• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA

(ANALISIS WACANA KRITIS)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memeroleh gelar

Sarjana Sastra Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Kelvin Prabowo

1006479

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA

(ANALISIS WACANA KRITIS)

Oleh

Kelvin Prabowo

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar

Sarjana Sastra pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Kelvin Prabowo 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

(5)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

(6)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ...

B. Masalah ...

1. Identifikasi Masalah ...

2. Batasan Masalah ...

3. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Manfaat Penelitian ...

E. Definisi Operasional ...

F. Sistematika Penelitian... 1

5

6

6

6

7

7

8

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

A. Kajian Pustaka...

B. Konsep...

1. Pertarungan Aktor Politik...

2. Pilpres 2014...

3. Gugatan Sengketa Hasil Pilpres ke MK... 11

13

13

14

(7)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Putusan MK terkait Pendakwaan Gugatan Hasil Pilpres 2014...

5. Media Cetak ...

C. Landasan Teori ...

1. TeoriAnalisis Wacana Kritis...

2. Teori Pengaruh Media ...

3. Teori Hegemoni ...

4. Teori Framing ...

5. Teori Logic of Practice(modal) ...

D. Skema Penelitian ... 15 16 16 16 27 29 30 33 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ...

B. Lokasi Penelitian...

C. Data dan Sumber Data ...

1. Data ...

2. Sumber Data ...

3. Unit Analisis Data ...

D. Instrumen Penelitian...

E. Teknik Pengumpulan Data ...

F. Teknik Analisis Data ...

G. Penyajian Hasil Analisis Data ... 36 37 37 37 37 37 39 40 41 46

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data...

B. Analisis Pemberitaan ...

1. Analisis Teks dan Intertekstual...

C. Pembahasan ...

1. Struktur Teks Pemberitaan ... 47

48

48

112

(8)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Praktik Sosiokultural ...

1) Analisis Situasional ...

2) Analisis Institusional ...

3) Analisis Sosial ...

2.Pertarungan Aktor Politik...

3. Penyajian Ideologi Pemberitaan ...

a. Unit Hierarki ...

b. Unit Keberpihakan ...

c. Unit Identitas ... 121

122

123

124

125

129

129

129

131

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...

5.2 Saran ... 133

136

(9)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan representasi dari pikiran. Dengan bahasa manusia dapat

menyampaikan berbagai pikiran, pengalaman, dan keinginan kepada orang lain.

Bahasa yang direpresentasikan tentu berkaitan dengan suatu konteks sosial

pengguna bahasa.Halliday (1978, hlm. 1) mengemukakan konsep bahasa sebagai

semiotik sosial. Hallidaymemberi tekanan pada keberadaan konteks sosial bahasa,

yaitu fungsi sosialdalam menentukan bahasa danjuga perkembangannya. Dalam

pandangan tersebut, Halliday menegaskan bahwa bahasa selalu berhubungan erat

dengan aspek-aspek sosial karena bahasa merupakan produk dari proses sosial.

Oleh sebab itu, konstruksi realitas tidak dapat dipisahkan dari konstruksi sistem

semantispada realitas itu dikerjakan. Dalam hal ini, bahasa dipandang sebagai alat

yang mempunyai peranan sosial.

Selain untuk alat komunikasi baik lisan maupun tulis, bahasa banyak

digunakan untuk beragam kepentingan. Menurut Halliday(1978, hlm. 1),tingkatan

yang sangat konkretbahwa bahasa tidak berisi kata-kata, klausa-klausa atau

kalimat-kalimat, tetapi bahasa berisi teks atau wacana, yakni pertukaran makna

(exchange of meaning). Teks atau wacana merupakan produk sosial hasil

konstruksi realitas yang secara aktual dimaknai oleh masyarakat dalam situasi

yang nyata dan hasil pilihan semantis. Istilah wacana sendiri memiliki banyak

perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan paradigma dalam analisis wacana

pada perspektif kajian formal dan fungsional.

Dalam perspektif formal, wacana adalah satuan gramatikal tertinggi atau

terbesar dalam bahasa. Pengertian tersebut sejalan dengan pandangan kaum

positivisme-empiris(Eriyanto, 2008, hlm. 4).Menurut penganut aliran ini, bahasa

dilihat sebagai jembatan antara manusia dan objek di luar dirinya. Dalam

kaitannya dengan wacana, konsekuensi logis dari pemahaman ini adalah orang

tidak perlu mengetahui makna subjektif atau nilai yang mendasari pernyataannya.

Hal tersebutdisebabkankarena yang penting pernyataan itu dilontarkan secara

(10)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyajikan data secara lebih sistematis. Olehkarena itu,

pandanganpositivisme-empirisini banyak digunakan dalam kajian formal bahasa untuk analisis

wacana.Namun, analisis isi pada perkembangannya tidak cukup digunakan untuk

menekankan isi pesan sebagai area terpenting dalam analisis ilmu-ilmu sosial.

Analisis isi yang secara kuantitatif dianggap sebagai cara tradisional berkembang

menjadi ilmu analisis wacana, analisis semiotik, dan analisis framing.

Dalam perspektif fungsional,Fairclough (1989, hlm. 131) mengatakan

bahwa istilah linguistik selama ini digunakan secara ambigu dalam arus besar

kajian bahasa. Hal itu disebabkan karena bahasa tidak bisa dimengerti sebagai

mekanisme internal dari proses linguistik semata dan bukansuatu objek yang

diisolasi dalam ruang tertutup.Alhasil,bahasa dalam suatuwacanaselalu berkaitan

dengan konteks.Konteks merupakan ciri-ciri alam di luar bahasa yang

menumbuhkan makna pada ujaran atau wacana (lingkungannonlinguistik dari

wacana). Konteks wacana berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam

setiap komunikasi bahasa.Seperti yang dikemukakan oleh Hymes (dalam Darma,

1964, hlm. 4),konteks wacana terdiri dari unsur-unsur: latar, peserta, hasil,

amanat, cara, sarana, norma, dan jenis.Unsur-unsur tersebut dapat menentukan

kebermaknaan tuturan dalam wacana itu sendiri.

Selain itu, perspektif ini sebetulnya banyak merujuk pada jenis aliran

paradigma kritis (Eriyanto, 2008, hlm. 4). Menurut penganut aliran ini, analisis

wacana tidak dipusatkan pada kebenaran atau ketidakbenaran struktur tata bahasa.

Analisis wacana dalam pandangan ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang

terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.Salah satu penggunaan bahasa

dalam perspektif fungsional adalah penggunaan bahasa oleh media yang banyak

dimanfaatkan untukmerepresentasikankepentingan tertentu, terlebih oleh

kelompok yang memiliki kekuasaan.

Kepentingan manusia terbagi menjadi tiga, yakni lahiriah, eksistensi, dan

batiniah. Pada kebutuhan eksistensiinilah manusia memang membutuhkan

kekuasaan. Dalam konteks perebutan kekuasaan, bahasa diyakini menjadi alat

yang sangat efektif untuk tujuan itu. Bahasa menjadi sangat bermanfaat untuk

membangun pencitraan baik positif maupun negatif.Dengan demikian, bahasa

(11)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap penyajian bahasa dalam suatu teks agar pembaca tidak mudah diarahkan

pada pemahaman subjektif.

Untuk menumbuhkan sikap kritis terhadap teks atau wacana yang terdapat

pada media dapatmenggunakan teknik AWK (Analisis Wacana Kritis) atau CDA

(CriticalDiscourseAnalysis). Keduatekniktersebutmerupakan pengembangan dari

analisis wacana yang merujuk pada paradigma kritis.Menurut Fairclough dan

Wodak (1997, hlm. 10) AWK melihat pemakaian bahasa baik tuturan maupun

tulisan yang merupakan bentuk dari praktik sosial. Pemakaian bahasa sebagai

praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa

deskriptif tertentu dalam situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya.

AWKmemandang bahasa sebagai faktor penting untuk melihat ketimpangan

kekuasaan yang terjadi di masyarakat. Wacana dipandang, diproduksi, dimengerti,

dan dianalisis pada konteks tertentu.

Salah satu masalah yang menarik terkait perebutan kekuasaan dengan

memanfaatkan bahasa adalah pertarungan aktor politik para calon presiden

(capres) Indonesia 2014.Pada pertengahan bulan Agustus 2014, Mahkamah

Konstitusi(MK) menyampaikan putusan sidang terkait gugatan Prabowo-Hatta

yang oleh KPU tidak ditetapkan sebagai pemenang. Hakim MK secara bulat

bersepakat menolak seluruh gugatan yang diajukan Prabowo-Hatta. Pada

peristiwa tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menganalisis bagaimana media

memberitakan pertarungan kedua capres beserta tim suksesnya ketika

Prakeputusan Mahkamah Konstitusi. Dengan harapan, seperti apa pertarungan

kedua capres tersebut dapat dilihat.

Beberapa media yang cukup gencar memberitakan perstiwa ini

adalahharianumum (HU)Tempo dan Republika. Beberapa kali berita gugatan

sengketa pemilihanpresiden (Pilpres) 2014 ke MK selalu dijadikan sebagai

headlineoleh masing-masing media tersebut. HU Tempodan Republikamerupakan

mediamassadengan cakupan nasional yang memiliki ideologi tersendiri. Selain

itu, kedua media tersebut memiliki indikasi keberpihakan terhadapmasing-masing

capres.

Sebagai pustaka acuan, beberapa kali topik mengenai studi wacana kritis

(12)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tetapi, topik yang khusus mengkaji pertarungan aktor politik masih terbilang

langka. Hal itu disebabkankarenastudi analisis wacana yang mengkaji

peristiwaPemilihan Presiden (Pilpres) atauPemilihanKepalaDaerah(Pilkada)

masih terasa umum dan belum spesifik menggambarkan sosok para calon presiden

beserta tim suksesnya yang dalam istilah lain, peneliti menyebutnya sebagai aktor

politik.Peneliti memilih beberapa pustaka acuan yang masih relevan dengan

penelitian ini.Beberapa penelititersebut antara lain Wiliani (2009),Fauriana

(2009), Apriad (2013), danAmanda(2014).Berikut ini akan diuraikan secara

ringkas penelitian-penelitian tersebut.

Penelitian pertama dilakukan Wilianitentang Analisis Wacana Kritis iklan

kampanye partai politik Pemilu 2009 di televisi. Teori yang digunakan adalah

teori Norman Fairclough. Isi dalam penelitianini mendeskripsikan bahwapartai

yang bersangkutan membentuk pencitraan dengancara membentuk identitas diri.

Secara tekstual, penggunaan kosakata, gaya bahasa, ataupun metafora dapat

merepresentasikan setiap partai di mata khalayak ramaidalamsegi identitas

termasuk relasi (hubungan) yang dijalin antara keduanya.

Penelitiankeduadilakukan Fauriana tentang citra politisi lokal dalam iklan

politik. Dalam penelitiantersebut, Fauriana berhasil membedah strategi yang

dilakukan oleh salah satu pasangan kepala daerah dengan mengangkat isu krisis

yang melanda daerah Banyumas, yakni isu lapangan pekerjaan dan investasi. Isu

di atas menjadi sangat efektif untuk mendongkrak citra dari pasangan calon

tersebut. Model teori yang digunakandalampenelitianitu adalah model teori Teun

Van Dijk.

Penelitianketigadilakukan oleh Apriad tentang Pemberitaan Pilgub Jabar

pada harian Pikiran Rakyat dan Inilah Koran. Dalam penelitianitu, Apriad

membedah ideologi yang dibangun dalam kedua media tersebut. Hasilnya, Pikiran

Rakyatlebihmengaitkan Pilgub Jabar dengan kasus korupsi, sedangkan Inilah

Koran lebih banyak mengeksplor salah satu calon pasangan.

Penelitian terakhir dilakukan oleh Amanda. Penelitiantersebut berjudul

“Pertarungan Aktor Politik Di Media Cetak Dalam Pemilukada Bangli 2010”.

Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa setiap calon bupati Bangli

(13)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memerolehkekuasaan. Salahsatu contoh adalah perseteruan antara pasangan calon

Bupati IB Brahmaputra- Wayan Winurjaya (Brahmawijaya) dan I Made Gianyar-

Sedana Artha (GITA) dalam kasus penuntutan pemilihan ulang. Brahmawijaya

lebih menunjukkan adanya pelanggaran dan indikasi kecurangan pelaksanaan

pemilukada. Isu yang diangkat mendapat perlawanan dari GITA yang

menganggap Brahmawijaya melancarkan intimidasi terhadapPanwaslu dan KPUD

Bangli.

Penelitian-penelitian tersebut akan dijadikan referensi oleh peneliti. Selain

itu, penelitian-penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian ini.

Beberapa diantaranya adalah dari segi objek kajian, cakupan penelitian, dan

sumber data yang digunakan.

Untuk menganalisispenelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis

Norman Fairclough.Faircloughmembangun analisis wacana yang mempunyai

kontribusi dalam analisis sosial dan budaya.Ia mengombinasikan tradisi analisis

tekstual dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Fairclough membagi analisis

wacana dalam tiga dimensi, yaitu teks, discoursepractice,

dansosioculturalpractice (Eriyanto, 2001, hlm. 285-286). Ketiga unsur itu

menurut Fairclough disebut dengan dimensi wacana yang harus dianalisis secara

integral. Untuk itu, kerangka analisis Fairclough memilikibanyak ruang untuk

mengkaji secara lebih komprehensif dalam mengorelasikan hubungan bahasa pada

teks serta pengaruhnya.

B. Masalah

Berdasarkan paparan di atas, upaya untuk mengidentifikasi pertarungan

aktor politik dalam pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi

tentanggugatan sengketaPilpres 2014 sangat penting dilakukan. Oleh karenaitu,

untuk mengungkap dan memetakan posisi masalah dalam penelitianini, peneliti

jelaskan hal-hal terkait masalah penelitian ini ke dalam identifikasi masalah,

batasan masalah, dan rumusan masalah. Selebihnya akan dijelaskan sebagai

(14)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini penulis identifikasi sebagai berikut.

a. Analisis bahasa formal tidak cukup digunakan untuk menekankan isi pesan

sebagai area terpenting dalam analisis ilmu-ilmu sosial. Salah satunyadalam

menganalisis lekak-lekuk teks dalam peristiwa Prakeputusan

MahkamahKontitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 pada media.

b. Peristiwa Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketa Pilpres

2014 begitu penting untuk dianalisis karena menyangkut hajat hidup orang

banyak. Oleh sebab itu, dalam aspek pemberitaannya pun harus dapat

dimaknai secara mendalam agar tidak terjebak dalam hegemoni kepentingan

kelompok tertentu.

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, langkah selanjutnya ialah menentukan

batasan masalah. Adapun pembatasannya akan dijelaskansebagai berikut.

a. Wacana yang dikaji berupa teks berita. Hal itu disebabkankarena AWK

menjadikan bahasa sebagai medium utama dalam penelitiannya.

b. Berita yang dianalisis ialah berita mengenai Prakeputusan Mahkamah

Konstitusi terkaitgugatan sengketa Pilpres 2014yang dimuat dalam harian

umum Tempodan Republika edisi Agustus 2014. Waktu tersebut dimaksudkan

agar peneliti dapat meneliti bagaimana konstruksi beritasebelum adanya

keputusan resmi dari Mahkamah Konstitusi.

c. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis dengan

model teori Fairclough.Hal ini disebabkankarena kerangka analisis Fairclough

memilikibanyak ruang untuk mengkaji secara lebih komprehensif dalam

mengorelasikan hubungan teks dan pengaruhnyakarena melibatkan aspek teks,

praktikkewacanaan, dan praktik sosiokultural.

3. Rumusan Masalah

Setelah masalah dibatasi, penelitiperlumenentukan rumusan masalah.

Rumusan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Bagaimana struktur tekspemberitaan mengenai Prakeputusan Mahkamah

(15)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagaimanabentuk pertarungan aktor politik dalam pemberitaan

PrakeputusanMahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 pada

HU Tempo dan Republika?

c. Bagaimana bentukpenyajian ideologi dalampemberitaan Prakeputusan

Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa Pilpres 2014pada HUTempodan

Republika?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, selanjutnya akan dipaparkan

tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan struktur teks pemberitaan Prakeputusan Mahkamah

Konstitusi terkait gugatan sengketaPilpres 2014padaharian umum Tempodan

Republika.

2. Mendeskripsikanbentuk pertarungan aktor politik dalam pemberitaan

Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan sengketaPilpres

2014padaharian umum Tempodan Republika.

3. Mendeskripsikan bentuk penyajian ideologiatas pemberitaan Prakeputusan

Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketa hasil Pilpres 2014 pada harian

umum Tempo dan Republika.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

Adapun manfaat tersebut penelitijelaskan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan referensi terkait kajian bahasa dalam perspektif fungsional, khususnya

Analisis Wacana Kritis (AWK).Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan

dapat semakin memperkuat peran bahasa dalam membantu analisis ilmu-ilmu

(16)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai model

penyadaran dalam upaya meningkatkan kualitas literasi masyarakat di alam

demokrasi.

E. Definisi operasional

Peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah kunci yang

digunakan dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.

1. Pemberitaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberitaan

Prakeputusan Mahkamah Konstitusi terkaitgugatan sengketaPilpres 2014.

2. Harian umum Tempodan Republika merupakan media cetak yang beredar

secara nasional.

3. Analisis Wacana Kritis yang dimaksud adalah analisis wacana dengan

pendekatan model Norman Fairclough.

4. Aktor politik adalah para calon presiden dan tim suksesnya yang mengusung

masing-masing calon presiden pada Pilpres 2014.

F. Sistematika Penelitian

1. Bagian awal:

1) Sampul depan

2) Halaman Judul

3) Halaman Pengesahan

4) Kata pengantar

5) Abstrak

6) Daftar Isi

2. Bagian Isi:

1) BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

2. Pembatasan Masalah

(17)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

2. Manfaat Praktis

E. Definisi Operasional

F. Sistematika Penelitian

2) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

DANMODEL PENELITIAN

A. Tulisan, Dokumen, Hasil Penelitian Tentang Bahasa dan Media

Massa dalam Konteks Pemilu

B. Konsep

1. Pertarungan Aktor Politik

2. Pilpres 2014

3. Gugatan Terhadap Hasil Pilpres 2014 yang Ditetapkan KPU

4. Putusan KPU yang Menolak Gugatan untuk Seluruhnya

terhadap Hasil KPU

C. Landasan Teori

1. Teori AWK

2. Teori Pengaruh Media

3. Teori Hegemoni

4. Teori Framing

5. Teori Logic of Practice(Modal)

D. Model Penelitian

3) BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

B. Lokasi Penelitian

C. Tentang Data

1. Jenis Data

2. Sumber Data

3. Unit Analisis Data

D. Instrumen Penelitian

(18)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Data

G. Penyajian Hasil Data

4) BAB IV PEMBAHASAN

A. Struktur Teks Pemberitaan

B. Pertarungan Aktor Politik

C. Ideologi yang Disajikan

5) BAB V PENUTUPAN

A. Simpulan

(19)

36

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang

berbasis pendekatan kualitatif. Penelitian Sosial-Budaya semacam ini cenderung

didasarkan pada pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2002, hlm. 3)

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan manusia terhadap kawasannya sendiri

dan berhubungan dengan orang-orang tersebut terhadap bahasannya dan dalam

peristilahannya. Di samping itu, untuk melengkapi data empiris menggunakan

pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 7) metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu. Pendekatan ini jugadigunakan untuk mengumpulkan data awal sebagai

dasar argumentasi dalam analisis data kualitatif dengan teknik triangulasi. Metode

penelitian ini menggunakan AWK sebagai pisau analisis yang utama.

Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan pemberitaan Prakeputusan

Mahkamah Konstitusi tentang Pilpres 2014 denganmenggunakan pisau analisis

analisis wacana kritis atau CriticalDiscorseAnalysis(CDA) dengan model analisis

Norman Fairclough. AWK yang merupakan bentuk dari Paradigma kritis lebih

merujuk pada penafsiran. Dengan penafsiran kita akan dapatkan dunia dalam,

masuk menyelami teks dan menyingkap makna yang ada di baliknya (Eriyanto,

2008, hlm.61). Paradigma kritis tidak mengenal realitas yang benar-benar riil,

karena realitas yang muncul adalah realitas semu yang terbentuk bukan melalui

proses alami melainkan dibentuk oleh proses sejarah, kekuatan sosial, politik, dan

ekonomi. Dalam konteks media, paradigma kritis memandang media bukan suatu

saluran yang bebas dan netral. Mediajustru dimiliki oleh kelompok tertentu dan

digunakan untuk mendominasi kelompok lainnya.

Berdasarkan paparan di atas, posisi peneliti dalam hal ini dapat dikatakan

memiliki sisi keberpihakan. Eriyanto(2001, hlm.59) mengungkapkan bahwa

(20)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana data/teks ditafsirkan. Eriyanto (2001, hlm.60) juga mengungkapkan

bahwa peneliti layaknya seorang aktivis yang mempunyai komitmen terhadap

nilai-nilai tertentu yang harus diperjuangkan. Posisi tersebut sangat berpengaruh

terhadap apa yang ingin dicapai lewat penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Cimahi, tempat kediaman peneliti.

Penelitian difokuskan pada masa Prakeputusan Mahkamah Konstitusi tentang

gugatan sengketa Pilpres 2014 pada 1-21 Agustus 2014. Rentang waktu tersebut

dimaksudkan agar peneliti dapat fokus melihat bentuk pertarungan aktor politik

ketika Prakeputusan Mahkamah Konstitusi.

C. Data dan Sumber Data

Data dansumbernyapadapenelitaniniadalahsebagaiberikut.

1. Data

Data yang akan diteliti oleh peneliti adalah pemberitaan Prakeputusan

Mahkamah Konstitusi yang terdapat dalam Harian Umum Tempo dan

Republikaedisi Agustus 2014.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah teks pemberitaan yang terdapat

dalam media cetak edisi 20-21 Agustus 2014. Pada tanggal tersebut merupakan

beberapa hari sebelum MK secararesmimengeluarkan putusan. Penelitian ini

mengkaji pemberitaan di Harian Umum Tempo dan Republika yang terkait

pertarungan aktor politik atas pemberitaan Prakeputusan Mahkamah Konstitusi.

3. Unit Analisis Data

Unit analisis data dalam penelitian ini adalah hierarki, keberpihakan, dan

identitas. Unit-unit tersebut ada dalampraktik berbahasa. Dalam menganalisis

praktik berbahasa (tata bahasa) akan digunakan kerangka CDA, yang berpedoman

pada prinsip-prinsip Systemic-FunctionalGrammar (SFG). SFG adalah teori

(21)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertama, pada unit hierarki. Menurut Lukmana (2010, hlm. 8)Kekuatan

(power)mengindikasikan ketidaksetaraan, solidaritas menonjolkan kesamaan.

Dalam hubungan power-solidarity, hierarki dapat ditempatkan pada sebuah titik

ekstrem dalam sebuah bentangan (continum), sementara di sisi ekstrem lainnya

terletak solidaritas. Hubungan powerdua orang yang sedang berinteraksi mungkin

terletak di ekstrem kiri, ekstrem kanan, atau di antara keduanya. Jadi hierarki

digunakan untuk melihat cerminan ideologi dari siapa yang memiliki kuasa lebih

dalam suatu wacana.

Kedua, pada unit keberpihakan. Unit ini digunakan untuk melihat apakah

sebuah kejadian direpresentasikan lewat proses/transitivitas, sehingga tampak

jelas/lugas, atau lewat nominalisasi, dengan konsekuensi adanya unsur makna

yang terkubur atau tersamar. Dengan perbedaan bentuk tersebut maka dapat

dilihat keberpihakan dari suatu media. Hal itu disebabkan, bentuk transitivitas dan

bentuk nominalisasi dalam wacana memiliki fungsi yang berbeda untuk

merepresentasikan suatu peristiwa. Oleh sebab itu, diperlukan analisis kritis

terhadap kegiatan berbahasa sebagaisalah satu strategi yang efektif untuk

mengeksplorasi berbagai hal yang terkait dengan proses sosial.

Ketiga, pada unit identitas. Pada unit ini menggunakan kerangka CDA,

yang berpedoman pada prinsip-prinsip SFG, dengan fokus pada aspek modalitas.

Menurut Fairclough (2003) aspek verbal dari identitas dapat dideteksi lewat

sistem modalitas dan evaluasi. Keduanya terkait dengan bagaimana penutur

mengomitmenkan diri terhadap apa yang dianggap benar dan perlu (modalitas)

dan terhadap apa yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, apa yang baik dan apa

yang buruk (evaluasi).Modalitas terkait dengan komitmen seseorang ketika

merealisasikan sebuah speechfunction, yang berisi pertukaran informasi (yang

utama: statement&question) dan pertukaran aktivitas atau jasa (yang utama:

demand&offer) dalam sebuah aktivitas sosial (lihat Fairclough, 2003; Halliday,

1994; Lukmana dkk., 2006). Selain itu, penggunaan polaritas ini juga dapat

diasosiasikan dengan kelugasan, sementara modalitas diasosiasikan dengan

(22)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu data. Kartu

data digunakan untuk memudahkan dalam penganalisisan teks pada berita.

Instrumen tersebut berfungsi menganalisis struktur teks (teks dan intertekstual),

praktikkewacanaan, dan praktik sosiokultural. Instrumen penelitian akan

digambarkan sebagai berikut.

1. Analisis Teks dan Intertekstual Variabel Teks (Mikro)

No Unsur Pemaparan

1 Representasi Dalam anak kalimat

Kosakata

Tata bahasa (SFG)

Metafora

Kombinasi anak kalmat

Rangkaian antarkalimat

2 Relasi

3 identitas

Variabel Intertekstual

No Unsur Pemaparan

1 ManisfestInterectuality

Representasi wacana

Pengandaian

Negasi

Ironi

Metdiscourse

2 Interdiscursivity

(23)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tipe Aktivitas

Gaya

Wacana

2. Analisis Praktik Sosiokultural

Variabel Praktik Sosiokultural (Makro)

No Unsur Pemaparan

1 Situasional

2 Institusional

3 Sosial

3. Analisis PraktikKewacanaan

Pada analisis praktikkewacanaan digunakan teknik analisis framing,

analisis dilakukan dengan menghubungkan proses produksi dengan konsumsi

teks. Sebuah teks berita pada dasarnya dihasilkan melalui proses produksi teks

yang berbeda, seperti bagaimana pola kerja, bagan kerja, dan rutinitas dalam

menghasilkan berita. Proses konsumsi teks bisa jadi juga berbeda dalam konteks

sosial yang berbeda pula. Konsumsi juga bisa dihasilkan secara personal ketika

seseorang mengonsumsi teks atau secara kolektif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik studi dokumen

dan observasi. Studi dokumen yaitu proses mengumpulkan data yang berasal dari

sumbernya. Sugiyono (2012, hlm.240) mengungkapkan bahwa dokumen

merupakancatatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Adapun dalam penelitian

ini, dokumen yang dimaksud adalah data berupa berita tentang Prakeputusan

Mahkamah Konstitusi tentang Pemilihan Presiden 2014 pada Harian

UmumTempodanRepublika.Adapun media yang dikumpulkan yakni sejaktanggal

mulai gugatan kubu Prabowo-Hatta ke MK hingga menjelang keluarnya putusan

[image:23.595.106.499.80.302.2]
(24)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hari yangterlewatkan dalam proses dokumentasi sehingga peneliti harus ke kantor

mediatersebut untuk memohon data yang terlewatkan. Dari data yang

akhirnyaterkumpulkan, peneliti menganalisis teks pemberitaan tersebut.

Selanjutnya adalah tahap Observasi. Observasi merupakan metode

pengumpulan data yang digunakan pada risetkualitatif. Observasi adalah interaksi

(perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diriset

(Kriyantono,2010 hlm.111). Teknik observasi mengedepankanpengamatan baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.Hal ini penting

untuk mampu menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, menjawab

pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu. Bungin (2007, hlm. 115)

mengemukakanbeberapa bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian

kualitatif, yaitu obervasipartisipatif, tidak berstruktur, dan kelompok tidak

terstruktur. Penelitian ini menggunakan observasi tidak berstruktur. Observasi ini

adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada

observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya

pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Observasi yang dilakukan peneliti

adalah melakukan pengamatan langsung selama awal kubu Prabowo-Hatta

mengajukan gugatan sengketa Pilpres 2014 ke MK. Ada pun pengamatan yang

dilakukan antara lain mengamati kuantitas berita menyoal peristiwa tersebut di

media massa, terutama media cetak dan seberapa sering berita tersebut mucul

sebagai berita utama.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis wacana kritis yang

memandang bahasa sebagai faktor penting untuk melihat ketimpangan kekuasaan

yang terjadi di masyarakat. Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks

dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana dipandang,

diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Guy Cook

(dalam Bachari, 2011, hlm. 191) mengatakan analisis wacana juga memeriksa

(25)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana

perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk setiap

masing-masing pihak. Titik tolaknya menunjukkan bahwa bahasa tidak bisa

dimengerti sebagai mekanisme internal dari proses linguistik semata, bukan suatu

objek yang diisolasi dalam ruang tertutup. Guy Cook menyebut terdapat tiga hal

yang sentral dalam pengertian wacana: teks, konteks, dan wacana (Cook, 1994,

hlm. 3).

Untuk menganalisis teks maka akan digunakan analisis teks media yang

cenderung kuantitatif. Menurut Wimmer&Dominick, analisis isi merupakan

analisis yang dioperasikan oleh seperangkat kategori-kategori konseptual yang

berkaitan dengan isi media secara kuantitatif menghitung ada atau tidaknya

kategori tersebut dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. (1) Pendekatan

dasar untuk menerapkan teknik ini adalah memilih contoh (sample) atau

keseluruhan isi. (2) menetapkan kerangka teori acuan eksternal yang relevan

dengan tujuan pengkajian, (3) memilih suatu analisis isi (kata, kalimat, alinea,

kisah, gambar, urutan, dan sebagainya), (4) menyesuaikan isi dengan kerangka

teori per satuan unit yang dipilih, (5) mengungkapkan hasil sebagai distribusi

menyeluruh dari semua satuan atau per contoh dalam hubungannya dengan

frekuensi keterjadian hal-hal yang dicari untuk acuan.

Secara singkat maka prosedur didasarkan atas dua asumsi utama yaitu

hubungan antara objek acuan eksternal dan acuannya dalam teks akan cukup jelas

dan tidak mendua dan frekuensi perwujudan acuan yang terpilih secara sahih akan

mengungkapkan “arti” utama teks secara objektif. Menurut Wimmer&Dominick (2000) analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode untuk mempelajari dan

menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap

pesan yang tampak atau tidak tampak. Analisis isi adalah teknik penelitian untuk

membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan

memperhatikan konteksnya. (KlausKrippendorff dalam Burhan Bungin, 2003,

hlm. 172).

Analisis isi pada perkembangannya tidak cukup digunakan untuk menekan

(26)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis isi secara kuantitatif seperti ini dianggap sebagai cara tradisional dan

berkembang menjadi ilmu analisis wacana, analisis semiotik, dan analisis framing.

Kelebihan dari analisis isi adalah mampu menyajikan secara lebih sistematis,

kuantitatif, dan deskriptif. Sementara kekurangannya tidak mampu menganalisis

lekak-lekuk teks secara lebih detail. Dengan kata lain, analisis isi memiliki

keterbatasan untuk menganalisis isi pesan apalagi sampai ke tingkat ideologis,

padahal pesan dalam sebuah media terlebih media massa merupakan bangunan

yang dibentuk dari struktur bahasa yang terdiri dari lambang-lambang (sign) dan

berfungsi menyampaikan pesan dari si pengirim pesan melalui penerima pesan.

Kurang lebih bisa dikatakan bahwa pesan dapat dianalisis melalui alat

penghantarnya yaitu struktur tanda itu sendiri.

Sementara itu, untuk menganalisis konteks maka akan digunakan analisis

framing. Analisis framing digunakan untuk melihat konteks sosial-budayasuatu

wacana, khususnya hubungan antara berita dan ideologi, yakni proses atau

mekanisme mengenai bagaimana berita membangun, mempertahankan,

mereproduksi, mengubah, dan meruntuhkan ideologi (Eriyanto, 2002, hlm. 14).

Analisis framing digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksi

media. Dengan cara apa peristiwa ditekan dan ditonjolkan. Apakah dalam berita

itu ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam

pemberitaan. Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai

analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau

apa saja) dibingkai media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses

konstruksi. Di sini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna

tertentu. Hasilnya, pemberitaan media pada sisi tertentu atau wawancara dengan

orang-orang tertentu. Semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknik

jurnalistik tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan

(Eriyanto, 2002, hlm. 3).

Dalam analisis ini, yang dilakukan adalah melihat bagaimana media

mengonstruksi realitas. Peristiwa dipahami bukan sesuatu yang taken for granted,

sebaliknya wartawan dan medialah yang secara aktif membentuk realitas. Jadi,

(27)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau peristiwa dikonstruksi oleh media. Pendekatan analisis wacana yang

digunakan adalah pendekatan perubahan sosial, di mana memandang wacana

sebagai praktik sosial, ada hubungan dialektis antara pihak diskursif dengan

identitas dan relasi sosial. Wacana juga melekat dalam situasi, institusi, dan kelas

sosial tertentu (Eriyanto, 2001, hlm. 17). Analisis Norman Fairclough (1998)

membangun analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial

dan budaya, sehingga ia mengombinasikan tradisi analisis tekstual dengan konteks

masyarakat yang lebih luas. Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga

dimensi; teks, discoursepractice, dan sosioculturalpractice(Eriyanto, 2001, hlm.

285-286).

Penelitian ini akan mengikuti teknik analisis wacana yang dikenalkan oleh

Fairclough dimana terdiri atas dimensi teks, discoursepracitice,

socioculuralpractice. Pada dimensi teks akan digunakan analisis isi secara

kuantitatif. Objek penelitiannya adalah semua bentuk komunikasi yang dilakukan

para aktor politik dalam Pilpres 2014 di Harian Umum Tempo dan Republika

menjelang sidang putusan gugatan penolakan hasil perhitungan suara oleh KPU

pada Pilres 2014. Teks pada tahap ini dianalisis secara linguistik dengan melihat

kosakata, semantik, dan tata kalimat.

Elemen-elemen tersebut digunakan untuk melihat tiga masalah.Pertama,

ideasional yang merujuk pada representasi tertentu yang ingin ditampikan dalam

teks, yang umumnya membawa muatan ideologis tertentu.Kedua, pada dimensi

discoursepractice, akan digunakan teknik analisis framing, dimana analisis

dilakukan dengan menghubungkan proses produksi dengan konsumsi teks.

Sebuah teks berita pada dasarnya dihasilkan melalui proses produksi teks yang

berbeda, seperti bagaimana pola kerja, bagan kerja, dan rutinitas dalam

menghasilkan berita. Proses konsumsi teks bisa jadi juga berbeda dalam konteks

sosial yang berbeda pula. Konsumsi juga bisa dihasilkan secara personal ketika

seseorang mengonsumsi teks atau secara kolektif.Ketiga, pada dimensi

sosioculturalpractice, akan melihat hubungan dengan konteks di luar teks.

Konteks di sini memasukkan banyak hal, seperti konteks situasi, lebih luas adalah

(28)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat atau budaya dan politik tertentu.Jika digambarkan secara keseluruhan,

teknik analisis data tersebut akan tampak sebagai berikut.

Bagan 3.1 Kerangka Teknik Analisis Data

Berdasarkan proses pengumpulan data dalam CDA Norman Fairclough,

data yang terkumpul selanjutnya dianalisis antara lain sebagai berikut.

1) Untuk menganalisis data pada level masalah teks wacana, dilakukan

dengan menggunakan metode analisis naskah. Analisis naskah yang

digunakan adalah analisis sintagmatis. Selanjutnya, untuk menganalisis

data pada level masalah intertekstual, dilakukan dengan menggunakan

analisis sintagmatis dan wacana teks-teks lain yang berkaitan.

Hasil: Sikap HU Tempo dan Republikaterhadap pemberitaan keputusan Mahkamah Konstitusi

tentang Pilpres 2014.

Pemberitaan keputusan Mahkamah Konstitusi

tentangPilpres 2014 pada HU Tempo dan

Republika

Analisis Wacana Kritis (CDA) model Norman Fairclough, teori pengaruh media, teori Hegemoni, teori Framing, dan teori Modal.

Faktor eksternal: Politik dan Pasar Faktor Internal:

(29)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Untuk menganalisis data pada level masalah praktik wacana, dilakukan

langkah penelusuran data pada level masalah paktik wacana, dilakukan

dengan menggunakan analisis framing.

3) Untuk menganalisis data pada level masalah praktik sosiokultural,

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Penelusuran data yang relevan dengan tema penelitian.

b. Penelusuran literatur yang relevan dengan tema penelitian.

Adapun langkah-langkah rincian analisis data akan dijelaskan sebagai

berikut.

1) Setelah data terdokumentasi, langkah selanjutnya ialah menganalisis dan

mendeskripsikan data berdasarkan model teori AWK Fairclough dan

analisis framing untuk praktikkewacanaan.

2) Setalah tahapan pertama selesai, selanjutnya adalah melihat bagaimana

pertarungan aktor politik dalam pemberitaan PrakeputusanMahkamah

Konstitusi tentang Pilpres 2014 pada HU Tempo dan Republikadengan

menggunakan teori pengaruh media, teori hegemoni, dan teori logic of

practice(modal).

3) Tahapan selanjutnya ialah membandingkan ideologi yang disajikan dalam

pemberitaan keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Pilpres 2014 pada

HU Tempo dan Republika.

4) Setelah hasil analisis didapatkan tahapan selanjutnya ialah melakukan

penarikan simpulan terhadap hasil yang telah didapatkan untuk kemudian

disajikan dalam pembahasan.

G. Penyajian Hasil Analisis data

Hasil analisis data akan disajikan baik dalam bentuk deskripsi kualitatif

dari hasil analisis data yang melibatkan pemeriksaan, pemilahan, penggolongan,

evaluasi, perbandingan, sintesis, dan perenungan data yang dikodekan serta

mengkaji data mentah dan data yang direkam (Neuman, 2013, hlm. 570). Sebagai

(30)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagan dan tabel. Data yang terkumpul diharapkan mendapat penjelasan lebih

mendalam dalam bentuk deskripsi yang bersifat kualitatif.

Hasil analisis disajikan dalam lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang

menguraikan latar belakang masalah dan rumusan masalah. Bab II adalah

kerangka teori dan konsep yang menyajikan teori yang digunakan dan

menguraikan kerangka konsep yang terkait dengan permasalahan. Bab III adalah

metodologi yang menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan. Bab IV adalah analisis utama. Bab terakhir, yakni bab

(31)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian pada bab

sebelumnya, terdapat tiga simpulan yang diperoleh dari penelitian ini. Ke tiga

simpulan tersebut merupakan hasil analisis secara sistematis. Berikut ini akan

diuraikan secara lebih detail.

Pertama, Hasil analisis teks dan intertekstual menunjukkan bahwa

pemberitaan Prakeputusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 pada HU

Tempo dan Republika. terdapat kesamaan dan perbedaan antara Tempo dan

Republika dalam mengangkat tema kepada pembaca. Persamaan tema yang

diangkat dapat dilihat pada aspek kedua kubu akan sama-sama menjaga keamanan

ketika MK memberikan putusan. Hal tersebut terurai pada data 3 yang merupakan

berita Tempo dengan judul ” 50 Ribu Polisi dan TNI Amankan Jakarta” serta data

5 yang merupakan data Republika dengan judul ”Jangan Merusak”. Meski pun

memiliki persamaan dalam mengangkat tema, Tempo dan Republikatetap

memiliki sudut pandang yang berseberangan. Sementara itu, perbedaan yang

terjadi pada kedua koran tersebut adalah Tempo mengangkat topik bahwa KPU

yang berpeluang menang telak. Seperti yang tertera pada berita yang berjudul

“KPU Berpeluang Menang Telak”, topiknya menggambarkan bahwa KPU akan

memenangkan putusan MK. Republika mengangkat topik bahwa kubu

Prabowo-Hatta akan memenangkan putusan dengan menggunakan judul “KPU Pasrah

dengan putusan MK”, topik tersebut menggambarkan kepasrahan KPU dan KPU

digambarkan sebagai pihak yang lemah.

Berdasarkan analisis praktikkewacanaan (DiscoursePractice),

praktikkewacanaan memusatkan perhatian pada bagaimana produksi dan

konsumsi teks. Namun, analisis ini hanya akan memusatkan perhatian pada

produksi teksnya dengan menggunakan teori framing. Model teori framing yang

digunakannya adalah model teori Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Hasil

(32)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih dominan dan detail, sedangkan gagasan peluang menang Prabowo-Hatta

tidak mendetail bahkan implisit. Sementara itu, dalam Republika gagasan peluang

menang Republikaditemaptkan lebih dominan dan lebih detail.

Pada tataran analisis praktik sosiokultural (sosioculturalpractice), hasil

analisis situasional, institusional, dan sosial menunjukkan bahwa Dua dari tiga

judul Tempo banyak menitik beratkan kepada aspek keamanan dan satu lagi

adalah bentuk keberpihakan Tempo atas peluang menang telak untuk KPU.

Pertama, wacana mengenai keamanan. Tempo seolah ingin menunjukkan bahwa

situasi menjelang putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2014 adalah

peristiwa yang berpotensi adanya keributan. Hal itu juga didasari dari beberapa

aksi pendukung Prabowo-Hatta yang kerap terlibat bentrok dengan aparat

keamanan. Kedua, wacana mengenai peluang menang mutlak KPU. Tempo dalam

isi teks pemberitaannya banyak mengutip pendapat dari narasumber yang

berpihak pada KPU, terlepas dari pendapat-pendapat tersebut objektif atau tidak.

Hal itu juga didasari pada unsur situasional jalannya persidangan yang menurut

beberapa pakar hukum tata negara yang dikutip Tempo, lebih banyak yang

menyerukan KPU lebih berpeluang menang, bahkan menang telak.

Sementara itu, koran Republika menyoroti wacana terkait sikap KPU yang

pasrah atas apa pun putusan MK. Wacana tersebut muncul setelah melihat proses

jalannya persidangan yang menghadirkan saksi-saksi dari kedua belah pihak.

Kedua, wacana yang coba dibangunnya adalah larangan untuk bertindak anarkis,

baik itu dari pihak Prabowo-Hatta, Jokowi-JK, atau pun KPU. Wacana tersebut

muncul setelah situasi yang semakin bergejolak menjelang sidang MK, dengan

banyaknya aksi massa, terutama dari pendukung kubu Prabowo-Hatta. Ketiga,

wacana mengenai sikap optimis masing-masing calon presiden dan wakil

presiden, yakni Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Wacana tersebut menempatkan

Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK dalam keadaan seimbang. Aspek situasionalnya

adalah bukti-bukti yang dikumpulkan masing-masing kuasa hukum dan sikap

optimis.

Kedua, bentuk pertarungan Tempo dan Republika. Dari peristiwa

(33)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

politkmenjelang putusan sidang gugatan sengketa Pilpres 2014 dapat terlihat

bahwa masing-masing aktor politik tengah bertarung melalui media. Meski tidak

secara langsung, tetapi wacana-wacana yang dibuat oleh masing-masing media

mengindikasikan adanya kecenderungan menguatkan dan melemahkan

masing-masing aktor politik. Dengan demikian fakta yang dituangkan dalam teks akan

banyak makna tersirat. Fakta yang dituangkan akhirnya terbentuk dalam kemasan

berita. Kemasan ini merupakan rangkaian ide yang menunjukkan isu apa yang

dibicarakan dan peristiwa yang relevan.

Ketiga, cara penyajian ideologi yang dilakukan oleh Tempo dan

Republika. Dari ke tiga bentuk unit analisis didapatkan bahwa Tempo dan

Republika memiliki kesamaan dan perbedaan dalam penyajian. Dari aspek cara

pembuatan teks Tempo dan Republika memiliki kesamaan, yakni menggunakan

teknik polaritas. Sementara itu, perbedaan pada ke dua media tersebut ada pada

aktor dan sasarannya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut. Pertama, penelitian ini dapat dikembangkan lebih

lanjut dengan menggunakan teori AWK (Analisis Wacana Kritis) yang

berpedoman pada teori SFG (SytemicFunctionalGrammar) untuk membedah tata

bahasa kalimatnya agar hasil penafsiran teksnya dapat lebih mendalam.

Kedua, penelitian sejenis dapat dilakukan terhadap pemberitaan

pertarungan aktor politik yang fokus menganalisis tokoh politiknya. Selain itu,

penganalisisan tersebut juga dapat melibatkan berita-berita di harian umum

cakupan nasional lainnya sebagai objek penelitiannya.

Ketiga, dalam keterkaitannya dengan proses sosial, bahasa dapat terus

berperan secara aktif. Bahasa bersifat dialektik, sehingga bahasa menjadi menarik

untuk dikaji dan menjadi penting dieksplorasi untuk membantu mendapatkan

(34)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rakyat Dan Inilah Koran (Suatu Analisis Wacana Kritis). Skripsi Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Bachari, A. D. 2011. Analisis Pragmatik terhadap Tindak Tutur yang Berdampak Hukum (Tesis). Bandung: UPI

Bannet, T. 1982. “Media, Reality, Signification.” Dalam Michael Gurevitch, Tony Bennet, James Curran, and James Wollacot (ed.). Culture, Society and the media London: Metheun.

Blake, R. H., Edwin O. H. 2003. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya: Papyrus

Carey, J. W. 1989. Communication as Culture; Essays on Media and Society. Boston: Unwin Hyman.

Chaer, A. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Cook, G. 1994. The Discourse of Advertising. London and New York: Routledge.

Darma, Y. A. 2013. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya

Djajasudana, F. 2006. Wacana Pemahaman Hubungan Antar Unsur. Bandung: Refika Aditama.

Durham, F. D. 1998. “News frames as Social Narratives: TWA Flight

800.”Journal of Communication. Vol. 48. No 4.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing. Yogyakarta: LKiS

Eriyanto. 2008. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Fairclough, N. 1989. Language and Power. New York. Longman Group UK Limited.

Fairclough, N. 1992. “Introduction”. Dalam Norman Fairclough (ed.), Critical Language Awareness. New York.: Longman.

Fairclough dan Wodak, R. 1997. “Critical Discourse Analysis”. Dalam Teun A.

(35)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Citra Mardjoko-Husein (Marhein) dalam Iklan Politik di Banyumas Televisi (BMSTV) pada Pilkada Banyumas Tahun 2008). Skripsi Sarjana Universitas Pendidikan indonesia. Tidak diterbitkan.

Firmanzah. 2011. Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Partai Politik di Era Reformasi. Jakarta: Yayasan Obor.

Fiske, J. 1990. Introducion to Communication Studies. Second Edition. London and New York: Routledge.

Halliday, M.A.K. 1978. Language as Social Semiotic: The Social Interpretation of Language and Meaning. London: Edward Arnold.

Keraf, G. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabetta.

Lukmana, I. 2010. Analisis Bahasa untuk Kajian Sosial: Pemaknaan Kritis terhadap Praktik Berwacana Sebagai Praktik Sosial. Tidak Diketahui.

Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Neuman, W. L. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif ed. 7. Jakarta: Indeks.

Nimmo, D. 1982. Komunikasi Politik. Bandung: Rosdakarya.

Ras Amanda, Ni M. 2009. Pertarungan Aktor Politik di Media Cetak dalam Pemilukada Bangli 2010. Tesis Universitas Udayana. Tidak diterbitkan.

Simon, R. 1999. Gagasan-Gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta: Insist Press dan Pustaka Pelajar.

Sobur, A. 2006. Analisis Teks Media. Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiono, M. 1999. Kritik Antonio Gramsci terhadap Pembangunan Dunia Ketiga. Bandung: LKiS.

(36)

Kelvin Prabowo,2015

PERTARUNGAN AKTOR POLITIK DALAM PEMBERITAAN PRAKEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT GUGATAN SENGKETA PILPRES 2014 PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://korporat.tempo.co/tentang (diunduh pada 2 Februari, pukul 20.00 WIB.)

Gambar

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Adapun dalam penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Melihat hasil penelitian dan hasil analisis data mengenai Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen dan Dalam Pembentukan Loyalitas Konsumen, studi

[r]

Dosen Koordinator mata kuliah dengan membawa presensi kuliah dan dosen tamu hadir pada waktu dan di tempat yang telah dijadwalkan.. Dosen Koordinator matakuliah dan Dosen Tamu

EFEKTIVITAS METODE READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada Tugas Akhir ini dibuat suatu program untuk mengklasifikasi jenis tumor pada kelenjar tiroid secara otomatis dengan menggunakan software Matlab R2009a

Electronic commerce (EC or e-commerce) describes the process of buying selling, transferring, or exchanging products, services, or information via computer network, including

Dapat menjelaskan Peran Tatabahasa Transformasi dalam Psikolinguistik.. Peran Tatabahasa Transformasi

persyaratan berdasarkan Berita Acara Penelitian dan Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), segera ditindaklanjuti dengan penyerahan kendaraan dari Pengguna