• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH LENNY NURYANI NABABAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH LENNY NURYANI NABABAN"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN

TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2016-2019

OLEH

LENNY NURYANI NABABAN 160503007

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)
(3)
(4)

Telah diuji pada Tanggal 30 April 2021

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Dr. Erwin Abubakar, MBA., Ak

Penguji : Dr. Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si, Ak Pembanding : Drs. Sucipto, MM., Ak

(5)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2019” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2021 Yang membuat pernyataan

LENNY NURYANI NABABAN

NIM. 160503007

(6)

ii ABSTRAK

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN

TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2016-2019

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, dan struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal dengan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 33 perusahaan yang sudah memenuhi kriteria. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan sampel yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Teknik analisis data yang diterapkan adalah analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan kompleksitas operasi perusahaan dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Kata kunci: Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

(7)

iii ABSTRACT

THE EFFECT OF LEVERAGE, COMPANY SIZE, COMPANY OPERATING

COMPLEXITY, AND OWNERSHIP STRUCTURE ON TIMELINESS OF FINANCIAL REPORTING COMPANIES IN THE CONSUMPTION

GOODS INDUSTRY SECTOR LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2016-2019

The purpose of this study was to determine the effect of leverage, company size, complexity of company operations, and ownership structure on the timeliness of financial reporting for companies in the consumer goods industry listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2016-2019.

This research is a type of causal associative research with the type of data used is quantitative data. The sampling method used in this study is purposive sampling method and obtained a sample of 33 companies that have met the criteria. The data used are financial reports and annual reports of sample companies obtained from the Indonesia Stock Exchange website (www.idx.co.id).

The data analysis technique applied was logistic regression analysis.

The results of this study indicate that partially leverage and firm size have a significant effect on the timeliness of financial reporting, while the complexity of the company's operations and ownership structure have no significant effect on the timeliness of financial reporting.

Keywords: Leverage, Company Size, Complexity of Company Operations, Ownership Structure, Timeliness of Financial Reporting.

(8)

iv KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk setiap berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2019”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, saran, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Fadli SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Erwin Abubakar, MBA., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini. Bapak Dr. Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si, Ak selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Sucipto, MM., Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran, masukan dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

v 4. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda M. Nababan dan Ibunda R. Br.

Situmorang serta saudara-saudari terkasih (kakak saya dr.Kristina Nababan, abang saya Parsaoran Nababan dan Rudi Nababan serta Edak ku Desi Br.

Marbun). Terima kasih untuk segala doa, dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang selama ini diberikan.

5. Bapak Ibu dosen Fakutas Ekonomi dan Bisnis yang sudah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan serta Bapak Ibu pegawai tata usaha yang telah membantu dalam menyelesaikan administrasi perkuliahan.

6. KTB ku (Bang Parlin Sitanggang, Agus Siahaan, Dandi Lubis, Jesika Pradipta, Efri Purba, Romauli Batubara, Dean Karosekali, Damelina Saragih, Martha Hutauruk), dan sahabat-sahabat penulis (Melva Simangunsong, Nadya Sidabutar, Monica Sihombing, Kristina Siburian dan Wirda Utari), terima kasih untuk motivasi, saran, dan bantuan yang diberikan. Adik-adik Kelompok Kecil ku (Nunut Nababan, Elfri Ompusunggu, Maria Tumanggor, Nathania Panjaitan, Feby Sihombing, Indah Tambunan, Intan Simanjuntak, dan Ellise Siregar) yang telah mendoakan dan memberikan semangat untuk kakak. Teman-teman Akuntansi grup A stambuk 2016 dan semua pihak berperan dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mengasihi saya dan memberikan saya kekuatan, kesabaran, dan pertolongan-Nya sehingga saya dapat melewati setiap hal di masa perkuliahan saya, semoga Dia juga

(10)

vi yang akan terus menuntun dan memampukan saya untuk menjalani dunia alumni.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf serta mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2021 Penulis,

Lenny Nuryani Nababan NIM. 160503007

(11)

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 12

2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory) ... 13

2.2 Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan ... 13

2.3 Leverage ... 14

2.4 Ukuran Perusahaan ... 15

2.5 Kompleksitas Operasi Perusahaan ... 16

2.6 Struktur Kepemilikan ... 17

2.7 Penelitian Terdahulu ... 19

2.8 Kerangka Konseptual ... 25

2.9 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Batasan Operasional ... 31

3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.4.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 32

3.4.2 Variabel Bebas (Independent Variable) ... 32

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian... 35

3.5.1 Populasi ... 35

3.5.2 Sampel ... 36

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.7 Metode Pengumpula Data ... 38

3.8 Metode dan Analisis Data ... 39

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 39

3.8.2 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 39

3.8.2.1 Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ... 40

(12)

viii

3.8.2.2 Menguji Keseluruhan Model(Overall Model Fit) ... 41

3.8.2.3 Menguji Koefisien Determinasi (R2) ... 42

3.8.2.4 Menguji Koefisien Regresi ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Gambaran Umum ... 44

4.2 Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 44

4.2.2 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 48

4.2.2.1 Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ... 48

4.2.2.2 Menguji Keseluruhan Model(Overall Model Fit) ... 49

4.2.2.3 Menguji Koefisien Determinasi (R2) ... 51

4.2.2.4 Menguji Koefisien Regresi ... 51

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

4.3.1 Pengaruh Leverage Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 54

4.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 55

4.3.3 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 56

4.3.4 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 59

5.3 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 62

(13)

ix DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Fenomena Perusahaan Sektor Industi Barang Konsumsi ... 5

1.2 Research GAP Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian ... 34

3.2 Kriteria Pengambilan Sampel ... 36

3.3 Daftar Sampel Penelitian ... 37

4.1 Statistika Deskriptif Variabel Penelitian ... 45

4.2 Jumlah Data Valid ... 47

4.3 Hosmer and Lemeshow Test ... 48

4.4 Block 0: Beginning Block ... 49

4.5 Block 1: Method Enter ... 50

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 51

4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi ... 52

(14)

x DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 26

(15)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

I Daftar Populasi dan Sampel Penellitian ... 62 II Data Variabel Penelitian ... 65 III Hasil Uji SPSS ... 69

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan semakin kompleks dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, maka diperlukan upaya dalam penyediaan dan perolehan informasi. Salah satu informasi penting dalam bisnis investasi adalah laporan keuangan yang disediakan setiap perusahaan yang go public. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas dari pelaporan keuangan setiap perusahaan serta suatu pemanfaatan informasi yang telah siap digunakan sebelum kehilangan makna oleh pemakai laporan keuangan dengan kapasitasnya yang masih tersedia dalam pengambilan keputusan. Ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan juga harus diperhatikan oleh perusahaan karena sangat dibutuhkan oleh investor untuk mendukung pengambilan keputusan.

Di Indonesia, setiap emiten atau perusahaan publik diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan berkala yang disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah di audit oleh akuntan publik kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diumumkan kepada publik paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. Peraturan mengenai pelaporan laporan keuangan tersebut diatur oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.

(17)

2 29/POJK.04/2016 tentang laporan keuangan tahunan emiten atau perusahaan publik. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu (timeliness) dalam melaporkan laporan keuangan suatu perusahaan kepada para penggunanya itu merupakan kewajiban yang harus diberikan oleh perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan, karena akan menyebabkan hilangnya manfaat informasi dalam laporan keuangan tersebut. Ketepatan waktu juga dikategorikan menjadi syarat agar informasi dikatakan relevan. Dikatakan relevan apabila informasi tersebut tersedia tepat waktu bagi orang yang membutuhkan untuk mengambil keputusan. Hal ini dapat diartikan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) pelaporan laporan keuangan kepada publik.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek (suspensi) di pasar reguler dan tunai terhadap 17 perusahaan tercatat atau emiten pada perdagangan 3 Juli 2017. Suspensi itu dilakukan, mengingat berdasarkan pemantauan manajemen BEI hingga 29 Juni 2017, ada 17 perusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2016.

Selain itu belum menyampaikan denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan itu. BEI memperpanjang suspensi perdagangan efek untuk 9 perusahaan tercatat yakni PT Borne Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN), PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CPGT), PT Skybee Tbk (SKYB), PT Inovisi Infracom Tbk (INVS), PT Permata Prima Sakti Tbk (TKGA), PT Evergreen Invesco Tbk (GREN), PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), dan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI).

(https://www.liputan6.com). Berdasarkan pemantauan BEI, hingga tanggal 29

(18)

3 Juni 2018 terdapat 10 perusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2017 dan belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan tersebut (https://www.indopremier.com).

Bursa Efek Indonesia menyatakan ada 10 emiten yang hingga 29 Juni 2019 belum menyampaikan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2018, selain itu juga belum membayar denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Melihat hal tersebut, BEI memutuskan menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) sebanyak empat emiten.

Emiten tersebut antara lain PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT Bakrieland Development Tbk (ELYT), PT Sugih Energy Tbk (SUGI), dan PT Nipress Tbkn(NIPS). Selain itu BEI memperpanjang suspensi efek kepada enam emiten antara lain PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN), PT Golden Plantation Tbk (GOLL), PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI), PT Cakra Mineral Tbk (CKRA), dan PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) (https://www.liputan6.com).

Tahun 2020, Bursa Efek Indonesia mencatat terdapat 80 perusahaan terbuka yang hingga 30 Juni 2020 tidak menyampaikan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Desember 2019 secara tepat waktu. Beberapa emiten yang belum menerbitkan laporan keuangan diantaranya adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF), PT Cowell Development Tbk (COWL) dan PT Hanson International Tbk (MYRX) (https://market.bisnis.com).

(19)

4 Dengan demikian, emiten yang melakukan pelanggaran atas Peraturan BEI akan dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi.

Berdasarkan aturan, BEI akan memberikan peringatan tertulis I atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai akhir bulan berikutnya terhitung sejak batas waktu penyampaian laporan keuangan. Lalu Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 10.000.000,- apabila mulai awal bulan kedua sampai dengan perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan. BEI akan memberikan peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 30.000.000,- bila pada bulan ketiga sejak batas waktu penyampaian laporan keuangan emiten tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan. Terakhir adalah suspensi bila pada bulan keempat, emiten masih belum memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan BEI akan memberikan denda hingga Rp 150.000.000,-.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa peraturan dan sanksinya tidak dapat menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu disetiap periodenya. Faktor- faktor lain yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perlu diperhatikan seperti faktor yang berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan yakni leverage, ukuran perusahaaan, kompleksitas operasi perusahaan dan struktur kepemilikan.

(20)

5 Tabel 1.1

Fenomena Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi

No Nama Perusahaan Keterangan

1 PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk Belum menyampaikan laporan keuangan auditan 2016 dan belum melakukan pembayaran denda, maka perusahaan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk dikenakan suspensi di seluruh pasar.

2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Belum menyampaikan laporan keuangan auditan 2018 dan belum melakukan pembayaran denda, maka perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dikenakan suspensi di seluruh pasar.

Sumber: www.idx.co.id

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Variabel ini diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) yang merupakan perbandingan total utang dengan modal sendiri. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk bagi perusahaan, sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Utari dan Amin (2011) dan Nurmiati (2016) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, tetapi hasil penelitian Sulistyo (2010), Dwiyanti (2010) dan Ramadhaniyati (2017) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Ukuran perusahaan dapat diukur dari besar kecilnya perusahaan dengan melihat total aset atau total penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan

(21)

6 yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian internal yang kuat, adanya pengawasan investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka akan memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sulistyo (2010) serta Sanjaya dan Wirawati (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, tetapi hasil penelitian Auwina (2019) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Kompleksitas operasi perusahaan dapat dilihat dengan adanya anak perusahaan. Semakin tinggi kompleksitas operasi perusahaan maka hal ini akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sulistyo (2010) yang menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Struktur kepemilikan perusahaan yang go public dapat disebut sebagai kepemilikan terhadap saham perusahaan pubik yang didalam kepemilikan tersebut perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu kepemilikan oleh pihak dalam atau manajemen perusahan (insider ownership’s) dan kepemilikan oleh pihak luar (outsider ownership’s). Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan melalui media massa maupun kritikan atau komentar yang dianggap opini publik atau masyarakat. Oleh

(22)

7 karena itu, pihak manajemen dituntut untuk melakukan kinerja dengan baik dalam menyajikan informasi secara tepat waktu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sulistyo (2010), Dwiyanti (2010) dan Sanjaya dan Wirawati (2016) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, tetapi hasil penelitian Pujiatmi dan Ismawati (2018) dan Auwina (2019) menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Tabel 1.2

Research GAP Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Variabel Dependen

Variabel Independen

Hasil Penelitian Peneliti

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Leverage

Berpengaruh Nurmiati (2016) Berpengaruh Negatif Pujiatmi dan Ismawati

(2018) Tidak Berpengaruh Ramadhaniyati (2017)

Ukuran Perusahaan

Berpengaruh Positif Sanjaya dan Wirawati (2016) Berpengaruh Negatif Auwina (2019)

Berpengaruh Suryanto dan Pahala (2016)

Tidak Berpengaruh Astuti dan Erawati (2018) Kompleksitas

Operasi Perusahaan

Berpengaruh Sulistyo (2010)

Struktur Kepemilikan

Berpengaruh Positif Sanjaya dan Wirawati (2016) Berpengaruh Negatif Auwina (2019)

Tidak Berpengaruh Nurmiati (2016)

(23)

8 Dengan perbedaan hasil penelitian yang telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, adalah menarik untuk menguji kembali mengenai pengaruh leverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Dalam kesempatan ini telah dipilih judul “Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2016-2019”.

(24)

9 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka rumusan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019?

3. Apakah kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019?

4. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019?

(25)

10 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian dapat di rinci sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019.

2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019.

3. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2019.

4. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019.

(26)

11 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

2. Bagi investor

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

3. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya

Sebagai penambah wawasan serta literatur tambahan tentang faktor-faktor ketepatan waktu pelaporan keuangan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

(27)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Ramadhaniyati (2017), teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan bahwa adanya hubungan antara agent (manajemen suatu usaha) dengan principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan (agency relationship) terdapat suatu kontrak dimana seseorang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agent untuk mampu membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Keputusan tersebut harus bermanfaat agar menguntungkan bagi principal (Auwina, 2015).

Teori keagenan juga mengimplikasikan terdapat asimetri informasi antara manajer sebagai pihak agen dan pemilik sebagai prinsipal. Asimetri informasi timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan pada masa yang akan datang dibandingkan dengan informasi yang diperoleh prinsipal, sehingga dalam kaitannya dengan hal tersebut menyatakan bahwa laporan keuangan yang disampaikan dengan segera atau tepat waktu akan dapat mengurangi asimetri informasi tersebut.

(28)

13 2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Menurut Nurmiati (2016) teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal. Untuk menghindari asimetri informasi, perusahaan harus memberikan informasi sebagai sinyal kepada investor. Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai pemantau dalam menanamkan dana pada suatu perusahaan. Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang dipublikasikan perusahaan dalam laporan keuangan.

Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi kondisi perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan.

2.2 Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan

Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Tepat waktu didefinisikan sebagai suatu pemanfaatan informasi oleh pengambilan

(29)

14 keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau kemampuan untuk mengambil keputusan (Suryanto, 2016). Oleh karena itu suatu informasi dikatakan tidak relevan jika tidak disampaikan tepat waktu. (Menurut SAK 2018:15) Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka. Secara umum, semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/Pojk.04/2016 yang menyatakan bahwa emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir. Maka dalam penelitian ini perusahaan yang dikatakan menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu adalah perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan kategori 1 bagi perusahaan yang tepat waktu dan kategori 0 bagi perusahaan yang tidak tepat waktu.

2.3 Leverage

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aset perusahaan. Menurut (Syahyunan 2013:92) leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio leverage ini dapat

(30)

15 pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya, sedangkan perusahaan yang mempunyai leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Dengan demikian, semakin tinggi leverage berarti semakin tinggi resiko perusahaan karena ada kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau utangnya.

Dalam penelitian ini proksi untuk leverage adalah debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio dikenal sebagai rasio financial leverage. Debt to equity ratio digunakan untuk menghitung tingkat leverage yaitu perbandingan antara total hutang (total debt) dengan ekuitas (total shareholder’s equity) yang dimiliki perusahaan.

2.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (firm size) adalah skala atau ukuran yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan dilihat dari total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item- item tersebut maka semakin besar juga ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula dikenal dalam masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008 dalam Suryanto dan Pahala, 2016).

(31)

16 Perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) menunjukkan banyak sumber informai yang terdapat di dalamnya sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Hal ini dapat membantu para pengguna laporan dalam mengambil keputusan ekonomik jika informasi disampaikan dengan andal.

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari total aset yang dimiliki perusahaan. Penelitian ini menggunakan proksi size yaitu log natural dari total aset. Tujuan total aset diukur dengan menggunakan log natural agar angka pada size tidak memiliki angka yang terlalu jauh dengan angka-angka pada variabel lain dan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total aset langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Dengan menggunakan log natural, niai miliar bahkan triliun tersebut disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai yang sebenarnya.

2.5 Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan akibat dari pembentukan departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki fokus terhadap jumlah unit yang berbeda. Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan dilihat pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik.

(32)

17 Perusahaan yang memiliki anak perusahaan bagi auditor ini akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas audit pada perusahaan klien yang memiliki kompleksitas perusahaan yang tinggi. Selain itu apabila perusahaan yang memiliki anak perusahaan, maka perusahaan akan mengkonsolidasikan laporan keuangannya. Selanjutnya auditor mengaudit laporan konsolidasi perusahaan tersebut. Jumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa dalam setiap transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya. Hal ini akan membuat lingkup audit yang akan dilakukan oleh auditor semakin luas, sehingga berdampak pada waktu yang dibutuhkan oleh auditor dalam menyelesaikan tugas auditnya.

Kompleksitas operasi perusahaan dalam penelitian ini ditentukan dengan ada tidaknya anak perusahaan. Pengukurannya menggunakan variabel dummy. Di mana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan.

2.6 Struktur Kepemilikan

Menurut Sugiarto (2009), struktur kepemilikan adalah perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Struktur kepemilikan perusahaan go public dapat disebut sebagai kepemilikan terhadap saham perusahaan pubik yang didalam kepemilikan tersebut perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu kepemilikan oleh

(33)

18 pihak dalam atau manajemen perusahaan (insider ownership’s) dan kepemilikan oleh pihak luar (outsider ownership’s).

Pemilik dari pihak luar berbeda dengan manajer, dimana kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar untuk terlibat dalam urusan bisnis sehari- hari. Pemilik dari perusahaan dari pihak luar atau pemegang saham berkepentingan untuk mengetahui tingkat kembalian atas investasi mereka. Oleh sebab itu mereka membutuhkan informasi yang membantu mereka untuk memutuskan tindakan mereka, apakah untuk membeli, menahan, atau menjual saham-saham suatu perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan dalam mempengaruhi perusahaan melalui media massa maupun kritikan atau komentar yang dianggap opini publik atau masyarakat sehingga perusahaan melakukan usahanya dengan pengawasan. Oleh karena itu, pihak manajemen dituntut untuk melakukan kinerja dengan baik dalam menyajikan informasi secara tepat waktu karena ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan akan berpengaruh pada pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Sugiarto (2009:36-37) dalam Auwina (2015) terdapat empat jenis pengendalian dengan persentase kepemilikan sebagai berikut:

a. Private Ownership control: 80% kepemilikan saham dimiliki oleh individu atau kelompok bisnis.

b. Majority control: 50%-80% kepemelikan saham yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan dalam memilih direksi.

c. Minority control: kepemilikan saham dengan jumlah 20%-50% yang dimiliki oleh pemegang saham.

(34)

19 d. Management control: kepemilikan saham dengan jumlah 10%-20%.

Struktur kepemilikan merupakan perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki pihak dalam dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak luar. Struktur kepemilikan pada penelitian ini diproksikan dengan OWN atau outsider ownership yaitu saham pihak luar dibagi total saham (Sanjaya dan Wirawati,2016).

2.7 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan yang telah banyak dilakukan, yaitu:

Abdelsalam dan Masry (2008) melakukan penelitian dengan judul dampak dari independensi dewan dan struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu pelaporan internet perusahaan dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Irlandia. Hasilnya menunjukkan bahwa independensi dewan dan struktur kepemilikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Dwiyanti (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas dan struktur kepemilikan secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor,

(35)

20 dan pergantian auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sulistyo (2010) melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Akan tetapi, tidak ditemukan bukti bahwa likuiditas, leverage keuangan, dan opini auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Utari dan Amin (2011) melakukan penelitian dengan judul pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage keuangan, ukuran perusahaan dan kepemilikan publik terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik tidak berpengaruh pada ketepatan waktu laporan keuangan, sedangkan leverage keuangan berpengaruh pada ketepatan waktu laporan keuangan.

Suryanto dan Pahala (2016) melakukan penelitian dengan judul analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (studi empiris pada perusahaan otomotif dan komponen dan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan,

(36)

21 sedangkan profitabilitas, solvabilitas, kepemilikan publik dan opini audit tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Sanjaya dan Wirawati (2016) melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasilnya menunjukkan bahwa debt to equity ratio dan pergantian auditor berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan profitabilitas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Nurmiati (2016) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan leverage berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Ramadhaniyati (2017) melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu (timeliness) penyampaian laporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan kualitas auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Pujiatmi dan Ismawati (2018) melakukan penelitian dengan judul faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasilnya menunjukkan

(37)

22 bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, leverage dan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, ukuran perusahaan dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Astuti dan Erawati (2018) melakukan penelitian dengan judul pengaruh profitabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016). Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan umur perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Auwina (2019) melakukan penelitian dengan judul pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan kualitas auditor terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017. Hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan kualitas auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Namun demikian, secara parsial hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan struktur kepemilikan dan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

(38)

23 Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Abdelsalam dan Masry (2008)

Variabel Independen:

board independence and ownership structure Variabel Dependen:

timeliness of corporate internet reporting

The findings suggest that board independence and ownership structure influence a firm’s timeliness of corporate internet reporting

2 Dwiyanti (2010) Variabel Independen:

Profitabilitas, struktur kepemilikan, debt to equity ratio, kualitas auditor, dan pergantian auditor.

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas dan struktur kepemilikan secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor, dan pergantian auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.

3 Sulistyo (2010) Variabel Independen:

Profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan,

kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik, likuiditas, leveragekeuangan, dan opini auditor.

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran

perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Akan tetapi, tidak ditemukan bukti bahwa likuiditas, leverage keuangan, dan opini auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4 Utari dan Amin (2011)

Variabel Independen:

Profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage keuangan dan kepemilikan publik.

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu laporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik tidak berpengaruh pada ketepatan waktu laporan keuangan, sedangkan leverage keuangan berpengaruh pada ketepatan waktu laporan keuangan.

5 Suryanto dan Pahala (2016)

Variabel Independen:

Ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas,

Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempengaruhi

(39)

24 kepemilikan publik dan opini

audit.

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan.

ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan profitabilitas, solvabilitas, kepemilikan publik dan opini audit tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

6 Sanjaya dan

Wirawati (2016)

Variabel Independen:

Debt to equity ratio, pergantian auditor, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan.

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa debt to equity ratio dan pergantian auditor berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan profitabilitas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

7 Nurmiati (2016) Variabel Independen:

Ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan leverage.

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan leverage berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

8 Ramadhaniyati (2017)

Variabel Independen:

Profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas auditor.

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan kualitas auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

9 Pujiatmi dan Ismawati (2018)

Variabel Independen:

Profitabilitas, leverage, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan ukuran kantor akuntan publik

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, leverage dan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, ukuran perusahaan dan umur

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh positif terhadap

(40)

25 ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

10 Astuti dan Erawati (2018)

Variabel Independen:

Profitabilitas, umur perusahaan dan ukuran perusahaan

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan umur perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

11 Auwina (2019) Variabel Independen:

Struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan kualitas auditor

Variabel Dependen:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan struktur

kepemilikan, ukuran perusahaan dan kualitas auditor

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Namun demikian, secara parsial hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan struktur kepemilikan dan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

2.8 Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, maka dapat disajikan kerangka konseptual untuk menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah leverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap variabel dependen yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan. Adapun kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan tersebut adalah sebagai berikut:

(41)

26 Gambar 2.1

Kerangka Konseptual H1

H2 H3

H4

Berdasarkan kerangka konseptual tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh leverage terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

Menurut (Syahyunan 2013:92) leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio leverage ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Perusahaan dengan leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar, sedangkan perusahaan yang mempunyai leverage rendah menunjukkan lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri.

Tingginya leverage mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan.

Resiko keuangan perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan akibat kewajiban yang tinggi. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik atau pengguna laporan keuangan. Pihak manajemen cenderung akan menunda pelaporan laporan keuangan yang berisi berita buruk. Bagi

Struktur Kepemilikan (X4) Leverage (X1)

Kompleksitas Operasi Perusahaan (X3)

Ukuran Perusahaan (X2) Ketepatan

Waktu Pelaporan Keuangan

(Y)

(42)

27 perusahaan ini merupakan sinyal yang buruk, dimana ini menandakan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak baik di mata pengguna laporan keuangan.

Sanjaya dan Wirawati (2016) menyatakan Leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki leverage rendah menujukkan perusahaan tersebut memiliki utang yang lebih kecil dari modal yang dimiliki, sehingga perusahaan akan lebih tepat waktu dalam melaporkan laporan keuangan perusahaan.

b. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

Ukuran Perusahaan merupakan suatu perbandingan yang dapat dipakai untuk menentukan suatu perusahaan besar atau kecil. Untuk dapat mengetahui besar kecilnya ukuran perusahaan menurut Sulistyo (2010) dapat dinilai dari beberapa segi, yaitu didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, atau jumlah tenaga kerja. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Nilai aset yang tinggi mencerminkan modal yang besar, tingkat penjualan yang tinggi menunjukkan banyaknya perputaran uang, kapitalisasi pasar yang besar membuat perusahaan semakin dikenal oleh masyarakat dan jumlah tenaga kerja yang besar, sistem informasi yang canggih serta memiliki sistem pengendalian internal yang baik membuat perusahaan lebih cepat dalam melaporkan laporan keuangan. Menurut Owusu-Ansah (2000) dalam Sulistyo (2010) menyatakan bahwa perusahaan besar berada dibawah tekanan untuk segera mungkin untuk melaporkan laporan keuangannya tepat waktu untuk menghindari adanya spekulasi dalam perdagangan saham perusahaannya.

(43)

28 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya dan Wirawati (2016) dan Sulistyo (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

c. Pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

Sulistyo (2010) menyatakan tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan dilihat pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan perusahaan kepada publik.

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan akibat dari pembentukan departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki fokus terhadap jumlah unit yang berbeda. Semakin tinggi kompleksitas operasi perusahaan maka hal ini akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan perusahaan kepada publik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo (2010) menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Tingkat kompleksitas operasi perusahaan yang tergantung pada jumlah anak perusahaannya cenderung mempengaruhi waktu auditor untuk

(44)

29 menyelesaikan tugas auditnya, sehingga berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan oleh perusahaan.

d. Pengaruh struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

Di dalam hubungan keagenan (agency relationship) terdapat suatu kontrak dimana seseorang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agent untuk mampu membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Sehubungan dengan teori agensi, variabel struktur kepemilikan diproksi dengan struktur kepemilikan pihak luar karena pemilik perusahaan dari pihak luar sebagai prinsipal mempunyai kekuatan yang besar untuk menekan manajemen selaku agen untuk dapat menyajikan informasi melalui laporan keuangan secara akurat dan tepat waktu, karena ketepatan waktu pelaporan keuangan akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang akan diambilnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti (2010) dan Sulistyo (2010) menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh secara positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

(45)

30 2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara atas suatu penelitian yang hendak dilakukan sehingga dapat diuji secara empiris. Hipotesis disusun berdasarkan landasan teori, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual dengan tujuan dapat menjadi jawaban sementara sehingga mempermudah proses analisis penelitian. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Leverage berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

H3: Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

H4: Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

(46)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif kausal, dimana tujuannya untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini, maka variabel yang dimaksudkan adalah leverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan struktur kepemilikan sebagai variabel independen dan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan sebagai variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel pada pengamatan periode 2016-2019, yang diakses melalui media internet dengan situs www.idx.co.id.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

a. Variabel Bebas (Independen Variable), yaitu leverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, dan struktur kepemilikan.

(47)

32 b. Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-2019.

3.4 Definisi Operasional dan Skala pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah penjelasan mengenai karakteristik dari objek ke elemen - elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.

3.4.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau terikat dengan variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu. Perusahaan dikategorikan terlambat jika laporan keuangan dilaporkan setelah 31 Maret, sedangkan perusahaan yang tepat waktu adalah perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan sebelum tanggal 31 Maret.

3.4.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi

(48)

33 perusahaan, dan struktur kepemilikan.Penjelasan dari tiap variabel independen adalah sebagai berikut.

3.4.2.1 Leverage

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai asset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Untuk mengukur tingkat leverage keuangan suatu perusahaan dapat menggunakan debt to equity ratio (DER), yaitu perbandingan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.

DER =

3.4.2.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan ini diukur dengan menggunakan besar kecilnya ukuran perusahaan dapat dinilai berdasarkan total nilai asset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilainya maka akan semakin besar pula ukuran perusahaannya. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural (total aset). Logaritma natural digunakan dalam penelitian ini untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih.

Size = Logaritma Natural (Total Aset)

(49)

34 3.4.2.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas operasi dalam penelitian ini ditentukan dengan ada tidaknya anak perusahaan. Pengukurannya menggunakan variabel dummy. Di mana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan.

3.4.2.4 Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan merupakan perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki pihak dalam dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak luar. Struktur kepemilikan diproksikan dengan OWN atau outsider ownership yaitu perbandingan saham pihak luar terhadap total saham (Sanjaya dan Wirawati,2016).

OWN =

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Operasional Pengukuran Skala

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Y)

Tanggal penerbitan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit di BEI selambat- lambatnya 90 hari setelah tanggal pelaporan keuangan (akhir bulan ketiga sejak tutup buku).

Perusahaan yang tepat waktu

= 1

Perusahaan yang tidak tepat waktu = 0

Nominal

Gambar

Tabel 4.2  Jumlah Data Valid
Tabel  Iteration  History  pada  Block  0  atau  saat  variabel  independen  tidak  dimasukkan dalam model dengan jumlah pengamatan 132 data mendapatkan nilai  -2 Log Likelihood sebesar 54.739

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di

Angkasa Pura II (Persero) kantor cabang bandar Udara Kualanamu Internasional yang dilihat dari rasio Solvabilitas belum menghasilkan kinerja yang optimal yang dilhat dari kinerja

Apabila akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahteralah lahir- batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak), rusaklah lahirnya dan atau batinnya. Tanpa

Pada pengujian menggunakan variasi massa 75%, akselerasi yang terbaik adalah pengujian menggunakan filter dengan temperatur aktivasi 225 0 C dengan hasil 16,19 detik,

salah satu contohnya kasus penelantaran anak yang disebabkan oleh orang tua.. 8 Soekresno., Mengenali Dan Mencegah Terjadinya TindakKekerasan Terhadap Anak , PT angkasa, Bandung,

Garap merupakan salah satu yang paling penting untuk memberi warna, kualitas, bahkan karakter gending.Garap merupakan rangkaian kerja kreatif dari (seseorang atau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan

Likuiditas Terhadap Struktur Modal dan Kebijakan Dividen yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010-2014 ” bertujuan sebagai salah satu persyaratan yang harus