• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Analisis Biaya Kualitas terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus PT Coca Cola Bottling Indonesia).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Analisis Biaya Kualitas terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus PT Coca Cola Bottling Indonesia)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRACT

This study aimed to calculate and analyze the cost of quality (prevention costs, appraisal costs, internal failure costs and external failure costs) as well as the level of profitability, so it can be seen that the variable costs have a significant relationship to profitability at PT Coca-Cola Bottling Indonesia. The results of this study are expected to provide input related to the allocation and cost control quality so as to improve the profitability of the company. The method used is descriptive case study approach. The population in this study is in the form of events cost of quality PT Coca-Cola Bottling Indonesia and the sample is data per year of realization of the cost of quality and level of EBIT over the last seven years ie from 2007 until 2013. These results indicate that the cost of quality has a significant relationship to the level of profitability simultaneously in the amount of 91.9% on the value of significance of 5%. Partially, there is a partial effect of the cost of prevention against EBIT, internal failure costs on EBIT, and external failure costs to EBIT. Cost assessment has no significant relationship to EBIT PT Coca-Cola Bottling Indonesia.

(2)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk menghitung dan menganalisis biaya kualitas ( biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal) serta tingkat profitabilitas, sehingga dapat diketahui variabel biaya yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terkait pengalokasian dan pengendalian biaya kualitas sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Populasi dalam penelitian ini yaitu berupa kejadian biaya kualitas PT Coca-Cola Bottling Indonesia dengan sampel adalah data per tahun dari realisasi biaya kualitas dan tingkat EBIT selama tujuh tahun terakhir yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa biaya kualitas memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas secara simultan yaitu sebesar 91,9 % pada nilai signifikansi 5% . Secara parsial, terdapat pengaruh parsial antara biaya pencegahan terhadap EBIT, biaya kegagalan internal terhadap EBIT, dan biaya kegagalan eksternal terhadap EBIT. Biaya penilaian tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap EBIT PT Coca-Cola Bottling Indonesia.

(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

2.1.5 EBIT (Earning Before Income Tax) ... 37

(4)

x

2.2 Kerangka Pemikiran ... 39

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1 Objek Penelitian ... 44

3.2 Struktur Organisasi PT Coca-Cola Botlling Indonesia ... 45

3.3 Metode Penelitian ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN ... 72

4.1 Hasil Penelitian ... 72

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 72

4.1.2 Kebijakan Pengendalian Kualitas di PT Coca-Cola ... 80

4.1.3 Prosedur Pelatuhan ... 90

4.1.4 Biaya Kualitas Perusahaan ... 90

4.1.5 Unsur-Unsur Biaya Kualitas ... 91

4.1.6 Penggolongan Biaya Kualitas di PT Coca-Cola ... 93

4.2 Laporan dan Analisis Biaya Kualitas Perusahaan ... 95

4.3 Analisis Hasil Penelitian ... 97

4.3.1 Uji Normalitas ... 97

4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 97

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 100

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 102

4.3.5 Penerapan dan Analisis Model Regresi ... 103

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 108

5.1 Simpulan ... 108

5.2 Saran ... 110

(5)

xi

LAMPIRAN ... 115

(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Rerangka Pemikiran ... 43

Gambar 2 Regresi Empat Variabel Independen dan Satu Dependen... 59

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Operasionalisasi Variabel ... 57

Tabel II Laporan Realisasi Biaya Kualitas ... 95

Tabel III Hasil Uji Normalitas Nilai Residual ... 98

Tabel IV Hasil Uji Multikolinearitas... ... 99

Tabel V Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 101

Tabel VI Hasil Uji Autokorelasi ... 103

Tabel VII Hasil Pengujian Regresi secara Simultan ... 105

Tabel VIII Hasil Pengujian Regresi secara Parsial ... 106

(8)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini Indonesia sedang dalam tahap perkembangan usaha yang

begitu pesat. Akibatnya banyak usaha-usaha baru yang muncul dan menjadi kompetitor-

kompetitor bagi para usaha lama membuat manajemen perusahaan saling bersaing dan

berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara langsung

memberikan tuntutan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas

produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan.

Menurut Martusa dan Darmadi (2011) pada masa sekarang ini, sebagian besar perhatian

konsumen sudah beralih pada barang yang berkualitas baik namun dengan harga yang

terjangkau. Perusahaan harus terus berusaha meningkatkan kualitas produknya, apabila

ingin mempertahankan dan memperluas pangsa pasarnya.

Menurut suatu artikel menuliskan bahwa persaingan antara merek dan produk

ternama telah menjadi hal yang biasa dalam dunia bisnis masa kini. Lihat saja perang

antara dua perusahaan minuman bersoda Coca-Cola dan Pepsi yang telah berlangsung

lebih dari seratus tahun dan nyaris tak ada habisnya (www.liputan6.com, 09 juni 2014).

Dari artikel tersebut bisa dilihat bahwa perusahaan besar sekalipun terus mengalami

persaingan dan kompetisi yang senangtiasa terjadi selama perusahaan itu berdiri.

Memperbaiki kualitas secara terus-menerus merupakan suatu yang penting dalam

(10)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik, maka harus terus

melakukan perbaikan dari periode ke periode. Menurut Ramadhan (2012) perbaikan itu

diantaranya adalah kualitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan

memangkas biaya yang tidak perlu terjadi. Kualitas menjadi penting karena ada tingkat

yang relatif sama seorang konsumen akan memilih produk dengan kualitas yang

dianggap lebih baik. Menurut Riefa (2010) pada bisnis, kualitas akan memberi dampak

positif melalui dua cara, yaitu dampak terhadap biaya produksi dan terhadap pendapatan.

Biaya produksi dapat berkurang karena kualitas mengidentifikasikan adanya

pemborosan yang terjadi dalam produksi dan berupaya untuk mengurangi infesiensi

tersebut, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan dan diharapkan

dapat menghasilkan laba. Selain itu pendapatan akan meningkat karena kualitas juga

menekankan pada upaya meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga dapat mencegah

terjadinya penurunan pada pangsa pasar.

Menurut DetikNews, 5 Januari 2005 kasus gugatan warga Jepang terhadap PT

Coca-Cola Indonesia dikarenakan minuman Coca-Cola yang dikonsumsinya terdapat

obat nyamuk dimana PT Coca-Cola (tergugat) terbukti telah mengkhianati kepercayaan

yang telah diberikan oleh masyarakat selain itu menurut Tempo.co, 1 Mei 2012 PT

Coca-Cola di China menghentikan produksinya dikarenakan tercemar bahan kimia

berbahaya dimana air yang mengandung klorin untuk keperluan pembersihan mesin dan

botol mengalir pada instalasi produksi minuman secara tak sengaja. Hal ini membuat

(11)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha untuk menghasilkan produk yang baik dan tetap mempertahankan kepercayaan

konsumen terhadap produk yang dihasilkan yaitu dengan menjaga kualitas.

Perusahaan berpikir bagaimana kualitas ini dapat diukur sehingga dapat

digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau bahkan pengambilan keputusan

atas kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Menurut Sutanto (2005) pengukuran

kualitas melalui biaya dapat dilakukan karena kualitas tidak hanya dapat ditentukan oleh

gambaran visual dari bentuk fisik produk saja, tetapi juga dapat dilihat dari biaya-biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh produk yang berkualitas tersebut. Pengukuran

melalui biaya ( berupa ukuran finansial) akan lebih efektif dan efisien dalam melakukan

pengendalian, perencanaan, dan pengambilan keputusan.

Membahas mengenai pengukuran terhadap kualitas, tidak akan terlepas dengan

aspek kuantitatif yang melekat padanya, yaitu mengenai biaya kualitas (cost of quality).

Biaya kualitas ini merupakan salah satu cara menerjemahkan bahasa kualitas kedalam

bahasa yang dapat di kuantifikasikan sehingga memudahkan dalam pengukurannya.

Biaya kualitas merupakan indikator finansial kinerja kualitas perusahaan. Menurut

Hansen dan Mowen (2007) mendefinisikan biaya kualitas sebagai aktivitas yang

berkaitan dengan kualitas, yang dilakukan karena ada kemungkinan produk yang buruk

atau telah terdapat produk yang buruk. Biaya yang muncul dari aktivitas tersebut

dikatakan sebagai biaya kualitas. Definisi tersebut mengimplikasikan bahwa biaya

kualitas berhubungan dengan 2 sub kategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan

kualitas yaitu kegiatan pengendalian ( Control Activities) dan kegiatan karena kegagalan

(12)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha Biaya kualitas yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat digunakan untuk

mengetahui sampai sejauh mana fungsi sistem pengendalian kualitas yang diterapkan

oleh perusahaan. Peningkatan kualitas secara berkesinambungan diharap dapat

mengurangi biaya karena terjadi pemborosan akibat rendahnya kualitas, pengerjaan

ulang suatu produk karena ketidaksesuaian dengan standar dan biaya lain-lain, sehingga

akan dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan dan mengurangi biaya. Produk

dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan diperoleh dengan

mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai.

Menurut Sutanto (2005) besar biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan

dalam pengendalian kualitasnya dan kegiatan apa saja yang mengefisienkan biaya yang

terjadi tanpa menurunkan kualitas produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan

menganalisis biaya kualitas. Pencegahan terhadap timbulnya produk cacat membuat

biaya produksi akan menjadi efisien karena perusahaan tidak perlu menurunkan harga

jual produknya karena cacat dan tidak perlu mengerjakan ulang produk cacat, sehingga

bahan baku dan tenaga kerja yang ada dapat digunakan seefisien mungkin.

Menurut Martusa (2011) semakin rendahnya biaya kualitas menunjukan semakin

baiknya program perbaikan kualitas yang dijalankan oleh perusahaan, semakin baiknya

kualitas yang dihasilkan secara tidak langsung dapat meningkatkan pangsa pasar dan

nilai penjualan. Meningkatnya tingkat penjualan dengan semakin menurunnya biaya

yang dikeluarkan maka tentunya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan uraian yang di atas bahwa biaya kualitas sebagai ukuran kuantitatif

(13)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, maka penulis tertarik untuk membahas dan

meneliti lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh analisis biaya kualitas terhadap

efisiensi biaya untuk tingkat profitabilitas perusahaan serta untuk mengetahui apakah

dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan akan memberikan andil

terhadap peningkatan profitabilitas atau tidak.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan mengambil judul PENGARUH ANALISIS BIAYA KUALITAS TERHADAP

TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka

permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana realisasi biaya kualitas dan penerapannya pada PT Coca-Cola

Botling Indonesia?

2. Bagaimana tingkat profitabilitas PT Coca-Cola Botling Indonesia?

3. Apakah realisasi biaya kualitas secara parsial maupun secara simultan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas PT

(14)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Tujuan Penulisan

Maksud dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

analisis biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Sesuai identifikasi

masalah yang diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui realisasi biaya kualitas dan penerapannya pada

perusahaan.

2. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh realisasi biaya kualitas secara parsial

maupun secara simultan terhadap tingkat profitabilitas.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Peneliti

Menambah wawasan keilmuan serta memberikan manfaat dalam hal

implementasi dan penerapan teori akuntansi manajemen terutama mengenai

biaya kualitas pada perusahaan.

2. Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan informasi berkaitan dengan biaya kualitas yang

dapat digunakan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan di masa yang akan

datang terhadap profitabilitas perusahaan serta menambah referensi yang telah

(15)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 3. Pihak lain

Dapat digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan terapan dan juga dapat

dimanfaatkan sebagai bahan referensi atau pembanding yang dapat membantu

(16)

108 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan terhadap

realisasi biaya kualitas dan nilai EBIT di PT Coca-Cola Bottling Indonesia selama

kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2013, dapat dihasilkan beberapa simpulan yaitu sebagai berikut:

1. Simpulan realisasi biaya kualitas dan penerapannya di PT Coca-Cola Bottling

Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 manajemen PT

Coca-Cola Bottling Indonesia telah melakukan serangkaian kebijakan

terhadap peningkatan mutu produk yang dihasilkan, salah satu diantaranya

adalah dengan mengalokasikan sejumlah dana untuk mempertahankan dan

meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya, yang lebih dikenal dengan

istilah biaya kualitas. Sementara dari hasil analisis terhadap realisasi biaya

kualitas di perusahaan selama kurung waktu 7 ( tujuh) tahun, dapat diambil

beberapa simpulan penting yaitu sebagai berikut:

 Biaya kegagalan internal dan eksternal secara keseluruhan dapat

dikurangi dengan jalan mengeluarkan atau mengalokasikan dana yang

lebih besar pada biaya pencegahan dan penilaian.

 Pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia telah cukup mampu secara

efektif meningkatkan mutu produknya, hal itu ditandai dengan

penurunan kuantitas produk yang gagal selama kurun waktu 7 (tujuh)

(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109

Universitas Kristen Maranatha internal maupun eksternal yang mengalami penurunan dengan cukup

signifikan. Semenatara itu total biaya kualitas mengalami penurunan

darin tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Kemuanya itu

merupakan indikasi semakin meningkatnya mutu nproduk pada PT

Coca-Cola Botlling Indonesia karena suatu kualitas atau mutu tidak

hanya dinilai berdasarkan keluaran fisiknya saja melainkan juga

memperhatikan harga dan pengendalian atas biaya tentunya.

2. Simpulan realisasi nilai EBIT di PT Coca-Cola Bottling Indonesia dilihat dari

perolehan EBIT dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami

penurunan , hal itu diakibatkan oleh tingkat penjualan yang selalu menurun,

sementara biaya produksi juga naik baik untuk bahan baku maupun biaya

energi. Sementara tingkat persaingan usaha pun semakin ketat, walaupun

sebenernya masalah-masalah tersebut masih dapat dikompensasi dengan

menurunnya biaya operasional, tetapi hal itu tidak cukup menolong menaikan

EBIT.

3. Simpulan pengaruh realisasi biaya kualitas secara parsial dan secara simultan

terhadap tingkat profitabilitas berdasarkan hasil uji hipotesis dan pengaruh

secara serempak maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan berdasarkan

pengujian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

simultan biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan

biaya kegagalan eksternal terhadap EBIT dan berdasarkan pengujian yang

dilakukan maka dapat diperoleh juga simpulan bahwa terdapat pengaruh

parsial antara biaya pencegahan terhadap EBIT, biaya kegagalan Internal

(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 110

Universitas Kristen Maranatha pengaruh biaya penilaian terhadap EBIT. Besar pengaruh variabel

independen yaitu biaya kualitas terhadap variabel dependen yaitu

profitabilitas yang ditandai dengan EBIT dalam penelitian ini adalah sebasar

91,9% sementara itu sebesar 8,1% dipengaruhi oleh faktor- faktor lain diluar

model penelitian.

5.2. Saran

Selain kesimpulan di atas, penulis juga mencoba memberikan saran-saran

yang diharapkan dapat memberikan manfaaat melalui sumbangan pemikiran kepada

perusahaan supaya menjadi lebih baik di kemudia hari serta kepada para peneliti

berikutnya agar penelitian yang akan ddatang akan jauh lebih baik lagi. Saran-saran

penulis dapt disampaikan sebagai berikut:

5.2.1. Saran Bagi Perusahaan

1. Penulis menyarankan kepada perusahaan dalam hal ini manajemen agar

senantiasa hati-hati menyingkapi penurunan dari total biaya kualitas untuk

setiap periodenya, karena penurunan total biaya kualitas suatu saat akan

mencapai titip optimum dan ketika manajemen akan berupaya meningkatkan

kualitas kembali dengan meningkatkan biaya pencegahan dan biaya

penilaian, justru pengeluaran biaya kualitas total akan menjadi meningkat.

Jadi penulis mengharapkan agar manajemen dapat menemukan level atau

tingkat kualitas yang tepat sehingga biaya kualitas total yang paling

(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 111

Universitas Kristen Maranatha 2. Usaha-usaha perbaikan mutu harus diperluas lagi tidak hanya pada proses

produk saja, melainkan juga kepada aktivitas-aktivitas pemasaran, misalnya

proses pengepakan barang, efektifitas iklan , metode penjualan, serta

distribusi dan pengiriman produk harus juga dievaluasi dengan tujuan untuk

memperbaiki kualitas total dan layanan bagi para pelanggan.

3. Ada baiknya manajemen secara berkala, baik itu perbulan, per triwulan atau

per tahun untuk secara khusus membuat atau melaporkan biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk mempertahakankan atau meningkatkan kualitas, yaitu

laporan biaya kualitas, karena informasi biaya kualitas akan memberikan

berbagai macam manfaat, antara lain memberikan arahan untuk melakukan

perbaikan-perbaikan yang substansial, mengidentifikasi pemborosan dalam

aktivitas yang tidak menambah nilai .

5.2.2 .Saran Bagi Peneliti Berikutnya

1. Penulis menyarankan untuk penelitian berikutnya agar menyertakan pula

komponen biaya kualitas atau aktivitas lain yang berhubungan dengan

kualitas dantentunya bisa diukur yang tidak hanya berdasarkan aktivitas

produksi saja, misalnya biaya kualitas pada proses pemasaran, sehingga

pengukuran terhadap pengaruh kualitas terhadap tingkat profitabilitas melalui

biaya kualitas dapat lebih tepat lagi.

2. Untuk penelitian berikutnya akan lebih baik lagi jika jumlah sampel

diperbanyak sehingga hasil penelitian akan lebih representatif. Karena

semakin banyak sampel yang diteliti akan semakin baik pula hasil penetapan

(20)

112 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sartono. (2008). Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE .

Amin, Widjaja Tunggal. (2009). Akuntansi Manajemen. Harvindo, Jakarta.

Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat Yogyakarta:BPFE.

Bustami, Bastian., & Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bustami, Bastian., & Nurlela. (2009). Akuntansi Biaya Melalui Pendekatan Manajerial. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

D.A. Garvin. (1994). Kualitas Produk : Alat Strategi Yang Penting, Free Press

Deil, S. A. (2014) Coca-Cola vs Pepsi, Pertarungan Minuman Bersoda Paling Fenomenal, 09 Juni 2014 diakses dari http://www.liputan6.com pada tanggal 16 September 2014.

Garrison, Ray H., Eric W Noreen., & Peter C Brewer. (2006). Akuntansi Manjerial. Buku 1. Edisi 11. Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan. Jakarta: Salemba Empat.

Gasper,Vincent.(2006), Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gaspersz, Vincent.(2008). Total Quality Management. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Hasen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. (2005). Akuntansi Manajemen. Terjemahan Dewi Fitriasari dan Denny Arnos Kwary. Jakarta: salembaEmpat.

Hansen, Don R., & Maryane M Mowen. (2006). Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Edisi 7. Diterjemahkan oleh: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.

(21)

113 DAFTAR PUSTAKA

Universitas Kristen Maranatha Harahap, Sofyan Syafri. (2005). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2011. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

John, S. Franklin and K. Muthusamy. (2010). Leverage, Growth, and Profitability as Determinant of Dividend Payout Ratio-Evidence from Indian Paper Industry. Journal of Business Management. 26-30.

Kottler,Philip; Armstrong,Garry, (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

L,M,Samryn.2011. Pengantar Akuntansi : mudah Membuat Jurnal dengan Pendekatan siklus Transaksi ( Edisi 1). Jakarta: Rajawali Pers.

Martusa, R, dan Darmadi, H. (2011).Peranan Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Nomor 04 tahun ke-2 Bulan Januari-April.

Mulyadi (2005). Akuntansi Biaya, edisi ke-6. Yogyakarta : UPP-STIM YKPN.

Michelle dan Megawati. (2005). Tingkat Pengembalian Investasi dapat Diprediksi Melalui Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage. Kumpulan Jurnal Ekonomi_com.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitan. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Novyanto, okasatria.(2008). Sistem Produksi dan Operasi Serta Proses Produksi. Dari http://okasatria.blogspot.com/2008/01/manajemen-produksi.html , 06 Oktober 2014

Purnama, Nursya’bani. 2006. Manajemen Kualitas: Persiapan Global. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Ekonisia. Yogyakarta.

Ramadhan (2014). Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT X. Dari , http://smilemsm28.blogspot.com/2014/02/analisis-biaya-kualitas-dalam.html , 1 September 2014

(22)

114 DAFTAR PUSTAKA

Universitas Kristen Maranatha Saputro (2011). Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Tingkat Pertumbuhan Penjualan dari http://cybercloning.blogspot.com/2011/04/bab-ii-tinjauan-pustaka-kerangka.html ,06 Oktober 2014

Sitanggang, Fentri (2010). Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Nomor 02 Tahun ke-1 Bulan Mei-Agustus.

William, K Carter., & Milton F Usry. (2006). Akuntansi Biaya. Buku 1. Edisi 13. Diterjemahkan oleh: Krista. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Masing-masing komponen biaya kualitas memiliki kontribusi dalam penentuan biaya kualitas optimal sebesar biaya pencegahan 62,08 %, biaya penilaian 19,84 %, biaya kegagalan

Apakah biaya kualitas yang terdiri dari biaya penilaian, biaya pencegahan, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal secara parsial berpengaruh terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal secara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan ekstemal terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan komponen biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan

Yaitu biaya pencegahan dan penilaian untuk membantu perusahaan dalam aktivitas kontrol sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal termasuk dalam

Ada dua hubungan dalam komponen biaya kualitas, yaitu: interaksi antara biaya pencegahan dengan biaya kegagalan internal dan eksternal, interaksi antara biaya penilaian

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa biaya pengendalian (biaya pencegahan dan biaya penilaian) setiap tahunnya mengalami kenaikan, sedangkan untuk biaya kegagalan