commit to user
`PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA
BERBASIS KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI
DENGAN WEBSITE PADA SISWA KELAS XI IA
SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN
AJARAN 2012/2013
Artikel Jurnal
Oleh:
ANDISTA CANDRA YUSRO
S8312020009
P R O G R A M P A S C A S A R J A N A
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
`PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA
BERBASIS KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI
DENGAN WEBSITE PADA SISWA KELAS XI IA
SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN
AJARAN 2012/2013
Andista Candra Yusro1, Suparmi2, Widha Sunarno3
1
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
andista23@gmail.com
2
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
suparmi@yahoo.com
3
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
Abstrak
Pembelajaran fisika di sekolah khususnya pada materi termodinamika disekolah belum diotimalkan dengan mengaitkan teori yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari dan perkembangan teknologi. Pemanfaatan sarana internet disekolah belum dioptimalkan dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bentuk pengembangan modul pembelajaran berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan dikemukakan Thiagarajan yang diadaptasi Muslimin (2005). Data hasil belajar merupakan data hasil nilai pretest dan posttest yang dianalisis dengan statistik parameterik dengan SPSS 18. Hasil analisis data menunjukkan bahwa jumlah skor rata-rata untuk pengembangan seluruh produk berada dalam kategori sangat baik. Produk yang dihasilkan bersifat valid dan praktis untuk digunakan siswa dalam proses belajar. Penggunaan modul pembelajaran fisika hasil pengembangan memberi peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan yaitu terdapat perbedaan antara hasilpretestdanposttest.
Kata kunci: modul pembelajaran, kontekstual, terintegrasi website, termodinamika, hasil belajar
Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia dewasa ini mengarah pada dua bentuk profil lulusan
sesuai dengan tuntutan hidup
masyarakatnya yaitu lulusan yang
vokasional dan lulusan dengan
kemampuan pola pikir. Kedua profil tersebut bermuara pada suatu tujuan yang sama untuk membekali para lulusan yang
mampu bersaing dalam dunia kerja, baik secara regional maupun global. Fisika
merupakan salah satu bentuk ilmu
pengetahuan alam yang dapat dipandang sebagai disiplin kerja (Brotosiswoyo, 2001).
commit to user
dari perkembangan teknologi. Fakta,
banyak dijumpai penggunaan alat
teknologi dalam melakukan berbagai aktivitas. Perubahan yang cepat dan pesat membuat Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah. Dalam laporanThe Global Competitiveness Index 2012-2013, daya saing Indonesia menempati posisi ke-50 dari 144 negara di dunia. Demikian juga data yang diterbitkan oleh United Nations Development Programs (UNDP) 2013 tentang Indeks Pencapaian Teknologi
dan Indeks Pembangunan Manusia,
Indonesia menempati urutan 121 dari 185 negara.
Pengemasan bahan ajar fisika dan implementasinya hendaknya diorientasikan pada penyediaan peluang kepada siswa dalam pencapaian pemahaman dan hasil belajar siswa SMA. Pengemasan bahan ajar fisika selama ini masih bersifat linier, yaitu: bahan ajar yang hanya menyajikan konsep dan prinsip, contoh-contoh soal dan
pemecahannya, dan soal-soal latihan.
Kemasan buku ajar fisika yang digunakan sebagai pegangan siswa maupun guru belum dikemas secara komprehensip yang
berisikan sajian masalah real,
miskonsepsi, konsep-konsep esensial,
contoh konseptual dan kontekstual.
Sebagai upaya mengatasi permasalah
terkait dengan kemasan buku ajar fisika yang belum dikemas secara komprehensip tersebut perlu dilakukan pengembangan bahan ajar yang lain.
Pengembangan modul sebagai bahan ajar dan sumber belajar dapat dijadikan salah satu refrensi belajar bagi siswa yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Pengembangan bahan ajar lain berbentuk modul menjadi salah satu alternatif mengatasi permasalahan terkait dengan kemasan buku ajar fisika, hal ini juga bertujuan untuk menunjang diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi disekolah. Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul dalam pelaksanaan pembelajaran-nya. Modul dapat membantu sekolah
dalam mewujudkan pembelajaran yang
berkualitas. Penerapan modul dapat
menyediakan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas. Modul dapat memfasilitasi peserta didik lebih tertarik dalam belajar, peserta didik
otomatis belajar bertolak dari
prerequisites, dan dapat meningkat kan hasil belajar (Depdiknas, 2008a).
Bersasarkan hasil wawancara
dengan guru fisika, kepala sekolah dan siswa-siswi SMA Negeri 5 Madiun didapati bahwa; 1) siswa belum memiliki sumber belajar lain selain buku pelajaran yang dianjurkan oleh guru; 2) guru tidak memiliki bahan ajar yang mereka buat
sendiri dalam bentuk modul; 3)
pemanfaatan jaringan internet dirasa belum
makasimal dalam kegiatan belajar
mengajar; 4) kepala sekolah mendukung adanya pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul yang teritegrasi dengan jaringan internet sebagai alternatif sumber belajar bagi peserta didik. Hasil UN berdasarkan daftar kolektif ujian nasional
yang dikeluarkan Dinas Pendidikan
Propinsi Jawa Timur untuk siswa progam studi IPA di SMAN 5 Madiun untuk nilai terendah fisika 3,25 dan tertinggi 10,0 dengan standar deviasi 0,98.
Angket
kebutuhan
siswa
diberikan kepada 30 siswa, dari 30
siswa hanya 2 siswa yang memiliki
sumber
belajar
lain
materi
termodinamika, dan hanya terdapat 5
siswa yang mencoba mencari sumber
belajar lain selain yang diberikan oleh
guru. Dari 30 siswa, 28 diantaranya
mengalami
kesulitan
ketika
mempelajarai termodinamika.
Keterbatasan modul dalam
menampung info-info terbaru perlu
commit to user
secara langsung sumber ilmu,
pemanfaatan, dan pengembangannya.
Pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual intinya adalah pembelajaran yang memberikan pemahaman tentang konsep pelajaran, yang disertai dengan aplikasi konsep tersebut dalam dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Sehingga, siswa tidak lagi melihat
pelajaran sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak bermanfaat bagi mereka. Tetapi belajar dapat member motivasi secara terus menerus dari waktu ke waktu (Sanjaya, 2006).
Suherman (2003: 3) menyatakan
pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual adalah pembelajaran yang mengambil (menstimulasikan, mencerita-kan berdialog, atau tanya jawab) kejadian pada dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami siswa kemudian diangkat kedalam konsep yang dibahas. Johnson (2002:25) menjelaskan pengertian CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu pembelajar melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari,
yaitu dengan konteks lingkungan
pribadinya, sosialnya, budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut sistem CTL akan
menuntun siswa melalui delapan
komponen utama CTL, yakni: 1)Making meaningful connections, 2) Doing significant work, 3) Self-regulated Learning, 4)Collaborating, 5)Critical and creative thingking, 6) Nurturing the individual, 7) Reaching authentic assessmen.
Metode dalam pembelajaran fisika dengan modul pembelajaran berbasis kontekstual teritegrasi dengan website ini
adalah dengan menggunakan sintaks
pembelajran kontekstual yaitu
konstruktifisme (contructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning comunity),
pemodelan (modeling), refleksi
(reflektion), penilaian sebenarnya (authentic assesmen). Artinya selain bekerja secara mandiri dalam upaya menggali pengetahuan mereka, siswa juga dituntut bekerja secara kolaboratif.
Modul pembelajaran fisika
berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website ini membantu siswa untuk
menemukan konsep fisika yang
terkonstruksi serta terlatihkan pada diri siswa. Pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna dapat tercapai melalui kegiatan secara langsung dan diperolehnya data percobaan yang mengarah pada kebenaran konsep. Pemahaman yang lebih bertahan lama terhadap topik yang sedang dipelajari pun sangat diharapkan dalam prosenya. Akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat.
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk: (1)
mendapatkan bentuk pengembangan
modul pembelajaran fisika berbasis
kontekstual yang terintegrasi dengan
website yang valid, praktis, dan efektif
untuk digunakan dalam proses
pembelajaran; (2) mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran dengan modul
pembelajaran fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website hasil pengembangan.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 5 Madiun. Waktu penelitian september 2012 sampai dengan juni 2013. Penelitian
merupakan penelitian pengembangan
(Research and Development/R&D). Model
pengembangan adalah model 4-D(four-D)
yang dikemukakan oleh Thiagarajan
diadaptasi oleh Muslimin (2005). Adapun Langkah-langkah pengembangan modul
fisika berbasis kontekstual yang
terintegrasi dengan website dijelaskan sebagai berikut:
1. Define(Studi Pendahuluan)
commit to user
pada penyelenggaraan pembelajaran pada kelas XI SMAN 5 Madiun.
2. Design(Penyusunan)
Desain produk yang dimaksudkan adalah pengembangan modul pembelajar fisika berbasis kontekstual yang teriegrasi dengan website. Modul pembelajaran
dalam pengembangannya memuat
pengalaman belajar, tujuan, teori
pendukung, website penunjang yang
berkaitan dengan topik yang dibahas, tugas dan pertanyaan, serta kesimpulan. Tahapan design diawali dengan pengembangan
silabus, Rencana Pelakasanaan
Pembelajaran (RPP), modul pembelajaran, lembar penilaian kognitif, dan afektif serta kisi-kisi soal pretest-posttest berupa soal pilihan ganda beserta kunci jawabannya. Selanjutnya dilakukan validasi dosen, guru fisika SMA, dan peer review. Setelah dilakukan validasi selanjutnya dilakukan revisi I dan diperoleh draf II.
3. Develop (Tahap Pengembangan)
Tahap pengembangan merupakan tahapan mengembangkan modul fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website. Draf II berupa modul pembelajaran fisika berbasis kontekstual
yang terintegrasi dengan website
diujicobakan kecil kepada 10 orang siswa, jika terdapat revisi maka dilakukan revisi II sehingga dihasilkan draf III yang akan
diujicobakan di kelas. Sebelum
pembelajaran menggunakan modul, peserta didik diberikan pretest, dan pada akhir pembelajaran dilakukanposttest.
4. (Disseminate)Penyebaran
Tahap penyebaran modul
pembelajaan fisika berbasis kontektual yang terintegrasi dengan website pada pokok bahasan termodinamika ke guru fisika SMA di Madiun. Modul disebarkan pada SMAN 5 Madiun, SMAN 6 Madiun, MAN 1 Madiun, dan MAN 2 Madiun,
Instrumen penelitian berupa angket, dan tes. Teknik analisis data untuk kelayakan isi dan kelayakan kegrafikan modul fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website dilakukan dengan mengukur kualitas modul. Kualitas
modul diperoleh dengan mengubah data berupa angka menjadi data kualitatif,
melalui perhitungan Rating Scale
Sugiyono (2012).
Data kemampuan berpikir kritis berupa hasil pretest dan posttest dianalisis melalui uji normalitas dan homogenitas
menggunakan PASW Statistic 18. Data
yang tidak homogen dan tidak normal, dilakukan uji non parametrik yaitu uji
untuk dua sampel berhubungan
menggunakan UjiWilcoxon.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dianalisis menggunakan data
gain dan gain ternormalisasi. Perhitungan
gain ternormalisasi menurut Meltzer
(2002) diperoleh dengan persamaan:
Gai n= − (1)
= (2)
dengan adalah gain yang dinormalisasi
(Ngain), adalah skor maksimum dari
tes awal dan tes akhir, adalah skor tes akhir, sedangkan adalah skor tes awal. Berdasarkan Meltzer (2002) Indeks
Ngain dapat diklasifikasikan sebagai
berikut; 1) 0,7 maka Ngain yang
dihasilkan termasuk kategori tinggi 2) 0,3 <0,7 maka Ngain yang dihasilkan
termasuk kategori sedang 3) jika < 0,3,
maka Ngain yang dihasilkan termasuk
kategori rendah.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil utama dari penelitian yang dilakukan adalah modul pembelajaran
fisika berbasis kontekstual yang
terintegrasi dengan website. Hasil
penelitian yang didapatkan adalah berupa
data hasil pengembangan modul
commit to user
pendidikan S3 yang berprofesi sebagai dosen S2 Pendidikan IPA UNS, dosen S2 Pendidikan Fisika UM Malang, sedangkan seorang pakar dengan latar belakang pendidikan S2 yang berprofesi sebagai pengawas sekolah.
Hasil utama dari penelitian ini merupakan modul pembelajaran cetak yang didalamnya dilengkapi dengan
fitur-fitur pendekatan kontektual yang
dilengkapi dengn link ke website sebagai suplemen pendukung dalam kegiatan pembelajaran.
Kelayakan Modul Fisika berbasis
kontekstual yang terintegrasi dengan website
Produk hasil pengembangan sebelum diujicobakan terlebih dahulu diuji/dinilai
oleh pakar yang berpengalaman
dibidangnya untuk mengetahui sejauh
mana kelayakan produk hasil
pengembangan untuk diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran
Tabel 1. Hasil Penilaian Kelayakan Modul
Penilai Skor
Validator 1 49
Validator 2 54
Validator 3 56
Berdasarkan penilaian modul yang dikembangkan dari total kriteria terhadap
penilaian produk modul hasil
pengembangan yang dilakukan oleh ketiga validator dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan mempunyai skor 159 yang dapat dikategorikan sangat baik.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil validasi Ahli perangkat pembelajaran
Produk/draf I Skor Jumlah Kategori
V1 V2 V3
Perangkat Modul Pembelajaran
Silabus
25 23 25 73
Sangat Baik
RPP 62 57 61 123 Baik
Soal Pretest
dan Post Test 53 55 56 164
Sangat Baik
Selain produk utama berupa modul pembelajaran yang telah diujikan kepada
validator ialah produk suplemen yang menunjang proses kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan modul tersebut,
berupa silabus, RPP dan soal test (pretest
danposttest)
Uji Coba Produk terbatas
Tabel 3.Hasil Respon Siswa Uji Coba Produk Terbatas
Aspek Skor
(%) Kategori
Kelayakan 80 Baik
Daya tarik 81 Baik
Sekali
Isi 80 Baik
Kontekstual dan Teritegrasi dengan website
80 Baik
Pada tahapan uji coba kegiatan siswa selain melakukan pembelajaran dengan modul yang terintegrasi dengan website juga melakukan kerja sesuai dengan petunjuk kerja yang terdapat pada
modul tersebut. Uji coba terbatas
dilakukan untuk mengetahui tingkat
keterbacaan siswa pada modul
pembelajaran Fisika berbasis kontekstual yang teritegrasi dengan website dengan
materi termodinamika hasil
pengembangan. Tingkat keterbacaan siswa terhadap modul diketahui melalui respon siswa terkait modul pembelajaran Fisika berbasis kontekstual yang teritegrasi dengan website hasil pengembangan, siswa diminta mengisi angket respon.
Tabel 4. Hasil Analisis Data Pretest dan
Posttest
Jenis Tes Jumlah Min Maks Rata-rata Std.
Deviasi
Pretest 30 37 70 54,33 9,353
Posttest 30 60 83 69,67 6,912
commit to user
sedangkan nilai maksimum yang dicapai siswa sebesar 83.
Tabel 5.Hasil Analisis Prestasi Belajar Siswa
Yang diuji Jenis Uji Sig Keputusan
Normalitas Kolmogor
ov-Sminov
Pretest=0,200
Posttest=0,168 H0diterima Homogenita
s
Lavene s
test Sig = 0,084 H0diterima
Nilaipretest
danposttest
Independe nt sampel T test
thitung=7,22
Sig = 0,000 H0ditolak
Tabel 5 menunjukkan hasil analisis prestasi belajar siswa, melalui data kognitif
pretest dan posttest setelah melaksanakan
pembelajaran menggunakan modul
berbasis kontekstual yang teritegrasi dengan website hasil pengembangan. Analisis data menggunakan analisis data statistik SPSS Versi 18. Hasil mengenai uji normalitas data data hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan Kolmogorov-Sminovadiperoleh nilai signifikansipretest
dan posttest diterima dari 0,05 yaitu masing-masing sebesar 0,200 dan 0,168
maka H0 diterima. Kesimpulan hasil
analisis mengenai datapretestdanposttest
dapat dinyatakan bahwa sebaran data tersebut terdistribusi normal. Hasil selanjutnya mengenai uji homogenitas data
pretest dan posttest dengan signifikansi diperoleh 0,084 lebih besar dari =0,05 dengan demikian tidak ada alasan yang kuat untuk menolak H0. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa varian datanya homogen.
Uji noramlitas dan homogenitas yang telah dilakukan merupakan uji
prasyarat yang digunakan untuk
menentukan tekhnik analisis selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik maupun non parametrik. Kesimpulan dari uji prsayarat analisis yang telah dilakukan adalah sebaaran data terdistribusi noramal dan variannya homogen, maka analisis selanjutnya yang dilakukan adalah analisis
parametrik menggunakan Independent
sampel T test. Data hasil uji perbedaan
pretest dan posttest diperoleh sihnifikansi 0,000. Berdasarkan kriteria pengujian bahwa signifikansi 0,000 < = 0,05 yaitu
H0 ditolak. Penerimaan terhadap H0
diperoleh jika sig.> = 0,05. Hasil signifikansi tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran
menggunakan modul pembelajaran fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi denganwebsitehasil pengembangan.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini ditinjau dari peningkatan antara nilaipretestdanposttest. Kemudian diusunlah deskripsi
data
gain
dan
N
gainberdasarkan nilai
pretest
dan
posttest
setelah dilakukan pembelajaran fisika
pada
materi
termodinamika
menggunakan
modul
pembelajaran
fisika
berbasis
kontekstual
dang
terintergrasi dengan
website.
Tabel 5. Hasil data Gain dan
N
gainJenis data N Mini
mum
Maxim
um Mean
Std.
Deviation
Gain 30 0 36,67 15,33 9,452
N-gain 30 0 0,67 0,319 0,166
Tabel 5. menunjukkan datagain dan
gain ternormalisasi (Ngain) dari 36 siswa,
data gain dan Ngain digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
sesudah pembelajaran dengan
menggunakan modul berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website. Dari data tabel 4.10 diketahui bahwa nilai gain
minimum sebesar 0 dan nilai gain
maksimum sebesar 36,67. Skor minimum menunjukkan bahwa masih ada siswa yang tidak memperoleh peningkatan skor. Pada data gain ternormalisasi diketahui bahwa skor minimum (Ngain) sebesar 0 dengan
kategori rendah, dan skor maksimum (Ngain) sebesar 0,67 kategori sedang,
sedangkan rata-rata skor (Ngain) sebesar
0,319 kategori sedang. Hasil dari deskripsi
gain ternormalisasi (Ngain) dapat diketahui
bahwa terdapat peningkatan prestasi
commit to user
Tabel 6.Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Nilai Interval
Gain
Frekuensi Frekuensi
(%)
0 5 4 13
6 11 5 17
12 17 10 33
18 23 9 30
30 35 2 6,7
36 41 1 3,3
Jumlah 30 100
Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan
Memperbanyak contoh-contoh
kontekstual dalam kehiduapn sehari-hari membuat peserta didik sadar apa yang selama ini mereka pelajari tentang fisika digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang memberikan
pengalaman langsung terhadap dunia nyata sehingga dapat memotivasi siswa. Modul pembelajaran efektif dalam menjelaskan hal-hal yang kurang jelas sesuai dengan kakteristik modul. Pengintegrasian modul dengan website dinilai optimal dalam mengatasi keterbatasan buku teks yang tidak bisa memvisualisasikan teks
Rekomendasi
Masalah yang dikemukakan dalam
modul terkait hubungannnya dengan
pembelajaran kontekstual belum optimal, hanya mampu mengungkap contoh-contoh kontekstual dan mengaitkan fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari dengan pokok bahasan termodinamika.
Pengintegrasian
belum optimal karena
tidak dapat diukur sejauh mana siswa
mengunjungi
website
yang disarankan.
Daftar Pustaka
Brotosiswoyo, B. 2001. Hakikat
Pembelajaran Fisika di Perguruan
Tinggi , dalam Hakikat
Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI UT.
Depdiknas. 2008a. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.
Johnson, Elaine B. 2010. CTL Contextual
Teaching and Learning
Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasyikan dan
Bermakna:Bandung, Kaifa
Meltzer, David. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnosic Pretest Scores.American Journal Physics. 70 (2), 1259-1267.
Min JOU, Chien-Pen dan Yu-Shiang. 2010. Creating Interactive Web-Based Environments to Scaffold Creative Reasoning and Meaningful Learning: From Physics to Products. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational
Technology October 2010,
volume 9 Issue 4, hlm 49-57
Muslimin Ibrahim. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Jerold E. Kemp & Thiagaradjan. Surabaya: Unipres Universitas Negeri Surabaya.
Nancy Hubing, dkk. 2002. Interactive Learning Tools: Animating Statics. Proceedings of the 2002 American Society for Engineering Education Annual Conference & Exposition, American Society for Engineering Education
Noah D. Finkelstein. 2001. Context in the Context of Physics and Learning. Int. J. Engng Ed. Vol. 20, No. 4, hlm. 11-21
Rai Sujanem. 2012. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif
Berbasis WEB Untuk
commit to user
Razia. 2007. Effective Use of Textbooks: ANeglected Aspect of Education in Pakistan. Journal of Education for International Development 3:1
Rozier & L.Vienno. (1991). Students' reasoning in thermodynamics. Tijdschrift voor Didactiek der B-wetenschappen 8 (1990) nr.1, hal 1-11
Sang Putu. 2010. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri 3 Singaraja. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) Volume 1Nomor 1 Tahun 2010, Hal 1-24.
Sanjaya. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer.
Bandung:
Universitas
Pendidikan Indonesia.
Tarek dan Omkar. 2007. Virtual Assembly A Web-Based Student Learning
Tool for Thermodynamics
Concepts Related to Multistaging in Compressors and Turbines. Coimbra, Portugal: International Conference on Engineering Education ICEE 2007
Wasis. 2006. Contextual Teaching And
Learning (CTL) Dalam
Pembelajaran Sains-Fisika SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Februari 2006, Th. XXV, No. 1 Wan, N., & Nguyen, V. T. 2006. Investigating
the integrati on of everyday phenomena and practical work in physics teaching in Vietnamese
high schools. International Education Journal. 7(1). 36-50