• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SEMUA BERSIH HIDUP JADI NYAMAN DI SMPN 3 SUKAMARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SEMUA BERSIH HIDUP JADI NYAMAN DI SMPN 3 SUKAMARA."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

”UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SEMUA

BERSIH HIDUP JADI NYAMAN DI SMPN 3 SUKAMARA ”.

TAUFIQURAHMAN

Email : [email protected]

ABSTRAK

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Discovery Learning dengan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi semua bersih hidup jadi nyaman di SMPN 3 Sukamara. Hal ini dilakukan karena dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah sehingga aktifitas siswa hanya 40 %, dan aktifitas guru 60 %. Model pembelajara yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi semua bersih hidup jadi nyaman di SMPN 3 Sukamara adalah model pembelajaran Discovery Learning. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) penerapan model pembelajaran Discovery Learning dilaksanakan dalam satu siklus. 2) hasil dari model pembelajaran Discovery Learning pada materi semua bersih hidup jadi nyaman di SMPN 3 Sukamara mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan hasil belajar dan hasil praktek tata cara taharah terlihat dari kemampuan awal pra tindakan 37 %, meningkat menjadi 80%

pada pertemuan kedua siklus I dan aktifitas siswa mengalami peningkatan dari 40 % menjadi 75 % pada pertemuan kedua siklus I.

Dengan demikian model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada materi semua bersih hidup jadi nyaman di SMPN 3 Sukamara.

Kata kunci: Peningkatan Hasil Belajar, i Model Pembelajaran Discovery Learning

PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam adalah suatu kegiatan kegiatan yang bertujuan untukmenghasilkan orang beragama. Dengan demikian perlu diarahkan kepada pertumbuhan moral dan karakter. Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tentang agma saja, akan tetapi disamping pengetahuan agama, mestilah ditekankan pada aktivitas kepercayaan. Menurut Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil). ( Nizar, 2002 : 32)

Dalam hal ini baik guru maupun siswa mempunyai keterkaitan

(2)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

untuk mencapai sebuah tujuan dan suatu prosedur kerja. Salah satunya adalah hubungan guru dalam kegiatan pembelajaran maka dari itu guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan.

Untuk menjamin dan membina suasana belajar yang efektif, guru diharapkan bersikap menunjang, membantu, adil dan terbuka di dalam kelas serta perlu adanya kesadaran yang tinggi di kalangan siswa untuk membina disiplin dan tata tertib yang baik dalam kelas, sehingga guru dan siswa berupaya menciptakan hubungan kerjasama yang serasi, selaras dan seimbang dalam kelas, yang dijiwai oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan. ( Fathurohman, 2007 : 8 )

Apabila kita perhatikan dalam proses perkembangan Pendidikan Agama Islam, salah satu kendala yang paling menonjol dalam pelaksanaan Pendidikan Agama ialah masalah metodologi. Metode merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari semua komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan, materi, evaluasi, situasi dan lain-lain (Surawan, 2019:

203). Oleh karena itu, dalam pelaksanaan Pendidikan Agama diperlukan suatu pengetahuan tentang metodologi Pendidikan Agama, dengan tujuan agar setiap pendidik agama dapat memperoleh pengertian dan kemampuan sebagai pendidik yang professional. Guru-guru Pendidikan Agama Islam masih kurang mempergunakan beberapa metode secara terpadu. Kebanyakan guru lebih senang dan terbiasa menerapkan metode ceramah saja yang dalam penyampaiannya sering menjemukan peserta didik. Hal ini disebabkan guru- guru tersebut tidak menguasai atau enggan menggunakan metode yang tepat, sehingga pembelajaran agama tidak menyentuh aspek-aspek paedagogis dan psikologis.

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi “semua bersih hidup jadi nyaman” kelas VII, di SMPN 3 Sukamara , pada umumnya masih menggunakan metode konvensional (ceramah), yang tentunya dapat menyebabkan para siswa merasa bosan dan kurang tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru. Kurangnya variasi dalam penyampaian materi inilah yang membuat para siswa kurang terlibat langsung (aktif) di dalam proses pembelajaran, sehingga hal ini berakibat pada kurang maksimalnya nilai yang diperoleh siswa.

Pendidikan abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK. Kecakapan tersebut dapat dikembangkan melalui bnerbagai model pembelajaran yang berbasis aktifitas yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran. Kecakapan yang dibutuhkan dalam pendidikan abad 21 juga merupakan keterampilan berpikit lebih tinggi (higher orther thingking skills / HOTS) yang sangat diperlukan peserta didik dalam menghadapi tantangan global. ( Rozak, 2018 : 45 )

(3)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

Salah satu model pembelajaran abad 21 adalah Model Discovery Learning menjadikan para siswa lebih dilibatkan secara langsung dan lebih aktif, khususnya ketika mereka mengamati dan melihat langsung , serta membuat pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh teman – temannya sendiri. Berdasarkan hal di atas yang sudah peneliti uraikan, maka peneliti akan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning sebagai alternatif untuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta menciptakan suana pembelajaran yang aktif, tertarik, bertanggung jawab dan bersikap positif terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

MODEL PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran Discovery Learning

1) Model Pembelajaran Discovery Learning adalah pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.

( Robert .B Sun dan Malik, 2001 : 2019 )

2) Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning, yaitu a).

Pemberian rangsangan (stimulation). b). Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement). c). Pengumpulan data (data collection). d). Pengolahan data (data processing). e). Pembuktian (verification). f)Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

3) Ciri – ciri model pembelajaran discovery learning , yaitu a). Sistem belajar dua arah ( guru dan siswa sama – sama berperan aktif). b).

Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, mengabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan. c). Berpusat pada peserta didik. d).Menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

4) Kelebihan model pembelajaran discovery learning adalah, a).

Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan serta proses berpikir kognitif. b).

Pengetahuan yang diperoleh melalui model pembelajaran penemuan sangat ampuh, karena menguatkan pengertian dan ingatan. c).

Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. d). Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. e).

(4)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akal dan motivasi sendiri. f). Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. g). Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. h).

Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan pasti. i). Peserta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide secara lebih baik. j). Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru. k). Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. l). Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. m). Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. n). Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik. o).

Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. p). Mengembangkan bakat dan kecakapan individu

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan model pembelajaran Discovery Learning cocok diterapkan pada mapel Pendidikan Agama Islam aspek Akidah, Akhlak, Fiqih, dan tarikh serta kebudayaan Islam. Karena keempat aspek tersebut membutuhkan pemahaman materi yang mendalam, dan penggalian informasi dari siswa.

Model pembelajaran discovery learning dapat melatih kesiapan siswa untuk mengeksplorsikan semua pengetahuan tentang aspek-aspek tersebut kepada guru dan teman-temannya, dengan model pembelajaran Discovery Learning juga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak hanya satu arah saja namun pembelajaran terlaksana dengan dua arah antara guru, dan murid samasama berperan aktif. (Fathurrohman, 2007 : 31 )

1. Perencanaan: a) membuat skenario pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) materi semua bersih hidup jadi nyaman melalui model pembelajaran Discovery learning b) membuat instrumen/lembar observasi untuk melihat kondisi pembelajaran semua bersih hidup jadi nyaman c) menyiapkan LKPD yang diperlukan meningkatkan kemampuan peserta didik d) mendesain alat evaluasi untuk mengetahui tata cara taharah.

2. Tindakan Siklus. Pada tahap ini peneliti bersama guru mendesain pembelajaran semua bersih hidup jadi nyaman melalui model pembelajaran Discovery learning. Selama pembelajaran berlangsung peneliti dalam mengajar menggunakan RPPH yang telah disusun dengan pertimbangan dari guru kelas. Sedangkan guru kelas sebagai pengamat dimana lembar observasi sudah disiapkan oleh peneliti.

(5)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

3. Observasi/Pengamatan siklus. Peneliti perlu mengamati beberapa hal antara lain: proses tindakan, pengaruh tindakan (baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja), keadaan dan kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul pada saat penerapan model pembelajaran Discovery learning Pengamatan dilakukan oleh guru sedangkan peneliti sebagai pelaksana pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan peneliti. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui jalannya pembelajaran semua bersih hidup jadi nyaman.

4. Refleksi siklus. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan mengindentifikasi data yang telah diperoleh, yaitu meliputi lembar observasi dan wawancara serta catatan dari guru. Kemudian peneliti melakukan refleksi.

Pelaksanaan refleksi dilakukan antara peneliti dengan guru yang bersangkutan.

Diskusi dilakukan untuk mengevaluasi hasil yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses selama pembelajaran berlangsung.

Masalah yang muncul dan berkaitan dengan hal–hal yang dilakukan setelah melakukan refleksi kemudian peneliti membuat rencana untuk siklus selanjutnya.

Hasil dan Pembahasan Pra Siklus

Persiapan ini dimulai dengan alur sebagai berikut , Permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMPN 3 Sukamara, kemudian diadakan Kesepakatan jadwal Penelitian. Fretest, dilakukan untuk mengidentifikasi Permasalahan dan Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam hasil pretest

Table 1 Nilai hasil uji kopetensi siswa pada Pra siklus

NO NAMA NILAI Keterangan

1 Lilis Sabrina 70 Tidak tuntas

2 Melani Sarah 70 Tidak tuntas

3 Nabil Abiyasha 75 Tuntas

4 Rinita 85 Tuntas

5 Rifaldi Sukma 70 Tidak tuntas

6 Rinita 70 Tdak tuntas

7 Sera 70 Tidak tuntas

8 Sslsabila 70 Tidak Tuntas

Jumlah NILAI 580

Rata – Rata 73

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 70

Kriteria Ketuntasan Minimum 75

SIKLUS 1

a. Perencanaaan

1) Pertemuan 1 , yang dilakukan adalah, : a). Guru secara Kolaboratif

(6)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

merencanakan penerapan dan pembelajaran Dicovery Learning.pada materi yang diajarkan yaitu Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman. b).

Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dikelas. c). Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran ( kertas untuk pelaksanaan Dicovery Learning.dan bahan - bahan lainnya yang menunjang proses pembelajaran PAI). d). Menyiapkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik beserta kuncinya untuk pembelajaran siklus I). e).

Menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawaban. f). Menyiapkan Pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.

2) Pertemuan 2, yang dilakukan adalah: a). Guru secara Kolaboratif merencanakan penerapan dan pembelajaran Dicovery Learning.pada materi yang diajarkan yaitu Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman. b).

Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dikelas. c). Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran ( kertas untuk pelaksanaan Dicovery Learning.dan bahan - bahan lainnya yang menunjang proses pembelajaran PAI). d). Menyiapkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik beserta kuncinya untuk pembelajaran siklus I). e).

Menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawaban. f). Menyiapkan Pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.

3) Pertemuan 3, yang dilakukan adalah : a). guru secara Kolaboratif merencanakan penerapan dan pembelajaran Dicovery Learning.pada materi yang diajarkan yaitu Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman. b).

Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dikelas. c). Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam praktik tata cara mandi wajib, wudu, tayamum. d). Menyiapkan instrumen penilaian praktek. e). Menyiapkan Pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.

b. Tindakan 1) Pertemuan 1

a) aktivitas pendahuluan, yaitu : Guru menyampaikan tujuaan pembelajaran (standar kompetensi) yang akan dicapai pada materi pokok semua bersih hidup jadi nyaman., Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, Guru membimbing siswa dalam bentuk kelompok kecil dengan anggota 2–3 anak. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan memperhatikan keharmonisan kerja kelompok.

b) aktivitas inti kegiatan mengajar, yaitu : Setiap kelompok mengamati media gambar yang sudah disiapkan guru untuk dianalisis dan didiskusikan dengan kelompoknya, Guru memanggil siswa secara acak

(7)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

untuk membacakan pertanyaan yang didapat siswa sekaligus diminta untuk menjawab, Siswa yang mampu menjawab pertanyaan secara spontan dalam waktu yang telah ditentukan diberi nilai tambahan.

c) aktivitas penutup, yaitu : Menyimpul kan Pengertian Taharah , Pengertian hadas, Pengertian najis, macam-macam hadas, macam- macam najis, Memotivasi peserta didik agar membiasakan hidup bersih

2) Pertemuan 2

a) aktivitas pendahuluan, yaitu: Guru menyampaikan tujuaan pembelajaran (standar kompetensi) yang akan dicapai pada materi pokok semua bersih hidup jadi nyaman, Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, Guru membimbing siswa dalam bentuk kelompok kecil dengan anggota 2–3 anak. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan memperhatikan keharmonisan kerja kelompok.

b) aktivitas inti kegiatan mengajar, yaitu Setiap kelompok mengamati media gambar yang sudah disiapkan guru untuk dianalisis dan didiskusikan dengan kelompoknya, Guru memanggil siswa secara acak untuk membacakan pertanyaan yang didapat siswa sekaligus diminta untuk menjawab, Siswa yang mampu menjawab pertanyaan secara spontan dalam waktu yang telah ditentukan diberi nilai tambahan.

c) aktivitas penutup, yaitu : Menyimpul kan Pengertian Taharah , Pengertian hadas, Pengertian najis, macam-macam hadas, macam-macam najis, Memotivasi peserta didik agar membiasakan hidup bersih

3) Pertemuan 3

a) Aktivitas Pendahuluan, yaitu : Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran , Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin, Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan mater sebelumnya, Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung , Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada hari ini, Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung , Pembagian kelompok praktik, Mengarahkan siswa keluar ruangan untuk praktek, Menjelaskan mekanisme praktek sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

b) aktivitas inti kegiatan mengajar, yaitu : Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada materi Mempraktikkan wudhu, tayamum , mandi wajib dalam kehidupan sehari-hari, Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin tentang kelompok yang

(8)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

mempraktekkan wudhu, tayamum , mandi wajib, Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan praktek wudu, tayamum dan mandi wajib, Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan kegiatan praktek wudu, tayamum dan mandi wajib, setiap kelompok saling bertanya dan memberikan masukan tentang praktek wudhu, tayamum , mandi wajib , Tiap kelompok mempresantasikan hasil pengamatan praktik kelompok lain,

c) Aktivitas penutup, yaitu : Memberikan masukan kepada peserta didik tentang praktek yang dilaksanakan, Memotivasi peserta didik agar membiasakan hidup bersih

c. Observasi

1) Hasil observasi pertemuan 1

Kegiatan ovservasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa termotivasi dan penuh semangat , serta lebih aktif dalam menghadapi pembelajaran dikelas. Observasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan pengamatan langsung selama proses pembelajaran

2) Hasil observasi pertemuan 2

Kegiatan ovservasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa termotivasi dan penuh semangat , serta lebih aktif dalam menghadapi pembelajaran dikelas.Observasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan pengamatan lanmgsung selama proses pembelajaran 3) Hasil observasi pertemuan 3

4) Kegiatan ovservasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa bisa mempraktikkan tata cara taharah , serta lebih aktif dalam melaksanakan pratik wudu , tayamum dan mandi wajib.Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian praktek melalui pengamatan langsung selama proses praktik tata cara mandi wajib, wudu dan tayamum

d. Refleksi

1) Pertemuan Pertama, aktifitas siswa mencapai 40 %, lebih berfokus kepada guru sekitar 60 %, sehingga membuat siswa ngantuk dan bosan sehinggamempengaruhi ketuntasan belajar sekitar 37%.

NO NAMA NILAI Keterangan

1 Lilis Sabrina 70 Tidak tuntas

2 Melani Sarah 70 Tidak tuntas

3 Nabil Abiyasha

75 Tuntas

4 Rinita 85 Tuntas

5 Rifaldi Sukma 70 Tidak tuntas

6 Rinita 70 Tdak tuntas

7 Sera 70 Tidak tuntas

(9)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

8 Sslsabila 75 Tuntas

Jumlah NILAI 585

Rata – Rata 73

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 70

KKM 75

2) Pertemuan kedua, pembelajaran dikelas aktifitas siswa mencapai 75 %, lebih berfokus kepada guru sekitar 25 %, sehingga pembelajaran dikelas sudah berjalan sesuai dengan yang diarahkan sehingga mempengaruhi ketuntasan belajar sekitar 75%.

NO NAMA NILAI Keterangan

1 Lilis Sabrina 80 Tuntas

2 Melani

Sarah

70 Tidak tuntas

3 Nabil

Abiyas ha

78 Tuntas

4 Rinita 85 Tuntas

5 Rifaldi

Sukma

80 Tuntas

6 Rinita 70 Tdak tuntas

7 Sera 80 Tuntas

8 Sslsabila 80 Tuntas

Jumlah NILAI 623

Rata – Rata 78

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 70

KK M 75

3) Pertemuan ketiga , pembelajaran dikelas aktifitas siswa mencapai 80 %, lebih berfokus kepada siswa, sehingga pembelajaran dikelas sudah berjalan sesuai dengan yang diarahkan sehinggamempengaruhi ketuntasan belajar sekitar 87%.

NO NAMA NILAI Keterangan

1 Lilis Sabrina 80 Tuntas

2 Melani

Sarah

70 Tidak tuntas

3 Nabil

Abiyas ha

85 Tuntas

4 Rinita 90 Tuntas

5 Rifaldi

Sukma

80 Tuntas

6 Rinita 80 Tuntas

(10)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

7 Sera 80 Tuntas

8 Sslsabila 85 Tuntas

Jumlah NILAI 585

Rata – Rata 81

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 70

KKM 75

SIMPULAN

Penerapan pembelajaran semua bersih hidup jadi nyaman dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning di SMPN 3 Sukamara berjalan dengan baik, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan praktek mandi wajib, wudu dan tayamum. Hal ini terbukti dengan adanya anak didik yang mampu melaksanakan praktek mandi wajib, wudu dan tayamum dengan benar. Penerapan model pembelajaran discovery learning pada kelas 7 SMPN 3 Sukamara, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan praktek mandi wajib, wudu dan tayamum.

Ketuntasan belajar pada materi semua bersih hidup jadi nyaman pada kelas 7 SMPN 3 Sukamara meningkat dari obsevasi pra tindakan 30 %, setelah melaksanakan tindakan siklus 1, pertemuan pertama menjadi 80 %, hingga pertemuan ketiga . Dengan demikian Penerapan model pembelajaran discovery learning pada kelas 7 SMPN 3 Sukamara pada materi semua bersih hidup jadi nyaman membuat peserta didik dapat mempraktikkan setiap gerakan mandi wajib, wudu dan tayamum. Peneliti juga memberi penjelasan serta membenarkan peserta didik dalam melakukan gerakan mandi wajib, wudu dan tayamum. Peserta didik melakukan kegiatan dengan senang, semangat, serta melakukan dengan sungguh–sungguh.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, Muhammad dkk. 2017. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kelas VII.

Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ardyansyah, A., & Fitriani, L. (2020). Efektivitas Penerapan Metode Discovery Learning dalam Pembelajaran Imla’. Al-Ta'rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 8(2), 229-244.

doi:https://doi.org/10.23971/altarib.v8i2.2257

Fathurohman, Pupu dkk.2010. Strategi Belajar mengajar. Bandung :Refika Aditama

Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pres.

Poerwadarminta. 2017. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka Rozak, Abdul dkk. 2018. Modul Materi pelatihan Pedagogik 2 Model Pembelajaran Pada sekolah Menemgah Pertama. Jakarta. KementrianAgama Republik Indonesia

(11)

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya.

Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2

Syukur, Asywadie. 2003. Kitab sabilal Muhtadin. Surabaya : Bina Ilmu Rasjid, Sulaiman. 2006. Fiqih Islam. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisis karakteristik pola perjalanan adalah jumlah penduduk kota, tata guna lahan, struktur kota, struktur rumah

korban sepakat untuk berdamai, pelaku bersedia mengganti kerugian materiil maupun immateriil, maka dibuatkan surat kesepakatan damai secara tertulis di atas

However, there may be applications where 3D does not improve an existing process, but makes new applications possible (Stoter et al. These applications are unlikely to be

Penggunaan Berbagai Dosis Kompos Pada Tanaman Sukun ( ArtocarpusCommunis ) di Daerah Tangkapan Air Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun.Di bawah

Pada saat graduation day hari kelulusan Tania, tiba-tiba Danar datang dan menyaksikan kelulusan Tania yang dicintainya. Namun Danar tidak sendiri, dia datang bersama Ratna,

menghargai dan dan memperhatikan teman kelompoknya presentasi supaya ketika tidak dipahami bisa ditanyakan. 3) Terdapat beberapa siswa masih tidak semangat dalam

Perubahan-perubahan menghadapi masa pensiun dapat menimbulkan goncangan mental yang tidak dapat dielakkan. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan tidak rela untuk

Considering available scenarios, strategies of applying marketing management in Office for Education and Culture of Bandung Regency are promotion to apparatus of Bandung