• Tidak ada hasil yang ditemukan

REALISASI TAHUN 2015 REALISASI budaya melalu

1. Meningkatnya penataan

kelembagaan yang tepat ukuran dan kewenangan yang jelas dan tidak tumpang tindih 1 Tertatanya kelembagaan organisasi perangkat daerah Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur SKPD/ UKPD 19 SKPD/ UKPD 2 Tersusunnya Rancangan Pergub/Kepgub/Surat Edaran/Ingub dalam rangka perumusan dan pembahasan kebijakan pemerintah daerah Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur SKPD/ UKPD 19 SKPD/ UKPD 3 Tertatanya formasi pegawai dalam rangka memenuhi kebutuhan pegawai yang ideal Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur SKPD/ UKPD 39 SKPD/ UKPD 4 Tertatanya peringkat jabatan, kelas jabatan, dan harga jabatan (job class)

Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur SKPD/ UKPD 39 SKPD/ UKPD 5 Tersusunnya SPM sesuai dengan SPM yang telah ditetapkan kementerian Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur 1 Bahan Rekomenda si 1 Bahan Rekomenda si / (100%) 6 Tersusunnya SP (Standar Pelayanan) seluruh SKPD Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur Kelurahan, Kecamatan dan UPT Kelurahan, Kecamatan dan UPT / (100%) 7 Tersusunnya SOP (Standar Operasional Prosedur) seluruh SKPD Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur 120 Peserta Bimtek dari SKPD/UKP D 120 Peserta Bimtek dari SKPD/ UKPD (100%) 8 Tersusunnya standarisasi peralatan kerja teknis

Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan

9 Rakepgub 9 Rakepgub / (100%)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-68

No Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Program Target Capaian /

(%) SKPD dan SDM Aparatur

9 Terinformasinya penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi DKI Jakarta melalui penerimaan tamu Dalam Negeri dan Luar Negeri Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur 35 Buku Jawban Guber-nur 31 Buku Jawaban Gubernur / (88%) 10 Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman SKPD / UKPD tentang Sistem Informasi Manajemen Daerah Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur 351 Peserta dari SKPD/ UKPD 329 Peserta dari SKPD/ UKPD / (93,73%) 11 Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman SKPD / UKPD tentang Pedoman dan Pelaksanaan Pelaporan Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan SDM Aparatur 56 Peserta dari SKPD 41 Peserta dari SKPD / (71,43%)

Anggaran Perjanjian Kinerja tidak seluruhnya terserap dikarenakan hal-hal sebagai berikut :

a. Indikator Tertatanya kelembagaan organisasi perangkat daerah Kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Anjab, ABK bagi SKPD/UKPD Provinsi DKI Jakarta dengan pagu anggaran sebesar Rp99.996.000,- terealisasi sebesar Rp50.912.500,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting serta terdapat tiga kegiatan yang tidak dilaksanakan; b. Indikator Tersusunnya Rancangan Pergub/Kepgub/SE/Ingub dalam rangka

perumusan dan pembahasan kebijakan pemerintah daerah dengan pagu anggaran sebesar Rp84.245.400,- terealisasi sebesar Rp50.912.500,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam

peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting.

c. Indikator Tertatanya formasi pegawai dalam rangka memenuhi kebutuhan pegawai yang ideal dengan pagu anggaran sebesar Rp144.760.000,- terealisasi sebesar Rp42.098.400,- dikarenakan adanya perbedaan antara

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-69 standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting;

d. Indikator Tertatanya peringkat jabatan. kelas jabatan. dan harga jabatan (job class) dengan pagu anggaran sebesar Rp198.696.000,- terealisasi sebesar Rp87.658.400,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting;

e. Indikator Tersusunnya SPM sesuai dengan SPM yang telah ditetapkan kementerian dengan pagu anggaran sebesar Rp26.795.500,- terealisasi sebesar Rp5.924.000,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting;

f. Indikator Tersusunnya SP (Standar Pelayanan) seluruh SKPD dengan pagu anggaran sebesar Rp96.321.000,- terealisasi sebesar Rp26.448.000,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e- budgeting;

g. Indikator Tersusunnya SOP (Standar Operasional Prosedur) seluruh SKPD dengan pagu anggaran sebesar Rp84.245.400,- terealisasi sebesar Rp32.985.000,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting;

h. Indikator Tersusunnya standarisasi peralatan kerja teknis SKPD dengan pagu anggaran sebesar Rp64.563.750,- terealisasi sebesar Rp14.918.200,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e- budgeting;

i. Indikator Terinformasinya penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi DKI Jakarta melalui penerimaan tamu Dalam Negeri dan Luar Negeri dengan pagu anggaran sebesar Rp39.600.000,- terealisasi sebesar Rp15.720.000,-

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-70 dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam

peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting;

j. IndikatorMeningkatnya pengetahuan dan pemahaman SKPD / UKPD tentang Sistem Informasi Manajemen Daerah dengan pagu anggaran sebesar Rp64.223.000,- terealisasi sebesar Rp28.077.000,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting;

k. Indikator Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman SKPD/UKPD tentang Pedoman dan Pelaksanaan Pelaporan dengan pagu anggaran sebesar Rp14.616.000,- terealisasi sebesar Rp7.300.000,- dikarenakan adanya perbedaan antara standar biaya yang diatur dalam peraturan gubernur dengan standar biaya yang ada dalam sistem e-budgeting; dan

l. Untuk Indikator Prosentase SDM Aparat yang Kompeten tidak dilaksanakan oleh Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi.

23. Meningkatnya Sdm Yang Sesuai Dengan Kompetensinya

Dalam pencapaian sasaran strategis ini Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta mengidentifikasi 1 (satu) indikator kinerja, sebagai berikut:

Tabel III.34

Capaian IKU Jumlah CPNS hasil rekrutmen berbasis CAT

Indikator Kerja Target Realisasi %

Jumlah CPNS hasil rekrutmen berbasis CAT (Computer Assisted Test)

2,000 CPNS 1,839 CPNS 92

Untuk mencapai sasaran ini dilaksanakan program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan satu kegiatan dan satu sub kegiatan senilai Rp3.055.181.400,- Pada tahun 2015, BKD Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu sub kegiatan prioritas dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis “meningkatnya kuantitas dan kualitas SDM Aparatur yang sesuai dengan kebutuhan organisasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta” dan RPJMD Pemerintah

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-71 Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017, yaitu sub kegiatan “Pengadaan CPNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta”.

Sehubungan dengan dikeluarkannya surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor B/2163/M,PAN- RB/06/2015 tanggal 30 Juni 2015 perihal Penundaan Penambahan Pegawai ASN Tahun 2015, maka pada Tahun 2015 BKD Provinsi DKI Jakarta tidak melaksanakan proses rekrutmen CPNS dari formasi Umum. Namun, berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor B/1398/M,PAN-RB/04/2015 tanggal 20 April 2015 perihal Pengangkatan Guru Bantu Provinsi DKI Jakarta, BKD Provinsi DKI Jakarta melaksanakan proses seleksi CPNS dari formasi Guru Bantu dengan tahapan sebagai berikut :

a. Pendaftaran seleksi dilakukan secara online melalui webiste

www.jakgov.jakarta.go.id; b. Seleksi administrasi;

c. Tes Kompetensi Bidang (TKB) menggunakan CAT (Computer Assisted Test); dan;

d. Pemberkasan.

Adapun bedasarkan Pengumuman Sekretaris Daerah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Hasil Kelulusan Seleksi Administrasi Pengangkatan CPNS dari Guru Bantu Tahun 2015, total guru bantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dan harus mengikuti Tes Kompetensi Dasar (TKD) dengan menggunakan CAT (Computer Assisted Test) adalah sebanyak 4,643 orang, Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,618 orang guru bantu dinyatakan lulus dan harus melakukan pemberkasan sebagai tahapan akhir dari seleksi dimaksud. Proses pengangkatan guru bantu yang lulus seleksi menjadi CPNS akan dilakukan secara bertahap sampai dengan Tahun 2017. Pada tahun 2015, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2518 Tahun 2015 tentang Pemberkasan CPNS Formasi Guru Bantu Tahun Anggaran

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-72 2015, total guru bantu yang diusulkan diangkat menjadi CPNS adalah sebanyak 1.839 orang.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa capaian pada indikator kinerja “Jumlah CPNS Hasil Rekrutmen Berbasis CAT (Computer Assisted Test)” di Tahun 2015 termasuk dalam kategori “baik” dengan prosentase capaian sebesar 92%, Capaian kinerja tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 yang hanya sebesar 57% dan termasuk dalam kategori “cukup”. Hal tersebut disebabkan karena jumlah formasi CPNS Tahun 2014 yang ditetapkan oleh Kementerian PAN dan RB melalui Surat Keputusan Menteri PAN dan RB nomor 615 Tahun 2014, tanggal 11 Agustus 2014 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Provinsi DKI Jakarta TA 2014 hanya 1.133 orang, sementara jumlah formasi yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui surat Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 203/-082, tanggal 11 Maret 2014 tentang Penyampaian Susunan Kekuatan Pegawai sebanyak 16.686 orang.

24. Meningkatnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Akuntabel

Saat ini Pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel sudah merupakan suatu keharusan, untuk itu berbagai upaya telah dilakukan antara lain dengan tujuan diperolehnya opini dari Badan Pemeriksa Keuangan dan publik terhadap pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan suatu sasaran, yaitu “Meningkatnya pengelolaan keuangan Daerah yang akuntabel”. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang

akuntabel dan transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan

pertanggungjawaban yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dalam penyusunan LKIP Tahun 2015 ini data yang digunakan hasil audit BPK atas laporan keuangan tahun 2014, karena sesuai ketentuan, hasil audit BPK baru akan diterima awal bulan Juni atau 2 (dua) bulan setelah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diserahkan ke BPK dan hasilnya akan dilaporkan dalam Raperda Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD (LP2APBD).

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-73 Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014 seperti yang tertuang dalam Laporan Nomor 13/LHP/XVIII,JKT-XVIII,JKT,2/06/2015 tanggal 17 Juni 2015 menyatakan pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini ini sama dengan tahun sebelumnya. Permasalahan utama, sehingga opini BPK menjadi WDP adalah penatausahaan/pengelolaan dan pemanfaatan aset yang tidak optimal serta tidak terdokumentasikan dengan baik dan pengadaan barang/jasa tidak sesuai peraturan perundang-undangan.

Oleh karena itu, untuk mencapai sasaran tersebut Inspektorat Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai upaya perbaikan diantaranya melakukan program peningkatan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu penyelenggaraan koordinasi tugas dan

fungsi pengawasan, pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan kas akhir tahun, reviu atas laporan keuangan serta melakukan evaluasi atas sistem akuntabilitas kinerja instansi dengan total realisasi anggaran sebesar Rp45.740.800,- dari pagu sebesar Rp18.568.408.800,-.

Tabel III.35

Capaian IKU Opini BPK dan Publik

Indikator Kerja Target Realisasi %

Opini BPK dan publik terhadap pengelolaan keuangan daerah

WTP WDP 75%

Kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program kegiatan dalam mencapai sasaran strategis adalah sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan pengawasan reguler tidak dapat memastikan jadwal pemeriksaan BPK RI, sehingga terjadi pembatalan beberapa Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

2. Dalam penyusunan Laporan Hasil Pengawasan (LHP) terjadi keterlambatan, hal ini disebabkan tingginya beban kerja yang karena bertumpuknya kasus pengaduan yang masuk.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-74 3. Penyerapan anggaran yang kurang maksimal disebabkan karena realiasi

atas belanja perjalanan dinas tidak diperkenankan direalisasikan pada tahun 2015 karena berbenturan dengan peraturan tentang tunjangan kinerja daerah tahun 2015.

4. Dalam tindak lanjut hasil pemeriksaan belum seluruhnya selesai, terdapat persoalan teknis (misalnya perubahan organisasi SKPD, ybs meninggal, dll), pemahaman terhadap materi TLHP oleh SKPD/UKPD tidak komprehensif, SKPD/UKPD/Pejabat/Pegawai belum melihat ada upaya hukum sehinga tidak ada efek jera serta terdapat perbedaan data penyelesaian dengan substansi TLHP.

25. Pelayanan Publik Yang Prima Pada Lembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Penilaian Integritas Sektor Publik Tingkat Daerah telah dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap 180 unit Layanan pada 60 Pemerintah Daerah di 33 Provinsi dengan materi utama yaitu kondisi unit layanan dan petugas layanan, proses dan prosedur layanan serta pengalaman dan perilaku pengguna layanan publik yang dirangkum dalam 2 penilaian yaitu Pengalaman Integritas (66,7%) dan Potensi Integritas (33,3%) dengan nilai 6 sebagai standar minimum.

Unit layanan yang disurvei terbagi atas 2 kategori yaitu:

a. Pada instansi daerah dilakukan survey terhadap 3 unit layanan yaitu Layanan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Layanan Kesehatan Dasar Puskesmas dan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ);

b. Pada instansi vertikal dilakukan survey terhadap 8 unit layanan yaitu Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Peningkatan Hak Atas Tanah, Peralihan Hak Atas Tanah, Paspor, Lembaga Permasyarakatan, Adm Pernikahan KUA dan Adm Sidang Peradilan Agama. Nilai indeks Integritas berkisar Antara 0-10 yang menunjukkan bahwa semakin mendekati 10 maka integritas layanan semakin bagus dan sebaliknya jika semakin mendekati 0 maka integritas layanan semakin buruk. Nilai indeks

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 III-75 Integritas Kota Jakarta tahun 2013 yaitu 6,64 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan sebelumnya tahun 2012 yaitu 6,24 dan tetap berada diatas standar minimum yang telah ditetapkan yaitu 6,00 namun lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai Indeks Integritas Nasional yaitu 6,80. Berdasarkan data Laporan Integritas Sektor Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 dapat diperoleh informasi bahwa Provinsi DKI Jakarta memiliki nilai Indeks Integritas 6,64 sedangkan untuk perjanjian kinerja pelayanan publik pada lembaga pelayanan terpadu satu pintu nilai indeks integritasnya adalah 6,1.

Berdasarkan data di atas maka pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Provinsi DKI Jakarta masih di bawah dari target capaian yang ditetapkan:

Tabel III.36 Integritas pelayanan publik

No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

%

1 Integritas

Dokumen terkait