REALISASI
1 - Jumlah event seni budaya yang diselenggarakan oleh sanggar binaan
65 event 34 event /52,30%
86 event 32 event/ 37,20 %
Dari tabel di atas tingkat capaian kinerja pengembangan budaya kota multikultur pada Tahun 2015 belum memenuhi target. Dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi penurunan kegiatan sebanyak 2 kegiatan. Disadari bahwa target yang ditetapkan pada tahun 2014 dan 2015 terlampau tinggi, sehingga sulit untuk
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-55 dicapai. Di samping itu ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi tidak tercapainya target sasaran kinerja ini yaitu:
a. Tidak sinkronnya antara jadwal kegiatan yang direncanakan dengan terbitnya surat penyediaan dana, sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan;
b. Adanya perubahan lokus kegiatan yang semula pelaksanaannya di Jakarta dipindahkan ke luar daerah;
c. Event seni budaya di luar daerah tidak dilaksanakan karena adanya ketentuan bahwa UKPD tidak diperkenankan melakukan perjalanan dinas sendiri kecuali penganggarannya disentralkan pada unit induknya;
d. Waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk dilaksanakan kegiatan terutama yang melibatkan pihak ketiga.
Walaupun demikian, pelaksanaan event tidak mengurangi kualitas penyelenggaraannya karena lebih banyak melibatkan komunitas pelaku seni budaya, sanggar-sanggar, lembaga-lembaga kebudayaan, sebagai bentuk mengoptimalkan promosi Jakarta, dan pemberdayaan komunitas/lembaga, dalam rangka perlindungan, pelestarian, dan pengembangan seni budaya, serta peningkatan kunjungan wisatawan ke Jakarta.
18. Tersedianya Pusat-Pusat Kebudayaan Di Semua Wilayah Kota Jakarta
Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta merupakan sasaran dari misi ke-empat Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Daerah Provinsi DKI Jakarta 2013-2017. Pemanfaatan pusat kebudayaan menjadi hal penting untuk pembinaan dan pengembangan kebudayaan secara efektif. Masyarakat dapat memanfaatkan pusat-pusat kebudayaan untuk sarana pertunjukan kesenian, sarana pembinaan dan pelatihan, sarana mendapatkan informasi kebudayaan lokal dan nasional, tempat melakukan eksperimentasi, menggali potensi dan menumbuhkan kreatifitas kebudayaan. Pusat-pusat kebudayaan juga menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan ke Jakarta.
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-56 Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 Wilayah Kota dan Kepulauan Seribu merupakan indikator dari pelaksanaan Program Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Kebudayaan serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta antara lain Pembangunan System Rigging Teater Kecil Gedung Teater Jakarta, Rehab Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Gedung Wayang Orang Bharata dan Gedung Akademi Pariwisata Jakarta, Pengadaan Sarana dan Prasarana Bagi Lansia dan Penyandang Disabilitas di Gedung Pertunjukan dan Museum, Pembebasan Lahan untuk Pengembangan Sarana dan Prasarana Kebudayaan Betawi, Penyelesaian Pembebasan Lahan di Zona A PBB serta Rehab Gedung Graha Wisata TMII. Indikator kinerja, sasaran, beserta target, realisasi, dan capaiannya dalam tahun 2015 yang merupakan tahun ke-tiga RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017 dapat diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel III,25
Capaian tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota Jakarta
No, Indikator Kinerja Target Realisasi %
1, Tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua Wilayah Kota Jakarta
- Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepaulauan Seribu 40 Pusat Kebudayaan 21 Pusat Kebudayaan 52,50 %
Indikator kinerja tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua wilayah kota, yaitu Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepulauan Seribu. Target tahun 2015 sebanyak 40 Pusat Kebudayaan terealisasi sebanyak 21 Pusat Kebudayaan (52,50%). Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan berbagai program dan kegiatan senilai Rp16.465.762.200,- atau 54,50% dari Rp30.210.223,317,- dari anggaran yang disediakan.
Perbandingan realisasi IKU tahun 2015 dengan realisasi tahun 2014 dan dengan target akhir Renstra untuk program tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua Wilayah Kota Jakarta dengan indikator Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepaulauan Seribu bisa digambarkan dalam tabel dibawah ini :
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-57 Tabel III.26
Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan kepulauan seribu NO INDIKATOR KINERJA TAHUN
2014
REALISASI TAHUN 2015
REALISASI
1 - Jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah
dan Kepulauan Seribu
30 lokasi
21 lokasi 40 lokasi 21 lokasi
Dari tabel di atas tingkat capaian kinerja tersedianya pusat-pusat kebudayaan di semua Wilayah Kota Jakarta pada Tahun 2015 belum memenuhi target, Dan dibandingkan dengan tahun 2014 tidak terjadi perubahan jumlah pemanfaatan pusat kebudayaan di 5 (lima) wilayah dan Kepulauan Seribu yakni sebanyak 21 lokasi. Faktor-faktor yang mempengarui tidak tercapainya target sasaran kinerja ini, yaitu :
a. Target yang ditetapkan dalam RPJMD terlampau tinggi;
b. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkomitmen untuk mengoptimalkan pemanfaatan pusat-pusat kebudayaan yang sudah ada, sehingga belum dirasakan perlu untuk menambah pembangunan pusat kebudayaan yang baru;
c. Adanya pengurangan penyelenggaraan event seni budaya di wilayah kota dalam rangka efisiensi anggaran.
19. Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya Tarik wisata kota
Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota merupakan sasaran dari misi ke-empat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta 2013-2017, yaitu membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota. Untuk mencapai indikator kinerja sasaran tersebut dilakukan melalui revitalisasi pembangunan sarana dan prasarana kebudayaan sebagai daya tarik wisata kota dengan indikator kinerja yaitu Jumlah kawasan yang dikembangkan, Melalui revitalisasi diharapkan tersedia sarana dan prasarana yang memadai sebagai tempat beraktifitas para pelaku budaya dan
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-58 terpeliharanya benda-benda seni budaya yang memiliki nilai sejarah (Bangunan Cagar Budaya), dan diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.
Jumlah kawasan yang dikembangkan merupakan indikator dari pelaksanaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan, Indikator kinerja, sasaran, beserta target, realisasi, dan capaiannya dalam tahun 2015 yang merupakan tahun ke-tiga RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017 dapat diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel III.27
Capaian terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya Tarik wisata kota
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota
- Jumlah pelestarian bangunan dan lingkungan cagar budaya melalui konservasi 17 bangunan 5 lingkungan cagar budaya 4 bangunan 1 kawasan 23 % 20 %
Indikator kinerja terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota, yaitu : pertama, jumlah kawasan yang dikembangkan, target tahun 2015 sebanyak 5 lingkungan cagar budaya terealisasi sebanyak 1 kawasan (20%) dengan realisasi anggaran sebesar Rp1.017.085.490,- terealisasi sebesar Rp932.904.599,- atau (91,90%). Dan kedua, jumlah bangunan yang berkonservasi dan termanfaatkan Target tahun 2015 sebanyak 17 bangunan
terealisasi sebanyak 4 bangunan (23%), dengan anggaran sebesar
Rp17.049.401.184,- terealisasi sebesar Rp14.790.761.050,- atau (86,75%). Untuk program terwujudnya upaya revitalisasi kawasan bersejarah kota sebagai daya tarik wisata kota dengan indikator jumlah kawasan yang dikembangkan dan Jumlah bangunan yang terkonservasi dan termanfaatkan bisa digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel III,28
Capaian Jumlah bangunan yang terkonservasi dan termanfaatkan NO INDIKATOR KINERJA TAHUN
2014