• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. BAB III BUAT RAPAT AKHIR HASIL REVISI REVIU 28 MARET 16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "7. BAB III BUAT RAPAT AKHIR HASIL REVISI REVIU 28 MARET 16"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-1 A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Dalam mengukur capaian kinerja, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

membandingkan antara realisasi capaian dengan target yang telah ditetapkan dalam

perjanjian kinerja Tahun 2015. Perjanjian kinerja dimaksudkan untuk menilai

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

rencana tahunan. Perjanjian kinerja mencakup penilaian indikator kinerja sasaran yang

tertuang dalam formulir perjanjian kinerja yang didasarkan pada target dan realisasi

dengan satuan pengukuran dalam bentuk prosentase, indeks, rata-rata, angka dan

jumlah. Prosentase pencapaian dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi realisasi

menggambarkan tingkat capaian yang semakin baik. Penghitungan prosentase capaian

perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi, dalam kondisi:

1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik,

maka digunakan rumus sebagai berikut :

2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka

digunakan rumus sebagai berikut :

Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015

berdasarkan hasil pengukurannya diatas dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai

berikut :

BAB III

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

% Pencapaian Kinerja = Target – (Realisasi – Target)

Target x 100%

% Pencapaian Kinerja = Realisasi

(2)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-2 Tabel III.1

Pengukuran Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2015

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1

Tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota

1

Persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara

1 Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

PMDN : 12,15 triliun PMDN : 15,51 triliun

89,64 PMA : 55.62 triliun PMA : 45,24 triliun

2 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)

PMDN : 96 proyek PMDN : 316 proyek

330,5 PMA : 1.350 proyek PMA : 4.463 proyek

3 Tersedianya fasilitas internet secara merata di ruang public 1

Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun

pemanfaatan ruang kota yang kosisten

1 Persentase rencana bangunan

gedung yang lulus sidang Tim Ahli 100% 100% 100

2 Persentase pembongkaran bangunan yang tidak sesuai

50% / 1756 bangunan (50% dari total Surat Perintah

Membongkar Sendiri : 3.512 bangunan)

28% / 986 bangunan 56

6

Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang

1 Panjang lintasan busway - - 100

2 Jumlah penumpang busway 337.000/hari 280.322 /hari 83,18

3 Headway busway rata-rata 9 menit - -

7

Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota

1 Luas jalan yang terbangun 24.192 m2 18.558 m2 76,71

2 Jumlah jembatan yang terbangun 1 jembatan 5 jembatan 500

3 Persentase luas jalan dalam

kondisi baik 97.20% 97,56% 100,37

(3)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-3

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

8

Tersedianya sistem tata air yang optimal dalam mendukung upaya pengendalian banjir, banjir rob dan dampak perubahan iklim lainnya

1 Jumlah sumur resapan (injection

well) waduk yang terbangun 4 sumur resapan 6 sumur resapan 150

2 Jumlah titik genangan jalan

arteri/kolektor 0 95 titik -

3 Panjang pengaman pantai yang

terbangun 1.500 meter 1950 meter 130

9 Tersedianya pengelolaan air limbah domestik secara optimal 1

Persentase fasilitas terbangun

1 Cakupan pelayanan air minum

perpipaan 62% 62,08% 100,13%

11

(4)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-4

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

12

Berkurangnya pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota Jakarta

1

Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca dari bussiness as usual (BAU) dengan baseline emisi GRK tahun 2005

6% 9,60% 160%

2 Persentase status mutu air tercemar berat di :

2 Jumlah organisasi masyarakat

peduli bencana/Balakar 2.800 orang 1.444 orang 51%

14

Tersedianya rumah layak dan terjangkau untuk semua kelompok masyarakat

1 Persentase jumlah kebutuhan

tempat tinggal yang terpenuhi 25% dari 8.000 unit 2.478 unit 123,9%

15 ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta

1 Rasio ruang terbuka hijau

terhadap luas daratan 10.56% (5 hektar hutan kota) 4,16% 39,4%

2 Rasio ruang terbuka biru

(5)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-5

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

17 Berkembangnya budaya kota

multikultur yang berbasis komunitas 1

Jumlah event seni budaya yang diselenggarakan oleh sanggar budaya binaan

86 event 32 event 37,21%

18 Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta 1

Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepulauan Seribu

40 lokasi pusat kebudayaan 21 lokasi pusat

kebudayaan 52,50%

19

Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota antar suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)

1 Berkurangnya potensi konflik di

kalangan masyarakat 16 konflik 13 konflik 118,75%

2 Indeks demokrasi 8,98 84,70 103,32%

21

Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum

1 Jumlah lokasi rawan ketertiban

umum 19 lokasi 21 lokasi 110,53%

22

Meningkatnya penataan kelembagaan yang tepat ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih

1 Indeks efektivitas pemerintahan 0,3 - -

23 Meningkatnya SDM yang sesuai

dengan kompetensinya 1

24 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel 1

Opini BPK dan publik terhadap

pengelolaan keuangan daerah WTP WDP 75%

25 Pelayanan publik yang prima pada

(6)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-6

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

26

Meningkatnya pelayanan pajak dan pelayanan perizinan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi

1 Sistem pelayanan perizinan terpadu secara online

1) sistem jaringan online 2) Badan Perizinan Terpadu 3) 7.205 pemohon perizinan tingkat kepuasan masyarakat 91.89%

1) Sudah 2) Sudah 3) 4.138.021 (318

outlet) 140,33%

2 Sistem pelayanan pajak online

(non Kendaraan bermotor) 10.445 WP 5.238 WP 50,15%

27 Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan bagi semua masyarakat

1 Angka melek huruf 99.95% 99,59% 99,63%

2 Angka rata-rata lama sekolah 11,55 Tahun 11,89 tahun 102,94%

28 Meningkatnya akses dan kualitas kesehatan masyarakat

1 Angka kematian Ibu 40 per 100.000 kelahiran hidup

56,54 per 100.000

kelahiran hidup 58,65%

2 Angka kematian bayi 7,3 bayi per 1000 kelahiran hidup

4,61 bayi per 1000

kelahiran hidup 136,85%

3 Angka usia harapan hidup 76,60 Tahun 74,04 96,65%

29 Meningkatnya jumlah pasangan usia

(7)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-7 Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran kinerja diatas dilakukan evaluasi dan

analisis pencapaian kinerja yang dapat digunakan sebagai ingormasi yang transparan

mengenai sebab tercapai maupun tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan.

Adapun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara bertahap dan konsisten telah berupaya

untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 29 (dua puluh sembilan) sasaran

strategis dan 47 (empat puluh tujuh) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan

dalam maupun IKU (Indikator Kinerja Utama) dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Adapun narasi pada masing-masing sasaran strategis Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya Ruang Untuk Ekonomi Informal Pada Kawasan

Perkantoran Dan Perniagaan Kota

Analisis struktur ekonomi menunjukkan bahwa dominasi terbesar masih pada

sektor perdagangan dan jasa, bahkan porsinya mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Pemerintah berusaha meningkatkan iklim yang kondusif bagi

berkembangnya koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan

sehingga tercipta koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan

yang mandiri yang dapat menyerap angkatan kerja melalui pelaksanaan

program-program kerja yang telah disusun. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

menetapkan suatu sasaran, yaitu:

“Tersedianya ruang untuk pedagang informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota”.

Sasaran tersebut diturunkan ke dalam indikator kinerja Dinas Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

sebagai persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara. Berdasarkan persentase kenaikan luas ruang.

Capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar -11,12%. Indikator kinerja sasaran,

target, realisasi dan capaian kinerjanya dalam tahun 2015, diuraikan dalam tabel

(8)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-8 Tabel III.2

capaian indikator persentase peningkatan luas ruang pedagang kaki lima di lokasi binaan dan lokasi sementara

No Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian

1

Persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara

9,09% -2,22% -24,42

Rata – rata capaian kinerja -24,42%

Target Tahun 2015 sebesar 9,09% didapat dari target luasan pada

penetapan kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan target luasan pada RPJMD

2013-2017. Luas ruang untuk pedagang kaki lima di tahun 2012 sebesar 77.060

m2 dijadikan dasar perhitungan untuk penambahan di tiap tahunnya. Sehingga

target luas ruang untuk tahun 2015 sebesar 7.005m2 dibagi 77.060m2 = 9,09%.

Pada tahun 2015 luas ruang untuk pedagang kaki lima di lokasi binaan dan

lokasi sementara hanya mencapai 158.348 m2 atau mengalami penurunan sebesar 2,22% dari tahun 2014 yang sebesar 162.816 m2, hal ini disebabkan dihapusnya lokasi sementara karena dikembalikan fungsinya untuk fasilitas umum

dan fasilitas sosial. Selain itu, dua kegiatan pembebasan lahan untuk penataan

PKL di Kalisari dan Jatinegara Kaum yang telah direncanakan sebelumnya, tidak

dapat terealisasi karena lahan tersebut sudah laku terjual kepada pihak lain.

Untuk mencapai indikator kinerja sasaran tersebut telah dilaksanakan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Koperasi dan UMKM senilai

Rp. 24.512.548.698,- atau sebesar 42% dari Rp. 58.668.508.307,- Dalam rangka

penyediaan ruang bagi sektor informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan

kota, pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha untuk meningkatkan luas ruang

untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat mendukung terlaksananya hal

tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi,

Usaha Mikro dan Menengah serta Perdagangan sebagai leading sector di bidang

(9)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-9 a. Rehab Lokasi Binaan Rorotan

b. Rehab Lokasi Binaan Munjul

c. Perawatan Lokasi Binaan Muria Dalam

d. Perawatan Lokasi Binaan Jln. Nusa I

e. Perawatan Lokasi Binaan Cililitan

2. Meningkatnya Investasi Ekonomi Kota Yang Mendorong Penciptaan Lapangan Kerja Dan Tumbuhnya Kelembagaan Ekonomi Lokal

Pengembangan investasi merupakan komponen yang sangat penting dalam

daerah. Upaya penataan dan pengembangan percepatan investasi merupakan hal

yang penting untuk dilakukan dengan melalui peningkatan kualitas pelayanan dan

fasilitas penanaman modal, menjaga harmonisasi dan koordinasi dibidang

penanaman modal, dan meningkatkan kontribusi PAD untuk mendukung APBD.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu sasaran, yaitu:

Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal”.

Sasaran meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan

lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal diukur dengan IKU “nilai investasi berskala nasional serta jumlah investor berskala nasional”, dengan capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 210,07%. Indikator kinerja

sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel III.3

Capaian IKU Nilai Investasi dan jumlah Investor berskala nasional No Indikator Kinerja Target Realisasi % 1 Nilai investasi berskala nasional

(PMDN/PMA)

67,77 Trilliun

60,75 Trilliun

89,64%

2 Jumlah Investor berskala nasional (PMDN/PMA)

1.446 Proyek

4.779 Proyek

330,50%

Rata-rata capain kinerja 210,07%

Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan berbagai program dan kegiatan

(10)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-10 disediakan dengan sumber daya manusia sebanyak 22 OH. IKU nilai investasi

berskala nasional tidak mencapai target yang ditetapkan, namun jumlah investor

berskala nasional melampaui target yang ditetapkan.

Berdasarkan nilainya, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA)

tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Rp. 2,11 Triliun (US$ 168,80 juta) atau

95,54% dari tahun 2014 sebesar Rp. 47,35 Triliun (US$ 3.788 juta) menjadi

sebesar Rp. 45,24 Triliun (US$ 3.619,2 Juta) pada tahun 2015. Begitu pula dengan

realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2015, menurun

sebesar Rp. 2,30 Triliun atau 87,09% dari tahun 2014 sebesar Rp. 17,81 triliun

menjadi Rp. 15,51 Triliun pada tahun 2015.

Bila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2017 sebanyak Rp.

13,97 Triliun untuk PMDN dan Rp. 63,94 Triliun untuk PMA, maka realisasi sampai

dengan tahun 2015 untuk PMDN sudah mencapai target akhir Renstra, namun

untuk PMA baru mencapai 70,75%. Sedangkan berdasarkan jumlah investor,

realisasi jumlah investor Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2015 mengalami

peningkatan sebesar 664 proyek atau 17,48% dari tahun 2014 sebesar 3.799

proyek menjadi sebesar 4.463 proyek pada tahun 2015.

Begitu pula dengan realisasi jumlah investor Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) tahun 2015, meningkat sebesar 149 proyek atau 89,22% dari

tahun 2014 sebesar 167 proyek menjadi 316 proyek pada tahun 2015. Bila

dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2017 sebanyak 100 proyek untuk

PMDN dan 1.500 proyek untuk PMA, maka realisasi sampai dengan tahun 2015

sudah mencapai target akhir renstra.

(11)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-11 Grafik III.1

Target dan Realisasi Investasi Provinsi DKI Jakarta

Grafik III.2 Inventasi PMDN

Untuk mencapai sasaran meningkatnya minat investasi di DKI Jakarta

dilakukan Program Peningkatan Kinerja BUMD dan Program Peningkatan

Investasi dengan melakukan beberapa kegiatan penting mendukung pencapaian

(12)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-12 a. Pengelolaan Data BUMD dan Penanaman Modal. Tujuan dari kegiatan ini

adalah :

1) Peningkatan Koordinasi dan Komunikasi data investasi antar instansi baik

di tingkat Daerah maupun tingkat Pusat;

2) Peningkatan Koordinasi dan Komunikasi data investasi antar bidang di

dalam Organisasi Kerja BPBUMD dan PM Provinsi DKI Jakarta;

3) Pengolahan data yang akurat, tepat, sehingga tersaji informasi yang

lengkap dan berkesinambungan;

4) Peningkatan sumber informasi peluang investasi bagi investor dan calon

investor yang akan menanamkan modalnya di Provinsi DKI Jakarta;

5) Peningkatan Informasi Pelayanan kepada masyarakat khususnya dunia

usaha.

b. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Data Penanaman Modal. Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk melakukan pengelolaan data penanaman modal

melalui satu system aplikasi data penanaman modal yang sudah

disempurnakan sehingga mudah untuk digunakan.

c. Sinkronisasi Data Investasi di Provinsi DKI Jakarta. Tujuan dari kegiatan ini

adalah :

1) Adanya validasi data penanaman modal baik dari PMA/PMDN maupun

PMDN Non Fasilitas di DKI Jakarta;

2) Memahami berbagai hambatan dalam pengumpulan dan penyaluran data

investasi.

Penyusunan Profil Investasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

melengkapi bahan dalam pengambilan keputusan bagi para pemangku

kepentingan (Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta maupun pelaku usaha,

(13)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-13

3. Tersedianya Fasilitas Internet Secara Merata Di Ruang Publik Jakarta sebagai kota yang merupakan simpul (hub) dalam kegiatan

perekonomian regional dan internasional harus memiliki daya saing yang handal

sehingga diperlukan strategi yang tepat melalui penyediaan infrastruktur yang

memadai, sumber daya yang berkualitas, manajemen pengelolaan kota yang

efektif, optimalisasi pasar yang akan memperkuat daya beli masyarakat dan

peningkatan daya tarik kota. Untuk itu diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia

usaha, dan masyarakat yang dilandasi dengan visi yang jauh ke depan, terukur,

dan memperhatikan konstelasi persaingan kota lingkup global sehingga kota

Jakarta dapat berperan dalam kerangka regionalisasi ekonomi.

Untuk menjadi kota internasional yang kompetitif, Jakarta perlu membangun

infrastuktur telematika yang maju, modern dan handal. Penggunaan telematika

sebagai tulang punggung pembangunan Jakarta menjadi kota pintar yang

memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup, meminimalisasi

dampak sosial dan lingkungan serta penggunaan energi yang bijaksana dan

ramah lingkungan.

Pendayagunaan Telematika akan sangat mendukung efektivitas dan efisiensi

kegiatan ekonomi kota, terutama pada sektor transportasi,logistik, dan juga sektor

lainnya termasuk pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan berupaya

menyediakan fasilitas internet di ruang publik yang dapat diakses warga secara

mudah dan bebas biaya. Sampai dengan saat ini titik jaringan wifi yang dapat di

akses masyarakat adalah 216 titik dimana 27 titik di Balaikota, 61 titik di wilayah

Jakarta Utara, 25 titik di wilayah Jakarta Pusat, 15 titik di wilayah Jakarta Timur, 60

titik di wilayah Jakarta Barat, 10 titik di wilayah Jakarta Selatan, 18 titik di wilayah

kepulauan seribu yang dibangun dengan APBD.

(14)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-14 Sasaran Tersedianya Fasilitas Internet Secara Merata Di Ruang Publik diukur dengan IKU “Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 173%.

Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi, dan capaian kinerjanya dalam

tahun 2015 diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel III.4

Capaian IKU Jumlah Titik Jaringan Wifi

No Indikator Kinerja Target Realisasi 2015 Capain % 1 Jumlah titik jaringan wifi dengan

kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun 25 titik 216 titik 173

Realisasi jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang

terbangun tahun 2015 sebanyak 216 titik mengalami peningkatan sebesar 36 titik

atau 20% dari tahun 2014 sebesar 180 titik. Perkembangan jumlah titik jaringan

wifi dari 2012 sampai dengan 2015 sebagai berikut:

Tabel III.5

Capaian IKU Perkembangan jumlah titik jaringan wifi 2012 sampai dengan 2015

Indikator Kinerja Kondisi awal (2012)

Realisas i (2013)*

Realisasi

(2014)* Realisasi (2015)*

Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun

42 titik 60 titik 180 titik 216 titik

*akumulasi

Adapun lokasi Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps

tersebut terletak di Balaikota sebanyak 27 titik, 61 titik di wilayah Jakarta Utara, 25

titik di wilayah Jakarta Pusat, 15 titik di wilayah Jakarta Timur, 60 titik di wilayah

Jakarta Barat, 10 titik di wilayah Jakarta Selatan, 18 titik di wilayah Kepulauan

Seribu yang dibangun dengan APBD. Untuk mencapai sasaran tersebut Dinas

Komunikasi, Informatika dan Kehumasan menjalankan Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi senilai

Rp. 64.852.717.086,- atau sebesar 74% dari Rp. 87.385.789.901,-

Dalam rangka penyediaan fasilitas internet yang merata di ruang publik,

(15)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-15 kecepatan 10 Mbps dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat

mendukung terlaksananya hal tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan sebagai leading

sector di bidang ini antara lain :

a. Sewa Sarana Telekomunikasi Data

b. Pengembangan Teknologi Jaringan Komunikasi

c. Pengelolaan Pengamanan Jaringan Komunikasi Data

d. Pengelolaan Jaringan Komunikasi Data

4. Tersedianya Infrastruktur Energi Dan Kelistrikan Untuk

Mendukung Pembangunan Kota

Sasaran strategis tersedianya Infrastruktur Energi dan Kelistrikan untuk

Mendukung Pembangunan Kota merupakan bagian dari Indikator Kinerja Dinas

Perindustrian dan Energi. Indikator tersebut berada pada Bidang Pengelolaan

Energi namun kewenangan pengelolaannya masih dimiliki oleh Pemerintah Pusat

sehingga pelaksanaannya dikerjakan oleh Pemerintah Pusat dan BUMN.

Dalam mencapai terkoordinasinya pembangunan SPBG bukan hanya

dihasilkan dari entitas SPBG yang terbangun namun juga dicapai dari SPBG yang

beroperasi serta juga dicapai dari beroperasinya MRU (Mobile Refueling Unit) di

beberapa lokasi. Walaupun MRU memilki kapasitas yang lebih kecil dari SPBG

namun dapat berfungsi sebagai SPBG berjalan (mobile) yang dapat

mempermudah akses mendapatkan gas transportasi di Jakarta khususnya di pusat

Jakarta dimana untuk pembangunan SPBG terkendala oleh ketersediaan lahan

dan tapping pipa ga yang terbatas.

Terkoordinasinya pembangunan SPBG melalui beroperasinya SPBG

sebanyak 14 SPBG dan berproses pembangunan dan/atau perizinan

pembangunan sebanyak 8 SPBG serta beroperasinya MRU (Mobile Refueling

Unit) sebanyak 6 MRU sehingga total SPBG di Provinsi DKI Jakarta berjumlah 28

(16)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-16 Tabel III.6

Capaian IKU tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan dalam pembangunan kota

No Sasaran Strategis Indikator

Kinerja

Target Realisasi 2015

%

1 tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan untuk mendukung pembangunan kota

1 jumlah SPBG 22 SPBG 28 SPBG 127%

Jumlah SPBG yang beroperasi di tahun 2015 sebanyak 28 SPBG

mengalami kenaikan 75 % atau sebanyak 12 SPBG bila dibandingkan dengan

jumlah yang beroperasi di tahun 2014 yaitu 16 SPBG. Untuk melaksanakan

program tersebut Dinas Perindustrian dan Energi menggunakan Dokumen

Anggaran Pelaksanaan Dinas pada tahun 2015 dengan pagu anggaran

Rp1.592.514.000,- dengan capaian realisasi Rp938.300.000,- atau 58,92%.

Sedangkan program yang telah dilaksanakan adalah program perencanaan

perindustrian dan energi dengan kegiatan penyusunan masterplan jaringan pipa

gas, mini power plant, SPBG dan MRU.

5. Terlaksananya Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Yang

Konsisten

Pembangunan kota seringkali dihadapkan pada masalah keterbatasan lahan,

sementara kebutuhan pembangunan terus meningkat. Pemanfaatan ruang kota

seringkali melebihi kapasitas daya dukungnya dan tidak sesuai dengan rencana

tata ruang yang ada. Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan

penataan ruang adalah peningkatan efektivitas RTRW sebagai instrumen

pembangunan yang secara konsisten digunakan untuk mewujudkan ruang kota

yang aman, nyaman dan berkualitas.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu sasaran, yaitu “Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten”.

(17)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-17 persil”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 78%. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam

tabel berikut:

Tabel III.7

Capaian IKU Persentase rencana bangunan gedung lulus sidang TIM ahli dan pelanggaran gedung yang ditertibkan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Persentase rencana bangunan gedung

yang lulus sidang Tim Ahli 100% 100% 100

2 Persentase pelanggaran bangunan gedung yang ditertibkan 50% 28% 56

Rata-rata capaian kinerja 78 Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan beberapa program yaitu program

Pemberdayaan komunitas penyelenggaraan bangunan gedung, Program

Perencanaan Tata Ruang dan Program Pengawasan dan Penertiban Bangunan

senilai Rp8.462.490.000,- atau 89,87% dari Rp9.415.372.000,- anggaran yang

disediakan. Kegiatan terkait dengan pencapaian indikator kinerja utama tersebut

antara lain Pelaksanaan Sidang Konsultasi Bidang Perencanaan Bangunan

Gedung oleh Tim Ahli (TPAK, TPKB dan TPIB) dan Pengenaan Sanksi

Pelanggaran Bangunan Gedung dan Bangunan di lima (5) wilayah Kota

Administrasi dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Dari sebanyak 92 rencana bangunan yang telah diterbitkan nota persetujuan

teknis pada tahun 2015 semuanya telah lulus sidang ahli pada tahun 2015 atau

tercapai 100%, sedangkan jumlah bangunan yang dibongkar karena melanggar

persil pada tahun 2015 sebanyak 986 dari jumlah Surat Perintah (SP)

membongkar sendiri oleh pemilik bangunan sebanyak 3.512 sehingga mencapai

28%.

Realisasi Persentase rencana bangunan gedung yang lulus sidang Tim Ahli

tahun 2015 sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar

100%, sehingga tidak ada penurunan/kenaikan. Dengan demikian realisasi tahun

(18)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-18 Realisasi Persentase pelanggaran bangunan gedung yang ditertibkan tahun

2015 sebesar 56%, dibandingkan tahun 2014 sebesar 31%, maka terdapat

peningkatan sebesar 44%. Sedangkan target pada akhir periode Renstra tahun

2017 adalah 70%, sehingga masih ada target 14% yang harus dipenuhi hingga

akhir target Renstra tahun 2017.

Hambatan tidak tercapainya target karena masih terdapat permasalahan

pelayanan yaitu :

a. Belum optimalnya pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penyelenggaraan

bangunan gedung, disebabkan :

1) Keterbatasan jumlah SDM dalam melaksanakan pengenaan sanksi

terhadappelanggaran penyelenggaraan bangunan gedung;

2) Harga satuan biaya bongkar yang tidak sesuai dengan risiko dan

kondisi prakteknya dilapangan;

3) Belum tersedianya tatalaksana pelaksanaan penegakan hukum

terhadap pelanggaran penyelenggaraan bangunan gedung termasuk

pelaksanaan penyidikan oleh PPNS.

b. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap peraturan penyelenggaraan

bangunan gedung yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,

disebabkan :

1) Ketidaktahuan masyarakat terhadap informasi Rencana Tata Ruang

Wilayah;

2) Ketidaksiapan Pemerintah Daerah dalam membebaskan lahan milik

masyarakat yang terkena Rencana Tata Ruang Wilayah.

6. Tersedianya Sistem Transportasi Perkotaan Yang Terpadu Dan Memadai Untuk Melayani Pergerakan Orang Dan Barang

Untuk memenuhi tingginya kebutuhan perjalanan masyarakat DKI Jakarta

dibutuhkan peningkatan infrastruktur dan penambahan sarana transportasi umum

perkotaan sebagai upaya utama dalam mengatasai permasalahan kemacetan.

(19)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-19 layanan angkutan umum massal melalui sistem Bus Rapid Transit yang

berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur maka Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta memberikan subsidi kepada PT. Transportasi Jakarta sesuai dengan

Peraturan Gubernur Nomor 3 tahun 2015 tentang Pemberian Subsidi yang

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah kepada

PT. Transportasi Jakarta dalam rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan publik.

Untuk menjaga kualitas layanan transportasi angkutan massal maka melalui

Program Perencanaan Daerah Tingkat SKPD dengan kegiatan Survei Capaian

SPM Transjakarta dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.978.148.782,- namun

demikian kegiatan yang semula direncanakan oleh pihak ketiga ini gagal lelang

akibat tidak ada peserta yang mendaftar, sehingga untuk melakukan pengawasan

dan verifikasi terhadap nilai atau besaran subsidi yang akan diberikan ke

PT. Transportasi Jakarta dilakukan penilaian capain SPM dan Verifikasi oleh tim

yang dibentuk sesuai Peraturan Gubernur sebagaimana tersebut dimaksud di atas.

Untuk capaian indikator kinerja dengan target jumlah penumpang yang

menggunakan bus transjakarta sebanyak 337.000 pnp/hari yang dapat

dilayani/terangkut, sedangkan realisasi jumlah yang penumpang yang dapat

dilayani/terangkut hanya sebanyak 280.322 pnp/hari atau 83,18%.

Sesuai dengan sasaran kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja

yaitu tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai telah

ditetapkan beberapa target capaian indikator kinerja antara lain panjang lintasan

busway, jumlah penumpang yang dapat dilayani/terangkut menggunakan bus

transjakarta dan headway busway. Capain realisasi atas target yang telah

ditetapkan dapat terlihat daro tabel berikut:

Tabel III.8

Capaian IKU Panjang Lintasan Busway, Jumlah Penumpang Busway dan Headway Busway rata-rata

No Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Panjang lintasan busway - - 100 2 Jumlah penumpang busway 337.000 org/hari 280.322 pnp/hari 83,18 3 Headway busway rata-rata 9 menit 14.2 menit 57,77

(20)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-20

7. Tersedianya Jaringan Jalan Dan Jembatan Dengan Kualitas Yang Mantap Untuk Melayani Sirkulasi Dari/Ke Dalam Kota

Pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan jumlah kendaraan setiap

tahunnya menunjukkan tingkat mobilitas masyarakat semakin tinggi. Guna

menopang tingginya mobilitas yang diharapkan akan mendorong laju pertumbuhan

ekonomi, diperlukan dukungan infrastruktur yang baik diantaranya jalan, jembatan,

fly over/underpass serta kebijakannya.

Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia yang memiliki tingkat intesitas

ekonomi dan juga tingkat stress yang tinggi, hal ini dikarenakan hampir setiap hari

terjadi kemacetan lalu lintas. Intensitas serta volume pertambahan produksi

kendaraan baru memberi sumbangsih terhadap kemacetan lalu lintas di Jakarta.

Pertumbuhan kendaraan yang besar di Jakarta dan tidak diimbanginya

pembangunan/peningkatan infrastruktur seperti penambahan jalan tidak akan

mampu menanggulangi kemacetan yang ada di Jakarta.

Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu sasaran, yaitu : “Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota”.

Sasaran tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang

mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota diukut dengan Indikator Kinerja

Sasaran yang tertuang dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017.

a. Luas Jalan yang terbangun

b. Jumlah jembatan yang terbangun

c. Persentase luas jalan dalam kondisi baik

Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan

dalam tabel berikut :

Tabel III.9

Capaian sasaran strategis tersedia jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota

No Sasaran Strategis IKU Target Realisasi % 1 tersedianya jaringan

jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk

1 luas jalan yang terbangun

24.192 m2 18.558 m2 76,7

2 jumlah jembatan yang

(21)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-21

Rata-rata capaian kinerja 225.69

Tabel III.10

Jumlah jalan terbangun, jumlah jembatan dan presentase luas jalan No Indikator Sisi Timur dan Barat di Kawasan Terminal

Rata-rata capaian kinerja 99,86

Untuk mengurangi kemacetan serta mendukung aktifitas ekonomi di Jakarta

telah dilakukan dengan meningkatkan layanan dalam penyediaan jalan dan

jembatan. Pembangunan/Peningkatan jalan dan jembatan dilakukan dengan

harapan agar dapat menambah tingkat road ratio dan tingkat pelayanan sehingga

dapat meminimalkan tingkat kemacetan yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta,

meskipun pada kenyataannya perbandingan jalan baru dibandingkan dengan

penambahan kendaraan sangatlah kecil yang disebabkan sulitnya pembebasan

lahan untuk pembangunan jalan. Meskipun demikian, penambahan jalan baru

tersebut diharapkan menambah pergerakan sirkulasi dari/ke dalam kota.

a. Untuk mencapai sasaran Luas/Jumlah Jalan yang terbangun, telah

dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan

(22)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-22 1) Pembangunan Jalan dan saluran pengaman sejajar BKT (Segmen Raya

Bekasi-Cipinang)

2) Pembangunan Jalan dan saluran pengaman sejajar BKT (Segmen

marunda-Raya Bekasi)

3) Pembangunan/peningkatan jalan-jalan strategis di Provinsi DKI Jakarta

dengan melaksanakan pelebaran jalan pada lokasi Jalan Cassablanca

Sisi Selatan dan Jalan Arafuru.

b. Untuk mencapai sasaran jumlah jembatan yang terbangun ini telah

dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan

dengan beberapa kegiatan yaitu dengan pembangunan Akses Terminal Pulo

Gebang yang dalam pelaksanaannya diantaranya telah dibangun empat

jembatan/Ramp BKT pada sisi timur (2 jembatan) dan sisi barat (2 jembatan)

dan jembatan Jalan Pluit Indah.

c. Untuk mencapai sasaran persentase luas jalan dalam kondisi baik telah

dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan

dengan beberapa kegiatan yaitu :

1) Pembangunan/peningkatan jalan-jalan strategis di Provinsi DKI Jakarta

2) Peningkatan jalur busway

3) Peningkatan jalan pemuda-pramuka

4) Perbaikan dan pemeliharaan jalan dan trotoar di seluruh Koridor

Busway

5) Pemeliharaan Simpang dan jalan Tak sebidang di Provinsi DKI Jakarta

6) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Pusat

7) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Utara

8) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Barat

9) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Selatan

10) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Timur

11) Perawatan Rutin Prsarana Jalan dan Jembatan di Provinsi DKI Jakarta

Pada tahun 2015 telah dilakukan peningkatan kualitas infrastruktur jalan,

(23)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-23 metode recycling dan penataan kemiringan permukaan jalan. Selain itu dilakukan

pemeliharaan jalan dengan coldmilling untuk menjaga tinggi muka jalan,

khususnya pada jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder. Harapannya

pelaksanaan pemeliharaan jalan dengan coldmilling ini dapat dilaksanakan pada

setiap pekerjaan pemeliharaan jalan.

Adapun beberapa hambatan/kendala yang menyebabkan tidak tercapainya

beberapa target antara lain :

a. Masih terdapat pekerjaan jembatan yang mengalami gagal lelang.

b. Masih minimnya realisasi pembebasan tanah untuk pembangunan/pelebaran

jalan baru, yang disebabkan oleh :

1) Masih terdapat sebagian warga tidak setuju dengan nilai ganti rugi yang

ditawarkan walaupun sudah mengacu kepada nilai appraisal

2) Masih terdapat sebagian warga yang tidak setuju dengan program

Pemerintah ex. Pelebaran jalan.

3) Beberapa warga yang sudah setuju dibayar tidak hadir pada waktu

pelaksanaan pembayaran ganti rugi

4) Beberapa warga meragukan mengenai luasan yang terkena

pembebasan, sehingga banyak warga yang meminta pengukuran ulang.

5) Beberapa berkas yang diserahkan saat diteliti untuk syarat pembayaran

ganti rugi warga belum lengkap

6) Keterlambatan warga mengumpulkan berkas ke Kelurahan untuk

dilakukan penelitian keaslian/validasi dokumen sehingga

mengakibatkan keterlambatan pengajuan pencairan anggaran.

Sedangkan realisasi anggaran terhadap program kegiatan yang telah

dilaksanakan dapat terlihat dari tabel berikut :

Tabel III.11

Anggaran Dinas Bina Marga terkait IKU Provinsi Tahun 2015 No. Indikator

Kinerja

Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

1. Luas jalan

(24)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-24 No. Indikator

Kinerja

Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

(25)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-25 No. Indikator

Kinerja

Program Kegiatan Anggaran Realisasi %

Pemeliharaan Jalan

Total anggaran untuk mencapai tiga sasaran tersebut yaitu sebesar

Rp943.196.494.648,- dengan realisasi Rp870.507.127.732,- atau 92,29%.

8. Tersedianya Sistem Tata Air Yang Optimal Dalam Mendukung Upaya Pengendalian Banjir, Banjir Rob Dan Dampak Perubahan Iklim Lainnya

Provinsi DKI Jakarta yang terletak pada posisi 6o 12’ Lintang Selatan dan 106o 48” Bujur Timur, memiliki ketinggian rata-rata + 7 meter di atas permukaan laut, Sedangkan di bagian Utara wilayah Jakarta sebagian besar berada di bawah

permukaan air laut pasang, yang mengakibatkan rawan genangan, baik karena

curah hujan maupun karena semakin tingginya air laut pasang (rob).

Wilayah Jakarta yang dilalui 13 aliran sungai termasuk kawasan yang rawan

banjir atau genangan. Secara umum banjir di Jakarta dipengaruhi oleh topografi

wilayah DKI Jakarta yang relatif datar, luapan air dan rendahnya dataran (di

beberapa lokasi), pasang air laut menghalangi aliran air ke laut disamping

penurunan permukaan tanah akibat pengambilan air tanah yang berlebih,

pemanfaatan bantaran sungai dan dataran banjir untuk pemukiman liar dan

(26)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-26 sungai sehingga terdapat lokasi-lokasi yang dianggap rawan banjir di seluruh

Jakarta.

Banjir dan genangan air merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi

dalam pembangunan di DKI Jakarta. Berdasarkan faktor penyebabnya banjir yang

terjadi di DKI Jakarta dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu i) banjir akibat

tingginya intensitas curah hujan di wilayah hulu sungai yang menyebabkan

meluapnya air sungai dan menggenangi wilayah permukiman ii) banjir yang

disebabkan tingginya intensitas curah hujan di wilayah hilir atau di Jakarta dengan

topografi wilayah rendah, iii) banjir dengan genangan akibat pasang air laut (rob).

Indikator kinerja, target, dan capaian/realisasi sasaran tersebut selama tahun

2015, dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.12

Target capaian IKU terkait Dinas Tata Air

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah Sumur Resapan (Injection well) waduk yang terbangun

4 6 150

2 Jumlah titik genangan jalan arteri/kolektor 0 95 titik 0 3 Panjang Pengaman Pantai yang terbangun 1500 m 1950 m 130

Rata-rata capaian kinerja 93,33

Untuk mencapai sasaran ini dalam hal penanganan titik genangan jalan

arteri/kolektor dilaksanakan dilaksanakan program pemeliharaan prasarana dan

sarana pengendali banjir dan drainase dengan kegiatan pemeliharaan sarana dan

prasarana infrastruktur drainase aliran timur, pemeliharaan sarana dan prasarana

infrastruktur drainase aliran tengah dan pemeliharaan sarana dan prasarana

infrastruktur drainase aliran barat dengan nilai anggaran sebesar

Rp79.903.660.876,-dan terserap sebesar

Rp23.506.570.950,-Sedangkan untuk program Pembangunan Prasarana dan Sarana Pengendali

Banjir dengan kegiatan Pembangunan Tanggul Pantai mendukung NCICD dalam

hal Panjang Pengaman Pantai yang terbangun dianggarkan sebesar

Rp60.000.000.000,- dan terserap sebesar Rp31.337.161.000,- dengan panjang

(27)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-27 Jumlah waduk yang terbangun sampai dengan tahun 2015 sebanyak 6

waduk, Selain itu untuk menambah fungsi pengendali banjir Dinas Tata Air

melaksanakan pembangunan Sumur Resapan pada DAS Mampang Timur 593

Titik, DAS Mampang Barat 650 titik dengan anggaran rencana sebesar

Rp49.999.999.964,- dan terserap sebesar Rp33.661.908.500,-.

Tingginya intensitas curah hujan serta untuk mengantisipasi terjadinya banjir,

abrasi serta perubahan iklim, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat strategi

dalam pengembangan dan pengelolaan sistem tata air yang terpadu, sumur

resapan, serta mengelola dalam hal minimalisasi jumlah titik genangan pada jalan

arteri maupun kolektor serta membangun tanggul pengaman pantai dan muara

Jakarta agar limpasan air laut tidak masuk ke darat serta tidak menimbulkan abrasi

yang akan mengurangi luas daratan, dan yang akan memperparah/melumpuhkan

aktivitas sosial ekonomi Jakarta.

Penanganan jumlah titik genangan air yang dilakukan adalah dengan

melakukan penataan dan pengembangan sistem drainase perkotaan melalui

pembangunan, penataan, rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan sistem dan

saluran drainase sebagai antisipasi genangan. Dipadukan dengan pembangunan

sumur-sumur resapan sebagai salah satu bentuk konservasi air tanah di Jakarta

yang diharapkan sekaligus dapat mengurangi titik genangan di sepanjang jalan

arteri kolektor di pusat kota/kegiatan sehingga dapat mengurangi dampak

kemacetan.

9. Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal Sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan sampah, maka PD

PAL harus menginventarisasi lahan IPAK Pulo Gebang dan IPAK Duri Kosambi

yang sampai saat ini masih menunggu proses serah terima dari Dinas Kebersihan

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kepada PD, Pal Jaya. Sesuai dengan

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 159 tahun

(28)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-28 Kebersihan kepada PD. Pal Jaya pada tanggal 27 Oktober 2014. Untuk itu

Pemerintah DKI menetapkan suatu sasaran, yaitu:

Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal

Sasaran Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal diukur dengan IKU “Persentase fasilitas terbangun sistem air limbah terpusat”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2014 sebesar 20%. Indikator

kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel

berikut:

Tabel III,13

Capaian sasaran strategis tersedianya pengelolaan air limbah domestik secara optimal,

NO Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian terbangun sistem air limbah terpusat

Hambatan tidak tercapainya target disebabkan:

a. PD. Pal Jaya telah mengusulkan Detail Engineering Desain (DED) sebanyak

6 zona pengembangan jaringan pipa air limbah di Jakarta, yang saat ini

masih dalam proses lelang pembuatan DED

b. IPAL jaringan pipa air limbah di Zona 6 sedang disusun DED jaringan pipa air

limbah untuk dilakukan proses pelelangan terhadap pekerjaan pembangunan

jaringan pipa air limbah di zona 6 oleh Kementerian Pekerjaan Umum. DED

(29)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-29 c. Sebagai pilot project jaringan pipa air limbah di zona 0 (Kecamatan Setiabudi

dan Tebet) dan penambahannya oleh PD. PAL Jaya, dimana jaringan pipa air

limbah zona 0 (existing) baru mencapai 4% untuk seluruh wilayah Jakarta.

d. Belum terbitnya Peraturan Gubernur mengenai tata guna lahan sehingga

Dinas Tata Air pada tahun 2015 belum dapat melaksanakan pembebasan

lahan IPAL Zona 1.

10. Tersedianya Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Yang Melayani Semua Wilayah Kota

Sesuai arahan strategis dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang

terangkum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030, Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025, dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2017, secara

garis besar kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih mengarah pada:

a. Peningkatan Cakupan Pelayanan dengan meningkatkan ketersediaan air

bersih dan atau air curah di wilayah DKI Jakarta

b. Peningkatan Ketahanan Air di wilayah DKI Jakarta

c. Pengalihan penggunaan air tanah dangkal maupun air tanah dalam menjadi

air perpipaan.

d. Pelayanan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), termasuk

Kepulauan Seribu.

Berpijak pada kebijakan strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut,

arah kebijakan Perusahaan PAM JAYA yang tertuang dalam Rencana Jangka

Panjang (RJP) 2014-2018 diprioritaskan diantaranya terhadap 4 butir di atas.

Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu sasaran, yaitu:

(30)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-30 Sasaran Tersedianya Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan yang

Melayani Semua Wilayah Kota (PDAM) diukur dengan IKU “Cakupan pelayanan

air minum perpipaan”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015

sebesar 100,13%. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi

capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel III,14

Capaian IKU cakupan pelayanan air minum perpipaan

Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian

1 Cakupan pelayanan air minum perpipaan

62% 62,08% 100,13

Realisasi Cakupan Pelayanan di DKI Jakarta pada tahun 2015 adalah

sekitar 62,08%, dihitung berdasarkan rasio antara Populasi Terlayani terhadap

total jumlah penduduk kota Jakarta.

Adapun Populasi Terlayani hanya diperhitungkan terhadap Pelanggan

Domestik, baik yang menggunakan Sistem Perpipaan maupun Non Perpipaan

antara lain: Rumah Tangga, Rumah Susun dan Kondominium, Usaha

Kecil/Menengah dalam Rumah Tangga, Hidran & Ledeng Umum, Station Air &

Mobil Tangki, Asrama, Rumah Yatim Piatu, Kedutaan/Konsulat, Instansi ABRI,

dan Perusahan Perdagangan/Rukan/Ruko.

Cakupan pelayanan di DKI Jakarta pada tahun 2015 sudah mencapai

target dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014. Peningkatan

tersebut disebabkan meningkatnya jumlah pelanggan rumah tangga menengah,

rumah tangga mewah, dan gedung tinggi. Selain itu, jumlah KK pada Rusun

Waduk Pluit yang dilayani langsung oleh PAM JAYA juga mengalami

(31)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-31 Pada tahun 2016 ditargetkan Cakupan Pelayanan mencapai 71,69%.

Berkenaan dengan hal tersebut, PAM JAYA telah melakukan kegiatan kajian

mengenai Rencana Penambahan Air Baku dan atau Air Bersih antara lain:

a. Air Curah (Treated Water)

1) Rencana pembangunan IPA Bekasi yang diprakarsai oleh Kementerian

PU&PERA sebesar 4.000 lps;

2) Rencana pembangunan IPA Jatiluhur sebesar 5.000 lps.

b. Air Bersih/Produksi

1) IPA Pesanggrahan sebesar 600 lps ;

2) IPA Hutan Kota (Jembatan Besi) sebesar 300 lps;

3) IPA Pejaten sebesar 100 lps;

4) Uprating IPA Cilandak dari kapasitas 400 lps menjadi 600 lps.

Dalam pencapaian target, PAM JAYA tidak menggunakan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tetapi menggunakan biaya

investasi Kerjasama PAM JAYA dengan Mitra Swasta.

11. Tersedianya Pengelolaan Sampah Terpadu dan Berwawasan

Lingkungan Pada Tingkat Kota dan Kawasan Permukiman

a. Persentase Sampah Dalam Kota Yang Dapat Tertangani Secara Tepat

Waktu

Dalam mewujudkan Jakarta baru, kota modern yang bersih dengan

masyarakat berbudaya bersih dan pelayanan publik yang prima, penyediaan

(32)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-32 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dicapai melalui peningkatan kinerja

pengelolaan persampahan.

Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3

Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah bahwa Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta wajib mengangkut sampah dari TPS ke pemrosesan akhir sampah

dengan jaminan ketepatan waktu pengangkutan sampah sehingga tidak

terjadi penumpukan yang berdampak kepada pencemaran lingkungan dan

gangguan kesehatan.

Sebagai upaya optimalisasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang kebersihan, maka

pengangkutan sampah ke tempat pemrosesan akhir sampah tahun 2015

dilakukan secara swakelola dengan mengerahkan kendaraan angkutan

sampah reguler milik Dinas, Sudin, UPK Badan Air didukung dengan

kendaraan sewa yang langsung dikendalikan oleh Sudin Kebersihan 5 (lima)

wilayah Kota Administrasi, Sudin Kebersihan Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu dan UPK Badan Air.

Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi, dan capaian

kinerjanya dalam tahun 2015 diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel III,15

Capaian IKU presentase sampah dalam kota yang tertangani dan pengurangan timbunan sampah

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALIS

ASI

% 1 Persentase sampah dalam kota

yang dapat tertangani secara tepat waktu

96% 82,77% 86,21

2 Persentase pengurangan timbunan sampah di sumber

15% 10,43% 69,53

Rata-rata capaian kinerja 77.87

Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan melalui berbagai program

seperti program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum dan

program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan kegiatan senilai

Rp1.141.509.381.274,- atau 102,09% dari pagu anggaran penetapan

(33)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-33 adanya Anggaran Biaya Tambahan (ABT) dalam perubahan anggaran tahun

2015 untuk pengadaan kendaraan angkutan sampah.

Dalam rangka penanganan sampah secara tepat waktu, pemerintah

Provinsi DKI Jakarta melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat

mendukung terlaksananya hal tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan antara lain Pengadaan Dump Pick-up

Angkutan Sampah Penanganan sampah Badan Air, Taman dan Jalur Hijau

wilayah Jakarta Pusat, Penanganan sampah Badan Air, Taman dan Jalur

Hijau wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta

Timur, Jasa Pengelolaan Sampah TPST Bantargebang, Jasa Penimbangan

Sampah di DKI Jakarta dan Pengawasan Independent Pengelolaan TPST

Bantargebang.

Realisasi capaian outcome Persentase sampah dalam kota yang dapat

tertangani secara tepat waktu sebesar 82,77% dari target 96% atau dari

timbulan sampah sebesar 7.755,12 ton/hari yang dapat diangkut dan diolah

di TPST Bantargebang sebesar 6.419,14 ton/hari (2.342.987,41ton/tahun).

Target yang ditetapkan dalam penanganan sampah belum dapat

dicapai antara lain karena:

1) Pengadaan kendaraan angkutan sampah baru yang ditargetkan

terealisasi pada pertengahan tahun terpenuhi pada akhir tahun;

2) Tertundanya pengesahan anggaran juga berdampak pada terlambatnya

persiapan lelang sewa kendaraan angkutan sampah yang diharapkan

dapat mendukung operasional pengangkutan sampah pada awal tahun.

Realisasi persentase sampah dalam kota yang dapat ditangani secara

tepat waktu pada tahun 2015 ini cenderung sama bila dibandingkan dengan

persentase tahun 2014 walaupun timbulan sampah pada tahun 2015

meningkat cukup signifikan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,

hal ini disebabkan karena target yang ditetapkan juga meningkat dari 93%

(34)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-34 realisasi sampah yang terangkut adalah sebesar 5.664,47 ton/hari dari

timbulan sampah sebesar 6.902,41 ton/hari atau 82,07%.

Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan beberapa

upaya untuk meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah pada TPS

diwilayah DKI Jakarta, antara lain dengan:

1) Mendorong terbitnya Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor

160 Tahun 2015 yang mengatur jadwal pembuangan sampah dari

sumber/warga dan jadwal pengangkutan ke Tempat Pembuangan

Sampah Terpadu Bantargebang.

2) Mengurangi antrian kendaraan angkutan sampah di Tempat

Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang dengan memberikan

data transaksi penimbangan yang lebih cepat melalui sistem timbangan

online.

b. Persentase Pengurangan Timbulan Sampah Di Sumber

Pengurangan sampah mulai dari sumber merupakan solusi yang

dipilih pemerintah dalam memecahkan permasalahan sampah,

Pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan pembatasan timbulan

sampah, pendauran ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah,

Peraturan ini mengubah konsep pengelolaan sampah Jakarta dari

kumpul-angkut-buang menjadi pengelolaan sampah 3R (Reduce,

Reuse, Recycle) berbasis masyarakat.

Setiap individu wajib melaksanakan pengurangan sampah

dengan cara menggunakan sedikit mungkin kemasan, menggunakan

kemasan dan/atau produk yang dapat dimanfaatkan kembali,

menggunakan kemasan dan/atau produk yang ramah lingkungan dan

memanfaatkan kembali sampah secara aman. Pengurangan sampah di

sumber ditingkatkan dengan mendorong masyarakat atau kelompok

masyarakat mendirikan Sentra 3R atau Bank Sampah dan terlibat aktif

(35)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-35 Dinas Kebersihan telah melakukan beberapa upaya untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan pengelolaan

sampah sejak dini di sumber sampah. Upaya-upaya yang dilakukan,

dengan:

1) Menerbitkan Instruksi Kepala Dinas Kebersihan kepada para

Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan untuk memprakarsai

pembentukan bank sampah baru minimal 5 titik per Kecamatan

2) Meluncurkan aplikasi sistem informasi bank sampah (SIBAS)

berbasis smart card dalam rangka merangsang terbentuknya

bank-bank sampah baru yang dikelola masyarakat

3) Pada tahun 2015 ini Dinas Kebersihan juga menggelar pertemuan

rutin para pengurus bank sampah se Jakarta yang menampung

aspirasi serta memberi motivasi agar para pengurus bank sampah

makin giat untuk memajukan bank sampah

4) Sosialisasi melalui media konvensional dan media sosial mengenai

gaya hidup pengurangan sampah (reduce) juga dilakukan

Sebagian dari pelaksanaan dari kegiatan tersebut diatas didanai

oleh Coorporation Social Responcibility (CSR). Dalam rangka

pengurangan sampah mulai dari sumber pemerintah Provinsi DKI

Jakarta melaksanakan program peningkatan peran serta masyarakat

dalam pengelolaan persampahan dengan beberapa kegiatan yang

dapat mendukung terlaksananya hal tersebut yaitu pembinaan,

pengembangan dan pengawasan kebersihan, penyelenggaraan dan

partisipasi event kebersihan dan penyusunan regulasi zonasi

pelayanan pengelolaan sampah secara mandiri.

Realisasi pencapaian outcome untuk IKU pengurangan sampah

di sumber pada tahun 2015 adalah 10,43% atau sebesar 69,53% dari

target 15% yang ditetapkan. Realisasi tersebut berasal dari

(36)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-36 ton/hari dibagi jumlah timbulan sampah sebanyak 7.755,12 ton/hari, hal

ini dimungkinkan karena pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang

cukup signifikan jumlah Bank Sampah dengan total 376 titik bank

sampah dari 92 titik yang ada pada tahun 2014. Pada tahun 2014

jumlah pengurangan sampah disumber sebesar 9,48% atau 67,71%

dari target 14%.

Pengurangan sampah di sumber dapat lebih optimal bila bank

sampah dan nasabahnya semakin bertambah dan bank-bank sampah

yang ada tetap aktif (tetap mengolah sampah). Pada kenyataannya titik

binaan yang ada tidak beroperasi secara kontinu karena masih bersifat

sukarela dari masyarakat, belum merupakan suatu kegiatan yang dapat

dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat. Banyak faktor yang

mempengaruhi keberadaan bank sampah yang pada akhirnya akan

mempengaruhi pengurang timbulan sampah di sumber, antara lain

adalah :

1) Belum terbentuknya suatu sistem bank sampah yang

komprehensif dan dapat menghubungkan antara stake holder

dalam pengelolaan bank sampah;

2) Perilaku masyarakat yang belum peduli terhadap pemanfaatan

sampah, termasuk tidak peduli terhadap pemilahan sampah dan

upaya-upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Proses penyuluhan perlu dilakukan secara kontinue untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan

pengelolaan sampah terpadu dengan metode 3R secara mandiri begitu

juga pendampingan perlu dilakukan untuk mengarahkan pelaksanaan

(37)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-37

12. Berkurangnya Pencemaran Lingkungan (Air, Tanah dan Udara) Di Wilayah Kota Jakarta

Pencemaran lingkungan yang meliputi pencemaran air, tanah maupun udara,

merupakan masalah krusial di DKI Jakarta, Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta pada tahun 2015 melalui RPJMD 2013-2017 telah menetapkan penurunan

tingkat pencemaran terhadap air, tanah, dan udara di wilayah kota Jakarta sebagai

salah satu sasaran utama.

Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan

dalam tabel berikut :

Tabel III.16

Capaian IKU penurunan gas rumah kaca dengan baseline dan presentase status mutu air tercemar

No

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH

Target Realisasi % 1 Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca

dengan baseline emisi GRK tahun 2005

6% 9,60 % 160% 2 Persentase status mutu air tercemar berat :

- sungai 62% 44% 141%

- situ/waduk 34,50% 16% 216%

- air tanah 9% 18% 51%

- laut/teluk 15% 60% 25%

Rata-rata capaian kinerja 86,6%

Untuk mencapai sasaran diatas, pada tahun 2015 telah dianggarkan

sejumlah program kegiatan anggaran sebesar Rp5.640.158.250,- dengan realisasi

sebesar Rp3.357.696.000,- atau 59,53%.

Dalam rangka pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK)

sebesar 30% Tahun 2030 di Jakarta. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta

telah menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 131 Tahun 2012 tentang Rencana

Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). Dalam lampiran

Pergub ini disebutkan bahwa tahun dasar perhitungan emisi GRK adalah tahun

2005 dengan baseline emisi sebesar 34,67 juta ton CO2e dan proyeksi emisi GRK

pada tahun 2030 (BAU=Business As Usual) sebesar 113,94 juta ton CO2e, Target

(38)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-38 yang dapat dicapai melalui berbagai aksi mitigasi yang dilakukan oleh SKPD dan

UKPD. Sampai akhir tahun 2015 penurunan emisi GRK di Provinsi DKI Jakarta

sudah mencapai 9,6% dengan target sebesar 6%, Hal ini berarti di tahun 2015

sasaran mitigasi GRK yang tertuang dalam RAD-GRK DKI Jakarta telah melebihi

target tahunan pada tahun 2015,

Dari berbagai aksi mitigasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta melalui :

a. Program pembangunan, peningkatan kualitas dan pemeliharaan

pencahayaan kota

b. Program peningkatan kinerja pengelolaan persampahan

c. Program pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan

Untuk mencapai program tersebut dilaksanakan 3 kegiatan pembangunan

yang berkonstribusi terbesar dalam mitigasi GRK di DKI Jakarta. Ketiga kegiatan

tersebut adalah :

a. Penerapan Busway pada 15 koridor, yang menurunkan penurunan emisi

sebesar 333,034 ton CO2e

b. Penggunaan lampu PJU hemat energi, yang menurunkan penurunan emisi

sebesar 17,099 ton CO2e

c. Recovery gas methane di TPST Bantar Gebang yang menurunkan

penurunan emisi sebesar 139,439 ton CO2e dan program komposting yang

dilakukan oleh masyarakat telah menurunkan emisi sebesar 25,274 ton

CO2e

Beberapa kendala yang terjadi dalam penurunan emisi GRK disebabkan

beberapa faktor antara lain belum terlaporkannya semua aksi mitigasi yang terjadi,

adanya perubahan rencana aksi mitigasi, adanya aksi mitigasi yang belum

tercantum dalam RAD-GRK DKI Jakarta, adanya perubahan metodologi,

perbedaan faktor emisi, dan lain-lain, Pelaporan aksi mitigasi GRK harus ditunjang

(39)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-39 tersebut akan diaudit oleh lembaga indenpenden yang bersertifikat sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 tahun 2013 tentang

Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi Aksi Mitigasi Perubahan Iklim.

Penurunan emisi pada tahun 2015 mencapai 9,6% yang meningkat hampir

2,89% dari tahun 2014 yang hanya sebesar 6,71%, Demikian juga jika

dibandingkan dengan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca sampai dengan

tahun 2017, penurunan emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2015 sudah melebihi

target akhir Renstra 2017 yaitu sebesar 8%, sehingga total capaian kinerja

mencapai 117%.

Kegiatan-kegiatan yang terkait dalam mencapai penurunan emisi Gas Rumah

Kaca adalah Evaluasi Target Pencapaian Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

(GRK), Pembinaan Implementasi Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas

Rumah Kaca (RAD-GRK), Pelaksanaan Program Perlindungan Lapisan Ozon

(PLO), Inventori Gas Rumah Kaca, Implementasi Program Kampung Iklim, dan

Diseminasi Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) Tingkat

Provinsi DKI Jakarta.

Permasalahan pelaksanaan program dan kegiatan urusan lingkungan hidup

juga masih dihadapkan pada besarnya beban pencemar lingkungan pada sumber

daya air terutama pada perairan teluk Jakarta yang merupakan muara dari aliran

sungai-sungai baik di hulu maupun hilir Jakarta, dimana beban pencemar tersebut

berasal dari limbah kegiatan usaha (instansional) dan lebih dominan dari limbah

rumah tangga (domestik).

Metode Indeks Pencemaran digunakan untuk menentukan tingkat

pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan, Indeks

Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukkan, kemudian dapat

dikembangkan untuk beberapa peruntukkan bagi seluruh atau sebagian badan air.

Metode ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat

atau tidaknya badan air dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai

Gambar

Tabel III,14
Tabel III,15
Tabel III.16
Tabel III,17
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji Duncan menunjukkan bahwa P3 berbeda nyata (P<0,05) dengan P0, P1 dan P2, namun P0 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan P1 dan P2 pada perlakuan P3 lebih tinggi yaitu

(2) Pada dasarnya Islam anti terhadap kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami kepada istrinya, baik kekerasan fisik, psikis, seksual maupun ekonomi. Karena itu

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pajak Pertambahan Nilai memungkinkan masih banyak Wajib Pajak yang belum paham dengan tata cara pemungutan, penyetoran, dan

Tampilan usulan Baru Pada menu ini ada beberapa aturan dalam melakukan pengusulan penelitian rutin, yaitu dosen tidak dapat mengajukan usulan penelitian manapun karena

Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat mendiskrisikan pengaruh perubahan lingkungan fisik 3.Guru membuat hipotesa, apakah dengan eksperimen dapat

BNN didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi, dan Badan Narkotika Kabupaten/ Kota, BNN

Selain itu penelitian ini juga mem- berikan bukti bahwa ERM memediasi pengaruh kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit serta tidak memberikan

Peneliti menawarkan pada kelompok, siapa yang akan memerankan seorang remaja dengan dilema yang dialami mengenai pemahaman diri dan siapa anggota lain yang akan