• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BOLA BESAR : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik Kelas V. B SDN Gegerkalong Girang 1-2 Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BOLA BESAR : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik Kelas V. B SDN Gegerkalong Girang 1-2 Kota Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik Kelas V. B SDN Gegerkalong Girang 1-2 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

RISWAN HARIS 0903886

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA

PEMBELAJARAN BOLA BESAR

Oleh

Riswan Haris

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Riswan Haris 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BOLA BESAR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dra. Lilis Komariyah, M. Pd NIP. 195906281989012001

Pembimbing II

Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd NIP. 197508122009121004

Mengetahui : Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

(4)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BOLA BESAR

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Gegerkalong Girang 1-2 Kota Bandung )

Riswan Haris 0903886

Abstrak

Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya tingkat keterampilan siswa melakukan gerakan keterampilan dasar pada pembelajaran bola basket. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas atau dilapangan khususnya keterampilan dasar siswa dalam melakukan gerakan dribbel(menggiring), passing(mengoper) dan shooting(menembak) bola dalam permainan yang menyangkut pada aktivitas keterampilan dasar tersebut melalui pengajaran dengan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang, siswa siswi kelas V B SDN Gegerkalong Girang 2 kota Bandung. Proses penelitian dibagi kedalam dua siklus, dan tiap siklus terdiri atas dua tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen observasi permainan keterampilan dasar bola basket, dan catatan lapangan. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik prosentase dan rata-rata. Hasil analisis data menunjukan bahwa penerapan pengajaran dengan pendekatan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan dasar pada permainan bola basket. Dari data yang dihasilkan menunjukkan adanya peningkatan keterampilan dasar permainan bola basket siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk observasi awal rata-rata sebesar 35,56%, siklus I tindakan I sebesar 45,56%, siklus I tindakan II sebesar 53,19%, siklus II tindakan I sebesar 62,36% dan siklus II tindakan II sebesar 70%.

(5)

The Implementation of Inquiry Learning Model on Big Ball Learning

(The Classroom Action Research in SDN Gegerkalong Girang 1-2 Bandung)

Riswan Haris 0903886

Abstract

The problem in this research is the low skill level of students in doing the basic skill movement of basketball. The method used in this research is Classroom Action Research. Classroom Action Research is aimed to enhance the learning skill in class or field, especially the basic learning skill of students in doing dribble, passing and shooting (the ball) movements in a play which involve the activity of basic skill by using an inquiry learning model. This research consists of planning action, implementing action, observation, analysis and reflection phases. This research was conducted on 30 students of class V B in SDN Gegerkalong Girang 2 Bandung. The research process is divided into two stages, and every stage consists of two actions. The data was collected by using the observation instrument of basketball basic skill, and the field notes. All data were analyzed by applying percentage and average techniques. The result of the data shows that the implementation of learning using the inquiry leaning approach can improve the basic skill of students in basketball. The

data indicate that there is an improvement on students’ basic skill of basketball by

applying an inquiry learning model for early observation is around 35,56%, action I of first stage is 45,56%, action II of first stage is 53,19%, action I of second stage is 62,36% and action II of second stage is 70%.

(6)

Halaman

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR………..……….... ii

UCAPAN TERIMA KASIH……..……….. iii

DAFTAR ISI………...……….……….. v

DAFTAR BAGAN…………..……….……….. vii

DAFTAR TABEL………...………... viii

DAFTAR GAMBAR………..……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN………..……….. 1

A. Latar Belakang……….…. 1

B. Identifikasi Masalah………. 9

C. Rumusan Masalah………. 9

D. Tujuan Penelitian………... 9

E. Manfaat Penelitian………. 9

F. Pembatasan atau Ruang Lingkup Penelitian………. 10

G. Definisi istilah... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN HIPOTESIS TINDAKAN……….……… 13

A. Kajian Pustaka.………... 13

1. Model Pembelajaran...……….... 13

2. Model Pembelajaran Inkuiri………... 17

3. Permainan Bola Besar………... 21

4. Permainan Bola Basket……….. 25

5. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas………... 32

(7)

B. Waktu dan Tempat Penelitian……… 37

C. Metode Penelitian………... 37

D. Langkah-langkah Penelitian……….. 39

1. Prosedur Penelitian... 39

2. Rencana Tindakan... 42

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data……….. 44

1. Instrumen Penelitian... 44

2. Teknik Pengumpulan Data... 45

F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data………… 45

BAB IV HASIL PENELITIAN... 52

A. Deskripsi Pembelajaran Permainan Bola Basket... 52

B. Hasil Monitoring Pembelajaran Permainan Bola Basket 53

C. Hasil Penelitian...………... 56

D. Diskusi Penemuan……….. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...……….. 75

A. Kesimpulan……….……… 75

B. Saran……….……….. 75

DAFTAR PUSTAKA…………...……….. 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan mempunyai peranan

yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup

bangsa tersebut. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi

kehidupan dimasa yang akan datang. Menurut Piaget didalam Juliantine

(2012:7) menjelaskan bahwa: “Tujuan utama pendidikan adalah untuk

mengembangkan individu-individu yang kreatif, berdaya-cipta, dan yang dapat

menemukan atau discover.”

Ini berarti bahwa guru harus mendidik anak menjadi orang yang mampu

melakukan hal-hal baru, tanpa meninggalkan nilai-nilai yang berlaku di

lingkungannya. Melalui pendidikan, anak dipersiapkan untuk dapat melakukan

perubahan. Perubahan yang bermanfaat bagi dirinya serta lingkungan

sekitarnya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, guru,

anggota masyarakat, dan orang tua. Dalam konteks pendidikan, anak dibawa

kepada perubahan-perubahan perilaku dan keterampilan menjadi baik, untuk

mencapai suasana tersebut. Guru memiliki peran untuk memahami tugasnya

sebagai pendidik yang perlu diperbaiki dalam praktek pembelajaran yang

dilakukannya, dan menguasai keterampilan. Begitupun pemerintah, pendidikan

berperan sebagai jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial

serta melahirkan nilai-nilai dan sikap yang baik untuk menerima perubahan,

perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya di

lingkungan masyarakat agar masyarakat mengetahui betapa pentingnya

(9)

Pembentukan sikap dan kompetensi dasar perlu dimiliki oleh setiap

warga negara di mana pun mereka berkarya, perubahan sikap dan kompetensi

khusus yang diperlukan bagi mereka untuk bekerja di bidang-bidang tertentu.

Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang menjadi tempat untuk

menerapkan nilai-nilai masyarakat kepada siswa agar menjadi generasi muda

yang dapat diandalkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Peranan orang tua terhadap pendidikan anak merupakan orang pertama

yang mempunyai peranan sangat penting dalam membina pendidikan anak.

Peranan orang tua tersebut harus memperhatikan perkembangan anak dengan

baik sehingga kepribadian anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan

sempurna.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu bidang untuk memenuhi

kebutuhan akan gerak dalam masa pertumbuhannya, kian besar

kemaslahatannya bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri. Tugas dan tanggung

jawab setiap individu untuk menjaga kesehatan jasmani, rohani, dan sosial.

Kesehatan jasmani, rohani dan sosial dapat diraih apabila seseorang mempunyai

jasmani, rohani dan sosial yang kuat.

Melalui pendidikan jasmani di sekolah, maka akan terbentuk karakter

positif pada diri anak dan mempengaruhi perkembangan fisik terhadap wilayah

pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari siswa itulah yang

menjadikannya unik. Pemahaman tersebut akan membantu para guru

pendidikan jasmani di sekolah dalam memahami dan fungsi pendidikan jasmani

secara lebih konseptual.

Di Indonesia pendidikan jasmani merupakan pelajaran pendidikan gerak

yang sejak dahulu telah tercantum didalam kurikulum pendidikan dasar hingga

menengah sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Pendidikan jasmani pada

dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan

sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

(10)

adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk

menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,

mental, serta emosional.” Sedangkan menurut Suherman (2000:7) bahwa:

Pendidikan jasmani adalah pendidikan jasmani tidak hanya sekedar melibatkan fisik semata. Implikasinya adalah: fisik harus dikembangkan secara simultan dengan pikiran (mind). Pendidikan jasmani harus memberi kontribusi terhadap perkembangan intelektual anak didik. Pendidikan jasmani dapat dan harus membantu siswa trampil berfikir.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,

pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan

wilayah pendidikan lainnya, hubungan dari perkembangan tubuh, dengan

pikiran dan jiwanya. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang

berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, perkembangan

kepercayaan diri, dan perkembangan sosial. Mendorong partisipasi siswanya

dalam berbagai aktivitas jasmani untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara

efisien dan terkendali, sehingga siswa yang mempunyai latar belakang

kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang berbeda-beda

diarahkan kegiatan siswa melalui pemenuhan kebutuhan keterampilan pada diri

siswa. Disesuaikan dengan tahap perkembangan fisik dan mentalnya, setiap

siswa diarahkan pada keterampilan gerak yang dibutuhkannya, berdasarkan

tingkat perkembangan anak yang berusaha menyeimbangkan penekanan pada

ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Sebagai bentuk pendidikan dari dan melalui gerak, pendidikan jasmani

harus dilaksanakan sesuai dengan pengertian yang di kandungnya. Ada tiga hal

penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani (Dauer and

Pangrazy, 1992) dalam Mahendra (2007:21) bahwa “1) Meningkatkan

(11)

keterampilan fisik yang kaya, serta 3) meningkatkan pengertian siswa dalam

prinsip-prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktek.

Sementara hasil lain yang secara tidak langsung dapat di peroleh melalui

pendidikan jasmani adalah anak didik akan belajar untuk memahami apa yang

sebenarnya dapat dilakukan oleh tubuhnya dan sebagaimana mengatur gerak

tubuhnya secara efektif agar dapat mengatasi dan menyiasati lingkungan dan

tantangan alam yang ada disekitar (Dauer dan pangrazi 1989:3) dalam Lutan

(2003:56).

Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah untuk mengembangkan

aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas

emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan

aktivitas jasmani dan olahraga.

Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat

langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain

dan berolahraga yang dilakukan secara teratur, terarah dan terencana. Aktivitas

yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan, didaktik,

metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Oleh kerena itu, pendidikan jasmani haruslah menjadi suatu pelajaran yang

memberikan perhatian yang cukup dan seimbang terhadap ketiga aspek

tersebut, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Dalam sejarah pembelajaran pendidikan jasmani, dikenal banyak ragam

pendekatan dimulai dari yang paling tradisional dan sederhana yang dalam

pendidikan jasmani sering disebut dengan istilah metode (methods) lalu

berkembang menjadi istilah strategi (strategies), pendekatan (approach), dan

yang paling modern sering disebut model-model (Meztler, 2000) dalam

(12)

Menurut Juliantine (2011:3), bahwa:

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan suatu protipe dari suatu teori atau model. Disebut model kerena hanya merupakan garis besar atau pokok-pokok yang memerlukan pengembangan yang sangat situasional. Dalam studi pengembangan pembelajaran, model mendapat perhatian khusus. Secara umum istilah

“model” diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan

kegiatan.

Dalam konteks pembelajaran, model merupakan suatu penyajian fisik

atau konseptual dari sistem pembelajaran, serta berupa menjelaskan keterkaitan

berbagai komponen sistem pembelajaran ke dalam suatu pola atau kerangka

pemikiran yang disajikan secara utuh. Model menjelaskan keterkaitan berbagai

komponen dalam suatu pola pemikiran yang disajikan secara utuh, sehingga

dapat membantu melihat kejelasan keterkaitan secara lebih cepat, utuh,

konsisten dan menyeluruh.

Suatu model pembelajaran meliputi keseluruhan sistem pembelajaran

yang mencakup komponen tujuan, kondisi pembelajaran, proses

belajar-mengajar, dan evaluasi hasil pembelajaran. Hal tersebut dapat diatasi jika

sesuatu model dapat menjamin adanya fleksibilitas sehingga kemungkinan

seseorang yang menggunakan model tertentu untuk mengadakan penyesuaian

terhadap situasi atau kondisi secara lebih baik. Apalagi dalam mengenai

masalah-masalah pendidikan, yang dalam banyak hal sangat terpengaruh oleh

perubahan variabel-variabel lain diluar bidang pendidikan tersebut. Oleh karena

itu dalam melukiskan suatu model sebaiknya dimungkinkan adanya

perubahan-perubahan dalam mengadakan penyesuaian terhadap kebutuhan yang ada.

Pembelajaran merupakan suatu peristiwa interaksi antara dua pihak, satu

pihak ada yang bertindak sebagai pengajaran dan satu pihak lagi sebagai yang

menerima pengajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu

(13)

sehingga menghasilkan sasaran pembelajaran itu berhasil. Pada suatu proses

pembelajaran pasti ada bahan yang disampaikan oleh seorang guru, dan

diterima oleh para peserta didik agar giat dan optimal dalam menggapai proses

pembelajaran yang sedang berlangsung baik.

Banyak ragam pendekatan yang dikenal dalam sejarah pendidikan

jasmani, mulai dari metode lalu berkembang menjadi strategi, lalu berkembang

menjadi gaya-gaya mengajar, kemudian berubah menjadi pendekatan, dan yang

paling modern disebut model-model pembelajaran. Untuk dapat melakukan

tugasnya seorang guru harus dapat memahami dan memiliki keterampilan yang

memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif,

dan kreatif sebagaimana diisyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan

pendidikan. Model pembelajaran berfungsi merinci semua alat pembelajaran

yang akan digunakan guru dalam upaya membawa siswa kepada perubahan

perilaku yang dikehendaki. Selain itu memberikan perbaikan nilai terhadap

pembelajaran maksudnya dapat membantu meningkatkan aktivitas proses

belajar mengajar sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk didalamnya buku – buku, film, komputer, kurikulum,

dan lain-lain (Joyce, 1992) dalam Juliantine, dkk (2011:7). Selanjutnya Joyce

menyatakan bahwa “Setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.”

Model pembelajaran inkuiri diciptakan oleh Suchman pada tahun 1962

dalam Juliantine (2011:79), bahwa:

(14)

terjadi, memperoleh dan mengolah data secara logis, dan agar siswa mengembangkan strategi intelektual mereka untuk mendapatkan suatu yang baru.

Menurut Herdian. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [Online].

Tersedia :

http:///herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/[3 Januari 2012] mengemukakan bahwa: “pendekatan inkuiri terbagi

menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau

besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.” Ketiga jenis

pendekatan inkuiri tersebut, yaitu:

1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)

2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach).

3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (modified free inquiry approach)

Inkuiri dalam bahasa inggris (inquiry) berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Secara sederhana, inkuiri dapat diartikan sebagai

sebuah pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan, atau juga dapat

diartikan bahwa inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun sejumlah

pertanyaan. Mengenai inkuiri Trianto (2007:135) dalam Juliantine (2011:79)

menjelaskan bahwa: “Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan

manusia untuk mencari atau memahami informasi.” Juga, Beyer (1971) dalam

Juliantine (2011:80) bahwa, “Memberi penjelasan mengenai inkuiri sebagai suatu pencarian makna yang mensyaratkan seseorang untuk melakukan

sejumlah kegiatan intelektual untuk menciptakan pengalaman.”

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, kiranya dapat

disimpulkan bahwa pada prinsipnya model inkuiri merupakan model yang

menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru.

Hal utama dalam model inkuiri adalah siswa didorong untuk terlibat secara

aktif dalam menyelesaikan suatu topik permasalahan hingga sampai pada suatu

(15)

Permainan bola besar dimaknai sebagai bentuk permainan yang

menggunakan media bola yang ukurannya besar. Permainan ini umumnya

dimainkan tanpa alat bantu lain melainkan hanya dengan kaki atau tangan dan

anggota badan lainnya. Materi permainan bola besar yang umum diberikan dan

mudah untuk dilaksanakan oleh peserta didik dalam situasi dan kondisi apapun

adalah sebagai berikut: (1) sepak bola, (2) bola voli, (3) bola tangan, dan (4)

bolabasket.

Di latar belakangi adanya ruang lingkup pembelajaran aktivitas

permainan bola besar dalam kurikulum pendidikan jasmani. Dalam hal ini

penulis mencoba mengkaji mengenai model pembelajaran inkuiri yang

diimplementasikan pada materi aktivitas permainan bolabasket pada siswa kelas

V. B di SDN Gegerkalong Girang 2 .

Permainan bolabasket merupakan permainan yang dimainkan dengan

tangan, dalam arti bola selalu dimainkan dari tangan ke tangan pemain dalam

satu regu. Permainan bolabasket memiliki gerakan yang lengkap, seperti

gerakan kaki pada saat berlari dan gerakan tangan pada saat menggiring bola,

mengumpan bola, menangkap dan menembak bola keranjang kawan. Hal ini

senada dengan pendapat Sodikun (1991:50) dalam Sucipto (2010:23), yang

mengatakan bahwa: “Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan,

kecepatan, kelentukan dan lain-lain.”

Model inkuiri diimplementasikan pada aktivitas permainan bola besar.

Aktivitas permainan bola besar sebagai rangkaian gerak dalam pendidikan

jasmani memungkinkan siswa untuk dapat belajar mengenai berbagai

kemampuan gerakan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian, adapun

judul penelitian ini adalah “Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Pada

Pembelajaran Permainan Bola Besar Pada Siswa Kelas V. B di SDN

(16)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

Kurangnya keterampilan dasar pada permainan bola basket pada siswa

kelas V. B di SDN Gegerkalong Girang 2

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan peneliti, maka

yang terjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

Apakah melalui model inkuiri siswa dapat meningkatkan keterampilan

dasar dalam permainan bolabasket pada siswa kelas V. B di SDN

Gegerkalong Girang 2

D.Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat tujuan yang ingin

dicapai oleh peneliti, dan berdasarkan latar belakang dan rumusan yang telah

diuraikan diatas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini adalah ingin

mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

keterampilan dasar pada permainan bola basket di SDN Gegerkalong girang 2

pada siswa kelas V. B

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

(17)

Adapun manfaat secara umum yaitu:

1. Bagi guru adalah diharapkan guru secara perlahan mengetahui strategi

pembelajaran dan penerapan yang cocok digunakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

2. Bagi siswa semoga hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peserta didik

yang kurang atau bermasalah pada saat pembelajaran khususnya permainan

bolabasket dan umumnya permainan bola besar.

3. Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang

baik pada sekolah dan dapat memperbaiki pembelajaran, dan sekolah lain

umumnya.

Adapun manfaat secara khusus yaitu:

1. Dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman siswa pada saat

melakukan keterampilan dasar permainan bolabasket melalui pembelajaran

inkuiri di SDN Gegerkalong Girang 2 Kota Bandung.

2. Dapat menjadi bahan masukan serta pertimbangan bagi para guru

pendidikan jasmani di sekolah dalam upaya pengembangan proses

pembelajaran bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

3. Diharapkan dapat berguna untuk menyajikan salah satu alternatif yang

baik sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa

berkenaan dengan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

F.Pembatasan atau Ruang Lingkup Penelitian

Pembatasan penelitian adalah proses membatasi ruang lingkup penelitian

baik dari aspek kompleksitas masalah yang dihadapi. Maka penulis membatasi

permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Permasalahan dalam penelitian ini berkenaan dengan bagaimana siswa

melakukan keterampilan dasar permainan bolabasket melalui model

(18)

2. Dalam penelitian ini pembelajaran pendidikan jasmani dibatasi dengan

materi permainan bolabasket.

3. Subyek penelitian yaitu siswa kelas V. B di SDN Gegerkalong Girang 2

sebanyak 30 siswa.

4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

dengan cara observasi, catatan lapangan, dan rekaman foto atau video.

G.Definisi Istilah

Adapun definisi penjelasan istilah yang tercantum pada judul penelitian

“Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Pada Pembelajaran Bola Besar di SDN Gegerkalong Girang 2 pada siswa kelas V. B.” Dijelaskan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran

Model pembelajaran merupakan pola langkah yang digunakan dan

mekanisme untuk kegiatan pembelajaran juga sebagai acuan pelaku

pendidikan agar tercapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi

proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan

output dalam bentuk hasil belajar.

2. Model pembelajaran inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan

pembelajaran yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru. Hal utama

dalam model inkuiri adalah siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam

menyelesaikan suatu topik permasalahan hingga sampai pada suatu

kesimpulan. Dengan alasan model pembelajaran inkuiri sangat menekankan

pada aktivitas siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan, maka peneliti

berkeyakinan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk

mengembangkan kreativitas siswa. Tujuan digunakannya model pembelajaran

inquiri dalam pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan pemikiran

siswa, memecahkan masalah dan memberi kebebasan pada siswa untuk

(19)

3. Bola besar

Bola besar dimaknai Permainan bola besar dimaknai sebagai bentuk

permainan yang menggunakan media bola yang ukurannya besar. Permainan

ini umumnya dimainkan tanpa alat bantu lain melainkan hanya dengan kaki

atau tangan dan anggota badan lainnya. Materi permainan bola besar yang

umum diberikan dan mudah untuk dilaksanakan oleh peserta didik dalam

situasi dan kondisi apapun adalah sebagai berikut: (1) sepak bola, (2) bola

voli, (3) bola tangan, dan (4) bolabasket. Permainan bola besar, seperti sepak

bola, bola voli, bola tangan dan bolabasket merupakan permainan yang

menyenangkan dan menyehatkan.

4. Permainan Bolabasket

Permainan bolabasket merupakan permainan yang dimainkan dengan tangan,

dalam arti bola selalu dimainkan dari tangan ke tangan pemain dalam satu

regu, permainan bolabasket memiliki gerakan yang lengkap, seperti gerakan

kaki pada saat berlari dan gerakan tangan pada saat menggiring bola,

mengumpan bola, menangkap dan menembak bola keranjakawan. Hal ini

senada dengan pendapat Sodikun (1991:50) dalam Sucipto (2010:23), yang

mengatakan bahwa : “Bolabasket Merupakan permainan yang gerakannya

kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsure kekuatan,

(20)

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tujuan Operasional

Setelah proses penelitian berlangsung terdapat pemfokusan masalah di

sekitar implementasi model inkuiri dalam pembelajaran aktivitas permainan

bolabasket. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan dasar siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan

bolabasket di SDN Gegerkalong Girang 2 kota Bandung melalui penerapan

model inkuiri.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1) Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan September.

Penentuan waktu mengacu pada kalender akademik sekolah, kerena PTK

memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar

yang efektif dan efisien dikelas atau lapangan.

2) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gegerkalong Girang 2 kota Bandung,

semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini khususnya

dilaksanakan di kelas V. B dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari

16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, untuk mata pelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK).

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitin adalah penelitian tindakan

(21)

(CAR), penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas.

Penelitian emansipatoris tindakan ini, yang pemakaian atau

penamaannya berbeda-beda, seperti penelitian kelas (classroom research)

karena penelitian untuk merubah perbaikan itu dilakukan di ruang kelas

(Hopkins, 1993:1) dalam Wiriaatmadja (2012:4) namun Hopkins sendiri

kemudian memakai istilah classroom action research pada saat penelitian itu memasuki tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan, dengan alasan

bahwa istilah penelitian kelas mengingatkan kepada penelitian yang

dilakukan oleh para peneliti pendidikan (educational researchers) dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitian yang berada di luar

orbit kehidupan mereka (Hopkins, 1993:8).

Menurut Harjodipuro dalam Iskandar (2011:22) menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. Penelitian tindakan kelas (PTK) bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan suatu penelitian yang

dilakukan di dalam kelas, kelas disini dimaksudkan pada suatu tempat adanya

interaksi antara guru dan murid sehingga terjadinya proses belajar. Dengan

demikian maksud dari kelas tersebut bisa di ruangan kelas, laboratorium,

aula, dan lapangan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan

permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas dengan

menerapkan sebuah model atau pendekatan pembelajaran untuk mengatasi

(22)

Menurut Iskandar (2011:33) bahwa: secara lebih rinci, tujuan Penelitian

Tindakan Kelas PTK sebagai berikut:

a) Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah. b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga pendidikan lainnya

mengatasi masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas. c) Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris)

mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan. d) Meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.

e) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta perbaikan dan meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.

D. Langkah-langkah penelitian

1. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan (action research) memiliki ruang lingkup yang

lebih luas dari PTK karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas di

dalam kelas, tetapi bisa di luar kelas, seperti sekolah, organisasi, komunitas,

dan masyarakat. Penelitian tindakan menurut Elliott (1991) dalam

Kunandar (2011:43) bahwa “Penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah

situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas

situasi sosial tersebut.”

Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana,

dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan,

dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan

ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti

dengan kegiatan refleksi.

Menurut Wardani (2006:1.4) menjelaskan bahwa penelitian tindakan

memiliki empat ide pokok sebagai berikut :

1. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.

2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah. 3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk

(23)

4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman terhadap tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk

mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Sesuai dengan

prosedur penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Kurt Lewin (1990)

dalam Iskandar (2011:28) bahwa “dalam satu siklus terdiri dari empat

langkah yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) observasi

(24)

Bagan 3.1 model siklus penelitian tindakan kelas PTK, Iskandar (2011:49)

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

SIKLUS I

Permasalahan Baru Hasil

Refleksi

Perbaikan Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan refleksi

Dilanjutkan Ke Siklus

Berikut?

(25)

Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian

ini dilakukan dengan tindakan yaitu :

a. Pengamatan (observasi), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran permainan bolabasket di SDN

gegerkalong girang 2. Ini bertujuan untuk mengetahui minat dan

motivasi serta kendala pada saat mempelajari permainan

bolabasket serta pemahaman dan kemampuan awal melakukan

gerakkan dalam permainan atau keterampilan dasar permainan

bolabasket.

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan

penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar permainan bolabasket.

c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil

yang telah dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan

rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses

belajarnya untuk dapat menguasai keterampilan dasar dalam

permainan bolabasket.

2. Rencana Tindakan

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan observer menetukan suatu rencana

tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan variasi

bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran

permainan bolabasket dengan menggunakan model inkuiri.

2) Membuat lembar observasi yaitu:

a. Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat

(26)

Catatan-catatan ini harus sistematis karena akan menjadi sumber informasi

dalam proses pengolahan dan analisis data.

b. Dengan menggunakan alat elektronik (camera) untuk merekam untuk mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang

diambil selama proses pembelajaran langsung. Ini dapat dijadikan

bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan

pembelajaran ditahap berikutnya.

c. Membuat catatan harian yang digunakan sebagai alat pengumpulan

data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama

berlangsungnya kegiatan pembelajaran permainan bolabasket.

3) Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan

pembelajaran permainan bolabasket.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan

tindakan ini adalah sebagai berikut :

1. Penulis sekaligus sebagai peneliti dalam penelitian ini langsung

melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi

permainan bolabasket dan langsung menerapkan pendekatan inkuiri

untuk meningkatkan keterampilan dasar bolabasket.

2. Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani ,

observer melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti dan rekan sejawat peneliti melakukan

dokumentasi dengan pengambilan foto pada setiap proses

pembelajaran berlangsung.

3. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk

kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama

pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah

(27)

c. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dengan mencatatnya

dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati.

Langkah-langkah peneliti untuk mengumpulkan data dan teknik

observasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi Peer (pengamat sejawat)

Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh

orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi

ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain.

2. Observasi struktur

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara

bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa

pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.

d. Refleksi

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan

interpretasi terhadap data yang didapatkan hasil observasi, sehingga dapat

diketahui tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum

mencapai. Data yang didapat kemudian didiskusikan antara peneliti dan

observer dan dilihat kekurangannya pada tindakan satu, kemudian dapat

disusun kembali rencana untuk tindakan berikutnya.

E.Instrumen dan teknik pengumpulan data

1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian selama kegiatan penelitian berlangsung

adalah sebagai berikut :

1. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model

pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran bolabasket.

2. Peneliti membuat lembaran observasi pada saat pembelajaran

(28)

mengetahui segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

pembelajaran yaitu berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku

yang digambarkan ketika berlangsungnya pembelajaran permainan

bolabasket.

3. Menyiapkan peralatan dokumentasi yaitu kamera digital sebagai

pelengkap dalam mengumpulkan data, dan merekam setiap kegiatan

yang dilakukan.

4. Membuat catatan lapangan untuk mengetahui kejadian-kejadian

dilapangan yang berisi kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa.

5. Mempersiapkan alat bantu pendukung peneliti yang akan digunakan

seperti bola basket mini atau bola yang dimodifikasi, ring atau

keranjang, dan lapangan.

2. Teknik pengumpulan data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap

tindakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Proses

pengumpulan data dibantu pula guru penjas (pendidikan jasmani) sebagai

rekan peneliti (mitra sejawat).

Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan

analisis guna memecahkan masalah penelitian digunakan atas hasil

observasi selama pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas yang ditunjukkan

oleh seluruh siswa selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan

tindakan.

F.Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data

Data-data dalam penelitian ini akan diolah dengan tehnik sebagai

berikut :

a. Observasi

Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung

yang dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra

(29)

dan bertujuan untuk mendapatkan data-data tentang suatu masalah yang

muncul pada saat pembelajaran berlangsung, hingga diperoleh

pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh. Observasi dapat artikan sebagai pengamatan

dan pencatatan kejadian yang diselediki secara sistematik.

1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan

pembelajaran pada setiap tindakan penelitian yang sudah

dilaksanakan.

2. Menganalisis perubahan perilaku siswa dari seluruh format

observasi dan catatan guru setelah tindakan-tindakan pembelajaran

dilaksanakan

3. Menganalisa hasil observasi awal pembelajaran aktivitas

permainan bolabasket sebelum penerapan model inkuiri dengan

observasi akhir pembelajaran aktivitas permainan berlangsung

melalui model inkuiri yang ditunjukkan dengan perubahan perilaku

siswa terhadap penguasaan dan pemahaman tugas gerak dalam

aktivitas permainan bolabasket.

Lembar observasi yaitu lembar observasi aktivitas siswa. Tugas

penilaian hanya memberi tanda cek (√) dalam kolom rentangan nilai.

Sugiyono (2010 : 170) bahwa : “ Sekala nilai di bawah menggunakan

katagori baik, sedang, dan kurang atau dengan angka 4, 3, 2, 1.” Bentuk –

bentuk instrumennya dapat digambarkan sebagai berikut.

1) Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan yang digunakan

untuk mengamati aktivitas siswa selam proses permainan

berlangsung. Adapun lembar observasi aktivitas siswa yang

(30)

Tabel 3.1

Lembar Observasi Pembelajaran Permainan Bolabasket (Keven A. Prusak 2005, Yoyo Bahagia 2010)

Siklus 1 tindakan 1

No Aktivitas pembelajaran permainan bolabasket

S1 S2 S3 S4 S30

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Mintalah semua pemain bergerak diseparuh lapangan, mendribel sambil mencoba menepuk pemain-pemain lain dan menghindar agar tidak ditepuk

2.

Saat memberi aba-aba para pemain tim 1 mendribel bola, sementara tangan kirinya merobohkan kerucut-kerucut sebanyak mungkin dan tim 2 mendribel, sementara tangan kirinya mengembalikan kerucut-kerucut ke posisi berdiri.

3.

Pemimpin memegang bola dalam timnya, pemimpin menyebut nama masing-masing anggotanya saat mengumpan bola ke anak tersebut.

4.

Instuksikan kepada siswa untuk melakukan

permainan “ten ball” atau 10 bola atau 10

tangkapan dengan jumlah pemain 3 x 3 atau lebih. Dengan menggunakan drible.

5.

Pemain pertama dalam barisan setiap tim melempar bola ke papan basket untuk memulai permainan. Lakukan rebound pada papan basket lalu lakukan umpan (umpan pertama untuk memulai serangan balik cepat) kepada pemain berikutnya yang berada di tengah lapangan. Setelah menerima bola pemain ini mendrible tak boleh lebih dari satu kali, lalu menembak ke ring basket.

6.

Instuksikan kepada siswa untuk membuat beberapa pasangan, setiap pasangan mulai melakukan permainan satu lawan satu disalah satu ring basket. Satu atau dua pasangan dapat bermain di ring basket tunggal. Saat peluit di tiup semua pemain berhenti bergerak, menjadi patung. Ganti peran pemain (bertahan-penyerang) setelah bola berhasil dimasukkan dan setelah peluit ditiup. Dengan menggunakan drible, passing dan shooting.

(31)

Keterangan :

1 =Kurang sekali : jika siswa aktif bermain bila siswa bermain tidak

sungguh - sungguh

2 = Kurang : jika siswa aktif bermain bila melakukan gerakkannya dengan

asal.

3 = Cukup : jika siswa aktif bermain namun melakukan gerakkannya

cukup.

4 = Baik : jika siswa aktif bermain dan melakukan gerakkannya baik.

Mencari skor rata-rata (X)

X = Keterangan:

X = skor rata-rata yang dicari X = skor keseluruhan

N = Jumlah siswa

Σ = jumlah

Abdul jabar (2010 :191).

Teknik pengolahan data yang digunakan pada observasi permainan

adalah jumlah siswa yang mendapat skor tertentu di bagi jumlah siswa dan

dikali jumlah butir soal dalam observasi, di kali 100%, sehingga dihasilkan

prosentase. Sudjana (2012:129)

F = jumlah skor siswa yang diperoleh

N = jumlah siswa

K = jumlah butir soal dalam observasi

P = persen

100 % = bilangan tetap

(32)

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul

dan terlihat ketika proses pembelajaran permainan bolabasket berlangsung.

Teknik ini digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul

sehingga peneliti mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam

(33)

Sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahapan yang

harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

1. Pengolahan dan Katagorisme Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dikelompokkan

menjadi beberapa bagian dengan memperhatikan karakteristik data

mentah. Berdasarkan bagian-bagian yang ada kemudian diterapkan

katagorisasi. Dalam pengolahan data ini, antusias siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran permainan bolabasket berlangsung bisa dijadikan

acuan sebagai indikator dari implementasi model inkuiri dalam

pembelajaran permainan bolabasket.

2. Validitas

Menurut Hopkins (1993) dalam Rochiati (2005) dalam Kunandar

(2011: 108) dijelaskan bahwa, ada beberapa bentuk validasi yang dapat

dilakukan dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut :

a. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan- keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi dari nara sumber yang relevan dengan penelitian tindakan kelas.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni : 1. Guru sebagai peneliti adalah sebagai guru pendidikan jasmani yang

menerapkan skenario tindakan penelitian memperoleh informasi berkaitan dengan keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan skenario tindakan pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses

pembelajaran yang disajikan oleh guru pendidikan jasmani).

3. Mitra Peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi yaitu (guru pendidikan jasmani) yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh peneliti sebagai pengajar. c. Audit Trail, yakni memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau

prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan.

(34)

4. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan

berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati

bersama, atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai observer berkenaan

dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk

memproleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna

terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan

referensi dalam pelaksanaan tindakan kelas selanjutnya, baik dilaksanakan

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis data

penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa model pembelajaran inkuiri

memberikan peningkatan yang baik terhadap kemampuan keterampilan

dasar dalam melakukan permainan bolabasket pada siswa kelas V. B SDN

Gegerkalong Girang 2.

Siswa dalam setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan

mengenai keterampilan dasar permainan bolabasket, dalam hal ini hampir

seluruh siswa dapat memahami dan mengetahui apa yang diberikan oleh

guru sebagai peneliti dan tidak mengalami kejenuhan dalam pembelajaran

pendidikan jasmani, serta tercipta saat mereka belajar dalam suasana yang

menyenangkan dan mereka senang untuk belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa

hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai

berikut:

1. Pada saat melaksanakan pembelajaran hendaknya mengunakan

strategi yang sesuai dengan karakter siswa dan lingkungannya, dan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan siswa.

2. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil

penelitian ini membuktikan bahwa implementasi model pembelajaran

inkuiri pada pembelajaran bola besar khususnya pada pembelajaran

(36)

3. Bagi siswa, agar pada saat mengikuti pembelajaran lebih sungguh –

sungguh dan selalu fokus dalam mengikuti pelajaran supaya hasilnya

lebih optimal.

4. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang

pendekatan model pembelajaran inkuiri, penulis mengajukan untuk

mencari peningkatan efektivitas peningkatan permainan bolabasket

demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan

pendidikan jasmani.

5. Peneliti mengharapkan penerapan pengajaran dengan model

pembelajaran inkuiri ini sebaiknya tidak hanya diterapkan pada materi

permainan bolabasket saja, tetapi bisa diterapkan pada permainan bola

besar yang lain, contohnya sepak bola, bola tangan, bola voli atau

permainan yang lainnya dalam pembelajaran saat pembelajaran

(37)

Abduljabar Bambang, Kusuma N Jajat Derajat (2010). Statistik Dalam Penjas. FPOK: UPI Bandung

Ahmadi Nuril. (2007). Permainan Bola Basket. FIK UNY. Yogyakarta Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Bahagia Yoyo (2010). Permainan Invasi. FPOK: UPI Bandung

Hidayat Yusuf. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan. FPOK: UPI Bandung

Haris. Ridwan (1986). Permainan Bola Tangan. Bandung. Percetakan & foto copy

center “ Adil ”

Harri Songko. (2012). Tentang Penjas .[Online]. Tersedia:http//penjas.html# [26

September2012]

Herdian. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia :

http:///herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/[3

Januari 2012]

Husdarta, DR. Yudha M. Saputra, M. Ed. (2000). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Depdikbud

Irsyada. Machfud, Drs. (1999). Bolabasket. Bandung : Depdikbud

Iskandar.(2011). Penelitian tindakan kelas. Gaung Persada (GP): Prees Jakarta

Juliantine, Subroto, Yudiana. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan

Jasmani. FPOK UPI. Bandung

(2012). Belajar Pembelajaran & Pendidikan Jasmani. FPOK UPI. Bandung

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta . PT Raja Grafindo Persada

Lutan, Rusli (2001). Pembaruan Pendidikan Jasmani Di Indonesia. Jakarta: Depdiknas

(38)

Madya.pdf

Mahendra. (2007). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. FPOK UPI. Bandung Marzuki. (2012). Permainan Bola Besar di Sekolah. [Online]. Tersedia:

http://marzuki49.blogspot.com/2012/02/permainan-bola-besar-di-sekolah.html. Pontianak

Pardamean. Toto (2011). Model Pembelajaran Untuk Efisiensi dan Efektivitas

Pembelajaran.[Online].Tersedia:http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/2

0/model-pembelajaran-untuk-efisiensi-dan-efektivitas-pembelajaran-394943.html. Medan

Prusak A Keven. (2005). Permainan Bola Basket, 50 kegiatan membangun

keterampilan bola basket. Australia : Human Kinetics

Sucipto. Et al. (2010). Permainan Bola Basket. FPOK. UPI. Bandung

Sudjana Nana, ibrahim (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Percetakan sinar baru algensindo offset: Bandung

Suherman, Adang (2000). Dasar-Dasar Penjas. Depdiknas. Perpustakaan FPOK UPI. Bandung

Syaodih Nana Sukamadinata (2005). Metode Penelitian Tindakan. SPS UPI. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Penerbit Alfabeta: Bandung Wardani. Et al. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. UT. Jakarta

Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode penelitian tindakan kelas. PT REMAJA ROSDAKARYA: Bandung

Yaya Nurcahyadin (2012). Peraturan-Permainan-Bola-Basket. [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisis adalah uraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan

 Proses penggunaan kamar : merupakan kegiatan interaksi antara tamu yang menginap dengan segala fasilitas yang ada (laundry, food & beverage dan lainnya).. Level 0

dilakukan, baik dari sisi perencanaan, keterlaksanaan, maupun hasil pembelajaran. • Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran guru

Koleksi grey literature di Perpustakaan MPR RI selain majalah memang hanya kadang-kadang saja dimanfaatkan oleh pemustaka dan pemustaka yang datang untuk mencari koleksi

BAB II PENGARUH TEMU MANGGA ( Curcuma amada ) TERHADAP STABILISASI LIPID DARAH PADA MENCIT ( Mus musculus ) JANTAN PENDERITA HIPERLIPIDEMIA A.. Temu Mangga ( Curcuma

HUBUNGAN KONSENTRASI DENGAN HASIL PUKULAN JARAK JAUH (LONG STROKE) PADA CABANG OLAHRAGA WOODBALL.. Universitas Pendidikan Indonesia | resossitory.upi.edu

Super Sokka Marsinal menerima pesanan khusus genteng plentong dikarenakan alternatif pengambilan keputusan menerima pesanan tersebut memperoleh keuntungan yang cukup baik