• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember :07

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember :07"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HIJRAH FOR PUSAT PERADABAN

OLEH:

DUSKI SAMAD

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol

Peringatan tahun baru Islam, tahun hijrah, 1435 Hijriah yang akan jatuh pada hari Selasa, 5 November 2013, adalah momentum umat Islam untuk mengaca diri. Melakukan koreksi total terhadap gerak langkah perjuangan umat mengimplementasikan tujuan hijrah, yakninya membangun masyarakat madani, masyarakat maju dan berperadaban. Wacana tentang arti dan makna penting peradaban luhur adalah keniscayaan yang hendaknya terus diperjuangkan untuk kemuliaan manusia dan kemanusiaan.

Hijrah dalam semangat mengkoreksi langkah kehidupan hari bila diperhadapkan dengan peradaban luhur, maka tepat sekali apa yang diperingatkan Presiden Susilo Bambang Yudoyo dalam pidatonya yang mendorong Propinsi Sumatera Barat sebagai Pusat Peradaban baru.

Isyu penting yang diwacanakan Presiden SBY selama tiga hari di Sumatera Barat Sumbar Pusat Peradaban Baru

(Padek, Kamis, 31 Oktober 2013

(2)

) adalah apresiasi Kepala Negara terhadap peradaban Minangkabau dan kepada founding father

Indonesia - Bung Hatta dan Buya Hamka dan tokoh lainnya - yang dilahirkan di ranang Minangkabau. Harapan Presiden itu patut dihargai dan sekaligus menjadi lecutan bagi

pemimpin dan tokoh masyarakat untuk melakukan intropeksi apa yang sudah dilakukan untuk menyiapkan kader bangsa pelanjut perjuangan mereka.

Keprihatinan Presiden tentang degradasi peradaban di ranah bundo kandung yang dulunya melahirkan tokoh dan anak bangsa yang berwawasan nasional, berkiprah di dunia

internasional, memiliki sikap inklusif, toleran dan multicultural bukan tak beralasan. Menipisnya penghargaan terhadap nilai-nilai moral adat, ajaran agama, dan kepatutan sosial dilingkungan pimpinan formal, informal dan non formal yang ditandai oleh prilaku menyimpang dikalangan elit adalah bukti meluntur dan degradasi budaya luhur masyarakat Minangkabau tempo dulu.

Tradisi adat istiadat yang kental bermuatan syirik, kesenian orgen tunggal setengah telanjang, di tempat pesta pernikahan atau alek masyarakat seolah-olahnya tanpa ada saringan adat dan

moral dari tokoh adat dan tokoh agama, kasus immorality

seperti perbuatan zina di nagari-nagari tanpa ada sanksi adat, permainan judi yang menjadi fenomena biasa kehidupan malam di kampung-kampung, kebiasaan minuman keras di tempat pesta perkawinan dan lebaran, dalam kasus tertentu ada narkoba di sudut-sudut nagari,

gesekan politik diarus bawah antar tokoh, kejadian sebagai disebutkan di atas adalah indikasi kuat yang mencerminkan telah runtuhnya adat,tradisi dan peradaban luhur yang digambarkan dalam filosofi

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

TRADISI LUHUR VERSUS PRAGMATISME

Tradisi luhur masyarakat Minangkabau tempo dulu adalah nyayian sejarah yang diharapkan dapat membangun kesadaran anak nagari untuk menjadikan sejarah sebagai motor penghela kemajuan masa datang. Benturan budaya, tradisi dan peradaban luhur dengan pola hidup pragmatis, hedonis dan jalan pintas sulit dimenangkan bila penguatan sumber daya manusia dan lingkungan sosialnya tidak kondusif. Pola budaya meniru (imitation) yang kuat dalam masyarakat berpotensi untuk mengalahkan budaya dan tradisi luhur, karena memang budaya dan tradisi luhur itu jarang dilakukan, kecuali sebatas serimonial atau untuk penghias bibir dikala menyampaikan sambutan resmi pejabat dan tokoh masyarakat.

(3)

Pola hidup konsumerisme (belanja dan membeli barang lebih pada gaya, hobby, bukan pada manfaat, keinginan lebih penting dari kebutuhan), materialisme (segalanya diukur dengan materi dan uang) dan hedonisme (hidup ingin serba enak, memuaskan syahwat, nafsu yang tak terkendali) yang dihembuskan begitu kencang oleh kemajuan teknologi disadari atau tidak begitu mudah dan cepat mengerus nilai-nilai luhur tradisi, budaya dan peradaban. Rayuan dan kesempatan untuk hidup pragmatis (mendahulukan kepentingan sesaat) begitu kencang menghamtam pertahanan batin pemegang kendali dan pemelihara adat, tradisi dan budaya luhur. Siapapun begitu sulit keluar dari kepungan hidup kotemporer yang serba instan dan cendrung permisif terhadap adat, nilai dan agama.

Merawat tradisi melalui reaktualisasi nilai-nilai budaya, peradaban, dan pengembangan tradisi intelektual adalah agenda mendesak yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah,

pemangku kepentingan, cendikiawan, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.

Kesungguhan semua pihak untuk melakukan terobosan strategis mempercepat pemulihan budaya lama yang unggul untuk dikontribusikan bagi pengembangan budaya baru yang lebih unggul adalah tugas bersama yang harus dikordinasikan, tanpa ada yang merasa paling berhak

( claim).

Peran penting pemerintah dan masyarakat dalam merekontruksi peradaban baru di Sumatra Barat dapat dimulai dari kesadaran bersama untuk focus pada pemeliharaan tradisi luhur melalui kebijakan program, anggaran dan pelibatan semua unsur terkait. Aneh jadinya, bila pidato yang berapi-api tentang penguatan adat, budaya, agama dan tradisi luhur, akan tetapi kebijakan, anggaran dan programnya tidak ada, itu mustahil dan berhentilah mendustai diri dan memebohongi bangsa sendiri.

HIJRAH BUDAYA, KARAKTER PEMIMPIN DAN PERADABAN.

Budaya adalah keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya.

(4)

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (

virtues

) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain

menumbuhkan karakter masyarakat dan

karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang ber

sangkutan.

Factor kunci yang menjadi pengembangan budaya dan karakter itu adalah pemimpin.

Pemimpin adalah imam yang menentukan. Perkataan , perbuatan dan prilaku diikuti

makmumnya. Pemimpin pada dasarnya adalah penentu karakter bangsanya. Pemimpin yang rusak dan tercemar tradisi, budaya dan peradabannya adalah virus perusak yang ganas.

Bercermin pada kondisi pemimpin yang tengah mendapat amanat kini maka langkah strategis yang segara harus dilakukan adalah memperbaiki, menginstal ulang pemimpin mereka. Dapat juga dikatakan, sudah waktunya dilakukan gerakkan moral, structural dan cultural untuk menata ulang budaya dan karakter pemimpin, guna mewujudkan peradaban luhur yang sebagaimana diwariskan pemimpin pendahulu.

Merancang ulang program hijrah atau perubahan budaya dan karakter pemimpin untuk

peradaban dapat dimulai dengan meluruskan sikap mental, intelektual dan spiritual mereka. Me ndorong pemimpin untuk hijrah. Hijrah bukan dalam artian pindah kenegeri lain atau

emigrasi

eksodus, melarikan diri, akan tetapi hijrah adalah untuk mendedikasikan keyakinan Tauhid beriman kepada Allah, mem

buktikan kepatuhan kepada ajaran Allah swt

, menampakkan buah kesetiaan, ketaatan kepada prinsip-prinsip ajaran tauhid.

(Baca,

QS.4, an-Nisa’:100 dan QS.8, al-Anfaal :26).

Peristiwa hijrah yang begitu heroik telah mengantarkan kemenangan gemilang itu, pada hakikatnya adalah bersumber dari jiwa dan semangat iman-taqwa yang mantap tidak

(5)

awwalun ”;

yaitu para sahabat pendahulu. Pemimpin yang

berbudaya, berkarakter dan kuat memegang peradaban luhur.

Akhirnya, semua pihak yang peduli akan kemuliaan manusia dan kemanusiaan dihimbau untuk berbuat sungguh-sungguh dengan memanfaatkan segala potensi agar meluruskan budaya menyimpang dan menegakkan karakter terpuji, untuk perabadan baru yang mulia dan bermartabat. DS. Jln. Ambon I/4 WI stb/04112013.

Referensi

Dokumen terkait

1. Pengukuran kembali atas program imbalan pasti. Sesuai dengan PSAK 24 revisi tahun 2013, untuk beban imbalan kerja netto diakui dalam laporan laba rugi dan

Alasan saya menggunakan soal pilihan ganda karena agar dapat menilai indikator pembelajaran secara menyeluruh, sehingga diharapkan dengan adanya soal pilihan ganda

Pakan yang diberikan berupa tepung (mash) yaitu 100 gr/ekor/hari sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari selama empat minggu, sedangkan pemberian air

Kami juga minta maaf karena kesalahan dan kenakalan kami,semoga kami bisa menjadi yang lebih baik dan meneruskan ke sekolah yang lebih tinggi demi cita-cita kita bersama. Kami

Faktor yang berhubungan dengan pengobatan kusta antara lain pengetahuan penderita, kepatuhan minum obat, dukungan keluarga, akses terhadap pelayanan kesehatan dan peran

Sinyal atau time domain hasil pengujian vibrasi pada rumah bantalan kompresor pada sisi DE arah horisontal ditunjukkan seperti pada gambar berikut.. Sinyal vibrasi pada

Kalau para sastrawan menggunakan teknik narasi modern ataupun bahasa Inggris untuk menawarkan makna-makna identitas lokal di tengah-tengah hegemoni modernitas—sebagai bentuk

Kecermatan memilih bentuk sediaan obat topikal yang sesuai dengan kondisi ke- lainan kulit diperlukan, karena merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keber- hasilan