BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian yang
akan dilakukan. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian
penulis adalah SMK Negeri se- Kota Bandung yang terdiri dari:
Tabel. 3.1 Lokasi Penelitian
No. Nama Sekolah Alamat
1. SMKN 1 Bandung Jl. Wastu Kencana No.3
2. SMKN 2 Bandung Jl. Ciliwung No. 4
3. SMKN 3 Bandung Jl. Solontongan No. 10
4. SMKN 4 Bandung Jl. Kliningan No. 6
5. SMKN 5 Bandung Jl. Bojong Koneng No. 6
6. SMKN 6 Bandung Jl. Soekarno Hatta No.
7. SMKN 7 Bandung Jl. Soekarno Hatta No. 596
8. SMKN 8 Bandung Jl. Kliningan No. 31
9. SMKN 9 Bandung Jl. Soekarno Hatta KM.10
10. SMKN 10 Bandung Jl. Cijawura Hilir No. 339
11. SMKN 11 Bandung Jl. Budi Cilember, Cimindi
12. SMKN 12 Bandung Jl. Pajajaran No. 92
13. SMKN 13 Bandung Jl. Soekarno Hatta KM. 10
14. SMKN 14 Bandung Jl. Cijawura Hilir Margasenang
15. SMKN 15 Bandung Jl. Gatot Subroto No.12
16. SMK PU Negeri Bandung Jl. Garut No.10
2. Populasi Penelitian
Menurut Riduwan (2010: 55) “Populasi dapat diartikan sebagai
syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.” Dari
definisi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh kepala sekolah dan wakil manajemen mutu di SMK
Negeri se- Kota Bandung.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan populasi yang relevan,
peneliti memerlukan identifikasi jenis data yang diperlukan dalam
peneilitian tersebut yang mengarah pada permasalahan penelitian.
Sehingga, peneliti harus memperoleh data yang sesuai dengan
permasalahan dan jenis instrumen pengumpulan data yang relevan.
Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah
seberapa besar kontribusi peran komite sekolah terhadap manajemen
mutu pendidikan di SMK Negeri se- Kota Bandung. Berdasarkan
permasalahan tersebut, yang menjadi populasi dalam penelitian ini
yaitu kepala sekolah dan wakil manajemen mutu di SMK Negeri se-
Kota Bandung.
Untuk lebih jelasnya keadaan populasi yang dijadikan sebgai
sumber data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 3.2 Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Kepala Sekolah
Wakil
Manajemen Mutu Jumlah
1. SMKN 1 Bandung 1 1 2
2. SMKN 2 Bandung 1 1 2
3. SMKN 3 Bandung 1 1 2
4. SMKN 4 Bandung 1 1 2
5. SMKN 5 Bandung 1 1 2
6. SMKN 6 Bandung 1 1 2
7. SMKN 7 Bandung 1 1 2
8. SMKN 8 Bandung 1 1 2
9. SMKN 9 Bandung 1 1 2
Lanjutan Tabel 3.2
No. Nama Sekolah Kepala Sekolah
Wakil
Manajemen Mutu Jumlah
11. SMKN 11 Bandung 1 1 2
12. SMKN 12 Bandung 1 1 2
13. SMKN 13 Bandung 1 1 2
14. SMKN 14 Bandung 1 1 2
15. SMKN 15 Bandung 1 1 2
16. SMK PU Negeri
Bandung 1 1 2
Jumlah 32
3. Sampel Penelitian
Riduwan (2010: 56) mengemukakan bahwa “Sampel adalah
bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu
yang akan diteliti.” Dalam penelitian ini dikarenakan populasinya
hanya 32 orang. Arikunto (2006: 112) mengemukakan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam penelitian ini teknik
sampling yang digunakan adalah total sampling atau seluruh pupulasi
dijadikan sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi responden
adalah kepala sekolah dan wakil manajemen mutu SMK Negeri se-
Kota Bandung. Adapun alasan peneliti memilih wakil manajemen
mutu dan kepala sekolah sebagai responden yaitu bahwa kedua pihak
tersebut yang lebih sering melakukan koordinasi dengan komite
sekolah. Tidak hanya itu, mereka adalah pihak yang memiliki peranan
B. Desain Penelitian
Menurut Nasution (1987: 40) “Desain penelitian merupakan rencana
tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat
dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.”
Namun, Nasution memaparkan manfaat dari desain penelitian yaitu:
1. Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya.
2. Desain juga menentukan batas-batas penelitian dengan tujuan penelitian. Bila tujuan tidak dirumuskan dengan jelas, maka penelitian itu seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya.
3. Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dapat kita pikirkan cara-cara mengatasinya.
Arikunto (2006: 22) mengemukakan terdapat langkah-langkah
penelitian diantaranya adalah:
1. Memilih masalah 2. Studi pendahuluan 3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan anggapan dasar, merumuskan hipotesis 5. Memilih pendakatan
6. Menentikan variabel dan sumber data 7. Menentukan dan menyusun instrumen 8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10.Menarik kesimpulan 11.Menulis laporan
Nana Syaodih (2006: 100) mengemukakan secara garis besar
mengenai langkah-langkah penelitian kuantitatif sebagai berikut:
1. Identifikasi perumusan dan pembatasan masalah
2. Perumusan hipotesis dan penelitian sampel probabilitas 3. Penyusunan dan validasi instrumen
Dengan mengacu beberapa pendapat ahli yang telah dipaparkan,
peneliti mencoba membuat desain penelitian. Peneliti membuat desain
penelitian menjadi tiga tahap sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Pada tahap pertama, peneliti akan menggambarkan latar belakang
dari penelitian yang akan dilakukan. Sebelum latar belakang dibuat,
peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi lebih
Input Proses Output
Studi Pendahuluan
Penarikan Kesimpulan
Penelitian Pengumpulan
Data
Analisis Data (Variabel X & Y)
1. Seleksi Angket 2. Pengolahan
Data
Pengujian Hipotesis Latar Belakang
Masalah
Fenomena Makro 1. Yuridis 2. Filosofis 3. Teoritik
Fenomena Mikro Empirik
Rumusan Masalah
Hipotesis Penelitian
Metode dan Pendekatan
lanjut mengenai masalah yang ditemukan. Pada tahap ini, peneliti
melakukan identifikasi perumusan masalah beserta batasannya. Masalah
ini dibuktikan dengan melakukan studi pendahuluan guna membuktikan
masalah yang menjadi latar belakang dalam penelitian. Rumusan masalah
yang telah dibuat akan memperjelas proses penelitian yang akan
dilakukan. Selanjutnya setelah rumusan dan batasan masalah telah relevan,
maka akan menghasilkan kerangka pikir yang sesuai dengan anggapan
dasar. Hal ini akan melahirkan hipotesis penelitian yang akan menentukan
metode dan pendekatan penelitian yang akan digunakan. Sehingga, tahap
pertama ini merupakan perencanaan penelitian yang membutuhkan data
atau informasi yang relevan untuk diolah pada tahap yang kedua.
Selanjutnya, pada tahap kedua penelitian berhubungan dengan
pengumpulan dan menganalisis data yang selanjutnya akan dilakukan
pengujian hipotesis. Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang
dilakukan mulai dari mendefiniskan variabel penelitian, menyusun alat
pengumpulan data, lalu melakukan pengumpulan data. Tahap kedua ini
akan menghasilkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.
Pada tahap ketiga ini, akan diperoleh informasi bahwa penelitian
yang telah dilakukan tersebut relevan atau tidak dengan hipotesis
penelitian yang telah disusun. Hal ini dibuat dalam bentuk laporan yang
harus dapat dipertanggungjawabkan. Namun, dalam pelaksanaan
penelitian ini selalu membuka peluang untuk berbagai rekomendasi guna
memperbaiki penelitian ini dan tidak menutup kemungkinan menjadikan
penelitian ini sebagai informasi oleh pihak-pihak terkait untuk diteliti
kembali.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian dikatakan sebagai cara penelitian yang digunakan
untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nana
kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,
pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gambaran
mengenai kontribusi peran komite sekolah sebagai badan pendukung
terhadap manajemen mutu pendidikan di SMK Negeri se- Kota Bandung.
Berdasarkan permasalahan penelitian, maka metode penelitian yang
paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Dan untuk mendukung, memperjelas serta
memperkuat permasalahan juga, maka penelitian ini dibantu dengan studi
kepustakaan.
1. Metode Penelitian Deskriptif
Dalam penelitian yang berjudul “Kontribusi Peran Komite
Sekolah Sebagai Badan Pendukung Terhadap Manajemen Mutu
Pendidikan di SMK Negeri se- Kota Bandung”, metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ini dikatakan
sebagai metode untuk memahami masalah berdasarkan peristiwa atau
fenomena yang sedang terjadi saat ini. Nana Syaodih (2006: 72)
berpendapat bahwa “Metode deskriptif merupakan suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”. Hal
ini didukung oleh Sugiyono (2012: 11) bahwa:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Penelitian deskriptif ini lebih memusatkan pada aspek-aspek
yang berpengaruh antara berbagai variabel. Nasution (1987: 41)
mengemukakan bahwa “Penelitian deskriptif diadakan untuk memberi
Berdasarkan pemaparan tersebut, sesuai dengan permasalahan
yang akan diteliti, maka melalui metode penelitian deskriptif
diharapkan dapat menghasilkan gambaran dan informasi yang relevan
mengenai kontribusi peran komite sekolah sebagai badan pendukung
terhadap manajemen mutu pendidikan di SMK Negeri se- Kota
Bandung.
2. Pendekatan Kuantitatif
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya,
pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Nana Syaodih (2006: 53) mengemukakan bahwa
“Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivistme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara
kuantitatif.”
Pendekatan kuantitatif ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar variabel X yang akan diteliti yaitu peran komite sekolah sebagai
badan pendukung terhadap variabel Y yang akan diteliti yaitu
manajemen mutu pendidikan dengan cara mengukur dan menghitung
apa yang menjadi indikator-indikator variabel penelitian, sehingga
dapat diperoleh deskripsi serta korelasi diantara variabel-variabel
penelitian melalui sistem perhitungan dengan menggunakan statistika.
D. Definisi Operasional
Nazir (2003: 152) berpendapat bahwa “Definisi operasional
merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan
cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional.”
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
definisi operasional dapat dikatakan sebagai suatu definisi yang dibuat
berdasarkan pada teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan. Berikut adalah operasionalisasi variabel yang akan diteliti:
Gambar 3.2 Operasionalisasi Variabel
Berikut ini adalah definisi operasional dari masing-masing dalam
penelitian ini:
1. Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung
Dalam Kepmendiknas No.044 Tahun 2002 tentang Dewan
Sekolah dan Komite Sekolah dituliskan bahwa:
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah yang berperan sebagai badan pertimbangan (advisory agency), badan pendukung (supporting agency), badan pengontrol (controlling agency), dan badan mediator.
Peran Komite Sekolah
sebagai Badan Pendukung
(Variabel X)
Indikator:
1. Pengelola Sumber Daya
2. Pengelola Sarana dan
Prasarana
3. Pengelola Anggaran
Kepmendiknas No 044
Tahun 2002
Manajemen Mutu
Pendidikan
(Variabel Y)
Indikator:
1. Perencanaan Mutu
2. Pengendalian Mutu
3. Perbaikan Mutu
Juran dalam Tampubolon
Hal ini lebih jelas dipaparkan dalam Panduan Kinerja Dewan
Sekolah dan Komite Sekolah (2005) bahwa komite sekolah berperan
sebagai badan pendukung dengan menjalankan fungsi manajemen
sebagai pengelola sumber daya, pengelola sarana dan prasarana, serta
pengelola anggaran pendidikan.
Sedangkan, peran komite sekolah sebagai badan pendukung
dalam penelitian ini adalah pihak yang memiliki peran dalam
mewadahi aspirasi masyarakat untuk meningkatkan mutu dengan cara
mendukung program pembelajaran pendidikan yang ada di setiap
satuan pendidikan dalam hal mengelola sumber daya, sarana dan
prasarana, serta anggaran pendidikan di SMK Negeri se- Kota
Bandung.
2. Manajemen Mutu Pendidikan
Engkoswara dan Aan Komariah (2010: 313) memaparkan
bahwa “Manajemen mutu pendidikan adalah upaya manajemen
pendidikan yang telah ditetapkan standarisasi sistem pendidikannya
berdasarkan penilaian mutu.” Manajemen mutu lebih jelas dipaparkan
oleh Juran dalam Tampubolon bahwa yang mendasari manajemen
mutu adalah perencanaan mutu, pengendalian mutu dan perbaikan
mutu.
Sedangkan, manajemen mutu pendidikan dalam penelitian ini
adalah upaya manajemen yang berhubungan dengan pengelolaan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan standarisasi
sistem pendidikan yang telah ditentukan yang didasari dengan
perencanaan mutu, pengendalian mutu dan peningkatan mutu secara
terus menerus di SMK Negeri se- Kota Bandung.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X
(Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung) dan variabel Y
(Manajemen Mutu Pendidikan). Sumber data dalam penelitian ini yaitu
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah di SMK Negeri se- Kota
Bandung. Responden dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah dan
wakil manajemen mutu yang akan memberikan gambaran terkait
variabel-variabel yang diteliti.
2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, untuk mengukur masing-masng variabel
disusun menjadi dua format yaitu instrumen variabel X dan variabel Y.
Teknik yang digunakan untuk mengukur kedua variabel tersebut
adalah dengan menggunakan Skala Likert. Sugiyono (2012: 134)
mengemukakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.”
Skala Likert ini akan mempermudah peneliti dalam menjabarkan
variabel kedalam indikator yang akan dijadikan sebagai perumusan
dalam item pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian ini, skala
likert yang digunakan berjumlah empat gradasi atau setiap skala
memiliki skor masing-masing untuk analisis kuantitatif. Berikut ini
analisis jawaban yang digunakan dengan menggunakan Skala Likert:
Tabel 3.3
Tabel Skala Likert
Analisis Jawaban Skor
Selalu (SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KD) 2
Tidak pernah (TP) 1
Kisi-kisi instrumen penelitian sangat diperlukan untuk
mempermudah penyusunan instrumen penelitian. Dengan adanya
kisi-kisi instrumen akan terlihat dimensi dan indikator dari masing-masing
variabel yang akan diteliti. Dimensi dan indikator ini akan dijabarkan
dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang dituangkan dalam
instrumen penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua format kisi-kisi
instrumen yaitu kisi-kisi instrumen variabel X dan kisi-kisi instrumen
variabel Y. Berikut ini penjabaran kisi-kisi instrumen penelitian:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Variabel X
Variabel Dimensi Indikator Item
Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung (Variabel X) Pengelola Sumber Daya
Memantau kondisi ketenagaan
pendidikan di sekolah
1, 2
Mobilisasi guru tidak tetap
untuk menanggulangi
kekurangan guru di sekolah
3, 4
Mobilisasi tenaga kependidikan
non guru untuk mengisi
kekurangan di sekolah
5, 6
Pengelola
Sarana dan
Prasarana
Memantau kondisi sarana dan
prasarana di sekolah
7, 8
Mobilisasi bantuan sarana dan
prasarana sekolah
9, 10, 11
Koordinasi dukungan sarana dan
prasarana sekolah
12, 13
Evaluasi pelaksanaan dukungan
sarana dan prasarana sekolah
14, 15, 16
Pengelola
Anggaran
Pemantauan kondisi anggaran
pendidikan di sekolah
17, 18
anggaran pendidikan di sekolah
Koordinasi terhadap anggaran
pendidikan di sekolah
21, 22, 23,
24
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Variabel Y
Variabel Dimensi Indikator Item
Manajemen Mutu Pendidikan (Variabel Y) Perencanaan Mutu Pendidikan Identifikasi kebutuhan pelanggan 1, 2
Analisis lingkungan (kekuatan,
kelemahan, peluang dan
ancaman)
3, 4, 5, 6
Pengembangan keungggulan
program pendidikan
7, 8, 9
Pengembangan sistem dan
proses pendidikan
10, 11, 12
Penyebaran rencana kepada
level operasional
13, 14
Pengendalian
Mutu
Pendidikan
Penilaian kinerja mutu
pendidikan
15, 16
Evaluasi antara kinerja dengan
tujuan mutu pendidikan di
sekolah
17, 18, 19
Bertindak sesuai dengan hasil
evaluasi
20, 21
Perbaikan
Mutu
Pengembangan infrastruktur 22, 23
Identifikasi bagian yang
memerlukan perbaikan mutu
pendidikan
24, 25
perbaikan mutu pendidikan
Pelaksanaan proyek perbaikan
mutu pendidikan
29, 30
Mengevaluasi sumber utama
penyebab masalah
31, 32
Lanjutan Tabel 3.5
Variabel Dimensi Indikator No.Item
Manajemen Mutu
Pendidikan
(Variabel Y)
Perbaikan
Mutu
Menganalisis solusi pemecahan
masalah
33, 34
Melakukan pengendalian mutu
yang akan mempertahankan
mutu pendidikan di sekolah.
35, 36
F. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam sebuah penelitian, salah satu keberhasilannya adalah
ditentukan oleh instrumen yang dibuat oleh peneliti. Angket sebagai
instrumen yang akan digunakan akan lebih baik melalui tahap uji coba
kelayakan angket. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau
kelemahan yang terdapat dalam angket. Adapun yang dianalisis dalam
angket yaitu pernyataan, alternatif jawaban maupun tata bahasa yang
digunakan.
Setelah angket diuji cobakan kepada responden, maka dilakukan
analisis statistik untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Hal
ini disampaikan oleh Sugiyono (2012: 173), bahwa:
Dengan menggunakan instrmen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Dalam hal ini, pelaksanaan uji coba angket dilakukan kepada 10
Agustus–5 September 2014. Berikut ini adalah hasil dari uji validitas dan
reliabilitas yang telah dilakukan.
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas dapat dikatakan sebagai hal yang penting
untuk dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
valid atau tidaknya angket penelitian yang telah dibuat. Sugiyono
(2012: 363) memaparkan bahwa “Validitas merupakan derajat
ketetapan antara yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang
dilaporlam oleh peneliti”. Sedangkan Arikunto (2006: 138)
berpendapat bahwa:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa
instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur hal yang
akan diukur oleh peneliti dan mempunyai kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang terjadi pada objek yang diteliti.
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2013: 98). Dengan rumus
ini akan diketahui kevalidan dari setiap item pertanyaan yang tertuang
dalam angket. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam uji
validitas.
ℎ� � = n ∑XY − ∑X ∑Y
√{n ∑X − ∑X }. {n ∑Y² − ∑Y ²}
rhitung = Koefisien korelasi ∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
N = Jumlah responden
Hasil dari perhitungan korelasi Pearson Product Moment
(PPM), selanjutnya dilakukan uji signifikansi menggunakan rumus
Uji-t sebagai berikut:
ℎ� � =r√n − √ − r²
Keterangan:
thitung = Nilai thitung
R = Koefisien korelasi hasil rhitung
N = Jumlah responden
Hasil perhitungan thitung kemudian dikonsultasikan dengan
distribusi (ttabel), yang diketahui taraf signifikansi α = 0,05 dengan
derajat kebebasan (dk = n – 2), sehingga dk = 10 – 2= 8. Maka
distribusi (ttabel) yaitu 1,860.
Sesudah nilai thitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel,
dengan kaidah keputusan sebagai berikut: jika thitung > ttabel maka item
soal dinyatakan valid. Sebaliknya, jika thitung < ttabel maka item soal
dinyatakan tidak valid.
Peneliti melakukan uji validitas angket kepada 10 responden di
SMK Negeri se- Kota Bandung (SMKN 3, SMKN 4, SMKN 8,
SMKN 1, dan SMKN 12 Bandung). Berikut ini adalah hasil uji
validitas dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.
Tabel 3.6
L
anjutan Tabel 3.6
S
Setelah dilakukan perhitungan terhadap uji validitas variabel X
(peran komite sekolah sebagai badan pendukung), diperoleh hasil
No.Item rhitung rtabel Interpretasi Tindak Lanjut
1 2,406 1.860 Valid Digunakan
2 3,457 1.860 Valid Digunakan
3 2,844 1.860 Valid Digunakan
4 3,964 1.860 Valid Digunakan
No.Item rhitung rtabel Interpretasi Tindak Lanjut
5 2,581 1.860 Valid Digunakan
6 3,964 1.860 Valid Digunakan
7 4,564 1.860 Valid Digunakan
8 3,893 1.860 Valid Digunakan
9 4,488 1.860 Valid Digunakan
10 1,907 1.860 Valid Digunakan
11 3,446 1.860 Valid Digunakan
12 3,720 1.860 Valid Digunakan
13 1,872 1.860 Valid Digunakan
14 2,381 1.860 Valid Digunakan
15 3,824 1.860 Valid Digunakan
16 5,945 1.860 Valid Digunakan
17 2,282 1.860 Valid Digunakan
18 2,247 1.860 Valid Digunakan
19 1,155 1.860 Tidak Valid Revisi
20 3,297 1.860 Valid Digunakan
21 3,525 1.860 Valid Digunakan
22 2,860 1.860 Valid Digunakan
23 4,991 1.860 Valid Digunakan
bahwa dari 24 item yang diujikan terdapat 1 item yang tidak valid,
tetapi 23 item lainnya dinyatakan valid.
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y (Manajemen Mutu Pendidikan)
No.Item rhitung rtabel Interpretasi Tindak Lanjut
1 3,131 1.860 Valid Digunakan
2 2,960 1.860 Valid Digunakan
3 4,854 1.860 Valid Digunakan
4 4,854 1.860 Valid Digunakan
5 4,854 1.860 Valid Digunakan
6 2,742 1.860 Valid Digunakan
7 3,907 1.860 Valid Digunakan
8 1,731 1.860 Tidak Valid Revisi
9 2,652 1.860 Valid Digunakan
10 3,784 1.860 Valid Digunakan
11 3,784 1.860 Valid Digunakan
12 3,131 1.860 Valid Digunakan
13 2,259 1.860 Valid Digunakan
14 3,584 1.860 Valid Digunakan
15 4,854 1.860 Valid Digunakan
16 2,893 1.860 Valid Digunakan
17 3,131 1.860 Valid Digunakan
18 2,313 1.860 Valid Digunakan
19 3,267 1.860 Valid Digunakan
20 3,707 1.860 Valid Digunakan
22 0,666 1.860 Tidak Valid Dibuang
23 2,652 1.860 Valid Digunakan
24 2,465 1.860 Valid Digunakan
25 3,584 1.860 Valid Digunakan
26 3,584 1.860 Valid Digunakan
27 1,386 1.860 Tidak Valid Revisi
Lanjutan Tabel 3.7
No.Item rhitung rtabel Interpretasi Tindak Lanjut
28 2,223 1.860 Valid Digunakan
29 2,742 1.860 Valid Digunakan
30 1,449 1.860 Tidak Valid Revisi
31 2,630 1.860 Valid Digunakan
32 3,457 1.860 Valid Digunakan
33 1,629 1.860 Tidak Valid Revisi
34 2,952 1.860 Valid Digunakan
35 3,457 1.860 Valid Digunakan
36 2,313 1.860 Valid Digunakan
37 2,560 1.860 Valid Digunakan
Setelah dilakukan perhitungan terhadap uji validitas variabel Y
(manajemen mutu pendidikan), diperoleh hasil bahwa dari 37 item
yang diujikan terdapat 5 item yang tidak valid, tetapi 32 item lainnya
dinyatakan valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabel berarti dapat dipercaya, sehingga angket yang diuji
akan menghasilkan data yang sama meskipun diukur dalam waktu
yang berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 173),
bahwa “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila
menghasilkan data yang sama.” Selain itu, Arikunto (2006: 178)
menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”
Dalam penelitian ini, proses pengujian reliabilitas yang
dilakukan oleh peneliti menggunakan metode Alpha. Sebagaimana
yang dikemukakan Riduwan (2013: 115) bahwa “Metode mencari
reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur
dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha
sebagai berikut:”
r = [ k − ] . [ − k ∑ ᵢ ]
Keterangan:
r = Nilai Reliabilitas
∑Sᵢ = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total
k = Jumlah item
Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan uji reliabilitas
dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010. Nilai reliabilitas
yang didapatkan dari hasil perhitungan uji reliabilitas (r ), kemudian
dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment, dengan derajar
kebebasan (dk) = n – 1 = 10 – 1 = 9, dan dengan signifikansi sebesar
5%. Sehingga dapat diperoleh nilai rtabel adalah 0,666. Adapun
keputusan untuk membandingkan r11 dengan rtabel adalah sebagai
berikut:
a. Jika r11 > rtabel berarti Reliabel; dan
Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas yang dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010 untuk
masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Hasil uji reliabilitas variabel X (peran komite sekolah sebagai
badan pendukung)
r = [ k − ] . [ − k ∑ ᵢ ]
r = [ − ] .[ − ,, ]
r = [ , ] . [ − , ]r = [ , ] . [ , ]
r = ,
Dari hasil perhitungan uji reliabilitas tersebut diperoleh
bahwa rhitung = 0,959, dan rtabel = 0,666. Sehingga dapat
dikatakan bahwa r11 > rtabel, maka seluruh item instrumen
variabel X (peran komite sekolah sebagai badan pendukung)
yang berjumlah 24 dapat dinyatakan Reliabel.
b. Hasil uji reliabilitas variabel Y (manajemen mutu
pendidikan)
r = [ k − ] . [ − k ∑ ᵢ ]
r = [ − ] .[ − ,, ]
r = [ , ] . [ − , ]
r = [ , ] . [ , ]
r = ,
Dari hasil perhitungan uji reliablitias tersebut diperoleh
bahwa rhitung = 0,966, dan rtabel = 0,666. Sehingga dapat
dikatakan bahwa r11 > rtabel, maka seluruh item instrumen
variabel Y (manajemen mutu pendidikan) yang berjumlah 37
Berikut ini adalah kesimpulan dari uji reliabilitas dari kedua
variabel yang diujikan.
Tabel 3.8
Uji Reliabilitas Instrumen
Koefisien Realibilitas �� �� �� Keterangan
Variabel X (Peran Komite Sekolah
sebagai Badan Pendukung)
0,959 0,666 Reliabel
Variabel Y (Manajemen Mutu
Pendidikan)
0,966 0,666 Reliabel
G. Teknik Pengumpulan Data
Soegiyono (2013: 308) mengemukakan bahwa “Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.”
Sedangkan, Riduwan (2013: 69) bahwa “Teknik pengumpulan data yang
diperlukan adalah data yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat
data yang valid dan reliabel.” Metode dalam teknik pengumpulan data
diantaranya adalah dengan penggunaannya melalui angket, wawancara,
pengamatan, uji (tes), dokumen-dokumentasi lainnya.”
Berdasarkan pemaparan diatas bahwa menentukan teknik dalam
pengumpulan data sebagai hal yang penting agar dapat menghasilkan data
yang valid dan reliabel. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah
melalui penyebaran angket. Riduwan (2013: 71) mengemukakan bahwa
“Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.” Hal ini
ditegaskan kembali oleh Soegiyono (2013: 199) bahwa “Angket atau
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila
peneliti tahu dengan pasti varieabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden.”
Penelitian ini memilih menggunakan teknik penyebaran angket
adalah agar peneliti mendapatkan informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah yang dialami sesuai dengan variabel yang diteliti. Lebih
khususnya, angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket
tertutup. Hal ini dilakukan agar mempermudah responden dalam memilih
jawaban yang sesuai dengan karakteristik atau situasi yang dialami dengan
cara memberikan tanda ceklis () atau silang (x). Dalam penelitian ini
angket tertutup terdiri dari beberapa pernyataan yang mengungkapkan
tentang peran komite sekolah sebagai badan pendukung dan manajemen
mutu pendidikan.
H. Analisis Data
Dalam penelitian, proses analisis data merupakan hal yang penting
untuk dilakukan. Soegiyono (2013: 207) mengemukakan bahwa “Analisis
data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
lain terkumpul.” Analisis data dengan menggunakan perhitungan statistik
akan membantu peneliti dalam menjawab rumusan masalah dan menguji
hipotesis penelitian. Tidak hanya itu, analisis data yang dilakukan akan
menghasilkan kesimpulan mengenai masalah yang diteliti. Berikut ini
langkah-langkah dalam analisis data, yaitu:
1. Seleksi Angket
Tahap pertama yang dilakukan dalam analisis data yaitu seleksi
angket. Tahap ini dilakukan ketika data telah terkumpul. Peneliti
memeriksa kelengkapan angket yang terkumpul setelah disebarkan
kepada konsumen. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa
data-data yang terkumpul telah siap untuk diolah pada tahap berikutnya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam seleksi angket, yaitu:
a) Pemeriksaan jumlah angket yang terkumpul dari responden
dan disesuaikan dengan jumlah angket yang disebar.
b) Pemeriksaan pernyataan dijawab berdasarkan petunjuk yang
telah diberikan
c) Pemeriksaan keutuhan angket dan dipastikan tidak ada
d) Pemeriksaan angket yang telah terkumpul sudah siap untuk
diolah. Angket yang telah diterima harus memenuhi
kelengkapan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan.
2. Klasifikasi Data
Klasifikasi data merupakan tahap selanjutnya dari seleksi
angket. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan sesuai dengan
variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel X yaitu peran komite
sekolah sebagai badan pendukunng, dan variabel Y yaitu manajemen
mutu pendidikan. Hal berikutnya yang dilakukan adalah pemberian
skor pada setiap alternatif jawaban berdasarkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui
kecenderungan skor-skor dari responden terhadap kedua variabel yang
diteliti. Dalam penelitian ini, skala Likert merupakan kriteria yang
digunakan untuk pemberian skor. Jumlah skor yang diperoleh dari
responden dikatakan sebagai skor mentah dari masing-masing variabel,
sehingga dapat dioleh pada tahap berikutnya.
3. Pengolahan Data
a. Uji Kecenderungan Umum Skor Responden Dari
Masing-Masing Variabel dengan rumus Weight Means Score (WMS)
Uji WMS (Weight Means Score) digunakan untuk
mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan rata-rata dari
variabel yang diteliti. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui
kedudukan dari setiap indikator atau item dalam instrumen
penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam perhitungan
WMS:
1) Memberikan bobot nilai pada setiap alternatif jawaban dengan
menggunakan skala Likert yang telah ditetapkan
2) Menghitung jumlah frekuensi dari setiap alternatif jawaban
3) Menjumlahkan dari setiap responden atau frekuensi pada
masing-masing item dan dikalikan dengan bobot nilai alternatif
jawabannya masing-masing
4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada
masing-masing kolom, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
X = � �
Keterangan:
X : Jumlah rata-rata yang dicari
X : Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikalikan
dengan bobot untuk setiap alternatif kategori)
N : Jumlah responden
5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan
tabel konsultasi WMS sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang
Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y
3,00 – 4,00 Sangat Baik Selalu Selalu
2,00 – 3,00 Baik Sering Sering
1,00 – 2,00 Cukup Kadang-kadang Kadang-kadang
0,00 – 1,00 Rendah Tidak Pernah Tidak Pernah
b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku
Dalam mengubah skor mentah menjadi skor baku setiap
�= + [ ��−̅ ]
Keterangan:
Ti = Skor Baku
Xi = Skor Mentah
s = Standar Deviasi
̅ = Rata-rata
Dalam menggunakan rumus tersebut, peneliti harus melalui
langkah-langkah sebagai berikut (Riduwan, 2013: 130):
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai Rentangan (R), dengan rumus:
R= data terbesar – data terkecil
3) Mencari banyaknya kelas (BK), dengan rumus:
BK = 1 + 3,3 log n
4) Mencari nilai panjang kelas (i)
� = ��
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
6) Mencari rata-rata (mean) dengan rumus:
�̅ =∑ ��� �
7) Mencari simpangan baku (standard deviasi) dengan rumus:
=�∑ ���� � −− ∑ ��
c. Uji Normalitas Distribusi Data
Dalam mengetahui dan menentukan teknik statistik yang
akan digunakan untuk pengolahan data diperlukan uji normalitas.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui normal atau tidak normalnya
penyebaran data yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil uji
digunakan untuk pengolahan data berikutnya. Ketika distribusi data
normal, maka teknik perhitungan statistik yang digunakan adalah
statistik parametrik. Namun, ketika distribusi data tidak normal,
maka teknik perhitungan statistik yang digunakan adalah statistik
non parametrik.
Dalam penelitian ini, perhitungan uji normalitas data
menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2) (Riduwan, 2013: 132)
sebagai berikut:
� =∑ – ²
�
�=
Keterangan:
X2 : Chi Kuadrat yang dicari
fo : Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau
frekuensi sesuai dengan keadaan)
fe : Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori
Berikut ini adalah langkah-kangkah yang digunakan untuk
menghitung uji normalitas data:
1) Mencari skor terbesar dan skor terkecil, dari data baku
2) Menentukan nilai rentangan (R) dengan rumus:
R = skor terbesar – skor terkecil
3) Menentukan banyak kelas (BK) dengan menggunakan rumus
Sturgess sebagai berikut:
BK = 1 + 3,3 (log n)
4) Menentukan nilai panjang kelas (i), dengan cara membagi nilai
rentangan (R) dengan kelas interval (BK) yaitu:
i = BKR
5) Membuat tabel penolong distribusi frekuensi berdasarkan nilai
6) Menentukan nilai rata-rata (mean) dengan menggunakan
rumus:
X = ∑ �ᵢ�
7) Menentukan simpangan baku atau standar deviasi dengan
rumus
� =∑ – ²
�
�=
8) Menentukan daftar frekuensi yang diharapkan (fe) melalui
langkah-langkah diantaranya adalah:
a) Menentukan batas kelas interval, yaitu skor kiri (interval
pertama) dikurang 0,5 dan semua skor kanan interval
ditambah 0,5
b) Menentukan batas kelas interval dengan menghitung
standar atau Z-score dengan rumus:
� = − ̅
Keterangan:
̅ = Rata-rata distribusi = Batas kelas distribusi
= Simpangan baku atau standar devisas
c) Menentukan 0 – Z dari tabel kurva normal 0 – Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas. Sehingga
diperoleh batas 0 – Z
d) Mencari luas setiap kelas interval dengan cara
mengurangi-angka-angka atau bilangan 0 – Z dengan interval
berikutnya (nilai luas 0 – Z pada baris pertama dikurangi
dengan nilai luas 0 – Z pada baris kedua) untuk tanda
Z-score yang sama dan menambahkan nilai luas 0 – Z
mempunyai tanda yang berbeda (tanda positif dan negatif)
e) Menentukan frekuensi yang diharapkan (fe) dengan
mengalikan luas dari setiap interval dengan jumlah
responden (n).
9) Menghitung nilai Chi Kuadrat (X2) dengan menggunakan
rumus:
� =∑ – ²
�
�=
10)Membandingkan X2
hitung dengan X2tabel
Setelah diketahui nilai X2
hitung kemudian dikonsultasikan
dengan X2tabel, dimana untuk taraf signifikansi (α) sebesar 0,05
dan derajat kebebasan (dk) = k-1. Berikut ini adalah kriteria
pengujiannya:
a) Jika X2hitung > X2tabel, maka distribusi data tidak normal
b) Jika X2hitung < X2tabel, maka distribusi data normal.
Namun, adapun langkah-langkah untuk uji normalitas
dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows,
diantaranya adalah:
1) Buka program SPSS
2) Masukkan data mentah variabel X dan variabel Y pada “Data
View”
3) Klik Variabel View. Pada Variabel View, kolom name pada
baris pertama diisi dengan variabel X dan pada baris kedua
diisi dengan variabel Y, kolom decimal dibuat menjadi 0,
kolom label diisi dengan nama masing-masing variabel.
4) Klik Analyze, sorot pointer pada Non Parametric Test,
kemudian klik 1-Sample K-S
5) Pindahkan Variabel X dan Variabel Y pada kolom Test
6) Klik options, kemudian pilih descriptive pada Statistic, dan
Exclude cases test by test, lalu continue
7) Klik normal pada Test Distribution
8) Lalu, klik OK
4. Teknik Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara
Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung (variabel X) terhadap
Manajamen Mutu Pendidikan (variabel Y). Berikut ini adalah rumusan
hipotesis dalam penelitian yang berjudul “Kontribusi Peran Komite
Sekolah sebagai Badan Pendukung terhadap Manajemen Mutu
Pendidikan di SMK Negeri se- Kota Bandung”:
Ho : Tidak terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara
Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung terhadap
Manajemen Mutu Pendidikan.
Ha : Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara Peran
Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung terhadap
Manajemen Mutu Pendidikan
Adapun langkah-langkah dalam uji hipotesis diantaranya adalah:
a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat
hubungan antara Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung
(variabel X) dengan Manajemen Mutu Pendidikan (variabel Y).
Teknik perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment
(PPM). Teknik ini digunakan karena distribusi data dari kedua
variabel yang diteliti bersifat normal. Berikut ini rumus Pearson
= n ∑XY − ∑X ∑Y
√{n ∑X − ∑X }. {n ∑Y² − ∑Y ²}
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi yang dicari
n = Banyaknya subjek pemilik nilai
X = Nilai variabel 1
Y = Nilai variabel 2
Dalam pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS
17.0 for Windows. Perhitungan rxy merupakan hasil koefisien
korelasi dari variabel X dan variabel Y. Berikutnya, rxyhitung
dibandingkan dengan rxytabel dengan taraf kesalahan sebesar 5%.
Apabila rxyhitung > rxytabel maka Ha diterima, tetapi apabila rxyhitung <
rxytabel maka Ho diterima. Dalam menentukan hubungan kuat atau
tidaknya variabel yang diteliti, maka digunakan pedoman
interpretasi koefisien korelasi (Riduwan, 2013: 138) adalah sebagai
[image:31.595.214.476.482.639.2]berikut:
Tabel 3.10
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Adapun langkah-langkah dalam mencari koefisien korelasi
dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows,
1) Buka program SPSS, klik pada Variabel View dan definisikan
dengan mengisi kolom-kolom berikut ini:
a) Kolom Name pada baris pertama diisi dengan X dan
baris kedua diisi dengan Y
b) Kolom Type diisi dengan Numeric
c) Kolom Width diisi dengan 8
d) Kolom Decimal = 0
e) Kolom Label untuk baris pertama diisi dengan “Nama
Variabel X” dan baris kedua diisi dengan “Nama Variabel Y”
f) Kolom Value dan Missing diisi dengan None
g) Kolom Columns diisi dengan 8
h) Kolom Align pilih Center
i) Kolom Measure pilih Scale
2) Arahkan pointer pada Data View, kemudian masukkan data
baku variabel X dan variabel Y
3) Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan klik
pointer pada Bivariete
4) Pindahkan variabel X dan variabel Y kolom Variabel dengan
klik tanda
5) Tandai pilihan pada kotak Pearson
6) Klik option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart
Deviation. Lalu klik continue
7) Dan klik Ok
b. Analisis Signifikansi
Analisis Signifikansi dilakukan untuk mengetahui dari hasil
koefisien variabel X (Peran Komite Sekolah sebagai Badan
Pendukung) dan variabel Y (Manajemen Mutu Pendidikan). Tidak
hanya itu, uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah
Dalam menguji signifikasi korelasi digunakan rumus (Riduwan,
2013: 140):
ℎ� � =r√n − √ − r²
Keterangan:
thitung = Nilai thitung
R = Koefisien korelasi hasil rhitung
N = Jumlah responden
Kemudian dibandingkan antara thitung dengan ttabel. Apabila
thitung > ttabel , maka Ha diterima. Artinya nilai korelasi Pearson
Product Moment (PPM) ini siginifikan. Namun, apabila thitung <
ttabel , maka Ho diterima. Artinya, nilai korelasi Pearson Product
Moment (PPM) ini tidak signifikan. Tingkat kesalahan dalam uji
signifikansi ini adalah 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2.
Dalam menghitung uji signifikansi, peneliti menggunakan bantuan
program SPSS 17.0 for Windows.
c. Analisis Koefisien Determinasi
Perhitungan koefisien determinasi dilakukan untuk
mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan variabel X (Peran
Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung) terhadap variabel Y
(Manajemen Mutu Pendidikan). Dalam mencari nilai koefisien
determinasi, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for
Windows. Namun, pada dasarnya uji koefisien korelasi
menggunakan rumus (Riduwan, 2013: 140):
�� = 2 %
Keterangan:
KD = Nilai koefisien determinasi
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk uji koefisien
determinasi dengan menggunakan program SPSS.
1) Buka program SPSS
2) Klik Data View, masukkan data baku variabel X dan
variabel Y
3) Klik Analyze, pilih Regression, klik Linear
4) Pindahkan variabel X pada kolom independen dan
variabel Y pada kolom dependen
5) Klik Statistic, lalu tandai Estimates, Model Fit, R square,
Descriptive, dan klik continue
6) Klik plots, pindahkan SDRESID ke kotak Y, dan ZPRED
ke kotak X, lalu klik next
7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke
kotak X
8) Pilih Histogram dan Normal Probability Plot, klik
continue
9) Klik Save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan
Prediction Intervals klik Mean, dan Individual, lalu
continue
10)Klik Options, pastikan bahwa taksiran probabilitas
sebesar 0,05 , lalu klik continue dan Ok
11)Untuk melihat hasil R square yang akan digunakan untuk
menghitung koefisien determinasi ada pada Tabel Model
Summary
d. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi digunakan apabila terdapat hubungan sebab
akibat antara Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung
(variabel x) terhadap Manajemen Mutu Pendidikan (variabel Y).
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperikaran secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu atau sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.
Dalam menghitung regresi sederhana, peneliti menggunakan
bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Namun, pada dasarnya
dalam menghitung regesi sederhana, berikut ini rumus yang
digunakan (Riduwan, 2013: 148): Ŷ = a +bX
Keterangan:
Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan
A = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
B = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang
menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan
(-) variabel Y
Untuk mengetahui nilai a dan b, maka digunakan rumus
sebagai berikut:
a =∑Y − b . ∑Xn
b =n . ∑XY − ∑X . ∑Y
n . ∑X2− ∑X ²
Adapun langkah-langkah dalam menghitung regresi
sederhana dengan menggunakan program SPSS, diantaranya
1) Buka program SPSS
2) Klik Data View, masukkan data baku variabel X dan
variabel Y
3) Klik Analyze, pilih Regression, klik Linear
4) Pindahkan variabel X pada kolom independen dan
variabel Y pada kolom dependen
5) Klik Statistic, lalu tandai Estimates, Model Fit, R square,
Descriptive, dan klik continue
6) Klik plots, pindahkan SDRESID ke kotak Y, dan ZPRED
ke kotak X, lalu klik next
7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke
kotak X
8) Pilih Histogram dan Normal Probability Plot, klik
continue
9) Klik Save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan
Prediction Intervals klik Mean, dan Individu, lalu
continue
10)Klik Options, pastikan bahwa taksiran probabilitas
sebesar 0,05 , lalu klik continue dan Ok
11)Untuk melihat hasil R square yang akan digunakan untuk
menghitung koefisien determinasi ada pada Tabel Model
DAFTAR PUSTAKA
A.Buku
Amri, Sofan. (2013). Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar &
Menengah. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Amtu, Onisimus. (2011). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Panduan Umum Dewan Pendidikan
dan Komite Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Engkoswara, dan Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Fattah, Nanang. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Fattah, Nanang. (2012). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya.
Hadis, Abdul dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Lestari, Anisa. (2011). Kontribusi Peran Komite Sekolah Sebagai Badan
Pengontrol Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Skripsi
FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Makawibang, Jerry H. (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa. (2012). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyono. (2009). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Nasution, S. (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars.
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riduwan. (2013). Belajar Mudah Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
S, Jerome Arcaro. (2007). Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sallis, Edward. (2008). Total Quality Management in Education. Jogjakarta: IRCiSoD.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Berbasis Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suhardan, Dadang. (2010). Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sujanto, Bedjo. (2009). Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Sagung Seto.
Syaodih, Nana Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tampubolon, Daulat P. (2001). Perguruan Tinggi Bermutu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. (2001). Total Quality Management
(TQM). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Umiarso, dan Imam Gojali. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.
Zazin, Nur. (2011). Gerakan Menata Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
B.Perundang-Undangan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
Peraturuan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2002 Tentang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Taun 2008 Tentang Sistem