• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMK NEGERI 1 AMUNTAI TAHUN AJARAN 2019/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMK NEGERI 1 AMUNTAI TAHUN AJARAN 2019/2020"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BEST PRACTICE PENGGUNAN PERMAINAN

SURAT RAHASIA (SECRET LETTER) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENULIS KALIMAT PAST TENSE

DISUSUN OLEH:

KHAIRUN NISA, S.Pd

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 1 AMUNTAI

TAHUN AJARAN 2019/2020

(2)

i

(3)

ii

(4)

DAFTAR ISI

Surat Keterangan ……….. i

Halaman pengesahan ……….. ii

Daftar isi….. ………. iii

Penggunan Permainan Surat Rahasia (Secret Letter) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Past Tense ……… 1

A. Pengantar ………. 1

B. Masalah ………. 2

a. Latar Belakan Masalah ……….. 2

b. Permasalahan ……… 3

c. Strategi Pemecahan masalah ……….. 4

C. Pembahasan dan Solosi ……… 6

a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah ………. ………. 6

b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah ………. 7

c. Hasil yang Dicapai ……… 9

d. Kendala-kendala yang Dihadapi ……….. 11

e. Faktor-faktor Pendukung ……….. 12

f. Alternatif pengembangan ……….. 13

D. Kesimpulan dan Harapan ……….. 14

Daftar Pustaka ……….. 17

iii

(5)

PENGGUNAAN PERMAINAN SURAT RAHASIA (SECRET LETTER) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT PAST TENSE

Oleh: Khairun Nisa,S.Pd. (SMK Negeri 1 Amuntai)

A. Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis Best Practice yang berjudul

“Penggunaan Permainan Surat Rahasia (Secret Letter) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Pasif” dapat terselesaikan dengan baik. Tanpa bantuan berbagai pihak pula, penyusunan laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, antara lain:

1. Bapak H. Marjuki, S. Pd., MM. Kepala SMK Negeri 1 Amuntai 2. Rekan-rekan Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 1 Amuntai

3. Rekan-rekan Guru MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Hulu Sungai Utara 4. Peserta Didik SMK Negeri 1 Amuntai

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya karya tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

1

(6)

B. Masalah

a. Latar Belakang Masalah

Penguasaan Bahasa Inggris sangat penting pada saat ini dikarenakan penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Oleh karena itu, pengajaran Bahasa Inggris sudah diperkenalkan pada tingkat pendidikan yang terendah. Di Indonesia sendiri, Bahasa Inggris mulai diajarkan pada tingkat pendidikan dasar, yakni sekolah tingkat pertama, hingga ke tingkat perguruan tinggi.

Bahkan, di beberapa sekolah dasar sudah diperkenalkan Bahasa Inggris sebagai muatan lokal/ pelajaran tambahan.

Dalam kaitan dengan kurikulum pembelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah menengah dirumuskan dalam bentuk standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Kemudian, standar kompetensi tersebut dijabarkan lagi ke dalam kompetensi dasar yang mencakup penguasaan keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Diantara keterampilan-keterampilan tersebut, keterampilan menulis (writing) adalah salah satu yang tidak disukai baik oleh guru maupun oleh siswa (Mukminatien, 1991). Keterampilan menulis (writing) dianggap sebagai keterampilan yang paling rumit untuk siswa kuasai karena mencakup langkah-langkah yang kompleks, yaitu pra- menulis, menulis rancangan, dan merevisi tulisan. Selain itu, writing juga mencakup aspek-aspek seperti isi tulisan, kosakata, tata bahasa/ struktur, dan tanda baca. Di lain pihak, guru juga kurang tertarik untuk mengajarkan keterampilan menulis karena membutuhkan waktu untuk menyiapkan dan juga menilainya.

2

(7)

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat untuk bisa mengajarkan keterampilan menulis kepada siswa. Strategi tersebut dapat diaplikasikan dalam tahap pra-menulis maupun saat sedang menulis rancangan. Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah melalui permainan, salah satunya melalui permainan surat rahasia (secret letter).

b. Permasalahan

Sebagaimana telah diuraikan di bagian pendahuluan di atas, keterampilan menulis (writing) dianggap sebagai keterampilan yang paling sulit untuk dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Sehingga, guru perlu menentukan strategi yang paling tepat untuk digunakan di kelas dalam pembelajaran writing.

Seperti yang sudah kita ketahui, kegiatan menulis dimulai dari menyusun kata menjadi frasa dan klausa, kemudian menjadi kalimat. Dari kalimat tersebut, baru kemudian dapat dikembangkan menjadi paragraf, kemudian menjadi wacana, bab dan pada akhirnya menjadi sebuah buku. Semua diawali dengan kemampuan menyusun kata menjadi kalimat yang padu dan bermakna dengan struktur yang tepat.

Salah satu permasalahan yang masih terjadi di SMK Negeri 1 Amuntai adalah banyak siswa yang belum dapat menulis kalimat padu dengan struktur kalimat yang benar. Ketika mereka diminta untuk menulis kalimat, banyak yang tidak menuliskan subjek/ objek kalimat dengan tepat, penggunaan bentuk kata kerja yang tidak sesuai, serta penggunaan keterangan, baik keterangan waktu maupun keterangan tempat, yang belum sesuai. Hal ini disebabkan siswa masih belum dapat memahami

3

(8)

konsep struktur kalimat yang benar dalam bahasa Inggris. Hal ini berarti bahwa kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai materi tentang struktur kalimat masih rendah.

Oleh karena itu, guru dalam pembelajaran di kelas dalam hal menulis kalimat perlu menggunakan strategi/ teknik yang dapat membantu siswa memahami konsep struktur kalimat. Salah satu teknik yang dapat digunakan oleh guru adalah melalui permainan menulis kalimat menggunakan metode surat rahasia (secret letter).

c. Strategi Pemecahan Masalah

 Deskripsi strategi pemecahan masalah yang dipilih

Surat rahasia (secret letter) adalah sebuah permainan menuliskan kalimat dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa per kelompok. Masing-masing siswa menyiapkan selembar kertas kecil berukuran 10 x 13 cm (satu helai kertas buku tulis dibagi empat). Tiap-tiap siswa harus menuliskan satu kata sesuai struktur kalimat yang hendak ditulis (subyek, predikat, obyek dan keterangan), namun tanpa boleh diketahui oleh siswa lainnya. Setiap siswa menulis secara bersamaan, dan setiap selesai menulis satu kata, kertas harus dilipat agar kata yang telah ditulis tidak diketahui oleh siswa lainnya. Kertas tersebut kemudian dioper ke siswa di sebelahnya searah jarum jam/ ke siswa di sebelah kirinya, sehingga setiap nanti kalimat yang ditulis tersusun dari kata-kata yang ditulis oleh siswa yang berbeda.

Siswa harus menulis satu kata, tanpa boleh mengintip kata yang tertutup dalam lipatan yang sudah ada dalam surat tersebut. Setelah seluruh struktur kalimat lengkap ditulis, siswa baru diperbolehkan membacakan kalimat yang tertulis di

4

(9)

kertas yang dipegangnya. Kemudian permainan dilanjutkan dengan kertas baru dan kalimat baru.

 Penjelasan tahapan operasional pelaksanaannya

Sebelum memulai kegiatan menulis kalimat menggunakan permainan secret letter, guru menjelaskan tentang struktur kalimat dan fungsi masingmasing bagian kalimat (subyek, predikat, obyek, dan keterangan) sesuai dengan tema/ jenis teks yang di bahas. Guru kemudian membagi siswa ke dalam kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setiap kelompok kemudian duduk dalam lingkaran.

Setiap siswa kemudian menyiapkan selembar kertas kecil. Setelah itu, guru meminta siswa menuliskan subyek di bagian atas kertas, lalu melipatnya agar tertutup dan kemudian mengoperkan ke teman di sebelah kirinya (perputaran searah jarum jam). Setelah itu, guru meminta siswa menuliskan predikat/ kata kerja di kertas yang ada di tangannya di bawah lipatan pertama, lalu melipat lagi kertas, dan mengoperkannya lagi. Demikian seterusnya dilanjutkan dengan menuliskan obyek dan keterangan kalimatnya. Guru harus mengawasi agar tidak ada siswa yang mengintip kata yang ada dalam lipatan. Setelah selesai menuliskan keterangan dan mengoperkan ke teman di kirinya, masing-masing siswa membacakan kalimat dengan membuka semua lipatan kertas yang ada di tangannya.

Pada awalnya, kalimat yang tertulis di kertas mungkin terdengar lucu atau maknanya menjadi aneh. Namun, fokus yang diharapkan disini adalah siswa memahami konsep struktur kalimat berupa penggunaan subyek, predikat, obyek dan keterangan.

5

(10)

C. Pembahasan dan Solusi

a. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, keterampilan menulis (writing) merupakan keterampilan yang dianggap paling sulit untuk siswa kuasai. Sebelum dapat menulis sebuah teks dengan baik, tentu saja siswa harus terlebih dahulu dapat menulis kalimat yang benar (Widdowson, 1978). Namun, dengan mengamati pembelajaran bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Amuntai, dapat disimpulkan bahwa banyak siswa yang masih belum memahami konsep kalimat yang benar. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya siswa yang kesulitan memahami struktur kalimat dan fungsi unsur-unsur penyusun kalimat seperti subyek, predikat/ verb, obyek, dan pelengkap/ keterangan. Sebagai akibatnya, ketika diminta untuk menulis kalimat, bahkan kalimat sederhana yang terdiri dari satu subyek dan satu predikat, siswa di SMK Negeri 1 Amuntai masih banyak membuat kalimat dengan unsur yang tidak lengkap, atau dengan susunan unsur kalimat yang berantakan.

Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus menemukan strategi yang tepat dalam mengajarkan pengetahuan tentang konsep struktur dan unsur penyusun kalimat tersebut. Tentu saja, akan menjadi kurang menarik jika guru hanya mengajarkan teori dan konsep tentang struktur dan unsur kalimat di kelas dengan cara tradisional seperti metode ceramah. Oleh karena itu, guru harus menemukan cara lain yang lebih menyenangkan dalam mengajarkan konsep tersebut (Davies &

Pearse, 2000). Salah satu cara yang dapat dipilih oleh guru adalah melalui permainan. Belajar melalui permainan akan menambah variasi dalam belajar dan meningkatkan motivasi siswa dengan cara memberikan dorongan yang masuk akal

6

(11)

untuk dapat mengunakan bahasa sasaran. Untuk siswa, permainan dapat memberikan rangsangan yang tepat untuk meningkatkan motivasi dalam belajar (Lewis, 1999).

Oleh karena itu, penulis memilih menggunakan permainan surat rahasia (secret letter) dalam mengajarkan konsep struktur dan unsur kalimat. Dengan menggunakan strategi tersebut, siswa dapat memahami struktur dan fungsi masing- masing unsur kalimat melalui cara yang menyenangkan. Permainan tersebut juga merangsang partisipasi aktif siswa dalam belajar, sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Selain itu, permainan surat rahasia ini juga dapat dipakai dalam menjelaskan berbagai macam kalimat seperti kalimat aktif dan pasif, kalimat positif dan negatif, dan lain-lain. Di samping itu, permainan ini dapat digunakan dalam menjelaskan penggunaan keterangan waktu (tenses) yang berbeda-beda seperti present tense, past tense, progressive tense dan perfect tense.

b. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah

Best practice ini dilakukan terhadap siswa kelas X AKL SMK Negeri 1 Amuntai pada semester genap tahun pelajaran 2018-2019. Best practice ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei sampai dengan awal bulan Juni 2019. Kalimat past tense dipilih dalam best practice ini dikarenakan past tense digunakan dalam jenis teks naratif, sebagai materi pokok bahasa Inggris semester genap di kelas X. Dari hasil pengamatan dan tes tulis membuat kalimat past tense, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai yang belum maksimal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut pada best practice ini digunakan permainan surat rahasia (secret

7

(12)

letter). Subyek dalam kegiatan best practice ini adalah siswa kelas X AKL SMK Negeri 1 Amuntai semester genap tahun pelajaran 2018-2019.

Sebelum permainan dimulai, guru meminta siswa untuk menuliskan 10 kalimat menggunakan keterangan waktu lampau (past tense) , yang terdiri dari 5 kalimat positif dan 5 kalimat negatif. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dasar/ awal yang sudah dimiliki siswa dalam pemahaman konsep kalimat.

Setelah siswa selesai menulis kalimat tersebut, guru kemudian meminta siswa untuk saling mengoper jawaban untuk diperiksa oleh siswa yang berbeda. Di tahap ini ini yang perlu diperiksa bukan jawaban yang benar atau salah, tetapi keberadaan unsur-unsur penyusun kalimat (subyek, predikat, obyek dan keterangan). Sembari siswa memeriksa jawaban temannya, guru menjelaskan konsep struktur dan unsur-unsur penyusun kalimat beserta fungsinya masing- masing. Kemudian siswa diminta melingkari jika di kalimat yang ditulis oleh temannya terpenuhi unsur-unsur kalimat di atas.

Setelah itu, guru meminta siswa membuat kelompok terdiri dari 4-5 siswa dan duduk secara melingkar tanpa meja. Siswa kemudian diminta menyiapkan kertas kecil berukuran 10 x 13 cm (satu helai kertas buku tulis dibagi empat). Guru kemudian meminta siswa menuliskan nama salah satu siswa sekelas yang bukan satu kelompok dengannya sebagai subyek kalimat dibagian atas kertas, lalu melipatnya agar tertutup, dan mengoperkan kertasnya ke siswa di sebelah kiri masing-masing (searah jarum jam). Setelah itu, tiap siswa kemudian diminta menuliskan kata kerja berbentuk past tense di bagian bawah lipatan yang ada, lalu

8

(13)

dilipat lagi dan dioperkan lagi. Kemudian dilanjutkan dengan menulis nama teman yang sekelompok dengannya sebagai obyek kalimat, dilipat lagi dan dioperkan lagi.

Setelah itu, dilanjutkan dengan menulis keterangan tempat dan waktu, dilipat dan dioperkan lagi. Langkah terakhir, siswa membuka semua lipatan kertas dan membacakan kalimat yang tertulis pada surat rahasia yang ada di tangannya masing-masing. Kalimat-kalimat yang tertulis mungkin akan terdengar lucu, namun terpenuhi struktur dan unsur-unsur kalimatnya. Permainan kemudian dilanjutkan dengan kertas baru dan kalimat baru dengan berbagai variasi subyek, predikat, obyek dan keterangan pelengkap kalimat.

Di bagian akhir, siswa kemudian kembali diminta untuk menulis 10 kalimat past tense sebagai posttest yang juga terdiri dari 5 kalimat positif dan 5 kalimat negatif. Sebelum menulis, guru merangkum kembali penjelasan tentang struktur dan unsur-unsur kalimat berdasarkan pengalaman belajar yang telah dilakukan siswa pada kegiatan belajar di hari tersebut. Setelah selesai dan dikumpulkan jawabannya, siswa diminta menceritakan bagaimana kesan yang dirasakannya dari kegiatan belajar dan permainan yang telah dilaksanakan.

c. Hasil yang Dicapai

Untuk mengetahui keberhasilan dari strategi yang dipilih, penulis membandingkan antara hasil pretest dan posttest siswa, serta mengamati kondisi siswa selama penerapan strategi melalui kegiatan observasi. Untuk menilai hasil pretest dan posttest, penulis menggunakan rubrik sebagai berikut.

9

(14)

Dari hasil pretest, diperoleh nilai rata-rata untuk seluruh siswa yaitu 80,31.

Dari 32 siswa, 23 orang siswa (71,88%) sudah memperoleh nilai mencapai/

melampaui KKM yang telah ditetapkan, yakni 75. Sedangkan, 9 orang siswa (28,12%) masih belum mencapai KKM. Sedangkan dari hasil posttest, diperoleh nilai rata-rata untuk seluruh siswa yaitu 89,13. Dari 32 siswa, 30 orang siswa (96,88%) sudah memperoleh nilai mencapai/ melampaui KKM, dan 1 orang siswa (3,12%) masih belum mencapai KKM. Dengan membandingkan hasil pretest dengan posttest, dapat dilihat ada peningkatan baik dari rata-rata nilai, maupun jumlah siswa yang mencapai KKM. Atau dengan kata lain, penggunaan strategi permainan surat rahasia (secret letter) berhasil meningkatkan pencapaian siswa dalam menulis kalimat past tense.

Dari hasil pengamatan keterlibatan siswa melalui lembar observasi, diketahui bahwa hampir seluruh siswa sangat tertarik dengan strategi pembelajaran dengan permainan surat rahasia tersebut. Terlebih juga, lebih dari 85 % siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan bermain dan juga terlihat sangat menikmati kegiatan permainan tersebut. Dan ketika diminta untuk menulis kalimat selama proses pembelajaran, kebanyakan siswa (80%) juga terlihat sangat percaya diri dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan permainan surat rahasia (secret letter) sangat efektif dalam merangsang keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran, sebagaimana tujuan belajar masa kini yang berpusat pada siswa (studentcentered learning) dan bukan lagi hanya berpusat pada guru.

10

(15)

d. Kendala-kendala yang Dihadapi

Dalam penerapan strategi ini, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh penulis. Kendala-kendala tersebut diantaranya adalah kurangnya motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris, terutama dalam pembelajaran untuk keterampilan menulis, dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dalam penguasaan materi bahasa Inggris, dalam hal ini kurangnya penguasaan kata kerja bentuk past tense baik yang beraturan (regular) maupun yang tidak beraturan (irregular).

Kendala yang pertama yaitu kurangnya motivasi dan minat belajar siswa dalam pelajaran bahasa Inggris. Hal ini sudah menjadi permasalahan umum di sekolah penulis, dikarenakan masih dirasa belum perlunya penguasaan bahasa Inggris bagi mereka. Bisa ataupun tidaknya mereka menguasai bahasa Inggris tidak dirasa ada dampaknya di kehidupan mereka setelah menyelesaikan pendidikan, dikarenakan latar belakang keluarga dan lingkungan, seperti dari keluarga petani, pedagang, dan nelayan. Banyak dari mereka yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan memilih langsung bekerja, sehingga motivasi untuk dapat menguasai bahasa Inggris masih sangat kurang. Hal ini semakin menyulitkan ketika guru hendak mengajarkan keterampilan menulis, yang merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Pada awalnya, banyak dari siswa ketika diminta untuk menulis kalimat masih menunjukkan keengganan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan memilih strategi yang tepat, salah satunya dengan menggunakan permainan surat rahasia (secret letter).

11

(16)

Kendala kedua yang dihadapi oleh penulis adalah kurangnya penguasaan materi bahasa Inggris, terutama penguasaan kosakata berupa kata kerja bentuk past (kata kerja kedua), baik kata kerja yang beraturan (regular) maupun yang tidak beraturan (irregular). Tentu saja hal ini akan menyulitkan siswa ketika diminta untuk membuat kalimat positif dengan menggunakan keterangan waktu lampau (past tense). Untuk mengatasinya, penulis mewajibkan siswa untuk membawa kamus cetak yang memiliki daftar kata kerja, dan meminta siswa untuk menghafal 5 (lima) kata kerja per minggu.

d. Faktor-faktor Pendukung

Selain menghadapi berbagai kendala yang diuraikan diatas, ada juga beberapa faktor pendukung keberhasilan penggunaan strategi permainan surat rahasia (secret letter) tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah kemudahan untuk menyiapkan permainan dan keingintahuan siswa yang besar terhadap permainan surat rahasia.

Faktor pendukung yang pertama adalah kemudahan menyiapkan permainan surat rahasia. Permainan ini hanya membutuhkan beberapa lembar kertas kecil dan penjelasan di papan tulis, sehingga sangat mudah untuk menyiapkan permainan tersebut. Dengan demikian, permainan tersebut tidak memerlukan alat dan bahan yang mahal, dan dapat dengan mudah diterapkan di sekolah mana saja, termasuk sekolah-sekolah di lokasi yang tidak terjangkau akses listrik dan internet. Terlebih lagi, permainan tersebut tidak memerlukan settingan lokasi tertentu, sehingga dapat diterapkan di dalam maupun di luar kelas. Siswa juga dapat memainkan permainan

12

(17)

tersebut tanpa perlu ada guru yang mendampingi, sehingga dapat dimainkan di waktu luang dan melatih siswa untuk dapat menulis kalimat bahasa Inggris yang benar.

Faktor pendukung berikutnya yaitu besarnya rasa keingintahuan siswa terhadap permainan surat rahasia. Memang permainan surat rahasia tersebut baru pertama diterapkan dalam pengajaran bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Amuntai.

Sehingga, kebanyakan siswa masih belum mengetahui apa yang akan dilakukan mereka dikelas, dan merasa penasaran dengan permainan tersebut. Saat permainan mulai dilakukan, banyak dari siswa merasa senang dan bersemangat untuk memainkannya. Ditambah lagi dengan hasil kalimatnya yang terdengar lucu, semakin menambah semangat siswa untuk menyelesaikan tugas menulis kalimat dengan permainan surat rahasia (secretletter) tersebut.

e. Alternatif Pengembangan

Selain digunakan dalam pembelajaran/ latihan menuliskan kalimat, permainan surat rahasia (secret letter) ini juga dapat dipergunakan lebih lanjut seperti untuk menyusun teks sederhana (10-15 kalimat). Dalam hal ini, sebelum siswa mulai menulis, guru terlebih dahulu memberikan tema/ garis besar cerita yang hendak ditulis. Baru setelah itu, setiap kelompok diberikan tugas untuk menulis kalimat yang kemudian akan disusun menjadi teks sesuai dengan struktur teks masing-masing.

Selain itu, dalam tahap yang lebih tinggi, permainan ini juga dapat dikembangkan untuk menulis teks yang lebih panjang. Dalam hal ini, setiap siswa

13

(18)

tidak hanya menulis satu kalimat, namun harus menyusun satu paragraf sesuai struktur teks, misalnya paragraf introduction/ orientation/ thesis, complication/ argument/ description, dan seterusnya.

D. Kesimpulan dan Harapan

Pembelajaran keterampilan menulis (writing) masih menjadi momok dalam pembelajaran bahasa Inggris dikelas disebabkan oleh tahapan-tahapan yang rumit dalam menulis, seperti menentukan gagasan, menulis rancangan, dan merevisi rancangan. Selain itu, karena memerlukan persiapan yang tidak mudah, guru bahasa Inggris pun merasa agak kurang tertarik jika harus mengajarkan keterampilan menulis tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut, guru membutuhkan strategi yang tepat untuk bisa mengajarkan keterampilan menulis kepada siswa. Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah melalui permainan, salah satunya melalui permainan surat rahasia (secret letter).

Surat rahasia (secret letter) adalah sebuah permainan menuliskan kalimat dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa per kelompok. Masing-masing siswa menyiapkan selembar kertas kecil berukuran 10 x 13 cm (satu helai kertas buku tulis dibagi empat). Tiap-tiap siswa harus menuliskan satu kata sesuai struktur kalimat yang hendak ditulis (subyek, predikat, obyek dan keterangan), namun tanpa boleh diketahui oleh siswa lainnya. Setiap siswa menulis secara bersamaan, dan setiap selesai menulis satu kata, kertas harus dilipat agar kata yang telah ditulis tidak diketahui oleh siswa lainnya. Kertas tersebut kemudian dioper ke siswa di

14

(19)

sebelahnya searah jarum jam/ ke siswa di sebelah kirinya, sehingga setiap nanti kalimat yang ditulis tersusun dari kata-kata yang ditulis oleh siswa yang berbeda.

Siswa harus menulis satu kata, tanpa boleh mengintip kata yang tertutup dalam lipatan yang sudah ada dalam surat tersebut. Setelah seluruh struktur kalimat lengkap ditulis, siswa baru diperbolehkan membacakan kalimat yang tertulis di kertas yang dipegangnya. Kemudian permainan dilanjutkan dengan kertas baru dan kalimat baru.

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan permainan secret letter, terjadi perbaikan dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari hasil posttest setelah dibandingkan dengan hasil pretest, dimana nilai rata-rata posttest adalah 89,13, sedangkan nilai rata-rata pretest adalah 80,31. Juga terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dan mencapai KKM dimana pada saat pretest hanya 23 siswa (71,88%) yang tuntas, sedangkan pada saat posttest menjadi 30 siswa (96,88%) yang mencapai KKM. Atau dengan kata lain, penggunaan strategi permainan surat rahasia (secret letter) berhasil meningkatkan pencapaian siswa dalam menulis kalimat past tense.

Dari hasil best practice tersebut, penulis memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Permainan secret letter bisa diaplikasikan tidak hanya untuk menulis kalimat sederhana, tetapi bisa dikembangkan untuk menulis kalimat yang lebih kompleks, atau untuk menyusun teks sederhana dan rumit.

15

(20)

2. Rekan peneliti berikutnya sebagai bahan acuan dan pertimbangan untuk penelitian yang sama atau sejenis dengan metode atau teknik pengambilan data yang berbeda sehingga dapat dipastikan bahwa penggunaan permainan secret letter secara valid benar-benar dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris.

16

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Davies, P., & Pearse, E. 2000. Success in English Teaching: A Complete Introduction to Teaching English at Secondary School Level and Above. Hong Kong: Oxford University Press.

Depdiknas. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat SMA dan MA.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Lewis, G., & Bedson, G. 1999. Games for Children. Oxford: Oxford University Press.

Mukminatien, N. 1991. Making a Writing Class Interesting. TEFLIN Journal, Vol. 4 (2), pp. 129-145. October 1991.

Widdowson, H.G. 1978. Teaching Language as Communication. Oxford: Oxford University Press.

17

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Petugas pelayanan administrasi sekolah yang berinteraksi langsung dengan peserta didik/orang tua peserta didik memakai Alat Pelindung Diri (APD) antara lain, masker dan sarung

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah ada perbedaan pengaruh antara model pembelajaran Problem based learning dan Discovery learning terhadap hasil

Salah satu me- tode pengukuran risiko yang dapat menangkap keberadaan nilai ekstrim yang sering muncul pada data return saham yaitu metode estimasi VaR dengan pendekatan

Melalui seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Divisi Administrasi selama periode 1 (Satu) Tahun Anggaran dan sesuai rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diatas

Pride akan terbentuk dalam diri individu secara sempurna apabila terpenuhi sejumlah prinsip (Butler, Green, & Galvin, 2013), yakni diantaranya adalah sebagai

Dalam energi nuklir, ancaman yang diperoleh seperti terorisme, belum ada solusi untuk limbah dan biaya listrik yang mahal karena pendanaan ditanggung oleh pemerintah