(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik Kelas V. B SDN Gegerkalong Girang 1-2 Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh
RISWAN HARIS 0903886
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PEMBELAJARAN INKUIRI PADA
PEMBELAJARAN BOLA BESAR
Oleh
Riswan Haris
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Riswan Haris 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BOLA BESAR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dra. Lilis Komariyah, M. Pd NIP. 195906281989012001
Pembimbing II
Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd NIP. 197508122009121004
Mengetahui : Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BOLA BESAR
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Gegerkalong Girang 1-2 Kota Bandung )
Riswan Haris 0903886
Abstrak
Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya tingkat keterampilan siswa melakukan gerakan keterampilan dasar pada pembelajaran bola basket. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas atau dilapangan khususnya keterampilan dasar siswa dalam melakukan gerakan dribbel(menggiring), passing(mengoper) dan shooting(menembak) bola dalam permainan yang menyangkut pada aktivitas keterampilan dasar tersebut melalui pengajaran dengan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang, siswa siswi kelas V B SDN Gegerkalong Girang 2 kota Bandung. Proses penelitian dibagi kedalam dua siklus, dan tiap siklus terdiri atas dua tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen observasi permainan keterampilan dasar bola basket, dan catatan lapangan. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik prosentase dan rata-rata. Hasil analisis data menunjukan bahwa penerapan pengajaran dengan pendekatan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan dasar pada permainan bola basket. Dari data yang dihasilkan menunjukkan adanya peningkatan keterampilan dasar permainan bola basket siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk observasi awal rata-rata sebesar 35,56%, siklus I tindakan I sebesar 45,56%, siklus I tindakan II sebesar 53,19%, siklus II tindakan I sebesar 62,36% dan siklus II tindakan II sebesar 70%.
The Implementation of Inquiry Learning Model on Big Ball Learning
(The Classroom Action Research in SDN Gegerkalong Girang 1-2 Bandung)
Riswan Haris 0903886
Abstract
The problem in this research is the low skill level of students in doing the basic skill movement of basketball. The method used in this research is Classroom Action Research. Classroom Action Research is aimed to enhance the learning skill in class or field, especially the basic learning skill of students in doing dribble, passing and shooting (the ball) movements in a play which involve the activity of basic skill by using an inquiry learning model. This research consists of planning action, implementing action, observation, analysis and reflection phases. This research was conducted on 30 students of class V B in SDN Gegerkalong Girang 2 Bandung. The research process is divided into two stages, and every stage consists of two actions. The data was collected by using the observation instrument of basketball basic skill, and the field notes. All data were analyzed by applying percentage and average techniques. The result of the data shows that the implementation of learning using the inquiry leaning approach can improve the basic skill of students in basketball. The
data indicate that there is an improvement on students’ basic skill of basketball by
applying an inquiry learning model for early observation is around 35,56%, action I of first stage is 45,56%, action II of first stage is 53,19%, action I of second stage is 62,36% and action II of second stage is 70%.
Halaman
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR………..……….... ii
UCAPAN TERIMA KASIH……..……….. iii
DAFTAR ISI………...……….……….. v
DAFTAR BAGAN…………..……….……….. vii
DAFTAR TABEL………...………... viii
DAFTAR GAMBAR………..……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN………..……….. 1
A. Latar Belakang……….…. 1
B. Identifikasi Masalah………. 9
C. Rumusan Masalah………. 9
D. Tujuan Penelitian………... 9
E. Manfaat Penelitian………. 9
F. Pembatasan atau Ruang Lingkup Penelitian………. 10
G. Definisi istilah... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN HIPOTESIS TINDAKAN……….……… 13
A. Kajian Pustaka.………... 13
1. Model Pembelajaran...……….... 13
2. Model Pembelajaran Inkuiri………... 17
3. Permainan Bola Besar………... 21
4. Permainan Bola Basket……….. 25
5. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas………... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian……… 37
C. Metode Penelitian………... 37
D. Langkah-langkah Penelitian……….. 39
1. Prosedur Penelitian... 39
2. Rencana Tindakan... 42
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data……….. 44
1. Instrumen Penelitian... 44
2. Teknik Pengumpulan Data... 45
F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data………… 45
BAB IV HASIL PENELITIAN... 52
A. Deskripsi Pembelajaran Permainan Bola Basket... 52
B. Hasil Monitoring Pembelajaran Permainan Bola Basket 53
C. Hasil Penelitian...………... 56
D. Diskusi Penemuan……….. 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...……….. 75
A. Kesimpulan……….……… 75
B. Saran……….……….. 75
DAFTAR PUSTAKA…………...……….. 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup
bangsa tersebut. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi
kehidupan dimasa yang akan datang. Menurut Piaget didalam Juliantine
(2012:7) menjelaskan bahwa: “Tujuan utama pendidikan adalah untuk
mengembangkan individu-individu yang kreatif, berdaya-cipta, dan yang dapat
menemukan atau discover.”
Ini berarti bahwa guru harus mendidik anak menjadi orang yang mampu
melakukan hal-hal baru, tanpa meninggalkan nilai-nilai yang berlaku di
lingkungannya. Melalui pendidikan, anak dipersiapkan untuk dapat melakukan
perubahan. Perubahan yang bermanfaat bagi dirinya serta lingkungan
sekitarnya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, guru,
anggota masyarakat, dan orang tua. Dalam konteks pendidikan, anak dibawa
kepada perubahan-perubahan perilaku dan keterampilan menjadi baik, untuk
mencapai suasana tersebut. Guru memiliki peran untuk memahami tugasnya
sebagai pendidik yang perlu diperbaiki dalam praktek pembelajaran yang
dilakukannya, dan menguasai keterampilan. Begitupun pemerintah, pendidikan
berperan sebagai jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial
serta melahirkan nilai-nilai dan sikap yang baik untuk menerima perubahan,
perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya di
lingkungan masyarakat agar masyarakat mengetahui betapa pentingnya
Pembentukan sikap dan kompetensi dasar perlu dimiliki oleh setiap
warga negara di mana pun mereka berkarya, perubahan sikap dan kompetensi
khusus yang diperlukan bagi mereka untuk bekerja di bidang-bidang tertentu.
Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang menjadi tempat untuk
menerapkan nilai-nilai masyarakat kepada siswa agar menjadi generasi muda
yang dapat diandalkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Peranan orang tua terhadap pendidikan anak merupakan orang pertama
yang mempunyai peranan sangat penting dalam membina pendidikan anak.
Peranan orang tua tersebut harus memperhatikan perkembangan anak dengan
baik sehingga kepribadian anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan
sempurna.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu bidang untuk memenuhi
kebutuhan akan gerak dalam masa pertumbuhannya, kian besar
kemaslahatannya bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri. Tugas dan tanggung
jawab setiap individu untuk menjaga kesehatan jasmani, rohani, dan sosial.
Kesehatan jasmani, rohani dan sosial dapat diraih apabila seseorang mempunyai
jasmani, rohani dan sosial yang kuat.
Melalui pendidikan jasmani di sekolah, maka akan terbentuk karakter
positif pada diri anak dan mempengaruhi perkembangan fisik terhadap wilayah
pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari siswa itulah yang
menjadikannya unik. Pemahaman tersebut akan membantu para guru
pendidikan jasmani di sekolah dalam memahami dan fungsi pendidikan jasmani
secara lebih konseptual.
Di Indonesia pendidikan jasmani merupakan pelajaran pendidikan gerak
yang sejak dahulu telah tercantum didalam kurikulum pendidikan dasar hingga
menengah sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Pendidikan jasmani pada
dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan
sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional.” Sedangkan menurut Suherman (2000:7) bahwa:
Pendidikan jasmani adalah pendidikan jasmani tidak hanya sekedar melibatkan fisik semata. Implikasinya adalah: fisik harus dikembangkan secara simultan dengan pikiran (mind). Pendidikan jasmani harus memberi kontribusi terhadap perkembangan intelektual anak didik. Pendidikan jasmani dapat dan harus membantu siswa trampil berfikir.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan
wilayah pendidikan lainnya, hubungan dari perkembangan tubuh, dengan
pikiran dan jiwanya. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, perkembangan
kepercayaan diri, dan perkembangan sosial. Mendorong partisipasi siswanya
dalam berbagai aktivitas jasmani untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara
efisien dan terkendali, sehingga siswa yang mempunyai latar belakang
kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang berbeda-beda
diarahkan kegiatan siswa melalui pemenuhan kebutuhan keterampilan pada diri
siswa. Disesuaikan dengan tahap perkembangan fisik dan mentalnya, setiap
siswa diarahkan pada keterampilan gerak yang dibutuhkannya, berdasarkan
tingkat perkembangan anak yang berusaha menyeimbangkan penekanan pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Sebagai bentuk pendidikan dari dan melalui gerak, pendidikan jasmani
harus dilaksanakan sesuai dengan pengertian yang di kandungnya. Ada tiga hal
penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani (Dauer and
Pangrazy, 1992) dalam Mahendra (2007:21) bahwa “1) Meningkatkan
keterampilan fisik yang kaya, serta 3) meningkatkan pengertian siswa dalam
prinsip-prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktek.
Sementara hasil lain yang secara tidak langsung dapat di peroleh melalui
pendidikan jasmani adalah anak didik akan belajar untuk memahami apa yang
sebenarnya dapat dilakukan oleh tubuhnya dan sebagaimana mengatur gerak
tubuhnya secara efektif agar dapat mengatasi dan menyiasati lingkungan dan
tantangan alam yang ada disekitar (Dauer dan pangrazi 1989:3) dalam Lutan
(2003:56).
Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah untuk mengembangkan
aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan
aktivitas jasmani dan olahraga.
Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain
dan berolahraga yang dilakukan secara teratur, terarah dan terencana. Aktivitas
yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan, didaktik,
metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Oleh kerena itu, pendidikan jasmani haruslah menjadi suatu pelajaran yang
memberikan perhatian yang cukup dan seimbang terhadap ketiga aspek
tersebut, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Dalam sejarah pembelajaran pendidikan jasmani, dikenal banyak ragam
pendekatan dimulai dari yang paling tradisional dan sederhana yang dalam
pendidikan jasmani sering disebut dengan istilah metode (methods) lalu
berkembang menjadi istilah strategi (strategies), pendekatan (approach), dan
yang paling modern sering disebut model-model (Meztler, 2000) dalam
Menurut Juliantine (2011:3), bahwa:
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan suatu protipe dari suatu teori atau model. Disebut model kerena hanya merupakan garis besar atau pokok-pokok yang memerlukan pengembangan yang sangat situasional. Dalam studi pengembangan pembelajaran, model mendapat perhatian khusus. Secara umum istilah
“model” diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan
kegiatan.
Dalam konteks pembelajaran, model merupakan suatu penyajian fisik
atau konseptual dari sistem pembelajaran, serta berupa menjelaskan keterkaitan
berbagai komponen sistem pembelajaran ke dalam suatu pola atau kerangka
pemikiran yang disajikan secara utuh. Model menjelaskan keterkaitan berbagai
komponen dalam suatu pola pemikiran yang disajikan secara utuh, sehingga
dapat membantu melihat kejelasan keterkaitan secara lebih cepat, utuh,
konsisten dan menyeluruh.
Suatu model pembelajaran meliputi keseluruhan sistem pembelajaran
yang mencakup komponen tujuan, kondisi pembelajaran, proses
belajar-mengajar, dan evaluasi hasil pembelajaran. Hal tersebut dapat diatasi jika
sesuatu model dapat menjamin adanya fleksibilitas sehingga kemungkinan
seseorang yang menggunakan model tertentu untuk mengadakan penyesuaian
terhadap situasi atau kondisi secara lebih baik. Apalagi dalam mengenai
masalah-masalah pendidikan, yang dalam banyak hal sangat terpengaruh oleh
perubahan variabel-variabel lain diluar bidang pendidikan tersebut. Oleh karena
itu dalam melukiskan suatu model sebaiknya dimungkinkan adanya
perubahan-perubahan dalam mengadakan penyesuaian terhadap kebutuhan yang ada.
Pembelajaran merupakan suatu peristiwa interaksi antara dua pihak, satu
pihak ada yang bertindak sebagai pengajaran dan satu pihak lagi sebagai yang
menerima pengajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu
sehingga menghasilkan sasaran pembelajaran itu berhasil. Pada suatu proses
pembelajaran pasti ada bahan yang disampaikan oleh seorang guru, dan
diterima oleh para peserta didik agar giat dan optimal dalam menggapai proses
pembelajaran yang sedang berlangsung baik.
Banyak ragam pendekatan yang dikenal dalam sejarah pendidikan
jasmani, mulai dari metode lalu berkembang menjadi strategi, lalu berkembang
menjadi gaya-gaya mengajar, kemudian berubah menjadi pendekatan, dan yang
paling modern disebut model-model pembelajaran. Untuk dapat melakukan
tugasnya seorang guru harus dapat memahami dan memiliki keterampilan yang
memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif,
dan kreatif sebagaimana diisyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Model pembelajaran berfungsi merinci semua alat pembelajaran
yang akan digunakan guru dalam upaya membawa siswa kepada perubahan
perilaku yang dikehendaki. Selain itu memberikan perbaikan nilai terhadap
pembelajaran maksudnya dapat membantu meningkatkan aktivitas proses
belajar mengajar sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku – buku, film, komputer, kurikulum,
dan lain-lain (Joyce, 1992) dalam Juliantine, dkk (2011:7). Selanjutnya Joyce
menyatakan bahwa “Setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.”
Model pembelajaran inkuiri diciptakan oleh Suchman pada tahun 1962
dalam Juliantine (2011:79), bahwa:
terjadi, memperoleh dan mengolah data secara logis, dan agar siswa mengembangkan strategi intelektual mereka untuk mendapatkan suatu yang baru.
Menurut Herdian. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [Online].
Tersedia :
http:///herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/[3 Januari 2012] mengemukakan bahwa: “pendekatan inkuiri terbagi
menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau
besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.” Ketiga jenis
pendekatan inkuiri tersebut, yaitu:
1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach).
3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (modified free inquiry approach)
Inkuiri dalam bahasa inggris (inquiry) berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Secara sederhana, inkuiri dapat diartikan sebagai
sebuah pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan, atau juga dapat
diartikan bahwa inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun sejumlah
pertanyaan. Mengenai inkuiri Trianto (2007:135) dalam Juliantine (2011:79)
menjelaskan bahwa: “Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan
manusia untuk mencari atau memahami informasi.” Juga, Beyer (1971) dalam
Juliantine (2011:80) bahwa, “Memberi penjelasan mengenai inkuiri sebagai suatu pencarian makna yang mensyaratkan seseorang untuk melakukan
sejumlah kegiatan intelektual untuk menciptakan pengalaman.”
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, kiranya dapat
disimpulkan bahwa pada prinsipnya model inkuiri merupakan model yang
menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru.
Hal utama dalam model inkuiri adalah siswa didorong untuk terlibat secara
aktif dalam menyelesaikan suatu topik permasalahan hingga sampai pada suatu
Permainan bola besar dimaknai sebagai bentuk permainan yang
menggunakan media bola yang ukurannya besar. Permainan ini umumnya
dimainkan tanpa alat bantu lain melainkan hanya dengan kaki atau tangan dan
anggota badan lainnya. Materi permainan bola besar yang umum diberikan dan
mudah untuk dilaksanakan oleh peserta didik dalam situasi dan kondisi apapun
adalah sebagai berikut: (1) sepak bola, (2) bola voli, (3) bola tangan, dan (4)
bolabasket.
Di latar belakangi adanya ruang lingkup pembelajaran aktivitas
permainan bola besar dalam kurikulum pendidikan jasmani. Dalam hal ini
penulis mencoba mengkaji mengenai model pembelajaran inkuiri yang
diimplementasikan pada materi aktivitas permainan bolabasket pada siswa kelas
V. B di SDN Gegerkalong Girang 2 .
Permainan bolabasket merupakan permainan yang dimainkan dengan
tangan, dalam arti bola selalu dimainkan dari tangan ke tangan pemain dalam
satu regu. Permainan bolabasket memiliki gerakan yang lengkap, seperti
gerakan kaki pada saat berlari dan gerakan tangan pada saat menggiring bola,
mengumpan bola, menangkap dan menembak bola keranjang kawan. Hal ini
senada dengan pendapat Sodikun (1991:50) dalam Sucipto (2010:23), yang
mengatakan bahwa: “Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan,
kecepatan, kelentukan dan lain-lain.”
Model inkuiri diimplementasikan pada aktivitas permainan bola besar.
Aktivitas permainan bola besar sebagai rangkaian gerak dalam pendidikan
jasmani memungkinkan siswa untuk dapat belajar mengenai berbagai
kemampuan gerakan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian, adapun
judul penelitian ini adalah “Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Pada
Pembelajaran Permainan Bola Besar Pada Siswa Kelas V. B di SDN
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
Kurangnya keterampilan dasar pada permainan bola basket pada siswa
kelas V. B di SDN Gegerkalong Girang 2
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan peneliti, maka
yang terjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
Apakah melalui model inkuiri siswa dapat meningkatkan keterampilan
dasar dalam permainan bolabasket pada siswa kelas V. B di SDN
Gegerkalong Girang 2
D.Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti, dan berdasarkan latar belakang dan rumusan yang telah
diuraikan diatas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini adalah ingin
mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan
keterampilan dasar pada permainan bola basket di SDN Gegerkalong girang 2
pada siswa kelas V. B
E.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
Adapun manfaat secara umum yaitu:
1. Bagi guru adalah diharapkan guru secara perlahan mengetahui strategi
pembelajaran dan penerapan yang cocok digunakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
2. Bagi siswa semoga hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peserta didik
yang kurang atau bermasalah pada saat pembelajaran khususnya permainan
bolabasket dan umumnya permainan bola besar.
3. Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang
baik pada sekolah dan dapat memperbaiki pembelajaran, dan sekolah lain
umumnya.
Adapun manfaat secara khusus yaitu:
1. Dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman siswa pada saat
melakukan keterampilan dasar permainan bolabasket melalui pembelajaran
inkuiri di SDN Gegerkalong Girang 2 Kota Bandung.
2. Dapat menjadi bahan masukan serta pertimbangan bagi para guru
pendidikan jasmani di sekolah dalam upaya pengembangan proses
pembelajaran bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
3. Diharapkan dapat berguna untuk menyajikan salah satu alternatif yang
baik sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa
berkenaan dengan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
F.Pembatasan atau Ruang Lingkup Penelitian
Pembatasan penelitian adalah proses membatasi ruang lingkup penelitian
baik dari aspek kompleksitas masalah yang dihadapi. Maka penulis membatasi
permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Permasalahan dalam penelitian ini berkenaan dengan bagaimana siswa
melakukan keterampilan dasar permainan bolabasket melalui model
2. Dalam penelitian ini pembelajaran pendidikan jasmani dibatasi dengan
materi permainan bolabasket.
3. Subyek penelitian yaitu siswa kelas V. B di SDN Gegerkalong Girang 2
sebanyak 30 siswa.
4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
dengan cara observasi, catatan lapangan, dan rekaman foto atau video.
G.Definisi Istilah
Adapun definisi penjelasan istilah yang tercantum pada judul penelitian
“Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Pada Pembelajaran Bola Besar di SDN Gegerkalong Girang 2 pada siswa kelas V. B.” Dijelaskan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran
Model pembelajaran merupakan pola langkah yang digunakan dan
mekanisme untuk kegiatan pembelajaran juga sebagai acuan pelaku
pendidikan agar tercapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan
output dalam bentuk hasil belajar.
2. Model pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiri merupakan model yang menekankan
pembelajaran yang berpusat pada siswa disamping juga pada guru. Hal utama
dalam model inkuiri adalah siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam
menyelesaikan suatu topik permasalahan hingga sampai pada suatu
kesimpulan. Dengan alasan model pembelajaran inkuiri sangat menekankan
pada aktivitas siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan, maka peneliti
berkeyakinan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk
mengembangkan kreativitas siswa. Tujuan digunakannya model pembelajaran
inquiri dalam pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan pemikiran
siswa, memecahkan masalah dan memberi kebebasan pada siswa untuk
3. Bola besar
Bola besar dimaknai Permainan bola besar dimaknai sebagai bentuk
permainan yang menggunakan media bola yang ukurannya besar. Permainan
ini umumnya dimainkan tanpa alat bantu lain melainkan hanya dengan kaki
atau tangan dan anggota badan lainnya. Materi permainan bola besar yang
umum diberikan dan mudah untuk dilaksanakan oleh peserta didik dalam
situasi dan kondisi apapun adalah sebagai berikut: (1) sepak bola, (2) bola
voli, (3) bola tangan, dan (4) bolabasket. Permainan bola besar, seperti sepak
bola, bola voli, bola tangan dan bolabasket merupakan permainan yang
menyenangkan dan menyehatkan.
4. Permainan Bolabasket
Permainan bolabasket merupakan permainan yang dimainkan dengan tangan,
dalam arti bola selalu dimainkan dari tangan ke tangan pemain dalam satu
regu, permainan bolabasket memiliki gerakan yang lengkap, seperti gerakan
kaki pada saat berlari dan gerakan tangan pada saat menggiring bola,
mengumpan bola, menangkap dan menembak bola keranjakawan. Hal ini
senada dengan pendapat Sodikun (1991:50) dalam Sucipto (2010:23), yang
mengatakan bahwa : “Bolabasket Merupakan permainan yang gerakannya
kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsure kekuatan,
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tujuan Operasional
Setelah proses penelitian berlangsung terdapat pemfokusan masalah di
sekitar implementasi model inkuiri dalam pembelajaran aktivitas permainan
bolabasket. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan dasar siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan
bolabasket di SDN Gegerkalong Girang 2 kota Bandung melalui penerapan
model inkuiri.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1) Waktu
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan September.
Penentuan waktu mengacu pada kalender akademik sekolah, kerena PTK
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien dikelas atau lapangan.
2) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gegerkalong Girang 2 kota Bandung,
semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini khususnya
dilaksanakan di kelas V. B dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari
16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, untuk mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK).
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitin adalah penelitian tindakan
(CAR), penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas.
Penelitian emansipatoris tindakan ini, yang pemakaian atau
penamaannya berbeda-beda, seperti penelitian kelas (classroom research)
karena penelitian untuk merubah perbaikan itu dilakukan di ruang kelas
(Hopkins, 1993:1) dalam Wiriaatmadja (2012:4) namun Hopkins sendiri
kemudian memakai istilah classroom action research pada saat penelitian itu memasuki tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan, dengan alasan
bahwa istilah penelitian kelas mengingatkan kepada penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti pendidikan (educational researchers) dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitian yang berada di luar
orbit kehidupan mereka (Hopkins, 1993:8).
Menurut Harjodipuro dalam Iskandar (2011:22) menjelaskan bahwa:
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. Penelitian tindakan kelas (PTK) bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan suatu penelitian yang
dilakukan di dalam kelas, kelas disini dimaksudkan pada suatu tempat adanya
interaksi antara guru dan murid sehingga terjadinya proses belajar. Dengan
demikian maksud dari kelas tersebut bisa di ruangan kelas, laboratorium,
aula, dan lapangan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas dengan
menerapkan sebuah model atau pendekatan pembelajaran untuk mengatasi
Menurut Iskandar (2011:33) bahwa: secara lebih rinci, tujuan Penelitian
Tindakan Kelas PTK sebagai berikut:
a) Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah. b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga pendidikan lainnya
mengatasi masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas. c) Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris)
mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan. d) Meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.
e) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta perbaikan dan meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
D. Langkah-langkah penelitian
1. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan (action research) memiliki ruang lingkup yang
lebih luas dari PTK karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas di
dalam kelas, tetapi bisa di luar kelas, seperti sekolah, organisasi, komunitas,
dan masyarakat. Penelitian tindakan menurut Elliott (1991) dalam
Kunandar (2011:43) bahwa “Penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah
situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas
situasi sosial tersebut.”
Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana,
dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan,
dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan
ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti
dengan kegiatan refleksi.
Menurut Wardani (2006:1.4) menjelaskan bahwa penelitian tindakan
memiliki empat ide pokok sebagai berikut :
1. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah. 3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk
4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman terhadap tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk
mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Sesuai dengan
prosedur penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Kurt Lewin (1990)
dalam Iskandar (2011:28) bahwa “dalam satu siklus terdiri dari empat
langkah yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) observasi
Bagan 3.1 model siklus penelitian tindakan kelas PTK, Iskandar (2011:49)
Identifikasi Masalah
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
SIKLUS I
Permasalahan Baru Hasil
Refleksi
Perbaikan Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan refleksi
Dilanjutkan Ke Siklus
Berikut?
Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian
ini dilakukan dengan tindakan yaitu :
a. Pengamatan (observasi), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran permainan bolabasket di SDN
gegerkalong girang 2. Ini bertujuan untuk mengetahui minat dan
motivasi serta kendala pada saat mempelajari permainan
bolabasket serta pemahaman dan kemampuan awal melakukan
gerakkan dalam permainan atau keterampilan dasar permainan
bolabasket.
b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan
penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar permainan bolabasket.
c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan.
d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil
yang telah dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan
rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses
belajarnya untuk dapat menguasai keterampilan dasar dalam
permainan bolabasket.
2. Rencana Tindakan
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan observer menetukan suatu rencana
tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan variasi
bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran
permainan bolabasket dengan menggunakan model inkuiri.
2) Membuat lembar observasi yaitu:
a. Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat
Catatan-catatan ini harus sistematis karena akan menjadi sumber informasi
dalam proses pengolahan dan analisis data.
b. Dengan menggunakan alat elektronik (camera) untuk merekam untuk mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang
diambil selama proses pembelajaran langsung. Ini dapat dijadikan
bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan
pembelajaran ditahap berikutnya.
c. Membuat catatan harian yang digunakan sebagai alat pengumpulan
data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran permainan bolabasket.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan
pembelajaran permainan bolabasket.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan
tindakan ini adalah sebagai berikut :
1. Penulis sekaligus sebagai peneliti dalam penelitian ini langsung
melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi
permainan bolabasket dan langsung menerapkan pendekatan inkuiri
untuk meningkatkan keterampilan dasar bolabasket.
2. Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani ,
observer melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti dan rekan sejawat peneliti melakukan
dokumentasi dengan pengambilan foto pada setiap proses
pembelajaran berlangsung.
3. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk
kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama
pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah
c. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dengan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati.
Langkah-langkah peneliti untuk mengumpulkan data dan teknik
observasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi Peer (pengamat sejawat)
Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh
orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi
ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain.
2. Observasi struktur
Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara
bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.
d. Refleksi
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan
interpretasi terhadap data yang didapatkan hasil observasi, sehingga dapat
diketahui tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum
mencapai. Data yang didapat kemudian didiskusikan antara peneliti dan
observer dan dilihat kekurangannya pada tindakan satu, kemudian dapat
disusun kembali rencana untuk tindakan berikutnya.
E.Instrumen dan teknik pengumpulan data
1. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian selama kegiatan penelitian berlangsung
adalah sebagai berikut :
1. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran bolabasket.
2. Peneliti membuat lembaran observasi pada saat pembelajaran
mengetahui segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran yaitu berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku
yang digambarkan ketika berlangsungnya pembelajaran permainan
bolabasket.
3. Menyiapkan peralatan dokumentasi yaitu kamera digital sebagai
pelengkap dalam mengumpulkan data, dan merekam setiap kegiatan
yang dilakukan.
4. Membuat catatan lapangan untuk mengetahui kejadian-kejadian
dilapangan yang berisi kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa.
5. Mempersiapkan alat bantu pendukung peneliti yang akan digunakan
seperti bola basket mini atau bola yang dimodifikasi, ring atau
keranjang, dan lapangan.
2. Teknik pengumpulan data
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap
tindakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Proses
pengumpulan data dibantu pula guru penjas (pendidikan jasmani) sebagai
rekan peneliti (mitra sejawat).
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan
analisis guna memecahkan masalah penelitian digunakan atas hasil
observasi selama pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas yang ditunjukkan
oleh seluruh siswa selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan
tindakan.
F.Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data
Data-data dalam penelitian ini akan diolah dengan tehnik sebagai
berikut :
a. Observasi
Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung
yang dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra
dan bertujuan untuk mendapatkan data-data tentang suatu masalah yang
muncul pada saat pembelajaran berlangsung, hingga diperoleh
pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh. Observasi dapat artikan sebagai pengamatan
dan pencatatan kejadian yang diselediki secara sistematik.
1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan
pembelajaran pada setiap tindakan penelitian yang sudah
dilaksanakan.
2. Menganalisis perubahan perilaku siswa dari seluruh format
observasi dan catatan guru setelah tindakan-tindakan pembelajaran
dilaksanakan
3. Menganalisa hasil observasi awal pembelajaran aktivitas
permainan bolabasket sebelum penerapan model inkuiri dengan
observasi akhir pembelajaran aktivitas permainan berlangsung
melalui model inkuiri yang ditunjukkan dengan perubahan perilaku
siswa terhadap penguasaan dan pemahaman tugas gerak dalam
aktivitas permainan bolabasket.
Lembar observasi yaitu lembar observasi aktivitas siswa. Tugas
penilaian hanya memberi tanda cek (√) dalam kolom rentangan nilai.
Sugiyono (2010 : 170) bahwa : “ Sekala nilai di bawah menggunakan
katagori baik, sedang, dan kurang atau dengan angka 4, 3, 2, 1.” Bentuk –
bentuk instrumennya dapat digambarkan sebagai berikut.
1) Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan yang digunakan
untuk mengamati aktivitas siswa selam proses permainan
berlangsung. Adapun lembar observasi aktivitas siswa yang
Tabel 3.1
Lembar Observasi Pembelajaran Permainan Bolabasket (Keven A. Prusak 2005, Yoyo Bahagia 2010)
Siklus 1 tindakan 1
No Aktivitas pembelajaran permainan bolabasket
S1 S2 S3 S4 S30
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Mintalah semua pemain bergerak diseparuh lapangan, mendribel sambil mencoba menepuk pemain-pemain lain dan menghindar agar tidak ditepuk
2.
Saat memberi aba-aba para pemain tim 1 mendribel bola, sementara tangan kirinya merobohkan kerucut-kerucut sebanyak mungkin dan tim 2 mendribel, sementara tangan kirinya mengembalikan kerucut-kerucut ke posisi berdiri.
3.
Pemimpin memegang bola dalam timnya, pemimpin menyebut nama masing-masing anggotanya saat mengumpan bola ke anak tersebut.
4.
Instuksikan kepada siswa untuk melakukan
permainan “ten ball” atau 10 bola atau 10
tangkapan dengan jumlah pemain 3 x 3 atau lebih. Dengan menggunakan drible.
5.
Pemain pertama dalam barisan setiap tim melempar bola ke papan basket untuk memulai permainan. Lakukan rebound pada papan basket lalu lakukan umpan (umpan pertama untuk memulai serangan balik cepat) kepada pemain berikutnya yang berada di tengah lapangan. Setelah menerima bola pemain ini mendrible tak boleh lebih dari satu kali, lalu menembak ke ring basket.
6.
Instuksikan kepada siswa untuk membuat beberapa pasangan, setiap pasangan mulai melakukan permainan satu lawan satu disalah satu ring basket. Satu atau dua pasangan dapat bermain di ring basket tunggal. Saat peluit di tiup semua pemain berhenti bergerak, menjadi patung. Ganti peran pemain (bertahan-penyerang) setelah bola berhasil dimasukkan dan setelah peluit ditiup. Dengan menggunakan drible, passing dan shooting.
Keterangan :
1 =Kurang sekali : jika siswa aktif bermain bila siswa bermain tidak
sungguh - sungguh
2 = Kurang : jika siswa aktif bermain bila melakukan gerakkannya dengan
asal.
3 = Cukup : jika siswa aktif bermain namun melakukan gerakkannya
cukup.
4 = Baik : jika siswa aktif bermain dan melakukan gerakkannya baik.
Mencari skor rata-rata (X)
X = Keterangan:
X = skor rata-rata yang dicari X = skor keseluruhan
N = Jumlah siswa
Σ = jumlah
Abdul jabar (2010 :191).
Teknik pengolahan data yang digunakan pada observasi permainan
adalah jumlah siswa yang mendapat skor tertentu di bagi jumlah siswa dan
dikali jumlah butir soal dalam observasi, di kali 100%, sehingga dihasilkan
prosentase. Sudjana (2012:129)
F = jumlah skor siswa yang diperoleh
N = jumlah siswa
K = jumlah butir soal dalam observasi
P = persen
100 % = bilangan tetap
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul
dan terlihat ketika proses pembelajaran permainan bolabasket berlangsung.
Teknik ini digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul
sehingga peneliti mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam
Sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahapan yang
harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut :
1. Pengolahan dan Katagorisme Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dikelompokkan
menjadi beberapa bagian dengan memperhatikan karakteristik data
mentah. Berdasarkan bagian-bagian yang ada kemudian diterapkan
katagorisasi. Dalam pengolahan data ini, antusias siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran permainan bolabasket berlangsung bisa dijadikan
acuan sebagai indikator dari implementasi model inkuiri dalam
pembelajaran permainan bolabasket.
2. Validitas
Menurut Hopkins (1993) dalam Rochiati (2005) dalam Kunandar
(2011: 108) dijelaskan bahwa, ada beberapa bentuk validasi yang dapat
dilakukan dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
a. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan- keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi dari nara sumber yang relevan dengan penelitian tindakan kelas.
b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni : 1. Guru sebagai peneliti adalah sebagai guru pendidikan jasmani yang
menerapkan skenario tindakan penelitian memperoleh informasi berkaitan dengan keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan skenario tindakan pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses
pembelajaran yang disajikan oleh guru pendidikan jasmani).
3. Mitra Peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi yaitu (guru pendidikan jasmani) yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh peneliti sebagai pengajar. c. Audit Trail, yakni memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau
prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan.
4. Interpretasi
Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan
berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati
bersama, atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai observer berkenaan
dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk
memproleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna
terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan
referensi dalam pelaksanaan tindakan kelas selanjutnya, baik dilaksanakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis data
penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa model pembelajaran inkuiri
memberikan peningkatan yang baik terhadap kemampuan keterampilan
dasar dalam melakukan permainan bolabasket pada siswa kelas V. B SDN
Gegerkalong Girang 2.
Siswa dalam setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan
mengenai keterampilan dasar permainan bolabasket, dalam hal ini hampir
seluruh siswa dapat memahami dan mengetahui apa yang diberikan oleh
guru sebagai peneliti dan tidak mengalami kejenuhan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, serta tercipta saat mereka belajar dalam suasana yang
menyenangkan dan mereka senang untuk belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa
hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai
berikut:
1. Pada saat melaksanakan pembelajaran hendaknya mengunakan
strategi yang sesuai dengan karakter siswa dan lingkungannya, dan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan siswa.
2. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil
penelitian ini membuktikan bahwa implementasi model pembelajaran
inkuiri pada pembelajaran bola besar khususnya pada pembelajaran
3. Bagi siswa, agar pada saat mengikuti pembelajaran lebih sungguh –
sungguh dan selalu fokus dalam mengikuti pelajaran supaya hasilnya
lebih optimal.
4. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang
pendekatan model pembelajaran inkuiri, penulis mengajukan untuk
mencari peningkatan efektivitas peningkatan permainan bolabasket
demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan
pendidikan jasmani.
5. Peneliti mengharapkan penerapan pengajaran dengan model
pembelajaran inkuiri ini sebaiknya tidak hanya diterapkan pada materi
permainan bolabasket saja, tetapi bisa diterapkan pada permainan bola
besar yang lain, contohnya sepak bola, bola tangan, bola voli atau
permainan yang lainnya dalam pembelajaran saat pembelajaran
Abduljabar Bambang, Kusuma N Jajat Derajat (2010). Statistik Dalam Penjas. FPOK: UPI Bandung
Ahmadi Nuril. (2007). Permainan Bola Basket. FIK UNY. Yogyakarta Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Bahagia Yoyo (2010). Permainan Invasi. FPOK: UPI Bandung
Hidayat Yusuf. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan. FPOK: UPI Bandung
Haris. Ridwan (1986). Permainan Bola Tangan. Bandung. Percetakan & foto copy
center “ Adil ”
Harri Songko. (2012). Tentang Penjas .[Online]. Tersedia:http//penjas.html# [26
September2012]
Herdian. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia :
http:///herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/[3
Januari 2012]
Husdarta, DR. Yudha M. Saputra, M. Ed. (2000). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Depdikbud
Irsyada. Machfud, Drs. (1999). Bolabasket. Bandung : Depdikbud
Iskandar.(2011). Penelitian tindakan kelas. Gaung Persada (GP): Prees Jakarta
Juliantine, Subroto, Yudiana. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan
Jasmani. FPOK UPI. Bandung
(2012). Belajar Pembelajaran & Pendidikan Jasmani. FPOK UPI. Bandung
Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta . PT Raja Grafindo Persada
Lutan, Rusli (2001). Pembaruan Pendidikan Jasmani Di Indonesia. Jakarta: Depdiknas
Madya.pdf
Mahendra. (2007). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. FPOK UPI. Bandung Marzuki. (2012). Permainan Bola Besar di Sekolah. [Online]. Tersedia:
http://marzuki49.blogspot.com/2012/02/permainan-bola-besar-di-sekolah.html. Pontianak
Pardamean. Toto (2011). Model Pembelajaran Untuk Efisiensi dan Efektivitas
Pembelajaran.[Online].Tersedia:http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/2
0/model-pembelajaran-untuk-efisiensi-dan-efektivitas-pembelajaran-394943.html. Medan
Prusak A Keven. (2005). Permainan Bola Basket, 50 kegiatan membangun
keterampilan bola basket. Australia : Human Kinetics
Sucipto. Et al. (2010). Permainan Bola Basket. FPOK. UPI. Bandung
Sudjana Nana, ibrahim (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Percetakan sinar baru algensindo offset: Bandung
Suherman, Adang (2000). Dasar-Dasar Penjas. Depdiknas. Perpustakaan FPOK UPI. Bandung
Syaodih Nana Sukamadinata (2005). Metode Penelitian Tindakan. SPS UPI. PT Remaja Rosdakarya. Bandung
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Penerbit Alfabeta: Bandung Wardani. Et al. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. UT. Jakarta
Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode penelitian tindakan kelas. PT REMAJA ROSDAKARYA: Bandung
Yaya Nurcahyadin (2012). Peraturan-Permainan-Bola-Basket. [Online]. Tersedia: