• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODAL SOSIAL PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA CENDANA PUTIH KECAMATAN MAPPEDECENG KABUPATEN LUWU UTARA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODAL SOSIAL PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA CENDANA PUTIH KECAMATAN MAPPEDECENG KABUPATEN LUWU UTARA SKRIPSI"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH HERNI YANTI

105380204111

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku

Ayahanda Hadis dan Ibunda Hj. Sumarni Yang tercinta, yang telah memberikan kasih saying dan perhatian yang tiada duanya.

Semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT

Saudara-sudaraku

Kakanda Muh. Ibrahim S.Pd dan Adinda Muh. Yusril

Semoga menjadi anak yang membanggakan

kedua orang tua

Sahabat-sahabatku

Almamaterku Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2 1

3

4

(3)
(4)

viii Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH, Tuhan Pelimpah Cahaya, Pembuka Penglihatan, Penyingkap Rahasia, dan Penyibak Selubung Tirai, karena dengan izin-Nya jualah maka skripsi ini dapat diselesaikan, walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana yang berjudul “Modal Sosial Penyuluhan Pertanian Di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeng Kabupaten Luwu Utara”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal sampai selesainya skripsi ini cukup banyak hambatan, akan tetapi dengan kemauan dan ketekunan penulis serta berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh sang Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan, sehingga segala hambatan dapat penulis atasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada mereka yang telah memberikan andilnya sampai skripsi ini dapat diwujudkan.

Teristimewa Ayahanda Hadis dan Ibunda tersayang Hj.Sumarni yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Harapan dan cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat dan menambah ilmu, juga memberikan dorongan moral maupun material serta atas doanya yang tulus buat Ananda. Demikian pula buat kakakku Muh.Ibrahim S.pd, sahabatku Hidayanti Sri Ramadhani, Hasnia Marjusi, Nugrawati, Herlina serta Teman- teman sesungguhnya tiada kata yang mampu penulis uraikan untuk

(5)

viii

Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kepada :

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Nursalam. M.si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan selama penyusunan skripsi ini

4. Bapak Muhammad Akhir,S.Pd,M.Pd selaku sekertaris program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah.

5. Bapak Tasrif Akib, SPd., M.Pd. Selaku Dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan selama penyusunan skripsi ini

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama di bangku kuliah.

(6)

viii

selama dalam perkuliahan. Jarak telah memisahkan kita, tapi indahnya kebersamaan tetap menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan.

8. Semua pihak yang tidak bisa dituliskan namanya satu-persatu namun tak mengurangi rasa terima kasih penulis yang setinggi-tingginya kepada mereka.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan, semuanya hanya milik Allah SWT, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan.

Semoga Allah SWT membalas kasih sayang, cinta, dan ketulusan yang telah dicurahkan kepada penulis. Amin.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Makassar, September 2015

Penulis

(7)

vii

HERNI YANTI. 2015.Modal Sosial Penyuluhan Pertanian Di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabuupaten Luwu Utara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh H.Nursalam dan Tasrif Akib.

Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui Bagaimana modal sosial penyuluhan pertanian. Subjek dalam penelitian ini adalah penyuluh kepala desa dan 8 masyarakat penati pada tahun 2015.

Metode peneltian ini menggunakan penelitian kualitatif dimana penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan sumber datanya berupa angka-angka melainkan menggunakan penggambar yang terjadi dilapangan melalui wawancara, dokumentasi, dll. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data skunder.

Terdapat berbagai modal sosial masyarakat di Desa Cendana Putih dalam Program Penyuluhan Pertanian. Modal sosial (social capital) dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama di dalam suatu organisasi atau kelompok. Modal sosial merupakan salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, mobilitas ide, kesalingpercayaan dan kesaling menguntungkan untuk mencapai kemajuan bersama, Penelitian ini memusatkan kajian modal sosial pada pelaksanaan program penyuluhan pertanian pada kelompok tani di bidang lingkungan yang dilaksanakan oleh pihak penyuluh pertanian.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penyuluh pertanian dan masyarakat Tania menginginkan terjadinya komunikasi yang baik sehingga tumbuh kepeercayaan dan memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan.

Kata Kunci : Modal Sosial, Penyuluhan Pertanian.

(8)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Rumusab masalah ... 3

C. Tujuan penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KRANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Modal Sosial ... 5

2. Penyuluhan Pertanian ... 13

3. Teori yang Berhubungan Dengan Penyuluhan Pertanian ... 19

B. Kerangka Pikir ... 28

(9)

x BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 34

C. Informan Penelitian ... 34

D. Sumber Data ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data... 39

G. Teknik Keabsahan Data ... 40

H. Jadwal Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 43

B. Hasil penelitian... 52

C. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modal sosial adalah serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama. Modal sosial memiliki peran yang sangat penting pada beberapa kelompok masyarakat dalam berbagai aktivitas. Seperti halnya modal fisik dan modal finansial, modal sosial juga merupakan modal dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari suatu komunitas masyarakat.

Modal sosial juga merupakana bagaian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma, dan jarringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Modal sosial juga di definisikan sebagai kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum didalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut

Masyarakat pertanian di Indonesia pada umumnya berdomisili di pedesaan.

Keterjangkauan mereka terhadap sumber-sumber informasi relatif terbatas, termasuk upaya-upaya untuk lebih meningkatkan produksi pertaniannya. Karena itulah diperlukan penyuluhan pertanian yang menjembatani masyarakat dengan sumber-sumber inovasi yang umumnya ada di luar lingkungan pedesaan.

1

(11)

Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijakan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan prtanian. Di lain pihak, petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani.

Penyuluhan pertanian memerlukan modal sosial dalam pelaksaannya. Karena programa penyuluhan disusun berdasarkan situasi dan kondisi terkini masyarakat.

Tanpa kepercayaan, jaringan dan saling memberikan keuntungan penyuluhan pertanian tidak bisa terselenggara sebagaimana mestinya.

Kabupaten Luwu Utara merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan dalam pembangunannya dengan konsep Agropolitan. Penyuluhan pertanian merupakan ujung tombak keberhasilan untuk mencapai pembanguan pertanian yang unggul di kabupaten ini.

Keberhasilan penyuluhan tentu harus ditunjang oleh programa penyuluhan yang baik. Programa penyuluhan harus didasarkan pada situasi dan kondisi terkini terutama tentang problematika yang dihadapi oleh masyarakat. Karena itulah diperlukan adanya data yang akurat dan representatif. Data-data tersebut diantaranya adalah data modal sosial, data ekonomi, data teknis tentang pembanguna pertanian serta data penunjang lainnya.

(12)

Data tentang modal sosial merupakan aspek penting dalam penyusunan program penyuluhan pertanian, karena modal sosial merupakan energi penggerak masyarakat untuk mengadopsi materi penyuluhan untuk diimplementasikan pada kegiatan usaha taninya. Gambaran tentang modal sosial ini selanjutnya akan dijadikan dasar dalam melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan penyuluhan terutama dalam menganalisis kinerja penyuluhan pertanian.

Untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana modal sosial berperan dalam menunjang pelaksanaan penyuluhan pertanian serta menganalisis kinerja penyuluhan pertanian diperlukan adanya penelitian. Karena itulah penulis mengangkat penelitian yang berjudul “Modal Sosial Penyuluhan Pertanian Di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka objek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah Modal Sosial Penyuluhan Pertanian Di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dilaksanakanya penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui Modal Sosial Penyuluhan Pertanian Di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara.

(13)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun secara peraktis

1. Secara teoritis

Sebagai pembanding antara teori yang di dapat di bangku perkuliahan dengan fakta yang ada di lapangan dan hasil dari penelitian inni dapat di gunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian selanjutnya.

2. Secara praktis a) Bagi penulis

Penulis ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam mengaplikasikan pengetahuan teoritik terhadap masalah praktis.

b) Bagi masyarakat

Peneliti ini dapat memberikan informasi dan pemahaman agar masyarakat terhadap pentingnya modal sosial dalam penyuluhan dan peningkatan pertanian.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Modal Sosial

Menurut Sugihantono (2013), modal sosial adalah kondisi dinamis interaksi individu dalam satu entitas masyarakat yang didasarkan atas unsur kepercayaan (trusr), norna dan jaringan (networks) yang menjadi melekat dalam struktur sosial masyarakat. Pendapat Sugihantono berkaitan dengan pendapat fukuyama (2002) dalam hanugrah (2012) mengatakan bahwa modal sosialdapat didefinisikan sebagai serangakaian nialai dan norma informal yang di miliki bersama antara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka.

Fukuyama (2002) dalam Hanugrah (2012)mengatakan bahwa terdapat tiga unsur utama dalam modal sosial adalah trust (kepercayaan), reciprocal (timbale balik), dan interaksi sosial. Trust (kepercayaan) dapat mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas ataupun tindakan bersama yang produktif. Trust (kepercayaan) merupakan produk dari norma-norma sosial cooperation yang sangat penting yang kemudian memunculkan modal sosial.

Turst (kepercayaan) sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama anggota komunitas-komunitas itu. Trust

5

(15)

bermanfaat bagi pencipta ekonomi tunggal karena bisa diandalkan untuk mengurangi biaya (cost), hal ini melihat dengan adanya trust tercipta kesediaan seseorang untuk menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingan individu. Adanya high-trust akan terlahir solidaritas kuat yang mampu membuat masing-masing individu bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut memperkuat rasa kebersamaan. Bagi masyarakat low- trust dianggap lebih inferior dalam perilaku ekonomi kolektifnya. Jika low-trust terjadi dalam suatu masyarakat, maka campur tangan negara perlu dilakukan guna memberikan bimbingan. `

Modal sosial atau Social Capital merupakan sumber daya yang dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Sumber daya yang digunakan untuk investasi, disebut dengan modal. Modal sosial cukup luas dan kompleks. Modal sosial disini tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang terdapat pada seseorang. Misalnya pada kelompok institusi keluarga, organisasi, dan semua hal yang dapat mengarah pada kerjasama. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok, dengan ruang perhatian pada kepercayaan, jaringan, norma dan nilai yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok. Pada masyarakat dikenal beberapa jenis modal, yaitu modal budaya (culturalcapital), modal manusia (human capital), modal keuangan (financial capital) dan modal fisik. Modal budaya lebih menekankan pada kemampuan yang dimiliki seseorang, yang diperoleh dari lingkungan keluarga atau lingkungan sekitarnya.

Modal manusia lebih merujuk pada kemampuan, keahlian yang dimiliki individu.

(16)

Modal keuangan merupakan uang tunai yang dimiliki, tabungan pada bank, investasi, fasilitas kredit dan lainya yang bisa dihitung dan memiliki nilai nominal. Modal fisik dikaitkan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan material atau fisik (Syahputra, 2012).

Menurut Putnam (1993) dalam Hanugrah (2012) Modal sosial mirip bentuk- bentuk modal lainnya, dalam arti ia juga bersifat produktif. Modal sosial dapat dijelaskan sebagai produk relasi manusia satu sama lain, khususnya relasi yang intim dan konsisten. Modal sosial menunjuk pada jaringan, norma dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas masyarakat. Namun demikian, modal sosial berbeda dengan modal finansial, karena modal sosial bersifat kumulatif dan bertambah dengan sendirinya (self-reinforcing) Karenanya, modal sosial tidak akan habis jika dipergunakan, melainkan semakin meningkat. Rusaknya modal sosial lebih sering disebabkan bukan karena dipakai, melainkan karena ia tidak dipergunakan. Berbeda dengan modal manusia, modal sosial juga menunjuk pada kemampuan orang untuk berasosiasi dengan orang lain. Bersandar pada norma-norma dan nilai-nilai bersama, asosiasi antar manusia tersebut menghasilkan kepercayaan yang pada gilirannya memiliki nilai ekonomi yang besar dan terukur.

Modal sosial adalah serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama. Modal adalah kemampuan masyarakat dalam suatu etnis atau kelompok untuk bekerjasama membangun suatu jariangan guna mencapai suatu tujuan bersama.

Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interaksi yang timbale balik dan saling

(17)

menguntungkan, dan dibangun diatas kepercayaan yang di topang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung oleh semangat proaktif membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip timbal balik, saling menguntungkan dan di bangun diatas kepercayaan (Hasbullah , 2006).

Modal sosial dikaji dengan unsur-unsur pokok dari modal sosial dalam Hasbullah (2006), yaitu

1. Partisipasi dalam suatu jaringan

Adalah kemampuan sekelompok orang dalam suatu asosiasi atau perkumpulan dalam melibatkan diri dalam suatu jarinagan hubungan sosial. Modal sos

2. Resiprocity

Adalah kecendrungan saling tukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau antar kelompok.

3. Trust

Adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain.

4. Norma sosial

Adalah sekumoulan aturan yang diharapokan dipatuhi dan diikuti oleh masyarakat pada suatu etnis sosial tertentu. Norma biasanya terrintitusionalisasi dan mengandung sangsi sosial untuk mencegah individuberbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan.

(18)

5. Nilai-nilai

Adalah suatu ide yang telah turun temurun di anggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat.

6. Tindakan proaktif

Adalah keinginan kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berparti sipasi tetapi senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan kemasyarakatan. Ide dasar dari primise ini, bahwa seseorang atau kelompok senantiasa mencari kesempatan yang dapat memperkaya tidak saja dari segi material tetepi juga kekayaan hubungan sosial, dan menguntungkan kelompok, tan pa merugikan orang lain, secara bersama- sama.

Merujuk pada Inayah. (2012), ada tiga parameter modal sosial, yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms) dan jaringan-jaringan (networks).

1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma- norma yang dianut bersama. Kepercayaan juga merupakan suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yanglain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung yang tidak akan merugikan diri dan kelompoknya. Kepercayaan adalah sikap saling

(19)

mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dangan yang lain, atau dapat dikatakan melakukan hubungan atau kerjasama

Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini. kemudian mencatat bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan- aturan sosial cenderung bersifat positif; hubungan-hubungan juga bersifat kerjasama.

Menurutnya Kepercayaan sosial pada dasarnya merupakan produk dari modal sosial yang baik. Adanya modal sosial yang baik ditandai oleh adanya lembaga- lembaga sosial yang kokoh; modal sosial melahirkan kehidupan sosial yang harmonis. Kerusakan modal sosial akan menimbulkan anomie dan perilaku anti sosial.

2. Norma

Norma-norma terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan-tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang.

Norma-norma dapat bersumber dari agama, panduan moral, maupun standar-standar sekuler seperti halnya kode etik profesional.

Norma-norma dibangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama di masa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama.Norma-norma dapat merupaka pra-kondisi maupun produk dari kepercayaan sosial.

Norma-norma sosial akansangat berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk prilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Pengertian norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh masyarakat dalam suatu

(20)

etnis sosial tertentu. Norma biasanya terinstitusionalisasi dan mengandung sangsi sosial untuk mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku dimasyarakatnya.

Aturan-aturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tetapi dipahami oleh setiap anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingkahlaku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. Konfigurasi norma yang tumbuh di tengah masyarakat akan menentukan norma tersebut akan memperkuat kerekatan hubungan antar individu dan memberikan dampak positif bagi perkembangan masyarakat tersebut. Sedangkan nilai adalah suatu ide yang telah turun temurun di amggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat. Nilai senantiasa berperan penting dalam kehidupan manusia.

Pada setiap kebudayaan, biasanya terdapat nilai-nilai tertentu yang mendominasi ide yang berkembang. Dominasi ide tertentu dalam masyarakat akan membentuk dan mempengruhi aturan-aturan bertindak masyarakat dan aturan-aturan bertingkah yang secara bersama-sama menurut istilah para sosiolog, membentuk pola-pola kultural.

3. Jaringan

Infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia. Modal sosial akan kuat tergantung pada kapasitas individu dalam membangun suatu jariangan dalam suatu kelompok atau komunitasnya. Salah satu kunci keberhasialan dalam membangun modal sosial terletak pual dalam pada

(21)

kemampuan sekelompok orang dalam suatu asosiasi atau prkumpulan untuk melibatkan diri dalam satu jaraian hibungan sosial. Dapat bahwa masyarakat selali berhubungan dengan masyarakat lain melaui berbagai varaiasi hubungan yang saling berdampianagan dan dilakukan atas dasar prinsip kesukarelaan (voluntary), kesamaan (equality), kebebasan (freedom), dan keadaban (civility). Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh. Orang mengetahui dan bertemu dengan orang lain. Mereka kemudian membangun inter-relasi yang kental, baik bersifat formal maupun informal.jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya serta manfaat-manfaat dari partisipasinya itu.

Bersandar pada parameter di atas, beberapa indikator kunci yang dapat dijadikan ukuran modal sosial antara lain Perasaan identitas;

a. Perasaan memiliki atau sebaliknya, perasaan alienasi;

b. Sistem kepercayaan dan ideologi;

c. Nilai-nilai dan tujuan-tujuan;

d. Ketakutan-ketakutan;

e. Sikap-sikap terhadap anggota lain dalam masyarakat;

f. Persepsi mengenai akses terhadap pelayanan, sumber dan fasilitas (misalnya pekerjaan, pendapatan, pendidikan, perumahan, kesehatan, transportasi, jaminan sosial);

g. Opini mengenai kinerja pemerintah yang telah dilakukan terdahulu;

(22)

h. Keyakinan dalam lembaga-lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya;

i. Tingkat kepercayaan;

j. Kepuasaan dalam hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya;

k. Harapan-harapan yang ingin dicapai di masa depan;

Dapat dikatakan bahwa modal sosial dilahirkan dari bawah (bottom-up), tidak hierarkis dan berdasar pada interaksi yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, modal sosial bukan merupakan produk dari inisiatif dan kebijakan pemerintah. Namun demikian, modal sosial dapat ditingkatkan atau dihancurkan oleh negara melalui kebijakan publik.

2. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Kegiatan tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut penyuluh pertanian (Van Den Ban dan Hawkins, 1999). Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartasapoetra (1994) yang menyatakan penyuluh pertanian merupakan agen dari perubahan prilaku petani, yaitu mendorong petani merubah pril akunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peran penyuluh, petani diharapkan menyadari akan

(23)

kebutuhannaya, melakukan peningkatan kemampuan diri, dan dapat berperan dimasyarakat dengan lebih baik

Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijakan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan prtanian. Di lain pihak, petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menilak saran yang diberikan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani.

Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian pertanian adalah meningkatkan produksi pangan dengan jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang semakin meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia.pembangunan seperti ini harus berkelanjutan dan serimgkali harus dilakukan dengan cara yang berbeda dari cara yang terdahulu. Oleh karna itu organisasi

penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting didalam situasi tersebut terutama dinegara yang sedang berkembang (Ilham, 2010).

Van Den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan bahwa konsep dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang disadari.komunikasi yang di sengaja melalui informasi adalah untuk membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang benar serta mengubah prilaku petani menjadi lebih baik.

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status) seseorang yang melakukan hak dan kewajiabannya sesuai dengan kedudukan menunjukkan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban harus saling berkaitan yang dijalankan

(24)

seseorang sesuai dengan ketentuan peranan yang seharusnya dilakukan dan sesuai dengan harapan peranan yang dilakukan (Departemen Pertanian, 2009).

Mosher (1997) menguraikan tentang peran penyuluhan pertanian, yaitu:

sebagai guru, penganalisa, penasehat, sebagai organisator, sebagai pengembang kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap hubungan masyarakat petani. Kartasapoetra (1994) juga menjelaskan tentang peran penyuluh yang sangat penting bagi terwujudnya pembangunan pertanian modern yaitu pembangunan pertanian berbasis rakyat. Peran penyuluh tersebut adalah:

1. Sebagai peneliti; mencari masukan terkait dengan ilmu dan teknologi, penyuluh menyampaikan, mendorong, mengarahkan, danj membimbing petani mengubah keinginan usaha taninya dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi.

2. Sebagai pendidik; meningkatkan pengetahuan untuk memberikan informasih kepada petani, penyuluhan harus menimbulkan semangat dan kegairahan kerja para petani agar dapat mengelolah usaha taninnya secara lebih efektik, efesien, dan ekonomis

3. Sebagai penyuluh; menimbulkan sikap keterbukaan bukan paksaan, penyuluh berperan serta dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan hidup para petani beserta keluargannya.

Peran agen penyuluhan pertaniann adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasih dan memberikan informasih yang sesuai dengan kebutuhan petani. Peranan utama penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil

(25)

keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-masing pilihan tersebut .

Menurut Van Den Ben Hawkins (1999) agen penyuluhan dapat membantu petani memahami besarnya pengaruh struktur sosial ekonomi dan teknologi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan menemukan cara mengubah struktur atau situasi yang menghalanginya untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka dapat membantu petani meramalkan peluang keberhasilan dengan segala konsekuensinya, dengan memberikan wawasan luas yang dapat dipengaruhi oleh berbagi aspek sosial dan ekonomi.

Menurut Rasyied (2001) belum optimalnya peran penyuluhan pertanian dapat disebatkan oleh rendahnya tingakt partisipasi petani terhadap penyuluh pertanian sebagai akibat rendahnya mutuh pelayanan penyuluhan pertanian. Selain itu lemah dan tidak sistematisnya sistem pendanaan sehingga menjadi salah satu penyebat ternyadinya kinerjan penyuluahan pertanian dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penyuluhan pertanian kedepan adalah penyuluhan pertanian yang dapat menciptakan dirinya sebagai mitra dan fasilitator petani dengan melakukan peranan yang sesuai antara lain sebagai: penyediah jasa pendidikan ( educator,motivator, konsultan (pembinbing), dan pendamping petani.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal tersebut meliputi tingkat pendidikan,motivasi, keperibadian dan harga diri serta keadaan sosial budaya

(26)

penyuluh. Adapun factor eksternal tersebut meliputi; managemen organisasi penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh penyuluh dalam menjalankan tugasnya serta tingkat partisipasih sasaran yang berbeda dibawah koordinasinya.

Factor –faktor tersebut harus diperlihatkan oleh pihak pimpinan organisasi sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengupayakan peningkatan kopetensi penyuluh (Departemen pertanian ,2009 )

Tugas utama dari penyuluh adalah untuk membantu keluarga pedesaan dan membanu diri mereka sendiri dengan menerapkan ilmu, baik secara fisik maupun sosial, denagn kegiatan pertanian keluarga dan masyarakat hidup. Keberhasialan seorang penyuluh sebenarnya tergantung dari kemampuannya untuk menyatu ( dengan kliennya) dan pengetahuanserta keterampilan yang di perlukan oleh kliennya.

Keberhasilan ini adalah dalam upaya membantu klien untuk mencapai tujuan-tujuan mereka.untuk mencapai keberhasilan, seorang penyuluh harus mempunyai kondisi prioritas yang perlu di pertimbangkan, yaitu meliputi;

a. Kemampuan penyuluh untuk berkomunikasi

b. Tersedianya suatu sistem (sarana) penunjang yang memungkinkan penyuluh dan kliennya melakukan sesuatu yang ingin mereka lakukan

c. Adanya kebijakan pemerintah yang memungknkan para penyuluh dan klienya melakukan apa yang mereka ingin lakukan dalam upaya untuk memperoleh suatu manfaat atau imbalan tertentu (baik yang sifatnya ekonomis atau sosial).

Kehadiran pemyuluh pertanian lapangan (PPL) dan peranan penyuluhan pertanian di tengah-tengah masyarakat tani di desa masih sangat dibutuhkan untuk

(27)

meningkatkan sumber daya manusia (petani) sehingga mampu mengelola sumber daya alam yang ada secara intensif demi tercapainya peningkatan produktifitas dan pendapatan atau tercapainya ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.

Pendidikan penyuluhan denagn sengaja menggunakan komunikasi informasi untuk membantu manusia membentuk pendapat dan mengambil keputusanyang benar. Didalamnya tercakup tujuan pendidik, yaitu belajar membentuk pendapat dengan cara belajar mengambil keputusan. Penyulihan juga dapat menjadi sarana kebijaksanaan yang efektif mendorong oembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampumencapai tujuannaya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan.

Swbagai sarana kebijakan, hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani.

Organisasi penyuluhan mencoba membuat perubahan sesuai dengan keinginan petani, misalnya dalam pengendalian yang lebih baik terhadap penyakit tanaman.

Cara ini juga dapat membantu petani mencapai tujuannya misalnya, memilih sisitem usaha tani yang member pendapatan yang tinggi tetapi juga beresiki tinggi, atau sebaliknya. Jika nialai memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan, petani akan lebih menyukai menentukan tujuansendiri.

Penyuluhan dapat menjadi efektif jika dipadukan dengan penelitian, penyediaan input dan pinjaman, serta pemasaran. Penyuluhan juga mengajarkan kepada petani untuk dapat menghasilkan (tanaman atau ternak) melalui cara yang paling menguntungkan, dan mengatur diri sendiri dalam koperasi dan organisasi petani lainnya.

(28)

Penyuluhan memperoleh informasi dari banyak sumber dalam AKSI.

Informasi-informasi itu harus disatukan untuk mengambil keputusan yang dilaksanakan oleh petani, agen penyuluhan dan lain-lain. Petani tidak hanya bertindak sebagai penerima informasi, tetapi juga mengembangkan informasi sendiri untuk digunakan sendiri atau dibagikan denagn sesama petani.

Kembalinya modal investasi pada penyuluhan pertanian biasanya cukup tinggi, terutama bila penyuluhan dan penelitian diorganisasi dan dikoordinasi dengan baik. Pentyuluhan pertanian bisa mengambil banyak pengalaman tentang cara mengubah sikap manusia, seperti dari pendidikan kesehatan. Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang berorientasi keputusan, tetapi juga berlaku pada ilmu sosial berorientasi pada kesimpulan. Ilmu ini mendukung keputusan strategis yang harus di ambil dalam organisasi penyuluhan.

3. Teori Yang Berhubungan Dengan Penyuluhan 1. Teori komunikasi (Burhan, 2006)

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau komunikasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkanlebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal dan sebagainya.dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung

(29)

pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi.

Menurut pendapat Effendy (2001) dalam Burhan (2006)“ komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkahlaku seorang atau sejumlah orang sehingga ada effek tertentu yang diharapkan

Sosiologi komunikasi menurut Soerjono Soekanto (1992) dalam burhan (2006), sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalm mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasiyang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Menurut soekanto, sosiologi komunikasi juga ada kitannya dengan public speaking, yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada publik.

Secara komprehensif sosiologi komunokasi mmempelajari tentang interaksi sosial dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat darai interaksi tersebut, sampai dengan perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa

(30)

yang ditanggung masyarakat sebagai akibat dari poerubahan yang dodorong oleh media massa itu.

Komunitas dalam masyrakat dibagi dalam 5 jenis:

1) Komunikasi individu dengan individu (komunikasi antar pribadi) 2) Komunikasi kelompok

3) Komunikasi organisasi 4) Komunokasi sosial 5) Kmunikasi massa

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Contohnya kegiatan percakapan tatap muka, percakapan melalui telpon, surat-menyurat pribadi. Focus pengamatannaya adalah bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator

Komunikasi kelompok, memfokuskan pembahasannya kepada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Bahasan teoritis meliputi dinamika kelompok, efisiensi dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.

Komunitas organisasimenunjuk pada pola dan bentuk komuniksi yang terdiri dalam konteks dan jarinagan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan antar kelompok.

(31)

Pembahasannya meliputi struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan organisasi.

Komunikasi sosial astrid (1992) dalam burhan (2006) adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, di mana komunikasi terjadi secara langsung antar komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahka kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melaui kegiatan ini terjadilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahasn. Komunikasi sosial sekaligus suatu proses sosialisasi dan untuk pencapaian stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang di angunkan oleh suatu masyarakat melaui komunikasi sosial kedasar sosial, masalah-masalah sosial dipecahkan melalui consensus.

Komunikasi massa menurut McQuail (1994) dalam Burhan (2006) adalah komunikasi yang berlangsung pada tingakat masyarakat luas. Pada tingakat ini komunikasi dilakukan dengan menggunakan media massa. Selanjutnya McQuail mengatakan cirri-ciri utama komunikasi massar; sumbernya adalah organisasi formal dan pengirimnya adalah professional;pesannay beragam dan makna simbolik; hubungan antar komunikan dan komunikator berlangsung satuh arah; bersifat impresional , non-moral, dan kualitatif.

komunikasih organisasi adalah suatu proses komunikasih yang menggunakan media yaitu bahasa atau symbol-simbol yang bias digunakan untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan kepenerima pesan melalui

(32)

proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi suatu organisasi. Sebelumnya telah dituliskan bahwa”komunikasi”di artikan sebagai suatu pernyataan antar manusia, baik secara ,perorangan maupun secara berkelompok, yang sifatnya umum dengan menggunakan lembanga- lembaga tertentu. Kalau pengertian ini dikaitkan dengan bidang pertanian maka komunikasih pertanian adalah suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan dibidang pertanian, baik secara perorangan maupun secara berkelompok yang sifatnya umum dengan menggunakan lembaga-lembaga tertentu seperti yang dijumpai pada metode penyuluhan. Komunikasi pertanian bukan saja dimasukan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku komunikan seperti yang sering ditemui dalam metode penyuluahn pertanian, tetapi lebih dari itu dalam sejahra perkembangannya sering dipengaruhi dan dimonopoli oleh pihak pemberi pesan, sehingga model komunikasi pertanian yang demikian sering dikenal dengan istilah”model linear”.model linear beranggapan bahwa informasih penelitian yang diberikan kepada komunikan dapat dikatankan berhasil kalau pihak pemberi pesan (komunikator) dapat menyampaikan pesannya kepada komunikan. Anggapan ini terlalu lemah mengingat komunikan akan tertarik untuk mendapatkan informasih pertanian kalau mereka membutuhkan (Soekartawi,2005).

a. Teori konstruksi sosial (Poloma, 1994)

Membahas teori konstruksi sosial (social construction),tentu tidak bias terlebas dari bangunan teoritiikyang telah di kemukakan oleh Peter L. Berger

(33)

dan Thomas lucman. Peter L. Berger merupakan sosiologi dari New Sschool For Social Research, New York, sementara Thomas Lukman adalah sosiologi dari University of Frankfurt. Teori konstruksi sosial, sejatinya dirumuskan kedua akademisi ini sebagai suatu kajian teoritis dan sisitematis mengenai sosiologi pengetahuan.

Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality), menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul “The Social Construction of Reality, aTreatise in the Sociological of Knowledge”(1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus menerus suatu realita yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.

Berger dan Luckmann (1990; 1) mulai menjelaskan relitas sosial dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”. Relitas diartiakan sebagai kualitas yang terdapat di dalam realitas-realitas, yang diakui memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung pada kehendak kita sendiri. Sedangkan pengetahuan di definisikan sebagai kepastian bahwa realitas-relitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.

Berger dan luckmann (1990: 61) mengatakan, institusi masyarakat tercipta dan diperhatikan atau diubah melalui tindakan dan interksi manusia.

Meskipun masyarakat dan instruksi sosial terlihat nyata secara objektif, namun pada kenyataan semua dibangun dalam definisi subjektif melaui proses

(34)

interksi. Kata Burger dan Luckmann (1990: 61) terjadi dialektika antara individu menciptakan masyarakt dan masyarakat menciptakan individu.

Dalam teori konstruksi sosial Peyuluhan pertanian dilakukan karna melihat konstruksi realita sosial yang ada pada masyarakat desa,bias lebih membangun di bandingkan sebelumnya, dengan melakukan kerja sama yang dilakukan bersama untuk meningkatkan suatu perekonomian demi kesejahtraan masyarakat desa. Sesuai dengan istilah konstruksi sosial atas realitas (sosial construction of reality) yang di definisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimna individu mencuptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.(poloma,2004:301).

b. Teori sosiologi Desa (Salam, 2012)

Desa adalah entitas yang di dalamnya terkumpul berbagai penanda eksistensi. Desa merupakan penada solidaritas mekaniak bagi terselesaikannya kohesivitas tatanan berbasis gemeinschaft, di tengah solidaritas organik yang mengglobalkan kohesivitas tatanan berbasis geselschaft. Desa juga merupakan penanda homogenitas komunitas bagi representasi peradaban perdesaan (rural), di tengah diferensiasi masyarakat yang mendominankan peradaban perkotaan (urban). Desa juga sebagai penanda kearifan lokal dan pengetahuan asli, di tengah rasionalitas instrumental dan pengetahuan ilmiah (Salman, 2012:18).

(35)

Berdasrkan pengertian di atas, desa adalah komunoitas masyarakat yang tinggal di dalam satu adaerah yang sama, dlam kurung waktu yang cukup lama, bersatu bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain. Pada masyarakat desa cenderung lebih mempertahankan nilai-nilai terdisional yang dipahaminya. Ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih sangat dipelihara dan kental. Pada umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, dan tak heran jika masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian. Masyarakat desa juga sangat menghargai prinsip solidaritas dan nilai-nilai gotong royong.

Talcon parson (poloma, 1994:174) menggambarkan desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal cirri-ciri sebagai berikut :

1. Afektifitas ada hubunganya dengan perasaan kasih saying, cinta, kesetiaan dan kesamaan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain yang menolongnya tanpa pamrih.

2. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitumereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjilkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

(36)

3. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu.

Perasaan subyektif, perasaan kebersaman sesungguhnya yanghanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.

4. Akspirasi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.

5. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama antara hubunagan pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu.

Dari uraian tersebut dapat dillihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh fari luar.

Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya norma dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.

Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tetapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berfikir maju dan keluar dari hakikat itu.

Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan oranglain. Jadi jelas

(37)

masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyatannaya adalah sebaliknya.

Di era modernisasi ini,masyarakat desapun ikut andil dalam memanfaatkan teknologi yang dapat membantu mengefisienkan pekerjaanya. Ini merupakan perubahan yang nayata terhadap pola pikir dan tindakan masyarakat desa walaupun tidak dapat dipingkiri prosesnya setahap demi setahap.

Bersinergisnya desa dengan lingkungan sekitar merupakan proses alamiah masyarakat desa.

B. Kerangka Pikir

Modal sosial dapat didefinisikan sebagai serangkaian nilai dan norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerjasama di antara mereka. Pada modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada tiga unsur utama dalam modal sosial yakni trust (kepercayaan), network (jaringan) dan reciprocal (timbal balik) antarsesama yang lahir dari anggota kelompok dan dapat mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas atau pun tindakan bersama yang produktif.

Kepercayaan merupakan harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat, yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama, sedangkan norma merupakan pemahaman-

(38)

pemahaman, nilai-nlai, harapan-harapan, dan tujuan-tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. Karena itulah kepercayaan akan tumbuh seiring dengan kepatuhan masyarakat terhadap norma yang diakui dan disepakati bersama, Masyarakat yang memiliki modal sosial yang baik akan membuka kemungkinan menyelesaikan masalah kelompoknya dengan lebih mudah.

Bermodalkan saling percaya, toleransi dan kerjasama mereka dapat membangun jaringan baik di dalam kelompok masyarakatnya maupun dengan kelompok masyarakat lainny, dan Bekerja sama merupakan usaha bersama antara individu dan kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama. Timbal balik antara anggota kelompok dengan tim pemangku, dengan saling menerima dan saling memberi bantuan yang mucul dari adanya interaksi sosial menjadikan mereka lebih peka terhadap sesama. Maka dari itu Modal sosial sangat penting dalam melakuakan penyuluhan pertanian

Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Penyulihan juga merupakan pendidikan non formal di luar bangku sekolah untuk melatih dan mempengaruhi petani (dan keluarganya) agar menerapkan praktek maju dalam bidang pertanian.

Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijakan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan prtanian. Untuk tercapainya suatu program penyuluhan pertanian perlu dilakukan suatu kegiatan yang berupa perencanaan. Kegiatan perencanaan dalam proses kegiatan tersebut dapat tertuangkan

(39)

melaui prongram yang yang dibuat secara sistematis sehingga dapat teratur dan terarah.

Program penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis tentang kegiatan penyuluhan yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah masalah dalam mencapai tujuan alternatif terbaik untuk memecahkan masalah di wilayah penyulih tersebut. Pemyelenggaraan penyuluhan petrtanian di wilayah kerja penyuluh pertanian oleh PPL dapat berjalan dengan baik, bila pelaksanaannya berpedoman pada program penyuluhan pertanian. program penyuluhan pertanian dibuat setelah penyuluh mengetahui gambaran umum tentang kondisi dan situasi usaha tani yang telah dilakukan di pedesaan terutama mengenai masalah-maslah yang dihadapi oleh para petani, sehingga dapat di proritaskan kegiatan penyuluhan tersebut.

Salah satu upaya untuk untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dilakukan melalui penyuluhan pertanian. Oleh karna itu penyuluhan pertanian merupakan salah satu hal yang strategis dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian. Penyuluh pertanian merupakan upaya pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian lain sebagai sumberdaya pelaku pembangunan pertanian.

Kegiatan penyuluhan pertanian mampu memberikan informasi mengenai ilmu pengetahuan dan teknilogi dibidang pertanian kepada petani, sehingga dapat membantu meningkatkan produksi dan pendapatan mereka. Keberadaan ppl sngat penting bagi petani, suatu usaha tani tidak akan berkembang jijka tidak ada ppl yang

(40)

membantu petani memberikan informasi dan melakukan identifikasi-identifikasi terhadap kegagalan usaha tani sebelumnya.

(41)

Berdasarkan penjelasan yang telah di kemukakan di atas maka dapat digambarkan dalam skema kerangaka konseptual berikut :

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir

Modal Sosial

Penyuluhan pertanian a. Kepercayaan

b. Jaringan

c. Hubungan timbal balik

implementasi

Penerimaan masyarakat terhadap penyuluhan pertanian

Program

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang persoalan yang dijadikan topic penelitian. Salim (2006:35) menyatakan bahwa penelitian kualitatif secara inheren merupakan bentuk kajian multimetode dalam satu focus. Moleong (2004:30) menyatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sudut pandang naturalistik menurut Sutopo (2002:33) bahwa topik penelitian kualitatif diarahkan pada kondisi asli (yang sebenarnya) dari subyek penelitian.

Kondisi subyek tersebut tidak dipengaruhi oleh perlakuan (treatment) secara ketat oleh peneliti. Sehingga dapat diambil kesimpulan metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan makna dari objek yang menjadi pengamatan dan lebih memusatkan pada kualitas data tersebut.

Sedangkan Danim (2002:32) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah pendekatan sistematis dan subjektif yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan makna atasnya. Disamping itu penelitian kualitatif memiliki sudut pandang naturalistik dan pemahaman interpretif tentang pengalaman manusia.

33

(43)

Jadi dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjawab atas pertanyaan diatas yaitu Bagaimanakah Modal Sosial Penyuluhan Pertanian Di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 1 bulan dan lokasi yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang atau objek yang dimanfaatkan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti selama melakukan penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan yaitu masyarakat tani dan penyuluh pertanian. Penarikan sampel dalam penelitian ini dengan teknik Purposive Sampling yaitu memilih langsung secara sengaja informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Suharsimi Arikunto (2006: 21) menjelaskan, berdasarkan penetapan jika subyeknya berjumlah atau lebih dari 100 orang maka diambil antara 10-15% atau 20- 25%. Tetapi apabila populasi kurang dari 100 maka diambil keseluruhannya.

(44)

1. Kriteria informan

Adapun Kriteria informan tentang modal sosial penyuluhan pertanian di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara yaitu:

a). Masyarakat Kelompok Tani b). Penyuluh Pertanian

c). Kepala desa 2. Jumlah informan

Jumlah informan yang diambil peneliti sebanyak 11 orang, 1 diantaranya dari pihak penyuluh, 1 dari kepala desa, dan selebihnya masyarakat kelompok tani.

D. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan pengumpulan sejumlah data lapangan di mana objek berada. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data wawancara. Dengan menggunakan metode penulis mewawancarai sejumlah responden yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan pedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa sehingga data terkumpul secara sistematis dan mudah untuk dianalisis.

(45)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah merupakan pengumpulan data melalui studi pustaka, hal ini memungkinkan penulis mendapatkan karya tulis dari para ahli yang mempunyai hubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. Data tersebut juga menjadi pedoman sehingga data primer juga menjadi terarah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan beberapa media, diantaranya:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara langsung mendatangi lokasi penelitian. Menurut Faisal dalam Sugiono (2014:64) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi partisipatif, observasi secara terang- terangan atau tersamar, serta observasi yang tak terstruktur.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang diteliti. Menurut Mulyana (2006:180) berpendapat bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.

Sedangkan Bungin (2003:62) berpendapat bahwa wawancara dalam suatu penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam

(46)

masyarakat serta pendirian-pendirian itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi (pengamatan).

Menurut Esterberg dalam Sugiono (2014:73) membagi macam wawancara menjadi 3 yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur (structured interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai tekhnik pengumpilan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara terstruktur peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa daftar pertanyaan beserta alternative jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

b. Wawancara semi terstruktur (semistructure interview)

Pelaksanaan wawancara semi terstruktur lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara semi terstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, yakni pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh subyek penelitian.

c. Wawancara tak terstruktur

Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dalam pengumpulan data. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

(47)

permasalahan yang akan ditanyakan. Untuk memperoleh data yang lebih dalam tentang responden, maka peneliti dapat juga menggunakan wawancara tak terstruktur.

Namun dalam wawancara ini peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan subyek penelitian.

Jadi tekhnik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dilakukan wawancara secara langsung kepada informan yang telah dipilih. Untuk mendapatkan data yang akurat maka peneliti menentukan beberapa informan kunci yang terdiri dari teman-teman kuliah dari informan yang telah dipilih. Akan tetapi, sebelum mengadakan wawancara terlebih dahulu membuat pedoman wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pada pertanyaan yang akan diajukan.

Selain itu, wawancara juga dilakukan secara bebas untuk memperoleh data yang lebih banyak dan untuk menghindari kekacauan dalam mengetahui informasi. Informan- informan yang dihubungi diperhubungkan menurut kepentingan informasi (data) yang diinginkan, sehingga efektifitas waktu dapat dicapai sesuai dengan rencana.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pemanfaatan informasi melalui dokumen-dokumen tertentu yang dianggap mendukung. Adapun manfaat penggunaan dokumen dalam hal ini adalah:

a. Dokumen membantu pemverifikasian ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi yang telah disinggung dalam wawancara.

(48)

b. Dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung informasi dari sumber-sumber lain, jika bukti documenter bertentangan dan bukannya mendukung, peneliti mempunyai alas an untuk meneliti lebih jauh topic yang bersangkutan.

Dalam tekhnik ini peneliti mendapatkan data penelitian dari data sekunder yang berasal dari buku, jurnal, dan data-data yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Jadi, tekhnik dokumentasi yaitu pengumpulan data berupa dokumen resmi tertulis dalam bentuk laporan, surat-surat penting, dokumentasi kegiatan dari narasumber dan yang sejenisnya yang erat hubungannya dengan penulisan skripsi nanti.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengelola data dimana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian.

Tekhnik analisis data secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui bagaimanakah modal sosial penyuluhan pertanian didesa cendana putih kecamatan mappedeceng kabupaten luwu utara. Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (1992:54) yang menggunakan pendekatan sosiologi dengan pertimbangan karena pendekatan ini berarti peneliti berasumsi bahwa perilaku manusia terpola dalam sistem itu sendiri. Satuan-satuan dari sistem terpola tersebut bersama-sama dengan

(49)

satuan-satuan kelompok instruktural itu membentuk masyarakat tertentu melalui aksi dan reaksi para anggotanya.

G. Teknik Keabsahan Data

Demi terjadinya keakuratan data maka peneliti akan melakukan keabsahan data. Data-data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah.

Demikian pula sebaliknya data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian benar.

Untuk melihat derajat kebenaran dari hasil penelitian ini, maka dilakukan pemeriksaan data, pengabsahan data dapat dilakukan dengan menggunakan triangulasi, yaitu:

1. Tringulasi metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data yang dengan cara yang berbeda, seperti menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

2. Triangulasi antar peneliti

Triangulasi antarpeneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data.

3. Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data menggali kebenaran informan tertentu melalui berbagai metode dan sumber pengolahan data.

(50)

4. Triangulasi teori

Triangulasi teori dapat dilakukan dengan memakai fenomena perilaku tertentu yang dipandu oleh beberapa teori yang berbeda tetapi yang berhubungan.

Rumusan masalah Sub indikator Elemen

Dokumentasi Observasi Wawancara Bagaimanakah Modal

Sosial Penyuluhan Pertanian Di Desa

Cendana Putih

Kecamatan Mappedeceng

Kabupaten Luwu Utara

1.Modal sosial   

2.Penyuluhan pertanian

  

(51)

H. Jadwal Penelitian.

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini di rencanakan dengan jadwal sebagai berikut :

NO Jenis kegiatan Bulan kegiatan Ket.

1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan Proposal Penelitian

2 Konsultasi Proposal Penelitian

3 Seminar Proposal Penelitian

4 Melaksanaan Penelitian

5 Interpretasi dan Analisis Data

6 Penulisan Skripsi

7 Bimbingan dan Konsultasi Skripsi

8 Penyajian Ujian skripsi

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Profil Wilayah Penelitian

Pada Bab IV ini, membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi kondisi obyektif tentang lokasi penelitian, Modal Sosial Penyuluhan Pertanian di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara.

a. Letak Geografis dan Batas Wilayah

Di Desa Cendana Putih yang di pilih sebagai lokasi penelitian adalah salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara. Ditinjau dari batas-batasnya :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Cendana Putih 1 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Mekarjaya Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sukamaju Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Kapidi b. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data pada tahun 2014, penduduk di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara berjumlah 2.213 jiwa. Dimana penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1.120 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1.093 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

43

(53)

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persen

Laki-Laki 1.120 50,61

Perempuan 1.093 49,36

Jumlah 2.213 100

Sumber : Kantor Desa Cendana Putih, 2014

Data diatas menunjukkan bahwa penduduk di Desa Cendana Putih pada tahun 2014 berjumlah 2.213 jiwa dengan persentase sebanyak 100%. Berdasarkan tabel diatas sangat jelas terlihat bahwa penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dengan persentase 50,61 persen dari jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan yang persentasenya sebanyak 49,36 persen.

Adapun mengenai umur penduduk di Desa Cendana Putih dari data kantor Desa Cendana Putih tahun 2014 dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No Golongan Umur (tahun) Jumlah Persen

I II III IV

1 2 3 I 4 5 6 7

0-1 Tahun 1-5 tahun 5-7 tahun

78 201 126

3 9 6 IV 21 17 39 5 II

7-15 tahun 15-21 tahun 21-60 tahun 60 tahun keatas

III 462 381 863 102

(54)

Jumlah 2.213 100 Sumber : Kantor Desa Cendana Putih, 2014

Pada tabel 2 diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut kelompok umur yang paling besar di Desa Cendana Putih terdapat pada kelompok umur 21-60 tahun yaitu sebesar 863 jiwa atau 39 persen. Penduduk usia yang masih produktif, kemudian disusul oleh kelompok umur 7-15 tahun yaitu sebesar 462 jiwa atau sebanyak 21 persen, kelompok umur 15-21 tahun yaitu 381 jiwa atau sebanyak 17 persen, kelompok umur 1-5 tahun yaitu 201 jiwa atau sebanyak 9 persen, kelompok umur 5-7 tahun yaitu 126 jiw

atau sebanyak 6 persen dan kelompok umur 0-1 tahun yaitu 78 jiwa atau sebanyak 3 persen. Disini terlihat bahwa kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok umur 0-1 tahun. Itu disebabkan karena kurangnya jumlah kelahiran pada ibu rumah tangga di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara.

c. Mata Pencaharian

Masyarakat di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara mempunyai keanekaragaman mata pencaharian. Kesibukan masyarakat mewarnai suasana keseharian penduduk di Desa Cendana Putih, apalagi di hari-hari kerja. Penduduk di Desa Cendana Putih mayoritas dari kalangan menengah kebawah.

Sehingga mayoritas penduduk di Desa Cendana Putih bekerja sebagai petani.

d. Agama

Masyarakat di Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara mayoritas beragama Islam. Masyarakat di Desa Cendana Putih dikenal

Referensi

Dokumen terkait

Esimesel juhul olen ma ärkvel, teisel juhul näen und; ja saame tõdeda, et inimene võib häiri- matult unistada isegi siis, kui ta ei maga.“ 55 Lähtudes Winckelmannist,

sangat bernuasan empirik, karena itu psikologi Islam yang dapat mengawinkan aspek empiris dari psikologi modern dengan aspek rasionalitas dalam kajian filsafat

Disajikan definisi bagian-bagian perangkat keras komputer, siswa mampu menjelaskan pengertian bagian-bagian perangkat keras komputer PG 1 C2 Mudah Menerapkan prosedur

Diberikan jarak sebuah objek yang ditempatkan dari lensa objektif, jarak fokus lensa objektif dan okuler sebuah mikroskop serta pengamatan dilakukan dalam keadaan akomodasi

siswa dengan menjelaskan cara melakukan latihan teknik dasar mengumpan, mengontrol dan menggiring bola secara berpasangan dan berkelompok dengan menggunakan kaki

Hampir sebagian besar ruas-ruas jaringan jalan utama menunjukkan arus lalu lintas masih stabil ditandai dengan adanya kinerja dari hasil analisa pelayanan jalan (V/C

Perancangan ini telah memnuhi tujuan utama yaitu merancang mebel multifungsi untuk fasilitas display dan penataannya yang disesuaikan dengan keluasan area Toko

PBB telah menjelaskan dan memberikan pernyataan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya merupakan pelanggaran HAM terhadap