PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI
ENERGI
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 3 Cikidang IV Semester II Tahun Ajaran 2013/ 2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Dian Fitriyanti
1003512
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul. “Penerapan Model Collaborative Teamwork Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains dalam Pembelajaran IPA Materi Energi”(Penelitian Tindakan Kelas Akan Dilaksanakan Pada Kelas IV SDN 3 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Tahun
Pelajaran 2013/2014) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri,
dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada
saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Juli 2014
Yang membuat pernyataan,
iii
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..………... 1
B. Rumusan Masalah ……..……….. 5
C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 5
D. Manfaat Penelitian ………..………... 6
E. Hipotesis Tindakan……… 7
F. Definisi Opersional ………..………. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Model Pembelajaran ...…………...………... 9
2. Model Collaborative Temawork learning …...…. 9
3. Keterampilan Proses Sains ……...……….. 11
4. Penerapan Model Collaborative Temawork learning dalam pembelajaran IPA……… 18 5. Energi ...………. 22
B. Model Penelitian ... 23
C. Lokasi, waktu dan Subjek Penelitian ………....…… 25
D. Prosedur Penelitian ………...……….. 26
E. Teknik pengumpulan data dan Instrumen Penelitian ……… 31
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
1. Siklus I... 36
2. Siklus II ... 45
3. Siklus III ... 54
4. Pembahasan ……… 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ....………...………... 65
B. Saran ...………... 67
DAFTAR PUSTAKA 69
v
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
DAFTAR TABEL
2.1 Indikator Keterampilan Proses……… 16
2.2 Hubungan antara Collaborative Teamwork Learning dan
Keterampilan Proses Sains………..
17
4.1 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I………... 37
4.2 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus II……….. 46
DAFTAR GAMBAR
3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart
... 35
4.1 Rekapitulasi Aspek Memprediksi Siswa Pada Siklus I... 40
4.2 Rekapitulasi Aspek Mengamati Siswa Pada Siklus I………. 41
4.3 Rekapitulasi Aspek Mengklasifikasi Siswa Pada Siklus I…………. 41
4.4 Rekapitulasi Aspek Menyimpulkan Siswa Pada Siklus I……… 42
4.5 Rekapitulasi Aspek Menginformasikan Kembali Siswa Pada Siklus
I……… 42
4.6 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Siklus I… 43
4.7 Persentasi Keberhasilan Keterampilan Proses Sains Siklus I………. 44
4.8 Rekapitulasi Aspek Memprediksi Siswa Pada Siklus II... 49
4.9 Rekapitulasi Aspek Mengamati Siswa Pada Siklus II………. 50
4.10 Rekapitulasi Aspek Mengklasifikasi Siswa Pada Siklus II…………. 50
4.11 Rekapitulasi Aspek Menyimpulkan Siswa Pada Siklus II………… 51
4.12 Rekapitulasi Aspek Menginformasikan Kembali Siswa Pada Siklus
II……… 52
4.13 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Siklus II.. 53
4.14 Persentasi Keberhasilan Keterampilan Proses Sains Siklus II……… 53
4.15 Rekapitulasi Aspek Memprediksi Siswa Pada Siklus III... 58
4.16 Rekapitulasi Aspek Mengamati Siswa Pada Siklus III……….. 59
4.17 Rekapitulasi Aspek Mengklasifikasi Siswa Pada Siklus III……….. 59
4.18 Rekapitulasi Aspek Menyimpulkan Siswa Pada Siklus III………… 60
4.19 Rekapitulasi Aspek Menginformasikan Kembali Siswa Pada Siklus
III……….
60
4.20 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Siklus III. 61
vii
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
4.22 Persentase Keberhasilan Keterampilan Proses Sains………. 62
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 RPP Siklus I……….. 72
LKS Siklus 1………. 82
Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus I……….. 86
Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I……….. 89
RPP Siklus II……… 93
LKS Siklus 1I……….. 102
Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II………….. 106
Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II……… 112
RPP Siklus III………. 115
LKS Siklus III………. 124
Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus III………… 128
Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus III……….. 136
LAMPIRAN 2 Sampel Penelitian Siklus I……….. 139
Sampel Penelitian Siklus II……….. 170
Sampel Penelitian Siklus III………... 198
LAMPIRAN 3 Rekapitulasi Keterampilan Proses Sains Siklus I……….. 235
Rekapitulasi Keterampilan Proses Sains Siklus II……… 237
Rekapitulasi Keterampilan Proses Sains Siklus III……….. 238
LAMPIRAN 4
Surat-surat………
LAMPIRAN 5
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM
PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
(Penelitian Tindakan Kelas Akan Dilaksanakan Pada kelas IV SDN 3 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)
Dian Fitriyanti
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini berkenaan dengan penerapan model collaborative teamwork learning yang dilakukan pada siswa kelas IV yang berjumlah 40 siswa pada tahun pelajaran 2013/2014 di SDN 3 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model collaborative teamwork learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA materi energi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Cikidang, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta mendeskripsikan peningkatan keterampilan proses sains dengan menerapkan model collaborative teamwork learning. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi kemudian dibuat perencanaan perbaikan yang digunakan dalam siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus. Adapun teknik pengumpulan data berupa rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi dan wawancara. Hasil penelitian ditemukan bahwa keterampilan proses sains siswa meningkat pada proses pembelajaran dikelas. Data menunjukan bahwa pada tindakan pembelajaran siklus I persentase keberhasilan siswa 44,5%, pada tindakan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan persentase keberhasilan keterampilan proses sains siswa 72,5%. Dan pada tindakan pembelajaran siklus III persentase keberhasilan keterampilan proses sains siswa 92%. penerapan model collaborative teamwork learning dalam pembelajaran mencakup lima tahapan yaitu: 1). Tahap forming (pembentukan kelompok), 2). Tahap stroming (memprediksi tujuan kegiatan), 3). Tahap norming (mengerjakan kegiatan), 4). Tahap performing (menginformasikan kembali), 5). Tahap adjourning (menganalisis perbedaan jawaban disetiap kelompok dan penguatan materi). Adapun saran bagi guru yang bertugas sebagai fasilitator dan pemberi inspirasi bagi siswa hendaknya lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dan memiliki multi metode yang menarik agar pembelajaran lebih bermakna dan dapat membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
ii
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
IMPLEMENTING COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING MODELS TO INCREASE SCIENCE PROCESS SKILLS IN LEARNING SCIENCE
ENERGY MATERIALS
(classroom action research implemented in class IV students of SDN 3 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)
Dian Fitriyanti
ABSTRAK
Classroom action research respect to implementing collaborative teamwork learning model on the fourt grade student. The subject are 40 student of SD negeri 3 Cikidang in the academic years of 2013/2014. General porpose in research to describe implementing collaborative teamwork learning model to increase science process skills in learning science energy materials in the fourth grade student of SD negeri 3 Cikidang, where as special purpose in research to describe planning and implementation learning and then to describe to increase science process skill with implementing collaborative teamwork learning model. Research method used is classroom action research starting from planning, implementation, observation, and reflection and then to make improvement planning used in after cycle. In research done as much three cycle. Data collection techniques form observation and documentation. Based on the research results of the study showed that an increase to science process skills in the learning process. In cycle I percentage of student success 44,5%. In cycle II increase in the percentage science process skills 72,5%. And then in cycle III increase in the percentage science process skills 92% implementaing collaborative teamwork learning models cover five stage: 1) forming stage (group formation), 2) stroming stage (predict the destination activity), 3) norming stage (work activities), 4) performing stage (inform back), 5) adjourning stage (analyze differences in response in each group and reinforcement material. Therefore, it can be concluded that the collaborative teamwork models had increase science process skills in the learning science in the fourth grade at SD negeri 3 Cikidang.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam skripsi ini penulis
membahas mengenai penerapan model collaborative teamwork learning untuk
meningkatkan keterampilan proses sain dalam pembelajaran IPA materi energy.
skripsi ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada skripsi
ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
iv
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Akhir kata semoga skrips ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Bandung, Juli 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak pernah bisa
lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan. Karena pendidikan berfungsi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kurikulum disusun untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahapan
perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Philip H. Phenix (1964) menegaskan “since education is means of helping human beings to become what they can and should become, the educator needs to understand human nature. He needs to understand people in their actualilies, in their possibilities, and in their idealities. He must also know how to foster desirable changes in them.” (Rasyidin, et al, 2010)
Seperti apa yang dikatakan oleh Philip H. Phenix bahwa pengetahuan siswa
sangat bergantung kepada bagaimana cara seorang guru mengajar.
Pengetahuan siswa dapat dibangun ketika seorang guru mampu mengajarkan
siswanya dengan baik, dengan menggunakan inovasi-inovasi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Menurut vygotsky siswa akan mengkontruksi pengetahuan melalui interaksi pengajaran dan sosial dengan orang dewasa (pendidik), dengan catatan orang dewasa itu menjembatani arti dengan bahasa dan tanda atau simbol untuk kemudian siswa akan tumbuh dengan pemikiran yang verbal. (Samatowa, 2010).
Dengan kata lain guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk membantu
siswa menemukan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman siswa itu
sendiri. Oleh karena itu, pendidik sepatutnya memahami dunia siswa, agar
suasana pembelajaran bermakna bagi siswa, proses pembalajaran dikelas
2
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
IPA sebagai salah satu mata pelajaraan yang diwajibkan di sekolah dasar
(SD), memiliki peranan yang cukup penting dalam rangka mempersiapkan
siswa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap. Menurut
Semiawan (2008, hlm. 103) pembelajaran IPA harus mencangkup semua aspek
pengetahuan yang dihasilkan oleh aplikasi metode saintifik, bukan saja fakta
dan konsep tetapi juga sebagai variasi aplikasi pengetahuan dan prosesnya.
Sebagaimana dengan tujuan IPA di SD menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) (dalam Djojomardiro, 2006, hlm. 2) diantaranya :
a) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran tuhan yang maha esa berdasarkan keberadaan keindahan dan keteraturan alam ciptaanya, b) mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, c) mengembangkan rasa ingintahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, d) melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan keterampilan berfikir bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, e) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam f) meningkatkan pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan kejenjeang selanjutnya
Memperhatikan tujuan yang terkandung dalam pembelajaran IPA maka
pencapaiannya perlu didukung oleh suatu bentuk pelaksanaan pembelajaran
yang memungkinkan siswa berkegiatan secara menyenangkan, menantang dan
bermakna melalui aktivitas bertanya jawab dengan guru atau siswa lainnya,
pengamatan atau penyelidikan, pembuktian melalui percobaan serta
menyelesaikan masalah melalui kerja kelompok, sehingga peserta didik
memiliki keterampilan yang diharapkan dalam tujuan tersebut.
Tetapi kenyataan berbeda dari yang seharusnya, penulis mengadakan
observasi (menggunakan metode wawancara guru kelas IV dan melihat proses
pembelajaran di dalam kelas) mengenai masalah-masalah dalam proses
pembelajaran di kelas khususnya pembelajaran IPA. Menurut hasil observasi
yang saya lakukan tidak adanya inovasi dalam proses pembelajaran dikelas
membuat pembelajaran dikelas monoton, siswa juga terlihat tidak bersemangat
3
sumber materi masih terpusat di buku mata pelajaran. Pembelajaran yang
berlasung masih menggunakan pembelajaran tipe konvensional (pembelajaran
satu arah). Guru kurang memberikan inovasi dalam pembelajaran IPA dikelas,
sehingga siswa tidak memiliki motivasi belajar dikelas dan siswa cindrung
lebih pasif. Proses pembelajaran dikelas tidak membuat siswa antusias untuk
menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, motivasi siswa untuk
membangun pengetahuan mereka sendiri, memahami makna materi pelajaran
dan mengkaitkan pengetahuan mereka dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Dalam pembelajaran IPA, materi atau konsep IPA yang diberikan
berdasarkan satu sumber belajar yaitu buku paket, hal itu yang dilakukan guru
untuk memenuhi aspek kognitif siswa dan setelah itu siswa hanya diminta untu
merangkum materi yang ada dibuku sumber. Menurut pendapat guru yang
bersangkutan, hal ini dirasa efektif karena buku-buku yang siswa dapatkan dari
Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) tidak dapat dibawa pulang oleh siswa,
untuk itu guru menyuruh siswa merangkum apa yang ada di dalam buku,
kemudian siswa dapat menghapal konsep yang telah siswa rangkum di rumah
untuk menunjang pembelajaran berikutnya. Tidak hanya itu waktu belajar
siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan tugas, mendengarkan
ceramah dan mengisi latihan-latihan yang ada di dalam buku paket.
Berdasarkan metode yang digunakan guru dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses sains siswa sangat lemah. Guru hanya mementingkan hasil
yang siswa peroleh tanpa melihat prosesnya. Terbukti data yang peneliti
dapatkan adalah hasil belajar siswa berupa kognitif saja, sedangkan didalam
pembelajaran IPA tidak hanya hasil belajar melainkan keterampilan proses
sains juga diperhitungkan.
Dengan demikian menggunakan pembelajaran konvensional, tidak efektif
untuk mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV di SDN 3 Cikidang. Dengan
melihat banyaknya permasalahan yang ada di SDN 3 Cikidang pada siswa
kelas IV, peneliti berencana mengambil permasalah yang berkaitan dengan
4
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Keterampilan proses ini berbeda dengan konvensional, didalam strategi belajar konvensional, guru hanya memberikan materi pelajaran yang berfokus kepada pemberian konsep-konsep informasi, dan fakta sebanyak-banyaknya kepada siswa, hanya terpatok dengan satu sumber belajar, sedangkan keterampilan proses pada hakekatnya adalah pengelolaan pembelajaran yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses memperoleh hasil belajar (Nyimas Aisyah, 2012, hlm. 3).
Dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA, dari pada siswa
hanya disuruh untuk merangkum buku paket, dan guru hanya memberikan
materi pelajaran sehingga siswa jadi sulit bertanya karena fokusya terdapat
pada buku pelajaran, apalagi pada materi energi, materi energi tidak akan
tersampaikan dengan baik apabila hanya dengan ceramah dari guru kelas atau
hanya dengan merangkum. Siswa dapat mengerti materi yang diajarkan jika
adanya keterampilan proses yang siswa lakukan seperti mengamati kegiatan
yang berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan.
Banyak cara untuk meningkatkan keterampilan proses sains, tetapi peneliti
mengambil model collaborative teamwork learning berdasarkan penelitian
darmayanti pada jurnal pengaruh model collaborative teamwork learning
terhadap keterampilan proses sains dan pemahaman konsep ditinjau dari gaya
kognitif. Dalam jurnal tersebut keterampilan proses dapat ditingkatkan melalui
model collaborative teamwork learning pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Model pembelajaran ini bertujuan agar siswa bekerja dalam satu
tim bersama-sama belajar dan memecahkan suatu permasalahan di mana semua
siswa saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap
pencapaian hasil belajar secara tim. Dengan model collaborative teamwork
learning siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya
dan terdorong untuk menentukan konsep-konsep baru, dapat melatih siswa
untuk berfikir lebih kritis, dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran tidak
hanya itu membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan tidak membosankan
karena siswa berperan aktif dalam pembelajaran, dapat menumbuhkan
5
didalam kelas, pembelajaran pun terintegrasi, pengetahuan tidak hanya di dapat
dari buku paket.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan model
collaborative teamwork learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains dalam Pembelajaran IPA materi Energi”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, secara umum
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimanakah penerapan model
collaborative teamwork learning dapat meningkatkan keterampilan proses
sains dalam pembelajaran IPA materi energi?
Rumusan masalah umum tersebut dirumuskan lebih khusus, berupa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model
collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi
energi di kelas IV SDN 3 cikidang?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model
collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi
energi di kelas IV SDN 3 cikidang?
3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains dengan
menerapkan model collaborative teamwork learning dalam pembelajaran
IPA pada materi energi di kelas IV SDN 3 cikidang?
C. Tujuan Penelitian Tindakan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan
model collaborative teamwork learning untuk meningkatkan keterampilan
proses sains dalam pembelajaran IPA materi energi di kelas IV Sekolah Dasar
6
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model
collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi
energi di kelas IV SDN 3 cikidang
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model
collaborative teamwork learning dalam pembelajaran IPA pada materi
energi di kelas IV SDN 3 cikidang
3. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan proses sains dengan
menerapkan model collaborative teamwork learning dalam
pembelajaran IPA materi energi di kelas IV SDN 3 cikidang
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa: dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa,
dan dapat membangun keterampilan proses sains, khususnya dalam
pembelajaran IPA, karena dengan pembelajaran siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran, dan menemukan pengetahuan baru bagi
siswa, siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan
menggunakan model collaborative teamwork learning.
2. Bagi guru: dapat memberikan referensi kepada guru-guru tentang bentuk
pembelajaran selain pembelajaran konvensional yang lazim dipergunakan
oleh guru saat ini, membuka wawasan guru mengenai pembelajaran yang
inovatif yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains didalam
kelas.
3. Bagi sekolah: sebagai masukan dalam mengambil kebijakan mengenai
inovasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran, untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa di dalam kelas sehingga
dapat meningkatkan kualitas sekolah, walaupun sarana dan prasarana
kelas kurang menunjang
4. Bagi jurusan PGSD: melengkapi referensi koleksi kepustakaan dan bahan
bacaan di jurusan PGSD, memebrikan tambahan wawasan kepada calon
guru, untuk mengetahui pembelajaran yang inovatif yang dapat
7
E. Hipotesis Tindakan
Rumusan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Dengan
diterapkannya model collaborative teamwork learning dapat meningkatkan
keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA tentang energi pada siswa
kelas IV SDN 3 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
F. Definisi oprasional
1. Model pembelajaran collaborative teamwork learning
Model collaborative teamwork learning adalah model pembelajaran
inovatif yang bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan
cara mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok, bekeja sama dan
saling bertukar pikiran. Setiap anggota menyumbangkan informasi,
pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang
dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman
seluruh anggota kelompoknya. Model ini memiliki lima tahapan yaitu
tahap forming (pembentukan kelompok), tahap stroming (memprediksi
tujuan kegiatan), tahap norming (mengerjakan kegiatan), tahap
performing (menginformasikan kembali), tahap adjourning (menganalisis
perbedaan jawaban disetiap kelompok dan penguatan materi)
2. Keterampilan proses sains
Keterampilan proses sains merupakan pendekatan yang harus
dijadikan acuan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Keterampilan proses sains menekankan pada pembentukan keterampilan
memperoleh pengetahuan, dan mengkomunikasikan hasil temuannya.
Keterampilan proses sains dalam penelitian ini, kemampuan yang akan
siswa capai dengan menggunakan model collaborative teamwork
learning, yang meliputi aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,
8
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
3. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar dalam satu lingkungan belajar, menekankan
pada pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA yang akan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (classroom action research). Metode penelitian
tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk
meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik
dan benar.
Mutu pembelajarannya dapat dilihat dari meningkatnya keterampilan
proses sains siswa. Siswa dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara
mencari ilmu pengetahuannya sendiri. Bentuk penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan profesionalisme guru SD dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA di SD, serta mampu menjalin kemitraan antara peneliti
dengan guru SD dalam memecahkan masalah aktual pembelajaran IPA di
lapangan.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatan
keterampilan proses sains siswa dengan menerapkan model collaborative
teamwork learning. Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang
tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif. Tujuan utama dalam penelitian ini
adalah perubahan, perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran di
kelas.
B. Model Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian mengguanakan model penelitian tindakan
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart sebagai suatu rangkaian
24
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Stephen Kemmis (dalam Hopkins, 2011) menuliskan bahwa dalam
pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha pengembangan
kurikulum berbasis sekolah, pengembangan profesional, program-program
pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan dan perencanaan sistem.
Penelitin tindakan Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dapat digolongkan menjadi
empat tahapan yaitu:
1. Tahap perencanaan.
Pada tahap ini dijelaskan mengenai apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahapan ini
peneliti menyusun rancangan ini ditentukan fokus peristiwa atau masalah
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian
dibuat berbagai instrumen yang diperlukan untuk merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Tahap tindakan.
Tahap tindakan (action) peneliti mengimplementasikan isi rancangan
yang telah dipersiapkan dalam tahap perencanaan, menerapkan sesuai
dengan perencanaan yang telah dirumuskan dalam rancangan.
3. Tahap observasi.
Pengamatan atau observasi sebenarnya berjalan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini dicatat atau direkam semua hal
yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai bahan dalam analisis
dan untuk keperluan refleksi.
4. Tahap refleksi.
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika
ditemukan masalah maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya hingga permasalahan dapat teratasi. Pada siklus
25
kegiatan yang berbeda yang bersifat spesifik, agar terjadi perbaikan. Pada
tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat atau
direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Keempat
tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk
sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke
langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan
sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
gambar 3.1 gambar dimodifikasi, (Hopkins, 2011, hlm. 92)
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN 3 Cikidang Lokasi penelitian
terletak di Kampung Cikawari Desa Cicalung Lembang Kabupaten
Bandung Barat.
2. Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan kurang lebih pada bulan April sampai
dengan selesai.
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
26
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Cikawari Desa Cicalung Lembang Kabupaten Bandung Barat, tahun
akademik 2013/2014 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 21
orang perempuan dan 19 orang laki-laki.
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk dilaksanakan
dalam 3 siklus. Penelitian dianggap berhasil jika pada siklus III
keterampilan-keterampilan proses sains siswa meningkat dibandingkan
dengan siklus I ataupun siklus II. Siklus I dirancang dalam 2 kali
pertemuan (3x35 menit). SiklusII dirancang untuk dilaksanakan dalam 2
kali pertemuan (3x35 menit). Pada siklus III dirancang untuk
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (3x35 menit). Penelitian ini akan
dilaksanakan dikelas IV SDN 3 Cikidang Lembang dapat dijabarkan
sebagai berikut.
Siklus I
1. Perencanaan
a. Menetapkan jadwal penelitian, pada hari senin tanggal 2 Mei 2014
b. Menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk siklus I. dengan
standar kompetensi memahami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar
mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya. Dengan materi sumber-sumber energi
panas dan manfaat sumber energi panas
c. Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan eksperimen pada saat
penelitian siklus I yang meliputi lilin, dan korek api
d. Menyiapkam LKS (Lembar Kerja Siswa) mengenai sumber energi
panas
e. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dan kegiatan
27
f. Menyiapkan lembar observasi untuk menilai keterampilan proses
sains dengan menggunakan collaborative teamwork learning.
2. Tindakan
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan
pembelajaran (RPP) dan media yang telah disiapkan
b. Melakukan kegiatan percobaan pada siklus I untuk mendapatkan
data mengenai peningkatan keterampilan proses sains siswa pada
mata pelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi melalui
penerapan model collaborative teamwork learning.
c. Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar
observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap
refleksi.
d. Mencatat aktivitas keterampilan proses sains yang siswa lakukan
saat melakukan aktivitas belajar
e. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan
pada lembar observasi.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan pembelajaran (RPP). Pengamat mengamati seluruh
kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah
disiapkan. Tidak hanya itu pengamat juga mengobservasi
keterampilan proses sains siswa pada saat aktivitas belajar siswa
sedang berlangsung
4. Refleksi
Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai
kejadian yang terekam selama proses pelaksanaan tindakan. Penelitian
mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi
28
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
ditemukan selama pembelajaran berlangsung sebagai acuan dalam
merancang kegiatan pada siklus II.
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
a. Menginventarisir kekurangan dan kelemahan pada siklus I untuk
dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
b. Menetapkan jadwal penelitian, pada hari senin tanggal 12 Mei 2014.
c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi
pada siklus I. dengan standar kompetensi memahami berbagai
bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang
terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Dengan materi sifat
energi panas dan benda yang dan benda-benda yang dapat
menghantarkan panas
d. Menyiapkan media yang akan digunakan pada siklus II yang
meliputu gelas plastik, koran kantung plastik, kain wol atau handuk,
air panas karet gelang, sendok logan, sendok plastik, garpu logam,
sedotan dan sumpit kayu
e. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS, dengan
menggunakan alat dan bahan lebih banyak
f. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam
pembelajaran.
g. Menyiapkan lembar observasi untuk menilai keterampilan proses
sains dengan menggunakan collaborative teamwork learning.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP
yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan
pada siklus I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan
pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi energi panas
29
penerapan model collaborative teamwork learning, sehingga mereka
dapat dengan mudah mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui
kegiatan yang dirancang oleh guru.
b. Melakukan kegiatan percobaan pada siklus II untuk mendapatkan
data mengenai peningkatan keterampilan proses sains siswa pada
mata pelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi melalui
penerapan model collaborative teamwork learning.
c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai
sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil
pengamatan pada lembar observasi.
3. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I
yaitu:
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan pembelajaran (RPP). Pengamat mengamati seluruh
kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah
disiapkan. Tidak hanya itu pengamat juga mengobservasi
keterampilan proses sains siswa pada saat aktivitas belajar siswa
sedang berlangsung.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai
kejadian yang terekam selama proses pelaksanaan tindakan. Penelitian
mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi
seluruh kegiatan, kekurangan dan kesalahan permasalahan yang
ditemukan selama pembelajaran berlangsung sebagai acuan dalam
30
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Siklus III
1. Tahap Perencanaan
a. Menginventarisir kekurangan dan kelemahan pada siklus II untuk
dijadikan bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus III.
b. Menetapkan jadwal penelitian, pada hari sabtu tanggal 31 Mei
2014.
c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi
pada siklus II. dengan standar kompetensi memahami berbagai
bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kompetensi dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi
yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Dengan
materi energi bunyi dan perambatan energi bunyi.
d. Menyiapkan media yang akan digunakan pada siklus III, yang
meliputi plastik, gelas plastik, karet, gelas es, penggaris, recorder
atau suling, telepon benang, dan batu
e. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS
f. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam
pembelajaran.
g. Menyiapkan lembar observasi untuk menilai keterampilan proses
sains dengan menggunakan collaborative teamwork learning.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus III sesuai dengan RPP
yang telah disusun dengan mempertimbangkan
perbaikan-perbaikan pada siklus II serta bobot materi yang lebih kompleks.
Diharapkan pada siklus III ini siswa sudah lebih menguasai materi
energi panas dan energi bunyi pada mata pelajaran IPA di kelas IV
melalui penerapan model collaborative teamwork learning,
sehingga mereka dapat dengan mudah mengkonstruksi
31
b. Melakukan kegiatan percobaan pada siklus III untuk mendapatkan
data mengenai peningkatan keterampilan proses sains siswa pada
mata pelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi melalui
penerapan model collaborative teamwork learning.
c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai
sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil
pengamatan pada lembar observasi.
3. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada sikus III relatif sama dengan siklus II yaitu:
a. Mencatat aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar
observasi.
b. Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus
III ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.
4. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk
dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan.
Diharapkan setelah akhir siklus III ini, hasil belajar siswa kelas IV SDN 3
Cikidang Lembang pada mata pelajaran IPA energi panas dan energi bunyi
melalui penerapan model collaborative teamwork learning ini dapat
meningkat.
5. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian
Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen
penelitian yaitu instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian.
Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar observasi untuk
32
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
penggunaan model collaborative tamwork learning . Observasi dilakukan
oleh satu orang pengamat dimaksudkan untuk mengurangi bias data
penelitian yang dikumpulkan melalui instrumen lembar observasi.
Sedangkan data keterampilan proses sains juga dikumpulkan melalui lembar
observasi. Pengamat mengamati satu atau dua kelmpok anak.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen bentuk RPP, LKS, lembar observasi, dan wawancara.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam penelitian ini akan digunakan tiga RPP yang mewakili indikator
yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD). Indikator-indikator yang tertera pada setiap RPP merupakan hasil
Analisis Materi Pelajaran (AMP).
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan sebagai sarana untuk membantu dan mempermudah
dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif anatara
siswa dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
peningkatan hasil belajarnya. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa
pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan
proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. Tidak hanya itu
dengan adanya LKS, keterampilan proses sains siswa dapat terlihat, siswa
belajar mengamati, memprediksi, mengidentifikasi, menyimpulkan dan
menginformasikan kembali. LKS dalam penelitian ini yaitu LKS pada
mata pelajaran IPA dengan menerapkan model collaborstive teamwork
learning tentang energi panas dan energi bunyi .
3. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang
aktivitas pembelajaran IPA dalam menerapkan model collaborative
teamwork learning. Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar
33
kolom deskripsi yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan. Teknik
observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni pengamat
mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan siswa)
selama proses pembelajaran. Tidak hanya itu lembar observasi juga
dipergunakan peneliti untuk melihat keterampilan proses yang dilakukan
siswa untu memperoleh pengetahuanya dalam proses belajar belajar
mengajar
4. Wawancara
Wawancara dipergunakan apabila data deskripsi aktivitas guru dan
siswa tidak dimengerti oleh peneliti sehingga peneliti mewawancarai
observer untuk keakuratan proses pembelajaran pada saat penelitian.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan
dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya
penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data diperoleh dari
RPP, lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan lembar observasi
keterampilan proses sains. Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu
data kualitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian lalu diolah,
pertama-tama mensleksi data dan mereduksi data (memilih mana data yang
diperlukan dan mana data yang tidak diperlukan). Yang kedua
mengkalsifikasi data, ketiga mendeskripsikan data dan yang terakhir
menginterpretasikan data:
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berasal dari penilaian lembar observasi sesuai dengan
indikator-indikator pada setiap aspek. Setelah data kuantitatif diperoleh,
selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.
a. Pengolahan data keterampilan proses sains
Data diperoleh pada saat proses pengerjaan lembar kerja siswa (LKS)
34
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
kedalam lembar observasi. Untuk menentukan persentase keberhasilan
setiap aspek digunakan rumus
Keterangan :
B= skor yang diperoleh
N= skor maksimal (poerwanti endang, 2008)
Selain itu penilaian keterampilan proses sains juga dilakukan secara
keseluruhan dengan menggunakan rumus
b. Menghitung Persentase Ketuntasan keterampilan proses sains
Ketuntasan keterampilan proses sains ditentukan berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Persentase ketuntasan
belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :
∑
Keterangan : ∑ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar
dari atau sama dengan 70
n : Banyak siswa
100% : Bilangan tetap
TB : Ketuntasan belajar(poerwanti endang, 2008)
2. Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru
dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga
pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom
yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi. Dalam
penelitian ini dilibatkan lima pengamat, dengan tujuan untuk mengurangi bias
data hasil pengamatan. Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara
menerjemahkan dan mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban
35
peneliti mengelompokkan jawaban pengamat yang positif dan negatif dari
setiap item pertanyaan/ pernyataan. Jika banyaknya observer yang menjawab
positif lebih banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau
siswa dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi
sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai
dengan harapan penelitian.
Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan
apakah semua tahap dalam model collaborative teamwork learning telah
dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang energi panas dan
1
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai model collaborative
teamwork learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa Kelas IV
SDN 3 Cikidang Kec. Lembang Kab. Bandung Barat dalam pembelajaran IPA
tentang Materi energi panas dan energi bunyi dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model collaborative
teamwork learning ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan lima
tahapan model collaborative teamwork learning yang meliputi lima tahapan
yaitu tahap forming (pembentukan kelompok), tahap stroming (memprediksi
tujuan kegiatan), tahap norming (mengerjakan kegiatan), tahap performing
(menginformasikan kembali), tahap adjourning (menganalisis perbedaan
jawaban disetiap kelompok dan penguatan materi). Dalam perencanaan juga
disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa
dan lembar observasi keterampilan proses sainsnya
2. Pelaksanaan pembelajaran, dilakukan dengan model collaborative teamwork
learning. Pada setiap siklus terlihat peningkatan keterampilan proses sains
dengan menggunakan model collaborative teamwork learning. Pelaksanaan
pembelajaran siswa pada setiap siklus membuat siswa semakin aktif untuk
menemukan pengetahuannya berdasarkan pengamatan, tidak hanya itu siswa
siswa suda mulai terbiasa dengan belajar kelompok dan sudah bisa
menyatakan pendapatnya mengenai hasil pengamatan. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I, tahapan yang sesuai pada siklus I adalah pada
tahap performing dan pada tahap adjourning. Pada tahap ini siswa mampu
menginformasikan kembali hasil pengamatan dan kelompok siswa yang lain
2
jawaban kelompok yang persentasi. Tahapan yang sesuai pada siklus II
adalah kedua tahapan yang berhasil di siklus I ditambah dengan tahap
forming dan norming. Pada tahap forming. Siswa lebih kondusif
dikelompokan menjadi 8 kelompok, dan pada tahap norming pemberian dua
kegiatan sederhan dan saling berhubungan mampu membuat siswa lebih
fokus dengan pengamatannya. Pada siklus III semua kegiatan sesuai dengan
semua tahapan model collaborative teamwork learning.
3. Terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa Kelas IV SDN 3
Cikidang dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I persentase
keberhasilannya sebesar 44,5 %. Pada siklus II persentase keberhasilannya
sebesar 72,5% dan pada siklus III persentase keberhasilannya sebesar 92%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa kelas IV
SDN 3 Cikidang pada mata pelajaran IPA tentang energi panas dan energi
bunyi dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan model
collaborative teamwork learning.
B. Saran
Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran
yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam
menggunakan model collaborative teamwork learning.
1. Guru
Guru-guru SDN 3 Cikidang khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada
umumnya diharapkan dalam menggunakan model collaborative teamwork
learning ini untuk meningkatkan minat siswa. guru dapat meningkatkan
kreatifitas dalam pembelajaran dikelas dan dapat menyesuaikan materi
dengan penerapan model collaborative teamwork learning dengan cara
3
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
2. Kepala sekolah
Disarankan agar selalu memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang
diperlukan oleh guru sehingga diharapkan guru bisa lebih konsen dan optimal
dalam pembelajaran
3. Peneliti Berikutnya
Disarankan agar memperluas jangkauan penelitian dengan menggunakan
model collaborative teamwork learning dan diharapkan mencoba model
collaborative teamwork learning, dengan melalui berbagai variasi metode
tidak hanya melalui metode eksperimen. Dicoba untuk mata pelajaran yang
berbeda juga kelas yang berbeda agar mengetahui keberhasilan lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nimas. (2012). Pendekatan keterampilan proses [online].
Tersedia di jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/ [27 November
2013]
Aqib, Z. et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB,
dan TK. Bandung : Yrama Widya.
Berge, ola ( 2011). Collaborative Learning [online]. Tersedia di
http://folk.uio.no/olaberg/thesis/node11.html [10 Maret 2014]
Darmayanti et al. (2013). “Pengaruh Model Collaborative Teamwork
Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep
Ditinjau Dari Gaya Kognitif”. Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013) [online]. Tersedia di
http://wwwpasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php [10 Maret 2014]
Deden. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan
Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Vi Sdn 47 Rambin
Sanggau. Artikel Penelitian Universitas Tanjungpura Pontianak. Tersedia
di
http://www.greenebookshop.com/artikel-pendidikan-pembelajaran-ipa-di-sd-pdf/ [27 November 2013]
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar
Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-UPI Bandung.
Devi, P. K. dan Angraeni. S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD
dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
70
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djojomardiro, wasih. 2006. Inisiasi Online Pengembangan IPA SD
[online]. Tersedia di http://pjjpgsd.dikti.go.id [10 Maret 2014]
I Wayan Merta Jiwa et al. (2013). “ Pengaruh Model Collaborative
Teamwork Laerning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Sosoilogi
Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Amlapura. ”. Program Studi Pendidikan
Sains (Volume 4 Tahun 2013) [online]. Tersedia di
http://wwwpasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php [10 Maret 2014]
Rachmawati Ryna, (2010). Perbedaan Cooperative Learning dan
Collaborative Learning [online]. Tersedia di
http://folk.uio.no/olaberg/thesis/node11.html [11 Maret 2014]
Rasyidin, W. et al. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press.
Rasyid, H. dan Asrori, M. (2006). Pengembangan Strategi Pembelajaran
Kolaboratif Dalam Tim Mahasiswa Kalimantan Barat [online]. Tersedia
di
http://www.greenebookshop.com/artikel-pendidikan-pembelajaran-ipa-di-sd-pdf/ [27 November 2013]
Ruseffendi,H.E.T (1998). Statitika Dasar untuk Penelitian Tindakan.
Bandung :IKIP Bandung Press.
Samatowa, Usman. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
71
Subali, Bambang (2010). “Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola
Divergen Dan Modifikasinya Sebagai Tes Kreativitas”. Jurdik Biologi
Fmipa Uny.309-334[online]. Tersedia di
www.ceiainc.org/assets/wysiwyg/Journal/JCEIA_Vol45_keterampilan-proses.pdf? [10 Maret 2014]
Sudarman (2008). Penerapan Model Collaborative Learning Untuk
Meningkatkan Pemahaman Materi Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 3 No 2 [online]. Tersedia di
http://jurnaljpi.files.wordpress.com
Wahyono, B.dan Nuracmandani. S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Zulirfan (2007). “Efektivitas Pembelajaran Fisika Dengan Penerapan Pendekatan CTL Terhadap Keterampilan Proses Ipa Dan Psikomotor
Siswa Kelas VI SDN 011 Kerumutan” Jurusan Pendidikan MIPA FKIP
Universitas Riau. 6, (2),51-55[online]. Tersedia di
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SDN 3 CIKIDANG
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / semester : I V/ 2
Jumlah pertemuan : 3x35 menit (2 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari
B. Kompetensi Dasar
8.3 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta
sifat-sifatnya.
C. Indikator Capaian Kompetensi
1. Menyimpulkan pengertian energi panas
2. Menyimpulkan pengertian sumber energi panas
3. Mengklasifikasi sumber energi panas
4. Mengidentifikasikan manfaat-manfaat sumber energi panas
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan, siswa mampu menyimpulkan pengertian dari energi panas
dengan tepat
2. Melalui pengamatan, siswa mampu menyimpulkan pengertian sumber energi
panas dengan tepat
3. Melalui pengamatan, siswa mampu mengklasifikasikan 3 energi panas dengan
benar
4. Melalui pengamatan dan pengerjaan lembar kerja siswa, siswa mampu
mengindentifikasi 4 manfaat sumber energi panas
E. Karakter yang Diharapkan
Tekun melalui
Guru mengkondisikan siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan lembar
kerja yang guru berikan. Menegur siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam
Teliti melalui
Guru mengkondisiskan siswa secara berkelompok untuk memeriksa kembali hasil
pekerjaan siswa pada saat mengisi LK
Rasa hormat dan perhatian
Siswa mampu memperlihatkan sikap rasa hormat dan memperhatikan kepada guru,
serta dapat menghargai teman, guru menegur siswa jika siswa tidak memiliki rasa
hormat dan perhatian saat sedang dikelas
F. Materi Pembelajaran
Energi panas
1. Pengertian energi panas
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi yang
dihasilkan oleh panas disebut energi panas
2. Sumber-sumber energi panas
Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disebut sumber panas. Dalam
kehidupan kita terdapat dua sumber panas, yaitu matahari dan sumber panas lain
yang dihasilkan karena gesekan benda.
3. Manfaat sumber energi panas
Untuk memasak
Pada saat yertentu untuk membantu penerangan Untuk menjemur pakaian
dimanfaatkan untuk mengeringkan bahan makanan seperti pad
pembuatan ikan asin, kerupuk, dan garam,
G. Model, Pendekatan dan Metode
1. Model pembelajaran yang digunakan collaborative learning
2. Pendekatan konstruktivisme
3. Metode eksperimen, tanya jawab, diskusi, dan penugasan
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
b. Bahan
Bahan ajar yang digunakan adalah
Lembar kerja siswa
c. Sumber Belajar
Sumber belajar yang digunakan adalah
Triatmanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Wiyanto. 2010. IPA 4 untuk SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
I. Langkah-langkah pembelajaran tahap
pembelajaran
langkah pembelajaran indikator keterampilan proses
memastikan siswa siap
untuk belajar.
Guru memberikan
motivasi kepada siswa
dengan menggunakan
dengan materi yang akan
10
dibahas hari ini)
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran IPA hari
ini
untuk siswa amati.
Guru membentuk
kelompok siswa menjadi
5 kelompok, siwa duduk
Stroming, sebelum
pengamatan
Setelah membaca lembar
kerja siswa, guru
meminta siswa
menuliskan maksud dari
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
Norming, kelompok
Setelah selesai
masing-masing kelompok siswa
mulai melakukan
pengamatan sesuai
dengan intruksi yang ada
pada lembar kerja siswa.
Guru hanya berperan
Guru mengingatkan
kembali kepada siswa
untuk bekerjasama
dalam pengerjaan lembar
kerja siswa, setiap siswa
harus menyumbangkan
ide atau pikirannya,
menuliskan hasil dari
percobaan yang telah
saat salah satu
keompok
mempresentasi
maka kelompok
lain, menuliskan
perbedaan dari hasil
kegiatan
kelompok maju kedepan
untuk mempresentasikan
hasil pengamatan dan
diskusi
Saat satu kelompok maju kedepan kelas kelompok
yang lain mencatat
jawaban berbeda antara
kelompoknya dengan
kelompok yang tampil
kedepan kelas
kelompok siswa selesai
maju kedepan kelas.
Guru bertanya apakah
ada perbedaan pada isi
jawaban lembar kerja
siswa tersebut
Lalu guru menjelaskan sedikit tentang
sumber-sumber energi agar tidak
terjadi salah paham
mengenai konsep yang
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
sains, siswa
mengumpulkannya
dimeja guru
Kegiatan penutup Guru bersama siswa
membuat kesimpulan
tentang apa yang sudah
dipelajari hari ini
Melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan
dengan cara mengajak
siswa untuk bertanya
tentang apasaja yang
berkaitan dengan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Guru memberikaan tugas
kepada siswa mengenai
materi yang siswa
berikan.
10
menit
J. Penilaian
Teknik penilaian
1. Pertanyaan lisan
Dilaksanakan secara terpadu selama proses pembelajaran
2. Pertanyaan tertulis
Dilaksanakan untuk tes formatif pada akhir pembelajaran
3. Unjuk kerja
Dilaksanakan pada saaat siswa melakukan percobaan
Tes formatif
Tes formatif
Soal essay
Soal Kunci Jawaban
1. Dari percobaan yang kamu lakukan. Apa
yang kamu ketahui tentang energi panas
energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja
atau usaha
2. Dari percobaan yang kamu lakukan.
jelaskan apa pengertian dari sumber
energi panas!
Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas
3. Dari percobaan yang kamu lakukan.
coba tuliskan sumber-sumber energi
panas?
sama?(saat pagi, siang dan sore hari)
tidak, karena pada saat pagi hari posisi matahari
masih ada di sebelah timur sehingga panas yang
dirasakan hangat. Sedang kan pada saat siang hari
posisi matahari tepat diatas kepala sehingga panas
yang dirasakan lebih panas dibandingkan dengan
pagi hari. Pada saat sore hari panas yang dirasakan
sama seperti pagi hari karena posisi matahari
Dian Fitriyanti, 2014
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI
(sesuai hipotesis siswa berdasarkan fakta yang
ada)
5. Menurut pendapatmu, sebutkan manfaat
api bagi kehidupan sehari-hari
manfaat api
1. Untuk memasak
2. Pada saat yertentu untuk membantu
penerangan
3. Untuk membakar sampah
4. memberikan tenaga untuk menjalankan kereta
api
6. Menurut pendapatmu, sebutkan manfaat
api bagi kehidupan sehari-hari
manfaat matahari
1. Untuk menjemur pakaian
2. dimanfaatkan untuk mengeringkan bahan
makanan seperti pada pembuatan ikan asin,
kerupuk, dan garam,
3. energi panas matahari juga untuk
memanaskan air di rumah-rumah modern.
4. Dipakai untuk bahan bakar kendaraan
1 menyimpulkan kesesuaian
konsep dengan
percobaan yang
diamati
1,2 3
2
jawaban tepat, kesesuaian antara
konsep energi panas dengan
percobaan yang diamati.
jawaban kurang tepat, kurang adanya
kesesuaian konsep energi panas