• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Reading Guide Berbasis Saintifik pada Pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Reading Guide Berbasis Saintifik pada Pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI READING GUIDE BERBASIS SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PAI TEMA THAHARAH KELAS VIII A

DI SMP NEGERI 1 BAJENG GOWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Agama Islam

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

YULIA SETYAWATI NIM: 20100118081

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertandata tangan dibawah ini:

Nama : Yulia Setyawati

Nim :20100118081

Tempat Tgl/lahir :Sungguminasa, 28 Juli 2000 Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Tanetea

Judul : Strategi Reading Guide Berbasis Saintifik pada Pembelajaran PAI Tema Thaharah kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri dan jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karnanya batal demi hukum.

Samata, 08 November 2022 Penyusun

Yulia Setyawati 201001180081

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu‟Alaikum Warahmatullahi Wabarakatauh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah, Taufiq serta Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Reading Guide Berbasis Saintifik Pada Pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa”. Sholawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu

„alaihi wasallam beserta keluarga, sahabat, serta para pengikutnya.

Melalui tulisan ini, secara istimewa penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Munir dan Ibunda Irma yang telah mencurahkan kasih sayangnya serta membiayai penulis selama menempuh pendidikan, peran kedua orang tua menjadi semangat dan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu mengiringi langkah penulis dengan doanya. Kepada keduanya penulis panjatkan do‟a dengan penuh harapan semoga Allah swt mengampuni dosa-dosa keduanya, serta selalu melimpahkan keberkahan dan kebahagiaan dunia maupun akhirat, Aamiin ya Rabbal „alamin.

Penulis juga menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Hamdan Jumanis, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Wakil rector II Dr. Wahyudin Naro, M.Pd., Wakil Rektor III Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag., dan Wakil Rektor IV Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag. yang telah memimpin UIN Alauddin Makassar dengan berbagai kkebijakan sehingga yang kondusif untuk meneliti memperolah ilmu baik dari segi akademik maupun non akademik.

2. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta Wakil dekan I Dr. M. Shabir U,

(5)

v

M.Ag., Wakil Dekan II Dr. Muhammad Rusydi, M.Ag., dan Wakil Dekan III Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si., beserta seluruh stafnya.

3. Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A., dan Dr. Muhammad Rusmin B. M.Pd.I., sebagai Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar, serta seluruh staf atas segala pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Sitti Riadil Janna, M,Ag. dan Dr. Rosdiana, M.Pd.I. sebagai pembimbing I dan Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberi arahan kepada penulis mulai dari awal penyusunan sampai skripsi ini selesai.

5. Dr. Kamsinah, M.Pd.I. sebagai penguji I dan Dr. H. Munawir K., M.

Ag. sebagai penguji II yang telah memberikan arahan, masukan, koreksi serta dalam perbaikan skripsi ini.

6. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang konkrit memberikan bantuan secara langsung maupun secara tidak langsung 7. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Bajeng Bapak Dr. Syarif, MA. yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, beserta staf dan guru-guru yang telah membantu dan memberi kesempatan kepada penulis melakukan penelitian dan para peserta didik yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi responden.

8. Kepada rekan-rekan seperjuangan mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2018 terkhusus kelas PAI 3-4 atas partispasi dan kerjasamanya selama menempuh studi. Termasuk sahabat saya Musdalifa Nur, Nurwahyuni, Putri, Rezky, Dila, Karina, Helmi dan Rahma yang selalu memberikan motivasi dan dorongan serta semangat dan senantiasa mendoakan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(6)

vi

9. Teman-teman PLP dan KKN Angkatan 66-67 dan teman-teman satu almamater UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan motivasi dan kepada penulis.

10. Kepada keluarga yang selalu memberi dukungan dan membantu penulis dan terkhusus saudara Muh Ichsan yang membantu membiayai kebutuhan penulis selama menempuh Pendidikan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi sumbangsi kepada penulis selama kuliah hingga penulisan skripsi ini selesai.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Maka dari itu, segala kritik dan saran akan diterima oleh penulis.

Gowa, 4 Oktober 2022 Penulis

Yulia Setyawati

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Fokus penelitian dan deskripsi penelitian ... 5

C. Rumusan masalah ... 7

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Tujuan dan kegunaan penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 12

A. Strategi pembelajaran ... 12

B. Reading Guide ... 18

C. Saintifik ... 22

D. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 28

E. Kerangka Konseptual ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Jenis dan Lokasi penelitian ... 34

B. Pendekatan Penelitian ... 34

C. Sumber Data ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 38

(8)

viii

G. Uji Keabsahan Data ... 40

BAB IV STRATEGI PANDUAN MEMBACA BERBASIS SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS VIII A DI SMP NEGERI 1 BAJENG GOWA ... 42

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 442

B. Strategi Panduan Membaca Dalam Pembelajaran PAI Kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa ... 51

C. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Pai Kelas VIII A Di Smp Negeri 1 Bajeng ... 53

D. Faktor Pendukung Dan Penghambat Strategi Panduan Membaca Berbasis Saintifik Dalam Pembelajaran PAI Kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa. ... 59

BAB V PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Implikasi Penelitian ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN -LAMPIRAN ...

(9)

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.

A. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf. Dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Berikut ini daftar huruf Arab yang dimaksud dan transliterasinya dengan huruf latin:

Tabel 0.1: Tabel Transliterasi Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

أ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ة Ba B Be

د Ta T Te

ث Ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح Ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)

خ Kha Kh ka dan ha

د Dal d De

(10)

x

ذ Żal ż Zet (dengan titik di atas)

ز Ra r Er

ش Zai z Zet

ض Sin s Es

غ Syin sy es dan ye

ص Ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

ض Ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)

ط Ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)

ظ Ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع `ain ` koma terbalik (di atas)

غ Gain g Ge

ف Fa f Ef

ق Qaf q Ki

ك Kaf k Ka

ل Lam l El

م Mim m em

ى Nun n en

و Wau w we

(11)

xi

ﮬ Ha h ha

ء Hamzah „ apostrof

ٌ Ya y ye

B. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ﹷ Fathah a a

ﹻ Kasrah i i

ﹹ Dammah u u

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf sebagai berikut:

(12)

xii

Tabel 0.3: Tabel Transliterasi Vokal Rangkap

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

..َ. ٌْ Fathah dan ya ai a dan u

..َ. ْو Fathah dan wau au a dan u

Contoh:

- َتَتَك kataba - َلَعَف fa`ala - َلِئُظ suila - َفْيَك kaifa - َلْىَح haula

C. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut:

Tabel 0.4: Tabel Transliterasi Maddah

Huruf Arab Nama Huruf

Latin

Nama

..َ.ي..َ.ا Fathah dan alif atau ya

Ā a dan garis di atas

..ِ.ي Kasrah dan ya Ī i dan garis di atas

..ُ.و Dammah dan wau Ū u dan garis di atas

(13)

xiii Contoh:

- َلبَق qāla - ًَهَز ramā - َلْيِق qīla - ُلْىُقَي yaqūlu

D. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta‟ marbutah ada dua, yaitu:

1. Ta‟ marbutah hidup

Ta‟ marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah “t”.

2. Ta‟ marbutah mati

Ta‟ marbutah mati atau yang mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah “h”.

3. Kalau pada kata terakhir dengan ta‟ marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta‟ marbutah itu ditransliterasikan dengan “h”.

Contoh:

- ِلبَفْط َلا ُخَض ْؤَز raudah al-atfāl/raudahtul atfāl

- ُحَزَّىٌَُوْلا ُخٌَْيِدَوْلا al-madīnah al-munawwarah/al-madīnatul munawwarah - ْخَحْلَط talhah

E. Syaddah (Tasydid)

(14)

xiv

Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, ditransliterasikan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

- َلَّصًَ nazzala - سِجل ا al-birr

F. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu لا, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas:

1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf “l” diganti dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan dengan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.

Baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanpa sempang.

Contoh:

- ُل ُجَّسلا ar-rajulu - ُنَلَقْلا al-qalamu - ُطْوَّشلا asy-syamsu - ُل َلَجْلا al-jalālu G. Hamzah

(15)

xv

Hamzah ditransliterasikan sebagai apostrof. Namun hal itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Sementara hamzah yang terletak di awal kata dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

- ُرُخْأَت ta‟khużu - ئيَش syai‟un - ُء ْىٌَّلا an-nau‟u - َّىِإ inna

H. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fail, isim maupun huruf ditulis terpisah.

Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

- َيْيِقِشاَّسلا ُسْيَخ َىُهَف َالله َّىِإ َو Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn/

Wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn - بَﮬبَظ ْسُه َو بَﮬاَسْجَه ِالله ِنْعِث Bismillāhi majrehā wa mursāhā

I. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bilamana nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

(16)

xvi Contoh:

- َيْيِوَلبَعْلا ِّةَز ِلله ُدْوَحْلا Alhamdu lillāhi rabbi al-`ālamīn/

Alhamdu lillāhi rabbil `ālamīn

- ِنْيِحَّسلا ِيو ْحَّسلا Ar-rahmānir rahīm/Ar-rahmān ar-rahīm Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.

Contoh:

- نْيِحَز زْىُفَغ ُالله Allaāhu gafūrun rahīm

- بًعْيِوَج ُزْىُه ُلا ِ ّ ِلله Lillāhi al-amru jamī`an/Lillāhil-amru jamī`an

J. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Ilmu Tajwid. Karena itu peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman tajwid.

(17)

xvii ABSRTAK Nama : Yulia Setyawati

Nim : 20100118081

Judul :Strategi Reading Guide Berbasis Saintifik pada Pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa

Penelitian ini membahas tentang Strategi Reading Guide Berbasis Saintifik dalam pembelajaran PAI Tema Taharah Kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui Strategi Reading Guide dalam Pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa. 2) Untuk mengetahui Langkah-langkah Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa. 3) Untuk mengetahui faktor dan penghambat Dalam Pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan Teknik pengelolaan data dan Analisi data yaitu Reduksi data, penyajian data dan menarikan kesimpulan. Dan Adapun pengujian keabsahan data ini yaitu Triangulasi yaitu Teknik, sumber data dan waktu. Adapun lokasi penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa. Selanjutnya, dalam mengecek keabsahan data yang telah diperoleh dari berbagai sumber. Adapun sumber penelitian ini yaitu guru Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa. 1) Strategi Reading Guide dalam pembelajaran PAI tema Thaharah kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa yaitu: Guru PAI membagikan buku paket Pendidikan Agama Islam ke peserta didik kemudian memberi waktu beberapa menit kepada peserta didik untuk membaca buku paket pendidikan Agama Islam Tema Thaharah selanjutnya guru PAI memberikan pertanyaan ke peserta didik. Kemudian guru PAI Menjelaskan materi Thaharah yang belum di pahami oleh peserta didik. 2).

Langkah-langkah Saintifik dalam pembelajaran PAI: Mengamati, membaca buku paket Pendidikan Agama Islam dengan tema Taharah, Menanya dilakukan oleh guru PAI dengan bertanya kepada peserta didik tentang materi yang sudah diamati kemudian Mengumpulkan data yaitu peserta didik mencari materi Taharah.

Kemudian Mengasosiasi dimana peserta didik mempraktekan dan menjelaskan secara langsung materi Taharah. Kemudian Mengkomunikasikan pada akhir pembelajaran peserta didik dan guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari.

3) Faktor Pendukung dan penghambat Strategi Panduan Membaca Berbasis Saintifik dalam Pembelajaran PAI Kelas VIII A: Fasilitas yang memadai dan guru menguasai materi dan faktor penghambat yaitu: kurangnya waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan proses pembelajaran kurang maksimal.

Implikasi Penelitian ini yaitu: Dengan adanya strategi yang dilakukan oleh guru PAI peserta didik diharapkan mampu memahami pembelajaran dengan cara mengamati menanya dan mengkomunikasikan hasil pembelajaran dengan baik sehingga dapat memperoleh pembelajaran yang efektif dan diharapkan kepada guru PAI lebih memotivasi peserta didik untuk lebih aktif bertanya terkait dengan materi Thaharah.

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan1. Tujuan Pendidikan itu sendiri untuk memanusiakan manusia, artinya membentuk manusia ke arah yang lebih baik. Tujuan Pendidikan yang lain yaitu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.2 Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam menentukan perkembangan dan mewujudkan diri individu. Pendidikan dapat mencerminkan kearifan dan kemajuan pembangunan suatu negara .

Undang- undang RI Nomor 20 tahun 2003 Bab. 11 tentang dasar, fungsi, dan Tujuan Pendidikan Pasal 3, sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan bentuk Watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.3

Tujuan Pendidikan tersebut tidak lepas dari Pendidikan islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Tujuan tersebut didasarkan pada firman Allah dalam Q.S Az-Zariyat/51 : 56.

1Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan praktis ( Bandung: Remaja Rosdakarya:

2009), h. 15.

2Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis ( Bandung :Remaja Rosdakarya:2009), h. 28.

3Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Cet. IV ; Jakarta : Sinar Grafika, 2011), h.7.

(19)















Terjemahnya :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan mereka beribadah kepada-Ku”.4

Ayat tersebut menunjukkan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah agar manusia mengabdi kepada Allah swt. Salah satu cara untuk dapat mengetahui cara mengabdi kepada Allah swt. Yaitu melalui Pendidikan dalam kehidupan sosial kemanusiaan, Pendidikan bukan hanya satu upaya yang melahirkan pembelajaran yang bermaksud membawa manusia menjadi sosok yang potensial secara intelektual. Akan tetapi proses tersebut juga bermuansa pada upaya pembentukan berakhlak dan bermoral. Seorang pendidik yang bijaksana sudah tentu akan terus mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Mencari strategi yang lebih efektif dalam menerapkan dasar-dasar kependidikan yang berpengaruh dalam mempersiapkan peserta didik secara mental, moral dan spiritual, sehingga peserta didik dapat mencapai kematangan yang sempurna, memiliki wawasan yang luas dan kepribadian integral.

Menjadi guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif terutama menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan, strategi dan metode yang berbeda dengan yang lainnya.Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada Pendidikan formal (sekolah) ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Prestasi tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak mennyentuh rana dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar) dalam arti

4Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah h. 523.

(20)

yang subtansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui proses berpikirnya5.

Kegiatan pembelajaran, dalam pelaksanaannya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru.

Pembelajaran hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan peserta didik, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung.6 Pada prinsipnya pembelajaran tidak sama dengan pengajaran, pembelajaran menekankan pada aktivitas peserta didik, sedangkan pengajaran menekankan pada aktivitas pendidik. Pengajaran adalah suatu proses penyampaian melalui pembelajaran maka akan terjadi proses pengembangan kreativitas peserta didik melalui sebagai interaksi dan pengalaman belajar.

Upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk memperoleh pembelajaran yang maksimal salah satunya adalah guru dapat memilih dan menggunakan strategi yang tepat, karena strategi merupakan salah satu usaha upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tidak tepat akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar. Oleh karena itu, strategi yang diterapkan seorang guru, akan mendapatkan hasil yang optimal jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Selain menggunakan strategi, guru juga dapat menggunakan media yang tepat untuk proses belajar mengajar.

Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal,

5Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivstik (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), h.1.

6Rusman, Model-Model pembelajaran mengembangkan profesionalisme Guru (Jakarta rajawali Press, 2014), h.134.

(21)

dengan kata lain pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efesien.

Strategi pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap respon dan sikap peserta didik dalam menerima pembelajaran. Strategi sangat berguna baik kepada guru atau peserta didik. Bagi guru, strategi dapat dijadikan sebagai pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi peserta didik, penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran. Karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar peserta didik.

Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan pada siswa, bagaimana cara mengajarkannya, dan seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan ajar Ketika siswa telah menyelesaikan proses pembelajarannya7.

Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar peserta didik akan membantu guru dan peserta didik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran.

Penggunaan strategi berbasis saintifik untuk peserta didik kelas VIII dalam pembelajaran pai membantu peserta didik memahami dan meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik. Selain itu peserta didik mampu mengasah keterampilannya dalam menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Penggunaan strategi berbasis saintifik ini diharapkan mampu melibatkan dan mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan serta melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mengasosiasi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan

7Rosdiana, dkk., Pembentukan karakter (Ditinjau dari Metode Kisah Pembelajaran PAI) (Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2022) h. 44.

(22)

pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi, menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung informasi searah dari pendidik. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi. Pendidikan Agama Islam merupakan Pendidikan yang sangat penting bagi seluruh peserta didik disekolah dimanapun tak terkecuali karena mata pelajaran ini adalah dasar utama Pendidikan yang menekankan pada penanaman akhlak dan budi pekerti luhur yang sangat bermanfaat.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara keseluruhannya dalam lingkup Al-Qur’an dan Hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan ruang lingkup Pendidikan agama islam mencangkup perwujudan keserasian dan keselerasan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya dan lingkungannya. Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk bisa memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran agama islam melalui dengan kegiatan bimbingan atau pengajaran yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan observasi awal peneliti menemukan beberapa masalah yang terdapat pada lokasi penelitian tersebut diantaranya tentang materi Tharah /bersuci baik Wudhu, mandi dan Tayammum tampak bahwa masih ada peserta didik yang belum mengetahui bagaimana cara bertaharah terkhusus dalam Bertayammum dengan baik sesuai dengan ajaran Agama Islam maka dari itu peneliti memiliki ketertartarikan untuk meneliti strategi Reading Guide berbasis Saintifik dalam Pembelajaran PAI Tema Taharah kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.

(23)

Dengan diterapkan strategi Reading Guide berbasis saitifik tersebut diharapkan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik diharapkan mampu memahami materi yang telah diajarkan. Karena dalam penggunaan strategi tersebut, peserta didik juga berperang aktif. “Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Strategi Reading Guide Berbasis Sintifik pada Pembelajaran Pai Tema Thaharah Kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.”

B. Fokus Penelitian dan deskripsi fokus

Fokus penelitian merupakan rangkaian bentuk susunan permasalahan yang dijelaskan sebagai pusat dalam topik penelitian, sehingga mempermudah calon peneliti untuk mengumpulkan dan menganalisi data sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Fokus dan Deskripsi fokus

No Fokus Deskripsi Fokus

Strategi Reading Guide Berbasis Saintifik dengan Tema Thaharah

Strategi Reading Guide adalah bacaan terbimbing, dalam bentuk pelajaran penyampaian materi Thaharah. Strategi yang menggunakan suatu panduan buku pelajaran yang akan dipelajari.

Pembelajaran berbasis saintifik merupakan pendekatan yang dirancang sedemikian rupa mulai dari:

1. Mengamati

Dengan membaca materi Thaharah peserta didik mampu

(24)

memahami materi Thaharah.

2. Menanya

Dengan membaca materi Thaharah peserta didik mempertanyakan sesuatu yang belum di pahami.

3. Mengumpulkan Informasi Peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk itu peserta didik dapat membaca beberapa buku terkait dengan materi Thaharah.

4. Mengasosiasi

Dengan membaca materi Thaharah peserta didik mencoba mempraktekan cara bertaharah dengan baik.

5. Mengkomunikasikan

Dengan membaca materi Thaharah peserta didik mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari

(25)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi Reading Guide pada Pembelajaran PAI Tema Thaharah di kelas VIII A SMP Negeri 1 Bajeng Gowa?

2. Bagaimana Langkah-langkah penerapan pembelajaran berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI tema Thaharah kelas VIII A SMP Negeri 1 Bajeng Gowa ?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat strategi panduan membaca berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI tema Thaharah di kelas VIII A SMP Negeri 1 Bajeng Gowa?

D. Kajian Pustaka

Peneliti berusaha mengumpulkan data yang berasal dari tulisan-tulisan tersebut sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Jamila pada tahun 2013 yang berjudul tentang peningkatan pemahaman peserta didik mata pelajaran Pendidikan agama islam dengan strategi panduan membaca di kelas V Sekolah Dasar Negeri 018 singkep kabupaten Lingga.8 Letak perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Jamila dengan penelitian ini adalah peneliti yang dilakukan oleh Jamila tefokus kepada peningkatan pemahaman peserta didik dengan menggunakan strategi pembelajaran Panduan membaca. Sedangkan peneliti terfokus pada strategi Reading Guide berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI Tema Thaharah kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.

8Jamilah, Peningkatan Pemahaman peserta didik pada mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Strategi Panduan Membaca di kelas V Sekolah Dasar Negeri 018 Singkep Kabupaten Lingga, Skripsi (Riau: Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Riau, 2013).

(26)

Penelitian yang dilakukan oleh Ika Budhi Utami mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Prasekolahan dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015 dengan judul “ Implementasi Pendekatan Saintifik dalam kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas II SDN Prembulan, Pandowan, Galur, Kulon Progo9. letak perbedaan yang dilakukan oleh penelitian Ika Budhi Utami dengan penelitian ini adalah penelitian Ika Budhi Utami terfokus pada Implementasi pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 pada peserta didik kelas II SDN Prembulan sedangkan peneliti terfokus pada strategi Reading Guide berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI Tema Thaharah kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Nafisah Nasution dalam penelitiannya berjudul “ Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII Di MTs Istiqlal Delitua”10. Letak perbedaanya yaitu penelitian yang dilakukan Dewi Nafisah Nasution terfokus Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII Di MTs Istiqlal Delitua. Sedangkan Peneliti terfokus pada strategi Reading Guide berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI Tema Thaharah kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.

Penelitian yang dilakukan oleh Saifiyatun Nashihah dalam penelitiannya berjudul ” Efektivitas Strategi Reading Guide (panduan membaca) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sejarah kebudayaan Islam di MTS. Al-

9Ika Budhi Utami, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas II SDN Prembulan, Pandowan, Galur Kulon Progo, Skripsi (Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Prasekolahan dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015).

10Dewi Nafisa Nasution, Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran PAI kelas VIII Di MTs Istiqlal Delitua, Skripsi (Medan: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2021).

(27)

Anwar Sarang Rembang.11 Letak perbedaan yang dilakukan oleh penelitian Saifiyatun Nashihah yaitu peneliti Saifiyatun Nashihah terfokus pada Efektivitas strategi Reading Guide terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Sedangkan peneliti fokus terhadap strategi Reading Guide berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI Tema Thaharah kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.

Penelitian yang dilakukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Zidni Afdialudin yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti terhadap Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 15 Yogyakarta.12 Letak perbedaan yang dilakukan oleh penelitian Zidni Afdialudin yaitu Penerapan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti terhadap Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 15 Yogyakarta pengaruh sedangkan strategi Reading Guide berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI Tema Thaharah kelas VIII A Di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa.

Penelitian ini dilakukan oleh Moh Sutomo yang berjudul “penerapan Reading Guide dalam pembelajaran di Madrasah”13 letak perbedadaan yang dilakukan oleh peneliti Moh Hatta yaitu penerapan Reading Guide dalam pembelajaran Madrasah sedangkan peneliti terfokus dengan strategi Reading Guide berbasis Saintifik Pada pembelajaran Pai kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bajeng Gowa

11Syaifiyatun Nashihah, Efektivitas Strategi Reading Guide (paduan membaca) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Materi Sejarah Kebudayaan Islam di MTS. Al-Anwar Sarang Remba.

Skripsi (Jawa Tengah, Fak. Tarbiyah dan Keguruan Universitas Terbuka Rembang, 2009).

12Zidni Afdialudin, Pengaruh Penerapan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti terhadap Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 15 Yogyakarta, Skripsi (Yogyakarta: Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014).

13Moh Sutomo, Penerapan Reading Guide dalam Pembelajaran di Madrasah. Jurnal Auladuna, 2014, vol. 4, No.2, h.134.

(28)

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui Strategi Reading Guide pada pembelajaran PAI tema Thaharah kelas VIII A SMP Negeri 1 Bajeng Gowa

b. Untuk mengetahui Langkah-langkah penerapan pembelajaran berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A SMP Negeri 1 Bajeng Gowa

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi Reading Guide berbasis saintifik dalam pembelajaran PAI Tema Thaharah Kelas VIII A SMP Negeri 1 Bajeng Gowa

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, Adapun kegunaan penelitian ini, yaitu:

a. Kegunaan ilmiah

Secara ilmiah penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dan bahan perbandingan bagi pembaca dan peneliti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

b. Kegunaan praktis 1) Peserta didik

Penelitian ini diharapkan peserta didik meningkatkan hasil belajarnya dengan menggunakan strategi Reading Guide

2) Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Reading Guide

3) Sekolah

(29)

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolak ukur sekolah bahwa strategi pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran guna meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan ajaran agama islam.

4) Bagi pengguruan Tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan Pustaka atau referensi perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

(30)

BAB II

LANDASAN TEORITIS A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu14. Menurut Pringgowidagda dalam mulyadi dan Risminawati menyatakan bahwa strategi diartikan suatu cara, teknik, taktik, atau siasat yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Surtikanti dan santoso strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Strategi pembelajaran sangat penting karena dapat memudahkan proses dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Strategi pembelajaran juga sangat penting bagi pendidik untuk dijadiakn pedoman dan acuan dalam bertindak yang sistematis, sedangkan bagi peserta didik dapat memudahkan dan mempercepat menangkap dan memahami isi pelajaran.15

Adanya strategi pembelajaran diharapkan mampu memudahkan pendidik dalam pencapaian tujuan dari materi yang disampaikan. Proses pembelajaran guru dan peserta didik merupakan faktor penentu yang sangan dominan dalam Pendidikan umumnya, karena guru dan peserta didik memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses

14Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:

Kencana, 2016), h. 126.

15Made Wena, Strategi Pembelajaran innovator kontemporer, (Cet, I; Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 3.

13

(31)

Pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan terjadinya perubahan tingkah laku anak.16

Dari pengertian di atas mengenai pengertian strategi dapat di simpulkan bahwa strategi merupakan perencanaan atau cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif atau dengan kalimat yang lebih sederhana, strategi mengajar adalah rancangan dasar dari guru tentang cara membawakan pengajaran di kelas secara bertanggung jawab. Pada perkembangan peserta didik maka guru harus menguasai beberapa strategi dan pendekatan yang diterapkan agar perilaku peserta didik lebih baik. Strategi juga memudahkan pendidik dalam bertindak dalam proses pembelajaran begitu pula pada peserta didik akan memudahkan untuk mempercepat menagkap apa yang disampaikan oleh pendidik.

2. Macam-macam Strategi Pembelajaran 1) Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori menekankan kepada oleh penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada kelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik mampu menguasai materi pelajaran secara optimal. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran itu sendiri, artinya setelah proses pembelajaran berakhir peserta didik diharapkan dapat memahaminya dengan baik dengan cara dapat mengungkan Kembali materi yang telah dijelaskan.17

2) Strategi Pembelajaran Kooperatif

16Askhabu Kirom, Peran Guru dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Berbasis Multikultural, volume 3, nomor 1, Desember 2017, h. 69.

17Masyita dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2011), h. 131.

(32)

Strategi pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini ada 5 yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama dan proses kelompok. Dalam strategi pembelajaran kooperatif peserta didik diarahkan untuk bisa juga bekerja, mengembangkan diri dan bertanggung jawab secara individu.18

3) Strategi Pembelajaran Inquiry

Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.

4) Strategi pembelajaran berbasis masalah

Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang dihadapi secara ilmiah.

3. Klasifikasi Strategi Pembelajaran

Strategi dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu:

1). Strategi pembelajaran Langsung

Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif, strategi ini efektif untuk menentukan informasih atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan kemampuan- kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok.

2). Strategi pembelajaran Tak Langsung

18Masyita dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, h. 232.

(33)

Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Dalam strategi ini peserta didik sangat dominan dan guru hanya sebagai fasilitator dalam mengelola kelas. Kelebihan strategi pembelajaran tak langsung yaitu mendorong ketertarikan keingintahuan peserta didik. Sedangkan kekurangannya adalah memerlukan waktu Panjang, sulit diprediksi strategi ini juga tidak cocok apabila peserta didik perlu mengingat materi dengan cepat.

3). Strategi Pembelajaran Interaktif

Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberikan kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.

Kelebihan strategi pembelajaran Interaktif yaitu peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial, mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional, strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan metode metode interakti. Sedangkan kekurangan strategi ini sangat tergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok19. 4). Strategi pembelajaran Empirik

Pembelajaran Empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik dan berbasis aktivitas. Kelebihan strategi ini yaitu meningkatkan partisipasi peserta didik, meningkatkan sifat kritis peserta didik, meningkatkan analisis peserta didik. Sedangkan kekurangannya adalah penekanan hanya pada proses bukan pada hasil, keamanan peserta didik dan memerlukan waktu yang Panjang.

19Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011) h.18.

(34)

4. Tujuan Strategi Pembelajaran

Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi, media dan evaluasi pembelajaran. Maka dari itu, penentujuan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh guru merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.

1). Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntunan.

2). kegiatan pembelajaran

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, maka dalam menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran.

3). Metode

Metode adalah salah satu cara yang di pergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang belangsung.

4). Alat

Yang dipergunakan dalam pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

5). Sumber Pembelajaran

Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau rujukan dimana bahan pembelajaran bisa diperoleh.

6). Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen yang berfungsih untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Juga bisa berfungsih sebagai umpang balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan.

(35)

7). Situasi atau lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik misalnya iklim, madrasah, letak madrasah, dan lain sebagainya dan hubungan antar insani, misalnya dengan teman, dengan peserta didik atau yang lain.20

Tujuan penting dalam strategi pembelajaran, yaitu merupakan suatu sistem komponen pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif. Kepentingan itu terletak pada:

a. Untuk menilai hasil belajar. Pengajaran di anggap berhasil jika peserta didik mencapai tujuan yang telah di tentukan. Ketercapain oleh peserta didik menjadi indicator keberhasilan sistem pembelajaran

b. Untuk membimbing peserta didik belajar. Tujuan yang dirumuskan secara tepat sebagai acuan, arahan, pedoman pesera didik dalam melakukan kegiatan belajar.

c. Untuk merancang sistem pembelajaran. Tujua itu menjadi dasar dan kriteria dalam upaya guru memilih materi pelajaran, menentukan kegiatan belajar mengajar, serta merancang prosedur penelitian.

d. Untuk melakukan komunikasi dengan guru-guru lainnya dalam meningkatkan proses pembelajaran.

e. Untuk melakukan control terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran. Dengan tujuan itu guru dapat mengontrol sejauh mana pembelajaran telah terlaksana, dan peserta didik telah mencapai hal-hal yang diharapkan.

20Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi pembelajaran sekolah terpadu (Jakarta: Pretasi Pustaka Publisher, 2011), h.10.

(36)

B. Reading Guide

1. Pengertian Reading Guide

Menurut Listiyanto Ahmad, Reading Guide adalah bentuk pembelajaran yang mengarah pada penyampaian materi secara optimal karena banyaknya materi yang harus diselesaikan dengan lebih banyak melibatkan kegiatan membaca peserta didik dengan melalui bimbingan berbentuk kisi-kisi.21

Menurut Ismail SM Reading Guide dilaksanakan dengan cara guru memilih materi yang akan dipelajari pada hari itu. Lalu guru membuat daftar pertnyaan sebanyak mungkin berdasarkan materi yang akan dipelajari22.

Jadi, Reading Guide adalah suatu bentuk pembelajaran yang menggunakan bahan bacaan yang akan dipelajari dan peserta diberi waktu untuk membaca teks yang telah disiapkan oleh guru setelah itu peserta didik akan menjawab pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan materi yang telah dipelajari.

Strategi Reading Guide adalah bacaan terbimbing, dalam bentuk pelajaran penyampaian materi secara optimal. Strategi pembelajaran yang menggunakan suatu paduan buku pelajaran yang akan dipelajari. Strategi paduan membaca dapat melatih peserta didik membaca dengan baik dan benar. Dalam pembelajaran Strategi paduan membaca dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik karena dalam pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk membaca bahan bacaan dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan. Dalam pembelajaran ini guru memandu peserta didik yang yang masih kesulitan atau belum bisa mengerjakan pertanyaan yang ada dalam bahan bacaan.

21Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2008), h.8.

22Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan (Semarang: Rasail, 2014), h. 23.

(37)

Strategi yang digunakan untuk materi yang membutuhkan waktu banyak yang tidak mungkin dijelaskan semua dalam kelas dan untuk mengefektifkan waktu, maka peserta didik diberi diberi tugas membaca teks yang telah ditentukan oleh guru dan peserta didik harus mengerjakan dengan menjawab beberapa pertanyaan atau kisi-kisi diberi oleh guru.23

2. Tujuan strategi Reading Guide

Membantu peserta didik lebih mudah terfokus dalam memahami suatu materi pokok.24 Strategi panduan membaca (Reading Guide) lebih mengedepankan aktivitas peserta didik dalam mencari, mengelolah informasih dari sumber belajar. Proses pembelajaran dalam suasana menyenangkan dan paling utama peserta didik bisa fokus pada materi pokok karena mereka secara langsung dibimbing dengan pertanyaan yang telah diberikan oleh guru sehingga proses pembelajaran jelas akan lebih efektif dan efesien.

Strategi Reading Guide merupakan strategi dalam kegiatan pembelajaran terbimbing guna membantu peserta didik dalam menggunakan strategi pembelajaran membaca secara mandiri. Tujuan utama strategi Reading Guide yaitu memberikan kemampuan peserta didik dalam belajar bagaimana menggunakan strategi membaca individual. Panduan Membaca bertujuan melakukan kegiatan pelatihan pada peserta didik guna menjadi pembelajaran mandiri dan aktif, lebih fokus pada persoalan yang dihadapi tentunya menjadikan peserta didik tidak memiliki rasa jenuh dan bosan dalam menempuh pembelajaran membaca. Strategi Reading Guide juga sangat efektif, mampu

23Suwardi, manajemen pembelajaran (Surabaya, :JP Book, 2007), h.67.

24Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem( Semarang :Rasail Media Group, 2008, h.80.

(38)

memacu kreativitas pendidik dan peserta didik. Pembelajaran dikelas menjadi lebih senang dan tentunya sangat berkesan. Dengan Panduan Membaca (Reading Guide) diharapkan dapat menciptakan aktivitas belajar dan mengajar yang kondusif. Panduan Membaca (Reading Guide) bertujuan dalam pemberi bantuan kepada peserta didik supaya lebih fokus serta dengan mudah memiliki akan pemahaman pembelajaran yang disampaikan.25

3. Langkah-langkah Reading Guide a. Tentukan bacaan yang akan dipelajari

b. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta didik atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah didpilih.

c. Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta didik.

d. Tugas peserta didik mempelajari bahaan bacaan dengan menggunakan pertanyaan yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak memakai waktu yang berlebihan.

e. Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta didik.

f. Klarifikasi dipandu oleh guru.

4. Prinsip-prinsip Reading Guide

Ada lima prinsip strategi proses belajar mengajar dengan menggunakan Reading Guide yaitu:

a. Motivasi, yang dimaksud adalah tidak lepas dari adanya motivasi baik motivasi intrinsik yang berasal dari peserta didik seperti keinginan untuk

25Novi Mirayani, Signifikan Pembelajaran Reading Guide Terhadap Motivasi Belajar Peserta didik Dalam Membaca Nyaring, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2017, Vol. 4, No. 2, h. 128.

(39)

belajar dengan baik atau memotivasi intrinsik yang berasal dari luar peserta didik seperti dorongan dari orang tua dan guru.

b. Kooperatif dan Kompetisi, ini dimaksudkan untuk pembentukan sikap kerja sama dalam mencapai suatu tujuan Bersama seperti diskusi Bersama tentang materi yang akan dipelajari.

c. Aplikasi dan transformasi merupakan bentuk penerapan teori-teori serta kaidah-kaidah yang telah dipelajari.

d. Individualisasi, proses individualisasi dilakukan dengan diantara peserta didik aktif mencari materi dengan banyak membaca buku dan bertanya kepada guru atau orang tua.26

5. Kelebihan dan kekurangan Reading guide Kelebihan Reading Guide

a. Dengan strategi Reading Guide guru dapat menguasai sejauh mana peserta didik mengesuai bahan pelajaran yang disampaikan.

b. Strategi Reading Guide dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik cukup luas, sementara waktu yang dimiliki untuk belajar terbatasa.

c. Strategi ini bisa bisa digunakan untuk jumlah peserta didik dan ukuran kelas yang luas.

d. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam segala tuga pekerjaan sebab dalam strategi reading guide peserta didik harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan.

e. Dalam menerapkan strategi pembelajaran reading guide dapat memotivasi peserta didik untuk gemar lebih membaca.

f. Peserta didik dituntut untuk lebih teliti dalam menjawab pertanyaan.

26Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2006), cet hlm. 160-161.

(40)

g. Guru lebih mudah mengetahui peserta didik yang gemar membaca dan yang malas membaca.

Kelemahan strategi pembelajaran reading guide

a. Karena strategi reading guide lebih ditekankan untuk membaca dan menjawab soal maka peserta didik cenderung tidak terkondisi.

b. Peserta didik merasa bosan dalam membaca teks yang diberikan.

c. Seringkali peserta didik tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup mengerjakan pekerjaan temannya.27

C. Saintifik

1. Pengertian Saintifik

Saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat aktif membangu konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengumpulkan data dengan bermacam teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana peserta didik dituntuk untuk menentukan sendiri tentang materi berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut peserta didik berpikir sistematis dan kritis dalam upaya pemecahan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat28.

27Hisyam Zaini, dkk. Strategi pembelajaran Aktif hlm. 9.

28Abidin. Y, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum (Bandung: Rafika Aditama, 2013), h. 67.

(41)

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka proses pembelajarannya dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat lebih aktif serta dapat berfikir sistematis dan kritis dalam upaya pemecahan masalah.

2. Tujuan Pembelajaran Saintifik

Pertama, pendidik memberikan kesempatan pada peserta didik untuk membaca materi pembelajaran yang akan di bahas sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dan kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan mengamati dalam pendekatan saintifik.

Kedua, pendidik memberikan kesempatan peserta didik untuk membuat pertanyaan sesuai materi pembelajaran yang sudah di baca sebelumnya dan kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan menanya dalam pendekatan saintifik.

Ketiga, pendidik mempersilahkan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang dibuat atau yang dibuat temannya dan kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan informasi dalam pendekatan saintifik

Keempat, pendidik memberikan kesempatan kepada seorang peserta didik untuk mengemukakan pertanyaan yang dibuatnya, setelah itu menanyakan kepada peserta lainnya, apakah ada pertanyaan yang sama dengan pertanyaan tersebut? Setelah itu pendidik memberikan kesempatan kepada salah seorang peserta didik untuk menjawab pertanyaan tersebut, dan setelahnya dapat mengonfirmasikan apakah ada jawaban yang berbeda. Jika ada yang berbeda dari jawaban–jawaban atas pertanyaan yang sama, maka pendidik mengarahkan terhadap jawaban yang sesuai dan mengingatkan peserta didik untuk membuka kembali bukunya dan dapat menentukan konsep yang seharusnya sampai menjadi kesimpulan, kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan menalar atau mengasosiasi dalam pendekatan saintifik.

(42)

Kelima, pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan kesimpulan dari hasil kegiatan menalar di atas, kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan menalar atau mengasosiasikan dalam pendekatan saintifik. Sebenarnya membacakan pertanyaan atau menyampaikan pendapat dikatagorikan dalam kegiatan mengkomunikasikan29

Jadi dapat disimpulkan tujuan pembelajaran berbasis saintifik adalah untuk mengembangkan karakter peserta didik selain itu untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik sehingga peserta didik memiliki kemampuan untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.

3. Karakteristik Pendekatan Saintifik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memaparkan minimal ada 7 kriteria dalam pendekatan ini. Adapun 7 kriteria ini adalah sebagai berikut:

a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kirakira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru dengan siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran

29Aris Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2014), h. 92-102.

(43)

e. Mendorong dan menginspirasi siswa dalam memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan obyektif dalam merespon materi pembelajaran.

f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.

g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi menarik sistem penyajiannya.30

4. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientfic approach) dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) meliputi :

a. Mengamati

Dalam kegiatan mengamati mengutamakan pada kebermaknaan proses pembelajaran, dalam kegiatan mengamati peserta didik diajak untuk melihat, mendengar, menyimak dan membaca suatu materi yang diberikan oleh guru agar peserta didik mampu menemukan fakta yang ada hubungannya dengan materi31.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan mengamati adalah kegiatan yang menggunakan semua alat indera manusia seperti penglihatan, pendengaran, untuk mendapat suatu informasi atau data-data agar peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru

b. Menanya

30Maria Emanuela Ine. Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahan Dasar, Jurnal Ekonomi. 2015. h. 6

31Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 211.

(44)

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak atau dibaca. Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapat informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.32

Jadi, kegiatan bertanya yaitu membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian peserta didik tentang suatu tema pembelajaran untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat dan dibaca atau disimak.

c. Mengumpulkan Informasih

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu, peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya. Adapun kompotensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,

32Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, h. 64-65.

(45)

kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat33.

Kegiatan ini memiliki peran yang penting dalam melatih peserta didik untuk memperoleh data dan fakta dari hasil pengamatan dan bukan hanya opini semata. Selain itu, ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini diharapkan dapat bertahan lama dalam ingatan peserta didik.

d. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan34

Jadi, menalar yaitu menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya yang kemudian peserta didik membuat kesimpulan baik secara kelompok maupun secara individu.

e. Mengomunikasikan

Pembelajaran Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individual dari hasil kesimpulan yang telah dibuat

33Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2014, h. 57-67.

34Misykat Malik Ibrahim, Implementasi Kurikulum 2013; Rekonstruksi Kompetensi, Revolusi pembelajaran dan Reformasi Penilaian, h. 95.

Referensi

Dokumen terkait

terhadap batu nisan ini (Hidayati dkk. Pemanfaatan nisan-nisan kuna sebagai batu asah di Aceh selama ini cukup banyak dilakukan oleh masyarakat karena bahan batuan yang digunakan

Merefleksikan hasil dan proses, langkah terakhir pada metode indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah menggambarkan kembali hasil dari proses, menguji hasil dan meyakinkan

Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh perusahaan yang sedang berkembang mira kerjasama dan persoalan faktual yang dialami oleh pengusaha tour , travel dan tiicketing yang

Nilai-nilai keagamaan teraplikasi dalam berbagai wujud kebudayaan, mengindikasikan bahwa pola pengajaran dan pendidikan agama selain didapat dari lembaga pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisa sumber penghasilan masyarakat nelayan di Desa Bungin Permai Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, menunjukan bahwa

Dengan Menerapkan Metode Activity Based Costing (ABC) (Studi Kasus Pada UD. Mbok Sri Palu Sulawesi Tengah)” ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah direncanakan.. Adapun

(1) Setiap kendaraan bermtor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus yang tipenya telah memperoleh sertifikat uji tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks, karena memungkinkan dampak fungsional dan disfungsional sikap dan perilaku anggota organisasi