• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KERJASAMA TIM DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KERJASAMA TIM DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KERCERDASAN EMOSIONAL DENGAN

KERJASAMA TIM DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh:

RIKKA AGUSLIANI

0900555

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

HUBUNGAN ANTARA KERCERDASAN EMOSIONAL DENGAN

KERJASAMA TIM DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

Oleh : Rikka Agusliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Olahraga Dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

© Rikka Agusliani2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari, 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

NAMA : RIKKA AGUSLIANI NIM : 0900555

JUDUL : HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL

TERHADAP KERJASAMA TIM DALAM CABANG OLAHRAGA BOLAVOLI

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Komarudin, M.Pd. NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

Bambang Erawan, M.Pd. NIP.196907282001121001

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Ketua,

Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd. NIP. 196202311989031001

(4)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KERJASAMA TIM DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

Rikka Agusliani* 2014

Penelitian ini dilatar belakangi pentingnya kecerdasan emosional dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli, terutama untuk penyampaian materi latihan dan dalam pertandingan. Pencapaian tujuan latihan dan keberhasilan dalam suatu pertandingan tidak hanya disebabkan oleh faktor fisik saja, tetapi faktor psikologis pun mempengaruhinya. Semakin tinggi kecerdasan emosional seorang atlet semakin cepat melakukan kerjasama tim untuk mencapai tujuan latihan dan dalam pertandingan. Permasalahan yang diajukan adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli? Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan angket, yaiu angket tertutup dengan menggunakan sampel berjumlah 15 orang. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dapat digambarkan bahwa kecerdasan emosional erat hubungannya dengan kerjasama sebuah tim. Selain itu juga dapat mengukur kolektifitas penampilan tim terutama dalam menumbuhkan kekompakan atau kebersamaan dalam sebuah tim. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli.

(5)

DAFTAR ISI

4. Faktor Faktor Kecerdasan Emosi...

B. Hakikat Kerjasama Tim...

C. Cabang Olahraga Bola Voli...

D. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kerjasama Tim...

(6)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian...

B. Populasi dan Sampel Penelitian...

1. Populasi...

2. Sampel...

C. Desain Penelitian...

D. Alat Pengumpulan Data...

E. Uji Coba Angket...

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data...

G. Prosedur Pengelolaan Analisis Data...

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data...

B. Hasil Pengolahan dan Analisis Data...

C. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi...

D. Diskusi Penemuan...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...

B. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

31

32

32

32

33

34

38

45

45

49

50

52

53

57

57

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

3.5.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

Kisi-kisi Angket Kerjasama Tim...

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban...

Hasil Pengujian Validitas dari Kecerdasan Emosional...

Hasil Pengujian Validitas dari Kerjasama Tim...

Pedoman Penafsiran...

Data Hasil Penghitungan dari Penyebaran Angket Kecerdasan Emosional (x) dan Angket Kerjasama Tim (y)...

Hasil Uji Normalitas Lillifors...

Hasil Uji Homogenitas...

Besarnya Hubungan dari Variabel Angket Kecerdasan Emosional (x) dan Variabel Angket Kerjasama Tim (y)...

Hasil Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dari Hasil Penyebaran Angket Kecerdasan Emosional dengan Angket Kerjasama Tim...

Hasil Penghitungan Determinasi dari Variabel X (Angket

Kecerdasan Emosional) dengan Y (Angket Kerjasama Tim)...

36

37

41

43

46

50

51

51

52

52

(8)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1.

3.2.

Desain Penelitian...

Langkah-Langkah Penelitian...

33

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Data Angket untuk Pengujian Validitas dari Variabel Kecerdasan Emosional...

Uji Validitas Butir Soal dari Variabel Kecerdasan

Emosional...

Data Angket untuk Pengujian Validitas dari Variabel Kerjasama Tim...

Uji Validitas Butir Soal dari Variabel Kerjasama Tim...

Data Hasil Penyebaran Angket Sesungguhnya dari Variabel Kecerdasa Emosional...

Data Hasil Penyebaran Angket Sesungguhnya dari Variabel Kerjasama Tim...

Hasil Pengujian Validitas dari Kecerdasan Emosional dan Angket Kerjasama Tim...

Data Hasil Penyebaran Angket Kecerdasan Emosional dan Kerjasama Tim...

Uji Normalitas Lillifors dari Angket Kecerdasan Emosional...

Uji Normalitas Lillifors dari Angket Kerjasama Tim...

Uji Homogenitas dari Data Angket Kecerdasan Emosional (x) dan Angket Kerjasama Tim...

Penghitungan Koefisien Korelasi Angket Kecerdasan Emosional denga Kerjasama Tim...

Uji Koefisien Korelasi dari Hasil Penyebaran Angket Kecerdasan Emosional dengan Kerjasama Tim...

Determinan...

Daftar Tabel Product Moment...

(10)

18

19

20

21

22

Nilai Kritis untuk Uji Lillifors...

Luas dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 ke z...

Nilai Persentil untuk Distribusi f...

Nilai Persentil untuk Distribusi t...

Dokumentasi Penelitian...

89

90

91

92

93

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bola voli adalah bagian dari cabang olahraga permainan. Dalam

perkembangannya olahraga bola voli adalah olahraga kompetitif, artinya tujuan

akhir dari permainan ini meraih kemenangan. Bola voli merupakan salah satu

cabang olahraga permainan beregu, yang terdiri dari enam pemain dari tiap

regunya. Setiap regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing

dengan dibatasi oleh net. Sebagaimana yang dijelaskan Ma’mun dan Subroto (2001: 39) bahwa: “Bola voli dilakukan oleh dua regu, setiap regu berisikan 6

pemain. Dengan ukuran lapangan, panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Tinggi net

(jaring) putra (2,43 meter) dan putri (2,24 meter).” Dalam permainan bola voli

cara memainkan bolanya yakni, dengan menggunakan satu atau kedua tangan,

kepala, kaki serta anggota tubuh yang lain melalui atas net secara teratur dengan

usaha agar bola tidak jatuh di lapangan permainan sendiri dan berusaha

menjatuhkan bola di dalam daerah permainan lawan. Seperti yang dijelaskan

Irsyada (1999: 13-14) sebagai berikut:

Bola voli adalah olahraga beregu. Setiap regu berada pada petak lapangan permainan masing-masing dengan dibatasi oleh net. Bola dimainkan dengan satu atau dua tangan hilir mudik atau bolak-balik melalui atas net secara teratur sampai bola menyentuh lantai (mati) di petak lawan dan mempertahankan agar bola tidak mati di petak permainan sendiri.

Setiap pemain bola voli dituntut memiliki kombinasi kemampuan fisik dan

keterampilan teknik yang berkualitas, seperti yang dijelaskan Kosasih (1993: 109)

bahwa: “Bola voli merupakan permainan beregu, tetapi meskipun demikian

kemampuan perorangan yang tinggi akan memudahkan menggalang kerjasama.”

Dari pendapat tersebut, maka tujuan dari olahraga bola voli yaitu menjatuhkan

bola di dalam daerah permainan lawan untuk mendapatkan point atau angka kemenangan dalam permainan.

Permainan bola voli di Indonesia cukup digemari oleh berbagai kalangan

(12)

2

perempuan yang dapat dilakukan oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaaan.

Untuk mewujudkan prestasi permainan bola voli tidaklah mudah, karena

dipengaruhi oleh dua faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen yang

berhubungan dengan keadaan diri atlet, yang meliputi kemampuan fisik,

kemampuan teknik, taktik dan psikis. Sedangkan faktor eksogen berhubungan

dengan keadaan diluar diri atlet seperti situasi dan kondisi pada saat pertandingan.

Berkaitan dengan permainan bola voli secara psikologis, bahwa olahraga

bola voli dapat dijadikan wahana menyalurkan dan memperoleh

keinginan-keinginan dalam hati seperti rasa senang, minat, hobby dan pembuktian

kemampuan diri atau prestasi. Secara fisiologis, olahraga bola voli dapat dijadikan

wahana pemberdayaan kemampuan fungsi fisiologis seperti meningkatkan

kesehatan, kebugaran dan meningkatkan kualitas komponen kondisi fisik seperti;

kerja jantung dan paru-paru, kelincahan, kecepatan dan kekuatan. Sedangkan

secara sosial, olahraga bola voli dapat digunakan sebagai media sosialisasi melalui

interaksi dan komunikasi dengan orang lain atau lingkungan sekitar.

Bermain bola voli setiap individu dituntut untuk memiliki kemampuan fisik,

teknik, taktik dan mental. Dilihat dari karakter permainan bola voli yang dinamis

dan menuntut kerjasama, maka untuk dapat bermain bola voli dengan baik

dibutuhkan dukungan fisik dan teknik yang baik disertai penerapan taktik atau

strategi permainan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Selain itu,

menuntut adanya kemampuan mental dari dalam dirinya untuk melakukan

kerjasama yang ditampilkan dalam tim di dalam lapangan dan memiliki motivasi

berperestasi yang tinggi untuk mencapai kemenangan dalam setiap pertandingan.

Kemampuan intelektual atau berfikir seseorang secara alamiah akan

berkembang dengan sendirinya sesuai proses pertumbuhan, perkembangan,

kematangan dan pengalaman serta faktor belajar atau latihan. Kemampuan

berfikir merupakan gambaran dari salah satu kecakapan dalam melakukan

bermacam-macam keterampilan dasar dan aktivitas fisik secara keseluruhan.

Faktor penyebab perbedaan hasil belajar atau latihan adalah tingkat kemampuan

(13)

3

Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa dalam proses latihan bola voli,

yakni sebagian pemain cenderung kurang aktif melakukan gerak, atlet kurang

fokus terhadap materi yang dipelajarinya, kurangnya pemahaman tentang strategi

yang diberikan dan berdampak pada formasi yang tidak dapat diterapkan saat

bermain, kurangnya pemahaman tentang teknik dasar dari pemain, dan kapasitas

kemampuan untuk menjalankan instruksi kurang dapat dimengerti. Dengan

demikian, kesiapan pembina dan pelatih untuk mengenal karakteristik pemain

dalam latihan merupakan modal utama penyampaian materi program latihan dan

menjadi indikator suksesnya dalam proses latihan. Hal inilah yang menyebabkan

pergerakan pemain saat bermain tidak luas (mobile) seperti; pergerakan antara posisi tidak terjalin dengan harmonis, oleh karena pemain kuarang menguasai

pemahaman bermain bola voli.

Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang bersifat internal

(ada pada diri seseorang) yang menekankan proses berpikir sebagai dasar yang

menentukan semua tingkah laku. Steiner (1997: 71) menjelaskan bahwa:

“Emosional intelegensi adalah suatu kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri

terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.”

Kecerdasan emosional dapat mempengaruhi pikiran, perkataan, maupun perilaku,

termasuk dalam melakukan aktivitas. Penjelasan tentang pengertian kecerdasan

emosional menurut Salovery dan John Mayer yang dikutip Shapiro (1997: 8)

menjelaskan bahwa:

Kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemam-puan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk mengembangkan pikiran dan tindakan.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat digambarkan bahwa

kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir dalam

mempelajari suatu materi yang dilakukan dalam proses latihan. Dengan demikian,

dalam proses latihan permainan bola voli kemampuan seseorang secara

menyeluruh (fisik, teknik, taktik dan mental) tidak akan meningkatkan, apabila

(14)

4

merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi dalam pencapaian hasil

latihan. Selain itu juga kecerdasan emosional mempunyai peranan yang penting

dalam proses latihan ataupun pertandingan, terutama ketika pemain dituntut untuk

meningkatkan kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain,

dalam hal ini kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah

emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain.

Kehidupan di dalam masyarakat seseorang harus mempunyai kemampuan

untuk bekerjasama dengan orang lain sangat penting, karena manusia adalah

makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Dengan adanya kerjasama semua pekerjaan akan terasa lebih ringan dibandingkan

jika dikerjakan sendiri. Kerjasama merupakan salah satu cara untuk cepat

mencapai sebuah tujuan yang diinginkan oleh manusia, hampir dalam semua

aspek kehidupan. Ada banyak dinamika kelompok yang terjadi di dalam sebuah

tim olahraga. Salah satunya adalah tentang pentingnya bagi sebuah tim untuk

memliki kerjasama/kekompakan yang baik untuk mencapai prestasi maksimal.

Kerjasama dalam sebuah tim yaitu cara berinteraksi atau berkomunikasi

sesama pemain dapat memberikan dampak pada penampilan tim. Hall (1960: 202)

menjelaskan bahwa: ”Paling cocok untuk mencapai sukses adalah mereka mampu

menemukan kekuatan mereka dalam kerjasama mampu membangun tim

berdasarkan saling menolong, dan tanggung jawab untuk rekan sesama.” Dengan

kata lain, salah satu faktor yang paling penting untuk meningkatkan penampilan

tim dalam mencapai berprestasi adalah melalui kerjasama tim.

Kemampuan kerjasama yang baik sangat dibutuhkan dalam hubungan

interpersonal sehingga tujuan bersama dapat dicapai secara efektif. Dengan

adanya kerjasama sebuah tujuan tertentu bisa dicapai dengan lebih mudah dan

cepat. Kerjasama tim merupakan semua tentang kebersamaan individu untuk

membentuk keseluruhan atau satu kesatuan yang bersifat kooperatif. Mengenai

hal ini, dalam situs http://www.geocities.com dijelaskan bahwa: “Kerjasama

secara umumnya ialah orang-orang yang bersatu dalam sesuatu pekerjaan yang

terdiri daripada dua orang atau lebih untuk tujuan tertentu, untuk menghasilkan

(15)

5

kerjasama adalah hal yang sangat penting dimiliki seseorang, dalam hal ini

khususnya oleh seorang atlet atau pemain bola voli, karena setiap pemain

memiliki peran yang penting dalam penampilan suatu tim yang di dalamnya sudah

pasti memerlukan kerjasama guna meningkatkan penampilan tim.

Berdasarkan fakta dan pengamatan di lapangan bahwa dalam proses

latihan dan hasil pertandingan bola voli, kecerdasan emosional yang ditunjukkan

para atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung relatif beragam. Seperti;

atlet atau pemain kurang berusaha bekerjasama dengan pemain lain dalam

bermain bola voli secara berkelompok atau tim. Atlet kurang dapat menghargai

orang lain dan menghormati terhadap pelatih maupun pemain lain. Ada pemain

yang egois. Ada atlet yang mudah berinteraksi dan berkomunikasi dengan atlet

lain dan pelatih, ada pula yang tertutup. Ada pemain yang rajin mengikuti latihan

dan ada pula pemain yang jarang berlatih. Selain itu, indikasi lain ada pemain

yang memiliki kedisiplinan yang baik ada pula siswa lalai mematuhi tata tertib

dalam mengikuti proses latihan, sehingga pemain sulit untuk dipadukan karena

karakteristik yang berbeda-beda. Mengacu pada kondisi tersebut dan dikaitkan

dengan tujuan latihan yaitu membentuk manusia yang berkualitas dan terampil

dalam bidangnya, maka nampak ada sesuatu yang perlu diperhatikan dan

ditanggapi oleh para pelatih bola voli berkenaan dengan kecerdasan emosional

yang dihubungkan untuk membentuk kerjasama tim yang solid.

Umumnya kondisi fisik, teknik, dan taktik pemain bola voli dalam setiap

pertandingan cenderung seimbang atau dalam kondisi yang sama, tetapi berbeda

dalam kondisi mentalnya. Pada beberapa pertandingan bola voli menunjukkan

bahwa kemenangan suatu tim salah satunya ditentukan oleh kondisi mental para

pemainnya yang stabil, dalam hal ini kecerdasan emosionalnya. Dengan kata lain,

mengindikasikan bahwa kecerdasan emosional yang baik dapat meningkatkan

kerjasama tim, dengan demikian kondisi mental yang baik mutlak diperlukan agar

prestasi dapat ditingkatkan.

Berkaitan dengan kecerdasan emosional dan kerjasama tim para atlet di

klub Bahana Bina Pakuan Bandung, Peneliti pun melakukan wawancara dengan

(16)

6

Bandung pada hari Sabtu, tanggal 18 Januari 2014 pukul 09.30 WIB bertempat di

GOR Saparua Bandung. Adapun hasil wawancaranya sebagai berikut:

Berbicara tentang kecerdasan emosional atlet di klub Bahana Bina Pakuan

Bandung, menurut Bapak tingkat kecerdasan emosional atlet bola voli di klub

Bahana Bina Pakuan Bandung? Beliau mengatakan bahwa: “Pada hakikatnya

kecerdasan emosional para atlet di klub Bahana Bina Pakuan Bandung relatif

beragam, namun seiring dengan kegiatan latihan, kecerdasan emosional para atlet

cenderung meningkat. Dalam hal ini para atlet mampu mengenali perasaannnya

sendiri dan perasaan orang lain, oleh karena pada saat proses latihan para atlet

secara tidak langsung berhubungan dengan orang lain (atlet lain maupun pelatih)

dan para atlet dituntut beradaptasi dengan lingkungannya”. Kemudian bagaimana

kerjasama tim yang dilakukan para atlet di klub Bahana Bina Pakuan Bandung

saat latihan maupun pertandingan? Beliau menjelaskan bahwa: ”Pada awalnya

kerjasama para atlet belum terbentuk, karena pada saat atlet mulai mengikuti

latihan cenderung masih memilki sifat yang egois, para atlet belum dapat

berinteraksi dengan leluasa dikarenakan belum mengenal satu sama lainnya, dan

belum mampu beradaptasi dengan lingkungan saat latihan maupun pertandingan

berlangsung. Sejalan dengan waktu para atlet mampu bekerjasama dengan atlet

lain secara kooperatif dan atlet merasa menjadi bagian dari tim, selain itu para

atlet dapat berkomunikasi dengan atlet lainnya maupun pelatih secara terbuka

mengenai kemajuan tim, dan atlet sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan saat

latihan dilaksanakan. Sehingga, pada akhirnya kerjasama tim dapat terbentuk

ketika para atlet mengikuti latihan maupun pertandingan”.

Salah satu dampak dari interaksi yang cukup penting mempengaruhi

munculnya kerjasama yaitu kemampuan mengatur emosi untuk menjalin interaksi

yang efektif dengan orang lain atau lingkungan. Kerjasama merupakan hal yang

paling penting dalam permainan bola voli, karena tanpa kerjasama yang baik

maka strategi apapun tidak akan berhasil dan tepat guna dalam mencapai tujuan

permainan. Dengan demikian, kecerdasan emosional merupakan kemampuan

seseorang dalam mengelola emosi dalam mengikuti proses latihan atau

(17)

7

tidaknya atau mudah tidaknya seseorang menguasai untuk mengenali emosi diri

sendiri dan mengenali emosi orang lain. Dengan kata lain, semakin tinggi

kecerdasan emosional seseorang, maka semakin mudah dan cepat orang tersebut

dapat bekerjasama dengan orang lain. Goleman (1998: 58) menjelaskan bahwa:

Kecerdasan emosi (emotional intelligence) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan bahwa kecerdasan

emosional erat hubungannya dengan kerjasama sebuah tim. Selain itu juga dapat

dijadikan acuan untuk mengukur kolektifitas penampilan tim terutama dalam

menumbuhkan kekompakan atau kebersamaan dalam sebuah tim. Dengan

demikian, kecerdasan emosional mempunyai kedudukan dalam suatu kerangka

pelatihan pada suatu cabang olahraga menjadi penting karena dapat meningkatkan

penampilan tim atau kerjasama tim. Mengacu pada latar belakang masalah di

atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Kerjasama Tim dalam Cabang Olahraga Bola Voli”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam

penelitian adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli?

C. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk

kegiatan selanjutnya. Bertitik tolak pada rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kecerdasan

emosional dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli.

D. Manfaat Penelitian

Apabila penelitian ini terbukti pada tarap signifikan yang diharapkan dari

(18)

8

1. Manfaat teoritis

a. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi

keilmuan yang berarti bagi pembina atau pelatih terhadap pengembangan

pelatihan pada umumnya dan khususnya mengenai hubungan antara

kecerdasan emosional dan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli.

b. Dapat dijadikan pedoman bagi para atlet untuk dapat mempersiapkan diri,

khususnya cabang olahraga prestasi agar mengembangkan kemampuan dalam

mencapai prestasi.

c. Membuat peluang kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian yang

lebih signifikan dan lebih mendalam.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam upaya

meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutaa

para pembina, pelatih dan guru olahraga dalam mempertimbangkan dan

menerapkan program latihan mental, khususnya dalam meningkatkan

kecerdasan emosional pemain dan kerjasama tim dalam permainan bola

voli.

b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk organisasi keolahragaan

khususnya dalam olahraga permainan, dalam upaya pembinaan serta

peningkatan secara psikologi para atlet.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini teratur dan terarah maka peneliti memberikan batasan

dalam penelitian ini, yakni:

1. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hubungan antara kecerdasan

emosional dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kerjasama tim dalam cabang

olahraga bola voli.

4. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah para atlet bola voli klub

(19)

9

F. Struktur Organisasi

Agar penelitian terancang dengan baik, maka perlu adanya penyusunan

secara terstruktur. Oleh karena itu penulis memaparkannnya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis

Bab ini merupakan uraian landasan teori mengenai Hakikat Kecerdasan

Emosional, Hakikat Kerjasama Tim, Cabang Olahraga Bola Voli,

Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini merupakan uraian tentang Metode Penelitian, Populasi dan Sampel

Penelitian, Desain Penelitian, Alat Pengumpulan Data, Uji Coba Angket,

Pelaksanaan Pengumpulan Data, Prosedur Pengelolaan dan Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai Hasil Pengolahan dan Analisis Data, dan

Diskusi Temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pemecahan dan penyelesaian suatu masalah penelitian diperlukan suatu

metode. Metode adalah cara untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dalam

penelitian ini adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil

pemecahan suatu masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur

penelitian. Jadi, keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode

yang digunakan dalam penelitian tersebut. Oleh karena, masalah yang akan diteliti

dan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan

penggunaan metode penelitian.

Metode penelitian yang penulis gunakan metode penelitian deskriptif,

karena penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional

dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli. Mengenai metode

deskriptif dijelaskan oleh Ibrahim dan Sudjana (2004: 64) bahwa:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat

sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Lebih jelas lagi tentang metode

deskriptif dijelaskan oleh Surakhmad (1998: 140) sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).

Berdasarkan kutipan di atas maka, metode deskriptif digunakan atas dasar

pertimbangan bahwa, sifat penelitian ini ialah suatu proses penelitian yang

menggungkapkan, mengambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah

(21)

32

ini tidak terbatas pada proses pengumpulan data, akan tetapi meliputi interpretasi

dari data yang diperoleh agar masalah ini dapat diungkap dan dijawab, sehingga

tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek

yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini, Arikunto (2002: 102)

menjelaskan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.” Sedangkan

Sudjana (1989: 6) menjelaskan bahwa:

Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Atas dasar pendapat para ahli di atas, dapat digambarkan bahwa yang

dimaksud dengan populasi adalah totalitas sumber data secara keseluruhan subjek

penelitian, oleh karena itu perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang

terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk

membuktikan kebenaran hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah para atlet

bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung, berjumlah 60 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi. Arikunto (2002: 104)

menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau mewakili sebagian populasi

yang diteliti.” Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan

karakter yang sama sehingga mewakili populasinya, Ibrahim dan Sudjana (2004: 85) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.” Untuk penentuan jumlah sampel, tidak ada

patokan yang standar untuk dijadikan acuan dalam menentukan sampel penelitian,

akan tetapi untuk memilih sampel harus diketahui dahulu dari sifat populasinya. Hal ini sesuai yang dikemukakan Nasution (2004: 134) bahwa: “Tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipergunakan atau suatu penelitian di

(22)

33

sampel besar dan kecil.” Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagian

dari populasi dengan cara purposive sampling. Lutan, Berliana, dan Sunaryadi (2007: 99) menjelaskan bahwa: “Penggunaan purposive sampling dilakukan dalam mempertimbangkan untuk menentukan sampel yang dipercaya berdasarkan atas informasi terdahulu, dan akan memberikan data yang diperlukan.”

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 15 orang dari para atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung.

Dalam penelitian ini, ciri-ciri sampel yang digunakan sebagai berikut:

1. Sampel tersebut memiliki prestasi di cabang olahraga bola voli.

2. Sampel tersebut rajin berlatih di klub bola voli Bahana Bina Pakuan Bandung.

3. Sampel tersebut terdiri dari para pemain junior kelompok usia 17 – 20 tahun

yang tergabung di klub bola voli Bahana Bina Pakuan Bandung.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan

tujuan penelitian. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam

pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan

terencana. Suatu penelitian deskriptif pengambilan data yang digunakan harus

dipilih berdasarkan variabel-variabel yang tergantung dalam penelitian. Pada

penelitian ini, langkah-langkah yang disusun sebagai berikut: a) Menetapkan

populasi dan sampel penelitian, b) Pengambilan dan pengumpulan data melalui

penyebaran angket dan tes, c) Analisis data, dan d) Menetapkan kesimpulan.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, penulis

sajikan dalam bentuk Bagan 3.1.

Bagan 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sukardi, 2008: 167)

Keterangan:

X : Kecerdasan Emosional Y : Kerjasama Tim

(23)

34

Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka langkah-langkah

dalam penelitian ini dapat kita lihat dalam Bagan 3.2.

Bagan 3.2

Langkah-langkah Penelitian

D. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut

instrumen. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dalam penelitian ini

penulis menggunakan instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner dan tes

pengukuran sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini digunakan angket

sebagai alat pengumpul datanya. Sehubungan dengan angket atau kuesioner

dijelaskan Arikunto (2002: 124) sebagai berikut: “Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”

Angket dalam penelitian ini saya adopsi dari bebagai pihak yang merupakan

gambaran mengenai hubunganantara kecerdasan emosionaldengan kerjasama tim

dalam cabang olahraga bola voli. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup. Karena angket ini bersifat tertutup artinya angket ini

Populasi

Sampel

Kecerdasan Emosional Kerjasama Tim

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan Metode Penelitian

(24)

35

disusun dengan pernyataan terbatas, tegas, kongkrit dan lengkap sehingga,

responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia.

Memudahkan penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket

serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan

untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh

responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

pengidentifikasian perubahan perilaku dan pribadi seseorang dalam menjawab

setiap pertanyaan dan pernyataan dari setiap butir soal yang akan disajikan,

hendaknya terlebih dahulu harus diketahui secara tepat (valid) dan dapat

dipercaya (reliabel) dari alat pengumpulan datanya, karena kecermatan penilaian

dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan serta diagnosa tergantung

kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, keobyektifan dan kereprestantifan

informasi yang didukung oleh data yang diperoleh di lapangan. Pembahasan

dalam penelitian ini difokuskan pada angket mengenai kecerdasan emosional dan

kerjasama tim.

1. Penyusunan Angket

Angket kecerdasan emosional yang saya gunakan pada penelitian ini saya

adopsi dari Lane, et al (2009), sedangkan angket kerjasama tim dari Siti Mariam

Skripsi (2013). Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data

tersebut, maka dituangkan dalam bentuk kisi-kisi. Kisi-kisi tentang kerjasama tim

dalam penelitian ini mengacu pada pendapat para ahli, yaitu sebagai berikut:

a) Pamudji (1985: 12-13) menjelaskan bahwa: “Kerjasama pada hakekatnya

mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama.”

b) Wibowo (2004: 23) menjelaskan bahwa:

Setiap orang akan memilih tim terbaik. Setiap orang tahu bagaimana mengatur tugas di antara anggota-anggotanya. Prioritas utama sebuah tim apapun adalah belajar berfungsi seefektif dan semulus-mulusnya sehingga secara individu dan bersama-sama, anggota tim itu dapat meraih sasaran yang tepat.

Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, maka dapat digambarkan bahwa

(25)

36

kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok/tim. Artinya kerjasama dapat

dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang

dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu pencapaian tujuan

bersama. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan acuan dalam pembuatan

pernyataan mengenai kerjasaama tim diadobsi berdasarkan pendapat para ahli di

atas, antara lain; bekerja lebih produktif, efektif dan efisien, pencapaian tujuan,

terciptanya hubungan yang harmonis, meningkatakan kesetiakawanan, dan

meningkatkan semangat kelompok.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Tentang Kerjasama Tim

Variabel Komponen Indikator No Soal

+ -

Kerjasama Tim 1. Bekerja lebih produktif

2. Efektif dan efisien

3. Pencapaian tujuan

3. Tidak mudah menyerah

1. Berusaha

2. Tidak adanya pertikaian/konflik 3. Saling memahami

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi

tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan

atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam

bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia yang

telah saya sesuaikan dengan cabang olahraga bola voli. Mengenai alternatif

jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert.

(26)

37

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis

menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir

pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak

Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan

negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4 dan

Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran tampak dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar

responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka

pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan

Surakhmad (1998: 184) sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain

(27)

38

Uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus

bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat

dilihat pada Lampiran 1.

E. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat

validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pernyataan. Dari uji coba

angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan

sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini dilaksanakan

pada tanggal 13 – 14 Januari 2014. Angket tersebut diujicobakan kepada para atlet

bola voli Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) FPOK UPI Bandung, sebanyak 20

orang. Sebelum para sampel mengisi angket, penulis memberikan penjelasan

mengenai cara-cara pengisiannya.

Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas

instrumen sebagai berikut:

1. Menentukan Validitas Instrumen

Penentuan validitas instrumen dilakukan langkah-langkah dalam mengolah

data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah:

a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara

skor tertinggi dan terendah

b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang

memperoleh skor rendah.

c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut

kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang

memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

d. Mencari nilai rata-rata (X) setiap butir dengan rumus dari Sudjana (1989: 62):

Keterangan:

X : Nilai rata-rata yang dicari Xi : Jumlah skor

n : Jumlah responden

Xi

(28)

39

e. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan dari Sudjana (1989: 94)

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S : Simpangan baku yang dicari

(X – X)2 : Jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata n – 1 : Jumlah sampel dikurangi satu

f. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas

dan kelompok bawah dari Sudjana (1989: 232) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

S2 : Varians gabungan

S1 : Simpangan baku kelompok satu

S2 : Simpangan baku kelompok dua

n : Sampel

g. Mencari nilai thitung untuk setiap butir pernyataan dari Sudjana (1989: 233)

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S : Simpangan baku n : Jumlah Sampel

X1 : Rata-rata Kelompok atas

X2 : Rata-rata Kelompok bawah

Penentuan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan

signifikansi, yaitu jika thitung lebih besar dari ttabel(0.95) dengan α = 0.05 dan derajat

kebebasan (dk = 20 – 2 = 18) = 1.73, maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya, jika thitung lebih

kecil dari ttabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain

(X– X)2 S =

n - 1

(n1-1) Si2 + (n2 -1) S22

S2 =

(29)

40

pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Hasil

pengujian validitas dari penyebaran angket mengenai kecerdasan emosional,

diperoleh butir soal dalam angket yang valid sebanyak 30 soal dari 33 soal dan

hasil pengujian validitas dari penyebaran angket mengenai kerjasama tim,

diperoleh butir soal dalam angket yang valid sebanyak 30 soal dari 36 soal.

2. Menentukan Reliabilitas Instrumen

Penentuan reliabilitas instrumen, penulis melakukan pendekatan sebagai

berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor

ganjil dan bernomor genap

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan menjadi

variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap

dijadikan variabel Y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap

dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan

rumus korelasi Pearson Product. Moment sebagai berikut:

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang dicari

XY: Jumlah perkalian skor x dan skor y

X : Jumlah skor x

Y : Jumlah skor y

n : Jumlah banyaknya soal

d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus

Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rii : Koefisien yang dicari

2. r : Dua kali koefisien korelasi 1 + r : Satu tambah koefisien korelasi

n XY – (X) (Y) rxy =

(n (X2) – (X)2 ) (n (Y2) – (Y)2 )

2. r xy rii =

(30)

41

e. Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh

Sudjana (1989: 365) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

t : Nilai t-hitung yang dicari r : Koefisien seluruh tes

n – 2 : Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua

Hasil penghitungan reliabilitas dari kecerdasan emosional dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Hasil Penghitungan Reliabilitas dari Kecerdasan Emosional

No X Y X 2 Y2 X.Y

Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor

ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan

(31)

42

11104

= = 0.76

14610.44

Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus

Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

= rii = 0.86

Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung, nilai

rseluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang dikembangkan

oleh Sudjana. Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh rhitung = 0.76 dan rhitung

gabungan = 0.86 sedangkan pada rtabel product moment diketahui bahwa dengan n

(32)

43

Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel, ini menunjukkan bahwa instrumen

dari variabel kecerdasan emosional mempunyai reliabilitas yang signifikan.

Hasil penghitungan reliabilitas dari kerjasama tim dalam dilihat pada Tabel

3.4.

Tabel 3.4

Hasil Penghitungan Reliabilitas dari Kerjasama Tim

No X Y X 2 Y2 X.Y

Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor

ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan

(33)

44

16184

= = 0.84

19203.67

Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan

rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

= rii = 0.91

Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung, nilai

rseluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang dikembangkan

oleh Sudjana. Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh rhitung = 0.84 dan rhitung

gabungan = 0.91 sedangkan pada rtabel product moment diketahui bahwa dengan n

= 20 (dk: n – 2 = 18) harga r 0.95 = 0.468. Dengan demikian, maka rhitung lebih

besar dari rtabel. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat

dipercaya atau reliabel. Hasil dari uji signifikansi korelasi menunjukkan thitung =

6.64, sedangkan ttabel pada taraf nyata 0.05 dan (dk = 18, α = 0.975) = 2.10.

Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel, ini menunjukkan bahwa instrumen

(34)

45

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen itu

dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis

diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber

data dalam penelitian ini. Angket tersebut disebarkan kepada para atlet bola voli

klub Bahana Bina Pakuan Bandung pada tanggal 18 – 19 Januari 2014, butir soal

dalam angket yang valid dan reliabel ini sebanyak 30 soal dari 33 soal pada

variabel kecerdasan emosional dan sebanyak 30 soal dari 36 soal pada variabel

kerjasama tim.

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes penyebaran angket merupakan data asli.

Data-data yang telah diperoleh dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan

suatu hubungan yang berarti melalui data-data tersebut. Adapun rumus-rumus

statistika yang digunakan untuk mengolah data hasil tes dikutip dari buku “Metode Statistika” (1989) yang disusun oleh Sudjana. Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh hasil pengolahan data, sehingga dapat menggambarkan

masalah yang diungkap mengenai hubungan antara kecerdasan emosional

dengan kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli, maka penulis

menggunakan teknik penghitungan data dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Jumlah atau besarnya persentase yang dicari ΣX1 : Jumlah skor berdasarkan alternatif jawaban

ΣXn : Jumlah total skor

Setelah hasil pengolahan data diperoleh maka, langkah selanjutnya adalah

menganalis dan menafsirkan sesuai dengan hasil penelitian. Adapun tingkat

keabsahan sebagai penunjang dalam pengolahan data ini ditentukan

berdasarkan jumlah persentase terbanyak atau yang tertinggi dari setiap

X1

P = x 100%

(35)

46

komponen penelitian. Untuk memudahkan dalam memberikan penafsiran

data, Mathews (1963) yang dikutip oleh Nurhasan (1999:21) menjelaskan

tentang acuan standar penilaian suatu tes. Pedoman penafsiran tentang acuan

standar penilaian suatu tes dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

2. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus:

n

(36)

47

dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan “Uji Lilliefors.”

Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

3.1. Pengamatan Xi, X2... Xndijadikan bilangan baku.Z1,

Z2, ,... Zndengan menggunakan rumus :

S X X ZI

(X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku) 3.2 Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)

3.3 Menghitung Proporsi Z1, Z2, ... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1.

Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn  Zi

S (Zi) =

n 3.4. Hitung selisih F(Z1) - S(Zi)

3.5. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,

sebutlah harga terbesar itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol

maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji

Liliefors dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol

bila populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari

perhitungan lebih besar dari L tabel, dalam hal lain hipotesis diterima.

4. Menghitung uji homogenitas terlebih dahulu harus mengetahui hasil uji

normalitas data distribusi normal. Dalam uji homogenitas ini menggunakan

uji dua varians (Nurhasan 2002: 49). Dari uji tersebut dapat diketahui apakah

varians variabel tersebut homogen atau tidak. Langkah-langkah uji

homogenitas dalam penelitian ini adalah:

4.1. Pasangan hipotesis yang akan di uji:

Ho:  =  H1:  

4.2. Mencari nilai dua varians dengan rumus:

Variansi Variansi

F

kecil besar

4.3. Tentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya yaitu:

(37)

48

4.4. Dengan bantuan tabel F untuk uji homogenitas, maka tentukanlah nilai

F-nya, dengan = 0,05. 4.5. Buat Kesimpulan

5. Menghitung koefisien, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan

kedua variabel. Dengan rumus Product Moment Sudjana (1989: 354) yaitu:

rxy=

6. Menghitung signifikansi koefisien tunggal dengan menggunakan pendekatan

uji-t dengan rumus:

Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien

korelasi dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis

diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t

pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0.05 dengan harga t =

0.975 dan derajat kebebasan (dk) = n – 2.

7. Menghitung tingkat determinasi atau dukungan dengan rumus:

D = r2 x 100%

Keterangan:

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan kerjasama tim

dalam cabang olahraga bola voli.

B. Saran-saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang

dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga bola voli, hendaknya

memahami faktor psikologi (mental) atlet dalam meningkatkan prestasi

yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Faktor

psikologi kecerdasan emosional dapat memberikan hubungan dengan

kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli. Selain memperhatikan

faktor psikologi (mental), para pelatih atau pembina olahraga bola voli tetap

memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti fisik, teknik, dan taktik dalam

membina dan melatih atlet-atlet bola voli agar dapat mencapai prestasi yang

maksimal.

2. Bagi para pemain bola voli pada khusunya dan para pemain/atlet cabang

olahraga prestasi pada umumnya perlu mengembangkan kemampuan

endogen yang berupa sistem persyarafan, fungsi fisiologis, kecerdasan

emosional dan kondisi fisik yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam

cabang olahraganya dan berlatih secara sistematis, terarah dan terencana

dengan didiukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

3. Bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

faktor psikologis mengenai korelasi atau keterhubungan terhadap pretasi

ataupun kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli, penulis

menganjurkan untuk mencoba faktor psikologis lainnya yang dapat

(39)

58

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan kerjasama tim

dalam cabang olahraga bola voli.

B. Saran-saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang

dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga bola voli, hendaknya

memahami faktor psikologi (mental) atlet dalam meningkatkan prestasi

yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Faktor

psikologi kecerdasan emosional dapat memberikan hubungan dengan

kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli. Selain memperhatikan

faktor psikologi (mental), para pelatih atau pembina olahraga bola voli tetap

memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti fisik, teknik, dan taktik dalam

membina dan melatih atlet-atlet bola voli agar dapat mencapai prestasi yang

maksimal.

2. Bagi para pemain bola voli pada khusunya dan para pemain/atlet cabang

olahraga prestasi pada umumnya perlu mengembangkan kemampuan

endogen yang berupa sistem persyarafan, fungsi fisiologis, kecerdasan

emosional dan kondisi fisik yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam

cabang olahraganya dan berlatih secara sistematis, terarah dan terencana

dengan didiukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

3. Bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

faktor psikologis mengenai korelasi atau keterhubungan terhadap pretasi

ataupun kerjasama tim dalam cabang olahraga bola voli, penulis

menganjurkan untuk mencoba faktor psikologis lainnya yang dapat

(41)

58

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian

Gambar

Tabel
gambaran mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dengan kerjasama tim
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tentang Kerjasama Tim
Tabel 3.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan stres dalam menyusun skripsi, tingkat stres dalam menyusun skripsi dan tingkat

Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga pada

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara perilaku agresif dengan kecerdasan emosional pada suporter sepakbola yang

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara perilaku agresif dengan kecerdasan emosional pada suporter sepakbola yang dapat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembinaan cabang olahraga bola voli di Klub bola voli Putera Demak, Baik dari proses pembinaan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara: (1) kecerdasan emosional dengan prestasi belajar mahasiswa;

Antara Kecerdasan Emosional dengan Rasa Empati atlet Pada Cabang Olahraga Sepakbola di Jawa Barat&#34; ini beserta seluruh isinya adalah benar- benar karya saya sendiri

Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap atlet-atlet bola voli yang tergabung dalam club bola voli PASUNDAN yang berada di