EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE CERAMAH DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR MAHASISWA
Fadlian Lontoh, Maria Sihombing Sekolah Tinggi Theologi IKAT Jakarta Sekolah Tinggi Theologi IKAT Jakarta
Email : fadlianlontoh@sttikat.ac.id, mariasihombing1@sttikat.ac.id
Abstrak: Ceramah adalah suatu metode yang mudah dan dan sederhana untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran sehingga menjadi metode favorit pengajar dalam mengajar.
Penelitian ini bermaksud untuk menguraikan tentang efektivitas metode ceramah dalam pembelajaran terhadap minat belajar mahasiswa. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan pada tulisan ini dengan regresi dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara metode ceramah terhadap minat mahasiswa dalam belajar.
Melalui penelitian terbukti bahwa minat belajar tidak dipengaruhi oleh efektivitasnya penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran. Ada variable lain yang mempengaruhi mahasiswa dalam belajar.
Kata Kunci: ceramah; pembelajaran; metode, minat belajar.
PENDAHULUAN
Harus diakui bahwa, walaupun pendidikan memiliki tujuan yang baik, yaitu untuk mencerdaskan bangsa, ada banyak penyelenggara pendidikan yang tidak pada jalur
“mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tak bisa dipungkiri, kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan karena merupakan dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan.
Dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran, maka tujuan pendidikan pun akan dapat tercapai. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi meningkatnya kualitas pembelajaran di kelas, salah satunya adalah metode pembelajaran.
Metode ceramah menjadi satu dari berbagai metode yang sering dipakai Ketika dalam proses pembelajaran. Metode ini dianggap sebagai metode pembelajaran yang paling populer tetapi sekaligus dianggap sebagai metode pembelajaran yang paling lemah (tidak efektif).1 Sekolah Tinggi Theologi IKAT, dalam hal ini setiap dosen yang mengajar menggunakan metode ini dalam pembelajaran karena dianggap mnudah dan sederhana. RPS (Rencana Pembelajaran Semester) yang dibuat oleh dosen yang mengajar di semester ganjil tahun ajaran 2020-2021 di STT IKAT semua menyertakan metode ceramah dalam pembelajaran, khususnya di kelas Prodi Theologi Angkatan 37.
Salah satu keunggulan metode ceramah adalah “murah” serta “mudah”. ‘Murah’ dalam artian tidak terlalu memerlukan perlengkapan dan persiapan banyak seperti metode pembelajaran yang lainnya. Sedangkan dikatakan ‘mudah’, memang metode ini hanya menggunakan suara dari pengajar, sehingga tidak menggunakan persiapan yang sulit.
1 admin, “Metode Ceramah, Metode Pembelajaran Paling Banyak Digunakan Oleh Guru” (2021), https://www.gurusukses.com/metode-ceramah-sebagai-metode-pembelajaran-paling-populer.
Tapi apakah sesederhana dan semudah itu? Apakah “tidak memerlukan persiapan”
tersebut hanyalah hal yang sederhana?
Dilihat dari “murah” dan “mudah”nya metode ini, apakah masih efektif untuk digunakan dalam pembelajaran, di mana ada banyak metode lain yang juga dapat digunakan dalam merangsang kreatifitas siswa/mahasiswa dalam kegiatan belajar? Apakah metode ceramah ini mampu dan berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik pada dewasa ini?
A. Pengertian Efektivitas
Secara etimologi, efektifitas berasal dari kata ‘efektif’, dalam Bahasa Inggris effectiveness yang telah mengintervensi ke dalam Bahasa Indonesia dan memiliki makna ‘berhasil’.2
Ravianto menulis tentang efektivitas: “pengertian efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Artinya, apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya, maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.”
Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaiman cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.3
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
B. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran
Ada banyak jenis metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar kepada siswa atau anak didik. Berikut adalah beberapa jenis metode, seperti yang dikutip dari https://dosenpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran 4
a) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan
2 “KBBI Daring,” last modified 2016, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/efektif.
3 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, 6th ed. (Jakarta: Bumi Aksara, 2001).
4 Ina, “20 Macam Macam Metode Pembelajaran Lengkap,” https://dosenpsikologi.com/macam-macam-metode- pembelajaran.
teman-temannya. Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
b) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi digunakan pada pengajaran dengan proses yaitu menggunakan benda atau bahan ajar pada saat pengajaran. Bahan ajar akan memberikan pandangan secara nyata terhadap apa yang akan dipelajari, bisa juga melalui bentuk praktikum.
c) Metode Resitasi
Metode resitasi merupakan metode dimana siswa diharuskan untuk membuat resume pelajaran dengan kalimatnya sendiri. Kelebihan metode ini antara lain anak akan dapat mengingat materi yang didapatkannya lebih lama, berkesempatan untuk menumbuhkan keberanian dan inisiatif, tanggung jawab dan mandiri.
d) Metode Eksperimen
Metode percobaan merupakan metode pengajaran dengan menggunakan action berupa praktikum atau percobaan lab. Masing masing siswa dengan ini mampu melihat proses dengan nyata dan belajar secara langsung.
e) Metode Pemecahan Masalah
Metode PBL ini dilakukan dalam kelas kecil, siswa diberikan kasus untuk menstimulasi diskusi kelompok. Kemudian siswa mengutarakan hasil pencarian materi terkait kasus dan didiskusikan dalam kelompok.
f) Metode Ceramah
Metode ceramah atau preaching method adalah cara menerangkan secara lisan mengenai bahan pembelajaran kepada kelompk pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan dalam jumlah yang relatif besar.
Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan.
Menurut Wina Sanjaya, metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.5
5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Media Group, 2010).
Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik.
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
i. Kelebihan Metode Ceramah
Kelebihan metode ini yaitu guru mudah menguasai kelasnya, menerangkan bahan pelajaran yang banyak, diikuti banyak anak didik, dan mudah dilakukan. Hal lainnya ialah siswa dapat lebih focus.
Dengan hanya satu hal yang dilihat dan didengar itu akan meningkatkan fokus terhadap yang dilihat dan didengar. Selain itu, dengan metode ceramah, pengajar dapat menguasai kelas secara penuh
ii. Kekurangan Metode Ceramah Siswa menjadi pasif.
Siswa secara otomatis akan menjadi pasif karena yang mendominasi pembelajaran adalah pengajar dengan segala ceramah yang disampaikan dalam kelas
Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk. Faktor yang menyebabkan hal ini sering terjadi adalah guru yang terlalu monoton dalam membawakan materi dengan metode ini sehingga wajarlah jika siswa merasa bosan dan akhirnya mengantuk.
Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.
Dengan hanya fokus kepada satu sosok yang berdiri dan berceramah di depan, siswa akan “terpaksa” mendengarkan apa yang di katakan karena tidak ada “sosok” lain yang di dengar dan dilihat.
C. Pengertian Minat Belajar
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin dekat atau kuat hubungan tersebut, semakin kuat minat yang ada (Slameto, 2003:97)6. Suatu minat dapat diekspresikan suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih suka suatu hal daripada lainnya, dapat pula dimanfaatkan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan minat muncul kemudian.
6 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, 6th ed. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013).
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktek yang diperkuat. Belajar merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilaku. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah bahwa bentuk input dan output dari stimulus dalam bentuk tanggapan7. Belajar menurut psikologi merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pendapat tersebut didukung oleh Slameto bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.”8 Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain atau penulis buku dan media.
Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedangkan siswa bertindak pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama- sama menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakekatnya kegiatan tersebut hanya disebut mengajar. Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan siswa.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Hermawan Supendi dalam tulisannya di kajianbk.com, ada 2 faktor dalam belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.9
i. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi belajar, menurut Hermawan Supendi, antara lain fisik, psikis, niat, kecerdasan, minat dan motivasi.
ii. Faktor Eksternal
7 Aris Kurniawan, “PENGERTIAN BELAJAR,” last modified 2021, accessed October 23, 2021, https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-belajar/.
8 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
9 Hermawan Supendi, “Faktor Internal Dan Eksternal Dalam Belajar,” last modified 2020, accessed October 23, 2021, https://www.kajianbk.com/2020/04/faktor-internal-dan-eksternal-dalam.html.
Faktor yang kedua yaitu faktor eksternal, faktor ini merupakan faktor yang ikut membantu orang bisa sukses dalam belajarnya, seperti sarana-prasarana, kualitas pengajar dan ekonomi keluarga.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian meliputi semua keterangan mengenai bagaimana penelitian dijalankan (Andreas B. Subagyo).10 Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan regresi yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variable X1 dan X2 terhadap variable y. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, variable adalah “dapat berubah- ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tentang mutu, harga dan sebagainya);
sesuatu yang dapat berubah faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.11 Dalam hubungannya dengan metode penelitian, Muhammad Nazir, dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian, menuliskan bahwa variable adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.12
Penelitian ini menggunakan tiga variable yang terdiri dari dua variable bebas (X1 dan X2) dan satu variable terikat (Y). adapun variable yang digunakan yaitu:
1) Variabel bebas pertama (X1) adalah efektivitas penggunaan metode ceramah.
2) Variable bebas kedua (X2) adalah penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran.
3) Variabel terikat (Y) adalah minat belajar mahasiswa
Dalam penelitian ini, hipotesa yang diajukan dianalisa dengan menggunakan Pearson Moment Corelation dengan bantuan Microsoft Office Excel.
Populasi dan Sample A. Polulasi
Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (http://kbbi.web.id/populasi).13 Menurut Rick Yount sebagaimana dikutip oleh Andreas S. Subagyo14, dari segi hasil penelitian, populasi adalah kelompok terbesar yang dipakai peneliti agar hasil penelitiannya dianggap berlaku (Andreas S. Subagyo, Pengantar Riset
10 Andreas B Subagyo, Pengantar Riset Kualitatif Dan Kuantitatif (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004).
11 “KBBI Daring.”
12 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011).
13 “KBBI Daring.”
14 Subagyo, Pengantar Riset Kualitatif Dan Kuantitatif.
Kuantitatif dan Kualitatif, hal. 224). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Angkatan 37 Program Studi Theologi STT IKAT Jakarta. Adapun jumlah seluruh populasi adalah 20 orang.
B. Sampel
Sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar; bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar (http://kbbi.web.id/sampel).15 Soenarto dalam bukunya Teknik Sampling mendefinisikan sampel sebagai suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Dari jumlah 20 mahasiswa, penulis mengambil 15 orang sebagai sampel objek penelitian.16
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah cara pemilihan sampel di mana anggota dari populasi dipilih satu per satu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih), di mana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi. Pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak, karena asumsinya semua mahasiswa Angkatan 37 Program Studi Theologi STT IKAT memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
Teknik pengumpulan data menggunakan instrument angket untuk mengukur variable efektivitas pengunaan metode ceramah dalam pembelajaran terhadap minat belajar mahasiswa Angkatan 37 Program Studi Theologi STT IKAT.
Sebelum digunakan pengumpulan data instrument dilakukan uji coba instrument dengan uji validitas dan penghitungan koefisien reliabilitasnya. Uji coba dilakukan pada mahasiswa Angkatan 37 Program Studi Theologi STT IKAT. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model Likert dengan rentan skala data 1 sampai dengan 5. Riduan menjelaskan skala tersebut sebagai berikut17.
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat Setuju = 5 Sangat Setuju = 1
Setuju = 4 Setuju = 2
Ragu-Ragu = 3 Ragu-Ragu = 3
Tidak Setuju = 2 Tidak Setuju = 4
Sangat Tidak Setuju = 1 Sangat Tidak Setuju = 5
15 “KBBI Daring.”
16 Soenarto, Teknik Sampling (Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1987).
17 Riduan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2003).
Dipergunakannya Skala Model Linkert, karena dalam mengembangkan angket, peneliti tidak menggunakan kaidah-kaidah secara utuh skala tersebut yaitu dalam hal penyusunan butir dengan pernyataan.
Hipotesa Statistika
Analisa data dalam penelitian ini dengan menggunakan Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial. Statistik Deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik variabel penelitian secara umum, maksudnya seperti rata-ratanya, median dan modus. Sedangkan Statistik Inferensial untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan regresi sederhana dan regresi ganda.
Tahap-tahap analisa pendahuluan yaitu menggunakan statistik deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan data masing-masing variabel. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukanuji coba persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji linearitas.
Penulis memiliki kesimpulan sementara penyusunan tesis ini yaitu “jika metode ceramah dilaksanakan secara efektif dalam pembelajaran, maka akan meningkatkan minat belajar mahasiswa Angkatan 37 Prodi Theologi Sekolah Tinggi Theologi IKAT.
H1 : “Efektivitas metode ceramah dalam pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap minat belajar mahasiswa”.
H0 : “Efektivitas penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran tidak berpengaruh signifikan terhadap minat belajar mahasiswa”.
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam penelitian ini maka diperlukan laporan hasil penelitian. Pada bagian ini penulis akan mengungkapkan efektifitas penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran terhadap minat belajar mahasiswa Angkatan 37 Prodi Theologi STT IKAT.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dibagi dua kategori.
Kedua kategori tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini.
Pada tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa responden laki-laki lebih banyak, yaitu sebanyak 9 orang (60%) daripada responden perempuan yaitu sebanyak 6 orang (40%).
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.
Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase
Laki-Laki 9 60
Perempuan 6 40
Total 15 100
Variabel Indikator Koefisien Keterangan
Korelasi
Efektivitas X1.1 0.68 Valid
Penggunaan X1.2 0.64 Valid
Metode X1.3 0.86 Valid
Ceramah X1.4 0.70 Valid
X1.5 0.73 Valid
X1.6 0.55 Valid
X1.7 0.61 Valid
X1.8 0.90 Valid
X1.9 0.73 Valid
X1.10 0.65 Valid
Penggunaan X2.1 0.53 Valid
Metode X2.2 0.52 Valid
Ceramah X2.3 0.57 Valid
Dalam X2.4 0.58 Valid
Pembelajaran X2.5 0.63 Valid
X2.6 0.54 Valid
X2.7 0.70 Valid
X3.8 0.76 Valid
X4.9 0.52 Valid
X5.10 0.52 Valid
Minat y1 0.54 Valid
Belajar y2 0.601 Valid
Mahasiswa y3 0.523 Valid
y4 0.69 Valid
y5 0.66 Valid
y6 0.59 Valid
y7 0.60 Valid
y8 0.63 Valid
y9 0.66 Valid
y10 0.56 Valid
Sumber : Lampiran 1
Setelah diadakan uji vaiditas, diketahui bahwa seluruh indicator dalam variable memiliki koefisien korelasi yang lebih besar dari 0,514. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator telah memenuhi syarat validitas data.
Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas, dengan uji statistik Cronbach alpha, lebih besar dari 0.60. hasil uji nilai Cronbach Alpha adalah sebagai berikut.
Tabel Uji Reliabilitas
No. Variabel Nilai Alpha Keterangan
Cronbach
1 Efektivitas Penggunaan Metode 0.88 Reliabel Ceramah
2 Metode Ceramah Dalam Pembelajaran 0.78 Reliabel
3 Minat Belajar Mahasiswa 0.78 Reliabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variable telah memenuhi syarat reliabilitas.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variable bebas terhadap variable terikat. Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh efektifitas model ceramah dalam pembelajaran terhadap minat belajar mahasiswa.
Tabel Analisis Regresi Linear Berganda SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.423304606
R Square 0.17918679
Adjusted R Square 0.042384588 Standard Error 4.892891302
Observations 15
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 62.71537646 31.35768823 1.309823875 0.305820099
Residual 12 287.2846235 23.9403853
Total 14 350
Standard
Coefficients Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0%
Intercept 17.65536227 7.602590888 2.322282303 0.038607115 1.090739707 34.21998484 1.090739707 34.21998484
x1 0.283102796 0.238895146 1.185050429 0.258935979 -0.237405014 0.803610605 -0.237405014 0.803610605
x2 0.076919399 0.302838297 0.253994953 0.80379932 -0.582908568 0.736747366 -0.582908568 0.736747366
Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi dari hasil tersebut adalah sebagai berikut :
Y = 17,665 + 0,283X1 + 0,077X2
Persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Nilai konstanta a sebesar 17,665 artinya jika variable efektifitas metode ceramah, dianggap konstan (tetap atau tidak ada perubahan), maka minat belajar mahasiswa sebesar 17,665.
b) Nilai koefisien b1 sebesar 0,283 artinya jika nilai variable metode ceramah dalam pembelajaran meningkat sebesar satu satuan maka minat belajar mahasiswa meningkat sebesar 0,283 dengan asumsi variable efektifitas metode ceramah tetap konstan.
c) Nilai koefisien b2 sebesar 0,077 artinya jika efektifitas metode ceramah meningkat sebesar satu satuan maka minat belajar mahasiswa meningkat sebesar 0.077 dengan asumsi variable metode ceramah dalam pembelajaran tetap konstan Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variable bebas (independen) menerangkan variable terikatnya (dependen), ini dapat dilihat dari nilai R2 , yaitu adjusted R2.
Tabel Nilai Koefisien Determinasi (Uji R2)
Model Summary
Regression Statistics
Multiple R 0.423304606
R Square 0.17918679
Adjusted R Square 0.042384588
Standard Error 4.892891302
Observations 15
Berdasarkan Tabel di atas nilai R2 sebesar 0,179, ini berarti sebesar 17,9 % variable efektifitas metode ceramah dalam pembelajaran mempengaruhi minat belajar mahasiswa, sedangkan sisanya 83,1 % dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
Uji Simultan
Uji simultan (uji F) bertujuan untuk menguji apakah semua variable bebas berpengaruh terhadap variable terikat dan untuk mengetahui model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak.
Tabel Uji Simultan
ANOVA
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikansi 0,305 yang lebih besar dari 0,05. Ini berarti sangat sedikit/hampir tidak ada pengaruh antara variabel efektivitas penggunaan metode ceramah terhadap minat belajar mahasiswa Angkatan 37 Prodi Theologi STT IKAT.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variable independen secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Uji Hipotesis
x1 y
Mean 28.73333333 28
Variance 43.4952381 25
Observations 15 15
Pooled Variance 34.24761905
Hypothesized Mean Difference 0
df 28
t Stat 0.343175967
P(T<=t) one-tail 0.367014712
t Critical one-tail 1.701130934
P(T<=t) two-tail 0.734029424
t Critical two-tail 2.048407142
Untuk mengetahui signifikansi efektivitas penggunaan metode ceramah terhadap minat belajar mahasiswa dilakukan dengan tahapan berikut:
a. Merumuskan hipotesis
b. H1 : b1 = 0, artinya efektivitas metode ceramah dalam pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap minat belajar mahasiswa.
c. H0 : b1 ˃ 0, artinya efektivitas penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran tidak berpengaruh signifikan terhadap minat belajar mahasiswa.
d. Penentuan t hitung
Significance
df SS MS F F
Regression 2 62.71537646 31.35768823 1.309823875 0.305820099
Residual 12 287.2846235 23.9403853
Total 14 350
e. Hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel pada tabel Uji Hipotesis menunjukkan t hitung = 2,322 sig 0,00
f. Kriteria penerimaan/penolakan
g. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai sig dengan nilai α = 0,05 sebagai berikut :
i. Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima ii. Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
Berdasarkan tabel Uji Hipotesis diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,322 dengan sig 0,00 yang berarti H1 ditolak atau variable efektivitas penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran tidak berpengaruh positif terhadap minat belajar mahasiswa.
Hasil Temuan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai t hitung 2,322 dengan sig 0,00 yang berarti Ho ditolak atau variabel efektivitas penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran tidak berpengaruh signifikan terhadap minat belajar mahasiswa Angkatan 37 Program Studi Theologi STT IKAT.
Metode ceramah memang menjadi favorit dosen dalam melakukan pembelajaran.
Mudah dan murah membuat metode ini terus menerus diadakan di lembar Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan metode ceramah mendominasi petiap kegiatan pembelajaran
Sub-bagian dari Hasil Temuan
Setelah diadakan penelitian untuk melihat bagaimana minat belajar dipengaruhi oleh metode ceramah dalam pembelajaran, diketahui bahwa ternyata mahasiswa kurang bahkan hampir tidak memiliki minat jika dosen mengajar menggunakan metode ceramah. Diketahui bahwa minat belajar mahasiswa lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.
KESIMPULAN
Cara pembelajaran yang dosen laksanakan di kelas akan sangat berpengaruh terhadap minat belajar mahasiswa. Ini dikarenakan konsentrasi mahasiswa di kelas ketika pembelajaran berlangsung akan terganggu jika dosen terlalu monoton dalam mengajar. Metode ceramah menjadi salah satu faktor yang dapat membuat minat mahasiswa dalam belajar tidak optimal. Metode ceramah, yang menjadi “favorit”
dosen-dosen dalam mengajar tidak cukup bisa untuk membangkitkan minat belajar siswa dan cenderung membuat siswa merasa tidak bersemangat, tidak fokus dan tidak konsentrasi dalam pembelajaran.
Melalui penelitian terbukti bahwa minat belajar mereka tidak dipengaruhi oleh efektivitasnya penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran. Beberapa mahasiswa bahkan mengungkapkan tentang metode ini sudah tidak dan kurang
relevan digunakan pada zaman ini. Informasi dan ilmu pengetahuan yang sudah pasti dan selalu berkembang di Indonesia ini membuat mahasiswa sadar bahwa ilmu bukan hanya berasal dari dosen semata (dengan metode ceramahnya), tetapi juga berasal dari berbagai aspek seperti internet, yang dengan filter yang tepat dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh setiap orang, dalam hal ini mahasiswa Angkatan 37 prodi Theologi STT IKAT.
Ketidakefektifan metode ceramah yang digunakan pada mahasiswa Angkatan 37 prodi Theologi STT IKAT, selain tidak relevan lagi digunakan secara full dalam tiap pertemuan di kelas, juga dapat mengakibatkan tujuan belajar tidak dapat tercapai. Dari kuisioner yang diberikan, ternyata beberapa mahasiswa tidak mendapatkan hasil/nilai yang bagus. Memang ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang yang akan didahului dengan faktor minat dalam belajar yang ada dalam diri masing- masing mahasiswa. Tetapi salah satu faktor yang juga memiliki peran penting dalam hal meningkatnya minat belajar mahasiswa adalah dosen yang mengajar. Metode ceramah yang penuh dalam setiap pembelajaran yang dibawakan dosen membuat mahasiswa kurang berkembang dalam belajar.
Jadi, dari penelitian lewat tesis ini, penulis menyimpulkan bahwa metode ceramah yang digunakan dalam pembelajaran di kelas mahasiswa Angkatan 37 prodi Theologi STT IKAT tidak efektif dan minat belajar mahasiswa tidak sepenuhnya dipengaruhi olehnya.
Saran
Melihat ketidak-evektifan penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran di kelas mahasiswa Angkatan 37 prodi Theologi STT IKAT, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
a. Dosen diharapkan tidak selalu menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran secara penuh dalam setiap pertemuan di kelas. Metode ceramah harus disertai dengan metode yang lain. Dengan kata lain menggunakan metode ceramah plus, yaitu metode yang menggunakan metode ceramah dan juga beberapa metode yang lainnya.
b. Selain metode ceramah plus, dosen juga diharapkan untuk mengurangi porsi metode ceramah dan mengganti dengan metode yang lain, karena pada dasarnya metode ceramah adalah metode di mana dosen menjelaskan di depan kelas (sebagai one man show), sedangkan mahasiswa menjadi pendengar yang dituntut untuk tetap mendengar tanpa melakukan keaktifan belajar yang lain. Metode lain yang dimaksud adalah metode yang dapat membuat mahasiswa menjadi aktif di kelas.
c. Untuk Ka. Prodi, khususnya Ka. Prodi Theologi diharapkan untuk memberikan instruksi/masukan kepada dosen yang mengajar untuk lebih kreatif dalam mengajar dan mengurangi porsi metode ceramah dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
DAFTAR PUSTAKA
admin. “Metode Ceramah, Metode Pembelajaran Paling Banyak Digunakan Oleh Guru”
(2021). https://www.gurusukses.com/metode-ceramah-sebagai-metode-pembelajaran- paling-populer.
Ina. “20 Macam Macam Metode Pembelajaran Lengkap.”
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran.
Kurniawan, Aris. “PENGERTIAN BELAJAR.” Last modified 2021. Accessed October 23, 2021. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-belajar/.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Riduan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2003.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Media Group, 2010.
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. 6th ed. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. 6th ed. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013.
Soenarto. Teknik Sampling. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1987.
Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.
Supendi, Hermawan. “Faktor Internal Dan Eksternal Dalam Belajar.” Last modified 2020.
Accessed October 23, 2021. https://www.kajianbk.com/2020/04/faktor-internal-dan- eksternal-dalam.html.
“KBBI Daring.” Last modified 2016. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/efektif.