PENGARUH BIA YA PENCEGAHAN, BIA YA PENILAIAN, BIA YA KEGAGALAN INTERNAL DAN BL4. YA KEGAGALAN EKSTERNAL
TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indooosia}
11111 • 11111
lmllllii..
Ull
I
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nama : M.Ihsan Sodiq d:ori .
1· , : G、GNZイsGᄋZᄋᄋッᄋイセᄋᄋᄋB、ゥ_イッ@
.. ···
Bセ@
. ·
: '0Tc0·::: .. 0 .... :; ... (/"
. lnclnk ... .\.. ....-:1.:?.
1 .. pNIM
: 105082002670k !a.'\ifikasi ... .
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIUA YA TULLAR JAKARTA
PEN GAR UH BIAY A PENCEGAHAN, BIA YA Plli:NILAIAN, BIAY A
KEGAGALAN INTERNAL DAN BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL
TERHADAP PROFITABILIT AS (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indon!:Sill.J---,
Skripsi PERPUST AKAAN UT AMA
UIN SYAHID JAKARTA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan llmu 3osial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Prof.Dr.Abdul Hamid., MS
NIP.195706171985031002
Oleh:
Muhammad Ihsan Sodig
NIM:105082002670
Di Bawah Bimbingan
(
Hepi4i·ayudit.: SE., Ak., MM
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Bari Jumat Tanggal Tiga Belas Bulan November Tahun Dua Ribu Scmbilan tclah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Muhammad lhsan Sodiq NIM
I 05082002670 dengan judul skripsi "Pengaruh Biaya Peneegahan, Biaya
Penilaian, Biaya Kegagalan Internal dan Biaya Kega1galan eksternal
Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)". Memerhatikan penampilan tersebut
selarna ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ek.onomi pada .Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan lirnu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta .
.Jakaita, 13 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
AfifSulfa, SE.,,Ak:, M.Si. Reskino, SE., M.Si, Akt.
Kettm Sekretaris
Hari ini kamis Tanggal 10 Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian
Skripsi alas nama Muhammad lhsan Sadiq NIM: 105082002670 dengan judul Skripsi
"PENGARUH BIAVA PENCEGAHAN, BIAVA PENILAIAN, BIAVA
KEFGAGALAN INTERNAL DAN BIAVA KEGAGALAN EKSTERNAL
TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Empiris padn Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)". Memperhatikan penampilan mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada. Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan llmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hildayatullah Jakarta.
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof.Dr.Abdul Hamid, MS Ke tu a
Jasin MBA enguji Ahli
Daftar Riwayat Hidup
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Muhammad lhsan Sodiq
2. Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 22 September 1987
3. Alamat : JI. KH. Wahid Hasyim Rt. 001 Rw. 006 No. 21,
4. Telepon
II. PENDIDIKAN
I. Ml. Manba'ul Khair
2. Mts. Manba'ul Khair
3. MAN 4 Model Jakarta
Cipadu Jaya, Larangan, Tangerang 15155
: (021) 7374826/(021) 96333586/085710451450
1993- 1999
1999-2002
2002-2005
4. Strata I Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi 2005 -2009
IH.PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Sepak Bola Ekonomi dan llmu sosial Tahun 2005
2. Anggota BEM Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Tahun 2008
3. Mentoring Propesa Tahun 2008
4. Ekstrakulikuler Sepak Bola MAN 4 Model Jakarta Tahun 2004 - 2005
IV. LAT AR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
2. lbu
3. Alamat
4. Telepon
5. Anak Ke dari
: H.Mufid HM
: Hj. Hapenah (aim)
: JI. KH. Wahid Hasyim Rt. 001Rw.006 No. 21
Cipadu Jaya, Larangan, Tangerang 15155
: (021) 7325818
INFLUENCES PREVENTION COST, APPRAISAL COST, INTERNAL
FAILURE COST, AND EXTERNAL FAILURE COST TOWARD
PROFITABILITY {Empirical study at Listed Manufacturing Company Jn
Indonesia Stock Exchange)
By:
Muhammad Ihsan Sodiq
Abstract
The purpose of this research is explaining the influences prevention cost, appraisal cost, internal failure cost and external failur cost toward profitability (EBIT).
The research has done by using 33 samples of go public manufacturing company which is listed in Indonesia Stock Exchange (BEi) with annual report of 2005 until 2007. Sampling election method used purposive sampling. Analitical model is used by multiple regret ion.
This research in year 2006 showed that there was an influences .between prevention cost toward profitability. In year 2005 and 2006 showed that there was an influences between appraisal cost toward profitability. Prevention cost, Internal failure cost and external failure cost had positive core/a/ion but there was no influences toward probability. In year 2007, prevention cost, appraisal cost, Internal failure cost and external failure cost had positive corelation but no influenced toward probability.
PENG AR UH BIA YA PENCEGAHAN, BIA YA PENILAIAN, BIA YA KEG AG ALAN INTERNAL DAN BIA YA KEG A GALAN EKSTERNAL TERHADAP PROFIT ABILIT AS (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bnrsa Efek Indonesia) Oleh:
Muhammad Ihsan Sodiq
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan ekstemal terhadap profitabilitas (EBIT).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel 33 perusahaan manufaktur
go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia 、Qセョァ。ョ@ menggunakan laporan tahunan 2005 s.d. 2007. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling.
Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini pada tahun 2006 menunjukan bahwa ada pengaruh antara biaya pencegahan terhadap profitabilitas. Pada tahun 2005 dan 2006 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara biaya penilaian terhadap profitabilitas. Biaya pencegahan, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal memiliki hubungan positif tetapi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Pada tahun 2007 biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal memiliki hubungan positif tetapi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Kata Kunci: Biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal dan Earning Before Interest Tax (EBIT)
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahlkan rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
Adapun maksud penulisan skripsi ini dengan judul " Pengaruh Biaya
Pencegaban, Biaya Penilaian, Biaya Kegagalan Internal dan Biaya Kegagalan
Eksternal Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada Pernsahaan Mannfaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)" adalah untuk memenuhi salah satu syarat
untuk melanjutkan penyusunan skripsi demi mendapat gelar SI Sarjana Ekonomi untuk
program studi Akuntansi di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, ucapan te:rima kasiih dan do'a penulis berikan
kepada:
I. Ayah saya (H.Mufid HM), lbu saya (Hj.Hapenah) dan keluarga saya yang selalu
memberikan do'a, bantuan, dan selalu menjadi motivasi terbesar dalam diri penulis,
sehingga membuat penulis semangat. Dan semoga sei:elah ini penulis dapat terus
membanggakan kalian semua. Amin
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juga sebagai dos1:n pembimbing I yang selalu
sabar membimbing, mengarahkan, memberikan solusi untuk setiap permasalahan yang
muncul.
3. Bapak Hepi Prayudiawan SE., AK., MM selaku dosen pembimbing dosen II yang
telah memberikan masukan, motivasi, arahan, bimbingan, dan membantu memecahkan
segala masalah selama penulis menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih pak ..
4. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak. Selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. lbu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si Selaku sekretarisjurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Dosen-dosen jurusan Akuntansi, Pak Amilin, Pak Fuad, Ibu yessi, lbu Rahma, lbu
Hary, Ibu Reskino dan seluruh dosen Akuntansi. Terima kasih atas ilmu yang
bermanfaat yang telah kalian berikan selama ini.
7. Reny Wahyuni yang selalu memberi motifasi, semoga kamu sukses selalu.
8. Sahabat-sahabatku, Dinda W, Riza, Syarif, Erawan, Rika, Gina, Sofie, Ade, Dina,
Dara, Syarah dan sahabat-sahabatku yang lain. Terima kasih atas support, dukungan
dan bantuannya. Jasa-jasa kalian takan pernah ku lupakarn.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT membalas semua kebaikan mereka
dan semoga skripsi ini dapat banyak bermanfaat bagi mahasiswa/i Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.
Kritik dan saran tetap penulis harapkan, dan apabila terdapat banyak kesalahan dalam
skripsi ini penulis mohon maafyang sebesar-besarnya.
Jakarta, I 0 Desember 2009
Penulis
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAAN SKRIPSI ... .
LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI... iii
DAFTARRIWAYATHIDUP ... iv
ABSTRACT ADSTRAK v vi KATA PENGANTAR... vii
DAFTARISI ... ix
DAFT AR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ··· XIV DAFTARLAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... . A. Latar Belakang Penelitian ... I B. Perurnusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Managernen (TQM) ... 9
B. ISO 9000 ... 11
C. Biaya ... 12
D. Kualitas ... 14
1. Definisi Kualitas ... ... ... ... 14
3. Konsep Kualitas berdasarkan pandangan Tradisional
dan Modern ... 16
E. B iaya Kualitas ... ... ... ... .... .... ... ... ... 19
1. Definisi Biaya Kualitas ... 19
2. Klasifikasi Biaya Kualitas ... ... 21
3. Konsep Biaya Kualitas ... ... 26
4. Manfaat Biaya Kualitas ... 27
5. Pengukuran Biaya Kualitas ... 28
F. Profitabilitas... 31
I. Profitabilitas ... 31
2. Pengertian Laba ... 31
3. Laba Kotor ... 31
4. EBlT ... 31
G. Penelitian Terdahulu ... 32
H. Kerangka Pemikiran ... 34
I. Hipotesis... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliltian... 36
B. Metode Pemilihan Sampel ... 36
C. Metode Pengumpulan Data... 3 7 D. Metode Analisis Data dan Pengujian Statistik ... 38
a .. Uji Normalitas Data ... 38
c .. Uji Hipotesis ... 41
E. Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 44
I. Variabel lndependen ... 44
2. Variabel Dependen ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... .47
B. Analisis dan pembahasan ... 48
I. Uji Normalitas ... .48
2. Uji Asumsi Klasik ... 51
a. Uji Multikolinearitas ... 51
b. Uji Heteroskedastisitas ... 52
c. Uji Autokorelasi ... 55
3. Hasil Uji Hipotesis ... 56
a. HI : Pengaruh Biaya Kualitas terhadap EBIT pada tahun 2005... .. . . .. 56
b. H2 : Pengaruh Biaya Kualitas terhadap EBIT pada tahun 2006 ... 61
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 70
B. lmplikasi... ... ... 71
C. Saran ... 72
DAFTAR PUST AKA ... 73
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
3.1 Laporan Biaya Kualitas ... .45
4.1 Kriteria Sample ... 47
4.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 51
4.3 Hasil Uji Autokorelasi. ... 55
4.4 Koefisien Determinasi Variabel Dependent EBIT (Earning Before Interest Tax) Tahun 2005 ... 56
4.5 Hasil Uji Parameter Simultan (Uji F) DependentEBIT Tahun 2005 ... 57
4.6 Hasil Uji Parameter Individual (Uji t) Dependent EBIT Tahun 2005 ... 58
4.7 Koefisien Determinasi Variabel Dependent EBIT (Earning Before Interest Tax) Tahun 2006 ... 61
4.8 Hasil Uji Parameter Simultan (Uji F) Dependent EBIT Tahun 2006 ... 62
4.9 Hasil Uji Parameter Individual (Uji t) Dependent EBIT Tahun 2006 ... 63
4.10 Koefisien Determinasi Variabel Dependent EBIT (Earning Before Interest Tax) Tahun 2007 ... 66
4.11 Hasil Uji Parameter Simultan (Uji F) Dependent EBIT Tahun 2007 ... 67
DAFT AR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ... 34
4.1 Grafik Normality Probability Plot Variabel Dependent EBIT
(Earning Before lnteres Tax) Tahun 2005 ... 48
4.2 Grafik Normality Probability Plot Variabel Dependent EBlT (Earning Before lnteres Tax) Tahun 2006 (data belum ditransformasi) ... 49
4.3 Grafik Normality Probability Plot Variabel Dependent EBIT (Earning Before Interes Tax) Tahun 2006 (data sudah ditransfonnasi) ... 50
4.4 Grafik Normality Probability Plot Variabel Dependent EBIT (Earning Before lnteres Tax) Tahun 2007 ... 50
4.5 Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Dependent EBIT
Tahun 2005 ... 52
4.6 Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Dependent EBIT
Tahun 2006 ... 53
4.7 Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Dependent EBIT
[image:15.595.70.464.86.569.2]DAFT AR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
Laporan Biaya Kualitas Tahun 2005 ... 75
2 Laporan Biaya Kualitas Tahun 2006 ... 76
3 Laporan Bia ya Kualitas Tahun 2007 ... 77
4 Laporan EBIT Tahun 2005 ... 78
5 Laporan EBIT Tahun 2006 ... 79
6 Laporan EBIT Tahun 2007... .. 80
7 Hasil SPSS Biaya Kualitas Terhadap EBlt tahun 2005 ... 81
8 Hasil SPSS Biaya Kualitas Terhadap EB It tahun 2006 (data belum ditransformasi) ... 83
9 Hasil SPSS Biaya Kualitas Terhadap EB!t tahun 2006 (Data sudah ditransformasi) ... 85
I 0 Hasil SPSS Biaya Kualitas Terhadap EBit tahun 2007 ... 87
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam persaingan global sekarang ini, setiap perusahaan yang ingin
memenangkan kompetensi dalam dunia industri akan memberikan perhatian
penuh terhadap kualitas. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa tinggi
tingkat produktivitas perusahaan dan seberapa rendahnya tingkat harga
produk atau jasa untuk mencapai keuntungan yang maksimal, namun lebih
pada kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. Kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Goetsch dan
Davis, 1994:4 dalam Tjiptono dan Diana, 2003:4). Untuk memenangkan
persaingan, perusahaan dituntut menghasilkan produk dengan kualitas tinggi,
kenyamanan dan kemudahan serta ketepatan dan kecepatan waktu dalam
pencapaiannya. Hanya perusahaan yang benar-benar berkualitas yang dapat
bersaing dalam pasar global.
Kompleksitas persaingan suatu industri menyebabkan setiap perusahaan
harus selalu berusaha meningkatkan kualitasnya agar kepuasan pelanggan
dapat terwujud. Kualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan sangat erat.
Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin
dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan
yang memberikan kualitas memuaskan.
Kualitas dapat meningkatkan pangsa pasar. Pangsa pasar akan
meningkat bila minimasi biaya tercapai, karena organisasi atau perusahaan
dapat menekan harga walaupun kualitas tetap menjadi yang terutama. Hal
inilah yang mendorong konsumen untuk membeli dan membeli lagi produk
atau jasa tersebut sehingga pangsa pasar meningkat. Bila kualitas yang
dihasilkan superior dan pangsa pasar yang dimiliki besar, maka
profitabilitasnya terjamin. Dengan demikian kualitas dan profitabilitas
berhubungan erat. Perusahaan yang menawarkan produk atau jasa yang
supenor pasti dapat mengalahkan pesaingnya yang menghasilkan kualitas
inferior.
Kualitas JUga dapat mengurangi biaya. Pengurangan biaya dapat
dilakukan dengan pemeriksaan pada setiap tahapan proses produksi mulai
darai awal proses sampai dengan akhir proses, hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi biaya yang dikeluarkan karena adanya pengerjaan ulang dan
rusaknya produk tersebut. Adanya pengurangan biaya ini pada gilirannya
akan memberikan keunggulan kompetitif berupa peningkatan profitabilitas
dan pertumbuhan (Dewi dan Rohma, 2004).
Meskipun perusahaan berusaha untuk menghasilkan produk yang
berkualitas, perusahaan harus selalu berusaha untuk mempertahankan
efisiensi biaya. Untuk itu dilakukan pengontrolan terhadap biaya yang disebut
timbul karena kualitas suatu produk yang rendah, yang memungkinkan terjadi
atau sudah timbul (Hansen dan Mowen, 2005:7). Dengan demikian biaya
kualitas adalah biaya yang berhubungan d•engan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan produk yang rusak. Biaya
kualitas perlu dikelola sedemikian rupa untuk memperoleh suatu tingkat
kualitas produk agar produk yang dibuat atau jasa yang diberikan sesuai
dengan spesifikasi rancangan dan bebas dari cacat atau masalah yang akan
mempengaruhi penampilan atau kinerja yang diukur kesesuaiannya terhadap
keinginan pelanggan.
Biaya kualitas dibagi menjadi empat kategori yaitu : biaya pencegahan
(prevention cost), biaya penilaian (appraisal cost), biaya kegagalan internal
(internal failure cost) dan biaya kegagalan ekstemal (external failure cost).
Biaya-biaya tersebut merupakan cost of COl!formance dan cost of
11011cm1formance.
Biaya-biaya yang termasuk dalam cost of conformance adalah biaya
pencegahan dan biaya penilaian yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam rangka
memastikan produk atau jasa sesuai harapan pelanggan. Sedangkan
biaya-biaya yang termasuk dalam cost of no11cm1formance adalah bi a ya kegagalan
internal dan biaya kegagalan ekstemal yaitu biaya-biaya yang yang
dikeluarkan dan opportunity cost karena ditolaknya produk atau jasa. Jadi
dapat dikatakan bahwa biaya kualitas merupakan penjumlahan cm1formance
Dalam pelaksanaan biaya kualitas ini, haruslah dilaksanakan secara
efektif sehingga dapat dilakukan penghematan. Peningkatan kualitas yang
dilaksanakan perusahaan dikatakan efektif jika kenaikan biaya pencegahan
dan penilaian akan dapat menurunkan biaya kegagalan internal dan eksternal
serta biaya kualitas secara keseluruhan. Semakin tinggi biaya pencegahan dan
biaya penilaian karena program peningkatan kualitas, semakin akan
mengurangi biaya kegagalan lebih besar yang pada akhirnya akan
menurunkan biaya kualitas secara keseluruhan.
Zakiyah (2007) menguJI pengaruh biaya kualiitas terhadap
profitabilitas. Hasil pengujian dengan uji t diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh antara biaya kualitas dengan laba. operasi dan OPM
(Operating Pro.fit Margin), sedangkan antara biaya kualitas dengan ROI
(Return On Investment) dan ROE (Return On LC:,quity) tidak ada hubungan
yang signifikan.
Dewi dan Rohmah (2004) telah menguji efisiensi biaya kualitas dalam
rangka mengurangi produk cacat. Dimana dalam penelitiannya dilakukan
analisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat produk, yaitu :
faktor manusia, faktor mesin, faktor metode, faktor material, dan faktor
lilngkungan. Setelah diketahui faktor-faktor tersebut, kemudian dilakukan
perbaikan-perbaikan. Sehingga perbaikan-perbaikan tersebut pada akhirnya
dapat menghemat biaya kerugian akibat produk yang cacat.
Felecia (2004) melakukan penelitian mengenai analisa biaya kualitas
makanan. basil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya kegagalan internal
berhasil dituruinkan dari 8% menjadi 0% sdangkan biaya pencegahan naik
dari 90% menjadi 98%. Kondisi ini tidak menyebabkan rata-rata total biaya
kualitas perusahaan menjadi naik, tetapi justru kebalikannya terjadi
penurunan sebesar 9,66%. Penurunan tersebut dapat mernngkatkan daya saing
perusahaan di pasar.
Juli (2000) meneliti tentang biaya kualitas sebagai alat ukur kinerja
manajerial. Biaya kualitas total yang sesungguhnya hanya berbeda Rp.
8. 723 .449,80 dari yang dianggarkan sedangkan dari persentase biaya produksi
hanya berbeda 0,09%. Ini berarti perusahaan telah mampu mengeluarkan
biaya kualitas yang efisien.
Ratnadi dan Setiawan (2005) meneliti tentang penerapan biaya kualitas
untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.dari penelitiannya diperoleh
kesimpulan bahwa biaya kualitas berhubungan positif dan signifikan dengan
ROI yang lebih tinggi.
Penulis menguji pengaruh biaya kualitas (cost of quality) terhadap
profitabilitas (EBIT), target populasinya adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2005 s.d. 2007. dalam
penelitian ini penulis menggunakan biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya
kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal sebagai variabel bebas
(independent) sedangkan EBIT (Earning Before Interest Tax) sebagai
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Zakiyah (2007) yang menguji pengaruh biaya kualitas terhadap protitabilitas
pada perusahaan makanan dan minuman yang terda,ftar di Bursa Efek
Indonesia (BE!) pada periode 200 I s.d. 2005 dimana brnya kualitas sebagai
variabel bebas (independent) sedangkan laba operasi, Opera/ing Profil
Margin (OPM), Return On lnves/ment (ROI) dan Return On Equity (ROE)
sebagai variabel terikat (dependelll). Perbedaan penelitian sebelumnya
dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu dalam penelitiannya penulis
menggunakan satu variabel terikat yaitu profitabilitas yang diukur dengan
menggunakan EBIT dan empat variabel bebas, diantaranya biaya pencegahan,
biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.
Sampel perusahaan yang di uji adalah perusahaan manufaktur sebanyak 33
perusahaan selama tahun 2005 s.d. 2007.
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Biaya Pencegahan,
Biaya Penilaian, Biaya Kegagalan Internal dan Biaya Kegagalan
Eksterual Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahan Manufaktur
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah biaya pencegahan berpengaruh terhadap profitabilitas
(EBIT).
b. Apakah biaya penilaian berpengaruh terhadap profitabilitas
(EBIT).
c. Apakah biaya kegagalan internal berpengaruh terhadap
profitabilitas (EBIT)
d. Apakah biaya kegagalan eksternal berpengaruh terhadap
profitabilitas (EBIT).
e. Apakah biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal b•erpengaruh terhadap
profitabilitas (EBIT).
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
l. Tujuan Penelitian:
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Menguji pengaruh biaya pencegahan terhadap profitabilitas
(EBIT).
b. Menguji pengaruh biaya penilaian terhadap profitabilitas (EBIT).
c. Menguji pengaruh biaya kegagalan internal terhadap
d. Menguji pengaruh biaya kegagalan eksternal terhadap
profitabilitas (EBIT).
e. Menguji pengaruh biaya pencegahan, bia.ya penilaian, biaya
kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal berpengaruh
terhadap profitabilitas (EBIT).
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat, yaitu sebagai acuan untuk lebih memperhatikan biaya
kualitas yang terjadi sehingga menghasilkan produk yang berkualitas
demi tercapainya profitabilitas yang lebih baik.
b. Bagi Pembaca
Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pembaca serta dijadikan referensi untuk memunculkan ide dan
konsep baru dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
c. Bagi Penulis
I) Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar SI Sarjana
Ekonomi untuk program studi Akuntansi di Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2) Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang
BAB
II
TIN.JAUAN PUSTAKA
A. Total Quality Management (TQM)
Persaingan diantara perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan
penghargaan merupakan ha! yang penting untuk mendapatkan pengakuan
kualitas terhadap produk yang dihasilkan. ISO 9000 merupakan pedoman
untuk mengelola kualitas dan standar kualitas yang dikembangkan oleh
International Organization for standardization di Geneva, Switzerland. Total
quality management mendefinisikan kualitas dan pengukuran biaya kualitas,
mengilustrasikan pembuatan laporan kualitas, menguji pendekatan untuk
mendeteksi penyimpangan kualitas dan mengeksplorasi keputusan untuk
mengidentifikasi adanya cacat kualitas.
Produk dikatakan berkualitas jika sesuai dengan spesifikasinya dan
sesuai dengan harapan pelanggan. Produk dikatakan produk berkualitas jika
produk tersebut sesuai atau melebihi harapan pelanggan.
"Total Quality Management" merupakan upaya yang dilakukan secara
terns menerus oleh setiap orang dalam organisasi untuk memahami,
memenuhi dan melebihi harapan pelanggan. Prinsip inti dari TQM adalah
proses yang:
I. Berfokus pada kepuasan pelanggan
dasar untuk membuat spesifikasi yang dibutuhkan untuk setiap
keberhasilan pelanggan atau supplier internal, yang meliputi permintaan
akan desain tertentu, karakteristik suku cadang, operasi pemanufakturan,
persyaratan tentang produksi dan supplier eksternal dan persyaratan
penjualan.
2. Berusaha keras untuk melakukan perbaikan secara terus menerus
Perbaikan kualitas secara terus menerus dan penurunan biaya
(Kaizen) diperlukan untuk tetap dapat bersaing pada pasar global saat ini.
Perusahaan perlu untuk selalu memperbaharui spesifikasi baik untuk
pelanggan I supplier internal dan supplier untuk melayani pelanggan
eksternal.
3. Melibatkan seluruh kekuatan kerja
Keterlibatan total dari semua pekerja merupakan hal utama untuk
keberhasilan TQM:
Tahun Satu:
I. Membentuk dewan dan staff kualitas
2. Melaksanakan program pelatihan kualitas seksekutif
3. Melakukan audit kualitas
4. Membuat analisis penyimpangan
5. Mengembangkan rencana perbaikan kualitas strategic
Tahun Dua:
1. Melaksanakan program pelatihan dan komunika.si karyawan
3. Menciptakan sistem pengukuran dan menetapkan tujuan
Tahun Tiga:
I. Merevisi sistem kompensasi/penilaian/pengakuan
2. Meluncurkan inisiatif eksternal dengan para supplier
3. Melakukan review dan revisi
B. ISO 9000
ISO (International Organizalionfor Siandardization), adalah organisasi
yang membangun ketentuan yang berisi spesifikasi teknik atau kriteria yang
digunakan secara konsisten sebagai aturan, panduan, atau definisi dari
karakteristik untuk menjamin bahan-bahan, produk-produk, dan proses yang
tepat kepada tujuan.
Seperti diketahui bahwa negara-negara maju pasca ditandatanganinya
General Agreemellf on Tariff and Service (GA TS), dewasa ini sedang
berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu layanannya dengan menerapkan
sistem manajemen mutu (Qualily Managemelll sケウO・ュセ@ dimana merupakan
bagian dari system mutu internasional (fn/ernational Quality System) seri ISO
9000.
Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran telah melingkupi banyak
pihak tentang perlunnya peningkatan mutu terutama bagi perusahaan yang
ingin memenangkan kompetensi dalam dunia industri. Tahun 1987 sejumlah
internasional (International Quality System Standard) dengan seri ISO 9000.
(M Afnan Hadikusumo, 2005).
Dengan adanya sistem managemen mutu (Quality Management System)
yang merupakan bagian dari sistem mutu internasional (international Quality
System) seri ISO 9000 apabila diterapkan perusahaan untuk melayani
pelangan maka akan sangat bermanfaat, adapun langkah-langkah pelaksanaan
MS ISO 9000
a. Membina komitmen pengurusan atasan.
b. Mengenapasti proses utama bagi pelaksanaan.
c. Memberi latihan kemahiran kepada pasukan pelaksana.
d. Menjalankan analisis jurang.
e. Menyediakan dokumen-dokumen MS ISO 9000.
f. Melatih kakitangan melaksanakan prosedur yang didokumenkan.
g. Melaksanakan MS ISO 9000.
h. Pengiktifaran dan pensijilan.
C. Biaya
Untuk mengelola suatu perusahaan, diperlukan informasi biaya.
Informasi ini membantu manajemen untuk dapat menetapkan sasaran laba
perusahaan, menetapkan target departemen menuju pencapaian sasaran akhir,
mengevaluasi keefektifan rencana, dan lain sebagainya. Biaya dan beban
memiliki pengertian yang berbeda. Kadang-kadang dalam praktek senng
memperoleh harta, sedangkan beban rnerupakan pengorbanan untuk
memperoleh pendapatan. Keduanya rnerupakan pengorbanan, narnun
tujuannya berbeda.
Pengertian biaya menurut Mursyidi (200813) :
Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Witjaksono (2006:6) :
Cost adalah suatu pengorbanan sumberdaya untuk rnencapai tujuan tertentu.
Sedangkan Prawironegoro dan Purwanti (2008:49) menyebutkan
definisi biaya sebagai berikut :
Biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk rnemproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang.
Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas :
I. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
2. Diukur dalam satuan uang,
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu, yaitu untuk
memperoleh barang dan jasa dalam usaha untuk mendapatkan
keuntungan baik pada saat ini rnaupun rnasa yang akan datang.
Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat rnasa depan biasanya
berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalarn proses rnenghasilkan
pendapatan rnaka biaya tersebut dinyatakan kadaluarsa (expired). Menurut
D. Kualitas
1. Definisi Kualitas
Definisi tentang kualitas sangat beraneka ragam karena ada
perbedaan peran dalam rantai produksi, pemasaran, konsumsi dan
harapan mereka terhadap produk atau jasa. Banyak pakar dan organisasi
yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya
.
.
masmg-masmg.
Heskett et al. ( 1994) dalam Zeynep Ton (2008) menggambarkan
hubungan kualitas terhadap profitabilitas sebagai berikut :
The relationship between service quality and profitability is best
described by three t?f the linkages in !he service profil chain Profilability
is slimula!ed by loyal cus/omers; cus/0111er loyalty results.from customer salisfaclion; customer satisfaction results from lhe value of services provided to the customers. The value of services provided to the customers is a.function of service quality.
ISO 8402 dalam Anang Hidayat (2007:2):
Kualitas adalah totalitas karakteristik dari berbagai entitas yang memberikan segenap kemampuannya pacla nilai-nilai kebutuhan serta nilai-nilai kepuasan.
Seperti yang disebutkan oleh Ratnadi clan Setiawan (2005),
pengertian kualitas clari sudut pandang perusahaan (proclusen) clan sudut
pandang pelanggan (konsumen) adalah :
Ditinjau dari produsen, definisi kualitas menurut Prawirosentono
(2007 6) adalah:
Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.
Definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah
kesesuaian produk atau jasa dengan standar dan spesifikasi yang telah
ditetapkan perusahaan dan sesuai atau melebihi harapan dan nilai uang
yang telah dikeluarkan pelanggan.
2. Dimensi Kualitas
Secara operasional, kualitas suatu produk atau jasa adalah sesuatu
yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Harapan pelangan
dapat dijelaskan dengan atribut-atribut kualitas atau apa yang disebut
sebagai dimensi-dimensi kualitas. Dimensi kualitas menurut Anang
Hidayat (2007:4) adalah :
a. Pe1:formance, yaitu karakeristik utama produk, misalnya gambar
jernih pada layar televise.
b. Feature, yaitu karakteristik tambahan, fasilitas atau fitur tambahan,
misalnya remote co/1/ro/.
c. Co1?forma11ce, yaitu spesifikassi industri dan standar industri.
d. Reliability, yaitu konsistensi kinerja.
e. Durability, yaitu masa daya guna I ketahanan produk, mencakup
f Service, yaitu pertanggung jawaban atas perrnasalahan-perrnasalahan
produk dan berbagai keluhan konsurnen terhadap produk.
g. Response, yaitu hubungan produsen konsumen, termasuk peranan
dealer.
h. Aesthetics, yaitu berbagai karakteristik yang berhubungan dengan
psikologis produsen, penyalur I dealer, dan kons.urnen.
1. Reputation, yaitu kinerja yang telah tercapai dan berbagai
kesuksesan yang diraih, seperti pencapaian target penjualan, oplah,
kepuasan konsurnen, dan lain-lain.
3. Konsep Kualitas berdasarkan Pandangan Tradisional dan Modern.
Secara tradisional, para pernbuat produk (manufacturers) biasanya
rnelakukan inspeksi terhadap produk setelah produk itu selesai dibuat
dengan jalan rnenyortir produk yang baik dari yang jelek, kemudian
mengerjakan ulang bagian-bagian produk yang cacat itu. Dengan
demikian pengertian tradisional tentang konsep kualitas hanya berfokus
kepada aktivitas inspeksi untuk mencegah lolosnya produk-produk cacat
ke tangan pelanggan. Kegiatan inspeksi ini dipandang dari perspektif
sistem kualitas modern adalah sia-sia, karena tidak rnernberikan
kontribusi pada peningkatan kualitas (quality improvement).
Pada pandangan modern konsep kualitas lebih dari sekedar inspeksi
terhadap produk. Pada pandangan modern, sistem kualitas dapat dicirikan
I. Berorientasi pada pelanggan.
Produk-produk didesain sesuai dengan keinginan pelanggan
melalui riset pasar, kemudian diproduksi dengan cara-cara yang baik
dan benar sehingga produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi
desain (memiliki derajat konformansi yang tinggi), serta pada
akhirnya memberikan puma jual kepada pelanggan. Setiap orang
dalam perusahaan akan mengidentifikasi siapa yang menjadi
pemasok (mpplier) dan pelanggan (custome1) mereka, serta apa
yang mereka butuhkan. Sistem kualitas modern menganut prinsip
hubungan pemasok pelanggan.
2. Adanya partisipasi aktifyang dipimpin oleh manajemen puncak (top
management) dalam proses peningkatan kualitas secara
terus-menerus.
Jika tanggung jawab untuk kualitas didelegasikan kepada
Departemen Jaminan Kualitas saja, setiap orang dalam perusahaan
akan memiliki persepsi bahwa kualitas bukan merupakan perhatian
kunci. Hal ini berdampak negatif terhadap psikologis, dimana
keterlibatan secara total dan aktif dari orang-orang dalam perusahaan
menjadi kurang atau lemah. Dengan demikian, dalam sistem kualitas
modern, setiap orang dalam perusahaan harus terlibat aktif melalui
usaha atau dukungan dari manajemen puncak terhadap kualitas.
Banyak pekerja ingin melakukan pekerjaan yang baik, ingin
apa yang mereka kerjakan. Tetapi "irama" harus ditentukan oleh
manajemen sebagai pemimpin dalam perusahaan itu. Jika kualitas
tidak termasuk dalam agenda pihak manajemen, keadaan itu tidak
akan memberikan motivasi kepada pekerja untuk memberikan usaha
dan perhatian terhadap kualitas.
3. Adan ya pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab
spesi fi k untuk kualitas.
Meskipun kualitas seharusnya merupakan tanggung jawab
setiap orang namun patut pula diketahui bahwa setiap orang
memiliki tanggung jawab yang berbeda, tergantung pada pos1s1
kerjanya dalam perusahaan. Dengan demikian tanggung jawab yang
spesifik terhadap kualitas perlu diketahui oleh setiap orang dalam
posisi kerjanya. Dalam sistem kualitas modern, manajemen puncak
harus menunjukkan komitmen melalui kata dan tindakan bahwa
kualitas adalah teramat penting untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.
4. Adanya aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan
kerusakan bukan berfokus pada upaya untuk rnendeteksi kerusakan
sa1a.
Kualitas mealui inspeksi saja adalah tidak cukup dan hal itu
terlalu mahaL Meskipun tetap menjadi persyaratan untuk melakukan
beberapa inspeksi singkat atau audit terhadap produk akhir, tetapi
tindakan pencegahan sebelum terjadinya kerusakan dengan jalan
melaksanakan aktivitas secara baik dan benar pada waktu pertama
kali memulai melaksanakan suatu aktivitas. Dengan melaksanakan
prinsip ini, usaha peningkatan kualitas akan mampu mengurangi
ongkos produksi.
5. Adanya filosofi yang menganggap bahwa kualitas adalah jalan
hidup.
Isu-isu tentang kualitas selalu didiskusikan dalam pertemuan
manajemen (management meeting). Semua karyawan diberikan
pelatihan (training) tentang konsep-konsep kualitas beserta
metodenya. Setiap orang dalam perusahaan secara sukarela
berpartisipasi dalam usaha-usaha peningkatan kualitas.
E. Biaya Kualitas
1. Definisi Biaya Kualitas
Definisi biaya kualitas menurut Blocher, et al. (2007:404) adalah
sebagai berikut :
Biaya kualitas adalah biaya dari aktivitas yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pernbetulan produk yang bermutu rendah, serta biaya peluang dari waktu produksi dan penjualan yang hilang akibat rnutu yang rendah.
Menurut Hansen dan Mowen (2005:7) :
Biaya kualitas (cost of quality) adalah biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya.
Biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena produk yang dihasilkan mutunya jelek sehingga tidak disukai konsumen.
Definisi diatas mengimplikasikan bahwa bi a ya kualitas
berhubungan dengan dua sub kategori dari kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan kualitas yaitu kegiatan pengendalian dan kegiatan
karena kegagalan. Kegiatan pengendalian (co/lfrol activities) dilakukan
oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang
buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, kegiatan
pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian.
Kegiatan karena kegagalan (failure activities), dilakukan oleh
perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk
(kualitas buruk memang terjadi). Jika respons terhadap kualitas yang
buruk dilakukan sebelum produk cacat (tidak memiliki kesesuaian, tidak
bisa diandalkan tidak tahan lama, dan seterusnya) sampai ke pelanggan,
maka kegiatannya diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan internal.
Sebaliknya, jika respons muncul setelah produk sampai ke pelanggan,
maka kegiatannya diklasifikasikan sebagai kegiatan kegagalan eksternal.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan
dengan kualitas produk, yang terdiri dari biaya untuk mencegah kualitas
produk yang buruk dan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki
produk cacat, baik yang masih di tangan produsen maupun produk cacat
2. Klasifikasi Biaya Kualitas
Juran ( 1962) dalam Prawirosentono (2007:2) menglasifikasikan
biaya kualitas kedalam empat jenis, yaitu :
a. Biaya Kegagalan Eksternal (JCxtemal Failure Costs) adalah biaya
yang terjadi karena faktor luar organisasi perusahaan, misalnya
akibat ulah konsumen. Biaya ini meliputi :
1. Biaya Keluhan Konsumen (the cost of complaint, investigation
and adjustment). Biaya ini dikeluarkan sehubungan dengan
adanya keluhan konsumen atas produk yang dibeli sehingga
perlu biaya untuk meneliti kerusakan produk kemudian
memperbaikinya.
2. Biaya Penggantian (the cost of return, replace or allowance).
Biaya ini dikeluarkan untuk mengganti barang yang rusak
dengan barang yang baru, meliputi biaya pengiriman kembali
dan biaya kompensasi kepada konsumen berupa allowance
(tunjangan kerugian karena tidak puas menggunakan produk
rusak).
3. Biaya Jaminan (warranty expenses), yaitu biaya yang
dikeluarkan karena terjadi keluhan se\ama masa garans1,
misalnya biaya perbaikan dan atau biaya sewa ganti selama
barang yang rusak sedang diperbaiki.
4. Ganti Rugi (liahility), yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan
tingkat kematian). Biaya ini termasuk biaya rumah sakit, bahkan
kerugian usaha (business losse.1).
5. Nama Baik (p1odwill), yaitu biaya yang dikeluarkan atau
kehilangan keuntungan masa depan akibat kerusakan produk
bermutu rendah. Biaya ini memang sulit dihitung, tetapi bisa
dapat jumlah yang besar dan berimplikasi luas, misalnya produk
selalu mendapat complain! dalam berbagai media massa yang
akan merusak citra produk tersebut.
b. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cos!) yaitu biaya yang
terjadi di lingkup perusahaan sebelum produk dikirimkan ke
konsumen. Biaya ini meliputi :
I. Biaya Disposisi, yaitu biaya untuk menentukan langkah kegiatan
atau tindakan yang harus dilaksanakan sehubungan dengan
adaya kerusakan pada suatu produk yang ditemukan. Bentuk
tindakan tersebut antara lain mengerjakan ulang (rework),
membuangnya (.1·crap), atau memperbaiki melalui proses.
2. Biaya Membuangnya menjadi Barang Apkir HNセ」イ。ー@ cost). Biaya
ini timbul karena mutu suatu barang buruk sekali sehingga lebih
baik dibuang atau apkir.
3. Biaya Mengerjakannya Kembali (/'ework cos/), yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk mengoreksi atau memperbaiki produk atau
4. Biaya Tes Ulang (retest cost), yaitu biaya untuk mengetes
kembali atas produk yang mengalami pengerjaan ulang.
5. Biaya Bahan Sisa (yield losses cost), yaitu biaya alas
bahan-bahan sisa yang secara teknis tidak dapat dihindarkan, mau
tidak mau harus ada bahan yang terbuang. Dalam industri
garmen adalah perca.
6. Biaya Nganggur (down time cost) yakni biaya yang harus
dikeluarkan untuk buruh yang terpaksa menganggur (idle) akibat
adanya fasilitas atau proses produksi terhenti karena masalah
mutu produk (quality problem).
7. Biaya Lembur Akibat Produk Rusak, yaitu biaya lembur yang
harus dikeluarkan karena pekerja harus melakukan kerja lembur
akibat adanya komponen atau produk yang rusak.
8. Biaya Kelebihan Kapasitas (excess capacity cost), yaitu biaya
kelebihan kapasitas yang harus dipelihara (lo be maintained)
untuk menutupi kapasitas yang hilang akibat membuat produk
yang rusak. Biaya ini meliputi biaya pengadaan fasilitas ekstra
yang diperlukan agar proses produksi terbebas dari kerusakan
produk. Hal ini mungkin biaya yang tersembunyi, tetapi
c. Biaya Penilaian (Appraisal Cost) yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk menelaah atau mengamati sehingga ditemukan kondisi bahan
dan produk yang cacat atau rusak. Biaya ini meliputi :
I. Biaya Pemeriksaan Bahan yang Datang, yaitu biaya
pemeriksaan atas bahan baku yang masuk dari pemasok.
2. Biaya Pemeriksaan Selama Proses Produksi, yaitu pemeriksaan
(inspeksi dan pengetesan) atas komponen barang yang ada
dalam proses produksi untuk menjamin adanya kesesuaian mutu
dengan mutu yang ditetapkan.
3. Biaya Pemeliharaan Alat Untuk Tes (maintaining equipmelll},
yaitu biaya pemeliharaan alat-alat pengetesan agar semua mesin
berada dalam kondisi kerja yang baik.
4. Biaya Evaluasi Persediaan (cost of evaluation stock), yaitu biaya
untuk mengevaluasi kondisi bahan baku dan bahan pembantu
dan juga produk akhir yang berada di gudang.
d. Biaya Pencegahan (Prevelllion Cost) adalah biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk upaya mencegah terjadinya kerusakan produk
(failure atau defect). Artinya, biaya pencegahan adalah biaya utnuk
meminimumkan biaya penelaahan (appraisal cost) dan failure cost.
Biaya ini meliputi :
I. Biaya Perencanaan Mutu (quality planning cost), yaitu biaya
mutu produk. Misalnya biaya kebijakan untuk mendesain
prosedur sejak mulai sampai operasi berjalan (berkaitan dengan
mutu produk).
2. Biaya Desain Produk dan Tinjau Ulang (prod11c1 desig11 a11d
review cos!), yaitu kenaikan biaya yang berkaitan dengan
membuat desain produk dalam rangka memperbaiki mutu
produk.
3. Biaya Mendesain Proses dan Tinjau Ulang (cos/ (>f process
design and review}, yaitu biaya tambahan atau kenaikan biaya
dari proses produksi yang baru untuk memperbaiki dan
maninjau ulang proses produksi yang ada.
4. Biaya Desain Tugas dan Pelatihan (cos/ of job design and
!raining), yaitu biaya untuk mengembangkan metode kerja yang
baru dan biaya implementasinya dalam bentuk biaya pelatihan
untuk karyawan dalam rangka perbaikan mutu produk.
5. Biaya Koleksi, Analisis, dan Laporan (cos/ of da!a coflection,
analysis, and reporl) adalah biaya utnuk pengumpulan data yang
berkaitan dengan perbaikan mutu.
6. Biaya Program Perbaikan Mutu (cos/ (!f quality improvement
program) adalah biaya proyek yang dibentuk untuk memonitor
dan memperbaiki kualitas produk, seperti program pengurangan
3. Konsep Biaya Kualitas
Ada tiga macam konsep biaya kualitas menurut Ratnadi dan
Setiawan (2005), yaitu:
a. Konsep Tradisional
konsep tradisional mengasums1 bahwa terdapat suatu
cakupan nilai yang diterima untuk setiap spesifikasi dan
karakteristik kualitas. Konsep tradisional ditetapkan dengan
menentukan batas atas (maksimal) dan batas bawah (minimum),
yang menjelaskan variasi produk yang dapat diterima untuk
karakteristik kualitas tertentu. setiap unit yang berada didalam batas
itu dianggap tidak cacat (11011 defect!/). Sedangkan suatu produk
setelah nilai berada di atas atau di bawah standar yang ditetapkan,
maka produk tersebut dianggap rusak dan tidak dapat diterima.
Tingkat unit cacat yang diterima ini didefinisikan sebagai tingkat
kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level-AQL).
Dalam pandangan tradisional, biaya kualitas dibatasi untuk
biaya inspeksi dan pengujian produk selesai. Biaya lain yang
berkaitan dengan rendahnya kualitas selain kedua biaya tersebut
dimasukkan kedalam biaya overhead dan tidak dimasukkan sebagai
biaya kualitas.
b. Konsep Kontemporer
Konsep kontemporer menyatakan bahwa biaya kualitas yang
produk, pembelian. hubungan dengan masyarakat dan pelayanan
kepada pelanggan harus ditambahkan kedalam biaya produksi atau
biaya operasional. Konsep kontemporer mengklasifikasikan biaya
kualitas kedalam empat kategori yaitu biaya pencagahan, biaya
penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.
Dalam konsep kontemporer menginginkan adanya control
kualitas total, sehingga tidak ada yang cacat atau cacat nihil (zero
defect). yang berarti seluruh produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasinya dan mengurangi produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasinya sampai titik no!.
c. Model Kualitas Sehat (Robust Guality Model)
Model ini lebih menekankan pada variabilitas dalam proses
produksi. Seakin jauh variabilitas produk dari nilai target, maka
semakin besar biaya kualitas. Berkurangnya tingkat variabilitas
mengakibatkan berkurangnya biaya kualitas khususnya biaya
pelayanan pelanggan.
4. Manfaat Biaya Kualitas
Informasi biaya kualitas dapat memberikan berbagai manfaat, yang
antara lain dapat digunakan untuk hal-hal berikut (Fandy dan Anastasia,
2003:40) :
a. Mengidentifikasi peluang laba (penghematan biaya dapat
セpustakaan@
UTAMAセi@
SYAHID ,JAKARTAb. Mengidentifikasi pemborosan dalam aktivitas yang tidak
dikehendaki para pelanggan.
c. Menentukan apakah biaya-biaya kualitas telah didistribusikan secara
tepat.
d. Penentuan tujuan dalam anggaran dan perencanaan laba.
e. Mengidentifikasi masalah-masalah kualitas.
f Dijadikan sebagai ukuran penilaian kinerja yang objektif
5. Pengukuran Biaya Kualitas
Menurut Hansen dan Mowen (2005:9), biaya kualitas bisa juga
diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati dan tersembunyi.
a. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality cost) :
Biaya kualitas yang dapat diamati adalah biaya-biaya yang
tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.
b. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden cost) :
Biaya kualitas yamg tersembunyi adalah biaya kesempatan atau
opportunitas yang terjadi karena kualitas yang buruk. Biaya-biaya
kualitas yang tersembunyi bisa menjadi signifikan oleh karena itu
seharusnya diestimasi. Meskipun mengestimasi biaya kualitas yang
tersembunyi sulit dilakukan, namun ada tiga metode yang disarankan
l) Met ode pengali (mulliplier method)
Metode pengali mengasumsikan bahwa total biaya
kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biaya kegagalan
yang terukur :
Total biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan eksternal
yang terukur)
Dimana k adalah efek pengali. Nilai k diperoleh berdasarkan
pengalaman.
2) Metode penelitian pasar (market research method)
Metode penelitian pasar formal digunakan untuk menilai
dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa
pasar.
3) Fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss.function)
Fungsi kerugian kualitas Taguchi mcngasumsikan bahwa
setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas
dapat menimbulkan biaya kualitas tersembunyi. Selanjutnya,
biaya kualitas tersembunyi meningkat secara kuadrat pada saat
nilai actual menyimpang dari nilai target. Fungsi kerugian
kualitas Taguchi diilustrasikan dalam persamaan sebagai
berikut:
L (y)
=
k (y - T)2k
=
Konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung padastruktur biaya kegagalan eksternal perusahaan
y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = Nilai target dari karakteristik kualitas
L = Kerugian kualitas
Untuk menggunakan fungsi kerugian kualitas Taguchi, nilai
k harus diestimasi. Nilai k dihitung dengan membagi estimasi
biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan kuadrat
deviasi dari batas nilai target :
k
=
c/d2Dimana:
c = Kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d
=
Jarak batas dari nilai targetSetelah mengetahui cara mengukur biaya kualitas, maka
kita juga dapat mengetahui tingkat efisiensi biaya kualitas yang
dihasilkan dari pengukuran tersebut. Beberapa pakar kualitas
berpendapat bahwa tingkat biaya kualitas yang efisien adalah
tidak melebihi 2 hingga 4 % dari penjualan bersih (Hansen dan
F. Profitabilitas
l. Profitabilitas
Sofyan Syafri Harahap (2008:304) mendefinisikan :
Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.
Penge11ian diatas, dapat dikemukakan bahwa profitabilitas adalah
salah satu ukuran kinerja perusahaan dalam memperoleh laba pada suatu
periode tertentu dan efisiensi penggunaan aktiv.a perusahaan guna
menghasilkan laba.
2. Pengertian Laba
Menurut PSAK No.25:
"Kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak ber.asal dari kontribusi penanaman modal. (2002 :par 70).
3. Laba Kotor
Menurut Toto Prihadi (2008: 15) :
"Laba kotor (gross prc!fit margin) adalah penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan (cost of good sold)".
4. EBIT (Earning Before Interest Tax)
Menurut Sutrisno (2003:23) yang dimaksud EBIT adalah
"laba sebelum pajak yang dikurangi oleh laba yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap, aktiva lain-lain, aktiva non produktif dan saham
G. Penelitian Terdahulu
Zakiyah (2007) menguJI pengaruh biaya kualiitas terhadap
profitabilitas. Target populasinya adalah industri makanan dan minuman yang
terdaftar di BE! selama tahun 2001 s.d. 2005. dalam penelitiannnya Zakiyah
menggunkan biaya kualitas sebagai variabel bebas, sedangkan laba operasi,
OPM (Operaling Profil Margin), ROI (Re/um On lnves/men/) dan ROE
(Re/um On Ecp1ily) sebagai variabel tidak bebas. Hasil pengujian dengan uji t
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara biaya kulaitas dengan
laba operasi dan OPM, sedangkan antara biaya kualitas dengan ROI dan ROE
tidak ada hubungan yang signifikan.
Ratnadi dan Setiawan (2005) meneliti tentang penerapan biaya kualitas
untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Kualitas menjadi dimensi
kompetisi yang penting baik untuk organisasi manufaktur maupun jasa.
Karena dengan kualitas yang tinggi dan konsisten menyebabkan konsumen
membeli suatu produk tertentu dan setia dengan produk tersebut. Dari
penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa biaya kualitas berhubungan positif
dan signifikan dengan ROI yang lebih tinggi.
Dewi dan Rohmah (2004) telah menguji efisiensi biaya kualitas dalam
rangka mengurangi produk cacat. Dimana dalam penelitiannya dilakukan
analisis faktor-faktor yang menyebabkan te1jadinya cacatproduk, yaitu :
faktor manusia, faktor mesin, faktor metode, faktor material, dan faktor
perbaikan-perbaikan. Sehingga perbaikan-perbaikan tersebut pada akhirnya
dapat menghemat biaya kerugian akibat produk yang cacat.
Felecia (2004) melakukan penelitian mengenai analisa biaya kualitas
untuk meningkatkan daya saing industri pada perusahaan bahan baku
makanan. Pada perusahaan tersebut diklakukan penelitian produk "A" yang
berfungsi sebagai pengembang dan pelembut roti, hasilnya menunjukkan
biaya pencegahan yang besar dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
kegagaln pada produk "A". hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
biaya kegagalan internal berhasil dituruinkan dari 8% menjadi 0% sdangkan
biaya pencegahan naik dari 90% menjadi 98%. Kondisi ini tidak
menyebabkan rata-rata totral biaya kualitas perusahaan menjadi naik, tetapi
justru kebalikannya terjadi penurunan sebesar 9,66%. Penurunan tersebut
dapat meningkatkan daya saing perusahaan di pasar.
Juli (2000) meneliti tentang biaya kualitas sebagai alat ukur kinerja
manajerial. Kinerja kualitas pada PT. JOGJATEX pada tahun 1999 secara
gari> besar mendekati yang direncanakan. Biaya kualitas total yang
sesungguhnya hanya berbeda Rp. 8.723.449,80 dan yang dianggarkan
sedangkan dari persentase biaya produksi hanya berbeda 0,09%. Ini berarti
H. Kerangka Pemikiran
I
PERPUSTAKAAN UTAMAU!N SYAHIO JAKARTA
- - - - J
Penelitian ini mengkaji pengaruh kemampuan (XI) biaya pencegahan,
(X2) biaya penilaian, (X3) biaya kegagalan internal dan (X4) biaya kegagalan
eksternal terhadap profitabilitas (EBIT). Maka kerangka pemikiran alas
[image:50.595.94.466.191.543.2]variabel tersbut adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Model Pengaruh Variabel lndependen dengan Variabel Dependen
Variabel Independent
Biaya Kualitas
B iaya Pencegahan
Biaya Penilaian
Biaya Kegagalan Internal
Biaya kegagalan Eksternal
Variabel Dependent
I. Hipotesis
H1 : Biaya pencegahan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
(EBIT).
H2 : Biaya penilaian berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (EBIT).
HJ: Bia ya kegagalan internal berpengaru h signifikan terhadap
profitabilitas (EBIT).
H4: Biaya kegagalan eksternal berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (EBIT).
H5: Biaya pncegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya
kegagalan eksternal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
BABIH
IVIETODOLOGI PENELJTIAN
A. Ruang Liugkup Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh biaya kualitas yang
terdiri atas biaya pencegahan, biaya penilain, biaya kegagalan internal dan
biaya kegagalan eksternal terhadap profitabilitas yang terjadi dalam
pemsahaan go public. Dalam penelitian ini data diambil d.ari sejumlah sampel
yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah selumh
pemsahaan manufaktur yang terdaftar di BEi.
B. Metode Pemilihan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007:72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemsahaan
manufaktur yang terdaftar di BEi.
Sementara itu, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling, dimana sampel hams memenuhi krite:ria sebagai berikut :
1. Pemsahaan mengeluarkan laporan keuangan tahunan yang berakhir pada
31 Desember 2005, 2006, 2007.
3. Perusahaan mengalami laba selama tahun 2005 s.d 2007.
4. Perusahaan terdaftar berkelanjutan selama tahun 2005 s.d 2007.
5. Dalam laporan laba rugi dan catatan-catatannya terdapat biaya-biaya
yang berkaitan dengan kualitas produk, seperti perbaikan dan
pemeliharaan, pengembangan produk, penelitian, barang rusak, retur
penjualan dan lain-lain.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2007:73). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 33 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEi.
C. Metode Pengumpulau Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder , yaitu sumber
data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). tujuan peneliti
menggunakan data sekunder adalah untuk mengungkapkan fakta kondisi
keuangan industri manufaktur selama 3 tahun, dalam hal ini biaya kualitas
dan profitabilitas.
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan bidang yang diteliti maka
terdapat dua metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan yaitu menggumpulkan data-data teoritis dan
mempelajari dengan seksama teori-teori yang berkaita langsung dengan
teori yang menjadi dasar untuk menganalisis dan menunjang pembahasan
masalah dalam penulisan skripsi. Data-data tersebut dapat berupa
buku-buku, jurnal, artikel dan skripsi.
2. Dokumentasi
Dalam metode dokumentasi penulis mengumpulkan data dengan
cara menganalisis laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan
industri manufaktur yang terdaftar di BE! dari tahun 2005 s.d. 2007.
Penelusuran data sekunder berupa teori maupun laporan keuangan,
dilakukan dengan cara penelusuran secara manual untuk data dalam
format kertas hasil cetakan dan penelusuran dengan computer untuk data
dalam format elektronik.
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Statistik
Metode analisis data merupakan suatu metode yang cligunakan untuk
mengolah data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data
dalam bentuk yang muclah clibaca clan diinterpretasikan. Analisis dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif clengan metode regresi
linear berganda (multiple regression linear).
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat
dideteksi dengan melihat normality probability plot. Jika data (titik)
menyebar di sekitar garis diagonal clan mengikuti arah gans
diagonalmaka model regresi rnemenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika
data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan ticlak mengikuti arah
garis diagonal rnaka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
( Ghozali, 2005 112)
b. Uji Asumsi Klasik
1) Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regres1 clitemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(i11depende11). Model regresi yang baik sehamsnya ticlak terjadi
korelasi cliantara variabel independen. Model re:gresi yang ticlak acla
multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai besaran korelasi
antar variabel bebas lebih kecil clari 90%, VIF (variance inflation
factm) lebih kecil dari angka 10 dan mempunyai nilai TOLERANCE
lebih besar dari 0 1 atau 10% (Ghozali, 2005:91 ).
2) Heteroskeclastisitas
Uji heteroskeclastisitas bertujuan menguji apakah clalam model
regresi terjadi keticlaksamaan variance clari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan
jika berbeda disebut "Heteroskedastisitas". Model regresi yang baik
adalah "Homoskedastisitas".
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat
dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatle1p/ot. Jika ada
pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-utik menyebar diatas
dan dibawah angka no! pada sumbu y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: I 05).
3) Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antra kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jikaa
terjadi korelasi, mak