Narisa Maulida, Imma Widyawati Agustin, Dadang Meru Utomo Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886 Email: narisanar23@gmail.com
ABSTRAK
WHO menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak di dunia dengan rata-rata angka kematian 1000 anak dan remaja setiap harinya pada rentang usia 10–24 tahun. Jalan yang rawan kecelakaan menurut studi terdahulu dan data unit laka lantas Kota Malang Tahun 2016 adalah Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Kawi, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Sunandar Priyosudarmo, dan Jalan S.Supriadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecelakaan ruas jalan pada keenam ruas jalan rawan kecekalaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis angka kecelakaan 100juta kendaraan, analisis angka keparahan korban dan untuk mengetahui daerah rawan kecelakaan menggunakan metode UCL (Upper Control Limit) dan BKA (Batas Kontrol Atas). Hasil analisis menunjukkan Jalan Jaksa Agung Suprapto (102,25 dan 924), Jalan Basuki Rahmat (138,68 dan 624), Jalan Kawi 130,67 dan 504), dan Jalan Kolonel Sugiono (52,81 dan 834) merupakan ruas jalan yang tergolong rawan kecelakaan dikarenakan nilai angka kecelakaan 100 juta kendaran/km dan angka kecelakaan keparahan korban telah melebihi nilai BKA dan UCL. Sedangkan Jalan S. Priyosudarmo (17,91 dan 303) dan Jalan S.Supriadi (15,40 dan 363) bukan jalan yang rawan kecelakaan dikarenakan nilai angka kecelakaan 100 juta kendaran/km dan angka kecelakaan keparahan korban tidak melebihi nilai BKA dan UCL.
Kata Kunci: tingkat-kecelakaan, daerah-rawan-kecelakaan.
ABSTRACT
WHO reported that the traffic accident has been the main cause of child mortality with average rate of 1000 per day within the age range of 10 -24 years. Based on previous studies and traffic data of Malang city, the accident prone roads are Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Kawi, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Sunandar Priyosudarmo, and Jalan S.Supriadi. The purpose of this research is to understand the rate of accident on the road prone to accident mentioned above. The analysis methods used in this research are analysis of the number of accidents of 100 million vehicles, analysis of the severity of the victim, UCL (Upper Control Limit) and BKA (Batas Kontro Atas) analysis for understanding which area that is prone to accident. The results show that Jalan Jaksa Agung Suprapto (102,25 dan 924), Jalan Basuki Rahmat (138,68 and 624), Jalan Kawi 130,67 dan 504), and Jalan Kolonel Sugiono (52,81 dan 834) are classified as accident prone roads because the accident rate is 100 million vehicle/km and the casualties severity has exceed the BKA and UCL. On the other hand, Jalan S. Priyosudarmo (17,91 dan 303) and Jalan S.Supriadi (15,40 dan 363) are not accident prone roads because the accident rate is 100 million vehicle/km and the casualties severity does not exceed the BKA and UCL.
Keywords: rate-of-accident, accident-prone-area.
PENDAHULUAN
Sebanyak 1,24 juta korban meninggal tiap tahun di seluruh dunia dan 20–50 juta orang mengalami luka akibat kecelakaan lalu lintas (Global Status Report on Road Safety, 2013).
Data WHO menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak di dunia dengan rata-rata angka kematian 1000 anak dan remaja setiap harinya pada rentang usia 10–24 tahun (Hidayati dan Hendrati, 2016).
Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya, tidak hanya trauma, cedera, ataupun kecacatan tetapi juga kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan dari kendaraan (Alfatah, 2016).
Definisi kecelakaan berdasarkan Undang- undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang jalan lalu lintas dan angkutan adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Kecelakaan lalu lintas berdasarkan tingkat keparahan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu kecelakaan lalu lintas ringan, kecelakaan lalu lintas sedang, dan kecelakaan lalu lintas berat.
Analisis data kecelakaan merupakan salah satu cara pendekatan terhadap tingkat kecelakaan, dengan analisis dapat dimonitor kecenderungan kecelakaan yang terjadi dan dapat diidentifikasi keberhasilan terhadap suatu perubahan dengan segera (Dwiyogo, 2006).
Tingkat kecelakaan didasarkan pada (1) populasi, (2) kendaraan, (3) kendaraaan-mil. Kecelakaan per 100.000 orang pertahun, per 10.000 kendaraan atau per 100.000.000 kendaraan-km juga umum digunakan (Indriastuti dkk, 2011).
Penelitian terdahulu, Lipesik (2013) menemukan bahwa terdapat tiga ruas-ruas jalan yang paling rawan kecelakaan di Kecamatan Klojen Kota Malang, yaitu Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Kawi.
Selain itu, berdasarkan data ruas jalan rawan kecelakaan dari unit laka lantas pada Tahun 2016 dari lima ruas jalan tersebut masih terdapat tiga jalan yang rawan kecelakaan, yaitu Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Basuki Rahmat, dan Jalan Kawi. Hal itu membuktikan bahwa masih belum adanya upaya perbaikan dari dinas yang berwewenang. Selain itu, terdapat tiga ruas jalan yang paling rawan kecelakaan pada Tahun 2016.
Yaitu, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Sunandar Priyosudarmo, dan Jalan S. Supriadi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecelakaan pada keenam ruas jalan lokasi studi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Linarwati, et al (2016) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.
Penelitian ini menganalisis dan menyajikan data secara sistematik berdasarkan data yang telah didapatkan. Penjelasan pola pengembangan atau perubahan pada suatu fenomena tersebut
akan lebih mudah dipahami dan lebih mudah diambil kesimpulannya dengan penggunaan analisis deskriptif. Berdasarkan Marina (2015) bahwa penelitian kuantitatif dapat berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji diartikan sebagai metode penelitian yang hipotesis yang telah ditetapkan.
Analisis tingkat kecelakaan lalu lintas
Tingkat kecelakaan menurut Indriastuti, et al (2011) didasarkan pada (1) populasi, (2) kendaraan, (3) kendaraaan-mil. Kecelakaan per 100.000 orang pertahun, per 10.000 kendaraan atau per 100.000.000 kendaraan-km juga umum digunakan.
1. Angka Kecelakaan 100 juta kendaraan/km Perhitungan tingkat kecelakaan pada ruas jalan dapat diketahui melalui angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km (Indriastuti, et al, 2011) sebagai berikut:
Tk = Fk x 100.000.000
LHR x n x L x 365 (1)
Keterangan :
Tk : Tingkat Kecelakaan
Fk : Frekuensi kecelakaan di ruas jalan n : Tahun data
L : Panjang jalan LHR: Jumlah LHR harian
Perhitungan Arus dan Komposisi Lalu Lintas Arus atau volume lalu lintas pada beberapa ruas jalan rawan kecelakaan di Kota Malang dihitungan rumus sebagai berikut (PKJI, 2014):
Q = QKR + (QKB × ekrKB) + (QSM × ekrSM) (2)
Keterangan:
Q : Arus lalu lintas (smp/jam)
QKR: Arus lalu lintas kendaraan ringan (smp/jam)
QKB: Arus lalu lintas kendaraan berat (smp/jam) ekrKB: ekivalen kendaraan ringan KB
QSM: Arus lalu lintas sepeda motor (smp/jam) ekrSM: ekivalen kendaraan ringan SM
2. Angka Kecelakaan Keparahan Korban/EAN EAN (Equivalent Accident Number) dihitung dengan menjumlahkan kejadian
kecelakaan pada setiap kilometer panjang jalan kemudian dikalikan dengan nilai bobot sesuai tingkat keparahan. Nilai bobot standar yang digunakan adalah Meninggal dunia (MD) = 12, Luka berat (LB) = 3, Luka ringan (LR) = 3, Kerusakan kendaraan (K) = 1 (Bolla, 2013). Nilai pembobotan tingkat korban menurut Bolla (2013), perbandingan adalah sebagai berikut:
MD:LB:LR = 12:3:3 (3)
EAN = 12MD + 3LB + 3LR (4) Keterangan:
MD = Meninggal Dunia LB = Luka Berat LR =Luka Ringan
3. Penentuan Ruas Rawan Kecelakaan
Penentuan lokasi rawan kecelakaan berdasarkan Sugiyanto, et al (2017) dapat menggunakan statistik kendali mutu atau Upper Control Limit (UCL) sebagai batas ambang angka kecelakaan. Perhitungan UCL sebagai berikut:
UCL = λ + (2,576 √ mλ) + 0,829m + 2m1 (5) Keterangan:
λ : Rata-rata tingkat kecelakaan dalam satuan kecelakaan per eksposure
m : Satuan eskposure 2,576 : Faktor probabilitas
0,829 : Faktor koreksi untuk pendekatan
Kemudian, nilai batas dalam penentuan lokasi rawan kecelakaan dapat dihitung antara lain dengan menggunakan metode Batas Kontrol Atas (BKA). Nilai Batas Kontrol Atas (BKA) ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut (Kurniawan, et.al, 2015):
BKA =3 + √C (6)
Keterangan:
C = Rata-rata angka kecelakaan EAN
Setelah diketahui Angka kecelakaan pada setiap ruas jalan maka, ruas jalan yang memiliki nilai diatas nilai UCL dan BKA jalan tersebut merupakan jalan rawan kecelakan. Ruas yang mempunyai tingkat kecelakaan diatas ambang atas disebut “out of control” atau dengan kata lain adalah ruas jalan yang harus lebih diperhatikan dan memerlukan perhatian (Dwiyogo, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik kecelakaaan berdasarkan hari terjadinya kecelakaan dapat diketahui bahwa kecelakaan tertinggi terjadi pada hari Rabu, yaitu sebesar 18%. Berdasarkan pengamatan pada hari Rabu terjadi peningkatan kendaraan-kendaraan besar pengangkut barang-
barang industri yang melalui Jalan S. Supriadi, Jalan Kolonel Sugiono, dan Jalan S. Priyosudarmo menuju luar Kota Malang. Puncak terjadinya kecelakaan terjadi pada pukul 18.01-22.00 sebesar 24% kejadian. Banyaknya kejadian kecelakaan pada rentang waktu tersebut dapat disebabkan oleh adanya peningkatan kecepatan lalu lintas pada malam hari. Keterlibatan kendaraan terbesar adalah antar sepeda motor, yaitu sebesar 37% kejadian, serta 22% terjadi pada truk dan sepeda motor. Kejadian kecelakaan yang melibatkan truk dan sepeda motor terjadi pada jalan arteri yang menuju luar Kota Malang, seperti Jalan Kolonel Sugiono, Jalan S. Supriadi, dan Jalan S. Priyosudarmo.
1. Tingkat Kecelakaan
Analisis tingkat kecelakaan yang digunakan adalah angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km dan angka keparahan korban.
a. Angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km Perhitungan angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km berguna untuk mengetahui tingkat kecelakaan per ruas jalan. Sehingga selama 8 tahun terakhir, didapat perhitungan pada Tabel 1 :
TK = (262 x 100.000.000)
73128,8 x 8 x 1,2x 365 (7)
` = 102,25
Keterangan :
Frekuensi kecelakaan : 262 kejadian
LHR : 73128,8 smp/hari
n : 8 tahun
Panjang Jalan : 1,2 km
Tabel 1. Angka Kecelakaan 100 juta kendaraan/km
Ruas Jalan Jumlah Kejadian
Panjang Jalan (km)
LHR
TK (100 juta kendaraa
n/km) Jalan Jaksa
Agung Suprapto
262 1,2 73128,8 102,25
Jalan Basuki
Rahmat 169 0,88 47423,3 138,68
Jalan Kawi 150 0,94 41822 130,67
Jalan Kolonel
Sugiono 149 3,3 29281,35 52,81
Jalan Sunandar Priyosudarmo
74 1,95 72575 17,91
Jalan
S.Supriadi 92 4,2 48725 15,40
Rata-rata 76,29
Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa Jalan Basuki Rahmat memiliki nilai tertinggi pada angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km, yaitu sebesar 138,65 pada 100
juta kendaraan/km. Hal ini karena dalam kurun waktu 8 tahun terdapat 169 kejadian kecelakaan di Jalan Basuki Rahmat dengan panjang jalan 0,88 km. Sedangkan, nilai terendah terjadi pada Jalan S. Supriadi 15,40 pada 100 juta kendaraan/km dengan 92 kejadian kecelakaan dan panjang jalan 4,2 km. Nilai angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km merupakan variabel dalam menentukan ruas jalan rawan kecelakaan.
b. Angka kecelakaan keparahan korban (EAN) Equivalent accident number (EAN) dapat diketahui berdasarkan karakteristik korban kecelakaan. Metode angka ekivalen kecelakaan merupakan pemeringkatan dengan pembobotan tingkat kecelakaan Dimana lokasi rawan kecelakaan ditentukan berdasarkan pembobotan terhadap korban akibat kecelakaan tersebut.
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan nilai bobot standar yang digunakan adalah Meninggal dunia (MD) = 12, Luka berat (LB) = 3, Luka ringan (LR) = 3. Sehingga, dari pembobotan ini diperoleh peringkat jalan rawan kecelakaan berdasarkan angka keparahan korban (Tabel 2).
Tabel 2. Tabel Angka Keparahan Korban Kecelakaan
Ruas Jalan
Jumlah Korban EAN MD MD*
12 LB LB*3 LR LR*3 Jalan J.A.
Suprapto 14 168 26 78 226 678 924 Jalan Kol.
Sugiono 38 456 10 30 116 348 834 Jalan Basuki
Rahmat 10 120 17 51 151 453 624 Jalan Kawi 7 84 23 69 117 351 504
Jalan S.
Supriadi 8 96 3 9 86 258 363
Jalan Sunandar Priyosudarmo
7 84 5 15 68 204 303
Rata-rata 592
Berdasarkan angka keparahan korban maka ruas jalan paling rawan kecelakaan adalah jalan Jaksa Agung Suprapto dengan nilai EAN 924. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah kejadian kecelakaan tertinggi pada lokasi studi, yaitu pada Jalan Jaksa Agung Suprapto (Tabel 1), sebanyak 262 kejadian Peringkat selanjutnya adalah Jalan Kolonel Sugiono dengan nilai EAN 834 dan 149 kejadian disertai tingginya korban meninggal dunia pada jalan ini. Sedangkan angka keparahan korban terendah terdapat pada Jalan Sunandar Priyosudarmo dengan nilai EAN 303
dan jumlah kejadian kecelakaan sebesar 74 kejadian. Pada jalan ini rendahnya nilai EAN juga berbanding lurus dengan rendahnya jumlah kejadian kecelakaan pada lokasi studi.
2. Penentuan ruas rawan kecelakaan
Perhitungan Upper Control Limit (UCL) untuk angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km digunakan untuk mengetahui batas ambang angka kecelakaan pada setiap ruas jalan lokasi studi. Pehitungan UCL dilakukan dengan λ = 76,29, pada Jalan Jaksa Agung Suprapto dengan nilai m=102,25. Perhitungan UCL adalah sebagai berikut (Tabel 3):
UCL = λ + (2,576 √ mλ) + 0,829m + 2m1 (8) UCL = 76,29 + (2,576 √ 102,2576,29) + 102,250,829 + 2∗102,251
= 78,523 Keterangan:
λ : Rata-rata angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km
m : Nilai angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km per ruas jalan
2,576 : Faktor probabilitas
0,829 : Faktor koreksi untuk pendekatan Tabel 3. Upper Control Limit (UCL) Pada angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km
Lokasi λ 2,576√
(λ/m) 0,82 9/m
1/
2 m
UCL Tk
Jalan J.A.
Suprapto 76,
29 2,225 0,00 8
0,0 05
78, 523
102 ,25 Jalan Basuki
Rahmat
76,
29 1,911 0,00 6
0,0 04
78, 206
138 ,68 Jalan Kawi 76,
29 1,968 0,00 6
0,0 04
78, 264
130 ,67 Jalan Kol.
Sugiono 76,
29 3,096 0,01 6
0,0 09
79, 407
52, 81 Jalan Sunandar
Priyosudarmo 76,
29 5,317 0,04 6
0,0 28
81, 676
17, 91 Jalan S. Supriadi 76,
29 5,734 0,05 4
0,0 32
82, 106
15, 40
Berdasarkan hasil perhitungan UCL pada angka kecelakaan 100juta kendaraan/km, maka jalan yang angka kecelakaannya melebihi nilai UCL adalah Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Basuki rahmat, dan Jalan Kawi. Sedangkan, Jalan yang angka kecelakaannya berada dibawah nilai UCL adalah Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Sunandar Pritosudarmo, dan Jalan S. Supriadi.
Untuk lebih jelasnya perbandingan nilai UCL pada angka kecelakaan 100juta kend/km dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Perbandingan Nilai UCL Pada Angka kecelakaan 100jt kendaraan/km Perhitungan Batas Kontrol Atas (BKA) dan
Upper Control Limit (UCL) pada angka keparahan korban/EAN adalah sebagai berikut:
BKA = C + 3√C (9)
BKA = 592+ 3√592 = 665
Dimana: C = Rata-rata angka keparahan korban Setelah dilakukan perhitungan BKA pada angka keparahan korban/EAN, maka dapat diketahui nilai BKA adalah 665. Jalan yang memiliki nilai angka keparahan korban melebihi nilai BKA adalah Jalan Jaksa Agung Suprapto dan Jalan Kolonel Sugiono. Dimana nilai angka keparahan korban/EAN pada Jalan Jaksa Agung Suprapto sebesar 924, sedangkan nilai angka keparahan korban/EAN pada Jalan Kolonel Sugiono adalah 834. Untuk lebih jelasnya perbandingan nilai BKA pada angka keparahan korban/EAN dapat dilihat pada Gambar 2.
Perhitungan UCL pada EAN dilakukan pada masing-masing ruas jalan, sebagai contoh Jalan Jaksa Agung Suprapto, dengan nilai m = 924, adalah sebagai berikut (Tabel 4):
UCL = λ + (2,576 √ mλ) + 0,829m + 2m1 (10) UCL = 592 + (2,576 √ 592924) + 0,829924 + 2∗9241 = 594,06
Keterangan:
λ : Rata-rata EAN
m : Nilai EAN per ruas jalan 2,576 : Faktor probabilitas
0,829 : Faktor koreksi untuk pendekatan
Tabel 4. Upper Control Limit (UCL) Pada EAN
Lokasi λ
2,576
√ λ/m
0,82 9/m 1/2m
UCL EA
N EAN
Jalan J.A.
Suprapto 592 2,062 0,00
09 0,001 594 ,06 924 Jalan Basuki
Rahmat 592 2,509 0,00
13 0,001 594 ,51 834 Jalan
Kolonel Sugiono
592 2,792 0,00
16 0,001 594 ,79 624 Jalan Kawi 592 2,170 0,00
10 0,001 594 ,17 504 Jalan S.
Priyosudarm o
592 3,601 0,00
27 0,002 595 ,61 303 Jalan S.
Supriadi 592 3,290 0,00
23 0,001 595 ,29 363
Pada Tabel 4 terdapat hasil perhitungan UCL pada angka keparahan korban/EAN pada setiap ruas jalan berdasarkan dari perhitungan tersebut dapat diketahui ruas jalan yang memiliki nilai EAN yang melebihi nilai UCL adalah Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Basuki Rahmat, dan Jalan Kolonel Sugiono. Sedangkan ruas jalan yang memiliki nilai EAN berada dibawah nilai UCL adalah Jalan Kawi, Jalan S.
Priyosudarmo dan Jalan S. Supriadi.
Perbandingan nilai UCL pada angka keparahan korban/EAN dapat dilihat lebih jelas sebagaimana pada Gambar 3.
Berdasarkan perbandingan BKA dan UCL pada angka keparahan korban/EAN, maka ruas jalan yang memiliki nilai EAN yang melebihi nilai BKA dan UCL adalah Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Basuki Rahmat, dan Jalan Kolonel Sugiono.
102,25
138,68
130,67
52,81
17,91 15,4
78,523 78,206 78,264 79,407 81,676 82,106
Jl. Jaksa Agung Suprapto
Jl. Basuki Rahmat
Jl. Kawi Jl. Kolonel Sugiono
Jl. S.P.sudarmo Jl. S. Supriadi Angka Kecelakaan 100jt kend/km UCL
24 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 1, Januari 2020
Gambar 2. Perbandingan Nilai BKA Pada EAN
Gambar 3. Perbandingan Nilai UCL Pada EAN Berdasarkan kriteria BKA dan UCL di atas,
baik pada angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km dan pada angka kecelakaan keparahan korban/EAN, maka dapat disimpulkan bahwa jalan yang rawan kecelakaan adalah Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Basuki rahmat, Jalan Kawi, dan Jalan Kolonel Sugiono. Keempat jalan tersebut merupakan jalan yang rawan kecelakaan dikarenakan nilai angka kecelakaan 100 juta kendaraan/km dan angka kecelakaan keparahan korban/EAN pada keempat jalan ini melebihi nilai BKA dan UCL. Sebagaimana pada Tabel 5 serta dapat dilihat pada Gambar 4- Gambar 6, berikut ini :
Tabel 5. Jalan Rawan Kecelakaan
Lokasi BKA UCL EAN
UCL Angka kecelakaan
100jt kend/km Jalan Jaksa Agung
Suprapto
Jalan Basuki Rahmat -
Jalan Kawi - -
Jalan Kolonel Sugiono -
Jalan S. Priyosudarmo - - -
Jalan S. Supriadi - - -
Keterangan:
: Jalan rawan kecelakaan - : Jalan tidak rawan kecelakaan 924
624
504
834
303
363
665 665 665 665 665 665
Jl.Jaksa Agung Suprapto
Jl.Basuki Rahmat
Jl. Kawi Jl. Kolonel Sugiono
Jl S.P. sudarmo Jl. S. Supriadi
EAN BKA
924
624
504
834
303
363
594,06 594,51
594,79
594,17 595,61 595,29
Jl. Jaksa A.
Suprapto
Jl. Basuki Rahmat
Jl. Kawi Jl. Kolonel Sugiono
Jl. S.P.sudarmo Jl. S. Supriadi
EAN UCL
Gambar 4. Peta Rawan Kecelakaan Kecamatan Klojen
26 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 1, Januari 2020
Gambar 5. Peta Rawan Kecelakaan Kecamatan Sukun
Gambar 6. Peta Rawan Kecelakaan Kecamatan Blimbing
28 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 1, Januari 2020
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis hasilnya menunjukkan Jalan Jaksa Agung Suprapto (102,25 dan 924), Jalan Basuki Rahmat (138,68 dan 624), Jalan Kawi 130,67 dan 504), dan Jalan Kolonel Sugiono (52,81 dan 834) merupakan ruas jalan yang tergolong rawan kecelakaan dikarenakan nilai angka kecelakaan 100 juta kendaran/km dan angka kecelakaan keparahan korban telah melebihi nilai BKA dan UCL.
Sedangkan Jalan S. Priyosudarmo (17,91 dan 303) dan Jalan S.Supriadi (15,40 dan 363) bukan jalan yang rawan kecelakaan dikarenakan nilai angka kecelakaan 100 juta kendaran/km dan angka kecelakaan keparahan korban tidak melebihi nilai BKA dan UCL.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Marga Tahun 2014.
Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia.
World Health Organization. 2013. Global Status Report on Road Safety 2013.
Luxembourg:WHO.
Alfatah, Reza. 2016. Tinjauan hukum pidana islam terhadap kelalaian Pengemudi yang menyebabkan orang lain Meninggal dunia
,
luka berat, luka ringan dan Kerusakan barang. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya.Bolla, Margareth Evelyn, Yunita A. Messah, dan Michal M. Bunga Koreh. 2013. Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Lalu lintas (Studi Kasus Ruas Jalan Timor Raya Kota Kupang). Jurnal Teknik Sipil Vol II No.2, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Dwiyogo, Priyo dan Probowo Radityo Heru.
2006. Studi Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot dan Blacksite) Pada Jalan Tol Jagorawi. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Teknik, Universitas Dipenogoro. Semarang.
Indriastuti, Amelia K, Yessy Fauziah, Edy Priyanto. 2011. Karakteristik Kecelakaan
dan Audit Keselamatan Jalan pada Ruas Ahmad Yani Surabaya. Jurnal Rekayasa Sipil. Volume 5, No.1. UB Press: Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Malang.
Kurniawan, Aditya, Dinda Ayu Septiana, Kami Hari Basuki, Amelia Kusuma Indriastuti.
2015. Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Arteri Primer (Studi Kasus Jalan Maospati-Solo, Segmen 28.029, STA 11 +020 – 28+020). Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 4 Nomor 4.
Universitas Dipenogoro. Semarang.
Linarwati, Mega, Azis Fathoni, dan Maria M.Minarsih. 2016. Studi Deskriptif Pelatihan Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Serta Penggunaan Metode Behavioral Event Interview Dalam Merekrut Karyawan Baru Di Bank Mega Cabang Kudus. Journal Of Management. Volume 2. No.2. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Pandanaran .Semarang.
Lipesik, Else Sherley. 2013. Model Pengaruh Desain Geometri dan Fasilitas Jalan terhadap Krakteristik Kecelakaan. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang. Universitas Brawijaya.
Marina, devy. 2015. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Suatu Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung).
Skripsi tidak dipublikasikan.
Bandung:Universitas Pasundan.
Sugiyanto, Gito, Ari Fadli, dan Mina Yumei Santi.
2017. Identification Of Black Spot And Equivalent Accident Number Using Upper Control Limit Method. ARPN Journal Of Engineering and Applied Sciences. Volume 12, no.2. Fakultas Teknik, Universitas Jendral Soedirman.
Purwokerto.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.