• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN C. Praktek Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan dan Izin Tinggal Terbatas oleh Warga Negara Asing di Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN C. Praktek Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan dan Izin Tinggal Terbatas oleh Warga Negara Asing di Wilayah"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Praktek Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan dan Izin Tinggal Terbatas oleh Warga Negara Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta

Pada dasarnya warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki izin tinggal sesuai dengan visa yang dimilikinya.

Namun ketentuan tersebut tidak diberlakukan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia apabila menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (Desi Setiawati: 2015: 17).Menurut Pasal 1 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, izin tinggal adalah izin yang diberikan kepada warga negara asing oleh pejabat imigrasi atau pejabat dinas luar negeri untuk berada di wilayah Indonesia.

Jenis izin tinggal disesuaikan dengan kebutuhan orang asing yang datang ke wilayah Indonesia. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian menjelaskan jenis-jenis izin tinggal di Indonesia, diantaranya adalah:

1. Izin Tinggal Diplomatik adalah izin yang diberikan kepada warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia dengan visa diplomatik.

Izin Tinggal Diplomatik diberikan oleh Menteri Luar Negeri;

2. Izin Tinggal Dinas adalah izin diberikan kepada warga negara asing yang masuk wilayah indonesia dengan visa dinas. Izin Tinggal Dinas diberikan oleh Menteri Luar Negeri;

3. Izin Tinggal Kunjungan adalah izin yang diberikan kepada warga negara asing untuk tinggal dan berada di wilayah Indonesia untuk waktu singkat dalam rangka kunjungan;

4. Izin Tinggal Terbatas adalah izin yang diberikan kepada warga negara asing untuk tinggal dan berada di wilayah Indonesia untuk jangka yang terbatas;

(2)

5. Izin Tinggal Tetap adalah izin yang diberikan kepada warga negara asing tertentu untuk bertempat tinggal dan menetap di wilayah Indonesiasebagai penduduk Indonesia.

Menurut Ardian P. Putro selaku Kepala Sub Seksi Penentuan Status Keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, menyatakan bahwa pedoman pemberian izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas kepada warga negara asing di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta adalah:

(Hasil Wawancara di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta pada Selasa, 24 April 2018)

1. Pemberian Izin Tinggal Kunjungan Warga Negara Asing

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Ketentuan mengenai izin tinggal diatur dalam Pasal 48 sampai dengan Pasal 65 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Berkaitan dengan pemberian izin tinggal kunjungan diatur dalam Pasal 50, dan berakhirnya izin tinggal kunjungan diatur dalam Pasal 51.

b. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Tata cara dan persyaratan permohonan, jangka waktu, pemberian, perpanjangan, atau pembatalan izin tinggal, dan alih status izin tinggal dicantumkan dalam BAB V dalam Pasal 112 sampai dengan Pasal 171. Ketentuan mengenai izin tinggal kunjungan diatur dalam Pasal 133 sampai dengan Pasal 140.

c. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Perubahan yang berkaitan dengan izin tinggal kunjungan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2016 tentang

(3)

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian adalah ketentuan Pasal 136 diubah dengan menambah 3 (tiga) ayat, yakni ayat (4), ayat (5), dan ayat (6).

d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal;

Seperti yang diamanatkan dalam peraturan perundang- undangan sebelumnya bahwa ketentuan mengenai izin tinggal kunjungan juga diatur secara khusus dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal. Ketentuan mengenai izin tinggal kunjungan diatur dalam BAB II.

Ketentuan mengenai izin tinggal kunjungan diatur dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 22 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal. Izin Tinggal Kunjungan diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) kepada:

1) warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia dengan Visakunjungan, yang terdiri atas:

(4)

a) Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan1 (satu) kali perjalanan yang diberikan dalam rangka:

(1) wisata;

(2) keluarga;

(3) sosial;

(4) seni dan budaya;

(5) tugas pemerintahan;

(6) olahraga yang tidak bersifat komersial;

(7) studi banding, kursus singkat dan pelatihan singkat;

(8) memberikan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan dalam penerapan dan inovasi teknologi industri untuk meningkatkanmutu dan desain produk industri serta kerja sama pemasaran luarnegeri bagi Indonesia;

(9) melakukan pekerjaan darurat dan mendesak;

(10) jurnalistik yang telah mendapat izin dari instansi yang berwenang;

(11) pembuatan film yang tidak bersifat komersial dan telah mendapatizin dari instansi yang berwenang;

(12) melakukan pembicaraan bisnis;

(13) melakukan pembelian barang;

(14) memberikan ceramah atau mengikuti seminar;

(15) mengikuti pameran internasional;

(16) mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atauperwakilan di Indonesia;

(17) melakukan audit, kendali mutu produksi atau inspeksi padacabang perusahaan di Indonesia;

(18) calon tenaga kerja asing dalam uji coba kemampuan dalambekerja;

(19) meneruskan perjalanan ke Negara lain; dan

(20) bergabung dengan Alat Angkut yang berada di

(5)

b) Izin Tinggal Kunjungan yangberasal dari Visa kunjungan beberapa kali perjalanan yang diberikan dalam rangka:

(1) keluarga;

(2) sosial;

(3) seni dan budaya;

(4) tugas pemerintahan;

(5) melakukan pembicaraan bisnis;

(6) melakukan pembelian barang;

(7) mengikuti seminar;

(8) mengikuti pameran internasional;

(9) mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atauperwakilan di Indonesia; dan

(10) meneruskan perjalanan ke negara lain.

2) anak yang baru lahir di wilayah Indonesia dan pada saat lahirayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal Kunjungan.Izin Tinggal Kunjunganbagi anak yang baru lahir di wilayahIndonesia,diberikan sesuai jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan ayahdan/atauibunya.Izin Tinggal Kunjungan tersebut diberikanberdasarkan permohonanmelalui mekanisme:

a) pemeriksaan kelengkapan persyaratan;

b) entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;

c) pembayaranbiayaImigrasisesuaiketentuanperaturanperunda ng-undangan;

d) pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai denganpertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yangditunjuk;

e) persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yangditunjuk;

f) wawancara ayah dan/atau ibunya, identifikasi dan verifikasi dataserta pengambilan data biometrik berupa foto anak;

(6)

g) peneraan pemberian Izin Tinggal Kunjungan pada PasporKebangsaan atau Dokumen Perjalanan;

h) penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau PejabatImigrasi yang ditunjuk;

i) pemindaian dokumen selesai; dan j) penyerahan dokumen.

Permohonan pemberian Izin Tinggal Kunjungan tersebut diajukan olehayah dan/atau ibunya kepadaKepala Kantor Imigrasiyang wilayah kerjanya meliputi tempattinggal

pemohon dengan mengisi aplikasi

datadanmelampirkanpersyaratan:

a) Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan anak yang sah danmasih berlaku;

b) surat keterangan kelahiran anak dari rumah sakit atau aktakelahiran dari pejabat yang berwenang;

c) fotokopi Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan ayahdan/atau ibunya yang sah dan masih berlaku;

d) fotokopiIzin Tinggal Kunjunganayah dan/atau ibunya;

e) kutipan akta perkawinan atau buku nikah orang tua bagi yangmenikah;

f) surat keterangan lapor lahiryang dikeluarkan oleh KantorImigrasi; dan

g) surat kuasa bermeterai cukup dalam hal pengurusan melaluikuasa.

Izin Tinggal Kunjungan yang diberikan kepada warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia dengan Visakunjungan,juga dapat diberikan kepada:

1) warga negara asing dari negara yang dibebaskan dari kewajiban memilikiVisa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

(7)

2) warga negara asing yang bertugas sebagaiAwak Alat Angkut yang sedang berlabuh atau berada di wilayah Indonesia sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

3) warga negara asingyang masuk wilayah Indonesia dalam keadaandarurat; dan

4) warga negara asingyang masuk wilayah Indonesiadengan Visakunjungan saat kedatangan.

Izin Tinggal Kunjungan berakhir karena pemegang Izin Tinggal Kunjungan:

7) kembali ke Negara asalnya;

8) izinnya telah habis masa berlaku;

9) izin beralih status menjadi Izin Tinggal Terbatas;

10) izinnya dibatalkan oleh Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk;

11) dikenai deportasi; atau 12) meninggal dunia.

e. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 43 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Alih Status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap

Izin Tinggal yang telah diberikan kepada Orang Asing dapat dialihstatuskan.Izin Tinggal yang dapat dialihstatuskan meliputi Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap. Alih status izin tinggal kunjungan menjadi izin tinggal terbatas diatur dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 35 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 43 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Alih Status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap. Alih status Izin Tinggal

(8)

Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dapat diberikan kepada warga Negara asing yang memenuhi syarat:

1) pemegang Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan satu kali perjalanan atau beberapa kali perjalanan yang dikeluarkan berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal, terhadap Orang Asing pemegang Izin Tinggal Kunjungan yang didasarkan padaVisa kunjungan saat kedatangan atau bebas Visa kunjungan atauAwak Alat angkuttidak dapat diberikan alih status Izin Tinggal; dan

2) anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dari ayah dan/atau ibu pemegang Izin Tinggal Kunjungan berdasarkan Visa kunjungan satu kali perjalanan atau Visa kunjungan beberapa kali perjalanan yang dikeluarkan berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal.

Warga negara asing yang telah memenuhi persyaratan dapat diberikan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas berdasarkan permohonan.Permohonan diajukan dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan berakhir. Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas diajukan dengan cara mengisi aplikasi data dengan melampirkan dokumen:

1) surat keterangan domisili;

2) Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku yang memuat:

a) Visa dan Tanda Masuk kecuali bagi anak pemegang Izin Tinggal Kunjungan yang diberikan karena lahir di Wilayah Indonesia dari ayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal Kunjungan; atau

b) Izin Tinggal Kunjungan.

3) surat jaminan dari Penjamin;

4) kartu tanda penduduk dan kartu keluarga Penjamin atau

(9)

5) kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal Tetap, dalam hal Penjamin atau Penanggung jawab berkebangsaan asing; dan

6) surat kuasa bermeterai cukup dalam hal pengurusan melalui kuasa.

Pemohon juga harus melampirkan dokumen lain yang disyaratkan sesuai dengan kepentingan pemohon yang telah dicantumkan dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 25 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 43 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Alih Status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap.

Setelah permohonan diajukan, Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memberikan tanda terima atas permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas yang telah diterima secara lengkap kemudian permohonan disampaikan kepada Kepala Divisi Keimigrasian dengan ketentuan sebagai berikut:

1) pemeriksaan kelengkapan persyaratan;

2) memasukkan data, pemindaian berkas, dan cetak tanda permohonan;

3) pembayaran biaya keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

4) identifikasi dan verifikasi data;

5) pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;

6) pembuatan dan penandatanganan surat permohonan Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala Divisi Keimigrasian disertai pertimbangan dan saran;

7) pemindaian dokumen selesai; dan

(10)

8) penyampaian surat Kepala Kantor Imigrasi secara manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Divisi Keimigrasian.

Selanjutnya, apabila dalam hal permohonan tidak dapat dipertimbangkan, Kepala Divisi Keimigrasian dapat mengeluarkan surat penolakan permohonan disertai alasan dengan tahapan sebagai berikut:

1) pembuatan dan penandatanganan surat penolakandari Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi;

2) pemindaian dokumen selesai; dan

3) penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi secara manual dan/atau melalui Simkim.

Sedangkan apabila dalam hal permohonan dapat dipertimbangkan, Kepala Divisi Keimigrasian menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dengan ketentuan sebagai berikut:

1) pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan persyaratan;

2) penyusunan pertimbangan dan saran;

3) pembuatan dan penandatanganan surat Kepala Divisi Keimigrasian kepada Direktur Jenderal;

4) pemindaian dokumen selesai; dan

5) penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian secara manual dan/atau melalui Simkim kepada Direktur Jenderal.

Setelah permohonan diterima, Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dalam harusmenetapkan keputusan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatasmelalui tahapan sebagai berikut:

1) pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan penelaahan persyaratan;

2) penandatanganan Keputusan Direktur Jenderal mengenai persetujuan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin

(11)

3) pemindaian dokumen selesai; dan

4) penyampaian Keputusan Direktur Jenderal secara manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor Imigrasi.

Keputusan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas yang ditetapkan Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi dapat berupa penolakan permohonan atau persetujuan permohonan. Dalam hal permohonan tidak dapat dipertimbangkan, Direktur Jenderal mengeluarkan surat penolakan permohonan disertai alasan dengan tahapan sebagai berikut:

1) pembuatan dan penandatanganan surat Direktur Jenderal mengenai penolakan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas kepada Kepala Kantor Imigrasi;

2) pemindaian dokumen selesai; dan

3) penyampaian surat penolakan permohonan kepada Kepala Kantor Imigrasi secara manual dan/atau melalui Simkim.

Sedangkan apabila permohonan diterima, maka Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk harus memberitahukan kepada pemohon mengenai putusan persetujuan permohonan. Warga negara asing selaku pemohon yang telah menerima pemberitahuan wajib datang ke Kantor Imigrasi untuk kepentingan sebagai berikut:

1) wawancara, identifikasi dan verifikasi data, serta pengambilan Data Biometrik foto, dan sidik jari;

2) penerbitan kartu Izin Tinggal Terbatas dan peneraan cap Izin Tinggal Terbatas sekaligus memuat Izin Masuk Kembali pada Paspor Kebangsaan;

3) penandatanganan kartu Izin Tinggal Terbatas dan teraan Cap Izin Tinggal Terbatas oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;

4) pemindaian dokumen selesai; dan 5) penyerahan dokumen.

(12)

2. Pemberian Izin Tinggal Terbatas kepada Warga Negara Asing a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Ketentuan mengenai izin tinggal diatur dalam Pasal 48 sampai dengan Pasal 65 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Berkaitan pemberian izin tinggal terbatas diatur dalam Pasal 52, dan berakhirnya izin tinggal terbatas diatur dalam pasal 53.

b. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Tata cara dan persyaratan permohonan, jangka waktu, pemberian, perpanjangan, atau pembatalan izin tinggal, dan alih status izin tinggal dicantumkan dalam BAB V dalam Pasal 112 sampai dengan Pasal 171. Ketentuan mengenai izin tinggal terbatas diatur dalam Pasal 141 sampai dengan Pasal 151.

c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal;

Seperti yang diamanatkan dalam peraturan perundang- undangan sebelumnya bahwa ketentuan mengenai izin tinggal terbatas juga diatur secara khusus dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal. Ketentuan mengenai izin tinggal terbatas diatur dalam BAB III.

(13)

Ketentuan mengenai izin tinggal terbatas diatur dalam Pasal 23 sampai dengan Pasal 57 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal. IzinTinggalTerbatasdapat diberikan kepada:

1) warga negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan Visa tinggalterbatas;

2) anak yang lahir di wilayah Indonesia pada saat lahir ayahdan/atau ibunya pemegang izin tinggal terbatas;

3) warga negara asing yang diberikan alih status dari izin tinggalkunjungan;

4) nahkoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas kapal laut,alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan danwilayah yurisdiksi Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;

5) warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga Negara Indonesia; atau

6) anak dari warga negara asing yang kawin secara sah dengan warganegara Indonesia.

Selain itu, izin tinggal terbatas juga diberikan kepadaOrang Asingyangmasuk ke Wilayah Indonesia denganmenggunakan Visa tinggalterbataspada saat kedatangan.

Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas diberikan sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam Visatinggal terbatas atau Keputusan Direktur Jenderal mengenai alihstatus Izin Tinggal.Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas tersebut juga tidak boleh melampaui masa berlaku Paspor Kebangsaan warga negara asing.Izin Tinggal Terbatas diberikan untuk jangka waktu:

(14)

1) paling lama 2 (dua) tahun;

2) paling lama 1 (satu) tahun;

3) paling lama 6 (enam) bulan;

4) paling lama 90 (sembilan puluh) hari; atau 5) paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Izin Tinggal Terbatas dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun, paling lama 1 (satu) tahun, paling lama 6 (enam) bulan, atau paling lama 90 (sembilan puluh) haridiberikan olehKepala Kantor Imigrasiatau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk yang wilayah kerjanya meliputitempat tinggal Orang Asing berdasarkan permohonan.Izin Tinggal Terbatas dengan jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.Izin Tinggal Terbatasdengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun, paling lama 1 (satu) tahun, paling lama 6 (enam) bulan dapat diberikan kepada warga negara asing dalam hal:

1) warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga Negara Indonesia;

2) anak dari warga negara asing yang kawin secara sah dengan warganegara Indonesia;

3) repatriasi;

4) eks warga negara Indonesia;

5) wisatawan lanjutusia mancanegara; atau

6) tenaga ahli, penanam modal, rohaniawan dan pelajar/mahasiswayang mengikuti pendidikan.

Sedangkan Izin Tinggal Terbatas dengan jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari ataupaling lama 30 (tiga puluh) haridapat diberikan kepada Orang Asing dalam hal:

1) melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi denganmenerima bayaran;

(15)

2) melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan film yang bersifatkomersial dan telah mendapat izin dari instansi yang berwenang;

3) melakukan pengawasan kualitas barang atau produksi;

4) melakukan inspeksi atau audit pada cabang perusahaan diIndonesia;

5) melayani purnajual;

6) memasang dan mereparasi mesin;

7) melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka konstruksi;

8) mengadakan pertunjukan kesenian, musik dan olahraga;

9) mengadakan kegiatan olahraga profesional;

10) melakukan kegiatan pengobatan; atau

11) calon tenaga kerja asing yang akan bekerja dalam rangka uji cobakeahlian.

Permohonanpemberian Izin Tinggal Terbatas dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun, paling lama 1 (satu) tahun, paling lama 6 (enam) bulan, atau paling lama 90 (sembilan puluh) hari harus diajukan paling lambat 30 (tiga puluh)hari terhitung sejak tanggal Tanda Masuk diberikan.Permohonan tersebut diajukan olehPenjamin atau Penanggung Jawab dengan mengisi aplikasi data danmelampirkan persyaratan:

1) Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku dan memuatTanda Masuk;

2) surat penjaminan dari Penjamin; dan

3) surat kuasa bermeterai cukup dalam hal pengurusan melaluikuasa.

Selainharus melampirkan 3 (tiga) persyaratan tersebut diatas, bagi penanam modal; yangbekerja sebagai tenaga ahli;

tenaga ahli di atas kapal laut, Alat Angkut alat apungatau instalasi yang beroperasi di perairan nusantara, laut teritorial,landas kontinen, dan/atau Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;

(16)

yangmelaksanakan tugas sebagai rohaniawan; yangmengikuti pendidikan dan pelatihan; yangmengadakan penelitian ilmiah;

pelakuperkawinan campuran yang menggabungkan diridengan suami atau istri warga negara Indonesia; yangmenggabungkan diri dengan suami atau istripemegang IzinTinggal Terbatas; anak berkewarganegaraan asing yang menggabungkandiri dengan orang tua yang mempunyai hubungan hukumkekeluargaan dengan orang tua warga negara Indonesia; anak yang belum berusia di bawah 18 (delapan belas)tahun dan belum kawin yang menggabungkan diri dengan orang tuapemegang Izin Tinggal Terbatas; eks warga negara Indonesia dalam rangka memperolehkembali Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan; eks warga negara Indonesia bukan dalam rangkamemperoleh kembali kewarganegaraan Indonesia; eks anak berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia; wisatawan lanjut usia mancanegara; anak dari warga negara asing yang kawin secara sah denganwarga negara Indonesia yang belum berusia 18 (delapan belas) tahundan belum kawin dan menggabungkan denganayah atau ibuwarganegara Indonesia; yang bekerja pada instansi pemerintah, badaninternasional,atau perwakilan negara asing; yang bekerja sebagai tenaga ahlidalam rangka kerjasama teknik pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah asing; anak yang lahir di WilayahIndonesia yang mengikuti status Izin Tinggal orang tuanya pemegangIzin Tinggal Terbatas, juga harus melampirkan persyaratan yang telah dicantumkan dalam Pasal 28 ayat (3) sampai dengan Pasal 28 ayat (20) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal

(17)

Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap serta Pengecualian dari Kewajiban memiliki Izin Tinggal.

Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjukmenyelesaikanpermohonanpemberianIzinTinggalTerbatas melalui mekanisme:

1) pemeriksaan kelengkapan persyaratan;

2) entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;

3) pembayaranbiayaImigrasisesuaiketentuanperaturanperundang- undangan;

4) persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yangditunjuk;

5) wawancara,identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan databiometrik foto dan sidik jari;

6) penerbitan kartu Izin Tinggal Terbatas yang sekaligus memuat IzinMasuk Kembali pada Paspor Kebangsaan;

7) penandatanganan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasiyangditunjuk;

8) pemindaian dokumen selesai; dan 9) penyerahan dokumen.

Izin Tinggal Terbatas berakhir karena pemegangnya:

1) kembali ke negara asalnya dan tidak bermaksud masuk lagi kewilayah Indonesia;

2) kembali ke negara asalnya dan tidak kembali lagi sampai melebihimasa berlaku Izin Masuk Kembali yang dimilikinya;

3) memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia;

4) izinnya telah habis masa berlaku;

5) Izinnya beralih status menjadi Izin Tinggal Tetap;

6) izinnya dibatalkan oleh Kepala Kantor Imigrasi, Direktur JenderalImigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;

7) dikenai deportasi; atau 8) meninggal dunia.

(18)

d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 43 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Alih Status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap

Izin Tinggal yang telah diberikan kepada Orang Asing dapat dialihstatuskan.Izin Tinggal yang dapat dialihstatuskan meliputi Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap. Alih status izin tinggal terbatas menjadi izin tinggal tetap diatur dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 65 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 43 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Alih Status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap.

Warga negara asing yang telah memenuhi persyaratan dapat diberikan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap berdasarkan permohonan.Permohonan diajukan dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum jangka waktu Izin Tinggal Terbatas berakhir.Permohonan alih status Izin TinggalTerbatas menjadi Izin Tinggal Tetap diajukan dengan cara mengisi aplikasi data dengan melampirkan dokumen:

1) surat keterangantempat tinggal yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

2) Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku yang memuat teraan Izin Tinggal Terbatas;

3) kartu Izin Tinggal Terbatas;

4) surat penjaminan dari Penjamin;

5) kartu tanda penduduk dan kartu keluarga Penjamin atau Penanggung Jawab;

(19)

6) kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal Tetap dalam hal Penjamin atau Penanggung Jawab berkewarganegaraan asing;

7) Pernyataan Integrasi kecuali bagi anak yang belum berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin; dan

8) surat kuasa bermeterai cukup, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa.

Pemohon juga harus melampirkan dokumen lain yang disyaratkan sesuai dengan kepentingan pemohon yang telah dicantumkan dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 52 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 43 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Alih Status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap.

Setelah permohonan diajukan, Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memberikan tanda terima permohonan sebagai bukti permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap yang telah diterima secara lengkap kemudian permohonan disertai dengan pertimbangan disampaikan kepada Kepala Divisi Keimigrasian melalui mekanisme sebagai berikut:

1) pemeriksaan kelengkapan persyaratan;

2) entri data, pemindaian berkas, dan cetak tanda permohonan;

3) pembayaran biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

4) identifikasi dan verifikasi data;

5) pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;

(20)

6) pembuatan dan penandatanganan surat permohonan Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala Divisi Keimigrasian disertai pertimbangan dan saran;

7) pemindaian dokumen selesai; dan

8) penyampaian surat Kepala Kantor Imigrasi secara manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Divisi Keimigrasian.

Selanjutnya, apabila dalam hal permohonan tidak dapat dipertimbangkan, maka ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat penolakan permohonan yang memuat alasan penolakannya dari Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui mekanisme sebagai berikut:

1) pembuatan dan penandatanganan surat penolakandari Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi;

2) pemindaian dokumen selesai; dan

3) penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi secara manual dan/atau melalui Simkim.

Sedangkan apabila dalam hal permohonan dapat dipertimbangkan, Kepala Divisi Keimigrasian menyampaikan permohonan disertai pertimbangan dan saran kepada Direktur Jenderal melalui mekanisme sebagai berikut:

1) pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan persyaratan;

2) pembuatan dan penandatanganan surat Kepala Divisi Keimigrasian kepada Direktur Jenderal;

3) pemindaian dokumen selesai; dan

4) penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian secara manual dan/atau melalui Simkim kepada Direktur Jenderal.

Permohonan yang memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan menetapkan keputusan Direktur Jenderal mengenai persetujuan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap melalui mekanisme sebagai berikut:

(21)

1) pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan penelaahan persyaratan;

2) penandatanganan Keputusan Direktur Jenderal mengenai persetujuan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap;

3) pemindaian dokumen selesai; dan

4) penyampaian Keputusan Direktur Jenderal secara manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor Imigrasi.

Keputusan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap yang ditetapkan Direktur Jenderal dapat berupa penolakan permohonan atau persetujuan permohonan. Dalam hal permohonan tidak dapat dipertimbangkan, Direktur Jenderal mengeluarkan surat penolakan permohonan disertai alasan melalui mekanisme sebagai berikut:

1) pembuatan dan penandatanganan surat Direktur Jenderal mengenai penolakan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap kepada Kepala Kantor Imigrasi;

2) pemindaian dokumen selesai; dan

3) penyampaian surat penolakan permohonan kepada Kepala Kantor Imigrasi secara manual dan/atau melalui Simkim.

Sedangkan apabila permohonan diterima, maka Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melaksanakan pemberian alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap melalui mekanisme sebagai berikut:

1) wawancara, identifikasi dan verifikasi data, serta pengambilan Data Biometrik foto, dan sidik jari;

2) penerbitan kartu Izin Tinggal Tetap dan peneraan cap Izin Tinggal Tetap sekaligus memuat Izin Masuk Kembali yang berlaku selama 2 (dua) tahun pada Paspor Kebangsaan;

(22)

3) penandatanganan kartu Izin Tinggal Tetap dan teraan Cap Izin Tinggal Tetap oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;

4) pemindaian dokumen selesai; dan 5) penyerahan dokumen.

Data jumlah pemegang izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas tidak dapat ditentukan setiap waktunya karena selalu mengalami perubahan atau fluktuatif. Dari hasil laporan data statistik Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta hingga April 2018, jumlah pemegang izin tinggal kunjungan tercatat ada 60 warga negara asing, izin tinggal kunjungan ini diberi waktu maksimal 6 bulan apabila jangka waktu yang telah diberikan sudah habis maka izin tinggal kunjungan tersebut dapat diperpanjang lagi, dan izin tinggal kunjungan dapat dialihstatuskan menjadi izin tinggal terbatas berdasarkan permohonan. Kemudian pemegang izin tinggal terbatas tercatat ada 911warga negara asing, izin tinggal terbatas ini diberikan waktu 1-2 tahun apa bila jangka waktu yang telah diberikan sudah habis maka izin tinggal kunjungan tersebut dapat diperpanjang kembali apabila sudah 5 tahun berturut-turut maka dapat beralih status menjadi izin tinggal tetap. Jumlah tersebut dapat berubah setiap harinya tergantung pada permohonan izin tinggal yang diajukan dan diterima oleh Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta.

3. Praktek Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan dan Izin Tinggal Terbatas oleh Warga Negara Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta

Dewasa ini banyak ditemukan pelanggaran keimigrasian berupa tenaga kerja asing illegal yang dipekerjakan di Indonesia.Kebanyakan tenaga asing datang ke Indonesia dengan memanfaatkan visa kunjungan atau menyalahgunakan izin

(23)

Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta.Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta diresmikan pada tanggal 08 Agustus 1984 dengan wilayah kerja mencakup 7 (tujuh) Kabupaten/Kota meliputi: Kota Surakarta, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sragen. Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta memiliki 1 (satu) Tempat Pemeriksaan Imigrasi yaitu Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Udara Adi Sumarmo.Kegiatan keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta lebih terfokus kepada pelayanan keimigrasian seperti dalam hal pemberian izin tinggal dan perpanjangan izin tinggal.Disamping itu juga volume kegiatan lau lintas orang keluar masuk melalui Bandar Udara Adi Sumarmo dari tahun ke tahun relatif cukup padat.

Mengingat Bandara ini merupakan akses langsung untuk mencapai kota Surakarta disamping dengan menggunakan jalur darat. Sebagian besar yang melakukan aktivitas perjalanan melalui bandar udara Adi Sumarmo adalah Warga Negara Indonesia. Akan tetapi tidak sedikit juga warga negara asing yang datang untuk sekedar berwisata atau kegiatan yang lain di kota Surakarta. Pariwisata dan perdagangan ibarat dua sisi mata uang, sektor pariwisata tidak akan ada artinya bila

tidak didukung sektor perdagangan

(https://surakarta.imigrasi.go.id/profil/ diakses pada tanggal 17 Maret 2018).

Keraton, Batik dan Pasar Klewer sekurangnya tiga hal tersebut menjadi simbol identitas Kota Surakarta.Kota yang lebih dikenal dengan Kota Solo.Untuk pariwisata, eksistensi Keraton Kesultanan Surakarta Hadiningrat dan Pura mangkunegaran (sejak 1745) menjadikan kota ini sebagai poros sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual.Nilai jual ini termanifestasi melalui bangunan- bangunan kuno, tradisi kerajaan yang terpelihara dan karya seni yang menakjubkan.Tatanan sosial penduduk setempat yang tak lepas dari sentuhan-sentuhan kultural dan spiritual keraton semakin menambah

(24)

daya tarik sendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Surakarta. Salah satu tradisi yang berlangsung turun temurun dan semakin mengangkat nama daerah ini adalah membatik.

Seni dan pembatikan Solo menjadikan daerah ini dikenal sebagai pusat batik Indonesia bahkan sampai tingkat internasional, tidak jarang warga negara asing berkunjung hanya untuk belajar mengenai seni dan

kerajinan batik yang ada di Surakarta

(https://surakarta.imigrasi.go.id/profil/ diakses pada tanggal 17 Maret 2018). Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa dengan adanya lalu lintas warga negara asing di wilayah Surakarta dan sekitarnya akan menimbulkan berbagai masalah terkait keimigrasian, salah satunya adalah penyalahgunaan izin tinggal.

Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta mendeportasi 30 warga negara asing (WNA) selama tahun 2017. Selain itu, terdapat 2.343 warga Negara asing yang mengajukan permohonan izin tinggal, terbanyak adalah warga negara China. WNA yang dideportasi 27 orang laki-laki dan 32 perempuan.Mereka paling banyak berasal dari China, kemudian disusul Korea Selatan, Malaysia dan Singapura.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, Santosa, mengatakan deportasi dilakukan rata-rata karena pelanggaran izin tinggal, baik karena overstay maupun penyalahgunaan izin tinggal. Menurut Santoso di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, Selasa (19/12/2017) kasus yang paling banyak terjadi adalah pelanggaran izin tinggal seperti overstay dan penyalahgunakan izin tinggal.Jumlah warga negara asing yang dideportasi tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 16 orang.Peningkatan itu, lanjut Santosa, disebabkan karena masyarakat semakin berperan aktif mengawasi lingkungannya.Dia mencontohkan kasus pelanggaran izin tinggal warga negara asing asal China di Wonogiri November lalu.Kasus tersebut diketahui oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta setelah

(25)

mencurigakan.Kasus tersebut juga sulit dideteksi, karena warga negara asing tersebut masuk Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, baru melalui jalur domestik.Adapun selama 2017, terdapat 2.343 orang yang mengajukan permohonan izin tinggal.Jumlah tersebut dibagi menjadi tiga jenis izin tinggal, yakni izin tinggal kunjungan, izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap.Izin tinggal terbatas dan tetap paling banyak diajukan oleh WNA asal China.Sedangkan izin tinggal kunjungan paling banyak diajukan oleh WNA asal Timor Leste.Pengajuan izin tinggal kunjungan ada 996 orang, izin tinggal terbatas ada 1.313 orang, dan izin tinggal tetap ada 34 orang (Detiknews Selasa, 19 November 2017 https://news.detik.com/berita- jawa-tengah/d-3776838/wn-china-dominasi-ajuan-izin-tinggal-dan- deportasi-di-imigrasi-solo diakses pada tanggal 17 Maret 2018).

Tabel.1 Data Praktek Penyalahgunaan Izin Tinggal Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta Tahun 2017

NO NAMA KEBANGSAAN Jenis

Penyalahgunaan

1 Azzezah Karee Thailand Overstay

2 Haris Hayima Thailand Overstay

3 Nurhanan

Baikadem

Thailand Overstay

4 Zhengzhong Guo RRT Tidak dapat

menunjukkan dokumen perjalanan dan

lokasi kerja tidak sesuai

5 Yang Zhiwei RRT Tidak dapat

menunjukkan dokumen perjalanan dan

lokasi kerja tidak sesuai

6 Jiangzhong Wu RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan

(26)

digunakan untuk bekerja 7 Seriyuni Jamian Malaysia Illegal stay 8 Panatthapong

Hanchana

Thailand Illegal stay 9 Jai Myeong Yeom Korea Selatan Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja 10 Aimi Iwasaki Binti

Muhammad Morithosi

Malaysia Illegal stay

11 Avtra Singh Teja Singh

Malaysia Illegal stay

12 Wanbing Xu RRT Buronan atas

kasus penyalahgunaan

izin tinggal 13 Arif Affendi Bin

Gatot

Malaysia Overstay

14 Chang Tien Fu Taiwan Nikah siri

dengan WNI namun tidak memiliki izin tinggal sesuai peruntukannya (ITAS Bekerja)

15 Muhammad

Nasiruddin Bin Mohd Noh

Malaysia Overstay

16 Ammar Najm Abdullah

IRAK Penyalahgunaan izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja 17 Daren Llamdo

Enciso

FILIPINA Penyalahgunaan izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan

(27)

untuk bekerja 18 Antonio Jasmin

Orozco

FILIPINA Penyalahgunaan izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja 19 Romulo Miro

Bilbao

FILIPINA Penyalahgunaan izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja 20 Chang Cheng Chi Taiwan Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

21 Chenfangang RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

22 Lu Gang RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja 23 Kang Byungkap Korea Selatan Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

24 Xu Yongchun RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

(28)

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

25 Yang Jingang RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

26 Liung Zhu Jun RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

27 Zhang Yue Feng RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

28 Zhai Shuming RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

29 Ding Xiang RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

30 Yang Zhenfang RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan

(29)

31 Shao Yujin RRT Penyalahgunaan izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

32 Tian Zhiqiang RRT Penyalahgunaan

izin tinggal berupa izin

tinggal kunjungan digunakan untuk bekerja

33 Muhammad

Nasiruddin Bin Mohd Noh

Malaysia Overstay

34 Simao Pedro Filipe Timor Leste Overstay 35 Dayawathi

Podimenike Dissanayaka Mudiyanselage

Srilanka Overstay

36 Muhammad Firdaus Bin Zakariah

Singapura Overstay 37 Nur Hafizah Binte

Zakariah

Singapura Overstay 38 Anders Kurt

Lundell

Swedia Overstay

39 Mario Mihelic Kroasia Overstay

40 Nattama Kanirawan Thailand Overstay

41 Payet Adrien Perancis Overstay

42 Mohammad Alias Abdullah

Singapura Overstay 43 Daania Amelia

Binte Abdullah

Singapura Overstay 44 Brett Weber Davis Amerika Overstay 45 Estefania Pifano Italia Overstay

46 Yang Li Ping Taiwan Overstay

(30)

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Imigrasi Kelas I Surakarta tersebut dapat dilihat bahwa kasus penyalahgunaan izin tinggal yang sering terjadi pada tahun 2017 adalah penyalahgunaan izin tinggal berupa penyalahgunaan izin tinggal kunjungan digunakan untuk aktivitas kerja dan overstay (melebihi batas waktu izin tinggal).

Padahal dalam pemberian izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas kepada warga negara asing di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait.Namun warga negara asing menganggap prosedur permohonan izin tinggal terbatas yang dapat digunakan untuk aktivitas kerja terlalu rumit apablia dibandingkan dengan prosedur permohonan izin tinggal kunjungan.Sehingga warga negara asing lebih memilih mengambil resiko dengan menggunakan izin tinggal kunjungan untuk melakukan aktivitas kerja.

Salah satu contoh kasus penyalahgunaan izin tinggal kunjungan oleh warga negara asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta pada tahun 2017 adalah yang terjadi di Kelurahan Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri yang merupakan salah satu cakupan wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta. 9 (sembilan) orang warga negara asing (WNA) asal Cina ditangkap oleh tim gabungan yang terdiri dari Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, Korem 074/Warastratama, kepolisian, kejaksaan dan Kesbangpol karena diduga menggunakan izin tinggal kunjungan untuk aktivitas kerja.

Penangkapan dilakukan pada Senin, 20 November 2017 oleh tim gabungan di Kelurahan Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Penangkapan tersebut dilakukan setelah adanya informasi dan laporan dari warga setempat.Para warga negara asing (WNA) asal Cina tersebut masuk ke Indonesia melalui Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma, Jakarta, menggunakan paspor izin tinggal

(31)

2017.Kemudian, mereka menuju ke Desa Bulusulur, Kabupaten Wonogiri, 7 November 2017. Di sana mereka melakukan aktivitas berupa survei lokasi untuk pembangunan perumahan. Setelah dilakukan pemeriksaan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta memutuskan bahwa dilakukan tindakan amdinistratif keimigrasian berupa deportasi terhadap 9 (sembilan) warga negara asing (WNA) asal Cina tersebut.Pendeportasian dilakukan pada Selasa, 21 November 2017 melalui bandara Adi Sumarmo, Surakarta, transit di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, kemudian menuju Shanghai. Selain dideportasi untuk mencegah mereka masuk kembali ke Wilayah Republik Indonesia dalam waktu dekat setelah proses deportasi, maka nama yang bersangkutan juga dimasukkan dalam Daftar penangkalan selama (enam) bulan (Laporan Kasus Zhai Shuming Cs, Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta).

D. Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian terkait Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan dan Izin Tinggal Terbatas oleh Warga Negara Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

3. Pengawasan Keimigrasian terkait Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan dan Izin Tinggal Terbatas oleh Warga Negara Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Melihat banyaknya warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia khususnya di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, pengawasan keimigrasian terhadap warga negara asing merupakan upaya pemerintah yang sekaligus merupakan ruang lingkup keimigrasian untuk menciptakan keamanan dan ketertiban umum (Rizqi Iman Aulia Luqmanul Hakim, 2015: 72). Pengawasan pertama dilakukan saat warga negara asing mengajukan permohonan pembuatan visa di Kedutaan Republik Indonesia di luar negeri. Setelah

(32)

dikabulkan permohonannya, pengawasan selanjutnya yaitu memeriksa kelengkapan administrasi seperti paspor dan visa di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang ada di Bandar udara atau pelabuhan.Warga negara asing yang berada di Indonesia kegiatan dan keberadaannya diawasi oleh Pejabat Imigrasi.Setiap warga negara asing berada di wilayah Indonesia wajib memberikan keterangan yang diperlukan mengenai identitas diri dan atau keluarganya, perubahan status sipil kewarganegaraannya serta perubahan lainnya.Status sipil yang dimaksud adalah perubahan yang menyangkut perkawinan, perceraian, kematian, kelahiran anak, pindah pekerjaan dan berhenti dari pekerjaan (Desi Setiawati, 2015: 21).

Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta melakukan pengawasan keimigrasian yang terdiri atas pengawasan administratif dan pengawasan lapangan. Dasar hukum pengawasan keimigrasian yang dilakukan oleh Kator Imigrasi Kelas I Surakarta, yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Ketentuan mengenai pengawasan keimigrasian diatur dalam Pasal 66 sampai dengan Pasal 73 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Dalam Pasal 66 ayat (2) dijelaskan bahawa pengawasan keimigrasian meliputi:

1) pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada di luar Wilayah Indonesia; dan

2) pengawasan terhadap lalu lintas warga negara asing yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan warga negara asing di Wilayah Indonesia.

b. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

(33)

Pengawasan keimigrasiandicantumkan dalam BAB VI dalam Pasal 172 sampai dengan Pasal 201. Sesuai dengan Pasal 173 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian, Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian dilakukan oleh:

1) Direktur Jenderal, untuk melaksanakan Pengawasan Keimigrasian di pusat;

2) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, untuk melaksanakan Pengawasan Keimigrasian di provinsi;

3) Kepala Kantor Imigrasi, untuk melaksanakan Pengawasan Keimigrasian di kabupaten/kota atau kecamatan; dan

4) Pejabat Imigrasi yang ditunjuk atau Pejabat Dinas Luar Negeri,untuk melaksanakan Pengawasan Keimigrasian di luar Wilayah Indonesia.

Selanjutnya sesuai dengan Pasal 174 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian, pengawasan keimigrasian terdiri atas:

1) Pengawasan administratif; dan 2) Pengawasan lapangan.

c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 4 Tahun 2017 tentang Tata Cara pengawasan Keimigrasian;

Seperti yang diamanatkan dalam peraturan perundang- undangan sebelumnya bahwa ketentuan mengenai pengawasan keimigrasian juga diatur secara khusus dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (PERMENKUMHAM) Nomor 4 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian.

Ketentuan mengenai tata cara pengawasan keimigrasian terhadap

(34)

Warga Negara Indonesia diatur dalam BAB III dari Pasal 5 sampai dengan Pasal 33 dan mengenai tata cara pengawasan keimigrasian terhadap Warga Negara Asing diatur dalam BAB IV dari Pasal 34 sampai dengan Pasal 62.

Bagian kesatu dalam BAB IV tentang tata cara pengawasan keimigrasian terhadap Warga Negara Asing Pasal 34 sampai dengan Pasal 56 mengatur mengenai Pengawasan Administratif terhadap Warga Negara Asing. Menurut Pasal 34, Pengawasan Administratif terhadap warga negara asingdilakukan dengan:

1) pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasimengenai:

a) pelayanan Keimigrasian bagi warga negara asing yang terdiri atas visa, izin tinggal, dan status keimigrasian;

b) lalu lintas warga negara asing yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia;

c) warga negara asingyang telah mendapatkan keputusan pendetensian;

d) warga negara asingyang dalam proses penentuan status Keimigrasian dan/atau penindakan Keimigrasian;

e) warga negara asing yang mendapatkan izin berada di luar Rumah Detensi Imigrasi setelah terlampauinya jangka waktu pendetensian; dan

f) warga negara asingdalam proses peradilan pidana.

2) penyusunan daftar nama warga negara asingyang dikenai Pencegahan dan Penangkalan; dan

3) pengambilan foto dan sidik jari.

Kemudian tata cara pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi mengenai pelayanan keimigrasian yang terdiri atas visa, izin tinggal, dan status keimigrasian diatur dalam Pasal 37 sampai dengan Pasal 39.

(35)

mengajukan layanan Keimigrasian berupa Visa dilakukan dengan cara:

1) memeriksa kelengkapan, keabsahan dan verifikasi berkas permohonan;

2) melakukan wawancara terhadap kelayakan pemohon untuk dapat diberikan Visa;dan

3) memeriksa daftar Pencegahan dan Penangkalan.

Pengawasan administratif bagi warga negara asingyang mengajukan layanan Keimigrasian berupa Izin Tinggal dilakukan dengan cara:

1) memeriksakelengkapan persyaratan, keabsahan dan verifikasi berkas permohonan;

2) wawancara, identifikasi dan verifikasi data, serta pengambilan data biometrik foto dan sidik jari; dan

3) memeriksadaftar Pencegahan dan Penangkalan.

Pengawasan administratif bagi warga negara asing yang mengajukan layanan Keimigrasian berupa status Keimigrasian dilakukan dengan cara:

1) memeriksakelengkapan persyaratan,

2) keabsahan dan verifikasi berkas permohonan;

3) wawancara, identifikasi dan verifikasi data, serta pengambilan data biometrik foto dan sidik jari; dan

4) memeriksa daftar Pencegahan dan Penangkalan.

Tata cara pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi mengenai lalu lintas orang asing yang masuk atau keluarwilayah Indonesia diatur dalam Pasal 40, Pasal 41 dan Pasal 42. Pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi mengenai lalu lintas warga negara asing yang masuk atau keluar wilayah Indonesia dilakukan oleh Pejabat Imigrasidi Tempat Pemeriksaan Imigrasi atau tempat lain yang difungsikan sebagai

(36)

tempat pemeriksaan keimigrasian. Pengawasan administratif bagi warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia dilakukan dengan cara:

1) memeriksa dokumen perjalanan;

2) melakukan wawancara;

3) memeriksa Visa;dan

4) memeriksa daftar Penangkalan.

Sedangkan pengawasan administratif bagi warga negara asing yang keluar wilayah Indonesia dilakukan dengan cara:

1) memeriksa dokumen perjalanan;

2) melakukan wawancara;

3) memeriksa IzinTinggal;dan 4) memeriksa daftar Pencegahan.

Tata cara pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi mengenai warga negara asing yang telah mendapatkan keputusan pendetensiandi Rumah Detensi Imigrasi atau di Ruang Detensi Imigrasi diatur dalam Pasal 43 dan Pasal 44. Pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi mengenai warga negara asing yang telah mendapatkan keputusan pendetensiandilakukan oleh Pejabat Imigrasidi Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang Detensi Imigrasi.Pengawasan administratif bagi warga negara asing yang telah mendapatkan keputusan pendetensiandi Rumah Detensi Imigrasidilakukan dengan cara:

1) pemeriksaan dan penelitianterhadap dokumen detensi;

2) pengambilan foto dan sidik jari;

3) pemeriksaan surat hasil tes kesehatan;

4) pemeriksaan terhadap surat keterangan barang bawaan detensi;dan

5) pemeriksaan registerpedetensian.

(37)

Sedangkan pengawasan administratif bagi warga negara asing yang telah mendapatkan keputusan pendetensiandi Ruang Detensi Imigrasidilakukan dengan cara:

1) pemeriksaan dan penelitianterhadap dokumen detensi;

2) pengambilan foto dan sidik jari;dan

3) pemeriksaan dan pendataan barang bawaan detensi.

Tata cara pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi mengenai warga negara asing yang dalam proses penentuan status keimigrasian dan/atau penindakan keimigrasian diatur dalam Pasal 45, Pasal 46 dan Pasal 47. Pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi mengenai warga negara asing yang dalam proses penentuan status Keimigrasian dan/atau penindakan Keimigrasian dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi. Pengawasan administratif bagi warga negara asing yang dalam proses penentuan status Keimigrasian dilakukan dengan cara:

1) memeriksa kelengkapan, keabsahan, dan verifikasi berkas permohonan;

2) memeriksa data dalam Simkim; dan

3) memeriksa daftar Pencegahan dan Penangkalan.

Sedangkan pengawasan administratif bagi warga negara asing yang dalam proses penindakan Keimigrasian dilakukan dengan cara:

1) memeriksa dan meneliti berkas pemeriksaan;

2) memeriksa data dalam Simkim; dan

3) melakukan verifikasi data dan informasi dari kementerian/

lembaga terkait.

Tata cara pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi mengenai warga negara asing yang mendapatkan izin berada di luar rumah detensi imigrasi setelah terlampauinya jangka waktu pendetensian diatur

(38)

dalam Pasal 48 dan Pasal 49. Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi mengenai warga negara asing yang mendapatkan izin berada di luar Rumah Detensi Imigrasi setelah terlampauinya jangka waktu pendetensian dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di Rumah Detensi Imigrasi.Pengawasan administratif bagi warga negara asing yang mendapatkan izin berada di luar Rumah Detensi Imigrasi setelah terlampauinya jangka waktu pendetensian dilakukan dengan cara:

1) menyusun daftar warga negara asing yang mendapatkan izin berada di luar Rumah Detensi Imigrasi, kemudian daftar tersebut disampaikan kepada kepala kantor imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing yang bersangkutan;

2) memeriksa buku register wajib lapor; dan

3) memeriksa keabsahan surat keterangan bertempat tinggal dari rukun tetangga.

Tata cara pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi mengenai warga negara asing dalam proses peradilan pidana diatur dalam Pasal 50 dan Pasal 51. Pengawasan administratif dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi mengenai warga negara asing yang dalam proses peradilan pidana dilakukan oleh Pejabat Imigrasi setelah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum sesuai dengan tingkatan pemeriksaan perkara warga negara asing yang bersangkutan.Pengawasan administratifbagi warga negara asing dalam proses peradilan pidana dilakukan dengan cara menyusun daftar warga negara asing yang dalam proses peradilan pidanadan dimasukan dalam daftar pencegahan danpenangkalan.Daftar Orang Asing yang dalam proses peradilan pidana tersebut dilaporkan oleh Pejabat Imigrasi kepada Direktur

(39)

Pengawasan administratif dalam penyusunan daftar namawarga negara asing yang dikenai pencegahan dan penangkalan diatur dalam Pasal 53 dan Pasal 54. Warga negara asingyang dimasukan dalam daftar pencegahan dan penangkalan merupakan warga negara asing yang dicegah untuk keluar wilayah Indonesiadan ditangkal untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan:

1) alasan Keimigrasian; dan/atau

2) keputusan, permintaan, atau perintah pimpinan kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan pencegahan dan penangkalan berdasarkan Undang-Undang.

Pengawasan administratif warga negara asing yang dimasukan dalam daftar pencegahan dan penangkalan dilakukan dengan cara melakukan:

1) verifikasi data dan informasi warga negara asing dengan daftar pencegahan dan penangkalan; dan

2) koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait yang berwenang.

Pengawasan administratif dalam pengambilanfoto dan sidik jari diatur dalam Pasal 55 dan Pasal 56.Pengawasan administratif dalam pengambilan foto dan sidik jari dari warga negara asing dilakukan oleh Pejabat Imigrasi pada Kantor Imigrasi dan Rumah Detensi Imigrasi.Pengawasan administratif dalam pengambilan foto dan sidik jari dari warga negara asing dilakukan dengan cara memeriksa dan meneliti hasil pengambilan foto dan sidik jari dari warga negara asing.

Bagian kedua dalam BAB IV tentang tata cara pengawasan keimigrasian terhadap Warga Negara Asing Pasal 57 sampai dengan Pasal 62 mengatur mengenai Pengawasan Lapangan terhadap Warga Negara Asing. Menurut Pasal 57, Pengawasan Lapangan terhadap warga negara asing dapat dilakukan dengan:

(40)

1) pengawasan lapangan terhadap keberadaan dan kegiatan warga negara asing diWilayah Indonesia, meliputi pengecekan:

a) keberadaan warga negara asing;

b) kegiatan warga negara asing;

c) kelengkapan dokumen perjalanan atau Izin Tinggal yang dimiliki.

2) melakukan kegiatan lain yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, berupa:

a) melaksanakan kewenangan Keimigraisan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b) melakukan koordinasi antar instansi dan/atau lembaga pemerintahan terkait dengan pengawasan Keimigrasian.

Dalam melaksanakan pengawasan lapangan terhadap warga negara asing, pejabat imigrasi atau yang ditunjuk harus mendapatkan perintah tertulis yang ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenangdan/atau Pejabat Imigrasi yang berwenang.Dalam hal pejabat imigrasi atau yang ditunjuk mengetahui secara langsung dan menangkap tangan keberadaan dan/atau kegiatan warga negara asing yang patut diduga melakukan pelanggaran Keimigrasian, pengawasan lapangan dapat dilakukan tanpa dilengkapi perintah tertulis.Pejabat imigrasi atau yang ditunjuk dalam waktu paling lama 1(satu)hari setelah melaksanakan pengawasan harus melaporkan kepada pejabat yang berwenang untuk mendapatkan persetujuan.Laporan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan tindakan selanjutnya.

Pengawasan lapangan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

1) Pejabat yang berwenangatau Pejabat Imigrasi yang berwenang memerintahkan kepada Pejabat Imigrasi atau yang ditunjuk

(41)

untuk melakukan pengawasan lapangan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing;

2) Pejabat Imigrasi atau yang ditunjuk melakukan rapat persiapan pelaksanaan pengawasan untuk menyusun rencana kegiatan;

3) Pejabat Imigrasi atau yang ditunjuk dapat mengumpulkan data dan informasi dengan cara mendatangi lokasi keberadaan dan kegiatan Orang Asing;

4) Pejabat Imigrasi atau yang ditunjuk menyusun laporan kegiatan pengawasan lapangan yang disertai dengan kesimpulan dan saran.Kesimpulan dan saran dapat berisi rekomendasi untuk ditindaklanjuti ke tahapan penyidikan Keimigrasian jika diperoleh bukti permulaan yang cukup.

Pengawasan lapangan terhadap warga negara asing dapat dilakukan secaraterbukadan/atautertutup.Pengawasan lapangan tersebut dapat dilaksanakan secara periodik atau sewaktu-waktu jika diperlukan.Pengawasan lapangan yang bersifat terbuka meliputi:

1) wawancara terhadap warga negara asing, penjamin, orang yang mengetahui keberadaan dan kegiatan, pemilik/pengurus tempat penginapan, atau penanggung jawab alat angkut;

2) pengecekan terhadap kelengkapandokumen perjalanan atau dokumen perizinan warga negara asing terkait keberadaan, kegiatan, identitas diri dan/atau keluarganya, status sipil, kewarganegaraan, pekerjaan, penjamin, dan perubahan alamatnya;

3) pengambilan foto dan/atau sidik jari;

4) meminta dokumen perjalanan,dokumenkeimigrasian, dan/ataudokumen perizinan;

5) menyimpan sementara dokumen

perjalanan,dokumenkeimigrasian, dan/ataudokumen perizinan warga negara asing yang diduga melanggar peraturan perundang-undangan;

(42)

6) berkoordinasi dengan instansi terkait; dan

7) melakukan tindakan hukum lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan lapangan yang bersifat tertutup terdiri atas:

1) wawancara, dilakukan dengan tidak menunjukkan identitas sebenarnya atau tidak secara resmi guna memperoleh keterangan dari seseorang atau kelompok orang;

2) pengamatan, dilakukan dengan mendatangi obyek tertentu secara langsung guna mendapatkan gambaran dan pemetaan dengan menggunakan panca indera dan peralatan khusus;

3) pelacakan, dilakukan secara tertutup baik mandiri ataupun dengan bantuan alatperalatan teknologi guna mengetahui kegiatan apa yang dilakukanolehsasaran;

4) pembuntutan,dilakukan dengan mengikuti/memperhatikan langsung sasaran termasuk apa-apa yang dilakukan oleh sasaran guna mendapatkan bahan keterangan; dan

5) penyamaran, dilakukan dengan penyusupan di dalam sasaran untuk keperluan pemantauan karenatidak mungkin didapatkan dengan cara wawancara, pengamatan, pelacakan, dan pembuntutanguna mendapatkanketerangan sebanyak- banyaknya tentang sesuatu yang berhubungan dengan sasaran.

4. Penindakan Keimigrasian terkait Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan dan Izin Tinggal Terbatas oleh Warga Negara Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Berdasarkan hasil wawancara kepadaYudhistira Yudha P.

selaku Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, untuk menentukan tindakan keimigrasian yang akan dilakukan terhadap warga negara asing yang melakukan penyalahgunaan izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas oleh

(43)

a. Berita Acara Pemeriksaan (BAP):

Warga negara asing yang diduga melakukan penyalahgunaan izin tinggal keimigrasian sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dimintai keterangan oleh Pejabat Imigrasi yang memeriksa beserta dokumen keimigrasian, barang bukti lainnya maupun saksi yang mengetahui telah terjadinya penyalahgunaan izin tinggal.

b. Berita Acara Pendapat (BAPEN):

Setelah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) selesai dilakukan Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian akan meneliti, membaca dan mempelajari hasil Berita Acara Pemeriksaan(BAP) yang dilakukan oleh Kepala Sub Seksi Penindakan untuk selanjutnya dituangkan ke dalam Berita Acara Pendapat (BAPEN). Berita Acara Pendapat (BAPEN) tersebut oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian di teruskan kepada Kepala Kantor Imigrasi.

c. Keputusan Kepala Kantor Imigrasi tentang Tindakan Keimigrasian:

Setelah Berita Acara Pendapat (BAPEN) diterima oleh Kepala Kantor Imigrasi, maka Kepala Kantor Imigrasi menerbitkan Surat Keputusan Tindakan Keimigrasian terhadap warga negara asing yang diduga telah melakukan penyalahgunaan izin tinggal.

Dalam penyelesaian kasus penyalahgunaan izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas oleh warga negara asing ada 2 (dua) jenis Tindakan Keimigrasian yang dapat dilakukan yaitu tindakan administratif (di luar sistem peradilan pidana) dan tindakan projustisia (proses peradilan). Tindakan-tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut: (Albert Sanusi, 2016: 397-403)

1) Tindakan Administratif Keimigrasian

Tindakan administratif keimigrasian, yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 Tentang Keimigrasian Pasal

Referensi

Dokumen terkait

Upaya kantor imigrasi Batam dalam mencegah penyalahgunaan izin tinggal kunjungan yang telah berada di kota Batam ...48. BAB III

Berdasarkan skripsi-skripsi di atas, maka terdapat perbedaan pada penulisan skripsi saya yaitu skripsi saya lebih khusus membahas mengenai penyalahgunaan izin

Adanya kendala-kendala yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan di antaranya letak lokasi Kota Batam yang sangat strategis karena langsung

Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan terhadap masalah izin tinggal warga negara asing di kantor imigrasi kelas II Belawan.Dalam penulisan skripsi ini yang

Luas wilayah Kota Batam merupakan wilayah perairan yang dikelilingi oleh lautan dan dari segi letak Kota Batam juga sangat strategis karena langsung berbatasan dengan

Berdasarkan uraian dalam pembahasan penelitian mengenai penegakan hukum keimigrasian terhadap penyalahgunaan visa izin kunjungan lewat batas waktu (overstay) pada warga negara

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yang terdapat pada pasal 8 ayat

Kependudukan merupakan aset bangsa.Struktur dan komposisi penduduk negara memliki hubungan yang sangat erat dengan kondisi politis,.. ekonomis, sosial, budaya, serta keamanan