• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOCIOSCIENTIFIC ISSUES UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOCIOSCIENTIFIC ISSUES

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Fisika

Oleh

Fitri Yulianti

1104650

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Socioscientific Issues Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Perpindahan Kalor

Oleh

Fitri Yulianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

LEMBAR HAK CIPTA

© Fitri Yulianti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta Dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa ijin penulis.

(3)

FITRI YULIANTI

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Socioscientific Issues Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Perpindahan Kalor

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Agus Fany Chandra Wijaya, S.Pd. M.Pd

NIP. 198108122005011003

Pembimbing II,

Mimin Iryanti, S.Si. M.Si

NIP. 197712082001122001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si

(4)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOCIOSCIENTIFIC

ISSUES UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KRITIS SISWA SMA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Fitri Yulianti

NIM. 1104650

Pembimbing I : Agus Fany Chandra Wijaya, S.Pd. M.Pd

Pembimbing II : Mimin Iryanti, S.Si. M.Si

Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, UPI.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa SMA dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Socioscientific

Issues pada materi perpindahan kalor. Metode penelitian yang digunakan ialah

eksperimen kuasi dengan desain penelitian one group pre-post test design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah salah satu kelas X di SMA Negeri di Kota Bandung dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kritis dalam bentuk essai, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Adapun analisis data keterampilan berpikir kritis menggunakan gain dinormalisasi, dan juga analisis jumlah presentase keterlaksanaan pendekatan pembelajaran socioscientific issues. Hasil penelitian memperoleh <g> sebesar 0,74. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran menggunakan socioscientific issues dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi perpindahan kalor dengan kategori tinggi.

Kata Kunci : Socioscientific issues, keterampilan berpikir kritis, perpindahan

(5)

THE APPLICATION OF SOCIOSCIENTIFIC ISSUES APPROACH TO

IMPROVE CRITICAL THINKING SKILLS OF PHYSICS STUDENTS AT

SENIOR HIGH SCHOOL IN HEAT TRANSFER

F. Yulianti*, A. F. C. Wijaya, M. Iryanti.

ABSTRACT

The aims of this study is to describe the increase in critical thinking of high school students after applyed Socioscientific Issues approach in heat transfer concept. This study used a quasy experiment with one group pretest-posttest design. The sample in this study is students of class X in one high school in Bandung are taken through purposive sampling techniques. Data were collected by using critical thinking skills test in the form of essays, and a feasibility study sheets. Trial data were analyzed using critical thingking skill product moment. The analysis of data obtained gain value has been normalized. The gain value has been normalized to the overall critical thingking skills is 0,74. It shows that learning approaches using socioscientific issues can improve critical thinking skills of high school students on the heat transfer material with a high category.

(6)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...1

DAFTAR TABEL ...3

DAFTAR GAMBAR ...4

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Socioscientific Issues ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pendekatan Socioscientific Issues.. Error! Bookmark not

defined.

2. Karakteristik Socioscientific Issues Based Instruction ... Error! Bookmark not defined.

3. Model Problem Based Learning dengan Socioscientific Issues ... Error! Bookmark not defined.

B. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not

defined.

2. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined.

3. Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. C. Materi Perpindahan Kalor ... Error! Bookmark not defined. D. Penelitian Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. E. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Socioscientific Issues Terhadap

Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Perpindahan Kalor ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

(7)

B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined. C. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitan ... Error! Bookmark not defined. F. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Temuan ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomenasi... Error! Bookmark not defined.

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Problem Based Learning. .. Error! Bookmark

not defined.

Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.3. Jenis Tes Keterampilan Berpikir Kritis Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.4. Konduktivitas Termal beberapa zat ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Klasifikasi validitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel. 3.2. Nilai Validitas Butir Soal Instrumen.... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4. Tabel Nilai Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5. Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.6. Tabel Nilai Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.7. Analisis Keseluruhan Soal Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.8. Analisis Validitas Judgment Ahli ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.9. Kualifikasi Keterlaksaan Pembelajaran Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1. Skor Keterampilan Berpikir Kritis Keseluruhan. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.2. Keterampilan Berpikir Kritis Setiap Aspek ... Error! Bookmark not

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ujung besi yang dipanaskan menyebabkan ujung yang lain ikut panas ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.2. Konveksi pada zat cair ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 angin darat angin laut ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Secara Keseluruhan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Aspek

Menganalisis Argumen ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3. Grafik Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Aspek menginduksi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Aspek

mengklarifikasi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5 contoh jawaban nomor 4 siswa yang benar. .... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.6. contoh jawaban nomor 6 siswa yang benar... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.7. contoh jawaban nomor 6 siswa yang benar (lanjutan) ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.8 contoh jawaban nomor 3 siswa yang benar ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.9. contoh jawaban nomor 1 siswa yang benar... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.10. contoh jawaban nomor 5 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.11. contoh jawaban siswa nomor 7 yang benar... Error! Bookmark not

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam rangka menghadapi segala kemajuan di abad 21 ini, sistem yang

ada di Negara Indonesia diperbaharui. Perubahan sistem tersebut bertujuan agar

generasi muda mampu menghadapi tantangan masa depan. Sistem yang paling

berperan utama dalam menghadapi tantangan tersebut ialah sistem pendidikan.

Sehingga, saat ini Indonesia mulai menerapkan kurikulum baru yakni Kurikulum

2013. Berdasarkan Permendikbud No. 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan

struktur kurikulum SMA/MA tujuan pelaksanaan kurikulum 2013 yaitu untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki keterampilan hidup sebagai

pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,

dan peradaban dunia.

Untuk mencapai tujuan kurikulum 2013 ini, berdasarkan penjelasan

Permendikbud No. 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum

SMA/MA maka pola pengembangan pembelajarannya pun menjadi berubah yang

salah satunya yaitu dari pola pembelajaran yang pasif menjadi pola pembelajaran

yang kritis.

“Belajar fisika bertujuan agar meningkatkan keterampilan berpikir analitis, induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

peristiwa alam sekitar....” (Depdiknas, 2003, hlm. 1).

Berarti terdapat beberapa keterampilan yang harus dimiliki siswa agar

mampu belajar fisika dengan baik. Keterampilan berpikir analitis, fokus,

mendalam, menggunakan multidisipliner dalam penyelesain suatu masalah

sehingga menemukan keputusan dalam pemecahan masalah yang ada ialah

indikasi keterampilan berpikir kritis.

Dengan demikian, keterampilan berpikir kritis siswa dapat terlatihkan

ketika siswa belajar fisika. Menurut Ennis, R.H (1993, hlm. 180) “…berpikir

(11)

yang difokuskan pada apa yang diyakini dan apa yang dilakukan”. Keterampilan

berpikir kritis termasuk ke dalam pola berpikir tingkat tinggi. Seizer (dalam

Johnson, E.B., 2011) mengungkapkan bahwa menggunakan keahlian berpikir

dalam tingkatan yang lebih tinggi dalam konteks yang benar mengajarkan kepada

siswa kebiasaan berpikir mendalam, kebiasaan menjalani hidup dengan pendekatan

yang cerdas, seimbang, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga keterampilan

berpikir kritis ini memang sangat perlu dikembangkan dalam diri siswa. Dengan

adanya pemberlakuan kurikulum 2013 dengan menggunakan berbagai model serta

pendekatan pembelajaran yang saintifik sudah seharusnya dapat mengasah

keterampilan berpikir kritis siswa.

Namun, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

di salah satu sampel kelas X SMA di kota Bandung, peneliti menemukan

beberapa hal terkait pembelajaran yang berlangsung di kelas yaitu:

1. Metode yang digunakan oleh guru pada saat studi pendahuluan ialah metode

demonstrasi.

2. Hanya 3 orang dari 30 orang yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Baik dalam berargumen, atau terlibat dalam pembelajaran.

3. Siswa masih mengalami kesulitan menerapkan konsep ke dalam pemecahan

masalah/peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

4. Siswa kurang memiliki sikap sensitivitas dan kritis dalam pembelajaran fisika.

5. Siswa mengalami kesulitan dalam membedakan pernyataan yang benar dan

pernyataan salah dari soal yang diberikan oleh guru terkait suatu konsep

fisika.

6. Ketertarikan siswa dalam belajar fisika meningkat ketika guru memberikan

contoh/aplikasi dari suatu konsep fisika.

Berdasarkan wawancara dengan guru kelasnya, pembelajaran pasif yang

terjadi dikelas karena kejenuhan atas materi/konsep, rumus dan terlalu matematis.

Sedangkan pengaplikasian konsep/materi tersebut jarang disinggung pada saat

pembelajaran. Oleh sebab itulah, kemampuan berargumen, bertanya, melakukan

(12)

dimiliki oleh siswa dalam materi fisika apapun baik itu mengenai materi/konsep

atau aplikasinya (contoh/kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari).

Oleh karena itu, keterampilan berpikir kritis sangatlah penting dilatihkan

kepada siswa, maka perlu adanya pendekatan pembelajaran yang mampu

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dalam pembelajaran

fisika. Menurut (Zeidler, D.L., dkk., 2005, hlm. 360) dalam jurnalnya menyatakan

bahwa

Pendidikan berbasis Sosioscientific bertujuan untuk merangsang dan mempromosikan pengembangan intelektual individu dalam moral dan etika serta kesadaran akan saling ketergantungan antara ilmu pengetahuan

dan masyarakat…

Menurut Sadler (2004) juga menyatakan bahwa Pendekatan SSI berusaha

melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan mengenai isu-isu sosial saat ini

dengan implikasi moral yang tertanam dalam konteks ilmiah. Menurut Zeidler,

D.L & Bryan ( 2009, hlm. 29) Salah satu manfaat Kurikulum Soscioscientific

Issues adalah bahwa diskusi dan perdebatan Socioscientific Issues mengharuskan

siswa mengembangkan banyak keterampilan dan disposisi yang terkait dengan

berpikir kritis. Menurut Callahan & Zeidler. (dalam Subiantoro, A.W., dkk.,

2013, hlm. 42 ),

Sebagai salah satu target kemampuan yang dapat dikembangkan lewat pembelajaran berbasis SSI, reflective judgment merupakan kemampuan berpikir kritis reflektif untuk membuat keputusan dan pemecahan masalah atas dasar pertimbangan tertentu,…

Reflective judgment dalam penelitian ini ialah keterampilan berpikir kritis

yang akan diteliti lebih mendalam oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan

Socioscientific Issues. Agar pelaksanaannya dapat berjalan secara teratur dengan

disertai langkah-langkah pembelajarannya, maka peneliti memilih model

pembelajaran yang dapat digunakan dengan pendekatan Socioscientific Issues

yaitu Model Problem Based Learning. Hal ini dikarenakan, Model Problem Based

Learning adalah sebuah model pembelajaran yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

(13)

Pembelajaran Socioscientific Issues Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa SMA pada Materi Perpindahan Kalor”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian latar belakang yang sudah dikemukakan di awal bagian

pendahuluan ini dan solusi yang telah dirumuskan, maka disusun identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya keterampilan menganalisis argument siswa SMA.

2. Kurangnya keterampilan induksi siswa SMA.

3. Kurangnya keterampilan mengaitkan materi Fisika dengan aplikasinya dalam

kehidupan sehari-hari yang merupakan indikasi dari keterampilan klarifikasi

dalam keterampilan berpikir kritis.

4. Pendekatan pembelajaran yang digunakan belum optimal meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa SMA.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan

masalah penelitian ini ialah “Apakah pendekatan pembelajaran Socioscientific

Issues dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi

perpindahan kalor?” Dengan rincian pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis secara keseluruhan siswa

SMA setelah diterapkannya pendekatan Socioscientific Issues ?

2. Bagaimana peningkatan setiap aspek keterampilan berpikir kritis siswa SMA

setelah diterapkannya pendekatan Socioscientific Issues?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa SMA dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran Socioscientific Issues.

2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa SMA setiap

aspek dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Socioscientific Issues.

D. Manfaat Penelitian

(14)

pembelajaran yang belum ada sebelumnya yakni menggunakan pendekatan

pembelajaran Socioscientific Issues.

2. Memberikan alternatif pendekatan pembelajaran yang baru sebagai bagian

pelaksanaan kurikulum 2013.

3. Dapat dijadikan referensi yang digunakan oleh para pendidik sains dalam

upaya peningkatan kualitas dalam pembelajarannya.

4. Dapat dijadikan referensi ilmiah oleh masyarakat umum untuk menambah

pengetahuan mengenai isu ilmiah yang sedang berkembang di masyarakat

beserta resolusi pemecahannya.

E. Struktur Penulisan

Skripsi ini tersusun dari lima bab, dengan bab I merupakan bab

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur penulisan. Bab II

merupakan bagian pembahasan kajian pustaka yang terdiri dari deskripsi teori

mengenai Socioscientific issues, model problem based learning, keterampilan

berpikir kritis, materi perpindahan kalor, penelitian yang relevan dengan bidang

yang dikaji oleh peneliti, serta posisi teoritis peneliti dalam masalah yang dikaji.

Bab III merupakan pembahasan metode penelitian, desain penelitian, partisipan,

populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

Bab IV merupakan pembahasan mengenai hasil temuan beserta penjelasannya.

Bab V berisi mengenai simpulan dan rekomendasi. Dan di bagian terakhir skripsi

(15)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, dapat disimpulkan, penerapan pendekatan pembelajaran

dengan menggunakan Socioscientific Issues dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi perpindahan kalor.

Dan berikut ini adalah simpulan berdasarkan rincian pertanyaan penelitian

pada bab sebelumnya ialah:

1. Penerapan pendekatan Socioscientific Issues dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi perpindahan kalor

secara keseluruhan dengan kategori tinggi karena tahapan

pembelajaran berbasis Socioscientific Issues dapat terlaksana dengan

baik, adanya bantuan LKS yang berbasis topik ilmiah.

2. Penerapan pendekatan Socioscientific Issues dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi perpindahan kalor

pada aspek menganalisis argumen dengan kategori tinggi. Dan

memiliki nilai <g> terbesar dibanding nilai <g> untuk aspek

keterampilan berpikir kritis yang lainnya. Dan pada aspek

menginduksi meningkat dengan kategori tinggi. Lalu, aspek

mengklarifikasi meningkat dengan kategori sedang. Dan memiliki

nilai <g> terkecil dibanding nilai <g> untuk aspek keterampilan

berpikir kritis yang lain. Hal ini dikarenakan, pada aspek menganalisis

argumen dan menginduksi dapat dikembangkan dengan baik di semua

tahapan pembelajaran dengan Socioscientific Issues. Namun, pada

aspek mengklarifikasi tidak terlaksana dengan baik pada tahapan

(16)

B. Rekomenasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa

rekomendasi diantaranya:

1. Penerapan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan

Socioscientfic Issues dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berpikir

kritis siswa SMA.

2. Penelitian ini mengukur keterampilan berpikir kritis menggunakan

instrumen tes uraian. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan

menambahkan penilaian diri siswa terkait penguasaan konsep dan

respon siswa terhadap pembelajaran berbasis Socioscientific Issues.

3. Penelitian ini hanya meninjau keterampilan berpikir kritis siswa untuk

beberapa aspek saja. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih

lanjut mengenai penerapan pendekatan pembelajaran dengan

menggunakan Socioscientific Issues pada keterampilan berpikir kritis

untuk aspek yang lain dan juga untuk melihat pengaruhnya terhadap

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksar

Cotton. (2003). “Teaching thinking skills”. Tersedia :

http://www.nwrel.org/scpd/sirs/cu11. [Diakses 18 september

2014].

Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Ennis, R.H. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline pf

Critical Thinking Disposition and Abilities. University of Illinois.

Ennis, R.H. (1993). Critical Thinking Assessment. Univercity of

Illinois.

Hake, R. R. (1999). Analyzing change/gain scores. Indiana University

Johnson, E. B. (2011). CTL. Bandung : Kaifa

Lai, R. E. (2011). Critical Thinking: A Literature Review. Pearson

[Online]

Tersedia:http://images.pearsonassessments.com/images/tmrs/Criti

calThinkingReviewFI NAL.pdf. [26 Mei 2015]

Nurachmandani, S. (2009). Fisika 1. Jakarta: Pusat Pebukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

Perkins,D.N, & Weber,R.J. (1992). Inventive Mind: Creative in

Technology. New York: University Press

Sadler, T.D. (2004). Informal reasoning regarding socioscientific issues: A

(18)

EKOSISTEM

DENGAN SOCIO-SCIENTIFIC ISSUES DAN

PENGARUHNYA TERHADAP REFLECTIVE JUDGMENT SISWA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2 (1) (2013) 41-47

Sudrajat, A. (2011). Pembelajaran Berdasarkan masalah – Problem

Based Learning. [online]. Tersedia :

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/28/pembelajaran-berdasarkan-masalah/ . [diakses 26 Mei 2015]

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Tiar. (2014). Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir

Kritis Pada Materi Fisika SMA .UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Tn. (2013). What is Socioscientific Issues-Based Instruction?. Tersedia :

http://serc.carleton.edu/sp/library/issues/what.html. [Diakses 10

Maret 2014]

Tn. (2013). How to Use Socioscientific Issues-Based Instruction. Tersedia:

http://serc.carleton.edu/sp/library/issues/how.html. [Diakses 10

Maret 2014]

Tn.(2013). Socio-scientific Issues. Tersedia :

http://en.wikipedia.org/wiki/Socio-scientific_issues. [Diakses 10

Maret 2014.]

Vessel, M.F. 1965. Elementary School Science Teaching. New Delhi:

Pentice-Hall of India, Ltd.

Yunita., & Tri. (2013). Penerapan Problem Based Learning (Pbl) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas Vii-A Smp Katolik

Frateran Celaket 21 Malang. Universitas Negeri Malang

Zeidler, D. L., dkk. (2009). Advancing Reflective Judgment through

Socioscientific Issues. JOURNAL OF RESEARCH IN SCIENCE

TEACHING. p 74

Zeidler, D. L., & Bryan. (2009). Socioscientific Issues: Theory and

Practice. Journal of Elementary Science Education, Vol. 21, No. 2

(19)

Zeidler, D. L., dkk. (2009). Advancing Reflective Judgment through

Socioscientific Issues. JOURNAL OF RESEARCH IN SCIENCE TEACHING. VOL. 46, NO. 1. PP. 74–101 (2009).

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya ada dua ragam penyesuaian, yaitu (1) penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat, dan (2) penyesuaian yang

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor 087a/BAHPL/Pj- Disdukcapil/2014 tanggal 18 September 2014 dan Penetapan Penyedia Pengadaan Barang Nomor

BUMD sebagai akibat pemasukan (inbreng) saham-saham milik Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2), perlu dilakukan konsolidasi permodalan aktiva dan passiva

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar liat, bahan organik serta kandungan air terhadap indeks plastisitas tanah pada beberapa vegetasi di Kecamatan Jorlang

Sebelumnya saya akan melakukan pemeriksaan yang menyangkut keadaan alat kandungan ibu.di dalam tubuh ibu memiliki gelembung-gelembung yang berisi cairan yang ukuran panjang

Atas dasar uraian, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Efektivitas Dewan Komisaris Terhadap Tingkat

lain yang dilakukan oleh Chau dan Gray pada tahun 2010 yang berusaha melihat pengaruh struktur kepemilikan pada perusahaan keluarga di hongkong terhadap tingkat pengungkapan

Promoter : orang-orang yang merespon dengan memberikan skor 9 atau 10 yang menandakan bahwa mereka antusias terhadap suatu produk dan.. melakukan pembelian kembali pada