• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama se-Kecamatan Sukoharjo tahun 2019/2020 yang berjumlah 10 sekolah yaitu SMP Negeri 1 Sukoharjo, SMP 2 Negeri Sukoharjo, SMP 3 Negeri Sukoharjo, SMP Negeri 4 Sukoharjo, SMP 5 Negeri Sukoharjo, SMP 6 Negeri Sukoharjo, SMP 7 Negeri Sukoharjo, SMPIT Daarul Hidayah Sukoharjo, SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo, dan SMP Daarul Qur’an Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rincian Jadwal Penelitian

No

Jenis Kegiatan 2020/2021

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1. Persiapan

a. Observasi

b. Identifikasi Masalah

c. Penentuan tindakan

d. Pengajuan Judul

e. Penyusunan Proposal

2. Pelaksanaan

a. Seminar proposal

b. Mengurus perijinan

c. Penelitian dan Input data

3. Penyusunan laporan

a. Analisis data

b. Penyusunan laporan

4.

Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi

(2)

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket dan selanjutnya akan diolah oleh peneliti menjadi bentuk persentase.

Menurut Sugiyono (2012:11) penelitian dengan menggunakan kuantitatif yang berlandaskan positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik.

Penelitian ini untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak- banyaknya dari suatu kejadian tertentu dan berusaha memberikan gambaran, informasi, data dan angka-angka dalam hal mengetahui besarnya tingkat motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring pada masa covid-19 di Sekolah Menengah Pertama se-Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun 2020.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapksn oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru PJOK yang berada di 10 Sekolah Menengah Pertama se-Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 23 guru PJOK baik negeri maupun swasta.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:81) menyatakan bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut yang dipilih untuk sumber data. Memang salah satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya

(3)

adalah bahwa sampel harus diambil dari bagian populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua guru PJOK yang berjumlah 23 Guru. Berikut data SMP se-Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo beserta jumlah guru PJOK.

Tabel 3.2Populasi dan Sampel Penelitian di SMP se-Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

No. Nama Sekolah Menengah Pertama Jumlah Guru

PJOK

1. SMP NEGERI 1 SUKOHARJO 4 Guru

2. SMP NEGERI 2 SUKOHARJO 3 Guru

3. SMP NEGERI 3 SUKOHARJO 2 Guru

4. SMP NEGERI 4 SUKOHARJO 3 Guru

5. SMP NEGERI 5 SUKOHARJO 4 Guru

6. SMP NEGERI 6 SUKOHARJO 2 Guru

7. SMP NEGERI 7 SUKOHARJO 2 Guru

8. SMPIT DAARUL HIDAYAH SUKOHARJO 1 Guru

9. SMP MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO 1 Guru

10. SMP DAARUL QUR’AN SUKOHARJO 1 Guru

Jumlah Guru PJOK SMP Se-Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

23 Guru PJOK

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh dimana semua anggota poplasi digunakan sebagai sampel yaitu 10 Sekolah Menengah Pertama se-Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

Menurut Sugiyono (2013:85) menyatakan bahwa “Sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.

Istilah lain sampel jenuh adalah sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.”

(4)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah salah satu faktorpenting dalam penelitian karena diharapkan penelitian sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Di dalam penelitian ini penelitiakan menggunakan 3 teknik pengumpulan data.

Adapun beberapa teknik pengambilan data dalam penelitian ini antara lain : 1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:200) Observasi adalah“Pengamatan dan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan semua alat indra. Dapat dikatakan observasi adalah pengamatan secara langsung. Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara”.

Peneliti telah melakukan observasi di 7 sekolah SMP dari 10 sekolah SMP se-Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk digunakan sebagai data penguat dari hasil data primer yang diperoleh dari Guru PJOK di SMP se-Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.

2. Angket/Kuisioner

Menurut Widoyoko(2014: 33)Angket atau kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.Variabel dan indikator dalam pembuatan angket berdasarkan teori Hamzah B. Uno dalam bukunya tentang Teori motivasi dan Pengukurannya.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang soal-soalnya menggunakan teknik pilihan yang sudah ada pilihan jawaban berupa tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai jawaban dengan tujuan agar pengisian angket tidak menyita banyak waktu. Ada beberapa prinsip dalam penulisan angket menurut Widoyoko (2014: 37) yakni:

a. Isi dan tujuan pernyataan b. Bahasa yang digunakan c. Tipe dan bentuk pertanyaan

(5)

d. Pertanyaan tidak mendua

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa f. Pertanyaan tidak menggiring

g. Panjang pertanyaan h. Urutan perntanyaan i. Prinsip pengukuran j. Penampilan fisik angket

Angket penelitian ini terdiri dari 30 pernyataan dengan sistem penilaian menggunakan model likert yang telah dimodifikasi dengan empat alternatif jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan favourablemenggunakan empat pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju (ST), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Alternatif piliham jawaban netral atau ragu-ragu tidak digunakan dengan alasan karena respon tersebut mengindikasikan bahwa responden tidak yakin dengan jawaban yang telah diberiklan (Azwar 2015:97-99) dan diisi dengan memberikan tanda cekhlist (√) pada salah satu pilihan jawaban. Indikator dalam penyusunan butir angket ditentukan berdasarkan teori motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring dimasa covid-19 pada kajian teori. Hasil dari angket merupakan data primer yang akan dianalisis.

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:201) Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, foto-foto dan sebagainya.

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tingkat motivasi guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam pembelajaran daring di masa covid-19 Sekolah Menengah Pertama se- Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Dalam penelitian ini data

yang diperoleh dari metode dokumentasi

yaknifotosaatkegiatanpelaksanaanpenelitian.

(6)

F. Teknik Uji Validitas Data dan Reabilitas Instrumen 1. Uji Validitas

Dari butir-butir pernyataan yang telah ditentukan di atas terdiri dari pernyataan favorable yang terdiri dari 40 item pernyataan. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:211-212) Validitas adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan kesahihan sesuai intrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud”.

Teknik uji validitas yang digunakan adalah teknik uji validitas Product Moment yaitu dengan rumus :

𝑟𝑥𝑦= 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2} Suharsimi Arikunto (2010 : 213) Keterangan

rxy : Koefisien korelasi bagian total N : Banyaknya subjek uji coba

∑ 𝑋 : Jumlah skor tiap butir

∑ 𝑌 : Jumlah skor total

∑ 𝑋2 : Jumlah kuadrat skor tiap butir

∑ 𝑌2 : Jumlah kuadrat skor total

∑ 𝑋𝑌 : Jumlah perkalian skor tiap butir dengan jumlah skor total

ValiditasUji validitas instrumen pada penelitian ini adalah diuji cobakan pada informan diluar populasi yaitu 15 guru di Kecamatan Karangpandan, Karanganyar yang ditentukan dengan pengambilan sampel secara acak dan sebelumnya dilakukan expert judgement untuk validitas instrumen. Uji validitas butir pernyataan menggunakan bantuan lewat program computer IBM

(7)

SPSS Statistic.Butir angket yang valid adalah apabila memiliki r hitung ≥ r tabel yaitu DF= 15 dan Probabilitas 0,05 sehingga nilai r tabel adalah 0,514.

Dapat disimpulkan bahwa instrumen yang valid adalah yang memiliki r hitung

≥ 0,514. Berikut hasil perhitungan butir angket setelah dilakukan uji validitas.

Tabel 3.3Hasil Uji Validitas Motivasi Guru PJOK Dalam Pembelajaran Daring Item r Hitung r Tabel Keterangan Item r Hitung r Tabel Keterangan

P1 0.25 0.514 Tidak Valid P21 0.60 0.514 Valid

P2 0.86 0.514 Valid P22 0.58 0.514 Valid

P3 0.83 0.514 Valid P23 0.19 0.514 Tidak Valid

P4 0.75 0.514 Valid P24 0.60 0.514 Valid

P5 0.77 0.514 Valid P25 0.19 0.514 Tidak Valid

P6 0.87 0.514 Valid P26 0.62 0.514 Valid

P7 0.87 0.514 Valid P27 0.24 0.514 Tidak Valid

P8 0.89 0.514 Valid P28 0.56 0.514 Valid

P9 0.71 0.514 Valid P29 0.24 0.514 Tidak Valid

P10 0.83 0.514 Valid P30 0.92 0.514 Valid

P11 0.35 0.514 Tidak Valid P31 0.89 0.514 Valid P12 0.25 0.514 Tidak Valid P32 0.25 0.514 Tidak Valid

P13 0.87 0.514 Valid P33 0.92 0.514 Valid

P14 0.73 0.514 Valid P34 0.89 0.514 Valid

P15 0.86 0.514 Valid P35 0.25 0.514 Tidak Valid

P16 0.83 0.514 Valid P36 0.87 0.514 Valid

P17 0.26 0.514 Tidak Valid P37 0.87 0.514 Valid

P18 0.55 0.514 Valid P38 0.89 0.514 Valid

P19 0.73 0.514 Valid P39 0.71 0.514 Valid

P20 0.56 0.514 Valid P40 0.83 0.514 Valid

Berdasarkan hasil olah data pada nilai r hitung pertanyaan item yang nilainya lebih kecil dari r tabel 0,514 maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan pada item tersebut dinyatakan tidak valid. Pertanyaan yang tidak valid pada uji validitas akan di drop out. Sedangkan, pada nilai r hitung item pertanyaan lebih besar dari r tabel 0,514 maka dapat disimpilkan bahwa item pertanyaan pada variabel pembelajaran daring pada masa covid-19 penelitian ini dinyatakan valid.

(8)

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan, pendapat Suharsimi Arikunto (2013:221).

Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach, dengan rumus :

Suharsimi Arikunto (2010 : 239) Keterangan :

r₁₁ : Reliabilitas instrumen K : Banyaknya butir pernyataan Σσi² : Jumlah varians butir

σt² : Varians total

Setelah dilakukan uji validitas instrumen, diperoleh item yang valid.

Selanjutnya, hasil uji reliabilitas instrumen juga menggunakan bantuan program SPSS 22.0 dengan rumus Alpha Cronbach. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:239) Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 melainkan yang berbentuk skala, misal 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dalam angket yang berbentuk uraian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring pada masa covid-19 dalam penelitian ini adalah analisisstatistik deskriptif persentase. Seperti dikemukakan Sugiyono (2015:29) bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlakuuntukumum.

(9)

Mengolah data dalam penelitian ini penulis menggunakan stastitik deskriptif persentase.Digunakan untuk memberikan gambaran penelitian tentang motivasi guru dalam pembelajaran daring pada masa covid-19.

Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Melakukan Tabulasi Data

Setelah pengumpulan data oleh metode angket dari 23 informan yang ditetapkan sebagai sampel, lalu dilakukan tabulasi data sesuai dengan variable masing-masing pernyataan (Sugiyono, 2009: 169).

2. Menentukan kriteria (tolak ukur) untuk masing-masing variabel. Langkah dalam menentukan tolak ukur yaitu:

a. Menentukan nilai maksimal dengan menggunakan rumus:

skor maksimal

skor maksimal× 100%

b. Menentukan nilai minimum dengan menggunakan rumus:

skor minimal

skor maksimal× 100%

c. Menentukan range dengan rumus: Presentase nilai maksimal – presentase nilai minimal

d. Menentukan interval yang diinginkan yakni Sangat Tinggi (ST), Tinggi (T),Rendah (R), Sangat Rendah (SR)

e. Menentukan lebar interval dengan rumus:

range

jumlah interval× 100%

f. Membuat tabel presentase untuk masing-masing variabel.

Tabel 3.4 Tabel Kategorisasi Tingkat Motivasi

No Persentase Kriteria

1. 82% - 100% Sangat Tinggi

2. 63% - 81% Tinggi

3. 44% - 62% Rendah

4. 25% - 43% Sangat Rendah

(Abidin & Purbawanto, 2015: 43) 3. Menghitung presentase tanggapan menggunakan rumus:

(10)

Jumlah skor data yang diperoleh Jumlah skor total x 100 (Abidin & Purbawanto, 2015: 43)

4. Analisis dan penyajian data

Penyajian data tingkat motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring pada masa covid-19 dianalisis dari data angket sesuai dengan kriteria (tolak ukur) yang telah ditentukan dan diagram untuk memudahkan pembaca memahami hasil penelitian.

5. Penarikan Kesimpulan.

H. ProsedurPenelitian

Kegiatan penelitian ini diawali dengan kegiatan persiapan yang dilanjutkan dengan pengumpulan data. Tahap persiapan akan didapat kerangka berfikir yang akan digunakan dasar dalam penulisan proposal. Setelah itu dilanjutkan dengan pengumpulan data-data yang dianggap relevan dengan penelitian. Setelah dianalisis, data-data yang terkumpul diverifikasi sehingga menghasilkan simpulan akhir yang dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian.

Langkah – langkah prosedur penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penulisan proposal dan persiapan pelaksanaan penelitian

Prosedur penelitian yang paling awal dilakukan adalah penulisan proposal. Pada tahap ini berisi garis-garis besar penelitian yang akan dilaksanakan yang meliputi perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, dan pemilihan lokasi penelitian. Langkah selanjutnyamengadakan persiapan pelaksanaan, yaitu mengurus perizinan umtuk mengadakan penelitian ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan.

2. Pengumpulan data dan analisis data awal

Pengumpulan data dilakukan di lapangan penelitian termasuk di dalamnya mengadakan angket, wawancara dan pengambilan dokumentasi dengan para informan. Data yang terkumpul kemudian di klasifikasikan, dianalisis, dan di interprestasikan.

(11)

3. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan

Pada tahap ini, menganalisis lagi data yang telah di dapat dengan teliti. Data yang sudah disusun rapi yang merupakan bagian dari analisis awal, maka kegiatan selanjutnya diadakana analisis akhir dengan mengorganisirkan dan mengurutkan data dalam pola dan uraian dasar, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

4. Penulisan laporan

Data-data yang sudah dikumpulkan disusun dengan rapi berdasarkan pada pedoman penelitian, maka akan dapat sebuah laporan penelitian sebagai bentuk karya ilmiah.

(12)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Motivasi Internal

Motivasi guru PJOK ditinjau secara internal memiliki beberapa indikator sebagai berikut: Guru bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, melaksanakan tugas dengan target yang jelas,memiliki tujuan yang jelas dan menantang, kemandirian dalam bertindak, memiliki perasaan senang dalam mengajar, selalu berusaha untuk mengungguli orang lain, prestasi yang dicapai.

Tabel 4.1 Rata-rata Motivasi Internal

No Motivasi internal Mean Kriteria

1. Tanggung jawab guru. 73% Tinggi

2. Melaksanakan tugas dengan target yang jelas. 55% Rendah 3. Memiliki tujuan yang jelas dan menantang. 71% Tinggi 4. Kemandirian dalam bertindak. 64% Tinggi 5. Memiliki perasaan senang dalam mengajar. 65% Tinggi 6. Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain. 66% Tinggi

7. Prestasi yang dicapai. 68% Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa diantara 7 indikator motivasi internal, rata-rata tinggi. Motivasi tertinggi didorong karena tanggung jawab guru yaitu sebesar 73%. Sedangkan motivasi terendah karena melaksanakan tugas dengan target yangjelas sebesar 55%. Dari data ini menunjukan bahwa guru PJOK sekecamatan Sukoharjo dalam hal motivasi internal adalah tinggi.

(13)

Motivasi Internal

Gambar 4.1 Diagram Persentase Rata-rata Motivasi Internal a. Motivasi karena tanggung jawab guru

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar guru memiliki motivasi yang tinggi terlihat dari tanggung jawabnya melakukan pekerjaannya sebagai guru.Motivasi karena tangung jawab guru dapat dilihat pada distribusi frekuensi pada tabel 4.2

Tabel 4. 2 Motivasi Guru PJOK Dalam Pelajaran daring karena tanggung jawab

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 – 100 Sangat Tinggi 8 35%

63 – 81 Tinggi 9 39%

44 – 62 Rendah 6 26%

25 – 43 Sangat Rendah 0 0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100% Tanggung jawab guru

Melaksanakan tugas dengan target yang jelas.

Memiliki tujuan yang jelas dan menantang.

Kemandirian dalam bertindak

Memiliki perasaan senang dalam mengajar.

Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain.

Prestasi yang dicapai.

(14)

Gambar 4.2 Diagram Persentase Motivasi Karena Tanggung Jawab Terlihat dari tabel 4.2 sebanyak 8 guru (35%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 9 guru (39%) tergolong tinggi, dan 6 guru (26%) tergolong rendah untuk motivasi dalam pembelajaran daring karena tanggung jawab guru. Tanggung jawab guru yang dimaksud dalam penelitian ini seorang guru melakukan kegiatan karena adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, guru yang memiliki motivasi yang tinggi terlihat dari tanggung jawabnya dalam melakukan pekerjaan. Guru akan menyelesaikan pekerjaan dengan hasil maksimal sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

b. Motivasi karena melaksanakan tugas dengan target yang jelas

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi karena melaksanakan tugas dengan target yang jelas mendapatkan skor palingrendahdiantara motivasi internal lainnya, seperti tercantum dari distribusi frekuensi pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring karena melaksanakan tugas dengan target yang jelas.

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 1 4%

63 - 81 Tinggi 11 48%

44 - 62 Rendah 4 17%

25 - 43 Sangat Rendah 7 30%

8 9

6

0

35% 39%

26%

0%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi Karena Tanggung Jawab

(15)

Gambar 4.3 Diagram Persentase Motivasi untuk melaksanakan tugas dengan target yang jelas

Terlihat dari tabel 4.3 sebanyak 1 guru (4%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 11 guru (48%) memiliki motivasi yang tinggi, sebanyak 4 guru (17%) memiliki motivasi yang rendah, dan sebanyak 7 guru (30%) tergolong sangat rendah. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi dalam melaksanakan tugas dengan target yang jelas.

c. Motivasi karena memiliki tujuan yang jelas dan menantang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi karena memiliki tujuan yang jelas dan menantang memiliki skor yang tinggi seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring karena memiliki tujuan yang jelas dan menantang.

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 6 26%

63 - 81 Tinggi 13 57%

44 - 62 Rendah 2 9%

25 - 43 Sangat Rendah 2 9%

1

11

4 7

4%

48%

17%

30%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Motivasi untuk melaksanakan tugas dengan target

yang jelas

(16)

Gambar 4.4 Diagram Persentase Motivasi karena memiliki tujuan yang jelas dan menantang

Terlihat dari tabel 4.4 sebanyak 6 guru (26%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 13 guru (57%) memiliki motivasi yang tinggi, sebanyak 2 guru (9%) memiliki motivasi yang rendah dan sebanyak 2 guru (9%) tergolong sangat rendah. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi karena memiliki tujuan yang jelas dan menantang.

d. Motivasi karena kemandirian dalam bertindak

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi karena kemandirian dalam bertindak tergolong dalam kategori tinggi, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.5 Motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring karena kemandirian dalam bertindak.

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 5 22%

63- 81 Tinggi 7 30%

44 - 62 Rendah 8 35%

25 - 43 Sangat Rendah 3 13%

6

13

2 2

26%

57%

9% 9%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi karena memiliki tujuan yang jelas dan menantang

(17)

Gambar 4.5 Diagram Persentase Motivasi karena kemandirian dalam bertindak

Terlihat dari tabel 4.5 sebanyak 5 guru (22%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 7 guru (30%) memiliki motivasi yang tinggi, sebanyak 8 guru (35%) memiliki motivasi yang rendah dan sebanyak 3 guru (18%) tergolong sangat rendah. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi mengenai kemandirian dalam bertindak.Seseorang yang sudah masuk dalam usia produktif tentu memiliki sikap mandiri dalam bertindak.

Kemandirian ini tercermin pada sikap guru yang selalu mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya meskipun tidak diperintah. Guru secara sadar mengerjakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya.

e. Motivasi karena memiliki perasaan senang dalam mengajar

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi karena memiliki perasaan senang dalam mengajar tergolong tinggi, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6 Motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring karena memiliki perasaan senang dalam mengajar

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 4 17%

63 - 81 Tinggi 11 48%

44 - 62 Rendah 4 17%

25 - 43 Sangat Rendah 4 17%

5

7 8

3 22%

30%

35%

13%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi karena kemandirian dalam bertindak

(18)

Gambar 4.6 Diagram Persentase Motivasi karena memiliki perasaan senang salam mengajar

Terlihat dari tabel 4.6 sebanyak 4 guru (17%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 11 guru (48%) memiliki motivasi yang tinggi, sebanyak 4 guru (17%) memiliki motivasi yang rendah dan sebanyak 4 guru (17%) tergolong sangat rendah. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi karena memiliki perasaan senang dalam mengajar.

f. Motivasi untuk selalu berusaha mengungguli orang lain

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi untuk selalu berusaha mengungguli orang lain tergolong dalam kategori tinggi dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring karena selalu berusaha mengungguli orang lain.

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 3 13%

63 - 81 Tinggi 16 70%

44 - 62 Rendah 1 4%

25 - 43 Sangat Rendah 3 13%

4

11

4 4

17%

48%

17% 17%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi karena memiliki perasaan senang dalam mengajar

(19)

Gambar 4.7 Diagram Persentase Motivasi untuk selalu berusaha mengungguli orang lain.

Terlihat dari tabel 4.7 sebanyak 3 guru (13%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 16 guru (70%) memiliki motivasi yang tinggi, sebanyak 1 guru (4%) memiliki motivasi yang rendah dan sebanyak 3 guru (13%) tergolong sangat rendah. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi untuk selalu mengungguli orang lain.

g. Motivasi karena prestasi yang dicapai

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi karena prestasi yang dicapai termasuk dalam kategori tinggi, terdapat dalam tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring karena prestasi yang dicapai.

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 1 4%

63 – 81 Tinggi 17 74%

44 - 62 Rendah 5 22%

25 - 43 Sangat Rendah 0 0%

3

16

1 3

13%

70%

4%

13%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi untuk selalu berusaha mengungguli orang lain

(20)

Gambar 4.8 Diagram Persentase Motivasi karena prestasi yang dicapai Terlihat dari tabel 4.8 sebanyak 1 guru (4%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 17 guru (74%) memiliki motivasi yang tinggi, sebanyak 5 guru (22%) memiliki motivasi yang rendah dan sebanyak 0 guru (0%) tergolong sangat rendah. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi karena prestasi yang dicapai, adanya prestasi kerja guru yang meningkat maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut memiliki motivasi kerja yang tinggi.

2. Motivasi Eksternal

Motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring pada masa covid-19 ditinjau secara eksternal banyak motifnya antara lain karena senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya, bekerja dengan harapan memperoleh insentif atau penghargaan, bekerja dengan harapan memperoleh perhatian dari atasan dan guru lainnya.

Tabel 4.9 Rata-rata motivasi eksternal

1

17

5 4% 0

74%

22%

0%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi karena prestasi yang dicapai

No Motivasi Eksternal Mean Kriteria

1. Senang memperoleh pujian dari apa yang

dikerjakannya. 68% Tinggi

2. Bekerja dengan harapan memperoleh insentif

atau penghargaan. 68% Tinggi

3. Bekerja dengan harapan memperoleh

perhatian dari atasan dan guru lainnya. 60% Rendah

(21)

Berdasarkan tabel diatas, bahwa motivasi eksternal guru PJOK tergolong tinggi. Dari ketiga aspek hanya motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh perhatian dari atasan dan guru lainnya yang tergolong rendah, sedangkan aspek lainya seperti motivasi karena senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya dan motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh insentif atau penghargaan tergolong tinggi.

Gambar 4.9 Diagram Persentase Rata-rata Motivasi Eksternal

a. Motivasi karena senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi karena senang memperoleh pujian termasuk dalam kategori tinggi. Seperti tercantum pada distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.10 Motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring karena senang memperoleh pujian

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 8 35%

63 - 81 Tinggi 5 22%

44 - 62 Rendah 6 26%

25 - 43 Sangat Rendah 4 17%

68% 68%

60%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Rata-Rata Motivasi Eksternal

Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya

Bekerja dengan harapan memperoleh insentif atau penghargaan

Bekerja dengan harapan memperoleh perhatian dari atasan dan guru lainnya

(22)

Gambar 4.10 Diagram Persentase Motivasi karena senang memperoleh pujian

Terlihat dari tabel 4.10 sebanyak 8 guru PJOK (35%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 5 guru PJOK (22%) tergolong tinggi, sebanyak 6 guru PJOK (26%) tergolong rendah dan 4 guru PJOK tergolong sangat rendah untuk pembelajaran PJOK pada masa covid-19.

Motivasi yang dimaksud adalah motivasi karena senang memperoleh pujian dari apa yang telah dikerjakannya.

b. Motivasi karena bekerja untuk memperoleh insentif atau penghargaan Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi karena bekerja untuk memperoleh insentif atau penghargaan mendapatkan skor tinggi. Seperti tercantum pada distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.11 Motivasi Guru PJOK karena bekerja untuk memperoleh insentif atau penghargaan

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 6 26%

63 - 81 Tinggi 8 35%

44 - 62 Rendah 6 26%

25 - 43 Sangat Rendah 3 13%

8

5 6

4 35%

22%

26%

17%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi karena senang memperoleh pujian

(23)

Gambar 4.11 Diagram Persentase Motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh insentif atau penghargaan

Terlihat dari tabel 4.11 sebanyak 6 guru PJOK (26%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 8 guru PJOK (35%) tergolong tinggi, sebanyak 6 guru PJOK (26%) tergolong rendah dan 3 guru (13%) PJOK tergolong sangat rendah untuk pembelajaran PJOK secara daring pada masa covid-19. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi karena bekerja untuk memperoleh insentif dan penghargaan. Penghargaan atas suatu keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah satu motivasi untuk mendorongnya bekerja karena penghargaan, penghormatan, pengakuan sebagai subjek yang memiliki kehendak, pilihan, perasaan sangat besar pengaruhnya terhadap kerja seorang guru.

c. Motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh perhatian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh perhatian mendapatkan skor rendah.

Seperti tercantum pada distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.12 Motivasi Guru PJOK karena bekerja udengan harapan memperoleh perhatian

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 2 9%

63 - 81 Tinggi 11 48%

44 - 62 Rendah 5 22%

25 - 43 Sangat Rendah 5 22%

6

8

6

3 26%

35%

26%

13%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh insentif atau penghargaan

(24)

Gambar 4.12 Diagram Persentase Motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh perhatian

Terlihat dari tabel 4.12 sebanyak 2 guru PJOK (9%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 11 guru PJOK (48%) tergolong tinggi, sebanyak 5 guru PJOK (22%) tergolong rendah dan 5 guru (22%) PJOK tergolong sangat rendah untuk pembelajaran PJOK secara daring pada masa covid-19. Motivasi yang dimaksud adalah motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh perhatian dari atasan atau guru lainnya.

5. Tingkat Motivasi Internal dan Eksternal

Secara umum tingkat motivasi internal dan eksternal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Rata-rata Motivasi Internal dan Eksternal

Motivasi Mean Kriteria

Motivasi Internal 66% Tinggi

Motivasi Eksternal 65% Tinggi

2

11

5 5

9%

48%

22% 22%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi karena bekerja dengan harapan memperoleh perhatian

(25)

Gambar 4.13 Diagram Persentase Motivasi Internal dan Eksternal

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tingkat motivasi internal yang melandasi guru PJOK dalam pembelajaran daring di masa covid-19 sebesar 66% tergolong dalam kategori tinggi sedangkan motivasi eksternal yang melandasi guru PJOK dalam pembelajaran daring di masa covid-19 ini sebesar 65% dalam kategori tinggi.

a. Keseluruhan Motivasi Internal

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian guru PJOK memiliki motivasi yang tinggi. Seperti tercantum dari distribusi frekuensi pada tabel 4.14

Tabel 4.14 Persentase Motivasi Internal

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 2 9%

63 - 81 Tinggi 15 65%

44 - 62 Rendah 6 26%

25 - 43 Sangat Rendah 0 0%

66% 65%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Internal Eksternal

Persentase Motivasi Internal dan Eksternal

(26)

Gambar 4.14 Diagram Persentase Motivasi Internal

Terlihat dari tabel diatas, sebanyak 2 guru PJOK (9%) memiliki motivasi internal yang sangat tinggi, 15 guru PJOK (65%) memiliki motivasi internal yang tinggi, dan 6 guru PJOK (26%) memiliki motivasi internal yang rendah. Rata-rata motivasinya mencapai 66% tergolong dalam kategori tinggi. Motivasi internal yang dimaksud adalah motivasi yang tumbuh dari dalam diri guru yang motifnya antara lain: tanggung jawab guru, memiliki tujuan yang jelas dan menantang, melaksanakan tugas dengan target yang jelas, kemandirian dalam bertindak, memiliki perasaan senang dalam mengajar, selalu berusaha untuk mengungguli orang lain, prestasi yang dicapai.

b. Keseluruhan Motivasi Eksternal

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar guru PJOK memiliki motivasi yang tinggi. Seperti tercantum dari distribusi frekuensi pada tabel 4.15

Tabel 4.15Persentase Motivasi Eksternal

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 4 17%

63 - 81 Tinggi 10 43%

44 - 62 Rendah 6 26%

25 - 43 Sangat Rendah 3 13%

2

15

6

0 9%

65%

26%

0%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Persentase Motivasi Internal

(27)

Gambar 4.15 Diagram Persentase Motivasi Eksternal

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 4 guru PJOK (17%) memiliki motivasi eksternal yang sangat tinggi, 10 guru PJOK (43%) memiliki motivasi eksternal yang tinggi, 6 guru PJOK (26%) termasuk dalam kategori rendah dan 3 guru PJOK (13%) memiliki motivasi eksternal yang sangat rendah.

Motivasi eksternal yang dimaksud adalah motivasi yang menyebabkan individu bertingkah laku karena rangsangan dari luar antara lain: senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya, bekerja dengan harapan memperoleh insentif atau penghargaan, bekerja dengan harapan memperoleh perhatian dari atasan dan guru lainnya.

6. Mayoritas Tingkat Motivasi Guru PJOK

Secara umum, mayoritas guru PJOK memiliki motivasi yang tinggi, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16 Rata-rata Motivasi Guru PJOK Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Covid-19

Motivasi Mean Kriteria

Motivasi guru PJOK dalam

pembelajaran daring di masa covid-19

66% Tinggi

4

10

6

3 17%

43%

26%

13%

Sangat Tinggi Tinggi Kurang Sangat Kurang

Persentase Motivasi Eksternal

(28)

Gambar 4.16 Diagram Persentase Rata-rata Motivasi Guru PJOK

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tingkat motivasi guru PJOK dalam pembelajaran daring pada masa covid-19 di sekolah menengah pertama se-kecamatan Sukoharjo kabupaten Sukoharjo sebesar 66% termasuk dalam kategori tinggi.

a. Keseluruhan Motivasi Guru PJOK

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar guru PJOK memiliki motivasi yang tinggi. Seperti tercantum dari distribusi frekuensi pada tabel 4.17

Tabel 4.17 Persentase Motivasi Guru PJOK Dalam Pembelajaran Daring

Interval (%) Kategori Frekuensi Persentase

82 - 100 Sangat Tinggi 1 4%

63 - 81 Tinggi 16 70%

44 - 62 Rendah 6 26%

25 - 43 Sangat Rendah 0 0%

66%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Rata-rata Motivasi Guru PJOK

Motivasi Guru PJOK

(29)

Gambar 4.17 Diagram Persentase Motivasi Guru PJOK Dalam Pembelajaran Daring

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 1 guru PJOK (4%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, 16 guru PJOK (70%) memiliki motivasi yang tinggi dan 6 guru PJOK (26%) memiliki motivasi rendah.

B. Pembahasan

Motivasi mempunyai peranan yang dapat meningkatkan kinerja guru PJOK di Sekolah Menengah Pertama Sekecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, sehingga seorang guru harus memiliki sifat terpuji yang menjadi karakteristik yang dapat diteladani peserta didik, sehingga dalam meningkatkan kinerja guru dapat terpenuhi dengan penuh tanggung jawab. Motivasi guru sangat berpengaruh dalam perkembangan dan keberhasilan peserta didik, karena guru yang memiliki motif untuk berprestasi cenderung tidak puas akan pekerjaan yang hanya sekedar selesai, melainkan pekerjaannya harus menghasilkan sesuatu sesuai dengan tujuan pembelajaran daring di masa pandemi ini, guru PJOK yang memiliki motivasi mempunyai keinginan untuk mencapai keberhasilan peserta didik.

Motivasi yang diukur dengan motif, harapan, dan insentif sangat berpengaruh terhadap motivasi guru PJOK, apalagi ketika guru memiliki semangat kerja tinggi diberikan pujian, pengharapan dan imbalan atas hasil pekerjaannya yang terbaik, dengan melakukan tugasnya sebagai pengajar akibat

1

16

6 4% 0

70%

26%

0%

Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Motivasi Guru PJOK Dalam Pembelajaran Daring

(30)

dorongan dari motivasi sehingga dapat lebih meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa :

1. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi internal guru PJOK dalam pembelajaran daring karena tanggung jawab rata-rata berkategori “Tinggi” dengan persentase 73%. Hal ini menandakan guru berani menanggung resiko atas keputusan dan tindakan yang akan dilakukannya, terlihat dari tanggung jawabnya dalam melakukan pembelajaran PJOK secara daring. Guru akan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 sesuai peraturan yang berlaku.

2. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi internal guru PJOK dalam pelajaran daring karena melaksanakan tugas dengan target yang jelas rata-rata berkategori “Rendah” dengan persentase 55%.Terlihat dari kurangnya usaha untuk mengerahkan seluruh kemampuannya dan juga tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

3. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi internal guru PJOK dalam pelajaran daring karena memiliki tujuan yang jelas dan menantang rata-rata berkategori “Tinggi” dengan persentase 71%. Terlihat dari tugas-tugas guru dalam pembelajaran PJOK secara daring membuat tantangan untuk lebih maju, dan meningkatkan kemampuan kerja seorang guru.

4. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi internal guru PJOK dalam pelajaran daring karena kemandirian dalam bertindakrata-rata berkategori “Tinggi” dengan persentase 64%. Kemandirian ini tercermin pada sikap guru yang selalu mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya meskipun tidak diperintah seperti guru menyusun RPP pembelajaran PJOK secara daring tanpa diminta kepala sekolah, serta memberikan gagasan-gagasan untuk pelaksanaan pembelajaran daring.

5. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi internalguru PJOK dalam pelajaran daring karena memiliki perasaan senang dalam

(31)

mengajar rata-rata berkategori “Tinggi” dengan persentase 65%. Terlihat dari guru yang merasa senang mengajar di sekolah tersebut. Hal ini menandakan guru dalam melaksanakan tugas berusaha melakukan yang terbaik.

6. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi internalguru PJOK dalam pelajaran daring karena selalu berusaha mengungguli orang lain rata-rata berkategori “Tinggi” dengan persentase 66%. Hal ini menandakan guru dalam melaksanakan tugasnya yang bersifat komperetif berusaha melebihi teman-temanya, seperti menciptakan hal-hal baru untuk meningkatkan keberhasilan tugas dalam pembelajaran daring.

7. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi internalguru PJOK dalam pelajaran daring karena prestasi yang dicapai rata-rata berkategori “Tinggi” dengan persentase 68%. Hal ini menandakan adanya motivasi guru untuk memperoleh penghargaan atas prestasi kerja yang dicapai sehingga mendorong untuk bekerja lebih giat dan meningkatkan kualitas mengajar dalam pembelajaran PJOK secara daring.

8. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi eksternalguru PJOK dalam pelajaran daring karena senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya rata-rata berkategori “Tinggi” dengan persentase 68%.

Pekerjaan yang selalu diakui membuat guru selalu memperbaiki dan menyelesaikan tugas lebih baik dari sebelumnya.

9. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi eksternalguru PJOK dalam pelajaran daring karena Bekerja dengan harapan memperoleh insentif atau penghargaan rata-rata berkategori “Tinggi” dengan persentase 68%. Terlihat dari guru yang memperoleh imbalan yang layak.

10. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa motivasi eksternalguru PJOK dalam pelajaran daring karena Bekerja dengan harapan memperoleh perhatian dari atasan dan guru lainnya rata-rata berkategori “Rendah” dengan persentase 60%. Hal ini terlihat dari kurangnya kepala sekolah memberikan pujian atas kinerja guru dalam pembelajaran daring, dan kurangnya evaluasi dari kepala sekolah.

(32)

11. Rata-rata tingkat motivasi guru PJOKdalam pelajaran daring ditinjau dari motivasi internal berkategori “Tinggi” dengan persentase 66%.

12. Rata-rata tingkat motivasi guru PJOKdalam pelajaran daring ditinjau dari motivasi eksternal berkategori “Tinggi” dengan persentase 65%.

13. Rata-rata tingkat motivasi guru PJOKdalam pelajaran secara keseluruhan berkategori “Tinggi” dengan persentase 66%.

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan kelestarian sosial perusahaan memiliki kebijakan pembangunan sosial masyarakat yang tertuang dalam program kelola sosial, berupa program pemberdayaan

a) Konservasi Energi secara umum adalah adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi serta meningkatkan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakan beberapa kesimpulan antara lain: Berdasarkan hasil penelitian pemberian pakan fermentasi dengan protein yang berbeda

Bila kita mencermati pola pada Tari Gambyong secara keseluruhan, kita akan mendapatkan bahwa dalam pola Tari Gambyong terdapat unsur matematika yaitu di antaranya

Kesehatan, setelah dilakukan survey, dari sekitar 65 juta remaja usia 12-24 tahun, hanya 20,6 % yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV yang salah satu cara

Cerita ini mengemukakan tema keberanian luar biasa seorang raja yang bernama Indera Nata dalam usaha mencari gajah bergadingkan emas dan menyelamatkan tujuh orang

Terdapat tiga aturan keserasian yang digunakan dalam penelitian ini, oleh karena itu pengujian ini dilakukan untuk mengetahui aturan keserasian mana yang sangat

 Karya komposisi musik Shantika mengolah unsur bunyi dari instrumen suling, kendang, gender wayang yang diolah menjadi berbagai melodi, ditata dengan unsur musik lainnya