• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini menjelaskan mengenai sistem perusahaan yang didalamnya terdapat data umum perusahaan, sejarah perusahaan, logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur orgaisasi, job decsription, waktu pegawai, proses produksi pmbuatan, uraian pekerjaan, aktivitas cara kerja operator bagian produksi pada proses produksi, responden penelitian dan rincian penyebaran kuesioner.

4.1.1 Data Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Multi Instrumentasi Tahun Didirikan : 1991

Tahun Produksi : 1992

Kantor Pemasaran : Jalan Venus Barat No. 23 Complex Metro Soekarno-Hatta Estate Bandung

Nomer Telepon : (022) 7562647 Nomer Fax : (022) 7565965

Kantor Pusat : Jalan Tengah Gede Bage No. 4 Ujung Berung Bandung

Nomer Telepon : (022) 7809345 Nomer Fax : (022) 7503495

E-mail : info@linflowmeter.com

Situs Web : www.linflowmeter.com Legal Status : Perseroan Terbatas (PT) Kategori : Perusahaan Swasta Nasional Bidang Usaha : Water Meter Manufacturing Tipe Produksi : LF-01, LF-02, LF-04 Standar Kualitas : ISO/IEC 17025 Jumlah Karyawan : 130 orang

(2)

4.1.2 Sejarah Perusahaan

PT Multi Instrumentasi merupakan perusahaan industri manufaktur, termasuk dalam kelompok industri unggulan berbasis teknologi tinggi yang memproduksi peralatan ukur yaitu meter air (water meter). Tanggal 22 Agustus 1991, didirikan PT Multi Instrumentasi dengan akte No.42 dari notaris Muchlis Munir, SH. Berita negara RI tanggal 04 Mei 1999 No. 36, telah diresmikan oleh presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan kelompook industri lainnya di cilegon jawa barat pada tanggal 18 februari 1993, dengan akte perubahan terakhir notaris Tita Aditya Rachim, SH, M.Kn, No. 01 tanggal 03 Januari 2017 dan persetujuan dari kementrian hukum dan HAM RI No. AHU-AH.01.03-0000611. Tanggal 03 September 2007 dubuat PT Multi Instrumentasi cabang Semarang kegiatan Lab.

Kalibrasi dengan Akte No. 01 oleh notaris Dadang Abdul Haris Kosidin, SH.

Tanggal 8 Januari 2008 PT Multi Instrumentasi cabang Semarang dijadikan perusahaan mandiri mejadi PT Multi Instrumentasi Mandiri dengan Akte No. 01 oleh notaris Fitrica Arisusanti, SH, SK. Menteri Hukum dan HAM RI. No. AHU- 04283.AH.01.01 Tahun 2008, 90% sahamnya milik PT Multi Instrumentasi dengan kegiatan lab. Kalibrasi telah mendapatkan sertifikat KAN dengan No. LK-031- IDN.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

Visi : Menjadi perusahaan dibidang Meter Air yang unggul.

Misi : 1. Meningkatkan kemampuan teknologi pembuatan meter air.

2. Meningkatkan kualitas dengan harga yang kompetetif, pengiriman tepat waktu dan pelayanan yang prima.

3. Menumbuhkan kerjasama dengan produsen Meter Air dalam rangka pencapaian mutu produk nasional.

Motto : Perusahaan maju dan berkembang karena komit terhadap standar.

Pengembangan Produk

: Meningkatkan kapasitas proses dan kapasitas produksi untuk mengantisipasi perubahan.

(3)

4.1.4 Deskripsi Bisnis

PT Multi Instrumenasi adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dimana perusahaan tersebut membuat atau memproduksi meteran air. Meteran air yang diproduksi oleh PT Multi Instrumentasi memiliki 3 tipe diantaranya

1. Meteran Air LF-01

LF-01 merupakan tipe pertama meteran air yang sering dipesan oleh PDAM, yang dibuat dengan standar tendernya. LF-01 memiliki kandungan kuningan yang lebih banyak kadarnya. Harganya pun terbilang lebih mahal dibandingkan dengan tipe yang lainnya. Berikut ini merupakan gambar meteran air tipe LF-01 dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gamabar 4.2

Gambar 4. 1 Meteran Air LF-01 (Depan)

Gambar 4. 2 Meteran Air LF-01 (Atas)

2. Meteran Air LF-02

LF-02 merupakan tipe kedua meteran air yang dimana kadungan kuningnya sedikit dan memiliki harga yang lebih terjangkau, biasanya jenis meteran air LF- 02 ini digunakan oleh PDAM dan Perumahan-perumahan. Berikut ini merupakan gambar meteran air tipe LF-02 dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4

Gambar 4. 3 Meteran Air LF-02 (Depan)

Gambar 4. 4 Meteran Air LF-02 (Atas)

(4)

3. Meteran Air LF-04

LF-04 merupakan tipe ketiga meteran air yang dimana proses pembuatanya hanya dilakukan dengan perakitan saja dikarenakan proses pembuatan dilakukan dicina. Harga yang dijual sama dengan harga tipe meteran air LF-01. Produk LF- 04 biasanya banyak dibeli oleh perusahaan swasta. Berikut ini merupakan gambar meteran air tipe LF-04 dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6

Gambar 4. 5 Meteran Air LF-04 (Depan)

Gambar 4. 6 Meteran Air LF-04 (Atas)

4.1.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Multi Instrumentasi adalah struktur organissasi jenis fungsional, dimana pembagian kerja dalam bentuk struktur ini dikelompokkan berdasarkan fungsi manajemennya. Struktur organisasi fungsional memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Skala ekonomis dengan penggunaan sumber daya yang efisien.

2. Memudahkan pengawasan karena setiap karyawan hanya melapor pada satu atasan.

3. Konsentrasi perhatian personil berpusat pada sasaran bidang yang bersangkutan.

4. Pemecahan masalah teknis berkualitas tinggi.

5. Jalur karir yang jelas dam fungsinya masing-masing.

Struktur organisasi yang diterapkan oleh perusahaan sudah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Strukturorganisasi fungsional cocok diterapkan dalam perusahan PT Multi Instrumentasi karena memproduksi 15000 produk per bulan, maka dari itu karena PT Multi Instrumentasi hanya memproduksi meteran air saja dimana karakteristik dan proses produksinya sama yang membedakan hanya dari komposisi pembuata meteran air, sehingga tidak diperlukan bagian-bagian khusus

(5)

yang menangani suatu produk. Berikut ini merupakan struktur organisasi PT Multi Istrumentasi dapat dilihat pada Gambar 4.7

Gambar 4. 7 Struktur Organisasi PT Multi Instrumentasi

R U P S KOMISARIS DIREKTUR DIVISI PRODUKSI

MANAJEMEN MUTU

SEKRETARIAT PIMPINAN BAGIAN ASSEMBLING SUB BAGIAN PERAKITAN & UJI MA SUB BAGIAN GUDAG BARANG JADI SUB BAGIAN PERBAIKAN METER AIR

BAGIAN LOGM & MESIN SUB BAGIAN PENGECORAN SUB BAGIAN PEMELIHARAAN MESIN / PERALATAN

BAGIAN PENGOLAHAN SUB BAGIAN KOMPONEN INNER SUB BAGIAN ASSEMBLING INNER SUB BAGIAN PEMELIHARAAN BAGIAN QCBAGIAN PPC

DIVISI PEMASARAN DAN KERJA SAMA BAGIAN KERJASAMA & USAHABAGIAN PENJUALAN BAGIAN PENGEMBANGAN PRODUK

DIVISI ADM & KEUANGAN BAGIAN PENGADAANBAGIAN KEUANGAN

BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN GUDANG SUB BAGIAN RUMAH TANGGA SUB BAGIAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN (UTILITAS)

SUB BAGIAN PEMBUKUAN SUB BAGIAN PEMBAYARAN

LAB PENGUJI SEKRETARIAT MANAJER MUTUMANAJER TEKNIK

1 2.1 2.2 2.32.42.5 2.3.42.3.5 2.3.22.3.12.3.5 2.3.2.1 2.3.2.2 2.3.2.32.3.1.3

2.3.1.4

2.3.1.12.3.5.1 2.3.5.2

2.4.12.4.22.4.32.5.12.5.22.5.3 2.5.1.1 2.5.1.22.5.2.2

2.5.2.1 2.5.2.3

2.6 2.6.3 2.6.12.6.2

PT MULTI INSTRUMENTASI

PANDUAN MUTU STRUKTUR ORGANISASI

Nomor: L-11.01 Edisi / Revisi: 4 / 0 Tanggal: 24 Agustus 2017

(6)

4.1.6 Job Description

Job Description pada PT Multi Instrumentasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4. 1 Job Description PT Multi Instrumentasi

No. Jabatan

1 RUPS 1. Melindungi dan melaksanakan hak-hak pemegang saham.

1. Mengawasi atas kinerja perusahaan kepada anggota pemegang saham.

2. Mengesahkan anggaran tahunan.

1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelaksanaan proses produksi, administrasi dan penjualan.

2. Melakukan kerjasama sesuai dengan sasaran dan target perusahaan.

1. Mengkoordinasikan rancangan da pelaksanaan program kera tahunan dari setiap divisi yang telah disetujui.

2. Melaksanakan kegiata yang berkaitan dengan masalah administrasi perkantoran perizinan perusahaan, legalitas dan produk.

3. Mengkoordinasikan keamanan dan juga memelihara dan memonitoring sistem manajemen mutu ang berlaku.

1. Melaksanaka seluruh kegiatan pengawasan mutu terhadap produk yang dibuat melali tahapan pemeriksaan yang telah ditentukan.

2. Mengawasi langkah-langkah standar kerja yang disepakati.

3. Mengerjakan Produk sesuai Standar Indonesia.

4. Melaporkan hasil pengawasan mutu secara periodik maupun tahunan.

1. Merencankan, menyelenggarakan dan menyusun laporan secara periodik maupun tahunan seluruh program kegiatan meter air, perbaikan meter air.

2. Menjalankan program teknis utilitis sesuai dengan target dan sasaran perusahaan dengan mendayagunakan sumber daya.

3. Menghasilkan suatu produk siap kirim digudang barang jadi baik yang sifatnya pabrikasi maupun dalam tahapan pengembangannya.

4. Menghasilkan produk yang sesuai standar.

1. Merencanakan dan menyelenggarakan secara periodik maupun tahunan seluruh program kegiatan transaksi penjual produk dan jasa sesuai dengan target berdasarkan wilayah sasaran pelanggan yang menjadi sasaran perusahaan 2. Melakukan kegiatan yang terkoordinasi yang terbentu kerjasama baik kedalam

maupun keluar perusahaan khususnya diwilayah NKRI dengan tujuan akhir tercapai target pemasukan keuntungan bagi perusahaan sesuai rencana denan jaminan kepuasan pelanggan.

3. Menciptakan untuk pelaksanaan perbaikan dan pengembangan produk delam melaksanakan tugasnya dapat menunjuk staff.

1. Mengkoordinasi seluruh pelayanan kegiatan administrasi yang mendukung terselenggaranya seluruh kegiatan peusahaan sesuai dengan core kompetensi perusahaan.

2. Menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa serta penyimpanan barang dan limbahnya.

3. Menyelenggarakan kegiatan keuangan sehingga terciptanya lingkungan kerja yang sinergik melaporkan seluruh aspek kegiatannya secara periodik.

1. Menghasilkan estimasi perancangan produk dengan realisasi produk yang tepat dan mutu produk sesuai dengan persyaratannya.

2. Melakukan persiapan kerja untuk tahapan proses produksi dan tahapan proses pemeriksaa untuk meteran air baru.

3. Melaporkan hasil kerja secara berkala.

Tanggung Jawab

Komisaris 2

Direktur 3

Sekretariat Pimpinan 4

Kepala Bagian Quality Control 5

Kepala Bagian Divisi Produksi 6

Kepala Bagian Divisi Pemasaran 7

Kepala Bagian Divisi Administrasi dan Keuangan 8

Kepala Bagian 9 PPC

(7)

Tabel 4. 1 Job Description PT Multi Instrumentasi Lanjutan (1)

No. Jabatan

1. Melaksanakan persiapan kegiatan operasional Lab. Plastik an kegiatan operasional teknis utilitas.

2. Melaporkan hasil kerja secara periodik maupun tahunan sesuai dengan rencana kerja yang sudah ditentukan.

3. Mendayagunakan sumber daya yang tersedia.

4. Memperhatikan stadar kerja yang disepakati untuk menghasilkan jenis komponen plastik dan penunjangnya yang bermutu sesuai dengan standar nasional indonesia.

1. Melaksanakan tahapan keiatan pembuatan komponen plastik dan lainnya yang terdapat dalam inner meter air dan juga sesuai dengan intruksi kerja, tahapan proses standar mengevaluasinya untuk pengembangan sistem mutu yang dijalankan agar dapat menghasilkan produk yang lebih sesuai dengan SNI yang berlaku.

2. Mencatat hasil kerja yang dihasilkan dan membuat laporan hasil produksi.

3. Melaksaakan tahapan kegiatan perakitan komponen meteran air sesuai dengan intruksi standar kerja.

4. Persiapkan kebutuhan yang diperlukan produksi agar terlaksana.

5. Melaksanakan pengetesan agar produk inner yang dihasilkan sesuai.

1. Menyusun rencana kegiatan pemeliharaan tools, mesin-mesin, dies dan kelengkapannya.

2. Memenuhi kebutuhan rutin yang diperlukan dalam perawatan.

3. melakukan persiapan kerja untuk tahapan proses produksi meter air dan kelengkapannya.

1. Melaksanakan kegiatan operasional dan melaporkan secara periodik atau tahunan yang sesuai dengan rencana kerja produksi.

2. Mendayagunakan sumber daya yang tersedia.

3. Memperhatikan standar kerja yang telah disepakati.

4. Menghasilkan jenis komponen produk yang bermutu dan sesuai dengan standar SNI.

1. Melaksanakan tahapan kegiatan perakitan, uji meter air sesuai dengan SNI 2. Mencatat hasil kerja yang dihasilkan.

3. Membuat laporan hasil produksi serta mengevaluasi untuk pengembangan sistem mutu yang dijalankan.

4. Menghasilkan Produk yang lebih baik sesuai dengan SNI yang berlaku.

1. Mecatatat dan melakukan penanganan terhadap semua produk yang dihasilkan untuk dikemas menjadi paket produk yang siap dikirimkan sesuai dengan tahapan kerja standar yang berlaku.

2. Menginformasikan hasil kerja kepada atasannya agar ditindak lanjuti sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan.

1. Melaksanakan tahapan kegiatan pekerjaa yang mencangkup pembongkaran, pemilihan spareparts dan perbaikan.

2. Membuat laporan hasil perbaikan meter air serta mengevaluasi untuk

perkembangan sistem mutu yang dijalankan agar dapat menghasilkan produk yang lebih baik sesuai SNI.

3. Melaksanakan perakitan dan uji terhadap meter air hasil perbaikan tersesbut sesuai dengan intruksi standar kerja yang berlaku.

1. Melaksanakan kegiata operasional proses produksi pengecoran dan pemesinan.

2. Melaporkan hasil kerja secara periodik maupun tahunan sesuai dengan rencana kerja yang sudah ditentukan.

3. Mendayagunakan sumber daya yang tersedia.

4. Memperhatikan standar kerja yang telah disepakati.

5. Menghasilkan jenis komponen logam yang bermutu dan sesuai SNI.

Tanggung Jawab

Kepala Bagian Pengolahan

Plastik 10

Kepala Sub Bagian Komponen

dan Assembling

Inner 11

Kepala Sub Bagian Pemeliharaan 12

13

14

15

16

17

Kepala Bagian Assembling Metaran Air

Kepala Sub Bagian Perakitan dan Uji Meter Air

Kepala Sub Bagian Gudang

Barang jadi

Kepala Sub Bagian Perbaikan Meter Air

Kepala Bagian Logam dan

Mesin

(8)

Tabel 4. 1 Job Description PT Multi Instrumentasi Lanjutan (2)

No. Jabatan

1. Melaksanakan proses pengecoran sesuai dengan intruksi kerja dan tahapan proses standar.

2. Mecacatat dan mengevaluasi hasil produksi untuk dijadikan masukan pengembangan standar kerja.

3. Menghasilkan mutu produk yang lebih baik.

1. Melaksanakan kegiatan administrasi dan operasional penjualan produk dan jasa sesuai dengan rencana yang ditetapkan untuk mendukung sasaran perusahaan.

2. Melakukan program-program promosi yang dilaksanakan bedasarkan riset pasar terhadap pelanggan untuk menjalankan motto perusahaan, yaitu mempertahankan kepasan pelanggan.

3. Mengkoordinasikan satu pelaksanaan program kegiatan hasil pengembangan usaha penjualan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia yang terbagi atas beberapa wilayah dan menyusun laporan secara periodik.

1. Melaksanakan kegiatan teknis yang menyangkut program peningkatan dan pengembangan terhadap produk meter air, aksesoris dan alat perlengkap lainnya yang akan dijadikan produk jual perusahaan.

2. Melaksanakan kegiatan teknis meliputi pengkajian perancangan, pembuatan prototype, uji fungsi dan evaluasi terhadap produk-produk dalam rangka pengembangannya. Termasuk menampung permasalahan teknis dari pelanggan yang harus segera dihadapi.

1. Membagi tugas, memberi petunjuk, dan mengoreksi pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan.

2. Melaporkan secara periodik maupun secara tahunan tetang pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan meliputi pemeliharaan data keuangan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan agar hasil yang dicapai secara finansial mendukung sasaran target perusahaan.

1. Menyelenggarakan kegiatan berupa penyusunan, pemantauan dan pemeriksaan serta melakukan verifikasi data atau berkas yang berkaitan dengan pemasukan atau pengeluaran keuangan.

2. Membuat laporan realisasi yang sah dan benar sesuai dengan keadaan perusahaan yang dapat dijadikan bahan evaluasi yang dapat ditindak lanjuti sesuai

perkembangan keuangan perusahaan.

1. Menyelenggarakan kegiatan berupa penyusunan rencana pembayaran, pendataan pembayaran, dan pemeriksaan kondisi keuangan setiap saat atau secara periodik untuk diinformasikan kepada atasannya.

2. Melaksanakan penerimaan atau pengeluaran keuangan sehingga menjadi sebuah laporan realisasi yang sah dan benar sesuai dengan keadaan perusahaan yang dapat dijadikan bahan evaluasi yang dapat ditindak lanjuti sesuai dengan perkembangan keuangan perusahaan.

1. Merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan kegiatan tentang pelayanan administrasi perkantoran termasuk pengelolaan keluar atau masuknya telepon atau surat , pengelolaan pergudangan, penantaan pegawai dan up-dating aturan pemerintah dibidang perburuhan.

2. Melaksanakan program CSR sesuai dengan ketentuan tugas yang diberikan sehigga operasional perkantoran terselenggara sesuai rencana.

3. melaksanakan tugasnya dapat menunjuk staff atau sebuah tim dalam lingkungan administrasi organisasi yang dipimpinnya.

1. Menyelenggarakan kegiatan berupa perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan, pemeriksaan pelayanan permintaan dan pendistribusian bahan dan barang yang dibutuhkan.

2. Melaksanakan pegaturan penyimpanan bahan dan barang dan limbah sesuai dengan ketentuan, kemudian membuat laporan hasil kegiatan-kegiatan tersebut untuk bahan evaluasi yang dapat ditindak lanjuti sesuai perkembangan keuangan perusahaan.

3. Membuat catatan barang inventaris perusahaan.

Tanggung Jawab

Kepala Sub Bagian Pengecoran

Kapala Bagian Gudang Induk Kepala Bagian

Umum dan Pengawasan Kepala Sub Pembayaran Kepala Bagian

Pembukuan Kepala Bagian

Keuangan

23

24

25

Kepala Bagian Penjualan

Kepala Bagian Pengembangan

Produk 19

20

21

22 18

(9)

Tabel 4. 1 Job Description PT Multi Instrumentasi Lanjutan (3)

4.1.7 Operation Process Chart

PT Multi Instrumentasi merupakan perusahaan yang memproduksi materan air dimana pembuatan terjadi dua proses yaitu proses pembuatan logam kuningan dan pembuatan plastik, lalu keduanya dirakit yang akan menghasilkan sebuah produk yang utuh. Berikut ini merupakan penjelasan dari proses produksi pembuatan pada Gambar 4.8, Gambar 4.9 dan Gambar 4.10.

PT MULTI INSTRUMENTASI

Nomor : PM – MI – L – 9.9 - 20

Edisi / Revisi : 2 / 1

Tanggal : 11 / 12 / 2018

TAHAPAN PROSES PENGECORAN BODY CASING OPERATION PROCESS CHART

Pouring ( Ladel) Body Casing

O-1

Pemasangan Moulding (Mesin Gravity)

O-2 Pemanasan Moulding

O-4

Core dimasukan kedalam Dies Moulding

O-7

Pouring (Ladel) bahan dituang kedalam dies moulding Core Inti

(Pasir Silika)

O-3

Pembuatan Core

(Mesin Core)

Cairan Grafit

I-2 Pemeri ksaan

Peleburan

O-5

Proses Melting

(Crusible / Mesin Induksi Furnace)

O-6 Penyarigan Kotoran, Skimmer

I-3

Pemeriksaan Bahan Kuningan

I-1

Pemeriksaan

O-8

Penimbang Bahan

O-9 I-4

Buka Dies Moulding dan Pemeriksaan

(Mesin Gravity) Bahan Scrap

Ditolak

Diterima

Simpan atau Didinginkan 10"

8"

5"

5"

15"

15"

10"

20"

10"

10"

10"

5"

TOTAL

KEGIATAN JUMLAH

OPERASI

AKTIVITAS GABUNGAN

INSPEKSI

WAKTU (DETIK)

8

1

3

12

15

123 78

30

Gambar 4. 8 Operation Process Chart Pengecoran Body Casing

No. Jabatan

1. Menyelenggarakan kegiatan berupa perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan dan pelayanan secara umum yang dibutuhkan oleh lingkungan aktivitas perusahaan yang berorientasi pada keindahan dan kebersihan, kesehatan dan kelancaran aktivitas kerja diperusahaan.

2. Membuat laporan hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut untuk bahan evaluasi yang dapat ditindak lanjuti sesuai perkembangan keuangan perusahaan menuju ke arah yang lebih baik lagi.

Tanggung Jawab

Kepala Bagian Rumah Tangga 26

(10)

PT MULTI INSTRUMENTASI

Nomor : PM – MI – L – 9.9 – 22A Edisi / Revisi : 2 / 1 Tanggal : 12 / 12 / 2018

TAHAPAN PROSES FINISHING BODY CASING HASIL

PENGECORAN OPERATION PROCESS CHART

Body Casing

O-1 Pemotongan gate atau runner (Mesin Gerinda Duduk)

Penghalusan Profil dan Pemeriksaan Visual (Mesin Gerinda Profile)

O-3

Penghalusan Permukaan (Mesin Shotblasting)

Pemeriksaan Test Kebocoran Body Casing (Mesin Pompa Udara)

Simpan

Diterima

Simpan atau Siap Kirim O-2 I-1

O-4 I-2

Ditolak Proses barang yang tidak sesuai

TOTAL

KEGIATAN JUMLAH

OPERASI

AKTIVITAS GABUNGAN

INSPEKSI

WAKTU (DETIK) 2

2 0 12

0 33 13 20

5"

10"

8"

10"

Gambar 4. 9 Operation Process Chart Hasil Pengecoran Body Casing

PT MULTI INSTRUMENTASI

Nomor : PM – MI – L – 9.9 – 23A Edisi / Revisi : 2 / 1 Tanggal : / 12 / 2011 TAHAPAN PROSES

PEMESINAN BODY CASING OPERATION PROCESS CHART

Body Casing

O-1 I-1

Test Kebocoran Awal (Pompa Udara) Pemesinan Sayat atau Ulir Ø Inner dan Ø Coupling (Mesin Six Way)

O-3

Pemesinan Remer Ø Inner (Mesin Bor Frais)

Pemesinan Lubang Knock Pin (Mesin Bor Frais)

Simpan O-2

O-4

Pemesinan Lubang Segel (Mesin Bor) O-5

O-6 I-2

Penanggulangan Kebocoran (Mesin Vaccum)

O-7 Pencucian (Bak Cuci)

0-8 Pengeringan (Mesin Oven)

O-9 I-3

Test Kebocoran Akhir (Pompa Udara) Water Glass

TOTAL

KEGIATAN JUMLAH

OPERASI

AKTIVITAS GABUNGAN

INSPEKSI

WAKTU (DETIK) 6

3

0 9

0 75 45 30

15"

10"

5"

5"

5"

10"

10"

10"

15"

Gambar 4. 10 Operation Process Chart Pemesinan Body Casing

(11)

4.1.8 Responden Penelitian

Responden pada penelitian ini yaitu operator bagian produksi pada proses mesin furnace, mesin induksi furnace, mesin elektrik core, mesin gravity, mesin gerinda duduk, mesin shotblasting, mesin oven powder coating, mesin six way dan tapping, mesin bor frais dan mesin bor. Hal ini sesuai dengan objek yang akan dianalisis didalm penelitian. Berikut Tabel 4.2 jumlah responden yang akan dijadikan penelitian:

Tabel 4. 2 Jumlah Data Responden Penelitian

No Bagian Jumlah Operator

1. Operator Mesin Furnace 5

2. Opertaor Mesin Induksi Furnace 5

3. Operator Mesin Elektrik Core 5

4. Operator Mesin Gravity 5

5. Operator Mesin Gerinda Duduk 5

6. Operator Mesin Shotblasting 5

7. Operator Mesin Oven powder coating 5 8. Operator Mesin Six way dan Tapping 5

9. Operator Mesin Bor Frais 5

10. Operator Mesin Bor 5

Total 50

Berdasarkan Tabel 4.2 terdapat total 50 responden dalam penelitian ini. Penyebaran kuesioner ini diberikan kepada kepada operator bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 4.3 rincian penyebaran kuesioner.

Tabel 4. 3 Rincian Penyebaran Kuesioner

No Keterangan Jumlah

1. Total kuesioner yang disebar 50 2. Total kuesioner yang tidak kembali - 3. Total kuesioner yang tidak bisa

diolah -

4. Total kuesioner yang bisa diolah 50 4.1.9 Pengumpulan Hasil Data Kuesioner

Hasil dari kuesioner yang disebar sebanyak 50 lembar kepada operator mesin di bagian bengkel foudry dan bengkel mekanik dapat dilihat pada Lampiran 3.

(12)

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Klasifikasi Beban Kerja

Pengolahan data kuesioner pertama kali menghitung total skor untuk menentukan rating dari masing-masing aktivitas kerja, dimana tiap kategori beban kerja memiliki nilai beban kerja yang berbeda sebagai berikut:

Ringan (R) : 1

Sedang (S) : 2

Berat (B) : 3

Sangat Berat (SB) : 4 Contoh Perhitungan untuk mencari total skor (TS) sebagai berikut:

A. Proses Mesin Furnace

1. Mesin furnace aktivitas ke- 1, dimana 5 operator memilih kategori sedang.

𝑇𝑆 𝐴1 = (3) + (2) + (2) + (2) + (2) = 11

2. Mesin furnace aktivitas ke- 2, dimana 5 operator memilih kategori berat.

𝑇𝑆 𝐴2 = (3) + (3) + (3) + (3) + (2) = 14

3. Mesin furnace Aktivitas ke- 3, dimana 5 operator memilih kategori ringan.

𝑇𝑆 𝐴3 = (2) + (1) + (1) + (1) + (1) = 6

4. Mesin furnace aktivitas ke- 4, dimana 5 operator memilih kategori sedang.

𝑇𝑆 𝐴4 = (3) + (2) + (1) + (2) + (2) = 10

5. Mesin furnace aktivitas ke- 5, dimana 5 operator memilih kategori berat.

𝑇𝑆 𝐴5 = (4) + (3) + (3) + (2) + (3) = 15

6. Mesin furnace aktivitas ke- 6, dimana 5 operator memilih kategori ringan.

𝑇𝑆 𝐴5 = (1) + (1) + (1) + (2) + (2) = 7

7. Mesin furnace aktivitas ke- 7, dimana 5 operator memilih kategori sangat berat.

𝑇𝑆 𝐴7 = (4) + (4) + (4) + (3) + (3) = 18

8. Mesin furnace aktivitas ke- 8, dimana 5 operator memilih kategori berat.

𝑇𝑆 𝐴8 = (2) + (4) + (2) + (2) + (3) = 13

9. Mesin furnace aktivitas ke- 9, dimana 5 operator memilih kategori sedang.

𝑇𝑆 𝐴9 = (1) + (1) + (3) + (3) + (1) = 9

10. Mesin furnace aktivitas ke- 10, dimana 5 operator memilih kategori ringan.

𝑇𝑆 𝐴10= (1) + (1) + (1) + (1) + (1) = 5

Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari total skor masing-masing aktivitas, sehingga aktivitas dapat diurutkan untuk mendapatkan nilai rating, dimana rating untuk membuat pengkuran beban kerja. Aktivitas beban kerja memiliki keputusan

(13)

kategori beban kerja dimana terdapat 4 kategori beban kerja diantaranya ringan, sedang, berat dan sangat berat. Setelah didapatkan hasil perhitungan total skor (TS), maka masing-masing kategori beban kerja memiliki range untuk menentukan apakah hasil dari total skor yang didapat dari masing-masing aktivitas termasuk kedalam kategori beban kerja ringan, sedang, berat atau sangat berat. Hasil rating dari masing-masing aktivitas kerja mesin furnace dengan memperhatikan hasil perhitungan sebelumnya dalam nilai total skor yang telah dihitung, maka aktivitas

“Pilih bahan kuningan, pisahkan bahan besi dan unsur lainnya” masuk kedalam kategori sedang karena memiliki nilai TS = 11. Perhitungan total skor dan rating dapat dilihat pada Tabel 4.4 untuk Tabel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

Tabel 4. 4 Hasil Rating dan Keputusan Mesin Furnace

PROSES AKTIVITAS PEKERJAAN

TOTAL

SKOR RATING KEPUTUSAN

MESIN FURNACE

Pilih bahan kuningan, pisahkan bahan besi dan unsur lainnya.

11 6 Sedang

Timbang bahan yang akan dilebur sesuai rumusan material.

14 8 Berat

Isi crucible (wadah) 6 2 Ringan

Nyalakan dapur furnace dengan menggunakan bahan bakar solar

10 5 Sedang

Aduk dan periksa cairan

menggunakan tongkat besi 15 9 Berat

Buang kotoran dengan menggunakan skimmer (saringan)

7 3 Ringan

Ukur temperature cairan dengan menggunakan thermocouple

18 10 Sangat Berat

Ambil cairan dengan menggunakan ladie dan tuangkan pada cetakan (mould)

13 7 Berat

Matikan dapur furnace 9 4 Sedang

Catat hasil produksi pada FK-26-06 (laporan hasil produksi pada perusahaan)

5 1 Ringan

Pada Tabel 4.4 terdapat 3 aktivitas kerja yang masuk kedalam kategori beban kerja ringan, 3 aktivitas kerja yang termasuk kedalam kategori beban kerja sedang, 3

(14)

aktivitas kerja yang masuk kedalam kategori beban kerja berat dan 1 aktivitas kerja yang masuk kedalam kategori beban kerja sangat berat.

Klasifikasi beban kerja dilakukan setelah melakukan proses penguraian pekerjaan pada proses produksi pembuatan produk Body Casing. Terdapat 4 kriteria dalam klasifikasi beban kerja diantaranya beban kerja ringan, beban kerja sedang, beban kerja berat dan beban kerja sangat berat. Klasifikasi beban kerja didasarkan pada hasil penilaian operator melalui pengisian kuesioner (terlampir) dapat dilihat pada Lampiran 3. Kategori beban kerja dapat dilihat pada Tabel 4.5 untuk Tabel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 4. 5 Kategori Beban Kerja

PROSES AKTIVITAS PEKERJAAN KEPUTUSAN

MESIN FURNACE

Pilih bahan kuningan, pisahkan bahan besi

dan unsur lainnya. Sedang

Timbang bahan yang akan dilebur sesuai

rumusan material. Berat

Isi crucible (wadah) Ringan

Nyalakan dapur furnace dengan

menggunakan bahan bakar solar Sedang

Aduk dan periksa cairan menggunakan

tongkat besi Berat

Buang kotoran dengan menggunakan

skimmer (saringan) Ringan

Ukur temperature cairan dengan

menggunakan thermocouple Sangat Berat

Ambil cairan dengan menggunakan ladie dan

tuangkan pada cetakan (mould) Berat

Matikan dapur furnace Sedang

Catat hasil produksi pada FK-26-06 Ringan

Berdasarkan pada Tabel 4.5, untuk kategori beban kerja didapatkan dari masing- masing aktivitas kerja pada operator bagian produksi dengan kategori sangat berat, berat, sedang dan ringan, dimana untuk rating 10 memiliki beban kerja sangat berat, rating 9,8,7 memiliki beban kerja berat, rating 6,5,4 memiliki beban kerja sedang dan rating 3,2,1 memiliki beban kerja ringan.

Hasil rating telah didapatkan dari masing-masing aktivitas kerja, kemudian dilakukan menghitung rata-rata bobot dari masing-masing aktivitas dan mengetahui

(15)

klasifikasi beban kerja apakah yang termasuk kedalam beban kerja underload, optimal load atau overload.

Klasifikasi beban kerja meiliki ketentuan bobot beban kerja sebagai berikut:

a. Nilai Bobot ≤ 40%, aktivitas kerja termasuk kedalam klasifikasi beban kerja Underload.

b. Nilai Bobot Berkisar antara > 40% sampai ≤ 60% , aktivitas kerja termasuk kedalam klasifikasi beban kerja Optimal load.

c. Nilai Bobot ≥ 60%, aktivitas kerja termasuk kedalam klasifikasi beban kerja Overload.

Contoh Perhitungan untuk mengetahui rata-rata klasifikasi beban kerja sebagai berikut:

A. Rata-Rata Klasifikasi Beban Kerja Mesin Furnace 𝑋̅𝐴1 =63 + 55 + 45 + 60 + 50

5 =272

5 = 54,60 ≈ 55 %

Aktivitas ke-1 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 55%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Optimal load. Nilai bobot 55% berada diantara nilai bobot antara > 40% sampai ≤ 60%.

𝑋̅𝐴2 = 61 + 62 + 65 + 70 + 60

5 = 318

5 = 63,60 ≈ 64 %

Aktivitas ke-2 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 64%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Overload. Nilai bobot 64% ≥ 60%

𝑋̅𝐴3 = 50 + 40 + 40 + 40 + 30

5 = 200

5 = 40 %

Aktivitas ke-3 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 40%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Underload. Nilai bobot 40% ≤ 40%.

𝑋̅𝐴4 = 75 + 55 + 40 + 60 + 60

5 = 290

5 = 58 %

Aktivitas ke-4 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 58%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Optimal load. Nilai bobot 55% berada diantara nilai bobot antara > 40% sampai ≤ 60%.

𝑋̅𝐴5 = 82 + 65 + 61 + 50 + 70

5 = 328

5 = 65,60 ≈ 66 %

Aktivitas ke-5 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 66%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Overload. Nilai bobot 64% ≥ 60%

(16)

𝑋̅𝐴6 = 25 + 30 + 25 + 45 + 55

5 = 180

5 = 36 %

Aktivitas ke-6 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 36%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Underload. Nilai bobot 40% ≤ 40%.

𝑋̅𝐴7 = 85 + 83 + 81 + 65 + 61

5 = 375

5 = 75 %

Aktivitas ke-7 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 75%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Overload. Nilai bobot 64% ≥ 60%

𝑋̅𝐴8 = 42 + 81 + 60 + 50 + 65

5 = 298

5 = 59,6 ≈ 60 %

Aktivitas ke-8 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 60%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Optimal load. Nilai bobot 55% berada diantara nilai bobot antara > 40% sampai ≤ 60%.

𝑋̅𝐴9 =15 + 10 + 65 + 63 + 15

5 =168

5 = 33,6 ≈ 34 %

Aktivitas ke-9 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 34%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Underload. Nilai bobot 40% ≤ 40%.

𝑋̅𝐴10= 30 + 25 + 15 + 20 + 10

5 = 100

5 = 20 %

Aktivitas ke-10 memiliki rata-rata niai bobot sebesar 20%, maka aktivitas ini termasuk kedalam klasifikai beban kerja Underload. Nilai bobot 40% ≤ 40%.

Hasil Perhitungan semua rata-rata nilai bobot pada mesin furance, mesin induksi furnace, mesin core elektrik, mesin gravity, mesin gerinda duduk, mesin shotblasting, mesin oven powder coating, mesin six way dan tapping, mesin bor frais dan mesin bor dapat dilihat pada Tabel 4.6, untuk Tabel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

(17)

Tabel 4. 6 Hasil Pembobotan Beban Kerja Mesin Furnace

NO PROSES AKTIVITAS PEKERJAAN

PEMBOBOTAN

BEBAN KERJA (%) RATA- RATA (%)

KATEGORI BEBAN KERJA OPERATOR

1 2 3 4 5

1

MESIN FURNACE

Pilih bahan kuningan, pisahkan bahan besi dan unsur lainnya.

63 55 45 60 50 55 Optimal Load

2

Timbang bahan yang akan dilebur sesuai rumusan material.

61 62 65 70 60 64 Over Load

3 Isi crucible

(wadah) 50 40 40 40 30 40 Under Load

4

Nyalakan dapur furnace dengan menggunakan bahan bakar solar

75 55 40 60 60 58 Optimal Load

5

Aduk dan periksa cairan menggunakan tongkat besi

82 65 61 50 70 66 Over Load

6

Buang kotoran dengan menggunakan skimmer (saringan)

25 30 25 45 55 36 Under Load

7

Ukur temperature cairan dengan menggunakan thermocouple

85 83 81 65 61 75 Over Load

8

Ambil cairan dengan menggunakan ladie dan tuangkan pada cetakan (mould)

42 81 60 50 65 60 Optimal Load

9 Matikan dapur

furnace 15 10 65 63 15 34 Under Load

10

Catat hasil produksi pada FK-26-06 (laporan produksi pada perusahaan)

30 25 15 20 10 20 Under Load

(18)

4.2.2 Kerangka Pengukuran Beban Kerja Operator Produksi Pada Proses Pembuatan Body Casing Berdasarkan Metode Modified Cooper Harper

Kerangka pengukuran beban kerja dalam metode Modified Cooper Harper Scale terbagi dalam 4 faktor yaitu penentuan pernyataan kecukupan untuk pemilihan pekerjaan yang dibutuhkan, penentuan kecukupan dalam penilaian pekerjaan atau operasi yang dibutuhkan, karakteristik pekerjaan, pemenuhan kebutuhan terhadap operator dalam pemilihan pekerjaan atau operasi yang diperlukan, penilaian kategori beban kerja dimana kategori beban kerja ini meliputi penentuan rating dan pembobotan beban kerja. Kerangka pengukuran beban kerja dengan menggunakan metode Modified Cooper Harper dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Pengukuran Beban Kerja Mental Secara

Subjektif dengan Metode Modified Cooper Harper Scale

Pengukuran Kecukupan dalam Penilaian Pekerjaan atau Operasi

yang Dibutuhkan

Karakteristik Pekerjaan

Pemenuhan Kebutuhan terhadap Operator

dalam Pemilihan Pekerjaan atau Operasi

yang Diperlukan

Penilaian Kategori Beban Kerja Operator

Gambar 4. 11 Kerangka Pengukuran Beban Kerja dengan Metode Modified Cooper Harper

4.2.3 Penentuan Pernyataan Kecukupan untuk Pemilihan Pekerjaan yang Dibutuhkan pada Proses Produksi Pembuatan Body Casing

Penentuan penyataan kecukupan untuk pemilihan pekerjaan yang dibutuhkan pada proses produksi Body Casing di PT Multi Instrumentasi terdiri dari 3 pengujian, dimana pada operator mesin X sudah mencakup ke 10 mesin yang digunakan (mesin furnace, mesin induksi furnace, mesin core elektrik, mesin gravity, mesin gerinda duduk, mesin shotblasting, mesin oven powder coating, mesin six way dan tapping, mesin bor frais dan mesin bor) uji pernyataannya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pengujian untuk pemilihan pekerjaan yang pertama untuk mengukur pekerjaan operator produksi Body Casing dengan kategori beban kerja sangat berat dan

(19)

berhubungan dengan karakteristik pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan konsentrasi. Pernyataan pengujian ini dapat dinyatakan “Apakah aktivitas pada operator mesin X tidak dapat dikerjakan dengan baik?” pernyataan pengujian untuk pemilihan pekerjaan yang pertama, jika jawaban “Ya” atau pekerjaan tersebut tidak dapat dikerjakan dengan baik oleh operator, maka kategori beban pekerjaan yang sangat berat dapat dinyatakan dengan pernyataan diperlukannya ketelitian dan kendali sangat tinggi.

2. Pengujian untuk pemilihan pekerjaan yang kedua untuk mengukur pekerjaan operator produksi Body Casing dengan kategori beban kerja berat dan berhubungan dengan karaketristik pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan konsentrasi yang tinggi. Pernyataan pengujian ini dapat dinyatakan dengan pertanyaan “Apakah aktivitas pada operator mesin X memerlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi?” Pernyataan pengujian untuk pemilihan pekerjaan yang kedua, jika jawabannya “Ya” atau pekerjaan tersebut memerlukan konsentrasi yang tinggi, maka kategori beban pekerjaan berat dapat dinyatakan degan pernyataan diperlukan ketelitian dan konsentrasi kerja yang tinggi.

3. Pengujian untuk pemilihan pekerjaan yang ketiga untuk mengukur pekerjaan operator produksi Body Casing dengan kategori beban kerja sedang dan berhubungan dengan karaketristik pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan konsentrasi yang rendah. Pernyataan pengujian ini dapat dinyatakan dengan pertanyaan “Apakah aktivitas pada operator mesin X memerlukan ketelitian dan konsentrasi rendah?” Pernyataan pengujian untuk pemilihan pekerjaan yang kedua, jika jawabannya “Ya” atau pekerjaan tersebut memerlukan ketelitian dan konsentrasi yang rendah, maka kategori beban pekerjaan berat dapat dinyatakan dengan pernyataan diperlukan ketelitian dan konsentrasi kerja yang rendah.

4. Pengujian jawaban pada poin ketiga “Tidak” atau beban kerja tersebut tidak memerlukan ketelitian dan konsentrasi, dimana berhubungan dengan beban pekerjaan yang tidak memerlukan ketelitian dan konsentarsi yang rendah . Pernyataan kecukupan untuk pemilihan pekerjaan yang dibutuhkan oleh operator mesin X untuk pembuatan Body Casing di PT Multi Instrumentasi dibagi menjadi 3 pengujian pernyataan keputusan. Secara garis besar pernyataan pengujian untuk

(20)

pemilihan pekerjaan yang dibutuhkan dapat dilihat pada Gambar 4.12, untuk Tabel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.

Operator Mesin X Apakah aktivitas pada operator mesin x

tidak dapat dikerjakan dengan baik?

Apakah aktivitas pada operator mesin x memerlukan

ketelitian dan konsentrasi yang tinggi?

Apakah aktivitas pada operator mesin x memerlukan

ketelitian dan konsentrasi yang rendah?

Pekerjaan Ringan

Diperlukan ketelitian dan konsentrasi yang

rendah

Diperlukan ketelitian dan konsentrasi yang

tinggi

Diperlukan konsentrasi dan kendali sangat

tinggi Y

T

Y T

Y T

Pernyataan Kecukupan dalam Pemilihan Pekerja yang dibutuhkan Operator Mesin X

Gambar 4. 12 Pernyataan Kecukupan untuk Pemilihan Pekerjaan yang Dibutuhkan Operator Mesin X 4.2.4 Penentuan Karakteristik Pekerjaan

A. Penentuan Karakteristik Pekerjaan Operator Mesin Furnace

Karakteristik pekerjaan merupakan karakteristik suatu pekerjaan yang berdasarkan kategori beban pekerjaan. Karakteristik pekerjaan mesin furnace digolongkan terhadap pertanyaan apakah kategori sangat berat, kategori berat, kategori sedang, dan kategori ringan. Adapun tahapan pembagian kategori karakteristik pekerjaan sebagai berikut:

(21)

1. Pekerjaan Ringan, terdapat tiga kategori karakteristik pekerjaan yaitu dengan memiliki tingkat kesulitan sangat mudah, kesulitan mudah dan kesulitan ringan.

a. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan sangat mudah didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas catat hasil produksi pada FK-26-06 (laporan produksi pada perusahaan). Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan mencatat hasil produksi.

b. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan mudah didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas isi crucible (wadah). Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan mengisi crucible (wadah) dengan bahan baku.

c. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan ringan didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas buang kotoran dengan menggunakan skimmer (saringan). Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan menyaring kotoran.

2. Pekerjaan Sedang, terdapat tiga kategori karakteristik pekerjaan yaitu dengan memiliki tingkat kesulitan ringan (menganggu pekerjaan), kesulitan menengah dan kesulitan cenderung berat.

a. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan ringan (menganggu pekerjaan) didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas matikan dapur furnace.

Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan mematikan dapur furnace.

b. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan menengah didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas nyalakan dapur furnace dengan menggunakan bahan bakar solar. Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan menyalakan dapur furnace.

(22)

c. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan cenderung berat didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas pilih bahan baku kuningan, pisahkan bahan besi dan unsur lainnya. Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan memilih bahan baku kuningan.

3. Pekerjaan Berat, terdapat tiga kategori karakteristik pekerjaan yaitu dengan memiliki tingkat kesulitan sedikit berat, kesulitan cukup berat dan kesulitan berat.

a. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan sedikit berat didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas ambil cairan dengan menggunakan ladie dan tuangkan pada cetakan (mould). Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan mencetak bahan baku yang sudah dilebur.

b. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan cukup berat didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas timbang bahan yang akan dilebur sesuai rumusan material. Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan menimbang bahan baku.

c. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan berat didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas aduk dan periksa cairan menggunakan tongkat besi.

Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan pemerikasaan cairan bahan baku.

4. Pekerjaan Sangat Berat, terdapat satu kategori karakteristik pekerjaan yaitu dengan memiliki tingkat kesulitan sangat berat.

Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan sangat berat didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin furnace yaitu aktivitas ukur temperature cairan dengan menggunakan thermocouple (cairan bisa digunakan apa bila sudah mencapai suhu 1100°C).

Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan mengukur temperature cairan kuningan.

(23)

Tahapan karakteristik pekerjaan mesin furnace dapat dilihat pada Gambar 4.13

Pekerjaan Ringan

Diperlukan ketelitian dan konsentrasi yang rendah

Diperlukan ketelitian dan konsentrasi kerja yang

tinggi

Diperlukan konsetrasi dan kendali sangat tinggi

Mencatat hasil produksi (Tingkat kesulitan sangat mudah)

Mengisi crucible (wadah) dengan bahan baku

(Tingkat kesulitan mudah)

Menyaring kotoran (Tingkat kesulitan ringan)

Matikan dapur furnance (Tingkat kesulitan ringan tetapi menganggu

pekerjaan)

Menyalakan dapur furnance (Tingkat kesulitan menengah)

Memilih bahan baku (Tingkat kesulitan cenderung berat)

Mencetak bahan baku yang sudah dilebur (Tingkat kesulitan sedikit berat)

Menimbang bahan baku (Tingkat kesulitan cukup berat)

Pemeriksaan cairan bahan baku (Tingkat kesulitan berat)

Mengukur temperature cairan kuningan (Tingkat kesulitan sangat berat)

Karakteristik Pekerjaan MESIN FURNANCE

Gambar 4. 13 Karakteristik Pekerjaan Operator Mesin Furnace

B. Penentuan Karakteristik Pekerjaan Operator Mesin Induksi Furnace Karakteristik pekerjaan merupakan karakteristik suatu pekerjaan yang berdasarkan kategori beban pekerjaan. Karakteristik pekerjaan mesin induksi furnace digolongkan terhadap pertanyaan apakah kategori sangat berat, kategori berat, kategori sedang, dan kategori ringan. Adapun tahapan pembagian kategori karakteristik pekerjaan sebagai berikut:

1. Pekerjaan Ringan, terdapat tiga kategori karakteristik pekerjaan yaitu dengan memiliki tingkat kesulitan sangat mudah, kesulitan mudah dan kesulitan ringan.

a. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan sangat mudah didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin induksi furnace yaitu aktivitas nyalakan dapur induksi furnace

(24)

dengan menggunakan energi listrik. Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan menyalakan dapur induksi furnace.

b. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan mudah didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin induksi furnace yaitu aktivitas nyalakan tombol pendingin. Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan menyalakan pendingin.

c. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan ringan didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin induksi furnace yaitu aktivitas matikan dapur induksi furnace.

Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan mematikan dapur induksi furnace.

2. Pekerjaan Sedang, terdapat tiga kategori karakteristik pekerjaan yaitu dengan memiliki tingkat kesulitan ringan (menganggu pekerjaan), kesulitan menengah dan kesulitan cenderung berat.

a. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan ringan (menganggu pekerjaan) didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin induksi furnace yaitu aktivitas pengecekan kondisi pendingin Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan pemeriksaan kondisi pendingin.

b. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan menengah didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin induksi furnace yaitu aktivitas pemeriksaan kondisi cairan pada furnace dan panel induksi furnace. Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan pemeriksaan warna cairan ingot dan control panel induksi furnace.

c. Pengisian pernyataan karakteristik pekerjaan dengan tingkat kesulitan cenderung berat didasarkan pada pernyataan pemenuhan kebutuhan operator mesin induksi furnace yaitu aktivitas isi crucible (wadah).

Karakteristik pekerjaan ini dapat dinamakan dengan pernyataan mengisi crucible (wadah) dengan ingot.

Referensi

Dokumen terkait

Hadits sahih menurut Syafi‘i adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang yang terpercaya (tsiqah) dan dari orang terpercaya pula hingga sampai pada rasulullah (saw), dengan syarat

Gambar 5: Grafik Hasil Titik Pencocokan Citra Bawah laut dengan Koreksi Gamma dan Histogram Equalization Dari 50 buah tersebut diuji dengan algoritma SIFT tanpa peningkatan

Penelitian yang dilakukan oleh Robiah (2015) yang mengenai Kesulitan-kesulitan Calon Guru dalam Penguasaan Keterampilan Dasar Mengajar Pada Mata Kuliah Pengajaran Mikro

Ogg Vorbis encoder secara normal tidak berdasarkan pada bit rate saja, namun juga berdasarkan pada faktor kualitas yang besarnya berkisar antara '-1' (terendah) hingga '10'

Semakin tinggi keuntungan yang di peroleh menunjukkan perusahaan memiliki persediaan kas yang cukup sehingga perusahaan memiliki kemampuaan untuk membagikan laba

Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny”A” dengan hipotermi sedang di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa tahun

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dewan direksi, komisaris independen, dan komite lingkungan terhadap pengungkapan emisi karbon

Penelitian eksperimen yaitu penelitian yang didalamnya melibatkan manipulasi pada kondisi subjek yang di teliti, dengan adanya pengontrolan ketat pada faktor- faktor luar