Universitas Kristen Maranatha
Abstrak
Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Staf Habitat For Humanity Indonesia Affiliate Bandung. Tujuannya untuk memperoleh gambaran mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada seluruh staf Habitat For Humanity Indonesia Affiliate Bandung yang berjumlah 14 orang.
Penelitian ini menggunakan teknik survei. Alat ukur yang peneliti gunakan merupakan adaptasi dari alat ukur OCB yang dibuat oleh Podsakoff, Mackenzie, Moorman, dan Fetter (1990). Alat ukur ini menjaring lima dimensi OCB yaitu altruism, conscientiousness, sportsmanship, courtesy, dan civic virtue. Ke lima dimensi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor.Uji validitas alat ukur diperoleh sebesar 0,320 - 0,758, diolah menggunakan rumus Rank Spearman dan terdapat 19 item yang valid. Uji relibilitas alat ukur diperoleh koefisien sebesar 0,739 diolah menggunakan rumus Alpha Cronbach sehingga relibilitas alat ukur tergolong tinggi.
Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa Staf Habitat For Humanity Indonesia Affiliate Bandung yang menampilkan OCB yang tinggi sebesar 50% dan rendah sebesar 50%. Pada kelompok staf dengan OCB rendah menampilkan empat dimensi yang tergolong rendah yaitu conscientiousness, sprotsmanship, courtesy, dan civic virtue, namun satu dimensi tergolong tinggi yaitu altruism. Sedangkan staf dengan OCB tinggi menampilkan dimensi altruism, conscientiousness, sportsmanship, courtesy, dan civic virtue yang tergolong tinggi.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR SKEMA...vi
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR LAMPIRAN...viii
BAB I – PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang Masalah... 1
1.2Identifikasi Masalah...10
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian... 10
1.3.1 Maksud penelitian...10
1.3.2 Tujuan Penelitian...10
1.4Kegunaan Penelitian...11
1.4.1 Kegunaan Ilmiah...11
1.4.2 Kegunaan Praktis...11
1.5Kerangka Pemikiran...12
Universitas Kristen Maranatha
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA 22
2.1 Organizational Citizenship Behavior (OCB)...24
2.1.1 Pengertian OCB...24
2.1.2 Dimensi OCB...28
2.1.3 Faktor-faktor yang mendasari munculnya OCB...28
2.1.4 Manfaat OCB terhadap Organisasi...49
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN...54
3.1 Rancangan Penelitian...54
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...55
3.2.1 Variabel Penelitian...55
3.2.2 Definisi Operasional...55
3.3 Alat Ukur...56
3.3.1 Alat Ukur OCB....56
3.3.2 Cara Penilaian OCB...58
3.3.3 Data Penunjang...60
3.3.4 Validitas dan Realibilitas Alat Ukur...60
3.3.4.1 Uji Validitas...60
Universitas Kristen Maranatha
3.4 Populasi Sampel...64
3.4.1 Populasi Sasaran...64
3.5 Teknik Analisis Data...64
BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN...66
4.1 Gambaran Responden...66
4.2 Gambaran Hasil Penelitian...67
4.3 Pembahasan...69
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN...82
5.1 Kesimpulan...82
5.2 Saran...83
5.2.1 Saran Teoritis...83
5.2.2 Saran Praktis...83
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR SKEMA
1.1Skema kerangka pemikiran...22
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
3.1 Gambaran alat ukur Organizational Citizenship Behavior...57
3.2 Skoring Kuesioner Organizational Citizenship Behavior...58
3.3 Kriteria Friendenberg untuk validitas...62
4.1.1 Gambaran Responden berdasarkan jenis kelamin...66
4.1.2 Gambaran Responden berdasarkan lama kerja...67
4.2.1 Derajat Organizational Citizenship Behavior...68
4.2.2.1 Tabulasi silang antara tingkat OCB tinggi dengan setiap dimensi...68
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Alat Ukur
Lampiran B. Uji Validitas
Lampiran C. Analisa Realibilitas
Lampiran D. Skor Data Utama dan Data penunjang
Lampiran A
Universitas Kristen Maranatha
PENGANTAR
Sehubungan dengan akhir dari jenjang pendidikan Strata 1 di Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha, maka saya dipersyaratkan untuk melakukan penelitian
ilmiah. Penelitian ilmiah ini saya lakukan ditempat Bapak/ibu bekerja. Adapun yang
menjadi topik dari penelitian saya adalah mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB).
Penelitian ini tidak ada hubungannya dengan kebijakan manajemen tempat
Bapak/ibu bekerja, melainkan untuk menghasilkan karya tulis ilmiah semata. Oleh
karenanya tidak akan berdampak apapun kepada Bapak/ibu sekalian.
Penelitian ini tidak mungkin dapat saya laksanakan tanpa bantuan Bapak/ibu
sekalian, untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/ibu untuk dapat meluangkan sedikit
waktu untuk mengisi beberapa kuesioner dengan cara sesuai petunjuk pada
masing-masing kuesioner. Untuk mengisi/melengkapi kuesioner ini tidak ada yang perlu
dipersiapkan, dan tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, melainkan kondisi yang
Bapak/ibu rasakan di perusahaan ini.
Atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/ibu berikan, saya ucapkan banyak
terima kasih
Hormat saya,
Universitas Kristen Maranatha
Petunjuk Pengisisan
Pada bagian berikut, Bapak/ibu diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan
yang sesuai dengan diri anda dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom yang
sesuai. Jawaban terdiri dari pilihan SL (selalu), SR (sering), JR (jarang), dan SJR (sangat jarang). Perlu diperhatikan, kuesioner ini bukanlah suatu tes, jadi tidak ada
jawaban yang benar maupun salah.
Bapak/ibu tidak perlu merasa khawatir mengenai data (identitas) dan jawaban
yang Bapak/ibu berikan. Peneliti akan menjaga kerahasiaan atas semua data dan
jawaban yang Bapak/ibu berikan dalam mengisi kuesioner ini. Peneliti mengharapkan
Bapak/ibu mengisi kuesioner ini sesuai dengan keadaan diri saudara yang
sebenar-benarnya.
Apabila Bapak/ibu telah mengisi kuesioner ini, dimohon untuk memeriksanya
kembali. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewat. Atas perhatian dan kesediaan
Bapak/ibu mengisi kuesioner ini, Saya ucapkan terima kasih banyak yang
sebesar-besarnya
IDENTITAS
Lama bekerja : ____ tahun ____ bulan
Jenis klamin : L / P
Usia : ____ tahun
Lampiran A
Universitas Kristen Maranatha
No Pernyataan SL SR JR SJR
1 Saya sudah siap bekerja di kantor sebelum jadwal masuk kantor.
2 Saya membicarakan kekurangan rekan kerja pada karyawan lain.
3 Saya mengeluh mengenai kondisi ruangan kerja.
4 Saya membantu pekerjaan rekan kerja yang tidak masuk.
5 Saya hanya menghadiri rapat yang membutuhkan kehadiran saya.
6 Saya istirahat bekerja hanya saat jadwal istirahat.
7 Saya bersikap sopan terhadap rekan kerja.
8 Saya membantu rekan kerja yang memiliki pekerjaan yang terlalu banyak.
9 Saya mengerjakan pekerjaan dengan baik sehingga rekan kerja tidak bertanya kembali mengenai hasil pekerjaan saya.
10 Saya menaati peraturan organisasi meskipun tidak ada yang mengawasi.
11 Saya membutuhkan dorongan untuk bekerja.
12 Saya berusaha menjadi contoh bagi karyawan lain dalam bekerja.
13 Saya rela membantu pekerjaan rekan kerja yang berhubungan dengan tugas saya.
14 Saya mengerjakan pekerjaan saya tepat waktu.
15 Saya sulit bekerja jika ada orang yang datang ke kantor.
16 Saya akan memarahi rekan kerja yang banyak mengobrol saat jam kerja.
17 Saya menceritakan tujuan organisasi kepada orang lain, agar organisasi lebih dikenal lebih luas.
18 Saya mengerjakan pekerjaan tanpa mengeluh.
Universitas Kristen Maranatha
20 Saya mengikuti perkembangan yang terjadi di organisasi
21 Saya menolak jika harus bekerja lembur.
22 Saya memberi pengarahan pekerjaan pada pegawai baru meski tidak diminta.
23 Saya pulang kerja sesuai jadwal pulang kantor.
24 Saya selalu siap membantu mengerjakan pekerjaan rekan kerja yang membutuhkan bantuan
Dimohon untuk memeriksa kembali agar tidak ada pernyataan yang terlewat. Atas
Lampiran A
Universitas Kristen Maranatha
Pilih dan jawablah salah satu pilihan jawaban yang tersedia yang Bapak/ibu
anggap sesuai dengan diri. Semua jawaban tidak ada yang salah atau benar karena
semua jawab adalah benar dan hasil dari penelitian ini tidak akan mempengaruhi
penilaian kinerja dari tempat saudara bekerja.
1. Apakah Bapak/ibu puas dengan hasil kerja Bapak/ibu sekarang? (Satisfaction) a. Ya b. Tidak
2. Apakah Bapak/ibu merasa memiliki keterikatan emosional dengan perusahaan?
(Affective commitment) a. Ya b. Tidak
3. Apakah Bapak/ibu merasa organisasi berlaku adil pada karyawan? (Fairness) a. Ya b. Tidak
4. Apakah Bapak/ibu merasa mendapat dukungan moril dari rekan kerja ketika bekerja?
(Group potency) a. Ya b. Tidak
5. Apakah Bapak/ibu termasuk orang yang memulai menawarkan bantuan kepada
orang lain yang membutuhkan? (Agreeableness) a. Ya b. Tidak
6. Apakah Bapak/ibu termasuk orang yang terencana dan disiplin dalam bekerja?
Universitas Kristen Maranatha
a. Ya b. Tidak
7. Apakah selama ini Bapak/ibu merasa bahwa hasil pekerjaan Bapak/ibu memberikan
kotribusi yang besar terhadap perusahaan ? (Task identity)
a. Ya, dalam bentuk…..
b. Tidak, karena…..
8. Apakah Bapak/ibu cepat beradaptasi dengan kebijakan baru yang dikeluarkan organisasi? (Openness)
a. Ya b. Tidak
9. Apakah Bapak/ibu termasuk orang penyabar dalam menghadapi masalah saat bekerja? (Neuroticism / Emotinal stability)
a. Ya b. Tidak
10. Apakah Bapak/ibu merasa lebih nyaman bekerja sendirian dibandingkan bersama orang lain? (Ekstrovert)
a. Ya b. Tidak
11. Dalam bekerja Bapak/ibu (pilih salah satu) : (Formalisasi dan infleksibilitas)
a. Harus sesuai peraturan perusahaan dan tidak diberi kebebasan melakukan pengaturan sendiri
b. Diberikan kebebasan melakukan pengaturan pekerjaan selama masih sesuai dengan peraturan perusahaan
12.Apakah hasil pekerjaan Bapak/ibu berdampak besar (menjadi input bagi) pekerjaan rekan kerja yang lain? (Task significance)
a. Ya b. Tidak
13.Apakah setiap hasil kerja yang Bapak/ibu lakukan membuat Bapak/ibu lebih mengenal kelebihan dan kekurangan dalam diri selama mengerjakan pekerjaan Bapak/ibu? (Task feedback)
a. Ya b. Tidak
14.Apakah Bapak/ibu memeriksa kembali hasil pekerjaan sebelum diserahkan kepada rekan kerja yang memerlukan? (Task autonomy)
a. Ya b. Tidak
15.Pimpinan saya lebih cenderung mementingkan (pilih salah satu): (Perilaku pemimpin)
Lampiran A
Universitas Kristen Maranatha
b. pribadi bawahannya (membangun dan memelihara relasi dengan bawahannya)
c. kedua-duanya
d. tidak kedua-duanya
Dimohon untuk memeriksa kembali agar tidak ada pernyataan yang terlewat. Atas
Universitas Kristen Maranatha
B.1 Uji Validitas Alat Ukur
Dimensi No Validitas Keterangan
Lampiran B
Universitas Kristen Maranatha
B.2 Kuesioner – Setelah Uji Validitas
Dimensi Item positif Item negatif
Altruism z1. Saya selalu siap membantu
mengerjakan pekerjaan rekan kerja
yang membutuhkan bantuan
4. Saya membantu pekerjaan rekan kerja
yang tidak masuk.
8. Saya membantu rekan kerja yang
memiliki pekerjaan yang terlalu
banyak.
13. Saya rela membantu pekerjaan rekan
kerja yang berhubungan dengan tugas
saya.
Conscientiousness 2. Saya pulang kerja sesuai jadwal
pulang kantor.
10. Saya menaati peraturan organisasi
meskipun tidak ada yang mengawasi.
14. Saya mengerjakan pekerjaan saya
tepat waktu.
6. Saya istirahat bekerja hanya saat
jadwal istirahat.
Universitas Kristen Maranatha
Sportsmanship 3. Saya mengeluh mengenai
kondisi ruangan kerja.
5. Saya menolak jika harus
bekerja lembur.
11. Saya membutuhkan dorongan
untuk bekerja.
18. Saya sulit bekerja jika ada
orang yang datang ke kantor.
Courtesy 7. Saya bersikap sopan terhadap rekan kerja.
12. Saya berusaha menjadi contoh bagi
karyawan lain dalam bekerja
19. Saya mengerjakan pekerjaan dengan
baik sehingga rekan kerja tidak
bertanya kembali mengenai hasil
pekerjaan saya.
16. Saya akan memarahi rekan
kerja yang banyak mengobrol saat
jam kerja.
Civic Virtue 15. Saya menyimak informasi dari organisasi agar organisasi bisa bekerja
lebih baik lagi.
9. Saya mengikuti perkembangan yang
terjadi di organisasi
17. Saya menceritakan tujuan organisasi
kepada orang lain, agar organisasi lebih
Lampiran C
Universitas Kristen Maranatha
C.1 Realibility Analysis – Scale (Alpha Cronbach)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Universitas Kristen Maranatha
D.1 Identitas Responden
Petunjuk Pengisisan
Pada bagian berikut, Bapak/ibu diminta untuk menjawab
pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan diri anda dengan memberikan tanda check list (√)
pada kolom yang sesuai. Jawaban terdiri dari pilihan SL (selalu), SR (sering), JR
(jarang), dan SJR (sangat jarang). Perlu diperhatikan, kuesioner ini bukanlah suatu tes, jadi tidak ada jawaban yang benar maupun salah.
Bapak/ibu tidak perlu merasa khawatir mengenai data (identitas) dan
jawaban yang Bapak/ibu berikan. Peneliti akan menjaga kerahasiaan atas semua
data dan jawaban yang Bapak/ibu berikan dalam mengisi kuesioner ini. Peneliti
mengharapkan Bapak/ibu mengisi kuesioner ini sesuai dengan keadaan diri
saudara yang sebenar-benarnya.
Apabila Bapak/ibu telah mengisi kuesioner ini, dimohon untuk
memeriksanya kembali. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewat. Atas
perhatian dan kesediaan Bapak/ibu mengisi kuesioner ini, Saya ucapkan terima
kasih banyak yang sebesar-besarnya
IDENTITAS
Lama bekerja : ____ tahun ____ bulan
Jenis klamin : L / P
Usia : ____ tahun
Lampiran D
Universitas Kristen Maranatha
D.2 Gambaran Identitas Staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate
Bandung
Sampel Usia (Tahun) Jenis Kelamin Jabatan KERJA(bulan)
1 24 L CS 17
2 27 P LOG 53
3 40 L CS 1
4 34 L GUD 1
5 25 P SLOG 11
6 21 L SGUD 2
7 33 L CS 20
8 25 P FIN 6
9 26 L CO 11
10 25 P AA 42
11 27 L CO 13
12 31 L APM 56
13 30 P FIN(D) 2
Universitas Kristen Maranatha
8 Saya membantu rekan kerja yang memiliki pekerjaan yang terlalu banyak.
15 Saya menyimak informasi dari organisasi agar organisasi bisa bekerja lebih baik lagi.
4 3 2 1
16 Saya akan memarahi rekan kerja yang banyak mengobrol saat jam kerja.
1 2 3 4
17 Saya menceritakan tujuan organisasi kepada orang lain, agar organisasi lebih dikenal lebih luas.
4 3 2 1
18 Saya sulit bekerja jika ada orang yang datang ke kantor. 1 2 3 4
19 Saya mengerjakan pekerjaan dengan baik sehingga rekan kerja tidak bertanya kembali mengenai hasil pekerjaan saya.
Lampiran D
Batas norma kelompok = 46,14
Norma kelompok tinggi 46,14
Norma kelompok rendah <46,14
D.4.1 Kriteria Tingkatan OCB staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung
Responden total kriteria
Universitas Kristen Maranatha
D.4.7 Gambaran Data dengan Norma Kelompok
Resp Alturism Concientiousness Sportsmanship Courtesy Civic Virtue
Lampiran D
Universitas Kristen Maranatha
Batas norma kelompok Tinggi Rendah
Alturism 1,95 ≥ 1,95 < 1,95
Concientiousness 2,34 ≥ 2,34 < 2,34
Sportsmanship 2,5 ≥ 2,5 < 2,5
Courtesy 2,43 ≥ 2,43 < 2,43
Civic Virtue 2,41 ≥ 2,41 < 2,41
Alturism Concientiousness Sportsmanship Courtesy Civic Virtue
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah
Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah
Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah
Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi
Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi
Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi
Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi
Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi
Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah
D.5 Data Penunjang
Pilih dan jawablah salah satu pilihan jawaban yang tersedia yang Bapak/ibu
anggap sesuai dengan diri. Semua jawaban tidak ada yang salah atau benar karena
semua jawab adalah benar dan hasil dari penelitian ini tidak akan mempengaruhi
penilaian kinerja dari tempat saudara bekerja.
1. Apakah Bapak/ibu puas dengan hasil kerja Bapak/ibu sekarang? (Satisfaction) a. Ya b. Tidak
2. Apakah Bapak/ibu merasa memiliki keterikatan emosional dengan perusahaan?
Universitas Kristen Maranatha
a. Ya b. Tidak
3. Apakah Bapak/ibu merasa organisasi berlaku adil pada karyawan? (Fairness) a. Ya b. Tidak
4. Apakah Bapak/ibu merasa mendapat dukungan moril dari rekan kerja ketika
bekerja? (Group potency) a. Ya b. Tidak
5. Apakah Bapak/ibu termasuk orang yang memulai menawarkan bantuan kepada
orang lain yang membutuhkan? (Agreeableness) a. Ya b. Tidak
6. Apakah Bapak/ibu termasuk orang yang terencana dan disiplin dalam bekerja?
(Conscientiousness) a. Ya b. Tidak
7. Apakah selama ini Bapak/ibu merasa bahwa hasil pekerjaan Bapak/ibu
memberikan kotribusi yang besar terhadap perusahaan ? (Task identity)
a. Ya b. Tidak
8. Apakah Bapak/ibu cepat beradaptasi dengan kebijakan baru yang dikeluarkan organisasi? (Openness)
a. Ya b. Tidak
9. Apakah Bapak/ibu termasuk orang penyabar dalam menghadapi masalah saat bekerja? (Neuroticism/Emotinal stability)
a. Ya b. Tidak
10. Apakah Bapak/ibu merasa lebih nyaman bekerja sendirian dibandingkan bersama orang lain? (Extraversion)
a. Ya b. Tidak
11. Dalam bekerja Bapak/ibu (pilih salah satu) : (Formalisasi dan infleksibilitas)
Lampiran D
Universitas Kristen Maranatha
b. Diberikan kebebasan melakukan pengaturan pekerjaan selama masih sesuai dengan peraturan perusahaan
12.Apakah hasil pekerjaan Bapak/ibu berdampak besar (menjadi input bagi) pekerjaan rekan kerja yang lain? (Task significance)
a. Ya b. Tidak
13.Apakah setiap hasil kerja yang Bapak/ibu lakukan membuat Bapak/ibu lebih mengenal kelebihan dan kekurangan dalam diri selama mengerjakan pekerjaan Bapak/ibu? (Task feedback)
a. Ya b. Tidak
14.Apakah Bapak/ibu memeriksa kembali hasil pekerjaan sebelum diserahkan kepada rekan kerja yang memerlukan? (Task autonomy)
a. Ya b. Tidak
15.Pimpinan saya lebih cenderung mementingkan (pilih salah satu): (Perilaku pemimpin)
a. pencapaian hasil (pelaksanaan tugas)
b. pribadi bawahannya (membangun dan memelihara relasi dengan bawahannya)
c. kedua-duanya
d. tidak kedua-duanya
Cara skoring:
Responden yang menjawab a diberi skor 1, b diberi skor 2, dan khusus
untuk pernyataan nomor 15 jawaban c diberi skor 3, serta d diberi skor 4.
D.6 Hasil Data Penunjang
Universitas Kristen Maranatha 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 5 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 3
6 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 7 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 8 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 3
10 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 12 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 3
Lampiran E
Universitas Kristen Maranatha
E. Tabulasi Silang OCB dengan Dimensi OCB
Dimensi OCB
Altruism Conscientiousness Sportsmanship Courtesy Civic virtue
T R T R T R T R T R
OCB T 7 0 5 2 5 2 7 0 4 3
% 100 0 71,4 28,6 71,4 28,6 100 0 57,1 42,9
Rendah 5 2 0 7 2 5 1 6 3 4
% 71,4 28,6 0 100 28,6 71,4 14,3 85,7 42,9 57,1
Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah
E.1 Tabulasi Silang antara OCB dengan Jenis Kelamin
OCB * Jenis kelamin Crosstabulation
Count
E.2 Tabulasi Silang antara OCB dengan Usia
Universitas Kristen Maranatha
E.3 Tabulasi Silang antara OCB dengan Lama Kerja
OCB * Lama kerja Crosstabulation
Count
E.4 Tabulasi Silang antara OCB dengan Jabatan
OCB * Jabatan Crosstabulation
Count
Jabatan
Total
APM Financial Community Construction
OCB Tinggi 1(14,3%) 2(28,6%) 0(0%) 4(57,1%) 7(50 %)
Rendah 0 1(14,3%) 2(28,6%) 4(57,1%) 7(50%)
Total 1(7,1%) 3(21,4%) 2(14,3%) 8(57,2%) 14(100%)
E.5 Tabulasi Tabulasi Silang antara OCB dengan Trait Kepribadian
E.5.1 Tabulasi Silang antara OCB dengan Agreeableness
OCB * Agreeableness Crosstabulation
Lampiran E
Universitas Kristen Maranatha
E.5.2 Tabulasi Silang antara OCB dengan Personality Conscientiousness
OCB * Conscientiousness Crosstabulation
E.5.3 Tabulasi Silang antara OCB dengan Neuroticism
OCB * Neuroticism Crosstabulation
E.5.4 Tabulasi Silang antara OCB dengan Openness to Expirience
Universitas Kristen Maranatha
E.5.5 Tabulasi Silang antara OCB dengan Extraversion
OCB * Extraversion Crosstabulation
E.6 Tabulasi Silang antara OCB dengan Morale
E.6.1 Tabulasi Silang antara OCB dengan Satisfaction
OCB * Satisfaction Crosstabulation
E.6.2 Tabulasi Silang antara OCB dengan Fairness
Lampiran E
Universitas Kristen Maranatha
E.6.3 Tabulasi Silang antara OCB dengan Affective Commitment
OCB * Affective Commitment Crosstabulation
Count
Affective Commitment
Total
Tinggi Rendah
OCB Tinggi 6(85,7%) 1(14,3%) 7(50 %)
Rendah 4(57,1%) 3(42,9%) 7(50%)
Total 10(71,4%) 4(28,6%) 14(100%)
E.6.4 Tabulasi Silang antara OCB dengan Leadership Consideration
OCB * Leadership Consideration Crosstabulation
Count
Leadership Consideration
Total
Kerja Hubungan Keduanya
OCB Tinggi 3(42,9%) 0(0%) 4(57,1%) 7(50 %)
Rendah 3(42,9%) 1(14,3%) 3(42,9%) 7(50%)
Universitas Kristen Maranatha
E.7 Tabulasi Silang antara OCB dengan Faktor Eksternal
E.7.1 Tabulasi Silang antara OCB dengan Organizational Formalization and
Inflexibility
OCB * Organizational Formalization and Inflexibility Crosstabulation
Count
Organizational Formalization and Inflexibility
Total
Infleksibel Fleksibel
OCB Tinggi 1(14,3%) 6(85,7%) 7(50 %)
Rendah 3(42,9%) 4(57,1%) 7(50%)
Total 4(28,6%) 10(71,4%) 14(100%)
E.7.2 Tabulasi Silang antara OCB dengan Group Potency
OCB * Group Potency Crosstabulation
Count
Group Potency
Total Tinggi Rendah
OCB Tinggi 7(100%) 0(0%) 7(50 %)
Rendah 7(100%) 0(0%) 7(50%)
Lampiran E
Universitas Kristen Maranatha
E.7.3 Tabulasi Silang antara OCB dengan Task Identity
OCB * Task Identity Crosstabulation
Count
E.7.4 Tabulasi Silang antara OCB dengan Task Significance
OCB * Task Significance Crosstabulation
Count
E.7.5 Tabulasi Silang antara OCB dengan Task Feedback
OCB * Task Feedback Crosstabulation
Universitas Kristen Maranatha
E.7.6 Tabulasi Silang antara OCB dengan Task Autonomi
OCB * Task Autonomi Crosstabulation
Count
Task Autonomi
Total
Tinggi Rendah
OCB Tinggi 6(85,7%) 1(14,3%) 7(50 %)
Rendah 4(57,1%) 3(42,9%) 7(50%)
Total 10(71,4%) 4(28,6%) 14(100%)
E.8 Tabulasi Silang antara Dimensi dengan Trait Kepribadian
Trait kepribadian:
Agreeableness A
Conscientiousness C
Openness to Expiriance
O
Neuroticism N
Lampiran E
Universitas Kristen Maranatha
E.8.1 Tabulasi Silang antara Dimensi Altruism dengan Trait Kepribadian
Trait kepribadian menurut kerangka Big Five
A C O N E
T R T R S Ns S Ns I Ex
Altruism Tinggi 8 4 5 7 8 4 4 8 3 9
% 66,7 33,3 41,7 58,3 66,7 33,3 33,3 66,7 25 75
Rendah 0 2 0 2 2 0 2 0 2 0
% 0 100 0 100 100 0 100 0 100 0
Keterangan: T=Tinggi; R=Rendah; S= Stabil; Ns: Tidak stabil; I= Introvert; Ex= Ekstrovert
E.8.2 Tabulasi Silang antara Dimensi Conscientiousness dengan Trait
Kepribadian
Trait kepribadian menurut kerangka Big Five
A C O N E
T R T R T R S Ns I Ex
Cons- cienti-ousness
Tinggi 4 1 3 2 3 2 3 2 1 4
% 80 20 60 40 60 40 60 40 20 80
Rendah 4 5 2 7 7 2 3 6 4 5
% 44,4 55,6 22,2 77,8 77,8 22,2 33,3 66,7 44,4 55,6
Universitas Kristen Maranatha
E.8.3 Tabulasi Silang antara Dimensi Sportsmanship dengan Trait
Kepribadian
Trait kepribadian menurut kerangka Big Five
A C O N E
T R T R T R S Ns I Ex
Sports-manship
Tinggi 5 2 3 4 5 2 4 3 2 5
% 71,4 28,6 42,9 57,1 71,4 28,6 57,1 42,9 28,6 71,4
Rendah 3 4 2 5 5 2 2 5 3 4
% 42,9 57,1 28,6 71,4 71,4 28,6 28,6 71,4 42,9 57,1
Keterangan: T=Tinggi; R=Rendah; S= Stabil; Ns: Tidak stabil; I= Introvert; Ex= Ekstrovert
E.8.4 Tabulasi Silang antara Dimensi Courtesy dengan Trait Kepribadian
Trait kepribadian menurut kerangka Big Five
A C O N E
T R T R T R S Ns I Ex
Courtesy Tinggi 5 3 4 4 6 2 4 4 3 5
% 62,5 37,5 50 50 75 25 50 50 37,5 62,5
Rendah 3 3 1 5 4 2 2 4 2 4
% 50 50 16,7 83,3 66,7 33,3 33,3 66,7 33,3 66,7
Keterangan: T=Tinggi; R=Rendah; S= Stabil; Ns: Tidak stabil; I= Introvert; Ex= Ekstrovert
Lampiran E
Universitas Kristen Maranatha Trait kepribadian menurut kerangka Big Five
A C O N E
Keterangan: T=Tinggi; R=Rendah; S= Stabil; Ns: Tidak stabil; I= Introvert; Ex= Ekstrovert
E.9.1 Tabulasi Silang antara Dimensi dengan Morale
Morale:
Satisfaction Sa
Affective commitment Af
Fairness Fa
Leader consideration Lc
E.9.1 Tabulasi Silang antara Dimensi Altruism dengan Morale
Morale
Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah; K=Kerja; H= Hubungan(Relasi)
Universitas Kristen Maranatha
Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah; K=Kerja; H= Hubungan(Relasi)
E.9.3 Tabulasi Silang antara Dimensi Sportsmanship dengan Morale
Morale
Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah; K=Kerja; H= Hubungan(Relasi)
E.9.4 Tabulasi Silang antara Dimensi Cortesy dengan Morale
Morale
Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah; K=Kerja; H= Hubungan(Relasi)
Lampiran E
Universitas Kristen Maranatha
Morale
Sa Af Fa Lc
T R T R T R K H K&H
Civic virtue
Tinggi 6 1 5 2 5 2 4 0 3
% 85,7 14,3 71,4 28,6 71,4 28,6 57,1 0 42,9
Rendah 6 1 5 2 7 0 2 1 4
% 85,7 14,2 71,4 28,6 100 0 28,7 14,2 57,1
Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah; K=Kerja; H= Hubungan(Relasi)
E.10.1 Tabulasi Silang antara Dimensi dengan Faktor Eksternal
Faktor eksternal:
Organizational Formalization and Inflexibility Fo
Group potency Gp
Task identity Ti
Task significance Ts
Task feedback Tf
Task autonomy Ta
Universitas Kristen Maranatha
Faktor Eksternal
Fo Gp Ti Ts Tf Ta
T R T R T R T R T R T R
Altruism T 2 10 12 0 11 1 12 0 10 2 9 3 % 16,7 83,3 100 0 91.7 8,3 100 0 83,3 16,7 75 25
R 2 0 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1
% 100 0 100 0 50 50 50 50 50 50 50 50
Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah
E.10.2 Tabulasi Silang antara Dimensi Conscientiousness dengan Faktor
Eksternal
Faktor Eksternal
Fo Gp Ti Ts Tf Ta
T R T R T R T R T R T R
Cons-cientious
ness
T 0 5 5 0 4 1 5 0 5 0 4 1
% 0 100 100 0 80 20 100 0 100 0 80 20
R 4 5 9 0 8 1 8 1 6 3 6 3
% 44,4 55,6 100 0 88,9 11,1 88,9 11,1 66,7 33,3 66,7 33,3 Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah
E.10.3 Tabulasi Silang antara Dimensi Sportsmanship dengan Faktor
Lampiran E
Universitas Kristen Maranatha
Faktor Eksternal
Fo Gp Ti Ts Tf Ta
T R T R T R T R T R T R
Sports-
man-ship
T 1 6 7 0 5 2 7 0 7 0 5 2
% 14,3 85,7 100 0 71,4 28,6 100 0 100 0 71,4 28,6
R 3 4 7 0 7 0 6 1 4 3 5 2
% 42,9 57,1 100 0 100 0 85,7 14,3 57,1 42,9 71,4 28,6
Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah
E.10.4 Tabulasi Silang antara Dimensi Courtesy dengan Faktor Eksternal
Faktor Eksternal
Fo Gp Ti Ts Tf Ta
T R T R T R T R T R T R
Courtesy T 2 6 8 0 7 1 7 1 6 2 6 2
% 25 75 100 0 87,5 12,5 87,5 12,5 75 25 75 25
R 2 4 6 0 5 1 6 0 5 1 4 2
% 33,3 66,7 100 0 83,3 16,7 100 0 83,3 16,7 66,7 33,3 Keterangan : T= Tinggi; R= Rendah
Universitas Kristen Maranatha
Faktor Eksternal
Fo Gp Ti Ts Tf Ta
T R T R T R T R T R T R
Civic virtue
T 2 5 7 0 6 1 7 0 6 1 6 1
% 28,6 71,4 100 0 85,7 14,3 100 0 85,7 14,3 85,7 14,3
R 2 5 7 0 6 1 6 1 5 2 4 3
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer bagi setiap manusia yang
hidup di dunia. Rumah menjadi penting karena menjadi tempat berteduh,
berkembang dan berlindungnya sebuah keluarga. Saat ini tidak setiap keluarga
memiliki rumah karena berbagai faktor, diantaranya rendahnya pendapatan yang
diterima suami dan atau istri, maupun kehilangan rumah karena terkena bencana
baik bencana alam maupun bencana sosial (Perang, krisis ekonomi dan lain-lain).
Hal tersebut menggugah Millard dan Linda Fuller untuk membantu, sehingga
pada tahun 1976 membentuk sebuah organisasi yang bergerak untuk membantu
orang-orang yang membutuhkan rumah dari kalangan ekonomi menengah ke
bawah yang bernama Habitat for Humanity.
Habitat for Humanity memiliki visi setiap orang memiliki tempat tinggal yang layak di seluruh dunia. Untuk menjalankan visi tersebut Habitat for Humanity memiliki misi dengan bekerja bersama Tuhan dan setiap orang dimanapun, dari semua orang yang hidup, untuk membangun komunitas
orang-orang yang membutuhkan dan merenovasi rumah sehingga disana dapat
membangun komunitas dimana semua orang-orang dapat hidup dan berkembang
Universitas Kristen Maranatha
mengurangi rumah yang tidak layak dan yang tidak memiliki tempat tinggal dari
muka bumi dengan membangun rumah yang standar dan layak dihuni.
Habitat for Humanity terus berkembang sehingga membuka jaringan (affiliate) di Indonesia sejak 1997. Indonesia saat ini telah membuka affiliate
dibeberapa kota antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Manado dan
Batam. Habitat for Humanity Indonesia berharap mampu membuat perubahan tempat tinggal orang-orang di Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan
dan tidak membedakan kepercayaan, jenis kelamin, agama, dan ras. Pada Tahun
2010 Habitat for Humanity Indonesia memiliki target membangun 2000 rumah di Indonesia.
Affiliate menjadi tumpuan tercapainya visi, misi dan tujuan dari Habitat for Humanity Indonesia. Dalam hal ini, setiap affiliate dituntut mampu untuk membangun sesuai apa yang ditargetkan Habitat for Humanity Indonesia. Proses pembangunan rumah yang dilakukan affiliate terdapat dua jenis program yaitu pembangunan regular dan disaster. Pembangunan regular merupakan pembangunan yang diberikan kepada orang-orang dari kalangan ekonomi
menengah kebawah, namun yang memiliki kemampuan untuk membayar cicilan
dari pembangunan rumah selama waktu tertentu sesuai dengan perjanjian sebelum
pembangunan. Pembangunan disaster merupakan pembangunan rumah yang diberikan kepada orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi di bawah garis
3
Universitas Kristen Maranatha
Peneliti memfokuskan penelitian pada affiliate Bandung atau Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung. Habitat for Humanity Indonesia Affiliate
Bandung, dipimpin oleh seorang Affiliate Program Manager Bandung yang memiliki tugas menentukan target pembangunan yang akan dilakukan, menyusun
strategi pembangunan yang dapat dilaksanakan, dan bertanggung jawab atas
laporan pembangunan yang telah dilakukan kepada National Office Habitat for Humanity Indonesia setiap bulan. Untuk menjalankan tugasnya Affiliate Program Manager Bandung dibantu oleh affiliate construction supervisor, community organizer dan affiliate account assistant.
Affiliate construction supervisor memiliki tugas mengawasi semua program pembangunan yang dilakukan Habitat for Humanity Indonesia Affiliate
Bandung, memastikan keselamatan pekerja serta pekerja sukarela, dan memberi
laporan kepada affiliate program manager setiap bulan. Dalam bekerja affiliate construction supervisor dibantu oleh logistic yang bertugas melakukan pencatatan dan pembelian barang-barang yang diperlukan untuk pembangunan rumah serta
melaporkan hasil kerja setiap hari.
Community organizer memiliki tugas untuk memperkenalkan organisasi pada setiap daerah di Jawa Barat, melakukan survey terhadap daerah binaan yaitu
wilayah yang dibantu organisasi. Kemudian community organizer memberikan informasi mengenai calon warga daerah binaan yang akan dibantu, yang disebut
Universitas Kristen Maranatha
disepakati. Selain itu, community organizer mengawasi saving group yang merupakan seorang home partner sebagai pengumpul repay daerah binaan dan memberi informasi dari home partner akan kebutuhan warga lain yang membutuhkan bantuan organisasi. Community organizer memberikan laporan kepada affiliate program manager, affiliate account assistant, dan affiliate construction supervisor setiap hari.
Affiliate account assistant bertugas untuk melakukan pencatatan, pengeluaran dan pelaporan dana untuk operasional affiliate kepada affiliate program manager setiap hari dan National Office Habitat for Humanity Indonesia setiap bulan. Dalam bekerja Affiliate account assistant dibantu oleh finance officer yang bertugas untuk melakukan pencatatan keuangan yang masuk dan keluar setiap hari dan dilaporkan setiap hari ke affiliate account assistant dan juga mencatat jam kerja staf untuk menilai gaji yang akan diberikan.
Proses pembangunan yang dilakukan oleh Habitat for Humanity Indonesia
Affiliate Bandung yang ditargetkan sebanyak 1000 rumah di Jawa Barat dimulai dari penunjukkan daerah binaan yang ditentukan oleh Affiliate Program Manager
Bandung dan National Office Habitat for Humanity Indonesia. Dua orang
community organizer melakukan survey terhadap daerah binaan yang ditunjuk.
Community organizer melakukan pencatatan informasi mengenai calon home partner yang dilaporkan kepada Affiliate Program Manager Bandung. Setelah
Affiliate Program Manager Bandung menyetujui home partner yang diajukan,
5
Universitas Kristen Maranatha home partner kepada seorang affiliate account assistant, dan juga membuat perjanjian dengan home partner mengenai rumah yang akan dibangun, biaya, dan waktu kewajiban membayar cicilan (repay). Affiliate account assistant
mengajukan dana yang dibutuhkan kepada National Office Habitat for Humanity
Indonesia untuk membangun rumah bagi home partner. Bila disetujui National Office Habitat for Humanity Indonesia, Affiliate account assistant meminta
community organizer melengkapi data home partner serta membentuk saving group di daerah tersebut, dan Affiliate Program Manager Bandung mengajukan perijinan kepada pemerintah daerah. Setelah mendapatkan ijin dari pemerintah
daerah affiliate construction supervisor melakukan pembangunan rumah bagi
home partner.
Setelah pembangunan selesai community organizer menerima repay dari
home partner melalui saving group yang telah dibentuk sebelumnya. Setiap hasil
repay yang diterima community organizer akan dilaporkan kembali ke affiliate account assistant melalui finance officer. Affiliate account assistant membuat laporan akhir setiap bulan mengenai kemajuan pembangunan, pengeluaran untuk
proses pembangunan dan repay dari seluruh saving group di Affiliate Office
Bandung. Laporan akhir akan diserahkan kepada Affiliate Program Manager
Universitas Kristen Maranatha
diterima Habitat for Humanity Indonesia akan dilaporkan ke kantor pusat Habitat for Humanity dan kepada donatur sebagai pertanggungjawaban atas dana yang telah diberikan.
Pada kenyataannya masih terdapat kendala yang dihadapi Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung, sehingga berdampak pada siklus operasional organisasi. Kendala yang muncul diantaranya terdapat beberapa orang
yang bekerja part time di Affiliate Bandung. Menurut Affiliate Program Manager
Bandung hasil kerja staf part time cukup baik, Namun, waktu yang diberikan staf
part time terkadang tidak cukup dan sangat berpengaruh pada kelancaran informasi yang diperlukan. Misalnya saat Affiliate Program Manager
memerlukan informasi, staf part time tidak masuk kantor karena kuliah dan laporan yang ada tidak dipersiapkan terlebih dahulu. Hal tersebut mengganggu
kinerja staf bagian lain yang harus mencari data yang dibutuhkan affiliate program manager.
Affiliate account assistant juga merasakan masalah mengenai laporan yang diberikan oleh community organizer maupun affiliate construction supervisor
dimana seringkali mereka membuat laporan yang tidak tersusun rapih, misalnya
hanya memasukkan seluruh kuitansi pengeluaran dan laporan mengenai home partner ke dalam satu map sesuai dengan job description-nya saja. Ini mengganggu kinerja affiliate account assistant maupun finance officer yang harus merapikan dahulu setiap kuitansi maupun data dari mereka sebelum membuat
7
Universitas Kristen Maranatha
sebagai pertimbangan penilaian kerja terhadap Habitat for Humanity Indonesia
Affiliate Bandung.
Kantor Affiliate Bandung sementara ini sedang dipindahkan ke Pangalengan, untuk memperlancar kerja Habitat for Humanity Indonesia Affiliate
Bandung membangun rumah bagi keluarga yang terkena bencana gempa
Pangalengan. Kantor di Pangalengan terorganisir dengan memisahkan posisi
ruang kerja setiap bagian agar menjadi lebih mudah pengurusan administrasi.
Namun, pada malam hari beberapa ruang kerja menjadi kamar tidur untuk staf,
karena kantor tersebut juga menjadi rumah tinggal semua staf. Berdasarkan
wawancara dengan empat orang staf, tiga staf merasa kurang nyaman dengan
keadaan tersebut. Walaupun terasa kurang ideal sebagai tempat kerja terdapat satu
staf memahami keadaan tersebut. Mereka merasa bahwa organisasi ini lebih
mengutamakan bantuan kepada warga yang kurang mampu, sehingga mereka
tetap semangat bekerja selama kebersihan kantor terjaga.
Pindahnya kantor juga membuat dua orang community organizer
merasakan kelelahan karena harus mengadakan perjalanan yang lebih jauh setiap
hari kerja untuk memperkenalkan organisasi kepada daerah binaan dan
mengawasi saving group daerah binaan sebelumnya agar repay tepat waktu. Dana
repay sangat diperlukan untuk kelancaran operasional affiliate. Sebagian besar dana repay digunakan affiliate untuk membayar gaji staf maupun pekerja bangunan, sisanya disimpan sebagai dana tidak terduga. Kerja operasional akan
terganggu bila terjadi keterlambatan pembayaran gaji, terlebih gaji pekerja
Universitas Kristen Maranatha Affiliate Program Manager Bandung. Keterlambatan penyelesaian pembangunan akan berdampak pada meningkatnya biaya operasional dan melemahkan hasil
kerja di laporan akhir affiliate Bandung. Kerja yang seperti ini sangat mengganggu karena hasil kerja affiliate dinilai dari laporan yang dibuat untuk dipertanggungjawabkan kepada pemberi dana. Dampak terburuk dari menurunnya
hasil kerja affiliate adalah penghentian dana kepada Affiliate Bandung dan akhirnya Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung akan ditutupnya. Oleh karena itu, staf harus cepat dan tepat dalam menyampaikan informasi setiap
harinya sehingga pekerjaan rekan kerja yang membutuhkan informasi dapat lebih
efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
Dengan munculnya kendala seperti itu, Affiliate Program Manager
Bandung berharap agar setiap staf dapat menjalankan tugasnya dengan optimal
serta memahami kemungkinan munculnya kesulitan bagi rekan kerja bagian lain
atas pekerjaannya. Staf diharapkan mampu melaksanakan tugas dan job description secara efektif. Selain itu, staf juga diharapkan memiliki tanggung jawab dan perilaku saling mendukung antar bagian. Dalam hal ini, staf dituntut
mampu bekerja sebagai tim. Kerja sama dan koordinasi yang baik dapat
memudahkan proses operasional pembangunan rumah home partner. Kerja sama tim tidak hanya yang tersirat dalam job description masing-masing bagian saja tapi juga kemauan menolong staf lain secara sukarela tanpa menunggu permintaan
dari atasan untuk memberikan bantuan kepada rekan kerja yang mengalami
9
Universitas Kristen Maranatha
masing–masing, melainkan antar sesama staf dalam bagian staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung. Perilaku membantu yang dilakukan secara sukarela tersebut menurut Organ (2006) adalah Organizational Citizenship Behavior.
Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan perilaku yang dilakukan atas kemauannya sendiri, meskipun tidak secara langsung atau secara
‘eksplisit’ memiliki nilai imbalan, dan apabila dilakukan secara bersamaan akan
berdampak meningkatnya fungsi organisasi secara efektif dan efisien (Organ,
1988 : 3, dalam Organ 2006 :3). Perilaku OCB ini ditujukan kepada seseorang secara langsung tanpa diarahkan oleh job description yang dimilikinya. Dasar dari perilaku OCB adalah perbuatan menolong secara spontan (tanpa ada arahan atau permintaan). Menurut Podsakoff, MacKenzie, Moorman, dan Fetter (1990 dalam
Organ 2006 : 251) OCB memiliki lima dimensi yaitu Altruism, Conscientiousness, Sportsmanship, Courtesy, dan Civic virtue.
Staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung yang melakukan
OCB akan menjalankan tugasnya dengan tanggung jawab serta menampilkan perilaku saling tolong-menolong dan mendukung antar staf. Dalam hal ini,
diperlukan kerjasama untuk menyelesaikan target organisasi, tidak hanya bekerja
sesuai job description-nya, namun juga ada kemauan menolong staf lain secara sukarela (meski tidak tercantum dalam job description). Bantuan dilakukan secara spontan, tanpa mengharapkan imbalan ataupun pujian dari rekan kerja dapat
menghemat energi sumber daya anggota dan memelihara fungsi kelompok.
Universitas Kristen Maranatha
keeratan kelompok, sehingga anggota kelompok tidak perlu menghabiskan energi
dan waktu untuk pemeliharaan fungsi kelompok. Hal tersebut akan membuat staf
Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung bekerja lebih efektif dan optimal.
Perilaku saling membantu sangat dibutuhkan staf Habitat for Humanity
Indonesia Affiliate Bandung agar informasi yang dibutuhkan setiap bagian dapat berjalan lancar, sehingga tidak menghambat kerja dan berdampak pada bagian lain
dalam rutinitas kerjanya. Berdasarkan fakta di atas peneliti ingin melakukan
penelitian mengenai gambaran Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) pada staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung.
1.2Identifikasi Masalah
Seperti apakah gambaran Organizational Citizenship Behavior yang dimiliki staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Masalah
1.3.1 Maksud Penelitian
Memperoleh gambaran mengenai Organizational Citizenship Behavior pada staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
11
Universitas Kristen Maranatha
beserta dimensi-dimensinya yaitu Altruism, Conscientiousness, Sportsmanship, Courtesy, dan Civic virtue.
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Ilmiah
1) Penelitian ini dapat memperkaya wawasan bagi bidang ilmu Psikologi
Industri dan Organisasi terutama dalam hal OCB di organisasi non-profit.
2) Memberi masukan bagi peneliti lain yang tertarik dengan topik serupa
dan dapat mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan
dengan Organizational Citizenship Behavior. 1.4.2 Kegunaan Praktis
1) Memberikan informasi kepada Affiliate Program Manager Bandung mengenai gambaran Organizational Citizenship Behavior staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung. sehingga organisasi dapat melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan Organizational Citizenship Behavior.
2) Melalui informasi mengenai gambaran Organizational Citizenship Behavior yang dimiliki staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate
Bandung dapat digunakan untuk mengembangkan diri agar dapat
Universitas Kristen Maranatha
1.5Kerangka Pemikiran
Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung merupakan salah satu jaringan dari organisasi yang bergerak untuk memberikan kemudahan bagi
keluarga dengan tingkatan ekonomi menengah kebawah untuk memiliki rumah.
Habitat for Humanity memiliki visi setiap orang memiliki tempat tinggal yang layak di seluruh dunia ,serta misi untuk membangun komunitas orang-orang yang
membutuhkan dan merenovasi rumah sehingga disana dapat membangun
komunitas dimana semua orang-orang dapat hidup dan berkembang sesuai
harapan Tuhan. Tujuan organisasi ini adalah mengurangi rumah yang tidak layak
dan yang tidak memiliki tempat tinggal dari muka bumi dengan membangun
rumah yang standar dan layak dihuni. Kerja organisasi dinilai melalui
keberhasilan membangun rumah sesuai dengan yang ditargetkan setiap bulannya.
Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung memiliki dua tipe pembangunan yaitu pembangunan reguler bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah yang mampu membayar bangunan dalam jangka waktu tertentu dan
pembangunan disaster bagi keluarga yang mengalami kerusakan rumah maupun hancur karena bencana. Kerja affiliate dari pemilihan daerah binaan sampai membuat laporan akhir meliputi enam posisi staf di organisasi yaitu affiliate program manager, affiliate construction supervisor, logistic, community organizer, affiliate account asisstant, dan finance officer. Staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung yang memberikan informasi yang lancar dan akurat dalam proses pembangunan rumah, akan membuat pekerjaan
13
Universitas Kristen Maranatha
Perilaku membantu secara sukarela tersebut menurut Organ termasuk
organizational citizenship behaviour (OCB). OCB dapat didefinisikan sebagai perilaku individu yang dilakukan atas kehendaknya sendiri (discretionary), meskipun tidak berkaitan dengan sistem reward formal, dan apabila dilakukan
secara bersamaan akan dapat meningkatkan efisiensi serta efektifitas dari fungsi
organisasi (Organ, 2006 : 3).
OCB merupakan perilaku menolong yang sangat dihargai oleh pemilik maupun rekan kerja dan juga konsumen ketika dilakukan oleh karyawan, dan
memiliki kontribusi yang tidak kalah pentingnya dengan perilaku yang diharuskan
dalam job description. Dalam perilaku OCB terkandung lima dimensi, yaitu
Altruism, Conscientiousness, Sportsmanship, Courtesy, Civic Virtue (Podsakoff, MacKenzie, Moorman, dan Fetter, 1990, dalam Organ, 2006).
Altruism yang merupakan perilaku karyawan yang dilakukan atas kehendaknya sendiri, bertujuan untuk membantu rekan kerja yang nampak sedang
mengalami kesulitan dalam menghadapi pekerjaan dalam kesehariannya. Sebagai
contoh, finance officer membantu menyusun laporan yang diberikan community organizer mengenai data calon home partner kepada affiliate account asssistant.
Conscientiousness yaitu perilaku karyawan yang dilakukan atas kehendaknya sendiri, perilaku tersebut melebihi persyaratan minimal dari peraturan dalam hal
kehadiran, kepatuhan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh organisasi. Perilaku
ini dapat ditunjukkan dengan datang lebih awal daripada jam kerja yang telah
ditentukan atau staf juga sering kali lembur bekerja walaupun mereka tahu bahwa
Universitas Kristen Maranatha Sportsmanship merupakan kesediaan para karyawan yang dilakukan atas kehendaknya sendiri untuk mentoleransi kondisi-kondisi yang kurang ideal tanpa
mengeluh, sedih, marah dan merasa sakit hati karena sesuatu yang benar-benar
terjadi atau sesuatu yang hanya ada dalam bayangannya, dan membesar-besarkan
masalah kecil. Contohnya membantu mencari data yang diperlukan affiliate Program Manager Bandung yang diminta saat staf part time tidak masuk kerja.
Courtesy merupakan perilaku karyawan yang dilakukan atas kehendaknya sendiri, dilakukan guna menghindari terjadinya masalah kerja dengan karyawan-karyawan
lain. Contohnya seorang staf akan memandang bahwa setiap bagian memiliki
peranan penting dan menganggap semua bidang bekerja dalam satu tim kerja.
Civic virtue merupakan perilaku karyawan yang dilakukan atas kehendaknya sendiri, menunjukkan rasa tanggung jawab atau peduli terhadap kelangsungan
hidup organisasi. Contoh perilaku civic virtue adalah staf yang membicarakan kepedulian organisasi terhadap kalangan ekonomi menengah dan bawah untuk
menarik simpati orang, organisasi maupun industri untuk memberikan dana bagi
kegiatan yang dikerjakan Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung.
OCB bisa berkembang pada diri staf Habitat for Humanity Indonesia
Affiliate Bandung dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi OCB adalah karakteristik organisasi, perilaku pemimpin, karakteristik tugas, karakteristik kelompok, dan konteks
budaya. Karakteristik organisasi terkait formalisasi dan infleksibilitas..
Formalisasi adalah suatu keadaan dimana organisasi secara jelas memberikan
15
Universitas Kristen Maranatha
kemungkinan. Sedangkan infleksibilitas organisasi didefinisikan sebagai keadaan
dimana organisasi secara teguh memegang aturan-aturan dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan (Hall, 1991, dalam Organ 2006 : 122). Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung memiliki formalisasi dan infleksibilitas yang tinggi, dimana organisasi memiliki aturan yang formal dan baku, serta
diterapkan secara kaku.
Formalisasi dapat mempengaruhi persepsi staf Habitat for Humanity
Indonesia Affiliate Bandungterhadap ‘fairness’ dari prosedur. Aturan yang formal memberikan gambaran tentang harapan Habitat for Humanity Indonesia Affiliate
Bandung, dan infleksibilitas memberikan gambaran bahwa setiap staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung memiliki tanggung jawab yang sama sesuai tugasnya, dengan demikian dapat meningkatkan kepuasan, komitmen dan
mengurangi ketidakjelasan dan konflik peran.
Karakteristik pemimpin memperlihatkan sejauh mana pemimpin dapat
mempengaruhi motivasi, kemampuan, atau kesempatan karyawan melaksanakan
OCB melalui perilaku pemimpin itu sendiri atau melalui perhatian khusus pada lingkungan karyawan (Organ, 2006 : 93). Affiliate Program Manager Bandung selaku pemimpin tertinggi memiliki tugas utama untuk mengawasi jalannya
pekerjaan yang dilakukan affiliate Bandung. Affiliate Program Manager
menganut servant leadership dimana pemimpin tidak ragu untuk melakukan pemeliharaan, perlindungan dan pemberdayaan kepada stafnya. Apabila staf
mengalami kesulitan, pemimpin akan membantu stafnya. Hal ini akan
Universitas Kristen Maranatha
Karakteristik berikutnya yang mempengaruhi OCB adalah karakteristik tugas. Bagaimanapun juga, jenis dari pekerjaan dan tugas dapat melengkapi suatu
pemahaman (e.g., Dunham,1979; Griffin, 1982; Hackman & Oldham, 1975; Sims
& Szilagyi, 1976, dalam Organ 2006 : 109). Karekteristik yang muncul
diantaranya task identity adalah nilai yang dimiliki suatu pekerjaan menyangkut penyelesaian secara menyeluruh dan identifikasi terhadap suatu tugas mulai dari
proses awal hingga hasil yang diprediksi sebelumnya. Affiliate Program Manager
Bandung mengharapkan penyelesaian secara menyeluruh dan identifikasi tugas
sejak proses awal sampai akhir.
Task autonomy adalah suatu tugas yang dianggap penting sehingga seseorang mengatur jadwal untuk tugas tersebut secara khusus, memilih
perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengerjakannya, dan memutuskan prosedur
yang akan digunakan dalam pengerjaannya. Setiap staf Habitat for Humanity
Indonesia Affiliate Bandung mendapat kebebasan pada mengatur proses pembangunan rumah home partner dan repay. Task feedback adalah aktivitas kerja dimana hasil kerja seseorang diinformasikan secara objektif, langsung dan
jelas mengenai efektifitas performance kerjanya. Setiap staf Habitat for Humanity
Indonesia Affiliate Bandung membuat self-rewarding atas hasil kerja yang telah dilakukan melalui penilaian terhadap hasil kerjanya sendiri. Task significance
adalah nilai pekerjaan yang menyangkut dampak penting suatu pekerjaan
berhubungan dengan rekanan sekerja atau di luar organisasi. Setiap pekerjaan
yang dilakukan staf berdampak pada dalam organisasi maupun luar organisasi.
17
Universitas Kristen Maranatha
meningkatkan OCB dengan meningkatkan persepsi staf Habitat for Humanity
Indonesia Affiliate Bandung terhadap arti pekerjaannya atau kepuasannya dalam pekerjaannya.
Karakteristik lain yang berpengaruh adalah karakteristik kelompok.
Terdapat beberapa karateristik kelompok yang diharapkan dapat mempengaruhi
OCB: group cohesiveness, team-member exchange, group potency, dan perceived team support (Organ, 2006 : 116). Karakteristik yang muncul adalah group potency yaitu kolektif belief dari suatu kelompok bahwa kelompok menjadi efektif. Staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung memiliki kepercayaan bahwa mereka akan mencapai goal, maka akan ada kesediaan untuk saling membantu, menampilkan sportmanship dan sikap loyal terhadap karyawan lainnya. staf Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung yakin bahwa staf
Affiliate Bandung peduli dan menghargai setiap pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga staf diharapkan mampu memberikan komitmen yang tinggi terhadap
organisasi. Staf yang menerima dukungan dari rekan kerja Affiliate Bandung akan cenderung untuk memperlihatkan perilaku kerja yang sama. Menurut Bishop
(2000, dalam Organ 2006 : 121) komitmen kepada kelompok akan berdampak
terhadap percieved team support dalam OCB.
Konteks budaya juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi OCB. Menurut Hofstede (1984, dalam Organ 2006 : 133) budaya individualism
memiliki karakteristik individu yang memikirkan diri dan keluarganya, namun
Universitas Kristen Maranatha out-groups dan berharap anggota in-group dapat memperlihatkan tanggung jawab dan loyalitas yang mutlak kepada in-group-nya. OCB akan lebih cenderung dimunculkan pada masyarakat yang mempunyai budaya collectivisme daripada masyarakat yang individualisme. Power distance dan strata sosial juga akan mempengaruhi kemunculan OCB. Pada masyarakat Indonesia yang terbiasa memberlakukan strata sosial, maka perilaku yang dipersepsi tidak adil, masih
dapat diterima, sehingga OCB masih mungkin dimunculkan. Sebaliknya pada bangsa yang tidak memberlakukan strata sosial, perlakuan tidak adil tidak dapat
diterima, sehingga menghambat munculnya OCB.
Faktor eksternal tersebut akan berpengaruh pada OCB individu tergantung kepada penghayatan individu untuk menyesuaikan diri dengan berbagai faktor
internal dalam dirinya. Faktor internal tersebut adalah personality dan morale.
Personality dalam kaitannya OCB diuraikan melalui the Big Five frame of personality oleh McCrae dan Costa (1987) yaitu openness to experience,
conscientiousness, neuroticism atau emotional stability, extraversion, dan
agreeableness.
Trait pertama adalah openness to experience yaitu kepribadian dimana orang yang lebih suka berpegang pada hal-hal yang tidak konvensional dan tidak
resisten terhadap perubahan. Staf dengan sifat openess menonjol mempunyai rasa ingin tahu akan hal-hal baru yang dapat membuatnya cepat tanggap terhadap
lingkungan pekerjaannya. Staf tersebut dapat bersikap lebih terbuka terhadap
perubahan yang diadakan organisasi. Sifat ini tidak memiliki relasi yang dapat
19
Universitas Kristen Maranatha
positif yang didapat Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung dan menanggapi secara positif perubahan yang diperbuat oleh organisasi, maka dapat
dikatakan karyawan yang memiliki sifat openness to experience menonjol berpeluang untuk menampilkan civic virtue.
Trait yang kedua adalah conscientiousness. Conscientiousness mengarah kepada sifat terencana, disiplin diri, dan ketekunan. Staf didapat Habitat for Humanity Indonesia Affiliate Bandung yang memiliki skor conscientiousness
tinggi akan menampilkan perilaku dari dimensi civic virtue, seperti memiliki ketepatan waktu, absensi yang baik dan selalu menaati peraturan (Organ, 2006 :
82).
Trait ketiga adalah neuroticism atau emotional stability. Neuroticism atau emotional stability adalah kestabilan emosional tidak mudah marah-marah, cemas, bebas dari negative feeling. Staf yang mempunyai emosi tidak stabil akan terpaku pada masalahnya sendiri, baik masalah yang nyata maupun masalah yang hanya
dalam bayangan, sehingga tidak sempat memperhatikan masalah orang lain,
dengan demikian akan mengurangi peluang munculnya OCB. Dengan kondisi eksternal yang ada di organisasi dan mengenai dari personality dari staf, maka staf menjadi mau untuk menyesuaikan dirinya dengan organisasi. Trait keempat adalah extraversion, yaitu indvidu yang memiliki karakter bersemangat, mempunyai tendensi untuk mencari stimulasi, menikmati kebersamaannya dengan
orang lain, senang bicara dan responsif terhadap lingkungan.