27
Universitas Kristen Petra
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan yang bergerak pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel diperoleh dengan menggunakan purposive sample method dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan secara konsisten selalu terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
2. Perusahaan secara rutin selalu menyajikan dan mempublikasikan laporan keuangannya.
3. Perusahaan memiliki nilai laba positif selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Selama tahun pengamatan, terdapat 80 perusahaan yang secara konsisten mendaftarkan perusahaannya di BEI sejak tahun 2008 hingga 2012. Lalu dengan purposive sample method didapatkan 350 laporan keuangan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel pengamatan.
Tabel 4.1. Tabel Pemilihan Sampel Penelitian
Populasi 116 Perusahaan 5 Tahun 580 Pengamatan
Dikurangi:
-Perusahaan Belum IPO pada 2008 28 Perusahaan 5 Tahun -140 Pengamatan -Tidak konsisten mempublikasikan 8 Perusahaan 5 Tahun -40 Pengamatan
-Menghasilkan laba negatif - - -50 Pengamatan
Sampel Penelitian 350 Pengamatan
Sumber : Olahan Penulis
28
Universitas Kristen Petra
4.2. Analisa dan Pembahasan 4.2.1. Uji Asumsi Klasik
Sehubungan dengan digunakannya data sekunder, maka sebelum melakukan uji hipotesis, akan dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji asumsi klasik bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa data yang digunakan untuk penelitian memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.
4.2.1.1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk variabel dependen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 350
Normal
Parameters Mean -0,524
Std
Deviation 0,811
Most Extreme Differences
Absolute 0,081
Positive 0,520
Negative -0,810
Test Statisic 0,810
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,200
a. Test distribution is Normal b. Calculated from data
Sumber : Olahan Penulis
Kolmogrov-Smirnov(K-S) digunakan untuk menguji distribusi normal dari residual dari variabel dependen penelitian. Hasil Kolmogrov-Smirnov(K-S) di atas menunjukkan bahwa data penelitian sudah terdistribusi normal karena nilai signifikansi variabel dependen lebih dari. α=0,05.
29
Universitas Kristen Petra
4.2.1.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Hasil uji heterokedastisitas disajikan dalam tabel 4.3 di bawah ini. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik memepengaruhi variabel dependen. Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikansi yang diatas 0,05.
Tabel 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA
Model Unstandarized Coefficients Standarized Coefficients
T Sig
B Std. Error Beta
VAHU 4,211 2,966 0,076 1,410 0,157
STVA 14,816 12,149 0,095 1,219 0,224
VACA 3,337 6,924 0,041 0,525 0,600
Dependent Variable: ROA
Sumber : Olahan Penulis
Dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa model regresi terhadap variabel dependen ROA, tidak mengandung heterokedastisitas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ROE
Model Unstandarized Coefficients Standarized Coefficients
T Sig
B Std. Error Beta
VAHU 0,003 0,005 0,042 0,641 0,552
STVA 0,007 0,024 0,114 1,743 0,082
VACA 2,698 1,7085 0,085 1,579 0,115
Dependent Variable: ROE
Sumber : Olahan Penulis
30
Universitas Kristen Petra
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa model regresi terhadap variabel dependen ROE, tidak mengandung heterokedastisitas.
Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas EP
Model Unstandarized Coefficients Standarized Coefficients
T Sig
B Std. Error Beta
VACA 4,211 2,966 0,076 1,410 0,157
STVA 0,014 0,024 0,033 0,597 0,551
VAHU 4,735 2,495 0,101 1,898 0,059
Dependent Variable: Employee Productivity
Sumber : Olahan Penulis
Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa model regresi terhadap variabel dependen Employee Productivity, tidak mengandung heterokedastisitas.
Tabel 4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Tobin’s Q
Model Unstandarized Coefficients Standarized Coefficients
T Sig
B Std. Error Beta
VAHU 0,047 0,024 0,137 0,689 0,812
STVA 0,492 0,633 0,056 0,236 0,491
VACA 0,462 0,176 0,138 0,845 0,399
Dependent Variable: Tobin’s Q
Sumber : Olahan Penulis
Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa model regresi terhadap variabel dependen Tobin’s Q, tidak mengandung heterokedastisitas.
31
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas MBVR
Model Unstandarized Coefficients Standarized Coefficients
T Sig
B Std. Error Beta
VAHU 0,025 0,044 0,039 0,578 0,564
STVA 0,027 0,037 0,049 0,729 0,467
VACA 0,365 0,275 0,076 1,326 0,186
Dependent Variable: MBVR
Sumber : Olahan Penulis
Pada tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa model regresi terhadap variabel dependen Tobin’s Q, tidak mengandung heterokedastisitas.
4.2.1.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. Jika nilai DW terletak antara Du < DW < 4 - Du dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari autokolerasi.
Tabel 4.8. Hasil Uji Autokorelasi ROA
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 0,066a 0,004 0,004 0,9877 2,050
a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Olahan Penulis
32
Universitas Kristen Petra
Du < DWROA < 4-Du 1,7565 <2,050< 2,2435
Berdasarkan penilaian Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara prediktor dengan dependen variabel ROA.
Tabel 4.9. Hasil Uji Autokorelasi ROE
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 0.153a 0,023 0,015 21,15463 1,949
a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU b. Dependent Variable: ROE
Sumber : Olahan Penulis
Du < DWROE < 4-Du 1,7565 <1,949< 2,2435
Berdasarkan penilaian Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara prediktor dengan dependen variabel ROE.
Tabel 4.10. Hasil Uji Autokorelasi EP
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 0,719a 0,517 0,499 35,1093 2,052
a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU b. Dependent Variable: Employee Productivity
Sumber : Olahan Penulis
Du < DWEP < 4-Du
33
Universitas Kristen Petra
1,7565 <1,949< 2,2435
Berdasarkan penilaian Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara prediktor dengan dependen variabel Employee Productivity.
Tabel 4.11. Hasil Uji Autokorelasi Tobin’s Q
Model R R
Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 0,238a 0,056 0,048 1,2572 2,058
a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU b. Dependent Variable: TobinsQ
Sumber : Olahan Penulis
Berdasarkan penilaian Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara prediktor dengan dependen variabel Tobin’s Q.
Tabel 4.12. Hasil Uji Autokorelasi MBVR Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 0,111a 0,012 0,004 0,40059 1,803
a. Predictors: (Constant), STVA, VACA, VAHU b. Dependent Variable: MBVR
Sumber : Olahan Penulis
Du < DWMBVR < 4-Du 1,7565 <1,803< 2,2435
34
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan penilaian Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara prediktor dengan dependen variabel MBVR.
4.2.1.4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara varibel independen. Hasil pengujian multikolineraritas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.13. Hasil Uji Multikolinearitas ROA
Model T Sig Collinearity Statistic
Tolerance VIF
VAHU 1,112 0,267 0,641 1,559
STVA 2,770 0,006 0,879 1,137
VACA 2,806 0,005 0,647 1,545
Dependent Variable: ROA
Sumber : Olahan Penulis
Pada tabel 4.13 diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas.
Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tersebut layak digunakan sebagai prediktor ROA.
Tabel 4.14. Hasil Uji Multikolinearitas ROE
Model T Sig Collinearity Statistic
Tolerance VIF
VAHU 0,235 0,815 0,641 1,559
STVA 2,909 0,004 0,879 1,137
35
Universitas Kristen Petra
VACA 1,4069 0,143 0,647 1,545
Dependent Variable: ROE
Sumber : Olahan Penulis
Pada tabel 4.14 diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas.
Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tersebut layak digunakan sebagai prediktor ROE.
Tabel 4.15. Hasil Uji Multikolinearitas Employee Productivity
Model T Sig Collinearity Statistic
Tolerance VIF
VAHU 0,750 0,453 0,641 1,559
STVA 1,210 0,227 0,879 1,137
VACA 0,672 0,502 0,647 1,545
Dependent Variable: EP
Sumber : Olahan Penulis
Pada tabel 4.15 diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas.
Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tersebut layak digunakan sebagai prediktor Employee Productivity.
Tabel 4.16. Hasil Uji Multikolinearitas Tobin’s Q
Model T Sig Collinearity Statistic
Tolerance VIF
VAHU 1,191 0,056 0,533 1,876
STVA 0,778 0,437 0,534 1,874
VACA 2,621 0,009 0,990 1,010
36
Universitas Kristen Petra
Dependent Variable: Tobin’s Q
Sumber : Olahan Penulis
Pada tabel 4.16 diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas.
Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tersebut layak digunakan sebagai prediktor Tobin’s Q.
Tabel 4.17. Hasil Uji Multikolinearitas MBVR
Model T Sig Collinearity Statistic
Tolerance VIF
STVA 1,114 0,266 0,989 1,012
VACA 2,816 0,005 0,978 1,023
VAHU 0,437 0,662 0,981 1,020
Dependent Variable: MBVR
Sumber : Olahan Penulis
Pada tabel 4.17 diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Dengan demikian, maka hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen tersebut layak digunakan sebagai prediktor MBVR.
Dari hasil pengujian terhadap asumsi klasik, diperoleh hasil yang menunjukkan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
4.2.2. Structural Equation Modeling (SEM)
37
Universitas Kristen Petra
Analisa SEM yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Dan terdapat dua model dalam analisa PLS, yaitu inner model dan outer model. Outer model disebut juga dengan outer relation atau measurement model, merupakan spesifikasi hubungan antar variabel dengan indikatornya.
Outer model mendefinisikan karakteristik konstruk laten dengan variabel manifestnya. Sedangkan, inner model yang disebut juga dengan inner relation atau structural model, merupakan spesifikasi hubungan tentang variabel tersembunyi atau laten, yaitu antara variabel eksogen dengan variabel endogen.
(Ghozali, 2011).
Gambar struktural untuk memvisualisasikan hubungan antar variabel-variabel penelitian disajikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1. Model Struktural PLS
Sumber : Olahan Penulis
Dengan model struktural PLS diatas penulis lalu melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengujian Outer model (Model Pengukuran) dan Inner model (Model Struktural). Dalam melakukan pengujian PLS, khusus
38
Universitas Kristen Petra
nilai indikator Employee Productivity telah dibagi angka 10.000.000 agar dapat diproses PLS dengan format Comma Delimited.
4.2.2.1 Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran) a. Convergent Validity (Validitas Konvergen)
Evaluasi pertama pada outer model adalah convergent validity. Untuk mengukur convergent validity, harus melihat nilai dari masing-masing outer loading dari indikator ke konstruknya. Suatu indikator dikatakan memenuhi convergent validity jika memiliki nilai outer loading > 0,5.
Tabel 4.18. Hasil Validitas Konvergen
FP MV VAIC
EP 0,717316
ROA 0,867937
ROE 0,806385
MBVR 0,613615
TobinsQ 0,892807
STVA 0,834274
VACA 0,501022
VAHU 0,836826
Sumber : Olahan Penulis
Dari hasil tabel 4.19 tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator terhadap konstruknya mempunyai nilai factor loading > 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut valid.
b. Discriminant Validity (Validitas Diskriminan)
Evaluasi kedua pada outer model adalah discriminant validity. Untuk mengukur discriminant validity dapat digunakan nilai cross loading. Suatu indikator dikatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading
39
Universitas Kristen Petra
indikator terhadap konstruknya adalah yang terbesar dibandingkan terhadap variabel yang lainnya.
Tabel 4.19. Hasil Cross Loading
FP MV VAIC
EP 0,717316 0,077868 0,609957
ROA 0,867937 0,320873 0,562783
ROE 0,806385 0,493185 0,466525
MBVR 0,208033 0,613615 0,131554
TobinsQ 0,318609 0,892807 0,230612
STVA 0,528479 0,196721 0,834274
VACA 0,457805 0,182309 0,501022
VAHU 0,539398 0,162570 0,836826
Sumber : Olahan Penulis
c. Composite Reliability
Evaluasi terakhir pada outer model adalah composite reliability.
Composite reliability menguji nilai reliabilitas indikator-indikator pada suatu konstruk. Suatu konstruk atau variabel dikatakan memenuhi composite reliability jika memiliki nilai composite reliability > 0,7. Berikut adalah nilai composite reliability.
Tabel 4.20. Hasil Composite Reliability
Composite Reliability
FP 0,840942
MV 0,733057
VAIC 0,777182
40
Universitas Kristen Petra
Sumber : Olahan Penulis
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai composite reliability dari konstruk Financial Performance, Market Value dan VAIC lebih besar dari 0,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konstruk telah memenuhi composite reliability.
4.2.2.2 Evaluasi Inner Model (Model Struktural) a. Nilai R-Square
Evaluasi pertama pada Inner Model dilihat dari nilai R-Square atau koefisien determinasi. Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan nilai R-Square sebagai berikut
Tabel 4.21. Nilai R-Square R Square
FP 0,484514
MV 0,060483
Sumber : Olahan Penulis
b. Nilai Q-Square
Nilai Q-square menjelaskan keberagaman data dalam sebuah konstruk penelitian. Berikut ini adalah perhitungan nilai Q-square
Q2financial performance = 1-(1-R)(1-R) Q2financial performance = 1-(1-0.48)(1-0.48) Q2financial performance = 72,96%
Q2market value = 1-(1-R)(1-R)
41
Universitas Kristen Petra
Q2market value = 1-(1-0.06)(1-0.06) Q2market value= 11,64%
Nilai Q-square untuk konstruk Financial Performance adalah sebesar 72,96%. Artinya prosentase besarnya keragaman data di konstruk Financial Performance yang dapat dijelaskan oleh konstruk VAIC adalah sebesar 72,96%, sedangkan sisanya yaitu 27,04% dijelaskan oleh konstruk-konstruk lain di luar penelitian ini. Nilai Q-Square untuk konstruk Market Value adalah sebesar 11,64%. Artinya prosentase besarnya keragaman data di konstruk Financial Market Value yang dapat dijelaskan oleh konstruk VAIC adalah sebesar 11,64%, sedangkan sisanya sebesar 88,36% dijelaskan oleh konstruk-konstruk lain di luar penelitian ini.
c. Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai t hitung (t-statistic) > t tabel pada tingkat kesalahan (α) 5% yaitu 1,96. Berikut adalah nilai koefisien path (original sample estimate) dan nilai t hitung (t-statistic) berdasarkan Path Coefficient yang dihasilkan dari analisis.
Tabel 4.22. Path Coefficient
Original Sample
(O)
T Statistics (|O/STERR|)
Keterangan
VAIC -> FP 0,69607 23,42071 Signifikan
VAIC -> MV 0,24593 3,546996 Signifikan
Sumber : Olahan Penulis
Dari nilai koefisien path didapatkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (FP) dan nilai perusahaan (MV) perusahaan. Dilihat dari nilai original sample, keduanya telah
42
Universitas Kristen Petra
lebih besar dari tingkat signifikan yaitu 5% (0,05) dan mempunyai nilai T-statistic lebih besar dari T-tabel yaitu 1,96.
Dengan hasil tersebut, maka hipotesis penelitian H11 yang menyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, diterima dan H10 ditolak. Begitu pula hipotesis penelitian H21 yang menyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Pasar Perusahaan, diterima dan H20 ditolak.
Tabel 4.23. Tabel Total Effect
FP MV VAIC
FP - - -
MV - - -
VAIC 0,69610 0,24590 - Sumber : Olahan Penulis
Berdasarkan table total effect, disimpulkan pengaruh VAIC terhadap kinerja keuangan (FP) lebih kuat dibanding pengaruh terhadap nilai perusahaan (MV). Pengaruh dalam penelitian ini dirumuskan dalam persamaaan berikut:
FP = α + 0,6961 VAIC → H11
MV = α + 0,2464 VAIC → H21
Penelitian ini menyimpulkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai perusahaan.
Hal ini berarti peningkatan dalam indikator-indikator VAIC dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan nilai perusahaan.
Tabel 4.24. Indikator VAIC
43
Universitas Kristen Petra
Original Sample
(O)
T Statistics (|O/STERR|)
STVA <- VAIC 0,8342 27,6798
VAHU <-VAIC 0,8368 12,3095
VACA <-VAIC 0,5010 6,98547
Sumber : Olahan Penulis
Penilaian didasarkan dari loading factor yang lebih besar dari 0,05 maka menunjukkan hasil bahwa seluruh indikator VAIC memberikan kontribusi yang positif dan signifikan. Dari hasil T statistics tabel didapatkan nilai yang lebih tinggi dari 1,96 maka dapat diinterpretasikan bahwa berdasarkan penilaian T statistic, semua indikator-indikator memberikan kontribusi nilai positif dan signifikan kepada VAIC. Jika dilihat dari tingginya nilai loading factor dan maka indikator yang memberikan kontribusi nilai/korelasi terbesar adalah STVA.
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chen et al. (2005) menyatakan bahwa dari ketiga indikator yaitu physical capital, human capital, dan structural capital pada akhirnya menunjukkan bahwa structural capital memiliki efek yang positif dan paling signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dibandingkan kedua indikator lainnya.
Tabel 4.25. Indikator Kinerja Keuangan
Original Sample
(O)
T Statistics (|O/STERR|)
ROA <- FP 0,8679 20,0477
ROE <- FP 0,8064 19,3689
EP <- FP 0,7173 12,8637
Sumber : Olahan Penulis
Penilaian dilihat dari loading factor yang lebih besar dari 0,05 maka maka dapat disimpulkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan
44
Universitas Kristen Petra
signifikan terhadap ROA. T-statistic dari setiap indikator kinerja keuangan yang lebih besar dari T-tabel 1,96 maka dapat disimpulkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Begitu juga indikator ROE menunjukkan nilai loading factor yang lebih besar dari 0,05 dan T-statistic 19,36 maka dapat disimpulkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Nilai indikator Employee Productivity menunjukkan nilai loading factor yang lebih besar dari 0,05 dan nilai T-statistic 12,86 artinya Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Employee Productivity.
Tabel 4.26. Indikator Nilai Perusahaan Original Sample
(O)
T Statistics (|O/STERR|)
Tobin’s Q <- MV 0,8928 7,1595
MBVR <- MV 0,6136 3,6744
Sumber : Olahan Penulis
Nilai T-statistic dari Tobin’s Q menunjukkan nilai loading factor yang lebih besar dari 0,05 dan nilai T-statistic 7,16 yang berarti lebih tinggi dari T-tabel sebesar 1,96. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai Tobin’s Q. Nilai MBVR menunjukkan nilai loading factor yang lebih besar dari 0,05 dan nilai T-statistic 3,67 yang berarti lebih besar dari 1,96. Dengan demikian penelitian dapat dinyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Market to Book Value Ratio.
4.2.3. Pembahasan
45
Universitas Kristen Petra
Hasil olahan data Path Coefficient, diperoleh T-Statistic yang menunjukkan pengaruh atau tidak berpengaruhnya sebuah konstruk laten eksogen terhadap konstruk laten endogen. Dalam penelitian ini konstruk VAIC memiliki nilai T-statistic 23,63 terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai T-statistic 3,78 terhadap nilai pasar perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Financial Performance dan Market Value perusahaan. Berarti peningkatan dalam elemen VAIC dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan nilai pasar perusahaan. Dengan diperolehnya hasil ini berarti penelitian ini sesuai dan mendukung hasil penelitian dari Chen et al. (2005), Tan et al. (2007), Ghosh & Mondal (2009) serta Ulum, Ghozali & Chariri (2009).
Berdasarkan tabel total effect, disimpulkan pengaruh VAIC terhadap kinerja keuangan (FP) lebih kuat dibanding pengaruh terhadap nilai perusahaan (MV). Hal ini berarti seluruh upaya perusahaan dalam mengembangkan sistem prosedur, meningkatkan kualitas tenaga kerja dan pengelolaan aset perusahaan sangat mempengaruhi nilai buku perusahaan, yaitu dalam bentuk laporan keuangan. Sementara itu effort perusahaan ini kurang ditangkap oleh investor sehingga pengaruh VAIC terhadap nilai perusahaan lebih lemah daripada pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Dari hasil penelitian ini, elemen VAIC yang paling berpengaruh adalah Structural Capital. Fathi, Farahman & Khorasani (2013) mengatakan bahwa Structural Capital adalah bagian dari Intellectual Capital yang terdiri dari infrastruktur pendukung, sistem pemrosesan, maupun database dan pada umumnya mampu meningkatkan nilai perusahaan lebih signifikan daripada aspek fisik. Hasil ini berarti sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chen et al. (2005) yang menyatakan bahwa dari ketiga indikator yaitu physical capital, human capital, dan structural capital pada akhirnya menunjukkan bahwa structural capital memiliki efek yang positif dan paling signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini juga mendukung penelitian Kai et al.
(2011) serta Fathi, Farahman & Khorasani (2013) yang mengungkapkan bahwa
46
Universitas Kristen Petra
VAIC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan STVA memberikan pengaruh paling signifikan dibandingkan human capital dan capital employed.
Dilihat dari nilai T-statistic dari setiap indikator kinerja keuangan maka dapat disimpulkan bahwa indikator ROA dan ROE adalah yang paling terkena dampak paling positif dan signifikan dari VAIC. Hasil ini sesuai dan mendukung hasil penelitian dari Ting & Hooi (2009), Kai et al. (2011), Mohammad (2012).
Untuk nilai perusahaan, penelitian ini menunjukkan bahwa Tobin’s Q terpengaruh paling positif dan signifikan atas VAIC. Hasil ini seusai dan mendukung hasil penelitian dari Klapper & Love (2002) serta Ali, Pakdel &
Vazifeh (2011).