• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEGIATAN SHARING/DESIMINASI HASIL PENGEMBANGAN PROFESI GURU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KEGIATAN SHARING/DESIMINASI HASIL PENGEMBANGAN PROFESI GURU"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN SHARING/DESIMINASI

HASIL PENGEMBANGAN PROFESI GURU

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan dalam bidang pendidikan memang sangat kompleks dan memerlukan penyelesaian yang tepat. Diantara permasalahan yang sering muncul adalah hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan. Sesuai dengan pengamatan penelit i hanya beberapa persen saja siswa yang mencapai nilai ketuntasan dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika di kelas VIII-2 masih rendah karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang berpariasi sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar dan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga diharapkan aktifitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Sehubungan dengan deskripsi latar belakang di atas peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah :

a. Kurangnya partisipasi siswa

b. Suasana belajar kurang menyenangkan c. Siswa kurang motivasi

d. Guru melaksanakan pembelajaran masih sangat konvensional e. Guru belum memilih bahan ajar yang sesuai

f. Pembelajaran dilakukan masih sangat monoton

(3)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KajianTeori

1. Beberapa Pengertian a. Hasil Belajar Siswa

Untuk menghindari perbedaan persepsi para pembaca terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan terhadap istilah- istilah tersebut.

Adapun istilah-istilah yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut : 1). Peningkatan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia peningkatan merupakan proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). Jadi peningkatan hasil belajar dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar.

2). Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan. Menurut Hamalik (2002:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:4-5) dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, ulangan harian, ulangan tengah semester, tes akhir semester dan sebagainya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil tes tiap siklus.

3). Hakikat Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

(4)

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.

Menurut buku panduan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikeluarkan oleh BNSP, tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik mampu:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

4). Hasil Belajar dan Pembelajaran Matematika

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Slameto (2003:2) mengatakan, ”Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan manusia, baik itu pengetahuan yang dimiliki maupun perubahan tingkah laku untuk menjadi lebih baik.

Menurut Syah (2006: 144), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

(5)

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Belajar dan pembelajaran memiliki konsep yang saling berkaitan. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan (Mulyasa, 2005:117). Sedangkan menurut Depdiknas (2008:3) pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian- kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi yang mendukung proses belajar siswa untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Berkaitan dengan matematika, pembelajaran matematika adalah suatu upaya membantu siswa untuk membangun konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali (Nikson, dalam Ratumanan, 2004:3).

Menurut Mulyasa (2005: 118) ada 3 aspek yang harus dipenuhi dalam pembelajaran, yaitu:

1. Aspek pedagogis, menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan.

2. Aspek psikologis, menunjuk pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memiliki tahap perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Menunjukkan pula pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri mengandung variasi.

3. Aspek didaktis menunjuk pada proses belajar peserta didik oleh guru.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran dimana aktifitas pembelajaran dilakukan guru dengan menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya proses belajar sesama siswa. Proses interaksi akan dimungkinkan apabila guru mengatur kegiatan pembelajaran dalam suatu kondisi siswa bekerja dalam suatu kelompok dengan tingkat kemampuan yang berbeda (Tim Pengajaran Mikro, 2007:105).

Sedangkan menurut Kauchak dan Eggen (dalam Ratumanan, 2004:129) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang digunakan

(6)

guru untuk menciptakan kondisi belajar sesama siswa. Siswa yang satu membantu siswa yang lainnya dalam mempelajari sesuatu.

Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi belajar yang digunakan oleh guru yang mengutamakan proses belajar sesama siswa.

Menurut Sanjaya (2000:185) strategi pembelajaran kooperatif bisa digunakan manakala:

1) guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar.

2) jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan belajar.

3) jika guru ingin menanamkan bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya dan belajar dari bantuan orang lain.

4) jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat hasil belajar mereka.

Berdasarkan kutipan di atas jelaslah bahwa pada pembelajaran kooperatif tidak hanya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan sosial dengan teman sekelasnya serta dapat meningkatkan motivasi siswa.

Secara umum, terdapat enam fase atau langkah utama pembelajaran kooperatif, seperti terlihat pada tabel berikut

Terdapat 6 langkah utama atau tahapan didalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukan pada tabel berikut:

Fase Tingkah laku guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyampaikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tuggas mereka.

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan

(7)

hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

1). Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Ratumanan (2004:136) menjelaskan bahwa model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pada tipe STAD ini, siswa belajar bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja di dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran tersebut. Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan tes tentang materi itu. Pada waktu tes ini mereka tidak dapat saling membantu. Poin setiap anggota tim ini selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatan skor kelompok. Tim yang mencapai kriteria tertentu diberikan sertifikat atau penghargaan.

Menurut Johar (2006:43) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Bentuk kelompok beranggotakan lebih kurang empat orang secara heterogen.

2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberi tugas kelompok. Tiap anggota dapat menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. Skor kelompok diperoleh dari penjumlahan nilai jawaban anggota.

5. Memberi evaluasi.

6. Penutup

Menurut Slavin (dalam Ratumanan, 2004:136) Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 komponen utama, yaitu:

a. Presentasi kelas

Materi dalam pembelajaran disampaikan pada presentasi kelas. Presentasi kelas ini biasanya menggunakan pengajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru.

Penyajian materi pelajaram hanya difokuskan pada materi-materi tertentu yang dianggap paling penting.

b. Pembentukan kelompok

Kelompok dibentuk terdiri dari empat atau lima siswa, dengan memperhatikan perbedaan kemampuan, jenis kelamin, ras atau etnis. Setelah guru menyajikan materi pelajaran, setiap kelompok mempelajari materi secara bersama.

c. Kuis

Kuis diberikan setelah siswa belajar dalam kelompok masing-masing. Kuis ini berfungsi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Pada saat

(8)

mengerjakan kuis, siswa diharapkan tidak bekerja sama dengan sesama anggota kelompoknya.

d. Skor peningkatan individu

Pemberian skor individu dimaksudkan untuk melihat tingkat perkembangan hasil belajar siswa dan juga untuk menentukan skor kelompok. Perhitungan skor kelompok dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Perhitungan Skor Individu

No Kriteria Nilai Perkembangan

1.

2.

3.

4.

5.

Lebih dari 20 poin di bawah skor awal 20 poin hingga 1 poin di bawah skor awal Skor awal hingga 20 poin di atas skor awal Lebih dari 20 poin di atas skor awal

Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor dasar)

5 10 20 30 30

e. Penghargaan kelompok

Kelompok dapat memperoleh sertifikat atau hadiah jika rata-rata skornya melampaui kriteria tertentu.

c. Materi Persamaan garis Lurus

Persamaan garis, dapat disajikan sebagai suatu garis lurus dengan x, y variabel pada himpunan bilangan tertentu. Persamaan dalam bentuk px+ qy = r dengan p, q ≠ 0 dapat ditulis menjadi y = 𝑃

𝑞 x + 𝑟

𝑞 . Jika −𝑝

𝑞, q dinyatakan dengan m dan rq dinyatakan dengan c maka persamaan garis tersebut dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut : y = mx + c; dengan m, c adalah suatu konstanta.

Untuk menggambar Grafik Persamaan Garis Lurus y = mx + c pada Bidang Cartesius telah diketahui bahwa melalui dua buah titik dapat ditarik tepat sebuah garis lurus. Dengan demikian, untuk menggambar grafik garis lurus pada bidang Cartesius dapat dilakukan dengan syarat minimal terdapat dua titik yang memenuhi garis tersebut, kemudian menarik garis lurus yang melalui kedua titik itu.

2. Macam-macam Model Pembelajaran

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebgai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, seperti globe sebagai model bumi tempat kitahidup. Sedangkan pembelajaran merupakan upaya sistematik untuk membantu seseorang melakukan kegiatan belajar agar mampu mengubah, mengembangkan, atau mengendalikan sikap dan perilakunya yang bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya. Joyce dkk (1992 : 4) mengatakan : Suatu model pembelajaran adalah suatu perencaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

(9)

dalam tutorial dan untuk menentukan suatu perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku- buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.

Selanjutnya dikatakan setiap model mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Istilah model pembelajaran atau Model of Teaching menutu Joyce dan Weil (dalamWinataputra, 1992 :151) digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptuwal dari aktivitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat diterima dan secara operasional dapat dilakukan. Karena itu dalam model selalu terdapat tujuan dan asumsi, sintakmatik, sistem sosial, sistem pendukung, serta dampak instruksional dan dampak pengiring. Sedangkan istilah strategi digunakan untuk menunjukkan siasat keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran itu merupakan inti atau jantungnya strategi mengajar.

Joyce dan Weil, mengatakan bahwa setiap model belajar mengajar memiliki unsur-unsur sebagai beriku :

1) sintakmatik yaitu, tahap-tahap kegiatan dari model itu, 2) sistem sosial yaitu, situasi atau suasana norma yang berlaku dalam model itu dan 3) prinsip Reaksi, yaitu pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya pengajar memberikan respon terhadap mereka, 4) sistem pendukung, yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model tersebut, 5) dampak instruksional, yaitu hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan para pelajar pada tujuan yang diharapkan, dan 6) dampak pengiring, yaitu hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar, sebagai akibat terciptanya suasana belajar mengajar yang dialami langsung oleh para siswa tanpa pengarahan langsung dari guru.

Menurut Arends (1997:7) model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi sebagai berikut : 1) rasional teoritik yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), 3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Model pembelajaran yang dimaksud disini adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian aktivitas belajar mengajar benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang bertata secara sistematis.

Hasil kajian yang scara khusus telah dikembangkan oleh pakar pendidikan terhadap berbagai model pembelajaran, dikelompokkan oleh Yasna, (2001:19) menjadi empat kategori, yakni: 1) kelompok model pengolahan informasi (the informasi processing family), 2) kelompok

(10)

model personal (the personal family), 3) kelompok model sosial (the sosial family) dan 4)kelompok model sistem perilaku (behavioral system family).

3. Mamfaat Penggunaan metode Pembelajaran Tipe STAD

Metode Pembelajaran tipe STAD merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa mamfaat, di antaranya:

a. Metode ini merupakan strategi pembelajaran yang dapat menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

b. Metode ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

c. Metode ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d. Metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

4. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam Pembelajaran Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada 2 macam :

a. Faktor internal, yaitu lemahnya minat belajar siswa, lemahnya semangat belajar siswa, dan rendahnya hasil belajar siswa.

b. Faktor Eksternal, yaitu; kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah.

5. Penggunaan model Pembelajaran Tipe STAD dapat meningkatkan Hasil belajar siswa

Dengan metode ini siswa-siswa berkesempatan untuk memupuk hasil belajar siswa didalam kelas maupun diluar kelas dan mengembangkan siswa – siswa berpikir ilmiah sehingga muncul ide-ide kreatif yang ada, berani berinisiatif, bertanggung jawab serta mandiri. Di samping itu pengetahuan yang diterima siswa di kelas menjadi lebih mantap.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut adakah dengan menerapkan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-2 materi persamaan garis lurus pada SMP Negeri 2 Trumon Timur.

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dlaksanakan di SMP Negeri 2 Trumon Timur Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun pelajaran 2017/2018. Adapun pembagian waktu penelitian dapat diperinci seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1.PembagianWaktuPenelitian

N

o Kegiatan

Waktu

Agustus 2018 September 2018 Oktober 2018 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

Pengajuan

proposal

2

Penyusunan rancangan

penelitian

3

Pelaksanaan siklus

I

4

Analisis hasil

siklus I

5

Pelaksanaan siklus

II

6

Analisis hasil

siklus II

7

Penulisan hasil

penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran .

(12)

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VIII-2 SMP Negeri 2 Trumon Timur tahun pelajaran 2017/2018 pada materi Persamaan garis lurus dalam pemecahan masalah dengan jumlah 28 siswa

C. RancanganTindakan

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003: 3).

Sedangkan menurut Muhlis (2003: 5) PTK adalahs uatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2003: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis danTaggart (dalamSugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu kesiklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), danreflection (refleksi).

Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

GambarAlur PTK Refleksi

Tindakan/

Observasi Refleksi

Tindakan/

Observasi Refleksi

Tindakan/

Observasi

Rencanaawal/

rancangan

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Putaran 1

Putaran 2

Putaran 3

(13)

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatandanpengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran pengajaran terarah melalui kegiatan membaca bersama.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1, dan 2, dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes harian di akhir masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi Persamaan garis lurus.

Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuan memahami materi Persamaan garis lurus pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran Matematika.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data meliputi:

a. Tes tertulis, terdiri atas 10 butir soal.

b. Non tes, dokumen.

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif, yang meliputi:

1. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.

2. Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

(14)

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2) penyiapan skenario pembelajaran.

b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

1) pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

2) proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran metode tipe STAD materi Persamaan garis lurus dalam pemecahan masalah.

3) secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran metode tipe STAD melalui lembar kerja siswa,

4) mengadakanobservasitentangprosespembelajaran, 5) mengadakantestertulis,

6) penilaianhasiltestertulis.

c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I.

2. Siklus II

1. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

a. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

b. penyiapan skenario pembelajaran.

2. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

a. pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

b. pembelajaran metode tipe STAD pada materi Persamaan garis lurus dalam pemecahan masalah

c. siswa menerapkan metode tipe STAD Persamaan garis lurus dalam pemecahan masalah

d. mengadakan observasi tentang proses pembelajaran, Persamaan garis lurus dalam pemecahan masalah

e. mengadakan tes tertulis, f. penilaian hasil tes tertulis.

3. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya,

4. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan padasiklus II.

(15)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran sebelum tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional, guru cenderung mentranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode yang tidak tepat.

Melihat kondisi yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh siswa klas VIII-2 pada kompetensi dasar persamaan gasis lurus sebelum siklus I (pra Siklus) seperti pada tabel.4.2.Banyak siswa belum mencapai ketuntasan minimal dalam mempelajari ketuntasan tersebut. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai hasil siswa dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60.

Tabel 4.1 Nilai Tes Pra Siklus NO Hasil

(Angka)

Hasil

(Huruf) Arti Lambang Jumlah

Siswa Persen

1 86-100 A Sangat baik 0 0%

2 73-85 B Baik 1 3,6 %

3 60-72 C Cukup 9 32,1 %

4 47-59 D Kurang 15 53,6 %

5 <46 E Sangat Kurang 3 10,7 %

Jumlah 28 100 %

Sumber : Tabulasi data 2017

Hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk table diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A ( sangat baik) sejumlah 0 % atau tidak ada siswa yang mendapat ilai sangat baik, yang mendapat nilai B ( baik) sebanyak 3,6% atau 1 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 32,1 % atau 9 siswa, dan yang mendapat nilai kurang 53,6 % atau sebanyak 15 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 10,7 % atau sebanyak 3 siswa.

0 10 20 30 40 50 60 70

86-100 73-85 60-72 47-59 <46

porsentase ketuntasan (dalam %)

Rentang Nilai

Data Perkembangan Tes Awal

(16)

Berdasarkan Grafiks tes awal terlihat bahwa balok ketuntasan sangat rendah.

Dengan kondisi awal seperti ini perlu adanya tindakan nyata yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Deskripsi Hasil Siklus 1

Setelah peneliti menganalisis data, peneliti menetapkan jadwal penelitian per siklus akan dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2018 dan 22 September 2018. Peneliti meminta 1 orang guru untuk menjadi mitra dalam melaksanakan penelitian yang bertindak sebagai observer..

Data perbaikan yang diperoleh berupa data observasi hasil pengamatan pembelajaran dan hasil tes hasil belajar siswa. Data lembar observasi diambil dari data pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini penulis mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP 1, soal Tes Hasil Belajar 1 dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2018 di kelas VIII-2 SMP Negeri 2 Trumon Timur. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan oleh teman sejawat bersamaan dengan pelaksaaan kegiatan pembelajaran.

Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi soal Tes Hasil Belajar I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penulis pada siklus I adalah sebagai berikut:

(17)

Tabel 4.3 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I N

o Aspek yang dinilai Ada/tidak Penilaia n

I Pendahuluan

1. Menginformasikan tujuan pembelajaran.

2. Memunculkan rasa ingin tahu/memotivasi siswa.

3. Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal/prasyarat siswa.

3 3 2

II Pengembangan/kegiatan inti

1. Membimbing pelatihan (memberikan latihan terbimbing).

2. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

3. Memberikan latihan dan penerapan konsep.

2 2 2

II I

Penutup

1. Membimbing siswa membuat kesimpulan. - 1 I

V

Pengelolaan waktu.

1

V Teknik bertanya 3

V I

Pengamatan suasana kelas : 1. Siswa antusias.

2. Guru antusias.

3 3

Keterangan : Nilai : Kriteria 1 : Tidak Baik 2 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik 4 : Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah membimbing pelatihan, dan mengecek pemahaman dan umpan balik. Aspek yang mendapat kriteria tidak baik adalah membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan pengelolaan waktu. Pada aspek-aspek yang mendapat nilai kurang di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

(18)

Berikut ini adalah hasil tes belajar pada Siklus I.

Tabel 4.4. Data Hasil Tes Belajar siklus I

NO NO. ABSEN Nilai KETERANGAN

1 1 78 T

2 2 74 T

3 3 63 Ulang

4 4 65 T

5 5 65 T

6 6 75 T

7 7 75 T

8 8 65 T

9 9 75 T

10 10 57 Ulang

11 11 73 T

12 12 61 Ulang

13 13 75 T

14 14 35 Ulang

15 15 65 T

16 16 65 T

17 17 62 Ulang

18 18 61 Ulang

19 19 61 Ulang

20 20 56 Ulang

21 21 79 T

22 22 70 T

23 23 60 Ulang

24 24 60 Ulang

25 25 74 T

(19)

26 26 61 Ulang

27 27 66 T

28 28 40 Ulang

Dari tabel 4.4 tampak bahwa jumlah siswa yang tuntas 16 siswa dan jumlah siswa yang tidak tuntas 12 siswa serta nilai rata-rata yang diperoleh adalah: 64,86. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 35 sebanyak 1 orang, nilai 40 sebanyak 1 orang, nilai 56 sebanyak 1 orang, nilai 57 sebanyak 1 orang, nilai 60 sebanyak 1 orang, nilai 61 sebanyak 4 orang, nilai 62 sebanyak 1 orang, nilai 63 sebanyak 1 orang, nilai 65 sebanyak 4 orang, nilai 66 sebanyak 2 orang, nilai 70 sebanyak 1 orang, nilai 73 sebanyak 1 orang, nilai 74 sebanyak 2 orang, nilai 75 sebanyak 4 orang, nilai 78 sebanyak 1 orang, nilai 79 sebanyak 1 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.qqqq

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqq

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I nilai hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang optimal meskipun ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai tes awal.

c. Refleksi

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, belum berjalan secara maksimal. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Siswa belum terlibat secara aktif didalam kelompok saat mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru.

2. Pengelolaan waktu tidak baik, hal tersebut menyebabkan tidak semua kelompok dapat mempersentasikan hasil kerja mereka, hanya beberapa kelompok saja yang dapat kesempatan

0 1 2 3 4

35 40 56 57 60 61 62 63 65 66 70 73 74 75 78 79

jumlah siswa

Nilai Siswa

banyak Siswa

Banyak Siswa

(20)

mempersentasikan hasil kerja kelompoknya hal tersebut mengakibatkan kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh siswa.

d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Revisi tersebut diantaranya adalah :

a. Agar seluruh siswa berperan aktif didalam kelompok guru memberikan bimbingan dan motivasi tentang pentingnya kerjasama didalam sebuah kelompok.

b. Guru menginformasikan bahwa siswa harus tepat waktu dalam melewati setiap fase dalam pembelajaran dan guru menginstruksikan agar seluruh kelompok dapat mempersentasikan hasil kerja mereka kepada kelompok lainnya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan siswa dari sebelumnya.

2. Deskripsi Hasil Siklus II a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini penulis mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP 2, soal Tes Hasil Belajar 2 dan alat-alat pembelajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 September 2017 di kelas VIII-2 SMP Negeri 2 Trumon Timur dengan jumlah siswa 28 siswa.

Dalam hal ini penulis bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan kegiatan pembelajaran.

Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi Tes Hasil Belajar 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Adapun data hasil perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut:

(21)

Tabel 4.5Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II N

o. Aspek yang dinilai Ada/tidak Penilaia n

I Pendahuluan

1. Menginformasikan tujuan pembelajaran.

2. Memunculkan rasa ingin tahu/memotivasi siswa.

3. Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal/prasyarat siswa.

3 3 2

II Pengembangan/kegiatan inti

1. Membimbing pelatihan (memberikan latihan terbimbing).

2. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

3. Memberikan latihan dan penerapan konsep.

3 3 3

II I

Penutup

1. Membimbing siswa membuat kesimpulan. 3 I

V

Pengelolaan waktu.

3

V Teknik bertanya 3

V I

Pengamatan suasana kelas : 1. Siswa antusias.

2. Guru antusias.

3 3 Keterangan : Nilai : Kriteria

1 : Tidak Baik 3 : Cukup Baik 2 : Kurang Baik 4: Baik

Berdasarkan tabel 4.5 tampak bahwa semua aspek secara umum sudah dilaksanakan dengan cukup baik.

Sedangkan hasil tes belajar pada Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6. Data Hasil Tes Belajar siklus II

NO NO. ABSEN Nilai KETERANGAN

1 1 88 T

2 2 79 T

3 3 68 T

4 4 69 T

5 5 70 T

6 6 80 T

7 7 80 T

8 8 70 T

(22)

9 9 80 T

10 10 62 Ulang

11 11 78 T

12 12 66 T

13 13 80 T

14 14 40 Ulang

15 15 70 T

16 16 68 T

17 17 67 T

18 18 66 T

19 19 66 T

20 20 61 Ulang

21 21 84 T

22 22 75 T

23 23 70 T

24 24 70 T

25 25 79 T

26 26 66 T

27 27 71 T

28 28 45 Ulang

Dari tabel 4.6 tampak bahwa jumlah siswa yang tuntas 24 siswa dan jumlah siswa yang tidak tuntas 4 siswa serta nilai rata-rata yang diperoleh adalah: 70,29. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 40 sebanyak 1 orang, nilai 45 sebanyak 1 orang, nilai 61 sebanyak 1 orang, nilai 62 sebanyak 1 orang, nilai 66 sebanyak 4 orang, nilai 67 sebanyak 1 orang,nilai 68 sebanyak 2 orang, nilai 69 sebanyak 1 orang, nilai 70 sebanyak 5 orang, nilai 71 sebanyak 1 orang, nilai 75 sebanyak 1 orang, nilai 78 sebanyak 1 orang, nilai 79 sebanyak 1 orang, nilai 80 sebanyak 4 orang, nilai 84 sebanyak 1 orang, nilai 88 sebanyak 1 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.

(23)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II nilai hasil belajar siswa sudah mencapai hasil yang menggembirakan.

B. Pembahasan 1. Siklus 1

Dengan melihat hasil tes pada akhir siklus 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas 64,86. Pemahaman siswa pada materi yang diajarkan berarti secara klasikal belum tercapai.

Adapun menurut penulis yang menjadi faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:

1. Siswa belum terlibat secara aktif didalam kelompok saat mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru.

2. Pengelolaan waktu tidak baik, hal tersebut menyebabkan tidak semua kelompok dapat mempersentasikan hasil kerja mereka, hanya beberapa kelompok saja yang dapat kesempatan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya hal tersebut mengakibatkan kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh siswa.

Kelemahan-kelemahan pada siklus I tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan pada revisi untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Revisi tersebut diantaranya adalah :

1. Agar seluruh siswa berperan aktif didalam kelompok guru memberikan bimbingan dan motivasi tentang pentingnya kerjasama didalam sebuah kelompok.

2. Guru menginformasikan bahwa siswa harus tepat waktu dalam melewati setiap fase dalam pembelajaran dan guru menginstruksikan agar seluruh kelompok dapat mempersentasikan hasil kerja mereka kepada kelompok lainnya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan siswa dari sebelumnya.

2. Siklus II

Berbagai kelemahan pembelajaran pada siklus I dijadikan renungan dan perbaikan pada siklus II. Pembelajaran semakin bermakna bagi siswa pada saat guru menggunakan strategi

0 1 2 3 4 5

40 45 61 62 66 67 68 69 70 71 75 78 79 80 84 88

Jumlah siswa

Nilai siswa

Banyak siswa

Banyak siswa

(24)

kooperatif tipe STAD. Siswa belajar dalam kelompok, siswa yang sudah bisa membantu siswa yang belum bisa. Siswa kelihatan lebih aktif dalam belajar, sementara guru hanya mengawasi dari satu kelompok ke kelompok yang lain, membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

Berdasarkan data hasil tes belajar, terdapat peningkatan yang cukup signifikan antara siklus I dan siklus II. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan meningkat dari 16 siswa pada siklus I menjadi 24 siswa pada siklus II. Rata-rata hasil belajar meningkat dari 64,86 pada siklus I menjadi 70,29 pada siklus II. Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Sehingga secara keseluruhan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persamaan garis lurus.

0 1 2 3 4 5

35 56 61 65 68 71 75 80

siklus I siklus II

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII-2 SMP N 2 Trumon Timur Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi persamaan garis lurus maupun pada materi lain yang sesuai dengan kedua model pembelajaran tersebut.

2. Diharapkan kepada guru yang ingin menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model tersebut.

3. Diharapkan bagi peneliti di masa yang akan datang untuk dapat melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi pelajaran yang berbeda.

(26)

Daftar Pustaka

Johar, Rahmah dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Mulyasa, E. 2006.KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosta Karya.

Ratumanan. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.

Ratumanan. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.

Sanjaya, Wina. 2000. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tim Pengajar Mikro. 2007. Pengajaran Mikro. Banda Aceh: MTL PPL Universitas Syiah Kuala.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

(27)

BIODATA PENULIS IDENTITAS

1 Nama PINA RISTINA, S.Pd

2 Tempat / Tanggal lahir Pulau Tiga, 13 Juni 1987

3 Pekerjaan PNS

4 Nip 19870613 201103 2 002

5 Pangkat/Golongan Penata Muda tk. 1 / III.c

6 Pendidikan terakhir S.1 Universitas Abulyatama Aceh 2010 Prody Matematika

7 Alamat tempat kerja SMP Negeri 2 Trumon Timur, Kecamatan Trumon Timur Kabupaten Aceh Selatan

8 Alamat rumah Desa Padang Beurahan, Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan

RIWAYAT PENDIDIKAN

9 Jenjang Pendidikan

1. SD Negeri Kaloy, tamat 2000

2. SLTP Negeri 1 Tamian Hulu, tamat 2003 3. SMA Negeri 1 Tamiang Hulu, tamat 2006 4. Universitas Abulyatama Aceh, tamat 2010 RIWAYAT PEKERJAAN

10 CPNS TMT 01-03-2011 PNS TMT 01-10-2012

Guru SMP Negeri 3 Bakongan, 2011 s/d 2015 Guru SMP Negeri 2 Trumon Timur, 2016 s/d sekarang

Krueng Luas, 27 Oktober 2017 Penulis,

Pina Ristina,S.Pd

NIP 19870613 201103 2 002

71 Lampiran 25

(28)

nama siklus 2 k2 siklus 1 k1

Pra

Siklus k

RAIHAN NESA 90 T 85 T 78 T

ALYANA SARAH

ANNISA 95 T 88 T 85 T

DEWINA FILA 85 T 80 T 70 T

ELFI YANA 84 T 79 T 69 T

HEMA MALINI 84 T 79 T 69 T

JULITA 84 T 79 T 69 T

AURA ULFA 79 T 74 T 64 Ulang

ULFA MAHERA 79 T 74 T 64 Ulang

ISRA IRHAMNI 78 T 73 T 63 Ulang

RAHMAD FADLI 75 T 70 T 60 Ulang

YUSNIDAR 74 T 69 T 59 Ulang

CUT MALAHAYATI 69 T 65 T 55 Ulang

CUT MARWITA OPSIDA 73 T 68 T 58 Ulang

HARLISA ASMIDA 74 T 69 T 59 Ulang

MAWAR INDAH 74 T 69 T 59 Ulang

MARINTA 70 T 65 T 55 Ulang

ASEP REZAYANI 70 T 65 T 55 Ulang

NUR AISYAH 67 T 62 Ulang 52 Ulang

JANNAWATI 66 T 61 Ulang 51 Ulang

NURLAILI 66 T 61 Ulang 51 Ulang

NINDA ASRUDIN 66 T 61 Ulang 51 Ulang

WIDIA YULINDA LISA 66 T 61 Ulang 51 Ulang

SAWIYAH MIRANDA 70 T 60 Ulang 50 Ulang

SUSILA 70 T 60 Ulang 50 Ulang

HASANUSI 62 Ulang 57 Ulang 47 Ulang

RAJA ARI AMANDA 61 Ulang 56 Ulang 46 Ulang

ZAINI 45 Ulang 40 Ulang 30 Ulang

MUHAMMAD

GUNAWAN 40 Ulang 35 Ulang 25 Ulang

jumlah 2016 1865 1595

rata rata 72 85,71429 66,61 57,14286 56,96 21,42857

Hasil (Angka)

Hasil

(Huruf) Arti Lambang

Jumlah

Siswa Persen

85-100 A Sangat

baik

0 0%

75-84 B Baik 1 3,6 % 3,6

65-74 C Cukup 9 32,1 % 32,1

55-64 D Kurang 15 53,6 % 53,6

<54 E Sangat Kurang

3 10,7 %

10,7 100

(29)

Hasil (Angka)

Hasil

(Huruf) Arti Lambang

Jumlah

Siswa Persen

86-100 A Sangat

baik

0 0%

73-85 B Baik 1 3,6 % 3,6

60-72 C Cukup 9 32,1 % 32,1

47-59 D Kurang 15 53,6 % 53,6

<46 E Sangat Kurang

3 10,7 %

10,7 100 FOTO KEGIATAN PRA SIKLUS

Lampiran 22 68

(30)

FOTO KEGIATAN SIKLUS I

Lampiran 23 69

(31)

FOTO KEGIATAN SIKLUS II

Lampiran 24 70

(32)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-2 PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SMP NEGERI 2 TRUMON TIMUR

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat Kenaikan Pangkat/Golongan Melalui Angka Kredit

Oleh

Pina Ristina, S.Pd NIP. 19870613 201103 2 002

Guru SMP Negeri 2 Trumon Timur

KABUPATEN ACEH SELATAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 2 TRUMON TIMUR

2018

(33)

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMP NEGERI 2 TRUMON TIMUR

Jalan Tapaktuan-Medan, Krueng Luas Aceh Selatan Kode Pos 23774

HALAMAN PENGESAHAN

Kepala SMP Negeri 2 Trumon Timur Kabupaten Aceh Selatan menyatakan : N a m a : Pina Ristina,S.Pd

N I P : 19870613 201103 2 002 Pangkat/Gol : Penata, III/c

Unit Kerja : SMP Negeri 2 Trumon Timur

Benar telah melaksanakan penelitian tindakan kelas selama 3 bulan dari bulan Agustus sampai dengan oktober 2017 dengan Judul : Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII-2 pelajaran matematika materi persamaan garis lurus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada SMP Negeri 2 Trumon Timur.

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan seperlunya.

PengawasSekolahBinaan Krueng Luas, 27 Oktober 2017

(34)

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya : N a m a : Pina Ristina,S.Pd

N I P : 19870613 201103 2 002

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa penelitian yang berjudul: Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII-2 pelajaran matematika materi persamaan garis lurus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada SMP Negeri 2 Trumon Timur, adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya dalam karya tulis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, atau ada pihak-pihak yang dirugikan akibat Penelitian Tindakan Kelas ini, maka saya bersedia dituntut sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yag berlaku.

Demikan surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

PengawasSekolahBinaan Krueng Luas, 27 Oktober 2017 Yang membuat pernyataan

Pina Ristina,S.Pd

NIP 19870613 201103 2 002

(35)

ABSTRAK

Bagi siswa kelasVIII-2 SMP Negeri 2 Trumon Timur materi persamaan garis lurus sangatlah sulit dipahami siswa. Maka setelah berdiskusi dengan guru matematika yang lain dilaksanakanlah model pembelajaran Tipe STAD. Pembelajaran yang membuat siswa dapat mengembangkan diri secara individual dilakukan sesuai dengan pengetahuan langkah-langkah dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru maka guru mampu membimbing siswa secara langsung sesuai dengan langkah-langkah yang ditempuh, maka pembelajaran tersebut disebut pembelajaran atau pembelajaran model STAD. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian tindakan ini adalah:

(a) Apakah pembelajaran model tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar Pelajaran Matematika ? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pembelajaran Pelajaran Matematika dengan diterapkannya model pembelajaran tipe STAD?

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh model pembelajaran tipe STAD terhadap hasil belajar Pelajaran Matematika . (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Pelajaran Matematika setelah diterapkannya pembelajaran model tipe STAD pada siswa KelasVIII-2 Pelajaran Matematika Materi persamaan garis lurus. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswaKelas VIII dengan jumlah keseluruhan 84 orang, dibagi menjadi 3 kelas. Pada kelas yang dijadikan sampel penelitian yaitu Kelas VIII-2 dengan jumlah siswa 28 orang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 21 orang perempuan pada SMP Negeri 2 Trumon Timur. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus I berlangsung dengan satu kali tatap muka, dan siklus II berlangsung dengan satu kali tatap muka, setiap sesi berlangsung selama 40 menit. Data yang diperoleh berupa hasil tes harian, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (57,14%), siklus II (85,71%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran tipe STAD dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 2 Trumon Timur.

Kata Kunci : model Pembelajarantipe STAD, Hasil Belajar

(36)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, Peneliti dapat menyelesaikan tugas penelitian tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII-2 pelajaran matematika materi persamaan garis lurus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada SMP Negeri 2 Trumon Timur “.

Dalam penyusunan penelitian ini Peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu terima kasih saya ucapkan dengan tulus dan ikhlas kepada :

1. Yang terhormat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh selatan 2. Yang terhormat Pengawas Pembina SMP Negeri 2 Trumon Timur 3. Yang terhormat Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Trumon Timur 4. Yang terhormat Rekan-rekan Guru SMP Negeri 2 Trumon Timur

5. Suami tercinta dan anak – anakku tersayang yang telah memberikan semangat dan do,a restu hingga dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini dengan tepat waktu.

6. Semua pihak yang telah banyak membantu, sehingga Penelitian ini selesai.

Peneliti menyadari bahwa Penulisan penelitian tindakan kelas ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu peneliti harapkan.

Krueng Luas, 27 Oktober 2017 Peneliti

Pina Ristina, S.Pd

NIP. 19870613 201103 2 002

(37)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN………... ii

ABSTRAK ... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Tujuan Penelitian ... 2 D. Manfaat Penelitian ... 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KajianPustaka ... 4 1. Beberapa Pengertian ... 4 a. Hasil Belajar Siswa ... 4 b. Model Pembelajaran ... 8 c. Materi Persamaan Garis Lurus ... 12 2. Macam-macam Model Pembelajaran ... 13 3. Mamfaat Penggunaan Pembelajaran model tipe STAD 15 4. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam

belajar ... 16 5. Penggunaan Pembelajaran model tipe STAD dapat

Meningkatkan hasil belajarsiswa ... 16 B. Hipotesis Tindakan ... 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian ... 17 1. Tempat Penelitian ... 17 2. Waktu Penelitian ... 17 B. Subyek Penelitian ... 18 C. Rancangan Tindakan……….

... 18 D. Tehnikdan Alat Pengumpul Data ... 20 E. Analisis Data ... 21 F. Prosedur Penelitian ... 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal ... 24 2. Deskripsi Hasil Siklus 1………

... 24 3. Deskripsi Hasil Siklus 2 ... 31 B. Pembahasan ... 34

(38)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 37 B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Surat Keterangan sudah melaksanakan Penelitian 2. Instrumen yang digunakan

3. Bukti fisik (Silabus, RPP, Daftarhadir ) 4. Photo Kegiatan

BIO DATA PENELITI

(39)

PEMERINTAH KABUPATENACEH SELATAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMP NEGERI 2 TRUMON TIMUR

Jalan Tapaktuan-Medan, Krueng Luas Aceh Selatan Kode Pos 23774

SURAT KETERANGAN KEPALA SEKOLAH Nomor : 421.4 / 080 / 2017

Kepala SMP Negeri 2 Trumon Timur Kecamatan Trumon Timur Kabupaten Aceh Selatan dengan ini menerangkan bahwa :

N a m a : Pina Ristina,S.Pd

N I P : 19870613 201103 2 002

Pangkat/Gol : Penata, III/c

Unit Kerja : SMP Negeri 2 Trumon Timur

Benar yang namanya tersebut di atas, telah melaksanakan seminar sehari penelitian tindakan kelas (PTK) dengan Judul : “Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII-2 pelajaran matematika materi persamaan garis lurus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad pada SMP Negeri 2 Trumon Timur”. Dilaksanakan pada tanggal 14 Nopember 2017 bertempat di SMP Negeri 2 Trumon Timur .

Demikianlah surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

PengawasSekolahBinaan

Krueng Luas, 19 Nopember 2017

(40)

ABSENSI SEMINAR SEHARI

Judul PTK : Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII-2 pelajaran matematika materi persamaan garis lurus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad pada SMP Negeri 2 Trumon Timur

Oleh : Pina Ristina,S.Pd

Unit Kerja : SMP Negeri 2 Trumon Timur

No Nama Peserta Asal Sekolah Tandatangan Ket

1. Abdul Manan, S.Fil SMP N 2 Trumon Timur 1.

2. Bakhtijal, S.Pd SMP N 2 Trumon Timur 2.

3. Citra Lia Maharani,

S.Pd. Gr SMP N 2 Trumon Timur 3.

4. Eva Rina Ningsih, S.Pd SMP N 2 Trumon Timur 4.

5. Fajriah, S.Pd SMP N 2 Trumon Timur 5.

6. Sefri Damia Sari,S.Pd SMP N 2 Trumon Timur 6.

7. Safranun, S.Pd SMP N 2 Trumon Timur 7.

8. Pina Ristina, S.Pd SMP N 2 Trumon Timur 8.

9. Julia, S.Pd SMP N 2 Trumon Timur 9.

10. Masri Hermi, S.Pd.I SMP N 2 Trumon Timur 10.

11. Masruri, S.Pd SMP N 3 Trumon Timur 11.

12. Minda Safitri, S.Pd SMP N 3 Trumon Timur 12.

13. Nurazizah, S.Pd SMP N 3 Trumon Timur 13.

14. Nursila Sagita, S.Pd SMP N 3 Trumon Timur 14.

15. Ilyas, S.Pd SMP N 3 Trumon Timur 15.

17. Rina Asmyanti, S.Pd.I SMP N 4 Trumon Timur 16.

18. Husaini, S.Pd SMP N 4 Trumon Timur 17.

19. Sallafuddin, S.Pd SMP N 4 Trumon Timur 18.

Krueng Luas, 14 Nopember 2017 Ketua Penyelenggara

(41)

FOTO KEGIATAN SEMINAR SEHARI

Gambar

Tabel 2.2 Perhitungan Skor Individu
Tabel 3.1.PembagianWaktuPenelitian
Tabel 4.1 Nilai Tes Pra Siklus  NO  Hasil
Tabel 4.3 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I  N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari 12 tumbuhan antagonis yang telah diuji di lapangan, lidah mertua ( Sanseviera trifasciata Prain) merupakan tanaman yang paling efektif dalam mengendalikan jamur

2.2Kebijakan dan Program Pemerintah Dalam Pengembangan, Pengentasan Kemiskinan dan Transportasi Pedesaan...II-6 2.3 Tujuan Membuat Program Transportasi Pedesaan...II-7

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN. TAHUN

Dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 hasil dari displacement dan drift ratio pada wilayah gempa 2 dan 6 untuk masing-masing metode, serta perbandingannya terhadap

Disarankan pada budidaya tanaman iles-iles dapat menggunakan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk guano dengan perbandingan 1 : 1 : 1 agar dapat

Penelitian ini telah menghasilkan sebuah aplikasi Monitoring berbasis Android yang dibuat menggunakan Bahasa pemrograman Java dan sebuah prototipe mesin otomatis

Menurut Heddy Shri Ahimsa-Putra, sebuah festival seni rakyat merupakan sebuah upaya untuk memuliakan kesenian rakyat (2007: 232). Ahimsa berpendapat, penyelenggaraan

Untuk merancang tentunya beban mati ini harus diperhitungkan untuk digunakan dalam analisa. Dimensi dan berat elemen struktur tidak diketahui sebelum