• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI : Metode eksperimen dengan teknik analisis Single Subject Research (SSR).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI : Metode eksperimen dengan teknik analisis Single Subject Research (SSR)."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PADA ANAK TUNARUNGU

DI SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Metode eksperimen dengan teknik analisis Single Subject Research (SSR) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh,

Suci Mayasari 1006452

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Model Induktif Kata Bergambar

Terhadap Kemampuan Membuat Kalimat

Pada Anak Tunarungu Di SLB N A

Citeureup Cimahi

Oleh Suci Mayasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Suci Mayasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SUCI MAYASARI 1006452

PENGARUH MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PADA ANAK TUNARUNGU

DI SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. Budi Susetyo, M. Pd NIP. 195809071987031001

Pembimbing II

Dr. Juhanaini, M.Ed NIP: 196005051986032001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Gangguan pendengaran yang dialami oleh anak tunarungu mengakibatkan hambatan pada aspek bahasa reseptif dan ekspresifnya. Keadaan ini menjadikan mereka mengalami hambatan dalam berkomunkasi. Hal ini disebabkan anak tunarungu menerima informasi secara visual, sehingga informasi yang diperoleh akan berbeda dengan anak yang tidak mengalami hambatan pendengaran. Permasalahan yang terjadi dilapangan adalah kesulitan yang dialami siswa tunarungu dalam membuat kalimat dasar sesuai dengan tatabahasa yang baik dan benar. Penelitian ini menekankan pada pengembangan kemampuan membuat kalimat yang bertujuan untuk menerapkan model induktif kata bergambar dalam meningkatkan kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K. penelitian ini dilakukan di SLB N A Citeureup Cimahi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dan desain penelitian A-B-A. penelitian dilakukan pada siswa tunarungu kelas VIII SMPLB. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan adanya peningkatan kemampuan menulis pada subjek G setelah diberikan intervensi, dimana Baseline-1 (A-1) mencapai mean level sebesar 34,37, Intervensi (B) sebesar 81,42 dan pada Baseline-2 (A-2) mencapai 91,87, hasil ini menunjukan bahwa penggunaan model induktif kata bergambar ini berpengaruh secara efektif dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Berdasarkan penelitian ini, peneliti merekomendasikan untuk menggunakan model induktif kata bergambar sebagai salah satu alternative untuk memudahkan siswa dalam memahami proses pembelajaran membuat kalimat.

(5)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Hearing loss experienced by children with hearing disability resulted in inhibition of receptive and expressive language aspects. This csituation resulted in them have problem in communicating. This is due to deaf children receive information visually, so that the information obtained will be different with children who do not have problems hearing. Problems that occur in the field is the difficulty experienced by deaf students in making basic sentences in accordance with good grammar and correct. This research emphasize the development of the ability to make a sentence wich aims to apply the picture world inductive model in enhancing the ability to make a basic sentence pattern S-P-O-K. This research was conducted in SLB N A Citeureup Cimahi. This study uses experimental research, and Single Subject Research approach, design of the A-B-A. The study was conducted on deaf student with the initial G. Based on data obtained showed an increased ability to write the subject of G the given intervention. This is proved by the increase in the man levels at each phase is baseline -1, then the intervention, and baseline-2. based in these finding results at this research, implementation of Picture Word Inductive Model approach can improve the ability of write to subject G. Researcher recommended to uses Picture Word Inductive Model approach as an alternative approach to approach as an alternative approach to language learning material sentences.

(6)

i

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ………. iii

UCAPAN TERIMAKASIH ……… iv

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GRAFIK ………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 4

C. Batasan Masalah ………... 4

D. Rumusan Masalah ………. 5

E. Tujuan Penelitian ………... 5

1. Tujuan penelitian ………. 5

2. Kegunaan Penelitian ……… 5

(7)

ii

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Anak Tunarungu ……….. 7

2. Klasifikasi Anak Tunarungu ………... 8

3. Kemampuan Kognisi Anak Tunarungu ………... 13

B. Konsep Dasar Kalimat ………. 17

1. Pengertian Kalimat ………. 17

2. Kemampuan Anak Tunarungu dalam Membuat Kalimat …. 18 C. Model Induktif Kata Bergambar ………. 19

1. Konsep Dasar Model Induktif Kata Bergambar ……… 19

2. Modifikasi Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar … 21 D. Penelitian yang Relevan ………... 22

E. Kerangka Berpikir ……… 23

F. Hipotesis ……… 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ……… 25

1. Definisi Konsep Variabel ……… 25

a. Variabel Bebas ………... 25

b. Variabel Terikat ………. 26

2. Definisi Operasional Variabel ………. 26

a. Model Induktif Kata Bergambar ……… 26

B. Metode Penelitian ……….. 27

C. Subjek Penelitian dan Tempat Penelitian ...………... 30

D. Instrument Penelitian ………. 30

E. Proses Pengembangan Instrumen ……….. 34

1. Uji Validitas Instrumen ……… 34

2. Uji Reliabilitas Instrumen ……… 35

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 38

(8)

iii

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data ……….. 40

1. Analisis Dalam Kondisi ……… 40

a. Panjang Kondisi ……….. 40

b. Kecenderungan Arah ……….. 41

c. Tingkat Stabilitas ……… 41

d. Tingkat Perubahan ……….. 41

e. Jejak Data ……… 41

f. Rentang ……… 41

2. Analisis Antar Kondisi ……….. 42

a. Variabel yang Diubah ……….. 42

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya …………... 42

c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas dan Efeknya ……… 42

d. Perubahan Level Data ………. 42

e. Data yang Tumpang Tindih ………. 42

I. Prosedur Penelitian ……….. 43

1. Persiapan Penelitian ……… 43

2. Pelaksanaan Penelitian ………... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 45

1. Hasil Baseline – 1 (A-1) Subjek G ……… 45

2. Hasil Intervens (B) Subjek G ……… 47

3. Hasil Baseline – 2 (A-2) Subjek G ……… 48

B. Pembahasan ……… 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………. 57

(9)

iv

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Degrees of Hearing Impairment and Impact on Communication …….. 9

1.2 Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget ……….. 14

1.3 Hasil penelitian membuat kalimat pada anak tunarungu ……… 16

3.1 Kisi – kisi Instrumen ………. 31

3.2 Instrumen Penelitian ……….. 32

3.3 Perhitungan Validitas Instrumen ………... 35

3.4 Penafsiran Koefisien Reliabilitas ………... 37

4.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) ……… 50

4.2 Kondisi Intervensi (B) ……… 51

4.3 Kondisi Baseline – 2 (A-2) ………. 49

(10)

v

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik

3.1 Desain A1 – B –A2 ……… 29

4.1 Kondisi Baseline – 1 (A-1) Subjek G ………. 46

4.2 Kondisi Intervensi (B) Subjek G ……… 48

4.3 Kondisi Baseline -2 (A-2) Subjek G ………... 49

(11)

vi

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

A. LAMPIRAN 1

1. Kisi-Kisi Instrument Penelitian

2. Instrument Penelitian

3. Prosedur Penelitian

4. Lembar Kerja Siswa

B. LAMPIRAN 2

1. Expert-Judgement

2. Hasil Validitas Instrument Penelitian

3. Hasil Reliabilitas Instrument Penelitian

C. LAMPIRAN 3

1. Lembar Bimbingan Skripsi

2. Jadwal Penelitian

3. Hasil Lembar Kerja Instrument Subjek G

4. Hasil Uji Coba Instrument

5. Analisis Hasil Penelitian

D. LAMPIRAN 4

1. Surat Izin Penelitian

(12)

1 Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik

mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan

menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam

dirinya. Bahasa juga memiliki peran penting dalam menempuh kehidupan manusia,

dimana bahasa digunakan sebagai alat komunikasi manusia dan manusia dapat

berkomuikasi dengan dunia luar karena manusia itu terampil dalam berbahasa tidak

terkecuali anak tunarungu. seperti dikatakan Somantri (2007, hlm. 96) bahwa:

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia dalam mengadakan hubungan dengan sesamanya, maka dari itu manusia dalam menguasai bahasa harus melalui proses, artinya sebelum manusia menguasai bahasa tersebut manusia harus mendengar terlebih dahulu bahasa yang diucapkan oleh orang lain, kemudian melalui pendengaran, manusia meniru bunyi bahasa yang diucapkan oleh manusia lainnya, meskipun siswa tunarungu mengalami hambatan pendengaran, bukan berarti kebutuhan berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar tidak bisa dimiliki, hanya saja karena dampak dari hambatan yang dmiliki menyebabkan siswa sulit untuk memperoleh bahasa.

Dampak dari hambatan yang dimiliki tersebut dapat berpengaruh terhadap aspek – aspek bahasa. salah satunya yaitu kemampuan menulis atau membuat kalimat. Abdurrahman (1999, hlm. 182) mengungkapkan bahwa “bahasa merupakan suatu system komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca, dan menulis”. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa kemampuan menulis atau membuat kalimat merupakan bagian dari keterampilan bahasa. Ketika seseorang mengalami

hambatan dalam proses pemerolehan bahasa seperti yang dialami oleh seorang

(13)

2

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

juga terhambat. Menulis atau membuat kalimat merupakan suatu activitas yang

melibatkan fisik dan mental, untuk dapat menguasai kemampuan menulis dengan

baik dan benar dibutuhkan latihan yang terus menerus. Semua itu agar siswa mampu

terbiasa dan mudah dalam menulis sebuah kalimat yang baik dan benar.

Hal tersebut berlaku bagi siswa yang mengalami hambatan dalam pendengaran,

dimana kemampuan menulis atau membuat kalimat merupakan salah satu aspek

bahasa yang harus dikuasai oleh mereka. Kondisi siswa tunarungu yang mengalami

hambatan dalam berbahasa menyebabkan mereka kesulitan dalam menuangkan setiap

ide pikiran yang dimiliki dalam sebuah tulisan, kondisi tersebut menunjukan bahwa

kebutuhan akan kemampuan menulis atau membuat kalimat merupakan salah satu

ilmu pengetahuan yang harus dimiliki oleh siswa karena hampir seluruh mata

pelajaran di sekolah menggunakan kemampuan menulis ini. Selain itu, dapat juga

dilihat pada salah satu Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar pada tingkat dasar

yang didalamnya menyebutkan siswa harus menuliskan pesan singkat sesuai dengan

isi dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun.

Dalam hal ini, peneliti telah melakukan observasi selama praktek lapangan

berlangsung dan peneliti menemukan siswa tunarungu yang duduk di bangku kelas

VIII SMPLB dimana siswa tersebut belum mampu menulis atau membuat kalimat

dengan struktur yang benar. Hal ini menjadi bahan pemikiran bagi para pendidik untuk mencari solusi bagaimana pembelajaran menulis atau membuat kalimat pada

anak tunarungu menjadi efektif dan dapat meningkatkan kemampuan menulis atau

membuat kalimat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa siswa tunarungu yang telah

duduk dibangku SMP ini mengalami kesulitan dalam membuat sebuah kalimat. Hasil

dari analisa observasi ini menampakan fenomena anak tidak mampu membuat

kalimat dengan pola dan struktur yang benar seperti kalimat tidak beraturan sehingga

sulit dipahami oleh pembaca, bahkan ketika peneliti mencoba meminta siswa untuk

menyusun kalimat acak, siswa masih belum mampu menyusunnya menjadi kalimat

(14)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yang dilakukan oleh guru dalam beberapa kali pertemuan, dimana pengajaran yang

dilakukan oleh guru hanya dengan menggunakan metode ceramah tanpa

menggunakan media gambar atau media lain yang dapat menunjang pembelajaran

siswa yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa. Berdasarkan

pemaparan pemaparan mengenai permasalahan yang dialami oleh siswa tunaungu,

maka peneliti bermaksud untuk mencari solusi dalam mengatasi permasalahan

tersebut agar pembelajaran siswa mengenai menulis atau membuat kalimat menjadi

efektif dan kemampuan yang siswa miliki dapat meningkat. Salah satunya yaitu

dengan menggunakan model induktif kata bergambar, model induktif kata bergambar

adalah satu salah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Model ini dapat

digunakan untuk pembelajaran membaca maupun menulis. Joyce, et all. (2011, hlm.

153) mengemukakan bahwa:

Model induktif kata bergambar beru saha mengajak siswa untuk mengklasifikasi kata – kata yang baru mereka peroleh, membangun konsep – konsep yang akan memungkinkan mereka memecahkan kata – kata yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Dalam struktur model induktif kata bergambar, siswa yang masih muda disajikan gambar – gambar dari pemandangan yang relative familiar. Mereka menghubungkan kata – kata dengan gambar itu dengan cara mengidentifikasi objek, tindakan dan kualitas yang mereka kenali. Landasan model ini selain berdasarkan pada penelitian dalam bidang baca tulis, model ini juga berlandaskan pada bagaimana siswa belajar dan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka. Prinsip terpenting dari model ini adalah membangun perkembangan kosa kata dan bentuk – bentuk sintaksis siswa serta memfasilitasi peralihan dari tutur menjadi tulisan”.

Penggunaan model induktif kata bergambar dalam penelitian ini menggunakan

gambar yang menarik dan tidak monoton, sehingga pembelajaran diharapkan lebih

efektif serta penggunaan indera visual yang sangat berperan penting dalam

memperoleh informasi bagi anak tunarung, karena sering kali anak tunarungu ini

disebut sebagai insan visual.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai “Pengaruh model induktif kata bergambar terhadap kemampuan membuat

(15)

4

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi masalah yaitu

beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membuat kalimat pada anak

tunarungu adalah :

1. Faktor hambatan pendengaran yang dimiliki anak tunarungu yang

menyebabkan informasi yang diperolehnya tidak maksimal.

2. Anak tunarungu mengalami hambatan dalam mengingat hal yang bersifat

verbal. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan mengingat dan menyimpan

informasi yang bersifat auditif.

3. Metode yang digunakan saat pembelajaran masih dengan metode ceramah,

dimana cara penyampaian informasi dilakukan dengan cara verbal yang

mengakibatkan anak tidak paham mengenai informasi yang disampaikan.

4. Sarana dan prasarana yang seringkali tidak mendukung proses pembelajaran.

Dalam hal ini yaitu pengadaan media pembelajaran atau alat peraga visual

(gambar) yang sering diabaikan oleh guru pada saat proses pembelajaran.

5. Pada proses pebelajaran guru cenderung hanya sekedar menyampaikan

informasi tanpa melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga

membuat siswa pasif dan menyebabkan siswa tidak memahami isi dari

pembelajaran, maka bibutuhkan suatu model yang diadaptasikan bagi anak

tunarungu untuk meningkatkan kemampuan membuat kalimat pada anak

tunarungu. Model induktif kata bergambar memberikan fasilitas kepada siswa

siswa untuk mempermudah pemahaman proses pembelajaran dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif.

(16)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Agar penelitian tidak terlalu meluas maka peneliti memutuskan untuk membatasi

masalah mengenai kemampuan membuat kalimat dasar berpola dan berstruktur yang

benar dengan menggunakan model induktif kata bergambar pada anak tunarungu

kelas VIII SMPLB

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, Maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh dalam

penggunaan model induktif kata bergambar terhadap kemampuan membuat kalimat

anak tunarungu kelas VIII SMPLB ?”

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Penelitian Secara Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

pengaruh model induktif kata bergambar dalam kemampuan membuat

kalimat pada anak Tunarungu di SLB NEGERI A Citeureup Cimahi.

b. Tujuan Penelitian Secara Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1) Untuk memperoleh data mengenai kemampuan membuat kalimat dasar

berpola S-P-O-K sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan

model induktif kata bergambar

2) Untuk memperoleh data mengenai kemampuan membuat kalimat dasar

berpola S-P-O-K selama diberikan perlakuan dengan menggunakan

model induktif kata bergambar.

3) Untuk memperoleh data mengenai kemampuan membuat kalimat dasar

berpola S-P-O-K setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan

model induktif kata bergambar.

(17)

6

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

a. Kegunaan teoritis

Secara teori hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara

yang dapat memudahkan dalam pembelajaran membaca.

b. Kegunaan praktis

1) Bagi guru

Diharapkan dapat membantu dalam menambah wawasan dan

pengalaman dalam usaha mengembangkan / mengoptimalkan model

pembelajaran bagi siswa tunarungu

2) Bagi siswa

Dapat memudahkan anak dalam pembelajaran menulis.

3) Bagi sekolah

Akan menjadi suatu kebehasilan apabila sekolah tersebut mampu

mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa yang notabennya

(18)

25 Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep Variabel

Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 38) mengemukakan bahwa

Variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang

mempunyai “variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model induktif kata bergambar.

Model induktif kata bergambar adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis atau membaca. Model

ini memanfaatkan gambar dalam proses pembelajarannya, sehingga akan

memudahkan anak untuk memahami informasi atau pesan yang terdapat

dalam proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran yang dengan penggunaan model induktif kata

bergambar ini guru tidak lebih sebagai seorang fasilitator, moderator, dan

evaluator. Bruce, et all (2011, hlm. 153) menjelaskan Model Induktif

Kata-Bergambar (Picture-Word Inductive Model) adalah

salah satu model pengajaran yang berurusan dengan upaya pengembangan kosa kata, yang meliputi bagaimana menyimpan kata-kata dan bagaimana memindah kata-kata tersebut ke dalam memori jangka panjang. Landasan dari model ini selain berlandaskan pada penelitian dalam bidang baca tulis pada umumnya, model ini berlandaskan pada bagaimana siswa belajar dan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka. Prinsip terpenting dari model ini adalah membangun perkembangan kosakata dan bentuk – bentuk sintaksis siswa serta

memfasilitasi “peralihan” dari tutur menjadi tulisan.

Didasarkan pada penelitian tentang strategi – strategi instruksional dan

(19)

26

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

banyak perangkat untuk membantu guru mempelajari kemajuan siswa agar

mereka dapat membaca dan menulis dengan baik.

b. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah membuat kalimat dasar berpola

S-P-O-K. Keterampilan membuat kalimat tentu saja tidak datang dengan

sendirinya, melainkan melalui latihan dan praktek yang teratur. Maka dari itu

keterampilan menulis merupakan suatu proses yang diengaruhi oleh waktu,

pengalaman, kesempatan, latihan dan keterampilan khusus. Adapun salah satu

keterampilan khusus dalam menulis yaitu, penguasaan bahasa tulis yang akan

berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosa kata, struktur kalimat,

paragraph, ejaan, pragmatic, dsb. Keterampilan bahasa ekspresif non verbal

ini dipengaruhi oleh keterampilan berkomunikasi, dimana apabila

keterampilan berkomunikasinya baik dan benar maka keterampilan

menulispun akan baik begitupun sebaliknya, sehingga akan mempengaruhi

pada keterampilan membuat kalimat seseorang.

2. Definisi Operasional Variabel a. Model induktif kata bergambar

Model induktif kata bergambar adalah suatu model pembelajaran yang

dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis atau membaca.

Model ini memanfaatkan gambar dalam proses pembelajarannya, sehingga

akan memudahkan anak untuk memahami informasi atau pesan yang terdapat

dalam proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran yang dengan penggunaan model induktif kata

bergambar ini guru tidak lebih sebagai seorang fasilitator, moderator, dan

evaluator. Bruce, et all (2011, hlm. 153) menjelaskan Model Induktif

(20)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

salah satu model pengajaran yang berurusan dengan upaya pengembangan kosa kata, yang meliputi bagaimana menyimpan kata-kata dan bagaimana memindah kata-kata tersebut ke dalam memori jangka panjang. Landasan dari model ini selain berlandaskan pada penelitian dalam bidang baca tulis pada umumnya, model ini berlandaskan pada bagaimana siswa belajar dan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka. Prinsip terpenting dari model ini adalah membangun perkembangan kosakata dan bentuk – bentuk sintaksis siswa serta memfasilitasi “peralihan” dari tutur menjadi tulisan.

Didasarkan pada penelitian tentang strategi – strategi instruksional dan

upaya peningkatan kemampuan membaca dan menulis, model ini memiliki

banyak perangkat untuk membantu guru mempelajari kemajuan siswa agar

mereka dapat membaca dan menulis dengan baik.

Adapun tujuan dan manfaat dari model induktif kata bergambar adalah

sebagai berikut:

- Tujuan

 Kapasitas mengajar sendiri

 Kemampuan menyelidiki bahasa yang diulang

 Keterampilan dalam membaca

 Kontrol yang terkonsep untuk membaca dan menulis - Manfaat

 Membangun kemampuan membaca dan menulis kosakata

 Mengklasifikasikan kata – kata dan kalimat

 Berfikir secara induktif

 Mengembangkan judul, kalimat, dan paragraf tentang foto – foto

mereka.

Adapun langkah – langkah pembelajaran model induktif kata bergambar

yang telah dimodifikasi yaitu:

a. Pada pertemuan petama guru menjelaskan tentang kalimat dan

(21)

28

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b. Kemudian setelah siswa memahami tentang struktur kalimat guru

memperlihatkan gambar suatu keadaan (guru menggunakan 3 gambar

berbeda pada setiap pertemuan) pada.

c. Kemudian anak diminta mempelajari objek / mengidentifikasi objek

yang ada digambar tersebut.

d. Bersama – sama guru dan siswa menarik garis pada gambar sesuai

dengan nama gambar tersebut.

e. Anak – anak bisa menambahkan kata – kata yang mereka inginkan

untuk bisa dirangkai menjadi sebuah kalimat.

f. Guru bersama siswa mereview kata dengan mengeja dan

membacanya.

g. Guru membuat kartu kata sesuai dengan kata yang didapat.

h. Kartu kata dibagikan kepada siswa dan meminta siswa menunjuk

gambar sesuai dengan kata yang tertera pada kartu.

i. Setelah semua kata siswa pahami, guru meminta siswa memasukan

kata tersebut pada tabel pembantu yang dibuat. Tabel ini dibuat untuk

mengkasifikasikan jenis kata sesuai dengan jenisnya.

j. Guru meminta anak membuat kalimat dari kata yang telah didapat.

k. Guru mengoreksi hasil pemahaman siswa pada kata – kata tadi

menurut konteks gambar dan kalimat.

b. Kemampuan membuat kalimat (menulis)

Menurut WJS Poerwodarminto (1987:105) secara mengartikan bahwa

menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Kemampuan menulis adalah

kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan

mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan

menulis dalam penelitian ini adalah membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K.

Keterampilan membuat kalimat tentu saja tidak datang dengan sendirinya,

(22)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

keterampilan menulis merupakan suatu proses yang diengaruhi oleh waktu,

pengalaman, kesempatan, latihan dan keterampilan khusus. Adapun salah satu

keterampilan khusus dalam menulis yaitu, penguasaan bahasa tulis yang akan

berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosa kata, struktur kalimat,

paragraph, ejaan, pragmatic, dsb. Keterampilan bahasa ekspresif non verbal

ini dipengaruhi oleh keterampilan berkomunikasi, dimana apabila

keterampilan berkomunikasinya baik dan benar maka keterampilan

menulispun akan baik begitupun sebaliknya, sehingga akan mempengaruhi

pada keterampilan membuat kalimat seseorang.

Putrayasa (2010, hlm. 20) kalimat adalah “satuan gramatikal yang

dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik atau turun”.

Sedangkan menurut Chaer (2006, hlm. 327) mengemukakan bahwa “kalimat

adalah satuan bahasa yang berisi suatu “pikiran” atau “amanat” yang

lengkap”.

Kalimat disebut lengkap berarti didalam satuan bahasa yang disebut

kalimat itu terdapat :

- Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang lazim

disebut istilah subjek (S)

- unsur atau bagian yang menjadi komentar tentang subjek, yang lazim

disebut dengan istilah predikat (P).

- Unsur atau bagian yang menjadi bagian dari pelengkap dari predikat,

yang lazim disebut dengan istilah objek (O).

- Unsur atau bagian yang merupakan penjelasan lebih lanjut terhadap

predikat dan subjek, yang lazim disebut dengan istilah keterangan

(K)

Maka dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang

berisi suatu pikiran atau amanat yang lengkap yang dibatasi oleh adanya jeda

(23)

30

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh

pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan secara

ilmiah dan sistematis dalam suatu kegiatan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR) / subjek

tunggal. Sugiyono (2013, hlm. 72) mengemukakan bahwa “Metode penelitian

eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi lain yang terkendalikan”.

Arifin (2012, hlm. 75) mengemukakan bahwa eksperimen subjek tunggal adalah

“suatu eksperimen dimana subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih”. Menurut Rosnow dan Rosenthal (dalam sunanto, dkk,

2005, hlm. 54) “desain subjek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian”. Penelitian SSR ini menggunakan desain A-B-A. Penelitian SSR ini menggunakan pola desain A-B-A. Menurut Sunanto, dkk (2006, hlm. 44-45)

desain A-B-A mempunyai tiga fase yaitu sebagai berikut dibawah ini:

1. A1 (baseline) adalah kondisi awal perilaku sasaran (target behaviour) sebelum

mendapatkan perlakuan (intervensi).

2. B (Treatment) dimaksudkan dimana kondisi selama mendapatkan perlakuan

(intervensi).

3. A2 (Baseline 2) adalah kondisi pengulangan baseline setelah diberikan

perlakuan (intervensi).

Sunanto, dkk (2005, hlm. 59) mengemukakan bahwa “desain A-B-A ini menunjukan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas

yang lebih kuat dibanding dengan desain A-B”. Desain A-B-A bertujuan untuk

memperoleh data sebelum subjek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat

mendaptakan perlakuan kemudia setelahnya dilihat ada atau tidaknya pengaruh yang

terjadi dari perlakuan yang diberikan. Alasan peneliti menggunakan desain A-B-A

(24)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

setelah intervensi pada desain A-B-A, guna sebaga kontrol untuk kondisi intervensi

sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional

antara variable bebas dan variabel terikat.

Pola desain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut:

A-1 B A-2

Grafik 3.1 Desain A1-B-A2

Menurut Sunanto, dkk. (2005, hlm. 60) menyatakan bahwa untuk

mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan penelitian

dengan disain, A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Mendefinisikan perilaku sasaran (target behavior) dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat.

2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinu sekurang – kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan data pada kondisi baseline stabil.

3. Memberikan intervensi serelah trend data baseline stabil.

4. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.

(25)

32

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5. Setelah kecenderungan dan level data pada fase intervensi (B) stabil mengulang fase baseline (A2).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model induktif kata

bergambar terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa

tunarungu kelas VIII SMPLB di SLB N A Citeureup Cimahi, dengan

mengetahui ada tidaknya sebab akibat yang terjadi antara variable bebas

dengan variable terikat sehingga pada akhir penelitian akan memunculkan

perbedaan hasil sebelum diberi intervensi dan ketika diberi intervensi.

C. Subjek Penelitian dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian yang diambil adalah 1 orang siswa tunarungu di SLB N

A Citeureup Cimahi dengan identitas sebagai berikut :

1. Nama : Gilang

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki - laki

Kelas : VIII - SMPLB

Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil observasi dan asesmen yang

dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi dan asesmen “G” sudah

mampu membaca dengan cukup baik, namun dalam hal membuat kalimat

anak belum mampu membuat kalimat dengan baik dan benar atau sesuai

dengan kaidah bahasa, bahkan dalam hal menyusun kalimat acak yang

sederhana, anak masih belum bisa.

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dalam meneliti

harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan

instrument penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 102) “instrument adalah

suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang

(26)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument dalam

penelitian sosial yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah

mempelajari suatu tes. Tes dalam penelitian ini berupa tes prestasi / achievement

test yang berbentuk essay.

(27)

34

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yang diberikan setiap sesinya berbeda. Hal ini bertujuan agar hasil penelitian

tidak bias dan agar anak tidak hanya dapat membuat soal dari satu gambar saja.

Tabel 3.2 Instrument penelitian Gambar yang digunakan dalam penelitian No

soal

Butir soal

Gambar 1

Gambar 2

1

Buatlah 10 kalimat dasar

berpola S – P – O – K dari

kata atau objek yang kamu

temukan pada gambar

dengan struktur yang

benar! 2

3

4

5

6

7

8

9

(28)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Gambar 3

3. Kriteria penilaian kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K

Penilaian digunakan untuk mendapatkan skor hasil belajar membuat kalimat

yang berstruktur dan berpola.

 Poin 4 : apabila siswa membuat kalimat berpola S – P – O – K.

 Poin 3 : apabila siswa membuat kalimat berpola S – P – O / S – P – K..

 Poin 2 : apabila siswa membuat kalimat berpola S – P.

 Poin 1 : apabila siswa membuat kalimat berpola S – P – O atau S –P – K atau S – P – O – K dengan salah satu penempatanya terbalik.

 Poin 0 : apabila siswa tidak mampu membuat kalimat yang berstruktur

(29)

36

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4. Uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan soal

berdasarkan pendapat para ahli. Melalui proses judgement dan uji coba kepada

beberapa siswa tunarungu kelas VIII SMPLB ini kelayakan instrumen dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

5. Menganalisis hasil uji coba instrumen dan merevisi setiap soal yang dianggap

kurang tepat.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Tes dalam penelitian ini berupa tes prestasi / achievement test yang berbentuk

essay. Soal yang dibuat berdasarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai

yaitu untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membuat kalimat dasar

berpola S-P-O-K dengan struktur yang benar.

1. Uji validitas instrumen

Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa

yang hendak diukur secara tepat. Jadi suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid

apabila tes tersebut betul – betul mengukur hasil belajar. Menurut Aiken (dalam

Susetyo, 2011, hlm 88 ) mengemukakan bahwa “…validity of a test has been defined as the extent to which the test measures what it was designed to

measures”. Susetyo (2011, hlm, 89) berpendapat bahwa “validitas dapat diartikan

sejauhmana hasil pengukuran dapat diinterpretasikan sebagai cerminan sasaran

ukur yang berupa kemampuan, karakteristik atau tingkah laku yang diukur

(30)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Untuk mengukur tingkat validitas tes dalam pengajaran membuat kalimat

yang berstruktur ini peneliti menggunakan validitas isi (content validity) dengan

teknik penilaian ahli (judgement).

Hasil dari penilaian ahli kemudian dihitung dengan rumus:

harus diperbaiki maka instrument tersebut dapat digunakan untuk alat pengumpul

data dalam penelitian yang akan dilakukan.

(31)

38

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

7    

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk menentukan apakah suatu instrument dapat

dipercaya atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Arikunto

(dalam Haryadi, 2007, hlm. 39) mengemukakan bahwa “reliabilitas tes adalah

taraf kepercayaan yang tinggi terhadap suatu soal, apakah suatu tes memberikan

soal yang tetap atau berubah –ubah”.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument digunakan pengujian

reliabilitas konsistensi internal. Sugiyono (2013, hlm, 131) “pengujian reliabilitas

dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali

saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil

analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument”. Pengujian

reiabilitas pada penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach. Susetyo (2011,

hlm. 120) mengemukakan bahwa

pengujian dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach ini digunakan karena instrument tes yang digunakan berbentuk essay yang memiliki kriteria butir politomi. Perhitungan alpha cronbach menggunakan variansi, yaitu variansi skor responden dan variansi skor butir. Penggunaan variansi ini sama dengan perhitungan koefisien reliabilitas keseluruhan perangkat ukur yang menggunakan variansi skor murni ganjil dan genap.

Rumus yang digunakan adalah :

(32)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ dimana N = jumlah responden

Dan variansi butir dengan cara perhitungan variansi setiap butir tes

∑ ∑

∑ ∑

Kemudian seluruh hasil perhitungan dijumlahkan dengan rumus

+

... +

Keterangan :

= Jumlah seluruh variansi butir

= Variansi skor responden

N = Jumlah butir yang setara

= koefisien reliabilitas

A = Skor responden

B = Skor Butir

= Variansi total skor responden

= Variansi jumlah butir ∑ =

+

... +

Tabel 3.4

(33)

40

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu (Goilford, dalam Susetyo, 2010, hlm. 118)

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 sd 0,20 Tidak ada korelasi

0,21 sd 0,40 Rendah atau kurang

0,41 sd 0,70 Cukup

0,71 sd 0,90 Tinggi

0,91 sd 1,00 Sangat tinggi (sempurna)

Adapun hasil reliabilitas dari instrument yang telah dibuat adalah

0,734. Hal ini menunjukan bahwa instrument yang telah dibuat

memiliki nilai reliabilitas yang tinggi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

tes. Menurut Ridwan (2004, hlm. 76) tes yaitu “serentetan pertanyaan atau latihan

serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan dan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes membuat kalimat dasar berpola

S-P-O-K. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan

pemahaman yang dimiliki siswa dalam membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K .

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil

kemampuan mengenai kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K

yang dimiliki siswa sebelum menggunakan model induktf kata begambar dan

setelah menggunakan model induktif kata bergambar.

Adapun Tes yang akan diberikan dalam 3 kondisi yaitu kondisi baseline -1

(34)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Kondisi baseline -1 (A-1), kondisi ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dalam membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K

sebelum diberikan intervensi.

2. Kondisi intervensi (B), kondisi ini dilakukan dengan cara memberikan tes

kepada siswa dengan sebelumnya memberikna intervensi terlebih dahulu

mengenai konsep dalam membuat kalimat dengan menggunakan model

induktif kata bergambar. Kondisi ini dilakukan beberapa sesi.

3. Kondisi baseline – 2 (A-2), pada kondisi ini kembali dilakukan tess

kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K untuk mengetahui

bagaimana kemampuan siswa setelah diberikannya intervensi dengan

menggunakan model induktif kata bergambar.

Melalui desain A – B – A2 peneliti akan mendapatkan data-data melalui

pencatatan persentase. Pencatatan persentase yaitu mencatat jumlah jawaban yang

tepat dari suatu tes dibandingkan dengan keseluruhan jumlah soal tes kemudian

dikalikan dengan 100%.

G. Teknik Pengolahan Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian subjek tunggal berbeda dnegan

penelitian pada umumnya, penelitian tidak menggunakan uji signifikansi seperti

penelitian pada uji signifikansi seperti penelitian pada umumnya, karena hasil

penelitian tidak akan digeneralisasi.

Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan

adalah teknik analisis statistik deskriptif, Sugiyono (2013, hlm. 147 )

statistik deskriptif yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generasilasi.

Sementara itu statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian eksperimen

subjek tunggal adalah statistik deskriptif sederhana dimana data dari hasil

(35)

42

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

demikian akan terlihat jelas apakah ada pengaruh positif atau negatif dari suatu

intervensi terhadap target behavior.

Menurut Sunanto et all. (2005, hlm.39) mengemukakan bahwa terdapat

beberapa komponen yang harus dipenuhi dalam grafik garis antara lain sebagai

berikut:

1. Absis adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukan

satuan variabel bebas (misalnya sessi, hari, tanggal)

2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang menunjukan

satuan variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y

sebagai titikawal satuanvariabel bebas dan variabel terikat.

4. Skala garis – gari pendek pada sumu X dan sumbu Y merupakan ukuran.

5. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi

eksperimen.

6. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertical yang menunjukan adanya

perubahan kondisi ke kondisi.

7. Judul grafik, judul yang mengarahkan pembaca agar segera diketahui

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengukuran

persentase yang merupakan satuan pengukuran. Persen menunjukan jumlah

terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan

kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut kemudian dikalikan dengan 100%,

dalam penelitian ini jumlah soal yang benar dibagi jumlah keseluruhan soal

dikalikan 100 .

(36)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Analisis data merupakan tahap akhir sebelum dilakukannya penarikan

kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan. Analisis data pada penelitian

eksperimen pada umumnya menggunakan teknik analisis deskriptif yang

sederhana, hal ini bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran yang jelas

tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan.

Sunanto (2006, hlm. 67-73) mengungkapkan bahwa dalam analisis data

terdapat analisis dalam kondisi an analisis antar kondisi.

1. Analisis dalam kondisi

a. Panjang kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut.

Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya

sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Panjang kondisi atau

banyaknya data dalam kondisi basleine tidak ada ktentua yang pasti.

Namun demikian, data dalam kondisi basline dikumpulkan sampai

data menunjukan stabilitas dan arah yang jelas.

b. Kecenderungan arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi

semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada

diatas dan dibawah garis tersebut sama banyak. Peneliti menggunakan

metode belah tengah (split - middle).

c. Tingkat stabilitas (level stability)

Tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu

kondisi. Adapun tingkat stabilitas data ini dapat ditentukan dengan

menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas

(37)

44

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

rentang 50% di atas dan dibawah mean, maka data tersebut dapat

dikatakan stabil.

d. Tingkat perubahan

Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan antara dua data.

Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu

kondisi maupun data antar kondisi.

e. Jejak data (data path)

Jejak data merupakan perubahandari data satu ke data lain dalam suatu

kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga

kemungkinan, yaitu menaik, menurun dan mendatar.

f. Rentang

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak

antara data pertama dengan data terakhir. Rentang ini memberikan

informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat

perubahan (level change).

2. Analisis antarkondisi

a. Variabel yang di ubah

Analisis data antarkondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku

sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan

pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

Analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik

antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan

(38)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu c. Perubahan kecenderungan stabilitas dan efeknya

Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari

sederetan data. Data dikatakan stabil apa bila data tersebut menunjukan

arah (mendatar, menaik, atau menurun) secara konsisten.

d. Perubahan level data

Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah.

Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat (level) perubahan data

antar kondisi (misalnya kondisi baseline dan intervensi) ditunjukan

selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama

pada kondisi intervensi.

e. Data yang tumpang tindih (overlap)

Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data

yang sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih

menunjukan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin

banyak data yang tumpang tindih semakin menguatkan dugaan tidak

adanya perubahan pada kedua kondisi. Hal ini memberikan isyarat

bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat

diyakinkan.

I. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu subjek siswa tunarungu kelas VIII

SMPLB di SLB N Citeureup Cimahi. Pada penelitian ini subjek diberikan

pembelajaran membuat kaimat dengan menggunakan model induktif kata

bergambar. Adapun langkah-langkah persiapan pelaksanaan penelitian yang

(39)

46

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

a. Melakukan Studi Pendahuluan

b. Melakukan observasi ke sekolah

c. Menetapkan subjek penelitian

d. Mengurus Surat Perizinan diantaranya :

1). Permohonan surat pengantar dari Departemen PKh untuk

pengangkatan dosen pembimbing.

2). Permohonan surat keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

mengenai pengangkatan dosen pembimbing.

3). Mengurus surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK.

4). Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa

dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) Kota

Bandung di Jalan Supratman.

5). Dari KESBANG dan LINMASDA surat diteruskan ke Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat. di Dr. Rajiman.

6). Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan

syarat melakukan penelitian di sekolah tersebut.

e. Menyusun dan Melakukan Uji Coba Instrumen dan expert jugment

penelitian untuk menguji kevalidan dan reliabilitas instrumen

penelitian yang digunakan.

f. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :

1). Baseline (A-1) untuk mengetahui kemampuan awal membuat

kalimat dasar berpola S-P-O-K pada siswa tunarungu.

2). Intervensi (B) pada tahap ini siswa diberikan intervensi sebelum

membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K.

3). Baseline (A-2) kondisi ini merupakan kondisi terakhir. Tujuan dari

kondisi ini adalah untuk melihat adanya hubungan fungsional antara

(40)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

g. Mengolah data hasil penelitian dengan cara menghitung perolehan skor

yang diperoleh saat subjek menyelesaikan soal sesuai dengan kriteria

penilaian yang telah ditentukan.

h. Melakukan analisis data

i. Pembuatan laporan hasil penelitian

J. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan saat jam pembelajaran berlangsung untuk

mengisi kelas saat karena wali kelas sedang ada tugas diluar.

1. Meminta izin pada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk

melaksanakan penelitian.

2. Melakukan pendekatan kembali kepada subjek penelitian.

3. Mengadakan komunikasi dengan guru kelas mengenai jadwal

penelitian.

4. Menyusun agenda pelaksanaan penelitian.

5. Melakukan tes pada baseline (A-1) sebanyak lima sesi (sampai stabil).

6. Melaksanakan treatment (B) dengan menggunakan model induktif kata

bergambar.

7. Melaksanakan tes pada baseline (A-2) sebanyak empat sesi (sampai

stabil)

(41)

57 Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian yang dilakukan pada subjek G mengenai kemampuan membuat

kalimat dasar berpola S-P-O-K dengan menggunakan model induktif kata bergambar

berpengaruh secara efektif dapat meningkatkan kemampuan membuat kalimat pada

anak tunarungu selain itu keaktifan dan antusias siswa selama proses pembelajaran

sangat baik sehingga berpenaruh pada hasil yang dicapai.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka pemberian intervensi berpengaruh

terhadap target behavior, maka dapat disimpulkan bahwa model induktf kata

bergambar ini berpengaruh secara efektif dapat meningkatkan kemampuan membuat

kalimat dasar berpola S-P-O-K dan meningkatkan keaktifan dan antusias belajar pada

siswa tunarungu kelas VIII SMPLB di SLB Negeri A Citeureup Cimahi. Dalam

penelitian ini kemampuan membuat kalimat dasar berpola S-P-O-K subjek G

mengalami peningkatan yang sangat baik, terlihat dari meningkatnya mean level pada

setiap kondisi.

B. Saran

Merujuk pada hasil penelitian dan kesimpulan peneliti mengajukan saran kepada

1. Pihak sekolah / guru

Mengacu pada keberhasilan penelitian Model induktif kata bergambar dapat

menjadi bahan pertimbangan sebagai salah satu alternative model pembelajaran

dalam proses pembelajaran membuat kalimat untuk mempermudah pemahaman

(42)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 2. Kepada peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dari penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan model induktif kata bergambar dan

kemampuan membuat kalimat siswa tunarungu dengan ragam materi dan kelas

yang berbeda, sehingga penelitian selanjutnya merupakan penyempurnaan dari

(43)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, S. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agustiawati, Rizki (2012) Pengaruh Model Induktif Kata Bergambar terhadap Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas X SMA Al Washliyah 3 Medan Tahun Pembelajaran 2012 / 2013. [Online]. Diakses dari : http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Undergraduate-sk130205/25850

Alwi, Hasan, dkk. (202003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT. Refika Aditama.

Efendy, Akip. (2012). Hakikat Keterampilan Menulis. [Online]. Diakses dari

http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/hakikat-keterampilan-menulis-449101.html.

Effendi, Muhammad. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hallahan, Daniel P, et all. (2012). Exceptional Learners. Upper Saddle River: Pearson.

(44)

Suci Mayasari, 2015

PENGARUH MOD EL IND UKTIF KATA BERGAMBAR TERHAD AP KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT PAD A ANAK TUNARUNGU D I SLB N A CITEUREUP KOTA CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Joyce, Bruce, et all. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta: Penerbit

Pustaka Pelajar.

Putrayasa, Ida Bagus. (2010). Analisis Kalimat. Bandung: PT Refika Aditama.

Ridwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemua. Bandung: Alfabeta.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika

Aditama.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: CV Alfabeta.

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005a). Penelitian dengan Subjek

Tunggal. Bandung: UPI Pres.

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2006b). Penelitian dengan Subjek

Tunggal. Bandung: UPI Pres.

Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung:

PT Refika Aditama

Susetyo, Budi. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: CV Cakra.

Tim Dosen UPI. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Press.

Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Gambar

Tabel
Grafik 3.1 Desain A1-B-A2
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Instrument penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menggunakan kaolin sebagai bahan dasar pembuatan geopolimer dengan pengaruh variasi rasio larutan alkali per kaolin

This study belongs to a hypothesis testing research to examine: 1) the effect of source credibility on argument quality, 2) the effect of perceived quantity of reviews

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan menggunakan metode wawancara pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Sidorejo Lor terdapat lima dari tujuh ibu hamil yang belum pernah

Menurut Halsey (2003:8) pengawasan ialah, memilih orang yang tepat untuk tiap pekerjaan; menimbulkan minat terhadap pekerjaannya pada tiap-tiap orangdan mengajarkan

Salah satu metode untuk menetapkan harga jual menurut (Mei, Theresia. 2006) adalah dengan metode fixed percentage margin. Di sini margin dihitung atau ditentukan berdasarkan

lubang bekas galian ini akan mengakibatkan daya tahan lahan atau tanah berkurang,. sehingga sangat mudah

Dengan demikian, gagasan kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945 bukan hanya bermakna sebagai dekolonisasi formal berupa pemindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada

METODE DICTATION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DAN MEMBACA HURUF HIRAGANA.. (Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandung Tahun