• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontekstual yang terintegrasi dengan website pada siswa kelas xi ia sma negeri 5 Madiun tahun ajaran 2012/2013 Jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontekstual yang terintegrasi dengan website pada siswa kelas xi ia sma negeri 5 Madiun tahun ajaran 2012/2013 Jurnal"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

`PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA

BERBASIS KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI

DENGAN WEBSITE PADA SISWA KELAS XI IA

SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN

AJARAN 2012/2013

Artikel Jurnal

Oleh:

ANDISTA CANDRA YUSRO

S8312020009

P R O G R A M P A S C A S A R J A N A

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

`PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA

BERBASIS KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI

DENGAN WEBSITE PADA SISWA KELAS XI IA

SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN

AJARAN 2012/2013

Andista Candra Yusro1, Suparmi2, Widha Sunarno3

1

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

andista23@gmail.com

2

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

suparmi@yahoo.com

3

Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

Abstrak

Pembelajaran fisika di sekolah khususnya pada materi termodinamika disekolah belum diotimalkan dengan mengaitkan teori yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari dan perkembangan teknologi. Pemanfaatan sarana internet disekolah belum dioptimalkan dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bentuk pengembangan modul pembelajaran berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan dikemukakan Thiagarajan yang diadaptasi Muslimin (2005). Data hasil belajar merupakan data hasil nilai pretest dan posttest yang dianalisis dengan statistik parameterik dengan SPSS 18. Hasil analisis data menunjukkan bahwa jumlah skor rata-rata untuk pengembangan seluruh produk berada dalam kategori sangat baik. Produk yang dihasilkan bersifat valid dan praktis untuk digunakan siswa dalam proses belajar. Penggunaan modul pembelajaran fisika hasil pengembangan memberi peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan yaitu terdapat perbedaan antara hasilpretestdanposttest.

Kata kunci: modul pembelajaran, kontekstual, terintegrasi website, termodinamika, hasil belajar

Pendahuluan

Pendidikan di Indonesia dewasa ini mengarah pada dua bentuk profil lulusan

sesuai dengan tuntutan hidup

masyarakatnya yaitu lulusan yang

vokasional dan lulusan dengan

kemampuan pola pikir. Kedua profil tersebut bermuara pada suatu tujuan yang sama untuk membekali para lulusan yang

mampu bersaing dalam dunia kerja, baik secara regional maupun global. Fisika

merupakan salah satu bentuk ilmu

pengetahuan alam yang dapat dipandang sebagai disiplin kerja (Brotosiswoyo, 2001).

(3)

commit to user

dari perkembangan teknologi. Fakta,

banyak dijumpai penggunaan alat

teknologi dalam melakukan berbagai aktivitas. Perubahan yang cepat dan pesat membuat Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah. Dalam laporanThe Global Competitiveness Index 2012-2013, daya saing Indonesia menempati posisi ke-50 dari 144 negara di dunia. Demikian juga data yang diterbitkan oleh United Nations Development Programs (UNDP) 2013 tentang Indeks Pencapaian Teknologi

dan Indeks Pembangunan Manusia,

Indonesia menempati urutan 121 dari 185 negara.

Pengemasan bahan ajar fisika dan implementasinya hendaknya diorientasikan pada penyediaan peluang kepada siswa dalam pencapaian pemahaman dan hasil belajar siswa SMA. Pengemasan bahan ajar fisika selama ini masih bersifat linier, yaitu: bahan ajar yang hanya menyajikan konsep dan prinsip, contoh-contoh soal dan

pemecahannya, dan soal-soal latihan.

Kemasan buku ajar fisika yang digunakan sebagai pegangan siswa maupun guru belum dikemas secara komprehensip yang

berisikan sajian masalah real,

miskonsepsi, konsep-konsep esensial,

contoh konseptual dan kontekstual.

Sebagai upaya mengatasi permasalah

terkait dengan kemasan buku ajar fisika yang belum dikemas secara komprehensip tersebut perlu dilakukan pengembangan bahan ajar yang lain.

Pengembangan modul sebagai bahan ajar dan sumber belajar dapat dijadikan salah satu refrensi belajar bagi siswa yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Pengembangan bahan ajar lain berbentuk modul menjadi salah satu alternatif mengatasi permasalahan terkait dengan kemasan buku ajar fisika, hal ini juga bertujuan untuk menunjang diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi disekolah. Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul dalam pelaksanaan pembelajaran-nya. Modul dapat membantu sekolah

dalam mewujudkan pembelajaran yang

berkualitas. Penerapan modul dapat

menyediakan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas. Modul dapat memfasilitasi peserta didik lebih tertarik dalam belajar, peserta didik

otomatis belajar bertolak dari

prerequisites, dan dapat meningkat kan hasil belajar (Depdiknas, 2008a).

Bersasarkan hasil wawancara

dengan guru fisika, kepala sekolah dan siswa-siswi SMA Negeri 5 Madiun didapati bahwa; 1) siswa belum memiliki sumber belajar lain selain buku pelajaran yang dianjurkan oleh guru; 2) guru tidak memiliki bahan ajar yang mereka buat

sendiri dalam bentuk modul; 3)

pemanfaatan jaringan internet dirasa belum

makasimal dalam kegiatan belajar

mengajar; 4) kepala sekolah mendukung adanya pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul yang teritegrasi dengan jaringan internet sebagai alternatif sumber belajar bagi peserta didik. Hasil UN berdasarkan daftar kolektif ujian nasional

yang dikeluarkan Dinas Pendidikan

Propinsi Jawa Timur untuk siswa progam studi IPA di SMAN 5 Madiun untuk nilai terendah fisika 3,25 dan tertinggi 10,0 dengan standar deviasi 0,98.

Angket

kebutuhan

siswa

diberikan kepada 30 siswa, dari 30

siswa hanya 2 siswa yang memiliki

sumber

belajar

lain

materi

termodinamika, dan hanya terdapat 5

siswa yang mencoba mencari sumber

belajar lain selain yang diberikan oleh

guru. Dari 30 siswa, 28 diantaranya

mengalami

kesulitan

ketika

mempelajarai termodinamika.

Keterbatasan modul dalam

menampung info-info terbaru perlu

(4)

commit to user

secara langsung sumber ilmu,

pemanfaatan, dan pengembangannya.

Pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual intinya adalah pembelajaran yang memberikan pemahaman tentang konsep pelajaran, yang disertai dengan aplikasi konsep tersebut dalam dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan

antara pengetahuan dan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Sehingga, siswa tidak lagi melihat

pelajaran sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak bermanfaat bagi mereka. Tetapi belajar dapat member motivasi secara terus menerus dari waktu ke waktu (Sanjaya, 2006).

Suherman (2003: 3) menyatakan

pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual adalah pembelajaran yang mengambil (menstimulasikan, mencerita-kan berdialog, atau tanya jawab) kejadian pada dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami siswa kemudian diangkat kedalam konsep yang dibahas. Johnson (2002:25) menjelaskan pengertian CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu pembelajar melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari,

yaitu dengan konteks lingkungan

pribadinya, sosialnya, budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut sistem CTL akan

menuntun siswa melalui delapan

komponen utama CTL, yakni: 1)Making meaningful connections, 2) Doing significant work, 3) Self-regulated Learning, 4)Collaborating, 5)Critical and creative thingking, 6) Nurturing the individual, 7) Reaching authentic assessmen.

Metode dalam pembelajaran fisika dengan modul pembelajaran berbasis kontekstual teritegrasi dengan website ini

adalah dengan menggunakan sintaks

pembelajran kontekstual yaitu

konstruktifisme (contructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning comunity),

pemodelan (modeling), refleksi

(reflektion), penilaian sebenarnya (authentic assesmen). Artinya selain bekerja secara mandiri dalam upaya menggali pengetahuan mereka, siswa juga dituntut bekerja secara kolaboratif.

Modul pembelajaran fisika

berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website ini membantu siswa untuk

menemukan konsep fisika yang

terkonstruksi serta terlatihkan pada diri siswa. Pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna dapat tercapai melalui kegiatan secara langsung dan diperolehnya data percobaan yang mengarah pada kebenaran konsep. Pemahaman yang lebih bertahan lama terhadap topik yang sedang dipelajari pun sangat diharapkan dalam prosenya. Akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat.

Tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk: (1)

mendapatkan bentuk pengembangan

modul pembelajaran fisika berbasis

kontekstual yang terintegrasi dengan

website yang valid, praktis, dan efektif

untuk digunakan dalam proses

pembelajaran; (2) mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti

proses pembelajaran dengan modul

pembelajaran fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website hasil pengembangan.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 5 Madiun. Waktu penelitian september 2012 sampai dengan juni 2013. Penelitian

merupakan penelitian pengembangan

(Research and Development/R&D). Model

pengembangan adalah model 4-D(four-D)

yang dikemukakan oleh Thiagarajan

diadaptasi oleh Muslimin (2005). Adapun Langkah-langkah pengembangan modul

fisika berbasis kontekstual yang

terintegrasi dengan website dijelaskan sebagai berikut:

1. Define(Studi Pendahuluan)

(5)

commit to user

pada penyelenggaraan pembelajaran pada kelas XI SMAN 5 Madiun.

2. Design(Penyusunan)

Desain produk yang dimaksudkan adalah pengembangan modul pembelajar fisika berbasis kontekstual yang teriegrasi dengan website. Modul pembelajaran

dalam pengembangannya memuat

pengalaman belajar, tujuan, teori

pendukung, website penunjang yang

berkaitan dengan topik yang dibahas, tugas dan pertanyaan, serta kesimpulan. Tahapan design diawali dengan pengembangan

silabus, Rencana Pelakasanaan

Pembelajaran (RPP), modul pembelajaran, lembar penilaian kognitif, dan afektif serta kisi-kisi soal pretest-posttest berupa soal pilihan ganda beserta kunci jawabannya. Selanjutnya dilakukan validasi dosen, guru fisika SMA, dan peer review. Setelah dilakukan validasi selanjutnya dilakukan revisi I dan diperoleh draf II.

3. Develop (Tahap Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahapan mengembangkan modul fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website. Draf II berupa modul pembelajaran fisika berbasis kontekstual

yang terintegrasi dengan website

diujicobakan kecil kepada 10 orang siswa, jika terdapat revisi maka dilakukan revisi II sehingga dihasilkan draf III yang akan

diujicobakan di kelas. Sebelum

pembelajaran menggunakan modul, peserta didik diberikan pretest, dan pada akhir pembelajaran dilakukanposttest.

4. (Disseminate)Penyebaran

Tahap penyebaran modul

pembelajaan fisika berbasis kontektual yang terintegrasi dengan website pada pokok bahasan termodinamika ke guru fisika SMA di Madiun. Modul disebarkan pada SMAN 5 Madiun, SMAN 6 Madiun, MAN 1 Madiun, dan MAN 2 Madiun,

Instrumen penelitian berupa angket, dan tes. Teknik analisis data untuk kelayakan isi dan kelayakan kegrafikan modul fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website dilakukan dengan mengukur kualitas modul. Kualitas

modul diperoleh dengan mengubah data berupa angka menjadi data kualitatif,

melalui perhitungan Rating Scale

Sugiyono (2012).

Data kemampuan berpikir kritis berupa hasil pretest dan posttest dianalisis melalui uji normalitas dan homogenitas

menggunakan PASW Statistic 18. Data

yang tidak homogen dan tidak normal, dilakukan uji non parametrik yaitu uji

untuk dua sampel berhubungan

menggunakan UjiWilcoxon.

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dianalisis menggunakan data

gain dan gain ternormalisasi. Perhitungan

gain ternormalisasi menurut Meltzer

(2002) diperoleh dengan persamaan:

Gai n= (1)

= (2)

dengan adalah gain yang dinormalisasi

(Ngain), adalah skor maksimum dari

tes awal dan tes akhir, adalah skor tes akhir, sedangkan adalah skor tes awal. Berdasarkan Meltzer (2002) Indeks

Ngain dapat diklasifikasikan sebagai

berikut; 1) 0,7 maka Ngain yang

dihasilkan termasuk kategori tinggi 2) 0,3 <0,7 maka Ngain yang dihasilkan

termasuk kategori sedang 3) jika < 0,3,

maka Ngain yang dihasilkan termasuk

kategori rendah.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil utama dari penelitian yang dilakukan adalah modul pembelajaran

fisika berbasis kontekstual yang

terintegrasi dengan website. Hasil

penelitian yang didapatkan adalah berupa

data hasil pengembangan modul

(6)

commit to user

pendidikan S3 yang berprofesi sebagai dosen S2 Pendidikan IPA UNS, dosen S2 Pendidikan Fisika UM Malang, sedangkan seorang pakar dengan latar belakang pendidikan S2 yang berprofesi sebagai pengawas sekolah.

Hasil utama dari penelitian ini merupakan modul pembelajaran cetak yang didalamnya dilengkapi dengan

fitur-fitur pendekatan kontektual yang

dilengkapi dengn link ke website sebagai suplemen pendukung dalam kegiatan pembelajaran.

Kelayakan Modul Fisika berbasis

kontekstual yang terintegrasi dengan website

Produk hasil pengembangan sebelum diujicobakan terlebih dahulu diuji/dinilai

oleh pakar yang berpengalaman

dibidangnya untuk mengetahui sejauh

mana kelayakan produk hasil

pengembangan untuk diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran

Tabel 1. Hasil Penilaian Kelayakan Modul

Penilai Skor

Validator 1 49

Validator 2 54

Validator 3 56

Berdasarkan penilaian modul yang dikembangkan dari total kriteria terhadap

penilaian produk modul hasil

pengembangan yang dilakukan oleh ketiga validator dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan mempunyai skor 159 yang dapat dikategorikan sangat baik.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil validasi Ahli perangkat pembelajaran

Produk/draf I Skor Jumlah Kategori

V1 V2 V3

Perangkat Modul Pembelajaran

Silabus

25 23 25 73

Sangat Baik

RPP 62 57 61 123 Baik

Soal Pretest

dan Post Test 53 55 56 164

Sangat Baik

Selain produk utama berupa modul pembelajaran yang telah diujikan kepada

validator ialah produk suplemen yang menunjang proses kegiatan pembelajaran

dengan menerapkan modul tersebut,

berupa silabus, RPP dan soal test (pretest

danposttest)

Uji Coba Produk terbatas

Tabel 3.Hasil Respon Siswa Uji Coba Produk Terbatas

Aspek Skor

(%) Kategori

Kelayakan 80 Baik

Daya tarik 81 Baik

Sekali

Isi 80 Baik

Kontekstual dan Teritegrasi dengan website

80 Baik

Pada tahapan uji coba kegiatan siswa selain melakukan pembelajaran dengan modul yang terintegrasi dengan website juga melakukan kerja sesuai dengan petunjuk kerja yang terdapat pada

modul tersebut. Uji coba terbatas

dilakukan untuk mengetahui tingkat

keterbacaan siswa pada modul

pembelajaran Fisika berbasis kontekstual yang teritegrasi dengan website dengan

materi termodinamika hasil

pengembangan. Tingkat keterbacaan siswa terhadap modul diketahui melalui respon siswa terkait modul pembelajaran Fisika berbasis kontekstual yang teritegrasi dengan website hasil pengembangan, siswa diminta mengisi angket respon.

Tabel 4. Hasil Analisis Data Pretest dan

Posttest

Jenis Tes Jumlah Min Maks Rata-rata Std.

Deviasi

Pretest 30 37 70 54,33 9,353

Posttest 30 60 83 69,67 6,912

(7)

commit to user

sedangkan nilai maksimum yang dicapai siswa sebesar 83.

Tabel 5.Hasil Analisis Prestasi Belajar Siswa

Yang diuji Jenis Uji Sig Keputusan

Normalitas Kolmogor

ov-Sminov

Pretest=0,200

Posttest=0,168 H0diterima Homogenita

s

Lavene s

test Sig = 0,084 H0diterima

Nilaipretest

danposttest

Independe nt sampel T test

thitung=7,22

Sig = 0,000 H0ditolak

Tabel 5 menunjukkan hasil analisis prestasi belajar siswa, melalui data kognitif

pretest dan posttest setelah melaksanakan

pembelajaran menggunakan modul

berbasis kontekstual yang teritegrasi dengan website hasil pengembangan. Analisis data menggunakan analisis data statistik SPSS Versi 18. Hasil mengenai uji normalitas data data hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan Kolmogorov-Sminovadiperoleh nilai signifikansipretest

dan posttest diterima dari 0,05 yaitu masing-masing sebesar 0,200 dan 0,168

maka H0 diterima. Kesimpulan hasil

analisis mengenai datapretestdanposttest

dapat dinyatakan bahwa sebaran data tersebut terdistribusi normal. Hasil selanjutnya mengenai uji homogenitas data

pretest dan posttest dengan signifikansi diperoleh 0,084 lebih besar dari =0,05 dengan demikian tidak ada alasan yang kuat untuk menolak H0. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa varian datanya homogen.

Uji noramlitas dan homogenitas yang telah dilakukan merupakan uji

prasyarat yang digunakan untuk

menentukan tekhnik analisis selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik maupun non parametrik. Kesimpulan dari uji prsayarat analisis yang telah dilakukan adalah sebaaran data terdistribusi noramal dan variannya homogen, maka analisis selanjutnya yang dilakukan adalah analisis

parametrik menggunakan Independent

sampel T test. Data hasil uji perbedaan

pretest dan posttest diperoleh sihnifikansi 0,000. Berdasarkan kriteria pengujian bahwa signifikansi 0,000 < = 0,05 yaitu

H0 ditolak. Penerimaan terhadap H0

diperoleh jika sig.> = 0,05. Hasil signifikansi tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa

sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan modul pembelajaran fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi denganwebsitehasil pengembangan.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini ditinjau dari peningkatan antara nilaipretestdanposttest. Kemudian diusunlah deskripsi

data

gain

dan

N

gain

berdasarkan nilai

pretest

dan

posttest

setelah dilakukan pembelajaran fisika

pada

materi

termodinamika

menggunakan

modul

pembelajaran

fisika

berbasis

kontekstual

dang

terintergrasi dengan

website.

Tabel 5. Hasil data Gain dan

N

gain

Jenis data N Mini

mum

Maxim

um Mean

Std.

Deviation

Gain 30 0 36,67 15,33 9,452

N-gain 30 0 0,67 0,319 0,166

Tabel 5. menunjukkan datagain dan

gain ternormalisasi (Ngain) dari 36 siswa,

data gain dan Ngain digunakan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

sesudah pembelajaran dengan

menggunakan modul berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website. Dari data tabel 4.10 diketahui bahwa nilai gain

minimum sebesar 0 dan nilai gain

maksimum sebesar 36,67. Skor minimum menunjukkan bahwa masih ada siswa yang tidak memperoleh peningkatan skor. Pada data gain ternormalisasi diketahui bahwa skor minimum (Ngain) sebesar 0 dengan

kategori rendah, dan skor maksimum (Ngain) sebesar 0,67 kategori sedang,

sedangkan rata-rata skor (Ngain) sebesar

0,319 kategori sedang. Hasil dari deskripsi

gain ternormalisasi (Ngain) dapat diketahui

bahwa terdapat peningkatan prestasi

(8)

commit to user

Tabel 6.Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Nilai Interval

Gain

Frekuensi Frekuensi

(%)

0 5 4 13

6 11 5 17

12 17 10 33

18 23 9 30

30 35 2 6,7

36 41 1 3,3

Jumlah 30 100

Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan

Memperbanyak contoh-contoh

kontekstual dalam kehiduapn sehari-hari membuat peserta didik sadar apa yang selama ini mereka pelajari tentang fisika digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran yang memberikan

pengalaman langsung terhadap dunia nyata sehingga dapat memotivasi siswa. Modul pembelajaran efektif dalam menjelaskan hal-hal yang kurang jelas sesuai dengan kakteristik modul. Pengintegrasian modul dengan website dinilai optimal dalam mengatasi keterbatasan buku teks yang tidak bisa memvisualisasikan teks

Rekomendasi

Masalah yang dikemukakan dalam

modul terkait hubungannnya dengan

pembelajaran kontekstual belum optimal, hanya mampu mengungkap contoh-contoh kontekstual dan mengaitkan fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari dengan pokok bahasan termodinamika.

Pengintegrasian

belum optimal karena

tidak dapat diukur sejauh mana siswa

mengunjungi

website

yang disarankan.

Daftar Pustaka

Brotosiswoyo, B. 2001. Hakikat

Pembelajaran Fisika di Perguruan

Tinggi , dalam Hakikat

Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI UT.

Depdiknas. 2008a. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.

Johnson, Elaine B. 2010. CTL Contextual

Teaching and Learning

Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikan dan

Bermakna:Bandung, Kaifa

Meltzer, David. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnosic Pretest Scores.American Journal Physics. 70 (2), 1259-1267.

Min JOU, Chien-Pen dan Yu-Shiang. 2010. Creating Interactive Web-Based Environments to Scaffold Creative Reasoning and Meaningful Learning: From Physics to Products. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational

Technology October 2010,

volume 9 Issue 4, hlm 49-57

Muslimin Ibrahim. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Jerold E. Kemp & Thiagaradjan. Surabaya: Unipres Universitas Negeri Surabaya.

Nancy Hubing, dkk. 2002. Interactive Learning Tools: Animating Statics. Proceedings of the 2002 American Society for Engineering Education Annual Conference & Exposition, American Society for Engineering Education

Noah D. Finkelstein. 2001. Context in the Context of Physics and Learning. Int. J. Engng Ed. Vol. 20, No. 4, hlm. 11-21

Rai Sujanem. 2012. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif

Berbasis WEB Untuk

(9)

commit to user

Razia. 2007. Effective Use of Textbooks: A

Neglected Aspect of Education in Pakistan. Journal of Education for International Development 3:1

Rozier & L.Vienno. (1991). Students' reasoning in thermodynamics. Tijdschrift voor Didactiek der B-wetenschappen 8 (1990) nr.1, hal 1-11

Sang Putu. 2010. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri 3 Singaraja. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) Volume 1Nomor 1 Tahun 2010, Hal 1-24.

Sanjaya. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer.

Bandung:

Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tarek dan Omkar. 2007. Virtual Assembly A Web-Based Student Learning

Tool for Thermodynamics

Concepts Related to Multistaging in Compressors and Turbines. Coimbra, Portugal: International Conference on Engineering Education ICEE 2007

Wasis. 2006. Contextual Teaching And

Learning (CTL) Dalam

Pembelajaran Sains-Fisika SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Februari 2006, Th. XXV, No. 1 Wan, N., & Nguyen, V. T. 2006. Investigating

the integrati on of everyday phenomena and practical work in physics teaching in Vietnamese

high schools. International Education Journal. 7(1). 36-50

Gambar

Tabel 3.Hasil Respon Siswa Uji Coba
Tabel 6.Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pengadaan koleksi grey literature tercetak dan elektronik, penerapan manajemen pengetahuan masih belum berjalan dengan baik karena tidak ada peraturan tertulis

a) Akuifer (akuifer), adalah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi satuan geologi yang permeabel baik yang terkonsolidasi (misalnya lempung) maupun yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan terak sebagai pengganti agregat kasar terhadap berat jenis dan kuat tekan beton, mengetahui kuat

Hasil penelitian disimpulkan: (1) Jenis anak berkebutuhan khusus di SD inklusif terbanyak anak lambat belajar, (2) Menurut persepsi guru sebagian besar standar kompetensi

Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa: (1) Peranan pembimbing skripsi dalam proses penulisan skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Hasil menunjukkan bahwa pewarna alami dari ekstraksi bahan alam memiliki spektrum absorbansi kisaran 380-520 nm yang mirip β-karoten dan konduktivitas terbesar dimiliki oleh

Metode yang digunakan Baliwati et al (2011) untuk menentukan faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dengan melakukan analisis deskriptif terhadap data situasi dan

balabacensis sebagai vektor malaria, maka masyarakat disarankan selalu menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian yang tertutup atau menggunakan repelen saat