• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Integrasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Integrasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

Nur Rezki1, Salam2, Muhammad Saleh3

Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar1,2,3,4,5 Email: [email protected]1

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan integrasi nilai-nilai pendidikan karakter (2) mendeskripsikan implementasi integrasi nilai-nilai pendidikan karakter ; dan (3) mendeskripsikan hambatan implementasi integrasi nilai-nilai pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas XII. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMAN 4 Bantaeng yang berada di wilayah Kabupaten Bantaeng. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini, yaitu data berupa 18 nilai-nilai pendidikan karakter. Sumber data penelitian, guru, silabus, dan RPP. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara. Instrumen penelitian terdiri dari instrumen utama yakni peneliti dan instrumen pendukung meliputi panduan analisis data, panduan pengamatan, dan alat perekam. Hasil penelitian integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII ditemukan tiga hal: (1) integrasi pendidikan karakter terdapat nilai-nilai pendidikan karakter pada silabus dan RPP, (2) adapun implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi; dan (3) faktor hambatan implementasi dalam mengintegrasikan yaitu faktor internal.

Kata kunci: Integrasi, Pendidikan Karakter, Pembelajaran bahasa Indonesia

https://ojs.unm.ac.id/societies/index

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

(2)

PENDAHULUAN

Pembentukan karakter bukan hanya orang tua berperan dalam pembentukan anaknya, guru harus dapat memberikan contoh dan teladan yang baik kepada peserta didik dalam berperilaku baik, karena jika tidak, peserta didik akan mudah meniru apa yang mereka lihat. Pembentukan karakter dan akhlak peserta didik tidak bisa langsung baik, tergantung di mana mereka bersekolah, lingkungan keluarga, teman, dan masyarakat disekitarnya. Oleh sebab itu, untuk mencegah masalah remaja tersebut perhatian khusus oleh pihak guru dan orang tua di rumah pada peserta didik agar lebih baik. Mulai dari berbicara, kerapian, disiplin, bertanggung jawab jawab, cara bergaul dengan teman sebaya dan lain sebagainya.

Pendidikan karakter bukan sesuatu yang tidak baru bagi masyarakat Indonesia.

Pendidikan karakter adalah suatu istilah yang diakui dan dirasakan oleh masyarakat, hal yang tidak semestinya terjadi yang dilihat dari perilaku negatif remaja. Pendidikan karakter yang telah diuraikan menarik untuk dikaji di kalangan remaja khususnya remaja tingkat sekolah menengah atas (SMA) yang memiliki karakter yang bersifat menyimpang. Oleh karena itu, pengkajian terhadap pendidikan karakter di kalangan remaja di SMAN 4 Bantaeng Kabupaten Bantaeng sangat berarti dalam pembentukan karakter khususunya pembelajaran yang diajarkan.

Pendidikan mengandung tiga unsur pokok yaitu kebaikan, mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan (Lickona, 2013:87). Karakter menurut Thomas Lickona (2013:90) merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral.

Dalam proses perkembangan dan pembentukan karakter seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor bawaan. Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang didalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Nilai-nilai pendidikan karakter merupakan usaha mendidik dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai pada pembelajaran sehingga menginternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan terwujud dalam sikap dan perilaku yang baik. Guru harus dapat berperilaku baik dan teladan kepada peserta didik, karena guru sebagai contoh bagi peserta didik yang akan meniru apa yang dilihat.

Seiring dengan perkembangan zaman, perubahan kurikulum tingkat pendidikan menjadi suatu tantangan bagi pendidik untuk membangun karakter. Kurikulum yang diterapkan di sekolah menengah atas yaitu kurikulum 2013 khususnya di Kabupaten Bantaeng. Dengan demikian, masalah yang sering muncul yaitu bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini sekaligus munculnya kompetensi inti dan kompetensi dasar yang menitikberatkan aspek sikap terhadap peserta didik dan bagaimana implementasi serta menuntaskan materi yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter secara berkesinambungan.

Pada saat observasi penelitian yang peneliti lakukan saat di SMAN 4 Bantaeng Kabupaten Bantaeng, peneliti melihat guru bahasa Indonesia kelas XII melakukan

(3)

integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu RPP dan silabus sebagai bahan acuan. Kemudian guru mengimplementasikan integrasi pendidikan karakter dengan metode atau pendekatan berbeda-beda kepada peserta didik. Guru juga seringkali mendapatkan kendala pada saat proses implementasi integrasi pendidikan karakter.

Berbagai penelitian terkait integrasi pendidikan karakter telah dilakukan oleh Kurniawati (2014) menunjukkan bahwa model integrasi pendidikan nilai dalam pembelajaran agama Islam yaitu model integrasi diadik komplementer. Pada implementasi integrasi terdiri dari empat tataran yaitu tataran konseptual, institusional, operasional, dan arsitektural.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Syahnaidi (2018) menyimpulkan bahwa integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Arab terdapat tahap perencanaan pembelajaran yang dilakukan yaitu ranah filosofis, materi dan strategi.

Hubungan penelitian Syahnaidi dengan penelitian yang calon peneliti yaitu sama-sama mengkaji integrasi pendidikan karakter, perbedaannya terletak pada objek penelitian.

Jika penelitian Syahnaidi mengkaji integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Arab, sedangkan penelitian ini mengkaji integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia.

SMAN 4 Bantaeng Kabupaten Bantaeng menjadi tempat penelitian karena sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia antara guru dan siswa. Serta wilayah Kabupaten Bantaeng, merupakan daerah yang sedang berkembang maju sehingga memungkinkan peneliti untuk mengkaji perkembangan pendidikan karakter siswa khususnya kelas XII. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Integrasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII di SMAN 4 Bantaeng Kabupaten Bantaeng”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 Bantaeng, Jl. Elang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng pada bulan September 2020. Fokus data pada penelitian ini yaitu nilai-nilai pendidikan karakter. Data pada penelitian ini berupa 18 nilai-nilai pendidikan karakter: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Adapun sumber data penelitian ini, yaitu guru, RPP, silabus. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan perekaman. Teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu transkripsi data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Integrasi Pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia

Pendidikan karakter dalam peraturan sekolah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.

Pendidikan karakter diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui materi pembelajaran bahasa Indonesia yang terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, menulis, dan membaca.

a. Salah satu materi teks menyusun surat lamaran yaitu guru SMA Negeri 4 Bantaeng yang diintegrasikan pada nilai-nilai pendidikan karakter. Pembelajaran menyusun surat lamaran merupakan salah satu pembelajaran kebahasaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang terdapat pada silabus kelas XII semester 1 dalam standar kompetensi menulis. Pelajaran ini berguna untuk melatih siswa dalam menyusun surat lamaran pekerjaan di suatu perusahaan, dalam pembelajaran ini guru dapat menanamkan karakter yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

b. Materi yang diintegrasikan dalam nilai-nilai pendidikan karakter yaitu mengidentifikasi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 4 Bantaeng, pendidikan karakter diintegrasikan dalam proses pembelajaran itu sendiri melalui bahan ajar yaitu keterampilan berbahasa seperti berbicara, membaca, dan menulis. Nilai-nilai yang tersirat dari teks sastra pada umumnya adalah nilai-nilai religius, nilai moral, nilai sosial, nilai etika, serta nilai estetika. Dalam konteks pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, ditemukan guru menanamkan nilai-nilai tersebut melalui semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

c. Mengidentifikasi informasi teks editorial, Pembelajaran teks editorial merupakan pembelajaran menyampaikan pendapat suatu peristiwa yang menjadi perbincangan hangat pada surat kabar. Salah satu pembelajaran kebahasaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang terdapat pada silabus kelas XII semester 1 dalam standar kompetensi berbicara.

d. Materi selanjutnya yaitu menilai isi dua buku fiksi dan nonfiksi. Pembelajaran buku fiksi dan nonfiksi merupakan pembelajaran bahasa Indonesia yang termasuk jenis teks sastra. Nilai yang terdapat pada karya sastra yaitu nilai moral, sosial, etika, dan estetika. Guru SMA Negeri 4 Bantaeng menerapkan Kurikulum 2013 sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

e. Materi lain yang digunakan guru SMA Negeri 4 Bantaeng dalam mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter yaitu materi mengevaluasi informasi fakta maupun opini dalam sebuah artikel. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, artikel merupakan pembelajaran yang termasuk jenis teks non sastra dan bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Pelajaran ini berguna untuk melatih siswa menemukan informasi

(5)

dalam artikel dan membedakan informasi (fakta dan opini). Dalam pembelajaran ini guru bahasa Indonesia ditemukan menanamkan karakter kreatif dan mandiri.

f. Materi terakhir pada semester akhir yang diintegrasikan dalam nilai-nilai pendidikan karakter yaitu pembelajaran kritik sastra dan esai. Materi ini merupakan salah satu pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII pada kompetensi dasar 3.12, 4.12, 3.13, dan 4.13. dapat dilihat dalam kompetensi dasar 3.12, siswa SMA Negeri 4 Bantaeng diajarkan oleh gurunya membandingkan kritik sastra dan esai dari aspek pengetahuan dan pandangan penulis. Pelajaran tentang krtik dan esai berguna untuk melatih siswa dalam membuat kerangka kritik sastra dan esai sesuai sistematikanya dan dapat memahami serta menjelaskan definisi kritik sastra dan esai.

Dalam integrasi pendidikan karakter terlihat bahwa guru menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada substansi materi kelas XII pembelajaran bahasa Indonesia.

Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Zuhdi (2010:3) yakni pendidikan karakter akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi perserta didik melalui integrasi dalam bidang studi.

Implementasi integrasi Pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia a. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki setiap guru. Guru dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki perencanaan agar tersusun saat mengajarkan materi yang terintegrasi pendidikan nilai-nilai karakter. Penyelenggaraan pendidikan karakter dalam pendidikan bukan hanya tugas dari guru pendidikan bahasa Indonesia, melainkan semua guru dalam pendidikan. Pada tahap perencanaan integrasi terdapat kegiatan orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian acuan. Tahap perencanaan yang dilakukan seorang guru merupakan analisis SK/KD, pengembangan silabus berkarakter, penyusunan RPP berkarakter, dan penyiapan bahan ajar berkarakter.

b. Pelaksanaan pembelajaran

Pada tahap pelaksanaan integrasi terdapat kegiatan pembelajaran yaitu literasi, berpikir kritis, kerja sama, komunikasi, dan kreativitas. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII. dapat dilakukan dengan pengenalan nilai-nilai, pengintegrasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang secara langsung atau daring pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan mengintegrasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Selain itu, perilaku guru sepanjang proses pengintegrasian pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia harus merancang langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia yang memfasilitasi peserta didik aktif dalam proses mulai dari pendahuluan, inti, hingga penutup. Guru

(6)

dituntut untuk menguasai berbagai metode, pendekatan, model, atau strategi pembelajaran aktif sehingga langkah-langkah seperti pendekatan Saintifik.

c. Evaluasi pembelajaran

Pada tahap evaluasi atau penilaian integrasi yaitu kegiatan guru dalam menilai karakter peserta didik sesuai materi pembelajaran atas pencapaian olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah rasa. Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking serta penilaian program. Penilaian yang diterapkan yaitu berbasis kelas yang mempunyai tiga ranah yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran guru mampu menyelengarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atau efektivitas proses dan hasil belajar serta menggunakan informasi penilaian hasil belajar dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan guru dengan langkah-langkah sebagai berikut: guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.

Faktor hambatan pengintegrasian nilai-nilai Pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan kesulitan dalam mengimplementasikan integrasi pendidikan karakter yaitu faktor internal dari peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugihartono (2012:76) bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal dari data penelitian mencakup karakter siswa yang berbeda-beda, minat belajar, daya serap siswa, kurangnya disiplin siswa, siswa terlalu pasif, tidak tenang dalam kelas, dan kepercayaan siswa terhadap guru.

Faktor internal seperti siswa yang pasif, tidak tenang dalam kelas, daya serap atau tingkat memahami materi, dan karakter siswa yang berbeda-beda atau mempunyai karakter tersendiri, ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa ada yang memperhatikan dan ada yang tidak memperhatikan. Temuan ini sejalan dengan teori Lickona (2013:85-100) bahwa karakter yaitu sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Selain itu, minat siswa dalam belajar yaitu ketika guru menjelaskan materi dan mengintegrasikan dalam nilai-nilai pendidikan karakter, bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa sehingga proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas XII terdapat nilai-nilai pendidikan karakter meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,

(7)

kreatif, mandiri, tanggung jawab, saling menghargai, mandiri, menghargai prestasi, gemar membaca, mandiri, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air (2) implementasi integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia terdapat pada RPP dan silabus dengan 3 tahap yaitu tahap pelaksanaan, tahap perencanaan, dan tahap evaluasi (3) faktor hambatan dalam mengimplementasikan integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia, yakni faktor internal dari peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Fadhillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. AR-RUZ Media: Yogyakarta.

Kosasih, Eko. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Rama Widya: Bandung.

Kurniawati, Yulia. (2014). Integrasi Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN Yogyakarta III. PAI. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Lickona, Thomas. (2013). Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility, Edition 1. New York: Times Company.

Masnur, Muslich. (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara

Maulana, Achmad, dkk. (2011). Kamus Ilmiah Populer: Lengkap dengan EYD dan Pembentukan Istilah Serta Akronim Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Absolute.

Sugihartono. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Syahnaidi, M.A.Q., & Baronth, R.U. (2018). Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Sekolah Muhammadiyah. Arabi: Journal of Arabic Studies.

Zuhdi, D. (2010). Pengembangan model pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran bidang studi di sekolah dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1 (3).

Referensi

Dokumen terkait

Dimana pertarungan yang terjadi dalam event komunitas ini adalah selain habitus, terdapat modal materi yang dipergunakan untuk membeli atribut-atribut berbau Korea

Dalam karya seni patung yang ciptakaan oleh penulis medium yang dipergunakan adalah polyester resin dengan teknik modeling tanah liat, hal ini bertujuan untuk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, variabel Perceived Ease of Use dengan indikator PEOU1, Perceived Usefulness dengan indikator PU1 dan PU3, Behavioral Intention To

[r]

Sebagaimana penelitian terdahu menunjukkan bahwa siswa yang menganggap bahwa regulasi diri mereka buruk maka akan berdampak perilaku prokrastinasi yang tinggi, namun jika

oleh Auli Lucky Yuriansyah pada tahun 2013. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui kepuasan pelanggan pengguna bus PO. Muji Jaya Jepara serta

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Ada hubungan positif antara minat membaca dengan prestasi belajar siswa, dengan mengetahui hasil perhitungan angka rx1y = 0,521 dengan

Dari pengujian simultan (uji F) dengan return on asset sebagai variabel dependen diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 atau < 0,05 yang membuktikan bahwa