LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-1 A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
Dalam mengukur capaian kinerja, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
membandingkan antara realisasi capaian dengan target yang telah ditetapkan dalam
perjanjian kinerja Tahun 2015. Perjanjian kinerja dimaksudkan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
rencana tahunan. Perjanjian kinerja mencakup penilaian indikator kinerja sasaran yang
tertuang dalam formulir perjanjian kinerja yang didasarkan pada target dan realisasi
dengan satuan pengukuran dalam bentuk prosentase, indeks, rata-rata, angka dan
jumlah. Prosentase pencapaian dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi realisasi
menggambarkan tingkat capaian yang semakin baik. Penghitungan prosentase capaian
perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi, dalam kondisi:
1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik,
maka digunakan rumus sebagai berikut :
2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka
digunakan rumus sebagai berikut :
Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015
berdasarkan hasil pengukurannya diatas dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai
berikut :
BAB III
PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
% Pencapaian Kinerja = Target – (Realisasi – Target)
Target x 100%
% Pencapaian Kinerja = Realisasi
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-2 Tabel III.1
Pengukuran Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2015
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
1
Tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota
1
Persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara
1 Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
PMDN : 12,15 triliun PMDN : 15,51 triliun
89,64 PMA : 55.62 triliun PMA : 45,24 triliun
2 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
PMDN : 96 proyek PMDN : 316 proyek
330,5 PMA : 1.350 proyek PMA : 4.463 proyek
3 Tersedianya fasilitas internet secara merata di ruang public 1
Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun
pemanfaatan ruang kota yang kosisten
1 Persentase rencana bangunan
gedung yang lulus sidang Tim Ahli 100% 100% 100
2 Persentase pembongkaran bangunan yang tidak sesuai
50% / 1756 bangunan (50% dari total Surat Perintah
Membongkar Sendiri : 3.512 bangunan)
28% / 986 bangunan 56
6
Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang
1 Panjang lintasan busway - - 100
2 Jumlah penumpang busway 337.000/hari 280.322 /hari 83,18
3 Headway busway rata-rata 9 menit - -
7
Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota
1 Luas jalan yang terbangun 24.192 m2 18.558 m2 76,71
2 Jumlah jembatan yang terbangun 1 jembatan 5 jembatan 500
3 Persentase luas jalan dalam
kondisi baik 97.20% 97,56% 100,37
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-3
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
8
Tersedianya sistem tata air yang optimal dalam mendukung upaya pengendalian banjir, banjir rob dan dampak perubahan iklim lainnya
1 Jumlah sumur resapan (injection
well) waduk yang terbangun 4 sumur resapan 6 sumur resapan 150
2 Jumlah titik genangan jalan
arteri/kolektor 0 95 titik -
3 Panjang pengaman pantai yang
terbangun 1.500 meter 1950 meter 130
9 Tersedianya pengelolaan air limbah domestik secara optimal 1
Persentase fasilitas terbangun
1 Cakupan pelayanan air minum
perpipaan 62% 62,08% 100,13%
11
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-4
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
12
Berkurangnya pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota Jakarta
1
Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca dari bussiness as usual (BAU) dengan baseline emisi GRK tahun 2005
6% 9,60% 160%
2 Persentase status mutu air tercemar berat di :
2 Jumlah organisasi masyarakat
peduli bencana/Balakar 2.800 orang 1.444 orang 51%
14
Tersedianya rumah layak dan terjangkau untuk semua kelompok masyarakat
1 Persentase jumlah kebutuhan
tempat tinggal yang terpenuhi 25% dari 8.000 unit 2.478 unit 123,9%
15 ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta
1 Rasio ruang terbuka hijau
terhadap luas daratan 10.56% (5 hektar hutan kota) 4,16% 39,4%
2 Rasio ruang terbuka biru
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-5
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
17 Berkembangnya budaya kota
multikultur yang berbasis komunitas 1
Jumlah event seni budaya yang diselenggarakan oleh sanggar budaya binaan
86 event 32 event 37,21%
18 Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta 1
Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepulauan Seribu
40 lokasi pusat kebudayaan 21 lokasi pusat
kebudayaan 52,50%
19
Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota antar suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)
1 Berkurangnya potensi konflik di
kalangan masyarakat 16 konflik 13 konflik 118,75%
2 Indeks demokrasi 8,98 84,70 103,32%
21
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum
1 Jumlah lokasi rawan ketertiban
umum 19 lokasi 21 lokasi 110,53%
22
Meningkatnya penataan kelembagaan yang tepat ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih
1 Indeks efektivitas pemerintahan 0,3 - -
23 Meningkatnya SDM yang sesuai
dengan kompetensinya 1
24 Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel 1
Opini BPK dan publik terhadap
pengelolaan keuangan daerah WTP WDP 75%
25 Pelayanan publik yang prima pada
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-6
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
26
Meningkatnya pelayanan pajak dan pelayanan perizinan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi informasi
1 Sistem pelayanan perizinan terpadu secara online
1) sistem jaringan online 2) Badan Perizinan Terpadu 3) 7.205 pemohon perizinan tingkat kepuasan masyarakat 91.89%
1) Sudah 2) Sudah 3) 4.138.021 (318
outlet) 140,33%
2 Sistem pelayanan pajak online
(non Kendaraan bermotor) 10.445 WP 5.238 WP 50,15%
27 Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan bagi semua masyarakat
1 Angka melek huruf 99.95% 99,59% 99,63%
2 Angka rata-rata lama sekolah 11,55 Tahun 11,89 tahun 102,94%
28 Meningkatnya akses dan kualitas kesehatan masyarakat
1 Angka kematian Ibu 40 per 100.000 kelahiran hidup
56,54 per 100.000
kelahiran hidup 58,65%
2 Angka kematian bayi 7,3 bayi per 1000 kelahiran hidup
4,61 bayi per 1000
kelahiran hidup 136,85%
3 Angka usia harapan hidup 76,60 Tahun 74,04 96,65%
29 Meningkatnya jumlah pasangan usia
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-7 Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran kinerja diatas dilakukan evaluasi dan
analisis pencapaian kinerja yang dapat digunakan sebagai ingormasi yang transparan
mengenai sebab tercapai maupun tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan.
Adapun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara bertahap dan konsisten telah berupaya
untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 29 (dua puluh sembilan) sasaran
strategis dan 47 (empat puluh tujuh) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan
dalam maupun IKU (Indikator Kinerja Utama) dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Adapun narasi pada masing-masing sasaran strategis Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya Ruang Untuk Ekonomi Informal Pada Kawasan
Perkantoran Dan Perniagaan Kota
Analisis struktur ekonomi menunjukkan bahwa dominasi terbesar masih pada
sektor perdagangan dan jasa, bahkan porsinya mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pemerintah berusaha meningkatkan iklim yang kondusif bagi
berkembangnya koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan
sehingga tercipta koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan
yang mandiri yang dapat menyerap angkatan kerja melalui pelaksanaan
program-program kerja yang telah disusun. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
menetapkan suatu sasaran, yaitu:
“Tersedianya ruang untuk pedagang informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan kota”.
Sasaran tersebut diturunkan ke dalam indikator kinerja Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
sebagai persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara. Berdasarkan persentase kenaikan luas ruang.
Capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar -11,12%. Indikator kinerja sasaran,
target, realisasi dan capaian kinerjanya dalam tahun 2015, diuraikan dalam tabel
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-8 Tabel III.2
capaian indikator persentase peningkatan luas ruang pedagang kaki lima di lokasi binaan dan lokasi sementara
No Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
1
Persentase peningkatan luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara
9,09% -2,22% -24,42
Rata – rata capaian kinerja -24,42%
Target Tahun 2015 sebesar 9,09% didapat dari target luasan pada
penetapan kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan target luasan pada RPJMD
2013-2017. Luas ruang untuk pedagang kaki lima di tahun 2012 sebesar 77.060
m2 dijadikan dasar perhitungan untuk penambahan di tiap tahunnya. Sehingga
target luas ruang untuk tahun 2015 sebesar 7.005m2 dibagi 77.060m2 = 9,09%.
Pada tahun 2015 luas ruang untuk pedagang kaki lima di lokasi binaan dan
lokasi sementara hanya mencapai 158.348 m2 atau mengalami penurunan sebesar 2,22% dari tahun 2014 yang sebesar 162.816 m2, hal ini disebabkan dihapusnya lokasi sementara karena dikembalikan fungsinya untuk fasilitas umum
dan fasilitas sosial. Selain itu, dua kegiatan pembebasan lahan untuk penataan
PKL di Kalisari dan Jatinegara Kaum yang telah direncanakan sebelumnya, tidak
dapat terealisasi karena lahan tersebut sudah laku terjual kepada pihak lain.
Untuk mencapai indikator kinerja sasaran tersebut telah dilaksanakan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Koperasi dan UMKM senilai
Rp. 24.512.548.698,- atau sebesar 42% dari Rp. 58.668.508.307,- Dalam rangka
penyediaan ruang bagi sektor informal pada kawasan perkantoran dan perniagaan
kota, pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha untuk meningkatkan luas ruang
untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat mendukung terlaksananya hal
tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi,
Usaha Mikro dan Menengah serta Perdagangan sebagai leading sector di bidang
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-9 a. Rehab Lokasi Binaan Rorotan
b. Rehab Lokasi Binaan Munjul
c. Perawatan Lokasi Binaan Muria Dalam
d. Perawatan Lokasi Binaan Jln. Nusa I
e. Perawatan Lokasi Binaan Cililitan
2. Meningkatnya Investasi Ekonomi Kota Yang Mendorong Penciptaan Lapangan Kerja Dan Tumbuhnya Kelembagaan Ekonomi Lokal
Pengembangan investasi merupakan komponen yang sangat penting dalam
daerah. Upaya penataan dan pengembangan percepatan investasi merupakan hal
yang penting untuk dilakukan dengan melalui peningkatan kualitas pelayanan dan
fasilitas penanaman modal, menjaga harmonisasi dan koordinasi dibidang
penanaman modal, dan meningkatkan kontribusi PAD untuk mendukung APBD.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu sasaran, yaitu:
“Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal”.
Sasaran meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan
lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal diukur dengan IKU “nilai investasi berskala nasional serta jumlah investor berskala nasional”, dengan capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 210,07%. Indikator kinerja
sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel III.3
Capaian IKU Nilai Investasi dan jumlah Investor berskala nasional No Indikator Kinerja Target Realisasi % 1 Nilai investasi berskala nasional
(PMDN/PMA)
67,77 Trilliun
60,75 Trilliun
89,64%
2 Jumlah Investor berskala nasional (PMDN/PMA)
1.446 Proyek
4.779 Proyek
330,50%
Rata-rata capain kinerja 210,07%
Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan berbagai program dan kegiatan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-10 disediakan dengan sumber daya manusia sebanyak 22 OH. IKU nilai investasi
berskala nasional tidak mencapai target yang ditetapkan, namun jumlah investor
berskala nasional melampaui target yang ditetapkan.
Berdasarkan nilainya, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA)
tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Rp. 2,11 Triliun (US$ 168,80 juta) atau
95,54% dari tahun 2014 sebesar Rp. 47,35 Triliun (US$ 3.788 juta) menjadi
sebesar Rp. 45,24 Triliun (US$ 3.619,2 Juta) pada tahun 2015. Begitu pula dengan
realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2015, menurun
sebesar Rp. 2,30 Triliun atau 87,09% dari tahun 2014 sebesar Rp. 17,81 triliun
menjadi Rp. 15,51 Triliun pada tahun 2015.
Bila dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2017 sebanyak Rp.
13,97 Triliun untuk PMDN dan Rp. 63,94 Triliun untuk PMA, maka realisasi sampai
dengan tahun 2015 untuk PMDN sudah mencapai target akhir Renstra, namun
untuk PMA baru mencapai 70,75%. Sedangkan berdasarkan jumlah investor,
realisasi jumlah investor Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2015 mengalami
peningkatan sebesar 664 proyek atau 17,48% dari tahun 2014 sebesar 3.799
proyek menjadi sebesar 4.463 proyek pada tahun 2015.
Begitu pula dengan realisasi jumlah investor Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) tahun 2015, meningkat sebesar 149 proyek atau 89,22% dari
tahun 2014 sebesar 167 proyek menjadi 316 proyek pada tahun 2015. Bila
dibandingkan dengan target akhir Renstra tahun 2017 sebanyak 100 proyek untuk
PMDN dan 1.500 proyek untuk PMA, maka realisasi sampai dengan tahun 2015
sudah mencapai target akhir renstra.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-11 Grafik III.1
Target dan Realisasi Investasi Provinsi DKI Jakarta
Grafik III.2 Inventasi PMDN
Untuk mencapai sasaran meningkatnya minat investasi di DKI Jakarta
dilakukan Program Peningkatan Kinerja BUMD dan Program Peningkatan
Investasi dengan melakukan beberapa kegiatan penting mendukung pencapaian
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-12 a. Pengelolaan Data BUMD dan Penanaman Modal. Tujuan dari kegiatan ini
adalah :
1) Peningkatan Koordinasi dan Komunikasi data investasi antar instansi baik
di tingkat Daerah maupun tingkat Pusat;
2) Peningkatan Koordinasi dan Komunikasi data investasi antar bidang di
dalam Organisasi Kerja BPBUMD dan PM Provinsi DKI Jakarta;
3) Pengolahan data yang akurat, tepat, sehingga tersaji informasi yang
lengkap dan berkesinambungan;
4) Peningkatan sumber informasi peluang investasi bagi investor dan calon
investor yang akan menanamkan modalnya di Provinsi DKI Jakarta;
5) Peningkatan Informasi Pelayanan kepada masyarakat khususnya dunia
usaha.
b. Penyempurnaan Sistem Aplikasi Data Penanaman Modal. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk melakukan pengelolaan data penanaman modal
melalui satu system aplikasi data penanaman modal yang sudah
disempurnakan sehingga mudah untuk digunakan.
c. Sinkronisasi Data Investasi di Provinsi DKI Jakarta. Tujuan dari kegiatan ini
adalah :
1) Adanya validasi data penanaman modal baik dari PMA/PMDN maupun
PMDN Non Fasilitas di DKI Jakarta;
2) Memahami berbagai hambatan dalam pengumpulan dan penyaluran data
investasi.
Penyusunan Profil Investasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
melengkapi bahan dalam pengambilan keputusan bagi para pemangku
kepentingan (Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta maupun pelaku usaha,
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-13
3. Tersedianya Fasilitas Internet Secara Merata Di Ruang Publik Jakarta sebagai kota yang merupakan simpul (hub) dalam kegiatan
perekonomian regional dan internasional harus memiliki daya saing yang handal
sehingga diperlukan strategi yang tepat melalui penyediaan infrastruktur yang
memadai, sumber daya yang berkualitas, manajemen pengelolaan kota yang
efektif, optimalisasi pasar yang akan memperkuat daya beli masyarakat dan
peningkatan daya tarik kota. Untuk itu diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia
usaha, dan masyarakat yang dilandasi dengan visi yang jauh ke depan, terukur,
dan memperhatikan konstelasi persaingan kota lingkup global sehingga kota
Jakarta dapat berperan dalam kerangka regionalisasi ekonomi.
Untuk menjadi kota internasional yang kompetitif, Jakarta perlu membangun
infrastuktur telematika yang maju, modern dan handal. Penggunaan telematika
sebagai tulang punggung pembangunan Jakarta menjadi kota pintar yang
memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup, meminimalisasi
dampak sosial dan lingkungan serta penggunaan energi yang bijaksana dan
ramah lingkungan.
Pendayagunaan Telematika akan sangat mendukung efektivitas dan efisiensi
kegiatan ekonomi kota, terutama pada sektor transportasi,logistik, dan juga sektor
lainnya termasuk pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan berupaya
menyediakan fasilitas internet di ruang publik yang dapat diakses warga secara
mudah dan bebas biaya. Sampai dengan saat ini titik jaringan wifi yang dapat di
akses masyarakat adalah 216 titik dimana 27 titik di Balaikota, 61 titik di wilayah
Jakarta Utara, 25 titik di wilayah Jakarta Pusat, 15 titik di wilayah Jakarta Timur, 60
titik di wilayah Jakarta Barat, 10 titik di wilayah Jakarta Selatan, 18 titik di wilayah
kepulauan seribu yang dibangun dengan APBD.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-14 Sasaran Tersedianya Fasilitas Internet Secara Merata Di Ruang Publik diukur dengan IKU “Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 173%.
Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi, dan capaian kinerjanya dalam
tahun 2015 diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.4
Capaian IKU Jumlah Titik Jaringan Wifi
No Indikator Kinerja Target Realisasi 2015 Capain % 1 Jumlah titik jaringan wifi dengan
kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun 25 titik 216 titik 173
Realisasi jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang
terbangun tahun 2015 sebanyak 216 titik mengalami peningkatan sebesar 36 titik
atau 20% dari tahun 2014 sebesar 180 titik. Perkembangan jumlah titik jaringan
wifi dari 2012 sampai dengan 2015 sebagai berikut:
Tabel III.5
Capaian IKU Perkembangan jumlah titik jaringan wifi 2012 sampai dengan 2015
Indikator Kinerja Kondisi awal (2012)
Realisas i (2013)*
Realisasi
(2014)* Realisasi (2015)*
Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps yang terbangun
42 titik 60 titik 180 titik 216 titik
*akumulasi
Adapun lokasi Jumlah titik jaringan wifi dengan kecepatan up to 10 Mbps
tersebut terletak di Balaikota sebanyak 27 titik, 61 titik di wilayah Jakarta Utara, 25
titik di wilayah Jakarta Pusat, 15 titik di wilayah Jakarta Timur, 60 titik di wilayah
Jakarta Barat, 10 titik di wilayah Jakarta Selatan, 18 titik di wilayah Kepulauan
Seribu yang dibangun dengan APBD. Untuk mencapai sasaran tersebut Dinas
Komunikasi, Informatika dan Kehumasan menjalankan Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi senilai
Rp. 64.852.717.086,- atau sebesar 74% dari Rp. 87.385.789.901,-
Dalam rangka penyediaan fasilitas internet yang merata di ruang publik,
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-15 kecepatan 10 Mbps dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat
mendukung terlaksananya hal tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan sebagai leading
sector di bidang ini antara lain :
a. Sewa Sarana Telekomunikasi Data
b. Pengembangan Teknologi Jaringan Komunikasi
c. Pengelolaan Pengamanan Jaringan Komunikasi Data
d. Pengelolaan Jaringan Komunikasi Data
4. Tersedianya Infrastruktur Energi Dan Kelistrikan Untuk
Mendukung Pembangunan Kota
Sasaran strategis tersedianya Infrastruktur Energi dan Kelistrikan untuk
Mendukung Pembangunan Kota merupakan bagian dari Indikator Kinerja Dinas
Perindustrian dan Energi. Indikator tersebut berada pada Bidang Pengelolaan
Energi namun kewenangan pengelolaannya masih dimiliki oleh Pemerintah Pusat
sehingga pelaksanaannya dikerjakan oleh Pemerintah Pusat dan BUMN.
Dalam mencapai terkoordinasinya pembangunan SPBG bukan hanya
dihasilkan dari entitas SPBG yang terbangun namun juga dicapai dari SPBG yang
beroperasi serta juga dicapai dari beroperasinya MRU (Mobile Refueling Unit) di
beberapa lokasi. Walaupun MRU memilki kapasitas yang lebih kecil dari SPBG
namun dapat berfungsi sebagai SPBG berjalan (mobile) yang dapat
mempermudah akses mendapatkan gas transportasi di Jakarta khususnya di pusat
Jakarta dimana untuk pembangunan SPBG terkendala oleh ketersediaan lahan
dan tapping pipa ga yang terbatas.
Terkoordinasinya pembangunan SPBG melalui beroperasinya SPBG
sebanyak 14 SPBG dan berproses pembangunan dan/atau perizinan
pembangunan sebanyak 8 SPBG serta beroperasinya MRU (Mobile Refueling
Unit) sebanyak 6 MRU sehingga total SPBG di Provinsi DKI Jakarta berjumlah 28
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-16 Tabel III.6
Capaian IKU tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan dalam pembangunan kota
No Sasaran Strategis Indikator
Kinerja
Target Realisasi 2015
%
1 tersedianya infrastruktur energi dan kelistrikan untuk mendukung pembangunan kota
1 jumlah SPBG 22 SPBG 28 SPBG 127%
Jumlah SPBG yang beroperasi di tahun 2015 sebanyak 28 SPBG
mengalami kenaikan 75 % atau sebanyak 12 SPBG bila dibandingkan dengan
jumlah yang beroperasi di tahun 2014 yaitu 16 SPBG. Untuk melaksanakan
program tersebut Dinas Perindustrian dan Energi menggunakan Dokumen
Anggaran Pelaksanaan Dinas pada tahun 2015 dengan pagu anggaran
Rp1.592.514.000,- dengan capaian realisasi Rp938.300.000,- atau 58,92%.
Sedangkan program yang telah dilaksanakan adalah program perencanaan
perindustrian dan energi dengan kegiatan penyusunan masterplan jaringan pipa
gas, mini power plant, SPBG dan MRU.
5. Terlaksananya Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Yang
Konsisten
Pembangunan kota seringkali dihadapkan pada masalah keterbatasan lahan,
sementara kebutuhan pembangunan terus meningkat. Pemanfaatan ruang kota
seringkali melebihi kapasitas daya dukungnya dan tidak sesuai dengan rencana
tata ruang yang ada. Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan
penataan ruang adalah peningkatan efektivitas RTRW sebagai instrumen
pembangunan yang secara konsisten digunakan untuk mewujudkan ruang kota
yang aman, nyaman dan berkualitas.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu sasaran, yaitu “Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten”.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-17 persil”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015 sebesar 78%. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam
tabel berikut:
Tabel III.7
Capaian IKU Persentase rencana bangunan gedung lulus sidang TIM ahli dan pelanggaran gedung yang ditertibkan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Persentase rencana bangunan gedung
yang lulus sidang Tim Ahli 100% 100% 100
2 Persentase pelanggaran bangunan gedung yang ditertibkan 50% 28% 56
Rata-rata capaian kinerja 78 Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan beberapa program yaitu program
Pemberdayaan komunitas penyelenggaraan bangunan gedung, Program
Perencanaan Tata Ruang dan Program Pengawasan dan Penertiban Bangunan
senilai Rp8.462.490.000,- atau 89,87% dari Rp9.415.372.000,- anggaran yang
disediakan. Kegiatan terkait dengan pencapaian indikator kinerja utama tersebut
antara lain Pelaksanaan Sidang Konsultasi Bidang Perencanaan Bangunan
Gedung oleh Tim Ahli (TPAK, TPKB dan TPIB) dan Pengenaan Sanksi
Pelanggaran Bangunan Gedung dan Bangunan di lima (5) wilayah Kota
Administrasi dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Dari sebanyak 92 rencana bangunan yang telah diterbitkan nota persetujuan
teknis pada tahun 2015 semuanya telah lulus sidang ahli pada tahun 2015 atau
tercapai 100%, sedangkan jumlah bangunan yang dibongkar karena melanggar
persil pada tahun 2015 sebanyak 986 dari jumlah Surat Perintah (SP)
membongkar sendiri oleh pemilik bangunan sebanyak 3.512 sehingga mencapai
28%.
Realisasi Persentase rencana bangunan gedung yang lulus sidang Tim Ahli
tahun 2015 sebesar 100%, dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar
100%, sehingga tidak ada penurunan/kenaikan. Dengan demikian realisasi tahun
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-18 Realisasi Persentase pelanggaran bangunan gedung yang ditertibkan tahun
2015 sebesar 56%, dibandingkan tahun 2014 sebesar 31%, maka terdapat
peningkatan sebesar 44%. Sedangkan target pada akhir periode Renstra tahun
2017 adalah 70%, sehingga masih ada target 14% yang harus dipenuhi hingga
akhir target Renstra tahun 2017.
Hambatan tidak tercapainya target karena masih terdapat permasalahan
pelayanan yaitu :
a. Belum optimalnya pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penyelenggaraan
bangunan gedung, disebabkan :
1) Keterbatasan jumlah SDM dalam melaksanakan pengenaan sanksi
terhadappelanggaran penyelenggaraan bangunan gedung;
2) Harga satuan biaya bongkar yang tidak sesuai dengan risiko dan
kondisi prakteknya dilapangan;
3) Belum tersedianya tatalaksana pelaksanaan penegakan hukum
terhadap pelanggaran penyelenggaraan bangunan gedung termasuk
pelaksanaan penyidikan oleh PPNS.
b. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap peraturan penyelenggaraan
bangunan gedung yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,
disebabkan :
1) Ketidaktahuan masyarakat terhadap informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah;
2) Ketidaksiapan Pemerintah Daerah dalam membebaskan lahan milik
masyarakat yang terkena Rencana Tata Ruang Wilayah.
6. Tersedianya Sistem Transportasi Perkotaan Yang Terpadu Dan Memadai Untuk Melayani Pergerakan Orang Dan Barang
Untuk memenuhi tingginya kebutuhan perjalanan masyarakat DKI Jakarta
dibutuhkan peningkatan infrastruktur dan penambahan sarana transportasi umum
perkotaan sebagai upaya utama dalam mengatasai permasalahan kemacetan.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-19 layanan angkutan umum massal melalui sistem Bus Rapid Transit yang
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur maka Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta memberikan subsidi kepada PT. Transportasi Jakarta sesuai dengan
Peraturan Gubernur Nomor 3 tahun 2015 tentang Pemberian Subsidi yang
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah kepada
PT. Transportasi Jakarta dalam rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan publik.
Untuk menjaga kualitas layanan transportasi angkutan massal maka melalui
Program Perencanaan Daerah Tingkat SKPD dengan kegiatan Survei Capaian
SPM Transjakarta dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.978.148.782,- namun
demikian kegiatan yang semula direncanakan oleh pihak ketiga ini gagal lelang
akibat tidak ada peserta yang mendaftar, sehingga untuk melakukan pengawasan
dan verifikasi terhadap nilai atau besaran subsidi yang akan diberikan ke
PT. Transportasi Jakarta dilakukan penilaian capain SPM dan Verifikasi oleh tim
yang dibentuk sesuai Peraturan Gubernur sebagaimana tersebut dimaksud di atas.
Untuk capaian indikator kinerja dengan target jumlah penumpang yang
menggunakan bus transjakarta sebanyak 337.000 pnp/hari yang dapat
dilayani/terangkut, sedangkan realisasi jumlah yang penumpang yang dapat
dilayani/terangkut hanya sebanyak 280.322 pnp/hari atau 83,18%.
Sesuai dengan sasaran kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja
yaitu tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai telah
ditetapkan beberapa target capaian indikator kinerja antara lain panjang lintasan
busway, jumlah penumpang yang dapat dilayani/terangkut menggunakan bus
transjakarta dan headway busway. Capain realisasi atas target yang telah
ditetapkan dapat terlihat daro tabel berikut:
Tabel III.8
Capaian IKU Panjang Lintasan Busway, Jumlah Penumpang Busway dan Headway Busway rata-rata
No Indikator Kinerja Target Realisasi %
1 Panjang lintasan busway - - 100 2 Jumlah penumpang busway 337.000 org/hari 280.322 pnp/hari 83,18 3 Headway busway rata-rata 9 menit 14.2 menit 57,77
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-20
7. Tersedianya Jaringan Jalan Dan Jembatan Dengan Kualitas Yang Mantap Untuk Melayani Sirkulasi Dari/Ke Dalam Kota
Pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan jumlah kendaraan setiap
tahunnya menunjukkan tingkat mobilitas masyarakat semakin tinggi. Guna
menopang tingginya mobilitas yang diharapkan akan mendorong laju pertumbuhan
ekonomi, diperlukan dukungan infrastruktur yang baik diantaranya jalan, jembatan,
fly over/underpass serta kebijakannya.
Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia yang memiliki tingkat intesitas
ekonomi dan juga tingkat stress yang tinggi, hal ini dikarenakan hampir setiap hari
terjadi kemacetan lalu lintas. Intensitas serta volume pertambahan produksi
kendaraan baru memberi sumbangsih terhadap kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Pertumbuhan kendaraan yang besar di Jakarta dan tidak diimbanginya
pembangunan/peningkatan infrastruktur seperti penambahan jalan tidak akan
mampu menanggulangi kemacetan yang ada di Jakarta.
Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu sasaran, yaitu : “Tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota”.
Sasaran tersedianya jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang
mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota diukut dengan Indikator Kinerja
Sasaran yang tertuang dalam RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017.
a. Luas Jalan yang terbangun
b. Jumlah jembatan yang terbangun
c. Persentase luas jalan dalam kondisi baik
Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan
dalam tabel berikut :
Tabel III.9
Capaian sasaran strategis tersedia jaringan jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk melayani sirkulasi dari/ke dalam kota
No Sasaran Strategis IKU Target Realisasi % 1 tersedianya jaringan
jalan dan jembatan dengan kualitas yang mantap untuk
1 luas jalan yang terbangun
24.192 m2 18.558 m2 76,7
2 jumlah jembatan yang
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-21
Rata-rata capaian kinerja 225.69
Tabel III.10
Jumlah jalan terbangun, jumlah jembatan dan presentase luas jalan No Indikator Sisi Timur dan Barat di Kawasan Terminal
Rata-rata capaian kinerja 99,86
Untuk mengurangi kemacetan serta mendukung aktifitas ekonomi di Jakarta
telah dilakukan dengan meningkatkan layanan dalam penyediaan jalan dan
jembatan. Pembangunan/Peningkatan jalan dan jembatan dilakukan dengan
harapan agar dapat menambah tingkat road ratio dan tingkat pelayanan sehingga
dapat meminimalkan tingkat kemacetan yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta,
meskipun pada kenyataannya perbandingan jalan baru dibandingkan dengan
penambahan kendaraan sangatlah kecil yang disebabkan sulitnya pembebasan
lahan untuk pembangunan jalan. Meskipun demikian, penambahan jalan baru
tersebut diharapkan menambah pergerakan sirkulasi dari/ke dalam kota.
a. Untuk mencapai sasaran Luas/Jumlah Jalan yang terbangun, telah
dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-22 1) Pembangunan Jalan dan saluran pengaman sejajar BKT (Segmen Raya
Bekasi-Cipinang)
2) Pembangunan Jalan dan saluran pengaman sejajar BKT (Segmen
marunda-Raya Bekasi)
3) Pembangunan/peningkatan jalan-jalan strategis di Provinsi DKI Jakarta
dengan melaksanakan pelebaran jalan pada lokasi Jalan Cassablanca
Sisi Selatan dan Jalan Arafuru.
b. Untuk mencapai sasaran jumlah jembatan yang terbangun ini telah
dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan
dengan beberapa kegiatan yaitu dengan pembangunan Akses Terminal Pulo
Gebang yang dalam pelaksanaannya diantaranya telah dibangun empat
jembatan/Ramp BKT pada sisi timur (2 jembatan) dan sisi barat (2 jembatan)
dan jembatan Jalan Pluit Indah.
c. Untuk mencapai sasaran persentase luas jalan dalam kondisi baik telah
dilaksanakan program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan
dengan beberapa kegiatan yaitu :
1) Pembangunan/peningkatan jalan-jalan strategis di Provinsi DKI Jakarta
2) Peningkatan jalur busway
3) Peningkatan jalan pemuda-pramuka
4) Perbaikan dan pemeliharaan jalan dan trotoar di seluruh Koridor
Busway
5) Pemeliharaan Simpang dan jalan Tak sebidang di Provinsi DKI Jakarta
6) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Pusat
7) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Utara
8) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Barat
9) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Selatan
10) Pemeliharaan jalan di Kota Administrasi Jakarta Timur
11) Perawatan Rutin Prsarana Jalan dan Jembatan di Provinsi DKI Jakarta
Pada tahun 2015 telah dilakukan peningkatan kualitas infrastruktur jalan,
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-23 metode recycling dan penataan kemiringan permukaan jalan. Selain itu dilakukan
pemeliharaan jalan dengan coldmilling untuk menjaga tinggi muka jalan,
khususnya pada jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder. Harapannya
pelaksanaan pemeliharaan jalan dengan coldmilling ini dapat dilaksanakan pada
setiap pekerjaan pemeliharaan jalan.
Adapun beberapa hambatan/kendala yang menyebabkan tidak tercapainya
beberapa target antara lain :
a. Masih terdapat pekerjaan jembatan yang mengalami gagal lelang.
b. Masih minimnya realisasi pembebasan tanah untuk pembangunan/pelebaran
jalan baru, yang disebabkan oleh :
1) Masih terdapat sebagian warga tidak setuju dengan nilai ganti rugi yang
ditawarkan walaupun sudah mengacu kepada nilai appraisal
2) Masih terdapat sebagian warga yang tidak setuju dengan program
Pemerintah ex. Pelebaran jalan.
3) Beberapa warga yang sudah setuju dibayar tidak hadir pada waktu
pelaksanaan pembayaran ganti rugi
4) Beberapa warga meragukan mengenai luasan yang terkena
pembebasan, sehingga banyak warga yang meminta pengukuran ulang.
5) Beberapa berkas yang diserahkan saat diteliti untuk syarat pembayaran
ganti rugi warga belum lengkap
6) Keterlambatan warga mengumpulkan berkas ke Kelurahan untuk
dilakukan penelitian keaslian/validasi dokumen sehingga
mengakibatkan keterlambatan pengajuan pencairan anggaran.
Sedangkan realisasi anggaran terhadap program kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat terlihat dari tabel berikut :
Tabel III.11
Anggaran Dinas Bina Marga terkait IKU Provinsi Tahun 2015 No. Indikator
Kinerja
Program Kegiatan Anggaran Realisasi %
1. Luas jalan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-24 No. Indikator
Kinerja
Program Kegiatan Anggaran Realisasi %
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-25 No. Indikator
Kinerja
Program Kegiatan Anggaran Realisasi %
Pemeliharaan Jalan
Total anggaran untuk mencapai tiga sasaran tersebut yaitu sebesar
Rp943.196.494.648,- dengan realisasi Rp870.507.127.732,- atau 92,29%.
8. Tersedianya Sistem Tata Air Yang Optimal Dalam Mendukung Upaya Pengendalian Banjir, Banjir Rob Dan Dampak Perubahan Iklim Lainnya
Provinsi DKI Jakarta yang terletak pada posisi 6o 12’ Lintang Selatan dan 106o 48” Bujur Timur, memiliki ketinggian rata-rata + 7 meter di atas permukaan laut, Sedangkan di bagian Utara wilayah Jakarta sebagian besar berada di bawah
permukaan air laut pasang, yang mengakibatkan rawan genangan, baik karena
curah hujan maupun karena semakin tingginya air laut pasang (rob).
Wilayah Jakarta yang dilalui 13 aliran sungai termasuk kawasan yang rawan
banjir atau genangan. Secara umum banjir di Jakarta dipengaruhi oleh topografi
wilayah DKI Jakarta yang relatif datar, luapan air dan rendahnya dataran (di
beberapa lokasi), pasang air laut menghalangi aliran air ke laut disamping
penurunan permukaan tanah akibat pengambilan air tanah yang berlebih,
pemanfaatan bantaran sungai dan dataran banjir untuk pemukiman liar dan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-26 sungai sehingga terdapat lokasi-lokasi yang dianggap rawan banjir di seluruh
Jakarta.
Banjir dan genangan air merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi
dalam pembangunan di DKI Jakarta. Berdasarkan faktor penyebabnya banjir yang
terjadi di DKI Jakarta dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu i) banjir akibat
tingginya intensitas curah hujan di wilayah hulu sungai yang menyebabkan
meluapnya air sungai dan menggenangi wilayah permukiman ii) banjir yang
disebabkan tingginya intensitas curah hujan di wilayah hilir atau di Jakarta dengan
topografi wilayah rendah, iii) banjir dengan genangan akibat pasang air laut (rob).
Indikator kinerja, target, dan capaian/realisasi sasaran tersebut selama tahun
2015, dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel III.12
Target capaian IKU terkait Dinas Tata Air
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Jumlah Sumur Resapan (Injection well) waduk yang terbangun
4 6 150
2 Jumlah titik genangan jalan arteri/kolektor 0 95 titik 0 3 Panjang Pengaman Pantai yang terbangun 1500 m 1950 m 130
Rata-rata capaian kinerja 93,33
Untuk mencapai sasaran ini dalam hal penanganan titik genangan jalan
arteri/kolektor dilaksanakan dilaksanakan program pemeliharaan prasarana dan
sarana pengendali banjir dan drainase dengan kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana infrastruktur drainase aliran timur, pemeliharaan sarana dan prasarana
infrastruktur drainase aliran tengah dan pemeliharaan sarana dan prasarana
infrastruktur drainase aliran barat dengan nilai anggaran sebesar
Rp79.903.660.876,-dan terserap sebesar
Rp23.506.570.950,-Sedangkan untuk program Pembangunan Prasarana dan Sarana Pengendali
Banjir dengan kegiatan Pembangunan Tanggul Pantai mendukung NCICD dalam
hal Panjang Pengaman Pantai yang terbangun dianggarkan sebesar
Rp60.000.000.000,- dan terserap sebesar Rp31.337.161.000,- dengan panjang
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-27 Jumlah waduk yang terbangun sampai dengan tahun 2015 sebanyak 6
waduk, Selain itu untuk menambah fungsi pengendali banjir Dinas Tata Air
melaksanakan pembangunan Sumur Resapan pada DAS Mampang Timur 593
Titik, DAS Mampang Barat 650 titik dengan anggaran rencana sebesar
Rp49.999.999.964,- dan terserap sebesar Rp33.661.908.500,-.
Tingginya intensitas curah hujan serta untuk mengantisipasi terjadinya banjir,
abrasi serta perubahan iklim, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat strategi
dalam pengembangan dan pengelolaan sistem tata air yang terpadu, sumur
resapan, serta mengelola dalam hal minimalisasi jumlah titik genangan pada jalan
arteri maupun kolektor serta membangun tanggul pengaman pantai dan muara
Jakarta agar limpasan air laut tidak masuk ke darat serta tidak menimbulkan abrasi
yang akan mengurangi luas daratan, dan yang akan memperparah/melumpuhkan
aktivitas sosial ekonomi Jakarta.
Penanganan jumlah titik genangan air yang dilakukan adalah dengan
melakukan penataan dan pengembangan sistem drainase perkotaan melalui
pembangunan, penataan, rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan sistem dan
saluran drainase sebagai antisipasi genangan. Dipadukan dengan pembangunan
sumur-sumur resapan sebagai salah satu bentuk konservasi air tanah di Jakarta
yang diharapkan sekaligus dapat mengurangi titik genangan di sepanjang jalan
arteri kolektor di pusat kota/kegiatan sehingga dapat mengurangi dampak
kemacetan.
9. Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal Sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan sampah, maka PD
PAL harus menginventarisasi lahan IPAK Pulo Gebang dan IPAK Duri Kosambi
yang sampai saat ini masih menunggu proses serah terima dari Dinas Kebersihan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kepada PD, Pal Jaya. Sesuai dengan
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 159 tahun
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-28 Kebersihan kepada PD. Pal Jaya pada tanggal 27 Oktober 2014. Untuk itu
Pemerintah DKI menetapkan suatu sasaran, yaitu:
“Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal”
Sasaran Tersedianya Pengelolaan Air Limbah Domestik Secara Optimal diukur dengan IKU “Persentase fasilitas terbangun sistem air limbah terpusat”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2014 sebesar 20%. Indikator
kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan dalam tabel
berikut:
Tabel III,13
Capaian sasaran strategis tersedianya pengelolaan air limbah domestik secara optimal,
NO Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian terbangun sistem air limbah terpusat
Hambatan tidak tercapainya target disebabkan:
a. PD. Pal Jaya telah mengusulkan Detail Engineering Desain (DED) sebanyak
6 zona pengembangan jaringan pipa air limbah di Jakarta, yang saat ini
masih dalam proses lelang pembuatan DED
b. IPAL jaringan pipa air limbah di Zona 6 sedang disusun DED jaringan pipa air
limbah untuk dilakukan proses pelelangan terhadap pekerjaan pembangunan
jaringan pipa air limbah di zona 6 oleh Kementerian Pekerjaan Umum. DED
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-29 c. Sebagai pilot project jaringan pipa air limbah di zona 0 (Kecamatan Setiabudi
dan Tebet) dan penambahannya oleh PD. PAL Jaya, dimana jaringan pipa air
limbah zona 0 (existing) baru mencapai 4% untuk seluruh wilayah Jakarta.
d. Belum terbitnya Peraturan Gubernur mengenai tata guna lahan sehingga
Dinas Tata Air pada tahun 2015 belum dapat melaksanakan pembebasan
lahan IPAL Zona 1.
10. Tersedianya Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Yang Melayani Semua Wilayah Kota
Sesuai arahan strategis dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang
terangkum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030, Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025, dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2017, secara
garis besar kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih mengarah pada:
a. Peningkatan Cakupan Pelayanan dengan meningkatkan ketersediaan air
bersih dan atau air curah di wilayah DKI Jakarta
b. Peningkatan Ketahanan Air di wilayah DKI Jakarta
c. Pengalihan penggunaan air tanah dangkal maupun air tanah dalam menjadi
air perpipaan.
d. Pelayanan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), termasuk
Kepulauan Seribu.
Berpijak pada kebijakan strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut,
arah kebijakan Perusahaan PAM JAYA yang tertuang dalam Rencana Jangka
Panjang (RJP) 2014-2018 diprioritaskan diantaranya terhadap 4 butir di atas.
Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu sasaran, yaitu:
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-30 Sasaran Tersedianya Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan yang
Melayani Semua Wilayah Kota (PDAM) diukur dengan IKU “Cakupan pelayanan
air minum perpipaan”, dengan Capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2015
sebesar 100,13%. Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi
capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel III,14
Capaian IKU cakupan pelayanan air minum perpipaan
Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian
1 Cakupan pelayanan air minum perpipaan
62% 62,08% 100,13
Realisasi Cakupan Pelayanan di DKI Jakarta pada tahun 2015 adalah
sekitar 62,08%, dihitung berdasarkan rasio antara Populasi Terlayani terhadap
total jumlah penduduk kota Jakarta.
Adapun Populasi Terlayani hanya diperhitungkan terhadap Pelanggan
Domestik, baik yang menggunakan Sistem Perpipaan maupun Non Perpipaan
antara lain: Rumah Tangga, Rumah Susun dan Kondominium, Usaha
Kecil/Menengah dalam Rumah Tangga, Hidran & Ledeng Umum, Station Air &
Mobil Tangki, Asrama, Rumah Yatim Piatu, Kedutaan/Konsulat, Instansi ABRI,
dan Perusahan Perdagangan/Rukan/Ruko.
Cakupan pelayanan di DKI Jakarta pada tahun 2015 sudah mencapai
target dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014. Peningkatan
tersebut disebabkan meningkatnya jumlah pelanggan rumah tangga menengah,
rumah tangga mewah, dan gedung tinggi. Selain itu, jumlah KK pada Rusun
Waduk Pluit yang dilayani langsung oleh PAM JAYA juga mengalami
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-31 Pada tahun 2016 ditargetkan Cakupan Pelayanan mencapai 71,69%.
Berkenaan dengan hal tersebut, PAM JAYA telah melakukan kegiatan kajian
mengenai Rencana Penambahan Air Baku dan atau Air Bersih antara lain:
a. Air Curah (Treated Water)
1) Rencana pembangunan IPA Bekasi yang diprakarsai oleh Kementerian
PU&PERA sebesar 4.000 lps;
2) Rencana pembangunan IPA Jatiluhur sebesar 5.000 lps.
b. Air Bersih/Produksi
1) IPA Pesanggrahan sebesar 600 lps ;
2) IPA Hutan Kota (Jembatan Besi) sebesar 300 lps;
3) IPA Pejaten sebesar 100 lps;
4) Uprating IPA Cilandak dari kapasitas 400 lps menjadi 600 lps.
Dalam pencapaian target, PAM JAYA tidak menggunakan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tetapi menggunakan biaya
investasi Kerjasama PAM JAYA dengan Mitra Swasta.
11. Tersedianya Pengelolaan Sampah Terpadu dan Berwawasan
Lingkungan Pada Tingkat Kota dan Kawasan Permukiman
a. Persentase Sampah Dalam Kota Yang Dapat Tertangani Secara Tepat
Waktu
Dalam mewujudkan Jakarta baru, kota modern yang bersih dengan
masyarakat berbudaya bersih dan pelayanan publik yang prima, penyediaan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-32 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dicapai melalui peningkatan kinerja
pengelolaan persampahan.
Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3
Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah bahwa Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta wajib mengangkut sampah dari TPS ke pemrosesan akhir sampah
dengan jaminan ketepatan waktu pengangkutan sampah sehingga tidak
terjadi penumpukan yang berdampak kepada pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan.
Sebagai upaya optimalisasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang kebersihan, maka
pengangkutan sampah ke tempat pemrosesan akhir sampah tahun 2015
dilakukan secara swakelola dengan mengerahkan kendaraan angkutan
sampah reguler milik Dinas, Sudin, UPK Badan Air didukung dengan
kendaraan sewa yang langsung dikendalikan oleh Sudin Kebersihan 5 (lima)
wilayah Kota Administrasi, Sudin Kebersihan Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu dan UPK Badan Air.
Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi, dan capaian
kinerjanya dalam tahun 2015 diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel III,15
Capaian IKU presentase sampah dalam kota yang tertangani dan pengurangan timbunan sampah
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALIS
ASI
% 1 Persentase sampah dalam kota
yang dapat tertangani secara tepat waktu
96% 82,77% 86,21
2 Persentase pengurangan timbunan sampah di sumber
15% 10,43% 69,53
Rata-rata capaian kinerja 77.87
Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan melalui berbagai program
seperti program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum dan
program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan kegiatan senilai
Rp1.141.509.381.274,- atau 102,09% dari pagu anggaran penetapan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-33 adanya Anggaran Biaya Tambahan (ABT) dalam perubahan anggaran tahun
2015 untuk pengadaan kendaraan angkutan sampah.
Dalam rangka penanganan sampah secara tepat waktu, pemerintah
Provinsi DKI Jakarta melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat
mendukung terlaksananya hal tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan antara lain Pengadaan Dump Pick-up
Angkutan Sampah Penanganan sampah Badan Air, Taman dan Jalur Hijau
wilayah Jakarta Pusat, Penanganan sampah Badan Air, Taman dan Jalur
Hijau wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta
Timur, Jasa Pengelolaan Sampah TPST Bantargebang, Jasa Penimbangan
Sampah di DKI Jakarta dan Pengawasan Independent Pengelolaan TPST
Bantargebang.
Realisasi capaian outcome Persentase sampah dalam kota yang dapat
tertangani secara tepat waktu sebesar 82,77% dari target 96% atau dari
timbulan sampah sebesar 7.755,12 ton/hari yang dapat diangkut dan diolah
di TPST Bantargebang sebesar 6.419,14 ton/hari (2.342.987,41ton/tahun).
Target yang ditetapkan dalam penanganan sampah belum dapat
dicapai antara lain karena:
1) Pengadaan kendaraan angkutan sampah baru yang ditargetkan
terealisasi pada pertengahan tahun terpenuhi pada akhir tahun;
2) Tertundanya pengesahan anggaran juga berdampak pada terlambatnya
persiapan lelang sewa kendaraan angkutan sampah yang diharapkan
dapat mendukung operasional pengangkutan sampah pada awal tahun.
Realisasi persentase sampah dalam kota yang dapat ditangani secara
tepat waktu pada tahun 2015 ini cenderung sama bila dibandingkan dengan
persentase tahun 2014 walaupun timbulan sampah pada tahun 2015
meningkat cukup signifikan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,
hal ini disebabkan karena target yang ditetapkan juga meningkat dari 93%
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-34 realisasi sampah yang terangkut adalah sebesar 5.664,47 ton/hari dari
timbulan sampah sebesar 6.902,41 ton/hari atau 82,07%.
Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan beberapa
upaya untuk meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah pada TPS
diwilayah DKI Jakarta, antara lain dengan:
1) Mendorong terbitnya Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
160 Tahun 2015 yang mengatur jadwal pembuangan sampah dari
sumber/warga dan jadwal pengangkutan ke Tempat Pembuangan
Sampah Terpadu Bantargebang.
2) Mengurangi antrian kendaraan angkutan sampah di Tempat
Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang dengan memberikan
data transaksi penimbangan yang lebih cepat melalui sistem timbangan
online.
b. Persentase Pengurangan Timbulan Sampah Di Sumber
Pengurangan sampah mulai dari sumber merupakan solusi yang
dipilih pemerintah dalam memecahkan permasalahan sampah,
Pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan pembatasan timbulan
sampah, pendauran ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah,
Peraturan ini mengubah konsep pengelolaan sampah Jakarta dari
kumpul-angkut-buang menjadi pengelolaan sampah 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) berbasis masyarakat.
Setiap individu wajib melaksanakan pengurangan sampah
dengan cara menggunakan sedikit mungkin kemasan, menggunakan
kemasan dan/atau produk yang dapat dimanfaatkan kembali,
menggunakan kemasan dan/atau produk yang ramah lingkungan dan
memanfaatkan kembali sampah secara aman. Pengurangan sampah di
sumber ditingkatkan dengan mendorong masyarakat atau kelompok
masyarakat mendirikan Sentra 3R atau Bank Sampah dan terlibat aktif
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-35 Dinas Kebersihan telah melakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam melakukan pengelolaan
sampah sejak dini di sumber sampah. Upaya-upaya yang dilakukan,
dengan:
1) Menerbitkan Instruksi Kepala Dinas Kebersihan kepada para
Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan untuk memprakarsai
pembentukan bank sampah baru minimal 5 titik per Kecamatan
2) Meluncurkan aplikasi sistem informasi bank sampah (SIBAS)
berbasis smart card dalam rangka merangsang terbentuknya
bank-bank sampah baru yang dikelola masyarakat
3) Pada tahun 2015 ini Dinas Kebersihan juga menggelar pertemuan
rutin para pengurus bank sampah se Jakarta yang menampung
aspirasi serta memberi motivasi agar para pengurus bank sampah
makin giat untuk memajukan bank sampah
4) Sosialisasi melalui media konvensional dan media sosial mengenai
gaya hidup pengurangan sampah (reduce) juga dilakukan
Sebagian dari pelaksanaan dari kegiatan tersebut diatas didanai
oleh Coorporation Social Responcibility (CSR). Dalam rangka
pengurangan sampah mulai dari sumber pemerintah Provinsi DKI
Jakarta melaksanakan program peningkatan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan persampahan dengan beberapa kegiatan yang
dapat mendukung terlaksananya hal tersebut yaitu pembinaan,
pengembangan dan pengawasan kebersihan, penyelenggaraan dan
partisipasi event kebersihan dan penyusunan regulasi zonasi
pelayanan pengelolaan sampah secara mandiri.
Realisasi pencapaian outcome untuk IKU pengurangan sampah
di sumber pada tahun 2015 adalah 10,43% atau sebesar 69,53% dari
target 15% yang ditetapkan. Realisasi tersebut berasal dari
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-36 ton/hari dibagi jumlah timbulan sampah sebanyak 7.755,12 ton/hari, hal
ini dimungkinkan karena pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang
cukup signifikan jumlah Bank Sampah dengan total 376 titik bank
sampah dari 92 titik yang ada pada tahun 2014. Pada tahun 2014
jumlah pengurangan sampah disumber sebesar 9,48% atau 67,71%
dari target 14%.
Pengurangan sampah di sumber dapat lebih optimal bila bank
sampah dan nasabahnya semakin bertambah dan bank-bank sampah
yang ada tetap aktif (tetap mengolah sampah). Pada kenyataannya titik
binaan yang ada tidak beroperasi secara kontinu karena masih bersifat
sukarela dari masyarakat, belum merupakan suatu kegiatan yang dapat
dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberadaan bank sampah yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pengurang timbulan sampah di sumber, antara lain
adalah :
1) Belum terbentuknya suatu sistem bank sampah yang
komprehensif dan dapat menghubungkan antara stake holder
dalam pengelolaan bank sampah;
2) Perilaku masyarakat yang belum peduli terhadap pemanfaatan
sampah, termasuk tidak peduli terhadap pemilahan sampah dan
upaya-upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Proses penyuluhan perlu dilakukan secara kontinue untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kegiatan
pengelolaan sampah terpadu dengan metode 3R secara mandiri begitu
juga pendampingan perlu dilakukan untuk mengarahkan pelaksanaan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-37
12. Berkurangnya Pencemaran Lingkungan (Air, Tanah dan Udara) Di Wilayah Kota Jakarta
Pencemaran lingkungan yang meliputi pencemaran air, tanah maupun udara,
merupakan masalah krusial di DKI Jakarta, Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2015 melalui RPJMD 2013-2017 telah menetapkan penurunan
tingkat pencemaran terhadap air, tanah, dan udara di wilayah kota Jakarta sebagai
salah satu sasaran utama.
Indikator kinerja sasaran beserta target dan realisasi capaiannya diuraikan
dalam tabel berikut :
Tabel III.16
Capaian IKU penurunan gas rumah kaca dengan baseline dan presentase status mutu air tercemar
No
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH
Target Realisasi % 1 Persentase penurunan emisi Gas Rumah Kaca
dengan baseline emisi GRK tahun 2005
6% 9,60 % 160% 2 Persentase status mutu air tercemar berat :
- sungai 62% 44% 141%
- situ/waduk 34,50% 16% 216%
- air tanah 9% 18% 51%
- laut/teluk 15% 60% 25%
Rata-rata capaian kinerja 86,6%
Untuk mencapai sasaran diatas, pada tahun 2015 telah dianggarkan
sejumlah program kegiatan anggaran sebesar Rp5.640.158.250,- dengan realisasi
sebesar Rp3.357.696.000,- atau 59,53%.
Dalam rangka pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK)
sebesar 30% Tahun 2030 di Jakarta. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta
telah menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 131 Tahun 2012 tentang Rencana
Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). Dalam lampiran
Pergub ini disebutkan bahwa tahun dasar perhitungan emisi GRK adalah tahun
2005 dengan baseline emisi sebesar 34,67 juta ton CO2e dan proyeksi emisi GRK
pada tahun 2030 (BAU=Business As Usual) sebesar 113,94 juta ton CO2e, Target
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-38 yang dapat dicapai melalui berbagai aksi mitigasi yang dilakukan oleh SKPD dan
UKPD. Sampai akhir tahun 2015 penurunan emisi GRK di Provinsi DKI Jakarta
sudah mencapai 9,6% dengan target sebesar 6%, Hal ini berarti di tahun 2015
sasaran mitigasi GRK yang tertuang dalam RAD-GRK DKI Jakarta telah melebihi
target tahunan pada tahun 2015,
Dari berbagai aksi mitigasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta melalui :
a. Program pembangunan, peningkatan kualitas dan pemeliharaan
pencahayaan kota
b. Program peningkatan kinerja pengelolaan persampahan
c. Program pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan
Untuk mencapai program tersebut dilaksanakan 3 kegiatan pembangunan
yang berkonstribusi terbesar dalam mitigasi GRK di DKI Jakarta. Ketiga kegiatan
tersebut adalah :
a. Penerapan Busway pada 15 koridor, yang menurunkan penurunan emisi
sebesar 333,034 ton CO2e
b. Penggunaan lampu PJU hemat energi, yang menurunkan penurunan emisi
sebesar 17,099 ton CO2e
c. Recovery gas methane di TPST Bantar Gebang yang menurunkan
penurunan emisi sebesar 139,439 ton CO2e dan program komposting yang
dilakukan oleh masyarakat telah menurunkan emisi sebesar 25,274 ton
CO2e
Beberapa kendala yang terjadi dalam penurunan emisi GRK disebabkan
beberapa faktor antara lain belum terlaporkannya semua aksi mitigasi yang terjadi,
adanya perubahan rencana aksi mitigasi, adanya aksi mitigasi yang belum
tercantum dalam RAD-GRK DKI Jakarta, adanya perubahan metodologi,
perbedaan faktor emisi, dan lain-lain, Pelaporan aksi mitigasi GRK harus ditunjang
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-39 tersebut akan diaudit oleh lembaga indenpenden yang bersertifikat sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 tahun 2013 tentang
Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi Aksi Mitigasi Perubahan Iklim.
Penurunan emisi pada tahun 2015 mencapai 9,6% yang meningkat hampir
2,89% dari tahun 2014 yang hanya sebesar 6,71%, Demikian juga jika
dibandingkan dengan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca sampai dengan
tahun 2017, penurunan emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2015 sudah melebihi
target akhir Renstra 2017 yaitu sebesar 8%, sehingga total capaian kinerja
mencapai 117%.
Kegiatan-kegiatan yang terkait dalam mencapai penurunan emisi Gas Rumah
Kaca adalah Evaluasi Target Pencapaian Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
(GRK), Pembinaan Implementasi Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca (RAD-GRK), Pelaksanaan Program Perlindungan Lapisan Ozon
(PLO), Inventori Gas Rumah Kaca, Implementasi Program Kampung Iklim, dan
Diseminasi Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) Tingkat
Provinsi DKI Jakarta.
Permasalahan pelaksanaan program dan kegiatan urusan lingkungan hidup
juga masih dihadapkan pada besarnya beban pencemar lingkungan pada sumber
daya air terutama pada perairan teluk Jakarta yang merupakan muara dari aliran
sungai-sungai baik di hulu maupun hilir Jakarta, dimana beban pencemar tersebut
berasal dari limbah kegiatan usaha (instansional) dan lebih dominan dari limbah
rumah tangga (domestik).
Metode Indeks Pencemaran digunakan untuk menentukan tingkat
pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan, Indeks
Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukkan, kemudian dapat
dikembangkan untuk beberapa peruntukkan bagi seluruh atau sebagian badan air.
Metode ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat
atau tidaknya badan air dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai