• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Angkak (Red Yeast Rice) Terhadap Kolesterol Total Darah Pada Tikus Betina Galur Wistar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Angkak (Red Yeast Rice) Terhadap Kolesterol Total Darah Pada Tikus Betina Galur Wistar."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH ANGKAK (RED YEAST RICE) TERHADAP KOLESTEROL DARAH TOTAL PADA TIKUS BETINA GALUR WISTAR

Deriauli Ruminsan TM, 2008. Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr.

Di era globalisasi sekarang ini terjadi pola hidup yang tidak sehat pada masyarakat Indonesia yang menyebabkan pergeseran pola penyakit ke arah penyakit-penyakit degeneratif, salah satunya adalah dislipidemia. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah dan mengobati dislipidemia, salah satunya adalah dengan mengonsumsi angkak. Angkak merupakan beras berwarna merah yang difermentasi oleh jamur Monascus purpureus. Pada proses fermentasi angkak menghasilkan beberapa senyawa metabolit sekunder seperti monakolin K yang identik dengan lovastatin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek monakolin K yang terkandung dalam angkak terhadap kolesterol darah total tikus. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 ekor tikus betina galur Wistar. Masing-masing tikus diinduksi kolesterol secara eksogen yaitu dengan pemberian pakan tinggi kolesterol dan endogen yaitu dengan propiltiourasil 0.01% selama 14 hari untuk meningkatkan kolesterol total darah. Pada perlakuan diberi angkak dengan dosis 4,5 gr/hr selama 28 hari untuk masing-masing tikus. Setelah itu kadar kolesterol darah total sebelum dan sesudah perlakuan diperiksa. Analisis data dilakukan secara semikuantitatif, dengan mengonversikan nilai sesungguhnya ke dalam bentuk peringkat (scoring). Analisis statistik dilakukan dengan uji t berpasangan menggunakan perangkat lunak Excel. Hasil percobaan menunjukkan penurunan kolesterol total darah tikus secara signifikan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian angkak dapat menurunkan kolesterol total darah tikus betina galur Wistar.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF ANGKAK (RED YEAST RICE) ON TOTAL BLOOD CHOLESTEROL OF FEMALE WISTAR RATS

Deriauli Ruminsan TM, 2008. 1st Tutor : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. 2st Tutor : Sijani Prahastuti, dr.

Nowadays globalization has changed Indonesian people life style to unhealthy one. This lead to a lot of degenerative diseases, such as dyslipidemia. Because of that, we need to have efforts to prevent and treat dyslipidemia, one of them is by consuming angkak, are red color rice fermented by fungus Monascus purpureus. Angkak produce secondary metabolic substances such as Monakolin K which identical with lovastatin. The purpose of this research is to know the effect of angkak on total blood cholesterol of female Wistar rats. This research was conducted to 10 female Wistar rats which were induced exogenically and endogenically for 14 days to raise their blood cholesterol. Then rats were treated with angkak 4,5 g/day for 28 days. The level of blood cholesterol were measured before and after treatment. Data was analyzed using semi quantitative method by conversing the real value to scoring type and statistical analysis using t test paired sample, was done by using Excel software. The result showed the level blood cholesterol was decrease after treatment and statistically there was significant. In conclusion angkak can decrease the level of blood-cholesterol of female Wistar rats.

(3)
(4)
(5)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN ...iii 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1. Manfaat Akademis ... 3

1.4.2. Manfaat Praktis ... 3

1.5Kerangka pemikiran dan rumusan hipotesis... 3

1.6Metode Penelitian ... 5

1.7Lokasi dan Waktu ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid dan Lipoprotein ... 6

(6)

ix

2.1.1.2 Jalur Metabolisme Endogen ... 9

2.1.1.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport ... 9

2.2 Kolesterol ... 10

2.2.1 Kegunaan Kolesterol ... 11

2.2.2 Struktur Kimia Kolesterol ... 12

2.2.3 Metabolisme Kolesterol ... 13

2.2.4 Sintesis Kolesterol dan Regulasi ... 13

2.2.5 Transportasi Kolesterol ... 17

2.2.5.1 Ke Jaringan Tubuh ... 17

2.2.5.2 Dari Jaringan Tubuh ... 17

2.2.6 Ekskresi Kolesterol ... 18

2.3 Dislipidemia ... 19

2.3.1 Klasifikasi Dislipidemia ... 20

2.3.1.1 Klasifikasi Patogenik ... 20

2.3.1.2 Klasifikasi Fenotipik ... 22

2.3.2 Faktor Resiko yang Mempengaruhi Terjadinya Dislipidemia ... 25

2.3.3 Hubungan Hiperkolesterolemia dengan Aterosklerosis dan Penyakit Jantung Koroner ... 30

2.3.3.1 Aterosklerosis ... 30

2.3.3.2 Penyakit Jantung Koroner ... 32

2.3.4 Penanganan Dislipidemia ... 33

2.3.4.1 Terapi Diet ... 33

2.3.4.2 Terapi Perubahan Pola Hidup ... 33

2.3.4.3 Terapi Medikamentosa ... 34

2.3.4.3.1 Terapi Obat Standar ... 34

2.3.4.3.2 Terapi Herbal ... 37

2.4 Angkak ... 38

2.4.1 Taksonomi ... 38

(7)

x

2.4.3 Sejarah Pemanfaatan Angkak ... 41

2.4.4 Khasiat Menurunkan Kolesterol ... 42

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan ... 44

3.1.1 Alat-Alat yang diperlukan ... 44

3.1.2 Bahan-Bahan yang Diperlukan ... 44

3.1.3 Hewan Coba ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Desain Penelitian ... 45

3.2.2 Variabel Penelitian ... 45

3.3 Prosedur Kerja ... 46

3.3.1 Pengumpulan Bahan ... 46

3.3.2 Cara Mempersiapkan Bahan Makanan Tinggi Kolesterol ... 46

3.3.3 Penentuan Dosis Angkak……… 47

3.3.4 Persiapan Minuman Tikus dengan PTU……….. 47

3.3.5 Cara Mempersiapkan Hewan Uji………… . ... 47

3.3.6 Cara Kerja ... 48

3.4 Analisis Data ... 49

3.4.1 Metode Analisis Data ... 49

3.4.2 Kriteria Uji……….. 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 50

4.2 Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55

(8)

xi

(9)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pedoman Klinis Kadar Kolesterol dalam darah sehubungan dengan

risiko Penyakit Kardiovaskuler ... 19

Tabel 2.2 Klasifikasi Dislipidemia Primer... 21

Tabel 2.3 Dislipidemia Sekunder... 22

Tabel 2.4 Klasifikasi EAS (European Atherosclerotic Society) ... 23

... Tabel 2.5 Klasifikasi NECP ( National Education Cholesterol Program) ... 23

Tabel 2.6 Klasifikasi Hiperlipoproteinemia menurut WHO 1970... 25

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Sebelum Diinduksi Pakan Tinggi Kolesterol... 50

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Angkak... 51

(10)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kimia Molekul Kolesterol... 13

Gambar 2.2 Biosintesis mevalonat dari Asetil-KoA... 15

Gambar 2.3 Biosintesis Kolesterol... 16

Gambar 2.4 Terjadinya Aterosklerosis... 32

Gambar 2.5 Kapang Monascus purpureus... 38

Gambar 2.6 Angkak dalam bentuk butiran beras... 39

(11)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(12)

59 LAMPIRAN I

Perhitungan Dosis Propiltiourasil (PTU)

Dosis PTU yang disarankan yaitu 0.01% gr per 100 ml air. Tablet PTU sebesar 100 mg, maka untuk memenuhi dosis 0.01%

0,01 gr x 0,1 gr PTU 100 ml X

0,01 X = 10 ml X = 1000 ml

untuk membuat dosis PTU 0.01% didapatkan dengan cara melarutkan 1 tablet PTU ke dalam I L air.

Nilai Konversi Kolesterol Total Darah Dengan Ketentuan Sebagai

Berikut :

Jika : 100 → 2

< 100 → 1

Nilai Konversi Kolesterol Total Darah

Tikus Sebelum Sesudah Peringkat Sebelum Peringkat Sesudah

(13)

60 LAMPIRAN 2

Pengambilan darah melalui Pakan tinggi kolesterol v. orbita

(14)

61

RIWAYAT HIDUP

Nama : Deriauli Ruminsan TM

NRP : 0310062

Tempat/Tanggal lahir : Bandung, 22 November 1985

Alamat : Jl. BKR No 65 Bandung, Jawa Barat

Riwayat Pendidikan :

• Tahun 1991 lulus TK Sandhy Putra Bandung

• Tahun 1997 lulus SDN Sukoharjo 2 Sukoharjo

• Tahun 2000 lulus SLTP Negeri 6 Cimahi

• Tahun 2003 lulus SMU Negeri 2 Cimahi

• Tahun 2003-2008 Mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Maranatha

(15)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Saat ini perhatian masyarakat terhadap lemak pangan sangat besar terutama setelah diketahui bahwa mengonsumsi lemak berlebihan akan mempengaruhi kesehatan. Salah satu jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat adalah kolesterol. Dan saat ini salah satu kelainan yang paling populer di zaman ini adalah kelebihan kolesterol yang dikenal sebagai hiperkolesterolemia yang merupakan salah

satu dari dislipidemia. Kolesterol merupakan prekusor steroid dalam tubuh seperti kortikosteroid, hormon seks (contohnya estrogen dan testosteron), asam-asam empedu (untuk fungsi pencernaan), dan vitamin D (untuk membentuk dan mempertahankan tulang yang sehat). Kolesterol adalah komponen utama pada struktur membran sel bagian luar dan lipoprotein plasma (Mayes, 2003).

Insidensi penderita hiperkolesterolemia semakin meningkat ditandai dengan semakin meningkatnya kejadian penyakit stroke, hipertensi, dan penyakit jantung koroner dimana hiperkolesterolemia menjadi faktor yang berkaitan erat dengan penyakit-penyakit tersebut. Upaya untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol ini mulai banyak mendapat perhatian. Salah satunya yaitu dengan pengobatan tradisional (Agus Puwanto, 2003).

(16)

2

Universitas Kristen Maranatha ataupun orang lain dalam upaya mengganti atau mendampingi obat jadi (kuratif), dan memulihkan kesehatan (rehabilitatif) (Santosa, 1997 ; Ritiasa et al., 2000).

Angkak adalah beras berwarna merah yang difermentasi oleh jamur Monascus purpureus yang mempunyai khasiat dalam menurunkan kolesterol darah. Tetapi khasiat angkak dalam menurunkan kolesterol ini belum diketahui sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia, karena angkak ini biasanya digunakan sebagai pewarna sintetis makanan. Hasil uji toksisitas menunjukkan pigmen angkak cukup aman digunakan dalam pangan/makanan, mengurangi penggunaan nitrit dalam memperbaiki warna merah daging olahan seperti sosis dan ham daging sapi, serta menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan perusak berspora seperti Bacillus

cereus dan Bacillus stearothermophilus (Ardiansyah, 2007).

Secara empiris telah terbukti bahwa angkak dapat menurunkan kolesterol darah (Ardiansyah, 2007). Oleh karena itu, dengan penelitian terhadap angkak ini, dapat memberikan saran maupun informasi terhadap masyarakat akan khasiat angkak dalam menurunkan kolesterol. Seperti kita ketahui, saat ini banyak obat-obat penurun kolesterol yang diproduksi dengan harga yang mahal. Akan tetapi dengan telah diketahuinya bahwa angkak juga mampu menurunkan kolesterol, maka angkak dapat dijadikan sebagai alternatif yang mudah, murah, dan aman bagi masyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalahnya adalah:

Apakah angkak atau Red yeast rice menurunkan kadar kolesterol total darah tikus betina galur Wistar .

1.3 Maksud dan Tujuan

(17)

3

Universitas Kristen Maranatha Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek monakolin K yang terkandung dalam angkak atau Red yeast rice.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Penelitian ini dapat memberi manfaat:

1.4.1 Manfaat Akademis

Memperluas wawasan dan keterampilan dalam pengelolaan tanaman

tradisional sebagai obat untuk penanganan penyakit. Selain itu penelitian ini dapat menjadi dasar bagi peneliti ataupun pihak-pihak yang terkait untuk memberdayakan angkak sebagai obat alternatif untuk menurunkan kolesterol dalam darah.

1.4.2Manfaat Praktis

Membantu masyarakat untuk memperoleh obat alternatif yang relatif murah, praktis, dan aman untuk menurunkan kolesterol dalam darah.

1.5Kerangka Pemikiran dan Rumusan Hipotesis

(18)

4

Universitas Kristen Maranatha Kolesterol dapat meningkat akibat perubahan pola makan yang banyak mengonsumsi lemak terutama lemak jenuh, gula, dan alkohol. Apabila peningkatan kolesterol tersebut terjadi dalam darah maka hal ini akan menjadi salah satu faktor risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner yang diawali dengan terjadinya aterosklerosis (Agus Purwanto, 2003).

Angkak merupakan beras berwarna merah yang difermentasi oleh jamur Monascus purpureus. Angkak dapat menurunkan kolesterol darah. Penurunan ini dikarenakan substansi atau bahan yang terkandung dalam Monascus purpureus yang dapat menghambat aktivitas HMG-KoA reduktase, yang merupakan enzim penting untuk produksi kolesterol dalam tubuh. Substansi tersebut adalah monakolin K

(Endo, 2006). Monakolin K merupakan lovastatin yang mempunyai aktifitas antihiperkolesterolemia melalui penghambatan biosintesis kolesterol yaitu dengan menghambat kinerja enzim HMG KoA reduktase (Dudi Hardianto, 2006).

Semua penghambat HMG-KoA reduktase memperlihatkan efek yang sama terhadap lipid plasma tetapi dari semuanya data yang terbanyak adalah mengenai lovastatin. Penghambat HMG-KoA reduktase menghambat sintesis kolesterol di hati dan hal ini akan menurunkan kadar LDL plasma. Kolesterol menekan transkripsi 3 jenis gen yang mengatur sintesis HMG-KoA sintase, HMG-KoA reduktase, dan reseptor LDL. Menurunnya sintesis kolesterol oleh penghambat HMG-KoA reduktase akan menghilangkan hambatan ekspresi 3 jenis gen tersebut di atas, sehingga aktivitas sintesis kolesterol meningkat secara kompensatoir yaitu dengan cara meningkatkan jumlah reseptor LDL, sehingga katabolisme kolesterol meningkat. Hal ini menyebabkan penurunan sintesis kolesterol oleh penghambat HMG-KoA reduktase (Suyatna dan Tony Handoko, 2004).

(19)

5

Universitas Kristen Maranatha Rumusan Hipotesis

Pemberian angkak dapat menurunkan kadar kolesterol total darah.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental yang bersifat komparatif. Data yang diukur adalah kadar kolesterol total dalam satuan mg/dl dengan mengukur dan membandingkan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian angkak. Analisis statistik menggunakan metode uji t berpasangan.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

(20)

55 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Angkak menurunkan kadar kolesterol total darah pada tikus betina galur

Wistar yang diinduksi pakan tinggi kolesterol secara eksogen dan endogen.

5.2 Saran

Adapun akhir dari penelitian serta penulisan Karya Tulis Ilmiah ini maka penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan dosis yang bervariasi

2. Perlu penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak

3. Metode pemeriksaan terhadap kolesterol total sebaiknya menggunakan alat

(21)

56 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adam John M.F. 2006. Dislipidemia. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. hal. 1926-1932.

Agus Purwanto. 2003. Prospek dan manfaat terapi herbal.

http:// www.pdrhealth.com/druginfo/herbaldrugs/102345.sthml, 5 Januari 2007.

Anjali Arora. 2007. Kolesterol dan gaya hidup. Dalam: Kontrol kolesterol. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. hal. 2-10, 25-30.

Ardiansyah. 2007. Khasiat angkak.

http://www.halalguide.info PDF_POWERED_PDF_GENERATED, 23 April 2007.

Bahri Anwar, T. 2004. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner. http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri3.pdf, 17 Januari 2007.

Brian Boudi F. 2007. Atherosclerosis.

http://www.emedicine.com/med/topic182.htm, 17 November 2007.

Dede Kusmana dan Moechtar Hanafi. 2003. Patofisiologi penyakit jantung koroner. Dalam: Buku ajar kardiologi. Edisi 4. Jakarta: FK UI.hal.159-164.

Dudi Hardianto. 2006. Red yeast rice and cholesterol.

http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=14999&page=2. 31 Desember 2007.

(22)

57

Universitas Kristen Maranatha Djadjat Tisnadjaja. 2006. Memahami hubungan angkak dan kolesterol. Dalam: Bebas kolesterol dan demam berdarah dengan angkak. Jakarta: Penebar Swadaya.

hal. 5-55.

Dorland, Newman W.A. 2002. Kamus kedokteran dorland. Jakarta: EGC. hal. 420.

Endo K. 2004. Evaluation of the antihyperlipdemic properties of dietary

supplements. http://www.medscape.com/viewarticle/409698, 12 Maret 2007.

Ganong William F. 1999. Endokrinologi, metabolisme, dan fungsi reproduksi. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC. hal. 301-302.

Ginsberg H.N., Goldberg. 2005. Disorder of lipoprotein metabolism. In:

Braunwald. E, Hauser SL, Fauci A.S, et al, ed: Harrison’s principles of internal medicine vol II. 17thed. New York: Mac Graw Hill. p. 2286-2298.

Guyton A. C dan Hall J.E. 1997. Pencernaan lemak. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. hal. 1077-1080, 1091.

_______. 1997. Hormon tiroid. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. hal. 1200.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan. hal. 20-22.

Laker Mike. 2006. Lemak penting bagi tubuh. Dalam: Memahami kolesterol. Jakarta: PT Gaya Favorit Press. hal. 14-19.

_______. 2006. Kolesterol jahat dan kolesterol baik. Dalam: Memahami kolesterol. Jakarta: PT Gaya Favorit Press. hal. 20-39.

Lia J., Zhang J.,Fonnebo V. 2006. Chinese red yeast rice (Monascus purpureus) for primary hyperlipidemia. http://creativecommons.org/licence/by/2.0,

(23)

58

Universitas Kristen Maranatha Mayes P. 2003. Synthesis, transportation, and excretion of cholesterol. In:

Murray R.K., Jranner D.K, Mayes P.A., Rodwell V.W. 25thed. Biokimiawi Harper. Jakarta: EGC. p. 270-281.

Pelupessy J.M. 1994. Penyakit jantung koroner. Dalam: Buku ajar kardiologi anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. hal. 404, 406.

Slamet Suyono. 1996. Hiperlipidemia. Dalam: Sjaifoellah Noer, dkk, ed: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 3. Jakarta: FK UI. h. 714-723.

Suyatna dan Tony Handoko. 2004. Hipolidemik. Dalam: Farmakologi dan terapi FK-UI.Edisi 4.Jakarta: Gaya Baru. hal. 373-379.

Santosa. 1997. Pemanfaatan Monascus purpureus.

http://www.medicastore.com/nutracare/isi_choless.php?choless_lipid, 5 januari 2007.

Wikipedia. 2007. Atherosclerosis. http://en.wikipedia.org/wiki/Atherosclerosis, 17 November 2007.

Wikipedia. 2007. Lipid. http://id.wikipedia.org/wiki/Lipid, 18 Januari 2007.

Wikipedia. 2007. Red yeast rice. http://en.wikipedia.org/wiki/Red yeast rice, 23 Desember 2007.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(Augmented Reality) , yang lebih dekat ke sisi kiri, lingkungan bersifat nyata dan benda bersifat maya, sementara dalam augmented virtuality atau virtualitas tertambah,

Dari hasil wawancara kepada 10 orang perawat rawat inap wanita di RS “X” kota Bandung, menunjukkan sebanyak 10 orang (100%) merasakan bahwa mereka tidak dapat melihat

Flash Disk adalah media penyimpan dari floppy driveB jenis lain yang umumnya mempunyai kapasitas memori 128 MB s/d 64 GB, dengan menggunakan interface jenis USBC (Universal

Ampas tebu dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan bioetanol dan selulosa dalam ampas tebu harus dilepaskan terlebih dahulu dari lignin dengan

[r]

If you paraphrase or quote specific, retrievable information from social media, provide an in-text citation (with the author and date) and a reference list entry (with the

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam mempengaruhi parameter tinggi tanaman, jumlah akar, volume akar, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tajuk