• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Omzet Penjualan pada PT. Sampurna Kuningan Juwana.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Omzet Penjualan pada PT. Sampurna Kuningan Juwana."

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH BIAYA KUALITAS

TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA

PT.SAMPURNA KUNINGAN JUWANA

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Susanti NIM. 3352402088 Manajemen Keuangan

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Senin

Tanggal : 5 Pebruari 2007

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Fachrurrozie, M.Si Drs. Sugiharto, M.Si Nip.131813667 Nip.131286682

Mengetahui, Ketua Jurusan Ekonomi

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 9 April 2007

Penguji Skripsi :

Drs. Wahyono, MM 131292562

Anggota I Anggota II

Drs. Fachrurrozie, M.Si Drs. Sugiharto, M.Si Nip. 131813667 Nip. 131286682

Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Pebruari 2007

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

ƒ Sholat, berdoa dan berbuat baik kepada orang lain adalah salah satu cara mendapatkan ketentraman hati (Penulis)

ƒ Jangan menunda waktu dan membuang kesempatan yang ada, jika tidak ingin penyesalan datang menghampirimu (Penulis)

PERSEMBAHAN :

Kupersembahkan skripsi ini untuk Bapak dan Ibu tercinta, sang motivator dan inspirator sejati yang dengan cinta dan kasih sayangnya telah mengajarkan aku

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat berhasil menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Omzet Penjualan pada PT. Sampurna Kuningan Juwana“

Dalam kesempatan yang baik ini, penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang dengan ikhlas telah memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, antara lain:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah dengan baik hati membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

(7)

6. Ibu Ida, Bagian keuangan PT. Sampurna Kuningan Juwana yang telah dengan baik dan sabar telah membantu penulis dalam mencari informasi dan data yang diperlukan penulis.

7. Bapak , Ibu, adik dan nenek tersayang yang telah banyak mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah berpartisipasi dalam membantu penulisan skripsi ini.

Semarang, Pebruari 2007

(8)

SARI

Susanti. 2007. Analisis Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Omzet Penjualan

pada PT. Sampurna Kuningan Juwana. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, 120 halaman.

Kata kunci: Biaya Kualitas, Omzet Penjualan

Sistem biaya kualitas dipakai oleh perusahaan sebagai pengukur keberhasilan program perbaikan kualitas. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan perusahaan yang harus selalu memantau dan melaporkan kemajuan dari program perbaikan tersebut. Biaya kualitas dapat dibandingkan dengan nilai penjualan, semakin rendah nilai ini menunjukkan program perbaikan kualitas semakin sukses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap omzet penjualan pada PT. Sampurna Kuningan Juwana baik secara simultan maupun secara parsial.

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan PT. Sampurna Kuningan Juwana periode 2004-2005 dengan analisis perbulan, sehingga diperoleh sampel sebanyak 24. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi α = 0,05

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan komponen biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal secara signifikan mempengaruhi omzet penjualan dengan kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya sebesar 51,3%. Untuk pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa hanya biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya kegagalan internal yang berpengaruh terhadap omzet penjualan.

(9)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian……….……… ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Omzet Penjualan ... 10

(10)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi omzet

penjualan ... 10

3. Tujuan Penjualan ... 11

4. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mencapai tujuan penjualan ... 12

B. Biaya Kualitas ... 12

1. Biaya... 12

a. Pengertian Biaya ... 12

b. Cara Penggolongan Biaya ... 13

2. Kualitas... 16

a. Pengertian Kualitas ... 16

b. Dimensi Kualitas... 17

c. Kuantifikasi Standar Kualitas... 18

3. Biaya Kualitas ... 19

a. Pengertian Biaya Kualitas ... 19

b. Penggolongan Biaya Kualitas ... 19

c. Tujuan dan Manfaat Biaya Kualitas... 33

d. Distribusi Optimal Biaya Kualitas ... 34

e. Laporan Biaya Kualitas ... 37

f. Analisis Biaya Kualitas... 38

g. Dasar Pengukuran Biaya Kualitas... 39

h. Konsep Manajemen Kualitas ... 40

(11)

D. Kerangka Berpikir... 43

E. Hipotesis... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Objek Penelitian ... 45

B. Subjek Penelitian... 45

C. Sumber Data... 45

D. Variabel Penelitian ... 45

E. Metode Pengumpulan Data ... 48

F. Metode Analisis Data... 49

1. Uji Asumsi Klasik ... 49

2. Uji Statistik dengan Regresi Berganda... 52

3. Uji Hipotesis... 53

4. Koefisien Determinasi ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Hasil Penelitian... 56

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 56

2. Deskripsi Variabel ... 70

3. Pengukuran Tiap Jenis Biaya Kualitas ... 81

4. Membuat Laporan Biaya Kualitas... 82

5. Analisis Hasil Penelitian ... 83

a. Uji Asumsi Klasik ... 83

b. Analisis Regresi Berganda ... 87

(12)

d. Koefisien Determinasi... 92

B. Pembahasan ... 93

BAB V PENUTUP... 100

A. Simpulan ... 100

B. Saran... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Biaya Kualitas dan Omzet Penjualan... 5

Tabel 1.2 Persentase biaya kualitas terhadap penjualan ... 6

Tabel 2.1 Durbin Watson Test ... 51

Tabel 4.1 Omzet Penjualan Tahun 2004-2005... 70

Tabel 4.2 Biaya Perencanaan Produk PT. Sampurna Kuningan Juwana Tahun 2004-2005 ... 72

Tabel 4.3 Biaya Pemeliharaan Mesin PT. Sampurna Kuningan Juwana Tahun 2004-2005 ... 74

Tabel 4.4 Biaya Pengujian dan Inspeksi PT. Sampurna Kuningan Juwana Tahun 2004-2005 ... 76

Tabel 4.5 Biaya Pengerjaan Ulang (rework) PT. Sampurna Kuningan Juwana Tahun 2004-2005 ... 78

Tabel 4.6 Biaya Retur penjualan PT. Sampurna Kuningan Juwana Tahun 2004-2005 ... 80

Tabel 4.7 Persentase Biaya Kualitas terhadap Penjualan... 82

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas Data ... 86

Tabel 4.9 Nilai Durbin Watson ... 87

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Analisis Regresi ... 88

Tabel 4.11 Uji Signifikan Simultan (uji F) ... 90

Tabel 4.12 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) ... 91

Tabel 4.13 Pengujian Goodness of Fit ... 92

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR GRAFIK

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Omzet Penjualan PT. Sampurna Kuningan

Juwana Tahun 2004-2005... 106 Lampiran 2 Biaya Kualitas PT. Sampurna Kuningan

Juwana Tahun 2004-2005... 107 Lampiran 3 Proses Produksi PT. Sampurna Kuningan

Juwana Tahun 2004-2005... 112 Lampiran 4 Struktur Organisasi PT. Sampurna Kuningan

Juwana Tahun 2004-2005... 113 Lampiran 5 Laporan Biaya Kualitas PT. Sampurna Kuningan

Juwana Tahun 2004-2005... 114 Lampiran 6 Laporan Biaya Kualitas PT. Sampurna Kuningan

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi membawa dampak

terhadap tatanan kehidupan dunia. Perubahan yang cepat dan mendasar terjadi

dalam kehidupan di segala bidang yang menuntut kebebasan berinteraksi antar

kehidupan yang ada di dunia tanpa mengenal batas negara. Salah satu

konsekuensi logis dari perubahan dunia ke arah globalisasi adalah adanya

pergeseran cara pandang dalam pelaksanaan perdagangan internasional yang

mengarah ke perdagangan global. Hal ini mengakibatkan munculnya pasar bebas

dunia yang pada gilirannya akan mengakibatkan meningkatnya persaingan di

pasar internasional.

Kualitas adalah salah satu dimensi kompetitif yang penting bagi

perusahaan.. Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat strategi akan

mempunyai keunggulan bersaing terhadap kompetitornya dalam menguasai pasar,

karena tidak semua perusahaan mampu mencapai superioritas kualitas. Dalam

mencapai produk yang berkualitas, perusahaan selalu berusaha untuk

mempertahankan efisiensi biaya. Manajemen selalu berusaha untuk

meningkatkan kualitas produk tanpa adanya kenaikan biaya sehingga harga jual

produk tetap kompetitif. Produk dengan kualitas tinggi memiliki keistimewaan

(18)

Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas produk atau jasa itu akan

dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan perusahaan atau oeganisasi

tersebut berorientasi pada kepuasan konsumen. Apabila diutarakan secara rinci,

kualitas mempunyai dua prespektif yaitu prespektif produsen dan prespektif

konsumen. Dari segi prespektif konsumen barang dikatakan berkualitas jika

sesuai atau melebihi harapannya. Dari segi prespektif produsen barang dikatakan

berkualitas jika sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh manajemen,

baik itu dari segi desaign, produksi, pengiriman barang dan pemakaiannya oleh

konsumen.

Produk yang berkualitas yang dibuat melalui suatu proses yang

berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan

kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Karena setiap konsumen

pada umumnya akan memaksimumkan utilitas dalam mengkonsumsi produk,

jelas bahwa produk-produk berkualitas tinggi pada tingkat harga yang kompetitif

akan dipilih konsumen. Hal ini meningkatkan penjualan dari produk-produk itu

yang berarti pula meningkatkan pangsa pasar (market share) sehingga akan

meningkatkan pendapatan (Gaspersz,2003:3).

Produk dikatakan berkualitas jika sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditetapkan dan memenuhi harapan konsumen atau memiliki harapan pelanggan

dengan harga yang kompetitif. Hal ini membuat perusahaan atau pengusaha harus

memperhatikan dan menetapkan kualitas bagi produknya sesuai dengan sasaran

(19)

produk cacat yang nantinya akan mampu mendongkrak penjualan perusahaan

karena produknya mampu memenuhi kualitas yang diinginkan konsumen.

Kepuasan dari konsumen akan kualitas produk yang ditawarkan akan

mempertahankan dan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan

yang nantinya berdampak pada minimalisasi kerugian perusahaan.

Program pengembangan kualitas juga akan menghasilkan penghematan

biaya dan pendapatan yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Misalnya suatu

fokus pada kualitas akan menciptakan pengetahuan yang mendalam tentang

produk dan pemrosesannya yang sering kali berdampak pada biaya jangka

panjang cenderung menurun, meningkatkan kepuasan konsumen dan pendapatan

jangka panjang yang lebih tinggi.

Setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan pasti terkait erat dengan biaya

yang harus dikeluarkan perusahaan tersebut. Dalam paradigma baru dikatakan

bahwa quality has no cost yang berarti bahwa kualitas tidak memerlukan biaya.

Artinya untuk membuat suatu produk yang berkualitas perusahaan dapat

melakukannya dengan cara menghilangkan segala bentuk pemborosan, yang

biasanya pemborosan ini disebabkan karena perusahaan menghasilkan produk

rusak sehingga harus diadakan perbaikan atau harus dibuang. Biaya yang timbul

akibat kualitas buruk atau mungkin dalam menangani kualitas buruk yang terkait

dengan produk rusak ini dinamakan dengan istilah biaya kualitas.

Menurut pakar kualitas, suatu perusahaan dengan program pengelolaan

(20)

penjualannya. Setiap perusahaan dapat menyusun anggaran untuk menentukan

besarnya standar biaya kualitas setiap kelompok atau elemen secara individual

sehingga biaya kualitas totalnya tidak lebih dari 2,5% ( Fandy Tjiptono,2001:42)

Sistem biaya kualitas dapat dipakai oleh perusahaan sebagai pengukur

keberhasilan program perbaikan kualitas. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan

perusahaan yang harus selalu memantau dan melaporkan kemajuan dari program

perbaikan tersebut. Apabila perusahaan ingin melakukan program perbaikan

kualitas maka perusahaan harus mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan

dalam sistem pengendalian kualitas (Gaspersz,2002:172). Setelah biaya

diidentifikasi, kemudian dapat dibuat laporan biaya kualitasnya.

PT. Sampurna Kuningan Juwana merupakan salah satu perusahaan

manufaktur yang bergerak dalam bidang pengolahan kuningan. PT Sampurna

sangat menyadari arti pentingnya kualitas produk yang dihasilkan sehingga untuk

dapat terus bertahan perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang

sesuai dengan persyaratan konsumen dan berusaha mempertahankan rantai

distribusi dengan konsumen.

Berdasarkan observasi pendahuluan (Bulan Juli 2006) bahwa PT.

Sampurna Kuningan Juwana telah mengeluarkan biaya kualitas untuk

meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. Omzet penjualan perusahaan

mengalami fluktuasi tiap bulannya. Dengan membandingkan dengan omzet

(21)

periode yang menyimpang dari konsep biaya kualitas yang ada. Adapun hasil

analisis biaya kualitas tersebut terhadap penjualan adalah sebagai berikut:

Tabel. 1.1

Biaya Kualitas dan Omzet Penjualan PT. Sampurna Kuningan Juwana

BIAYA KUALITAS

Biaya Kontrol (Rp) Biaya Kegagalan (Rp) Bulan

Maret 3.880.000,00 2.600.000,00 2.500.000,00 0 55.512.000,00

April 4.300.000,00 3.745.600,00 1.250.000,00 0 50.125.000,00

Mei 3.352.000,00 3.800.000,00 1.000.000,00 0 63.120.000,00

Juni 3.240.000,00 4.095.600,00 660.000,00 0 74.000.000,00

Juli 3.875.000,00 2.675.000,00 2.500.000,00 450.000 69.850.000,00

Agustus 3.915.500,00 2.817.100,00 2.175.000,00 0 51.000.000,00

September 3.795.000,00 3.101.000,00 1.560.000,00 0 55.000.000,00

Oktober 3.525.000,00 3.625.000,00 1.150.000,00 1.000.000,00 64.050.000,00

Sumber : PT. Sampurna Kuningan Juwana (bulan Juli 2006), diolah

Menurut Tabel 1.1 pada periode bulan Juni tahun 2005 dan periode

Oktober tahun 2005 biaya kontrol perusahaan mengalami kenaikan dan diikuti

dengan menurunnya biaya kegagalan sehingga mampu meningkatkan penjualan

perusahaan. Hal ini sesuai dengan konsep biaya kualitas Hansen dan Mowen

(2000:12) yang mengemukakan ” Terdapat trade off antara biaya pengendalian

dan biaya produk gagal. Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya produk

gagal harus turun”. Penurunan ini dikarenakan tidak ada lagi pemborosan yang

harus dibayar karena adanya produk cacat yang nantinya akan menyebabkan

meningkatnya kualitas produk yang dihasilkan.” Serta konsep pendukung dari

Gaspersz (2003:3) yang mengemukakan “Produk yang berkualitas tinggi akan

(22)

Sedangkan pada periode bulan Maret, April, Agustus, dan Desember

tahun 2005 biaya kontrol perusahaan mengalami kenaikan dan sudah disertai

dengan menurunnya biaya kegagalan, yang seharusnya menyebabkan

meningkatnya penjualan akan tetapi penjualan pada periode tersebut menurun.

Hal ini bertentangan dengan teori yang ada.

Selain itu pada PT. Sampurna Kuningan Juwana biaya kualitas total yang

terjadi pada tahun 2004 dan 2005 melebihi standar kualitas (total biaya kualitas

tidak lebih dari 2,5% dari penjualan). Adapun presentase total biaya kualitas

terhadap penjualan yang terjadi pada PT. Sampurna Kuningan Juwana adalah

sebagai berikut:

Tabel 1.2

PT. Sampurna Kuningan Juwana Persentase Biaya Kualitas terhadap Penjualan

Tahun Total Biaya

Kualitas

Total Penjualan % BK dari Penjualan

2004 Rp. 94.716.906,00 Rp. 742.330.000,00 12,76

2005 Rp. 106.324.900,00 Rp. 755.786.000,00 14,07

Sumber : PT. Sampurna Kuningan Juwana (bulan Juli 2006), diolah

Dari fenomena tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Analisis Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Omzet Penjualan

pada PT. Sampurna Kuningan Juwana”

B. Perumusan Masalah

Kualitas sebuah produk telah menjadi sorotan utama dalam dunia industri,

(23)

dengan biaya seefisien mungkin.hal tersebut dilakukan untuk dapat bertahan

dalam persaingan di dunia usaha yang semakin maju. Dengan berorientasi pada

kepuasan konsumen ini perusahaan akan mampu meningkatkan pendapatannya.

Karena sebagian besar konsumen menginginkan produk yang berkualitas tinggi

dengan harga yang kompetitif.

Proses peningkatan kualitas memerlukan komitmen untuk perbaikan yang

melibatkan secara seimbang antara aspek manusia dan aspek teknologi. Setiap

upaya perbaikan kualitas akan menbuat proses dan sistem industri menjadi baik

dan lebih baik lagi. Produktivitas total industri secara kesrluruhan akan

meningkat karena pemborosan dan inefisiensi akan berkurang. Pelanggan akan

memperoleh produk-produk industri yang berkualitas tinggi pada tingkat biaya

per unit yang menurun secara terus menerus. Hal ini pada akhirnya akan

memperluas pasar yang berarti akan meningkatkan marker share.

Setiap upaya perbaikan kualitas akan menghilangkan atau mengurangi

pemborosan yang ada dalam sistem tersebut, sehingga biaya per unitnya akan

berkurang. Dengan demikian reduksi biaya produk dapat dilakukan dengan

perbaikan kualitas. Tujuan dari meminimalisir biaya produksi secara terus

menerus adalah untuk mempertahankan agar harga tetap kompetitif dan margin

keuntungan secara bersama sepanjang waktu.

Dari uraian tersebut diatas, selain hanya memperhatikan faktor kualitas

perusahaan juga perlu memperhatikan faktor biaya dalam memproduksi

(24)

meningkatkan penjualannya. Untuk memproduksi produk yang berkualitas

perusahaan mengeluarkan biaya-biaya yang erat hubungannya dengan penciptaan

kualitas produk. Biaya tersebut dikenal dengan istilah biaya kualitas.

Biaya kualitas ini terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya

kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Biaya kualitas ini dapat

ditekan dengan cara meminimalisir adanya produk rusak yang nantinya akan

mengurangi pemborosan sehingga biaya kegagalannya pun akan turun. Dengan

reduksi biaya kualitas, maka total biaya produksinya akan mengalami penurunan

tanpa harus mengurangi standar kualitasnya. Biaya per unit produknyapun akan

rendah sehingga akan mampu mendongkrak penjualan produknya.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dalam penelitian ini akan

mengangkat permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh biaya kualitas secara simultan terhadap omzet

penjualan pada PT. Sampurna Kuningan Juwana?

2. Seberapa besar pengaruh biaya kualitas secara parsial terhadap omzet

penjualan pada PT. Sampurna Kuningan Juwana?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini,

maka dapat dikemukakan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh biaya kualitas secara simultan terhadap omzet

(25)

2. Untuk menganalisis pengaruh biaya kualitas secara parsial terhadap omzet

penjualan pada PT. Sampurna Kuningan Juwana.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

konseptual bagi perkembangan kajian ilmu menajemen keuangan khususnya

mengenai penerapan teori biaya kualitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi

perusahaan untuk mengetahui besarnya biaya kualitas yang terjadi

diperusahaan dan mengetahui seberapa besar pengaruh biaya kualitas

terhadap omzet penjualan.

b. Bagi Fakultas

Hasil penelitian ini kiranya dapat menambah kepustakaan

Fakultas Ekonomi khususnya jurusan manajemen.

c. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan

para akademisi dalam mendiskripsikan dan menganalisis aplikasi teori –

teori biaya kualitas yang diperoleh dibangku kuliah dengan fakta yang

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Omzet Penjualan

1. Pengertian Omzet Penjualan

Omzet adalah jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu

selama masa jual (Tim penyusun kamus Pembinaan dan Pengembangan

bahasa 1990:626).

Penjualan menurut Sutamto dalam Fitrianingsih (2004:38) penjualan

adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang

kebutuhan yang telah dihasilkan kepada mereka yang memerlukan dengan

uang menurut harga yang ditentukan atas keputusan bersama.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan omzet penjualan adalah

banyaknya barang yang diterima pembeli dengan jumlah uang yang

diserahkan kepada penjual sesuai dengan kesepakatan bersama.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi kegiatan omzet penjualan

Menurut Swasta (2000:122) faktor-faktor yang mempengaruhi

penjualan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kondisi dan kemampuan penjual

Penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat

(27)

harus memahami beberapa hal yaitu jenis dan karakteristik barang yang

ditawarkan, harga produk dan syarat penjualan.

b. Kondisi pasar

Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran

dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun

faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah jenis pasar,

kelompok pembeli, daya belinya, frekuensi pembeliannya, dan keinginan

serta kebutuhannya.

c. Modal

Modal merupakan penunjang bagi terlaksananya kegiatan penjualan.

d. Kondisi organisasi perusahaan

Pada perusahaan besar biasanya masalah penjualan ini ditangani

oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh orang-orang

tertentu atau ahli di bidang penjualan, sedangkan dalam perusahaan kecil

biasanya masalah penjualan masih ditangani oleh orang yang juga

melaksanakan fungsi-fungsi lain.

e. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penjualan antara lain adalah

periklanan, kampanye, discount, dan pemberian hadiah.

3. Tujuan Penjualan

Menurut Swasta (2000:123), bagi perusahaan pada umumnya

(28)

a. Mencapai volume penjualan tertentu

b. Mendapatkan laba tertentu.

c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

4. Faktor yang harus diperhatikan dalam mencapai tujuan penjualan:

a. Modal yang diperlukan

b. Kemampuan merencanakan dan membuat produk

c. Kemampuan menentukan harga yang tepat

d. Kemampuan memilih penyalur yang tepat

e. Kemampuan menggunakan cara yang tepat

B. Biaya Kualitas

1. Biaya

a. Pengertian Biaya

Biaya menurut the committe on cost concepts-American Accounting

Association merupakan suatu peristiwa/kejadian yang diukur berdasarkan

nilai uang, yang timbul atau mungkin timbul untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Menurut Mulyadi (2000:14) biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok

dalam definisi biaya tersebut diatas:

(29)

2).Diukur dalam satuan uang

3).Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi

4).Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Menurut Sriyadi dalam Fitrianingsih (2004:15) biaya adalah

pengorbanan yang rasional yang seharusnya, yang dapat diduga terlebih

dahulu dan tidak dapat dihindarkan, yang dapat dihitung dengan nilai

uang, dan yang berhubungan dengan produksi atau jasa.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan biaya

merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu yang digunakan untuk menghasilkan outputnya (barang atau

jasa).

b. Cara Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (1993:14) biaya dapat digolongkan berdasarkan:

1). Objek Pengeluaran

Cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan

bakar, maka pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar

disebut ‘ biaya bahan bakar’.

(30)

Dalam perusahaan manufaktur biaya dapat dikelompokkan

menjadi 3 kelompok yaitu:

a). Biaya produksi

Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap jual.

b). Biaya Pemasaran

Biaya Pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

c). Biaya administrasi dan umum

Biaya administrasi umum merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.

3). Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

a). Biaya langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang terjadi, yang penyebab

satu-satunya adalah karena sesuatu yang dibiayai.

b). Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

4). Perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya

(31)

a). Biaya variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

b). Biaya semivariabel

Biaya semivariabel merupakan biaya yang jumlahnya berubah

tidak sebanding dengan perubahan volume penjualan.

c). Biaya semifixed

Biaya semifixed merupakan biaya yang tetap untuk tingkat

volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang

konstan pada volume produksi tertentu.

d). Biaya tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran

volume kegiatan tertentu.

5). Jangka waktu manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi

menjadi dua yaitu:

a).Pengeluaran Modal ( Capital expenditures)

Pengeluaran modal merupakan biaya yang mempunyai manfaat

lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat

terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan

dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara

(32)

b).Pengeluaran Pendapatan (Revenue expenditures)

Pengeluaran pendapatan merupakan biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran

tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran ini dibebankan sebagai

biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari

pengeluaran biaya tersebut.

2. Kualitas

a. Pengertian Kualitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu atau kualitas adalah

tingkat baik buruknya sesuatu, tingkat keunggulan, ukuran relatif

kebaikan. Menurut Assauri (1999:205) kualitas adalah faktor-faktor yang

terdapat di dalam suatu barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan

untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Menurut

Schroeder (1987:168) kualitas dikaitkan dengan merancang dan membuat

produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Crosby dalam

Ariani (2004:3) kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang

meliputi availability, delivery, realibility, maintainability dan cost

effective.

Dari definisi tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan kualitas

adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang meliputi

(33)

operasional, produk bermutu adalah produk yang memenuhi harapan

pelanggan. Umumnya ada dua jenis mutu yang diakui yaitu:

1).Mutu rancangan (quality of design)

Mutu rancangan adalah suatu fungsi berbagai spesifikasi produk

2).Mutu kesesuaian (quality of conformance)

Mutu kesesuaian adalah suatu ukuran mengenai bagaimana suatu

produk memenuhi berbagai persyaratan atau spesifikasi.

(Supriyono, 1994: 377)

b. Dimensi Kualitas

Dimensi ini digunakan untuk melihat dari sisi manakah kualitas

dinilai. Tentu saja perusahaan ada yang menggunakan salah satu dari

kesekian banyak dimensi kualitas yang ada, namun ada kalanya yang

membatasi hanya pada salah satu dimensi tertentu. Dimensi kualitas telah

diuraikan oleh Garvin (1996) dalam Ariani (2004:8) untuk industri

manufaktur meliputi:

1).Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu

sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.

2).Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain

yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan

(34)

3).Reliability, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena

kehandalannya atau karena kemungkinan kerusakan yang lebih

rendah.

4).Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran

tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar yang telah ditetapkan.

5).Durability, yaitu tingkat ketahanan/awet produk atau umur produk.

6).Serviceability, yaitu kemudahan produk itu apabila akan diperbaiki

atau kemudahannya memperoleh komponen produk tersebut.

7).Aesthetic, yaitu keindahan atau daya tarik produk tersebut.

8).Perception, yaitu fanatisme konsumen akan merek suatu produk

tertentu karena citra atau reputasi produk itu sendiri.

c. Kuantifikasi standar kualitas

Kualitas dapat dihitung dengan biaya-biayanya. Perusahaan

menginginkan agar biaya kualitas turun, namun dapat mencapai kualitas

yang lebih tinggi, setidaknya sampai pada titik tertentu. Jika standar

kerusakan nol dapat dicapai, perusahaan masih harus menanggung biaya

pencegahan dan penilaian. Suatu perusahaan dengan program pengelolaan

kualitas yang dapat berjalan dengan baik, maka biaya kualitasnya tidak

lebih dari 2,5% dari penjualan (Fandy Tjiptono,2000:42)

Standar tersebut diatas mencakup biaya kualitas total. Setiap

(35)

biaya secara individual. Anggaran dapat digunakan untuk menentukan

besarnya standar biaya kualitas setiap elemen secara individual sehingga

biaya kualitas total yang dianggarkan tidak lebih dari 2,5 dari penjualan.

3. Biaya Kualitas

a. Pengertian Biaya Kualitas

Menurut Blocher,dkk (2000:220) biaya kualitas adalah biaya-biaya

yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan, dan

pembetulan produk yang berkualitas rendah. Menurut Hansen dan Mowen

(2001:966) biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul akibat kualitas

buruk / mungkin dalam menangani kualitas buruk yang terkait dengan

adanya produk rusak.

Dari definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya

kualitas adalah biaya-biaya yang timbul akibat kualitas buruk atau

mungkin dalam menangani kualitas buruk yang terkait dengan adanya

produk rusak, yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,

perbaikan, dan pembetulan produk yang berkualitas rendah.

b. Penggolongan Biaya Kualitas

1).Biaya Pencegahan

Menurut Russel dalam Ariani (2004:9) biaya pencegahan yaitu

biaya untuk mencegah kerusakan atau produk rusak. Menurut

(36)

berhubungan dengan upaya pencegahan kegagalan internal maupun

eksternal, sehingga meminimalkan biaya kegagalan internal dan biaya

kegaggalan eksternal. Menurut Juran dalam Blocher (2000:220) biaya

pencegahan adalah pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk

mencegah terjadinya cacat kualitas. Biaya pencegahan berhubungan

dengan kegiatan mendesain, mengimplementasikan dan memelihara

kualitas suatu produk. Jadi biaya pencegahan yaitu biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat kualitas sehingga

meminimalkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan

eksternal.

Elemen-elemen biaya pencegahan dapat dilihat sebagai berikut:

a). Biaya Pelatihan Kualitas

Biaya yang berkaitan dengan penyiapan dan pelaksanaan

program-program pelatihan yang berkaitan dengan kualitas

(Gaspersz, 2001:171). Menurut Russel dalam Ariani (2004 : 10)

biaya yang harus dikeluarkan untuk mengadakan pelatihan bagi

karyawan sehingga karyawan bertanggung jawab untuk selalu

membuat produk yang berkualitas. Menurut Blocher (2000:220)

yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk program yang meliputi upah

dan gaji yang dibayarkan dalam pelatihan, biaya instruksi, dan

macam-macam biaya serta bahan yang habis pakai untuk

(37)

pelatihan kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan

program-program peningkatan kualitas meliputi pelatihan

karyawan, upah/gaji yang dibayarkan dalam pelatihan, biaya

intruksi, dan macam-macam biaya serta bahan yang habis pakai

untuk menyiapkan buku pegangan dan manual instruksi.

b). Biaya Perencanaan

Biaya yang berkaitan dengan aktivitas perencanan kualitas

secara keseluruhan, termasuk penyiapan prosedur yang diperlukan

untuk mengkomunikasikan rencana ke seluruh pihak yang

berkepentingan (Gaspersz, 2001:170). Menurut Russel dalam

Ariani (2004:9) biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat

perencanaan akan produk yang baik yang akan dihasilkan. Biaya

perencanaan meliputi upah dan overhead untuk perencanan

kualitas, lingkaran kualitas, desain prosedur baru, desain peralatan

baru untuk meningkatkan kualitas, kehandalan, dan evaluasi

supplier (Blocher, 2000:220). Jadi biaya perencanaan yaitu biaya

yang dikeluarkan untuk perencanaan kualitas produk meliputi

upah dan overhead untuk perencanan kualitas, lingkaran kualitas,

desain prosedur baru, desain peralatan baru untuk meningkatkan

(38)

c). Biaya Pemeliharaan Peralatan

Russel dalam Ariani (2004:10) biaya yang dikeluarkan untuk

mempertahankan peralatan sehingga menghasilkan produk yang

berkualitas. Biaya yang dikeluarkan untuk memasang,

menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki dan menginspeksi

peralatan produksi, proses dan sistem (Blocher, 2000:220). Jadi

biaya pemeliharaan peralatan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

memasang, menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki dan

menginspeksi peralatan produksi, proses dan sistem sehingga

menghasilkan produk yang berkualitas.

d). Biaya Penjaminan Supplier

Biaya yang berkaitan dengan evaluasi terhadap produk

sebelum pemilihan pemasok, audit terhadap aktivitas-aktivitas

selama kontrak, dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan

pemasok (Gaspersz, 2001:171). Biaya yang dikeluarkan untuk

mengembangkan kebutuhan dan pengukuran data, auditing, dan

pelaporan kualitas (Blocher,2000:220). Jadi biaya penjaminan

supplier yaitu biaya yang berkaitan dengan evaluasi terhadap

produk sebelum pemilihan pemasok, audit terhadap

aktivitas-aktivitas selama kontrak, mengembangkan kebutuhan dan

(39)

2).Biaya Penilaian (Apprasial Costs)

Biaya ini berhubungan dengan kegiatan mengukur,

mengevaluasi, mengaudit produk dan bahan yang dibeli sesuai dengan

standar kualitas pembuatan produk (Blocher, 2000:220-221). Menurut

Gaspersz (2001:170) yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan

penentuan derajat konformasi terhadap persyaratan kualitas

(spesifikasi yang ditetapkan). Menurut Russel dalam Ariani (2004:10)

biaya penilaian yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk mengadakan

pengujian terhadap produk yang dihasilkan. Jadi biaya penilaian yaitu

biaya yang dikeluarkan untuk mengukur, mengevaluasi, mengaudit

produk dan bahan yang dibeli serta penentuan derajat konformasi

terhadap produk yang dihasilkan. Elemen-elemen biaya penilaian

dapat dilihat sebagai berikut:

a). Biaya Pengujian dan Inspeksi

Biaya yang dikeluarkan untuk menguji dan menginspeksi

bahan yang datang, produk dalam proses dan produk selesai.

(Blocher, 2000:221). Menurut Gaspersz (2001:170) biaya-biaya

yang berkaitan dengan penentuan kualitas dari material yang

dibeli, evaluasi tentang konformasi produk dalam proses dan

produk akhir. Menurut Juran dalam Ariani (2004:10) biaya yang

dikeluarkan untuk mengadakan pengujian terhadap produk yang

(40)

dikeluarkan untuk menguji dan menginspeksi bahan yang dibeli,

produk dalam proses dan produk akhir.

b). Biaya Peralatan Pengujian

Pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh, mengoperasikan

dan mempertahankan fasilitas, software, mesin dan peralatan

pengujian atau penilaian kualitas produk, jasa atau proses .

(Blocher, 2000:221-222). Menurut Gaspersz (2001:170)

biaya-biaya untuk melakukan penyesuaian (kalibrasi) untuk

mempertahankan akurasi instrumen pengukuran dan peralatan.

Menurut Juran dalam Ariani (2004:10) biaya yang harus

dikeluarkan untuk pengadaan alat untuk pengujian terhadap

kualitas produk. Jadi biaya peralatan pengujian yaitu biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh, mengoperasikan dan

mempertahankan fasilitas, software, mesin dan peralatan

pengujian terhadap kualitas produk.

c). Biaya Operator

Biaya semua orang yang terlibat dalam penilaian kualitas

produk dan jasa dan pengeluaran lain yang dikeluarkan selama

penilaian kualitas (Blocher, 2000:222). Menurut Juran dalam

Ariani (2004:10) biaya yang dikeluarkan untuk memberikan upah

pada orang yang bertanggung jawab dalam pengendalian kualitas.

(41)

memberikan upah pada orang yang bertanggung jawab atau

terlibat dalam penilaian kualitas.

d). Biaya Evaluasi Persediaan

Biaya evaluasi persediaan yaitu biaya untuk mengevaluasi

kondisi bahan baku dan bahan pembantu dan juga produk akhir

yang berada di gudang (Parwirosentono, 2004:27). Menurut

Tjiptono (2003:37) biaya evaluasi yaitu biaya yang terjadi untuk

menguji produk di gudang. Jadi biaya evaluasi persediaan yaitu

biaya untuk mengevaluasi dan menguji kondisi bahan baku, bahan

pembantu dan produk akhir.

3).Biaya Kegagalan Internal

Menurut Juran dalam Blocher (2000:222) biaya kegagalan

internal yaitu biaya yang dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang

ditemukan sejak penilaian awal sampai dengan pengiriman kepada

pelanggan. Menurut Gaspersz (2001:169) yaitu biaya-biaya yang

berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformasi yang ditemukan

sebelum menyerahkan produk kepada pelanggan. Sedangkan menurut

Russel dalam Ariani (2004:10) yaitu biaya yang harus dikeluarkan

karena perusahaan telah menghasilkan produk yang cacat tetapi cacat

tersebut telah diketahui sebelum produk tersebut sampai pada

pelanggan. Jadi biaya kegagalan internal yaitu biaya yang dikeluarkan

(42)

tersebut belum sampai pada pelanggan.Elemen-elemen biaya

kegagalan internal dapat dilihat sebagai berikut:

a). Biaya Pengerjaan Kembali / rework

Biaya yang digunakan untuk memperbaiki produk yang rusak

(Blocher, 2000:222). Menurut Juran dalam Ariani (2004:10)

biaya untuk memperbaiki produk rusak. Biaya yang digunakan

untuk memperbaiki kesalahan (pengerjaan ulang) produk agar

memenuhi spesifikasi yang ditentukan (Gaspersz, 2001:169). Jadi

biaya pengerjaan kembali yaitu biaya digunakan untuk

memperbaiki produk yang rusak agar memenuhi spesifikasi yang

tepat.

b). Biaya Scrap

Biaya atas kerugian bersih atas tingkat bahan baku akibat

produksi rusak yang tidak dapat diperbaiki lagi (Blocher,

2000:222). Menurut Juran dalam Ariani (2004 : 10) biaya yang

dikeluarkan perusahaan tetapi produk yang dihasilkan ternyata

produk cacat sehingga harus dibuang dan adanya biaya untuk

membuang produk cacat tersebut. Jadi biaya scrap yaitu biaya

yang dikeluarkan perusahaan karena menghasilkan produk rusak

(43)

c). Biaya Kegagalan Proses

Biaya yang digunakan untuk mendesain ulang atau proses,

pemberhentian mesin yang tidak direncanakan, dan gagalnya

produksi karena ada penyetelan proses untuk perbaikan dan

pengerjaan kembali (Blocher, 2000:222). Menurut Juran dalam

Ariani (2004 : 10) yaitu biaya yang harus dikeluarkan dalam

proses produksi tetapi ternyata produk yag dihasilkan produk

cacat. Jadi biaya kegagalan proses yaitu biaya yang digunakan

untuk mendesain ulang atau proses, pemberhentian mesin yang

tidak direncanakan, dan gagalnya produksi karena ada penyetelan

proses untuk perbaikan dan pengerjaan kembali.

d). Biaya Tindakan Koreksi

Biaya untuk waktu yang dihabiskan untuk menemukan

penyebab kegagalan dan untuk mengoreksi masalah (Blocher,

2000:222). Menurut Gaspersz (2001:169) biaya yang dikeluarkan

untuk menganalisis kegagalan produk guna menentukan

penyebab-penyebab kegagalan itu. Jadi biaya tindakan koreksi

yaitu biaya untuk waktu yang dihabiskan dalam menemukan

penyebab kegagalan dan untuk mengoreksi masalah guna

(44)

e). Biaya Inspeksi dan Pengujian Ulang

Biaya yang dikeluarkan selama inspeksi ulang atau pengujian

ulang produk-produk yang telah diperbaiki (Blocher, 2000:222).

Menurut Gaspersz (2001:169) biaya yang dikeluarkan untuk

inspeksi ulang dan pengujian ulang produk yang telah mengalami

pengerjaan ulang atau perbaikan kembali. Jadi biaya inspeksi dan

pengujian ulang yaitu biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi

ulang dan pengujian ulang produk yang telah mengalami

pengerjaan ulang atau perbaikan kembali.

f). Biaya Downgrading

Menurut Juran dalam Ariani (2004:10) yaitu biaya yang

dikeluarkan karena perusahaan terpaksa harus menjual produk

dibawah harga patokan karena produk yang dihasilkan cacat.

Biaya downgrading yaitu selisih antara harga jual normal dan

harga yang dikurangi karena alasan kualitas (Gaspersz, 2001:169).

Jadi biaya downgrading yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan

karena perusahaan terpaksa harus menjual produk dibawah harga

patokan karena menghasilkan produk rusak.

4).Biaya Kegagalan Eksternal

Menurut Juran dalam Blocher (2000:222) yaitu biaya yang

terjadi dalam rangka meralat cacat kualitas setelah produk sampai

(45)

peluang sebagai akibat adanya produk atau jasa yang tidak dapat

diterima oleh pelanggan. Menurut Gaspersz (2001:169) yaitu

biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformasi yang

ditemukan setelah produk itu diserahkan pada pelanggan. Sedangkan

menurut Russel dalam Ariani (2004:11) biaya kegagalan eksternal

yaitu biaya yang harus dikeluarkan karena menghasilkan produk cacat

dan produk ini telah diterima oleh pelanggan. Jadi biaya kegagalan

eksternal yaitu biaya yang harus dikeluarkan karena menghasilkan

produk cacat yang sampai pada konsumen, sehingga konsumen tidak

mau menerima produk tersebut. Elemen-elemen biaya kegagalan

eksternal dapat dilihat sebagai berikut:

a). Biaya Penanganan Keluhan Pelanggan

Biaya investigasi dan penggunaan keluhan yang dibenarkan

sehubungan dengan produk rusak yang diterima konsumen

(Blocher, 2000:222). Menurut Juran dalam Ariani (2004:11) biaya

untuk memberikan pelayanan terhadap keluhan pelanggan.

Sedangkan menurut Gaspersz (2001:170) biaya yang dikeluarkan

untuk penyelidikan dan penyelesian keluhan yang berkaitan

dengan produk cacat. Jadi biaya penanganan keluhan pelanggan

yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penyelidikan dan

(46)

b). Biaya Retur Barang

Biaya retur barang yaitu seluruh biaya administrasi untuk

menangani pengembalian produk, perbaikan atau penggantian,

biaya hukum, dan penyelesaian hukum (Blocher, 2000:222).

Menurut Juran dalam Ariani (2004 : 11) biaya yang harus

dikeluarkan karena produk yang telah disampaikan kepada

konsumen dikembalikan karena produk tersebut cacat. Sedangkan

menurut Gaspersz (2001:169) biaya yang berkaitan dengan

penerimaan dan penempatan produk cacat yang dikembalikan

oleh pelanggan. Jadi biaya retur barang yaitu biaya yang berkaitan

dengan penerimaan dan penggantian produk rusak yang

dikembalikan oleh pelanggan.

c). Biaya Garansi (Warranty)

Biaya garansi adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadi

keluhan selama masa garansi, misalnya biaya perbaikan dan atau

biaya sewa ganti selama barang yang rusak sedang diperbaiki

(Prawirosentono, 2004:25). Menurut Juran dalam Ariani

(2004:11) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menangani tuntutan

konsumen terhadap adanya jaminan kualitas produk. Biaya yang

dikeluarkan untuk penggantian atau perbaikan kembali produk

yang masih ada dalam masa jaminan (Gaspersz 2001:169). Jadi

(47)

konsumen meliputi pemeriksaan, reparasi, dan

penggantian/pertukaran produk yang masih dalam masa jaminan.

d). Biaya Potongan Harga (Allowance)

Biaya Potongan harga yaitu biaya untuk mengganti barang

yang rusak dengan barang yang benar, meliputi biaya pengiriman

kembali, dan biaya kompensasi kepada konsumen berupa

allowance (Prawirosentono, 2004:25). Menurut Gaspersz

(2001:170) biaya potongan harga yaitu biaya yang berkaitan

dengan konsekuensi pada pelanggan karena produk yang berada

dibawah standar kualitas yang sedang diterima oleh pelanggan

atau yang tidak memenuhi spesifikasi dalam penggunaan. Jadi

biaya potongan harga yaitu biaya yang berkaitan dengan

konsekuensi pada pelanggan, karena menerima produk cacat.

Dalam penelitian ini yang dimaksud biaya kualitas yaitu biaya

yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan, dan

pembetulan produk yang berkualitas rendah karena tidak memenuhi

persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Elemen-elemen dari biaya kualitas

yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

(1).Biaya Pecegahan

Biaya pencegahan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

(48)

kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Dengan

indikator-indikator sebagai berikut:

(a) Biaya Perencanaan

Biaya perencanaan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

perencanaan kualitas produk meliputi upah dan overhead untuk

perencanan kualitas, lingkaran kualitas, desain prosedur baru,

desain peralatan baru untuk meningkatkan kualitas, kehandalan,

dan evaluasi supplier.

(b) Biaya Pemeliharaan Mesin

Biaya pemeliharaan mesin yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

memasang, menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki dan

menginspeksi mesin produksi, proses dan sistem sehingga

menghasilkan produk yang berkualitas.

(2).Biaya Penilaian

Biaya penilaian yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengukur,

mengevaluasi, mengaudit produk dan bahan yang dibeli serta

penentuan derajat konformasi terhadap produk yang dihasilkan.

Dengan indikatornya adalah biaya pengujian dan inspeksi. Biaya

pengujian dan inspeksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menguji

dan menginspeksi bahan yang dibeli, produk dalam proses dan produk

(49)

(3).Biaya Kegagalan Internal

Biaya kegagalan internal yaitu biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan karena menghasilkan produk rusak, tetapi produk tersebut

belum sampai pada pelanggan. Dengan indikatornya adalah biaya

pengerjaan ulang (rework). Biaya rework ini adalah biaya yang

digunakan untuk memperbaiki produk yang rusak agar memenuhi

spesifikasi yang tepat.

(4).Biaya Kegagalan Eksternal

Biaya kegagalan eksternal yaitu biaya yang harus dikeluarkan

karena menghasilkan produk cacat yang sampai pada konsumen,

sehingga konsumen tidak mau menerima produk tersebut. Dengan

indikatornya adalah biaya retur barang. Biaya retur barang yaitu biaya

yang berkaitan dengan penerimaan dan penggantian produk rusak

yang dikembalikan oleh pelanggan.

c. Tujuan dan Manfaat Biaya Kualitas

1).Tujuan Biaya Kualitas

Adapun diadakan biaya kualitas mempunyai tujuan sebagai berikut:

a). Untuk meningkatkan kualitas produk dengan biaya yang

seminimal mungkin.

b). Untuk menghindari adanya produk cacat, sehingga dihasilkan

produk dengan kualitas yang tinggi dengan harga yang lebih

(50)

c). Untuk mencapai produk yang berkualitas sesuai dengan standar

konsumen atau sesuai dengan harapan konsumen.

2).Manfaat Biaya Kualitas

Informasi biaya kualitas dapat memberikan berbagai macam manfaat,

antara lain dapat digunakan untuk:

a). Mengidentifikasi peluang laba (penghematan biaya sehingga

dapat meningkatkan laba).

b). Sebagai alat untuk pengambilan keputusan.

c). Menekan biaya pembelian dan biaya yang berkaitan dengan

pemasok.

d). Mengidentifikasi pemborosan dalam aktivitas yang tidak

dikehendaki para pelanggan.

e). Mengidentifikasi sistem yang berlebihan.

f). Menentukan apakah biaya–biaya kualitas telah didistribusikan

secara tepat.

g). Penentuan tujuan dalam anggaran dan perencanaan laba.

h). Mengidentifikasi masalah-masalah kualitas.

i). Dijadikan sebagi ukuran kinerja yang obyektif.

d. Distribusi Optimal Biaya Kualitas

Menurut Hansen dan Mowen (2000:12) ada dua pandangan

(51)

1).Pandangan Tradisional

Pendekatan ini menganggap bahwa terdapat pertukaran antara

biaya kontrol (biaya pencegahan dan biaya penilaian) dengan biaya

kegagalan (biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal).

Ketika biaya kontrol meningkat, maka biaya kegagalan akan

mengalami penurunan. Selama penurunan pada biaya kegagalan lebih

besar daripada peningkatan pada biaya pengendalian maka

perusahaan harus tetap meningkatkan usahanya mencegah atau

mendeteksi unit–unit yang tidak sesuai kualitasnya. Biaya penilaian

akan lebih besar apabila dibandingkan dengan penurunan pada biaya

kegagalan. Pendekatan ini dinamakan AQL (Acceptable Quality

Level). AQL mengijinkan terjadinya kemungkinan sejumlah tertentu

produk rusak yang akan diproduksi dan dijual (Hansen dan Mowen,

(52)

Gambar 2.1

Metode Pendekatan Tradisional (AQL)

Biaya

Biaya Kualitas Biaya Kegagalan

Biaya Kontrol

Optimal (AQL) % kerusakan

Dalam gambar 2.1 bahwa fungsi biaya kontrol adalah kurva

yang menurun kebawah, menunjukan persentase unit cacat yang

meningkat ketika jumlah dana yang dikeluarkan untuk aktivitas

pencegahan dan penilaian turun. Sedangkan fungsi biaya kegagalan

adalah kurva yang naik keatas, menunjukan bahwa biaya kegagalan

meningkat ketika jumlah unit barang cacat meningkat (Hansen dan

(53)

2).Pandangan Kontemporer

Menurut pendekatan kontemporer biaya kualitas optimum

tercapai ketika tidak dihasilkan produk rusak. Pengurangan produk

rusak dilakukan bersamaan dengan pengurangan biaya kualitas total.

Pada mulanya perusahaan menambah biaya pengendalian untuk

mengurangi biaya kegagalan namun ternyata perusahaan dapat

mengurangi kembali biaya pengendaliannya. Apa yang semula

menjadi trade off bahkan berubah menjadi penurunan semua kategori

biaya kualitas secara permanen (Hansen dan Mowen, 2001:973).

Gambar 2.2

Model Kontemporer Biaya Quality Optimum (TQC) Biaya

Biaya Mutu Total

% Kerusakan 100%

e. Laporan Biaya Kualitas

Pelaporan biaya kualitas mempunyai tujuan utama untuk

meningkatkan dan memungkinkan perencanaan, pengendalian, dan

(54)

menerapkan program penyelesaikan supplier untuk memperbaiki kualitas

pembelian bahan baku, perusahaan tersebut memerlukan hal-hal sebagai

berikut:

1).Biaya kualitas saat ini peritem dan perkategori

2).Biaya tambahan yang berkaitan dengan program tersebut

3).Proteksi penghematan peritem dan perkategori

Menggunakan informasi biaya kualitas untuk menerapkan dan

mangawasi efektifitas program kualitas merupakan salah satu kegunaan

dari sistem biaya kualitas. Selain itu biaya kualitas merupakan input yang

penting untuk pengambilan keputusan manajemen yaitu:

1). Untuk penetapan harga jual strategik

Informasi biaya kualitas dapat digunakan oleh manajemen untuk

pengambilan keputusan strategis mengenai harga jual produk yang

dihasilkan perusahaan.

2). Analisis biaya- volume- laba

Dengan informasi biaya kualitas manajemen dapat mengetahui

kesalahan dalam analisis Break Event Pointnya (Hansen dan

Mowen,2001:976)

f. Analisis Biaya Kualitas

Ada empat cara untuk memperoleh data mengenai biaya kualitas yaitu:

1). Analisa rekening-rekening biaya kualitas yang sudah ditetapkan

(55)

3). Pembuatan catatan sementara

4). Estimasi

Menurut Juran dan Gryna (1992:19) dalam Fitrianingsih (2004:39)

data biaya kualitas mudah diperoleh jika telah terdapat dalam

rekening-rekening biaya kualitas yang telah ditetapkan. Data biaya kualitas dapat

diperoleh melalui analisa dokumen dasar akuntansi apabila belum ada

rekening khusus yang mencatat biaya kualitas. Apabila data belum

tersedia maka dapat diperoleh dengan pembuatan catatan sementara serta

estimasi

Setelah biaya kualitas teridentifikasi dan disusun sesuai dengan

kategori pengelompokannya, selanjutnya biaya kualitas dianalisis untuk

dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan yang sesuai. Proses analisis

ini terdiri dari pemeriksaan setiap unsur biaya dalam hubungannya

dengan unsur –unsur biaya lainnya dan totalnya. Proses tersebut juga

membandingkan operasi suatu periode dengan periode sebelumnya. Dan

perbandingan tersebut akan lebih berarti jika biaya kualitas tersebut

dibandingkan dengan aktivitas lain dalam perusahaan

(Feigenbaum,1992:112).

g. Dasar Pengukuran Biaya Kualitas

Beberapa perusahaan menggunakan ukuran biaya kualitas sebagai

indikator keberhasilan program perbaikan kualitas, yang dapat

(56)

1).Biaya kualitas dibandingkan dengan nilai penjualan, semakin rendah

nilai ini menunjukkan program perbaikan kualitas semakin sukses.

2).Biaya kualitas dibandingkan dengan keuntungan, semakin rendah nilai

ini menunjukkan program perbaikan kualitas semakin baik.

3).Biaya kualitas dibandingkan dengan HPP (Cost of Goods Sold),

semakin rendah nilai ini menunjukkan program perbaikan kualitas

semakin sukses (Gaspersz, 2002:168).

Berdasarkan pengukuran terhadap biaya kualitas, pihak manajemen dapat

menjadikan ukuran-ukuran itu sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam upaya meningkatkan kualitas produk

yang ditawarkan.

h. Konsep Manajemen Kualitas

Konsep ini pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan mutu produk dan menekan biaya kualitas, karena konsep

menajemen kualitas merupakan konsep yang melatarbelakangi lahirnya

TQM yang bertujuan melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk

dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Juran manajemen

kualitas sebagai suatu kumpulan aktivitas yang berkaitan dengan kualitas

tertentu yang memiliki karakteristik yaitu kualitas menjadi bagian dari

setiap agenda manajemen atas, sasaran kualitas dimasukkan dalam

rencana bisnis, fokus pada pelanggan, sasaran disebarkan ke tingkat yang

(57)

pengukuran ditetapkan seluruhnya, manajer atas secara rutin meninjau

kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran, penghargaan diberikan

untuk performansi terbaik dan sistem imbalan diperbaiki (Gaspersz,

2001:7). Jadi manajemen kualitas adalah suatu kumpulan aktivitas yang

mengintegrasikan semua fungsi manajemen yang berkaitan dengan

kualitas serta mengimplementasikannya melalui perencanaan kualitas,

pengendalian kualitas, jaminan kualitas dan peningkatan kualitas.

C. Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang

telah dilaksanakan sebelumnya yaitu:

Nita Andriasih (2002), dengan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Biaya

Kualitas terhadap Penjualan pada PT. Industri Sandang Nusantara. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Nita Andriasih ini dikemukakan bahwa secara

parsial biaya pencegahan dan biaya kegagalan eksternal berpengaruh negatif

terhadap total penjualan sedangkan biaya penilaian dan biaya kegagalan internal

tidak berpengaruh terhadap total penjualan. Sedangkan secara simultan semua

variabel berpengaruh terhadap total penjualan.

Fitrianingsih (2004), dengan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Biaya

Kualitas terhadap Penjualan pada PT. Industri Sandang Nusantara. Dalam

penelitian yang dilakukan Fitrianingsih dikemukakan secara parsial biaya

(58)

terhadap total penjualan sedangkan biaya kegagalan eksternal tidak berpengaruh

terhadap total penjualan. Sedangkan secara simultan semua variabel berpengaruh

terhadap total penjualan.

Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nita Andriasih (2002) dan Fitrianingsih (2004) terletak pada subjek

penelitian. Pada penelitian kali ini menggunakan subjek data dan informasi

keuangan PT. Sampurna Kuningan Juwana.

Dewi Puji Setyorini (2006), dengan penelitian berjudul Analisis Pengaruh

Biaya Kualitas terhadap Penjualan pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit

Pabriteks Tegal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi Puji Setyorini ini

variabel biaya kualitas yang digunakan adalah biaya pencegahan dan biaya

penilaian. Hasil dari penelitian mengemukakan bahwa secara parsial biaya

penilaian berpengaruh positif terhadap penjualan sedangkan biaya pencegahan

tidak berpengaruh terhadap penjualan. Sedangkan secara simultan biaya

pencegahan dan penilaian berpengaruh pada penjualan.

Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dewi Puji Setyorini adalah variabel yang digunakan. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Dewi Puji Setyorini variabel biaya kualitas yang diteliti terdiri

dari dua biaya yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian. Variabel biaya

kualitas yang digunakan peneliti pada penelitian ini terdiri dari empat biaya yaitu

(59)

eksternal dengan memilih subjek penelitian data dan informasi keuangan PT.

Sampurna Kuningan Juwana.

D. Kerangka Berpikir

Menurut Hansen dan Mowen biaya kualitas pada dasarnya dikelompokkan

menjadi empat komponen yaitu:

a. Biaya pencegahan ( Prevention Costs)

b. Biaya penilaian (Appraisal Costs)

c. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Costs)

d. Biaya kegagalan eksternal (Eksternal Failure Cost)

Apabila biaya kontrol yang terdiri dari biaya pencegahan dan penilaian

mengalami kenaikan maka normalnya akan diikuti dengan menurunya biaya

kegagalannya baik biaya kegagalan internal maupun biaya kegagalan

eksternalnya. Menurunnya biaya kegagalannya ini dikarenakan adanya

penghematan atau tidak adanya pemborosan yang terjadi akibat adanya produk

rusak atau produk gagal. Dengan tidak adanya produk gagal ini dapat

disimpulkan bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk berkualitas.

Menurut Gaspesrz produk berkualitas ini nantinya akan mampu

mendongkrak penjualannya. Dari analisis tersebut diatas dapat dapat dituangkan

(60)

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian (Arikunto,1993:63). Berdasarkan uraian kerangka berpikir, dapat

dibuat hipotesis sebagai berikut:

H1 : Biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya

kegagalan eksternal secara simultan berpengaruh terhadap omzet penjualan.

H2 : Biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya

kegagalan eksternal secara parsial berpengaruh terhadap omzet penjualan. Biaya Penilaian

Biaya Kegagalan Eksternal

Biaya Kegagalan Internal

OMZET PENJUALAN Biaya Kualitas

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah biaya kualitas dan omzet penjualan pada PT.

Sampurna Kuningan Juwana yang beralamat di Jl. Growong Lor No.5 Juwana

Pati.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah PT. Sampurna Kuningan Juwana Pati Jl.

Growong Lor No.5 Juwana Pati.

C. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh

orang lain yang berada diluar peneliti itu sendiri. Data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT. Sampurna Kuningan

Juwana.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi terhadap suatu

gejala. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biaya kualitas yang terdiri

(62)

a. Biaya Pencegahan

Biaya pencegahan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

mencegah terjadinya cacat kualitas sehingga meminimalkan biaya

kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Biaya pencegahan

dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

dari tahun 2004-2005 (dengan satuan analisis perbulan).

Indikator-indikator biaya pencegahan dapat dilihat sebagai berikut:

1). Biaya Perencanaan

Biaya perencanaan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

perencanaan kualitas produk meliputi upah dan overhead untuk

perencanan kualitas, lingkaran kualitas, desain prosedur baru,

desain peralatan baru untuk meningkatkan kualitas, kehandalan,

dan evaluasi supplier.

2). Biaya Pemeliharaan Mesin

Biaya pemeliharaan peralatan yaitu biaya yang dikeluarkan

untuk memasang, menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki

dan menginspeksi peralatan produksi, proses dan sistem sehingga

menghasilkan produk yang berkualitas.

b. Biaya Penilaian (Apprasial Costs)

Biaya penilaian yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengukur,

mengevaluasi, mengaudit produk dan bahan yang dibeli serta

(63)

penilaian dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dari tahun 2004-2005 (dengan satuan analisis perbulan).

Indikator dari biaya penilaian adalah biaya pengujian dan inspeksi.

Biaya pengujian dan inspeksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

menguji dan menginspeksi bahan yang dibeli, produk dalam proses

dan produk akhir.

c. Biaya Kegagalan Internal

Biaya kegagalan internal yaitu biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan karena menghasilkan produk rusak, tetapi produk tersebut

belum sampai pada pelanggan. Biaya kegagalan internal dalam

penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dari

tahun 2004-2005 (dengan satuan analisis perbulan). Indikator dari

biaya kegagalan internal adalah biaya pengerjaan ulang (rework).

Biaya rework ini adalah biaya yang digunakan untuk memperbaiki

produk yang rusak agar memenuhi spesifikasi yang tepat.

d. Biaya Kegagalan Eksternal

Biaya kegagalan eksternal yaitu biaya yang harus dikeluarkan

karena menghasilkan produk cacat yang sampai pada konsumen,

sehingga konsumen tidak mau menerima produk tersebut. Biaya

kegagalan eksternal dalam penelitian ini adalah biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan dari tahun 2004-2005 (dengan satuan

(64)

biaya retur barang. Biaya retur barang yaitu biaya yang berkaitan

dengan penerimaan dan penggantian produk rusak yang dikembalikan

oleh pelanggan.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (Y) adalah variabel yang diperkirakan akan timbul

hubungan yang fungsional dengan variabel bebas. Varibel terikat dalam

penelitian ini adalah omzet penjualan.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data yang merupakan

prosedur standar yang sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

bersumber pada hal-hal yang tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya

(Arikunto,1993:131). Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data

laporan keuangan PT. Sampurna Kuningan Juwana tahun 2004-2005 yang

digunakan untuk mengetahui aspek biaya kualitas yang terdiri dari biaya

pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan

eksternal. Selain itu juga digunakan untuk memperoleh data penjualan PT.

Gambar

Tabel. 1.1 Biaya Kualitas dan Omzet  Penjualan PT. Sampurna Kuningan Juwana
Tabel 1.2 PT. Sampurna Kuningan Juwana
Gambar 2.1
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggolongan biaya kualitas ke dalam empat kategori yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal adalah sebagai

Bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya

Penggolongan biaya kualitas ke dalam empat kategori yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal adalah sebagai

Tabel 1 di atas merupakan data biaya kualitas yang meliputi biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal dari tahun

Penggolongan biaya kualitas ke dalam empat kategori yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal adalah sebagai

Penelitian ini ditujukan untuk menghitung dan menganalisis biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui penerapan biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan

Dari hasil uji t di atas, dapat disimpulakan bahwa biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya deteksi atau penilaian, biaya kegagalan internal, dan