunikasinya baik dan benar maka keterampilan
menulispun akan baik begitupun sebaliknya, sehingga akan mempengaruhi
pada keterampilan membuat kalimat seseorang.
Putrayasa (2010, hlm. 20) kalimat adalah “satuan gramatikal yang
dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik atau turun”.
Sedangkan menurut Chaer (2006, hlm. 327) mengemukakan bahwa “kalimat
adalah satuan bahasa yang berisi suatu “pikiran” atau “amanat” yang
lengkap”.
Kalimat disebut lengkap berarti didalam satuan bahasa yang disebut
kalimat itu terdapat :
- Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang lazim
disebut istilah subjek (S)
- unsur atau bagian yang menjadi komentar tentang subjek, yang lazim
disebut dengan istilah predikat (P).
- Unsur atau bagian yang menjadi bagian dari pelengkap dari predikat,
yang lazim disebut dengan istilah objek (O).
- Unsur atau bagian yang merupakan penjelasan lebih lanjut terhadap
predikat dan subjek, yang lazim disebut dengan istilah keterangan
(K)
Maka dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang
berisi suatu pikiran atau amanat yang lengkap yang dibatasi oleh adanya jeda
30
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan secara
ilmiah dan sistematis dalam suatu kegiatan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR) / subjek
tunggal. Sugiyono (2013, hlm. 72) mengemukakan bahwa “Metode penelitian
eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi lain yang terkendalikan”.
Arifin (2012, hlm. 75) mengemukakan bahwa eksperimen subjek tunggal adalah
“suatu eksperimen dimana subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih”. Menurut Rosnow dan Rosenthal (dalam sunanto, dkk,
2005, hlm. 54) “desain subjek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian”. Penelitian SSR ini menggunakan desain A-B-A. Penelitian SSR ini menggunakan pola desain A-B-A. Menurut Sunanto, dkk (2006, hlm. 44-45)
desain A-B-A mempunyai tiga fase yaitu sebagai berikut dibawah ini:
1. A1 (baseline) adalah kondisi awal perilaku sasaran (target behaviour) sebelum
mendapatkan perlakuan (intervensi).
2. B (Treatment) dimaksudkan dimana kondisi selama mendapatkan perlakuan
(intervensi).
3. A2 (Baseline 2) adalah kondisi pengulangan baseline setelah diberikan
perlakuan (intervensi).
Sunanto, dkk (2005, hlm. 59) mengemukakan bahwa “desain A-B-A ini menunjukan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas
yang lebih kuat dibanding dengan desain A-B”. Desain A-B-A bertujuan untuk
memperoleh data sebelum subjek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat
mendaptakan perlakuan kemudia setelahnya dilihat ada atau tidaknya pengaruh yang
terjadi dari perlakuan yang diberikan. Alasan peneliti menggunakan desain A-B-A
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
setelah intervensi pada desain A-B-A, guna sebaga kontrol untuk kondisi intervensi
sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional
antara variable bebas dan variabel terikat.
Pola desain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut:
A-1 B A-2
Grafik 3.1 Desain A1-B-A2
Menurut Sunanto, dkk. (2005, hlm. 60) menyatakan bahwa untuk
mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan penelitian
dengan disain, A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Mendefinisikan perilaku sasaran (target behavior) dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat.
2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinu sekurang – kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan data pada kondisi baseline stabil.
3. Memberikan intervensi serelah trend data baseline stabil.
4. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.
32
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5. Setelah kecenderungan dan level data pada fase intervensi (B) stabil mengulang fase baseline (A2).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model induktif kata
bergambar terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa
tunarungu kelas VIII SMPLB di SLB N A Citeureup Cimahi, dengan
mengetahui ada tidaknya sebab akibat yang terjadi antara variable bebas
dengan variable terikat sehingga pada akhir penelitian akan memunculkan
perbedaan hasil sebelum diberi intervensi dan ketika diberi intervensi.
C. Subjek Penelitian dan Tempat Penelitian
Subjek penelitian yang diambil adalah 1 orang siswa tunarungu di SLB N
A Citeureup Cimahi dengan identitas sebagai berikut :
1. Nama : Gilang
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki - laki
Kelas : VIII - SMPLB
Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil observasi dan asesmen yang
dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi dan asesmen “G” sudah
mampu membaca dengan cukup baik, namun dalam hal membuat kalimat
anak belum mampu membuat kalimat dengan baik dan benar atau sesuai
dengan kaidah bahasa, bahkan dalam hal menyusun kalimat acak yang
sederhana, anak masih belum bisa.
D. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dalam meneliti
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrument penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 102) “instrument adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument dalam
penelitian sosial yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
mempelajari suatu tes. Tes dalam penelitian ini berupa tes prestasi / achievement
test yang berbentuk essay.
34
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yang diberikan setiap sesinya berbeda. Hal ini bertujuan agar hasil penelitian
tidak bias dan agar anak tidak hanya dapat membuat soal dari satu gambar saja.
Tabel 3.2 Instrument penelitian Gambar yang digunakan dalam penelitian No
soal
Butir soal
Gambar 1
Gambar 2
1
Buatlah 10 kalimat dasar
berpola S – P – O – K dari
kata atau objek yang kamu
temukan pada gambar
dengan struktur yang
benar! 2
3
4
5
6
7
8
9
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Gambar 3
3. Kriteria penilaian kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K
Penilaian digunakan untuk mendapatkan skor hasil belajar membuat kalimat
yang berstruktur dan berpola.
Poin 4 : apabila siswa membuat kalimat berpola S – P – O – K.
Poin 3 : apabila siswa membuat kalimat berpola S – P – O / S – P – K..
Poin 2 : apabila siswa membuat kalimat berpola S – P.
Poin 1 : apabila siswa membuat kalimat berpola S – P – O atau S –P – K atau S – P – O – K dengan salah satu penempatanya terbalik.
Poin 0 : apabila siswa tidak mampu membuat kalimat yang berstruktur
36
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
∑ ∑
4. Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan soal
berdasarkan pendapat para ahli. Melalui proses judgement dan uji coba kepada
beberapa siswa tunarungu kelas VIII SMPLB ini kelayakan instrumen dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
5. Menganalisis hasil uji coba instrumen dan merevisi setiap soal yang dianggap
kurang tepat.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Tes dalam penelitian ini berupa tes prestasi / achievement test yang berbentuk
essay. Soal yang dibuat berdasarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai
yaitu untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membuat kalimat dasar
berpola S-P-O-K dengan struktur yang benar.
1. Uji validitas instrumen
Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa
yang hendak diukur secara tepat. Jadi suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid
apabila tes tersebut betul – betul mengukur hasil belajar. Menurut Aiken (dalam
Susetyo, 2011, hlm 88 ) mengemukakan bahwa “…validity of a test has been defined as the extent to which the test measures what it was designed to
measures”. Susetyo (2011, hlm, 89) berpendapat bahwa “validitas dapat diartikan
sejauhmana hasil pengukuran dapat diinterpretasikan sebagai cerminan sasaran
ukur yang berupa kemampuan, karakteristik atau tingkah laku yang diukur
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Untuk mengukur tingkat validitas tes dalam pengajaran membuat kalimat
yang berstruktur ini peneliti menggunakan validitas isi (content validity) dengan
teknik penilaian ahli (judgement).
Hasil dari penilaian ahli kemudian dihitung dengan rumus:
harus diperbaiki maka instrument tersebut dapat digunakan untuk alat pengumpul
data dalam penelitian yang akan dilakukan.
38
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
7
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk menentukan apakah suatu instrument dapat
dipercaya atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Arikunto
(dalam Haryadi, 2007, hlm. 39) mengemukakan bahwa “reliabilitas tes adalah
taraf kepercayaan yang tinggi terhadap suatu soal, apakah suatu tes memberikan
soal yang tetap atau berubah –ubah”.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument digunakan pengujian
reliabilitas konsistensi internal. Sugiyono (2013, hlm, 131) “pengujian reliabilitas
dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali
saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument”. Pengujian
reiabilitas pada penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach. Susetyo (2011,
hlm. 120) mengemukakan bahwa
pengujian dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach ini digunakan karena instrument tes yang digunakan berbentuk essay yang memiliki kriteria butir politomi. Perhitungan alpha cronbach menggunakan variansi, yaitu variansi skor responden dan variansi skor butir. Penggunaan variansi ini sama dengan perhitungan koefisien reliabilitas keseluruhan perangkat ukur yang menggunakan variansi skor murni ganjil dan genap.
Rumus yang digunakan adalah :
∑
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
∑ ∑ dimana N = jumlah responden
Dan variansi butir dengan cara perhitungan variansi setiap butir tes
∑ ∑
∑ ∑
Kemudian seluruh hasil perhitungan dijumlahkan dengan rumus
∑
+
... +
Keterangan :
∑ = Jumlah seluruh variansi butir
= Variansi skor responden
N = Jumlah butir yang setara
= koefisien reliabilitas
A = Skor responden
B = Skor Butir
= Variansi total skor responden
∑ = Variansi jumlah butir ∑ =
+
... +
Tabel 3.4
40
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu (Goilford, dalam Susetyo, 2010, hlm. 118)
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 sd 0,20 Tidak ada korelasi
0,21 sd 0,40 Rendah atau kurang
0,41 sd 0,70 Cukup
0,71 sd 0,90 Tinggi
0,91 sd 1,00 Sangat tinggi (sempurna)
Adapun hasil reliabilitas dari instrument yang telah dibuat adalah
0,734. Hal ini menunjukan bahwa instrument yang telah dibuat
memiliki nilai reliabilitas yang tinggi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
tes. Menurut Ridwan (2004, hlm. 76) tes yaitu “serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan dan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes membuat kalimat dasar berpola
S-P-O-K. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan
pemahaman yang dimiliki siswa dalam membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K .
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil
kemampuan mengenai kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K
yang dimiliki siswa sebelum menggunakan model induktf kata begambar dan
setelah menggunakan model induktif kata bergambar.
Adapun Tes yang akan diberikan dalam 3 kondisi yaitu kondisi baseline -1
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1. Kondisi baseline -1 (A-1), kondisi ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K
sebelum diberikan intervensi.
2. Kondisi intervensi (B), kondisi ini dilakukan dengan cara memberikan tes
kepada siswa dengan sebelumnya memberikna intervensi terlebih dahulu
mengenai konsep dalam membuat kalimat dengan menggunakan model
induktif kata bergambar. Kondisi ini dilakukan beberapa sesi.
3. Kondisi baseline – 2 (A-2), pada kondisi ini kembali dilakukan tess
kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K untuk mengetahui
bagaimana kemampuan siswa setelah diberikannya intervensi dengan
menggunakan model induktif kata bergambar.
Melalui desain A – B – A2 peneliti akan mendapatkan data-data melalui
pencatatan persentase. Pencatatan persentase yaitu mencatat jumlah jawaban yang
tepat dari suatu tes dibandingkan dengan keseluruhan jumlah soal tes kemudian
dikalikan dengan 100%.
G. Teknik Pengolahan Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian subjek tunggal berbeda dnegan
penelitian pada umumnya, penelitian tidak menggunakan uji signifikansi seperti
penelitian pada uji signifikansi seperti penelitian pada umumnya, karena hasil
penelitian tidak akan digeneralisasi.
Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis statistik deskriptif, Sugiyono (2013, hlm. 147 )
statistik deskriptif yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generasilasi.
Sementara itu statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian eksperimen
subjek tunggal adalah statistik deskriptif sederhana dimana data dari hasil
42
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
demikian akan terlihat jelas apakah ada pengaruh positif atau negatif dari suatu
intervensi terhadap target behavior.
Menurut Sunanto et all. (2005, hlm.39) mengemukakan bahwa terdapat
beberapa komponen yang harus dipenuhi dalam grafik garis antara lain sebagai
berikut:
1. Absis adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukan
satuan variabel bebas (misalnya sessi, hari, tanggal)
2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang menunjukan
satuan variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)
3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y
sebagai titikawal satuanvariabel bebas dan variabel terikat.
4. Skala garis – gari pendek pada sumu X dan sumbu Y merupakan ukuran.
5. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi
eksperimen.
6. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertical yang menunjukan adanya
perubahan kondisi ke kondisi.
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan pembaca agar segera diketahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengukuran
persentase yang merupakan satuan pengukuran. Persen menunjukan jumlah
terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan
kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut kemudian dikalikan dengan 100%,
dalam penelitian ini jumlah soal yang benar dibagi jumlah keseluruhan soal
dikalikan 100 .
∑
∑
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Analisis data merupakan tahap akhir sebelum dilakukannya penarikan
kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan. Analisis data pada penelitian
eksperimen pada umumnya menggunakan teknik analisis deskriptif yang
sederhana, hal ini bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran yang jelas
tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan.
Sunanto (2006, hlm. 67-73) mengungkapkan bahwa dalam analisis data
terdapat analisis dalam kondisi an analisis antar kondisi.
1. Analisis dalam kondisi
a. Panjang kondisi
Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut.
Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya
sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Panjang kondisi atau
banyaknya data dalam kondisi basleine tidak ada ktentua yang pasti.
Namun demikian, data dalam kondisi basline dikumpulkan sampai
data menunjukan stabilitas dan arah yang jelas.
b. Kecenderungan arah
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi
semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada
diatas dan dibawah garis tersebut sama banyak. Peneliti menggunakan
metode belah tengah (split - middle).
c. Tingkat stabilitas (level stability)
Tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu
kondisi. Adapun tingkat stabilitas data ini dapat ditentukan dengan
menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas
44
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
rentang 50% di atas dan dibawah mean, maka data tersebut dapat
dikatakan stabil.
d. Tingkat perubahan
Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan antara dua data.
Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu
kondisi maupun data antar kondisi.
e. Jejak data (data path)
Jejak data merupakan perubahandari data satu ke data lain dalam suatu
kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga
kemungkinan, yaitu menaik, menurun dan mendatar.
f. Rentang
Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak
antara data pertama dengan data terakhir. Rentang ini memberikan
informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat
perubahan (level change).
2. Analisis antarkondisi
a. Variabel yang di ubah
Analisis data antarkondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku
sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan
pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.
b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya
Analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik
antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu c. Perubahan kecenderungan stabilitas dan efeknya
Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari
sederetan data. Data dikatakan stabil apa bila data tersebut menunjukan
arah (mendatar, menaik, atau menurun) secara konsisten.
d. Perubahan level data
Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah.
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat (level) perubahan data
antar kondisi (misalnya kondisi baseline dan intervensi) ditunjukan
selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama
pada kondisi intervensi.
e. Data yang tumpang tindih (overlap)
Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data
yang sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih
menunjukan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin
banyak data yang tumpang tindih semakin menguatkan dugaan tidak
adanya perubahan pada kedua kondisi. Hal ini memberikan isyarat
bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat
diyakinkan.
I. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada salah satu subjek siswa tunarungu kelas VIII
SMPLB di SLB N Citeureup Cimahi. Pada penelitian ini subjek diberikan
pembelajaran membuat kaimat dengan menggunakan model induktif kata
bergambar. Adapun langkah-langkah persiapan pelaksanaan penelitian yang
46
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
a. Melakukan Studi Pendahuluan
b. Melakukan observasi ke sekolah
c. Menetapkan subjek penelitian
d. Mengurus Surat Perizinan diantaranya :
1). Permohonan surat pengantar dari Departemen PKh untuk
pengangkatan dosen pembimbing.
2). Permohonan surat keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
mengenai pengangkatan dosen pembimbing.
3). Mengurus surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK.
4). Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa
dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) Kota
Bandung di Jalan Supratman.
5). Dari KESBANG dan LINMASDA surat diteruskan ke Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat. di Dr. Rajiman.
6). Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan
syarat melakukan penelitian di sekolah tersebut.
e. Menyusun dan Melakukan Uji Coba Instrumen dan expert jugment
penelitian untuk menguji kevalidan dan reliabilitas instrumen
penelitian yang digunakan.
f. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :
1). Baseline (A-1) untuk mengetahui kemampuan awal membuat
kalimat dasar berpola S-P-O-K pada siswa tunarungu.
2). Intervensi (B) pada tahap ini siswa diberikan intervensi sebelum
membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K.
3). Baseline (A-2) kondisi ini merupakan kondisi terakhir. Tujuan dari
kondisi ini adalah untuk melihat adanya hubungan fungsional antara
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
g. Mengolah data hasil penelitian dengan cara menghitung perolehan skor
yang diperoleh saat subjek menyelesaikan soal sesuai dengan kriteria
penilaian yang telah ditentukan.
h. Melakukan analisis data
i. Pembuatan laporan hasil penelitian
J. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan saat jam pembelajaran berlangsung untuk
mengisi kelas saat karena wali kelas sedang ada tugas diluar.
1. Meminta izin pada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk
melaksanakan penelitian.
2. Melakukan pendekatan kembali kepada subjek penelitian.
3. Mengadakan komunikasi dengan guru kelas mengenai jadwal
penelitian.
4. Menyusun agenda pelaksanaan penelitian.
5. Melakukan tes pada baseline (A-1) sebanyak lima sesi (sampai stabil).
6. Melaksanakan treatment (B) dengan menggunakan model induktif kata
bergambar.
7. Melaksanakan tes pada baseline (A-2) sebanyak empat sesi (sampai
stabil)
57 Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian yang dilakukan pada subjek G mengenai kemampuan membuat
kalimat dasar berpola S-P-O-K dengan menggunakan model induktif kata bergambar
berpengaruh secara efektif dapat meningkatkan kemampuan membuat kalimat pada
anak tunarungu selain itu keaktifan dan antusias siswa selama proses pembelajaran
sangat baik sehingga berpenaruh pada hasil yang dicapai.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka pemberian intervensi berpengaruh
terhadap target behavior, maka dapat disimpulkan bahwa model induktf kata
bergambar ini berpengaruh secara efektif dapat meningkatkan kemampuan membuat
kalimat dasar berpola S-P-O-K dan meningkatkan keaktifan dan antusias belajar pada
siswa tunarungu kelas VIII SMPLB di SLB Negeri A Citeureup Cimahi. Dalam
penelitian ini kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K subjek G
mengalami peningkatan yang sangat baik, terlihat dari meningkatnya mean level pada
setiap kondisi.
B. Saran
Merujuk pada hasil penelitian dan kesimpulan peneliti mengajukan saran kepada
1. Pihak sekolah / guru
Mengacu pada keberhasilan penelitian Model induktif kata bergambar dapat
menjadi bahan pertimbangan sebagai salah satu alternative model pembelajaran
dalam proses pembelajaran membuat kalimat untuk mempermudah pemahaman
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 2. Kepada peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dari penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan model induktif kata bergambar dan
kemampuan membuat kalimat siswa tunarungu dengan ragam materi dan kelas
yang berbeda, sehingga penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, S. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agustiawati, Rizki (2012) Pengaruh Model Induktif Kata Bergambar terhadap Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas X SMA Al Washliyah 3 Medan Tahun Pembelajaran 2012 / 2013. [Online]. Diakses dari : http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Undergraduate-sk130205/25850
Alwi, Hasan, dkk. (202003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT. Refika Aditama.
Efendy, Akip. (2012). Hakikat Keterampilan Menulis. [Online]. Diakses dari
http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/hakikat-keterampilan-menulis-449101.html.
Effendi, Muhammad. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hallahan, Daniel P, et all. (2012). Exceptional Learners. Upper Saddle River: Pearson.
Suci Mayasari, 2015
PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Joyce, Bruce, et all. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Pelajar.
Putrayasa, Ida Bagus. (2010). Analisis Kalimat. Bandung: PT Refika Aditama.
Ridwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemua. Bandung: Alfabeta.
Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005a). Penelitian dengan Subjek
Tunggal. Bandung: UPI Pres.
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2006b). Penelitian dengan Subjek
Tunggal. Bandung: UPI Pres.
Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung:
PT Refika Aditama
Susetyo, Budi. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: CV Cakra.
Tim Dosen UPI. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Press.
Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.