• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Tentang Intensi Berwirausaha pada Ibu Rumah Tangga di Daerah X Bandung Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Tentang Intensi Berwirausaha pada Ibu Rumah Tangga di Daerah X Bandung Utara."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran intensi kewirausahaan pada ibu rumah tangga di daerah X Bandung Utara. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka rancangan penelitian yang diajukan bersifat deskriptif yaitu untuk memaparkan mengenai gambaran intensi kewirausahaan. Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah intensi kewirausahaan di daerah X Bandung Utara. Sampel dari penelitian ini adalah ibu rumah tangga di daerah X Bandung Utara yang berusia antara 21 - 53 tahun. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 50 orang ibu rumah tangga. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang diadaptasi berdasarkan alat ukur planned behavior dari Icek Ajzen. Jumlah item dalam kuesioner tersebut adalah 60 item. Hasil uji validitas dengan menggunakan rumus rank Spearman terdiri dari 54 item dengan nilai validasi berkisar antara 0,314 – 0,908 dan nilai reliabilitas sebesar 0,966.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa intensi berwirausaha ibu rumah tangga tinggi sebesar 58% dan intensi berwirausaha ibu rumah tangga rendah sebesar 42%.Hal ini berarti ibu rumah tangga di daerah X Bandung Utara memiliki keinginan atau niat untuk melakukan wirausaha.

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ... ii

DAFTAR ISI ... ... vi

DAFTAR TABEL.. ... ... ix

DAFTAR BAGAN. ... ... x

DAFTAR LAMPIRAN.. ... ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Pnelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian. ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

(3)

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pemikiran ... 9

1.6 Asumsi ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Intensi Menurut Teori Planned Behavior ... 18

2.1.1 Intensi ... 21

2.1.2 The Informational Foundation of Behavior ... 22

2.1.3 Antecendents Attitude Toward Behavior ... 22

2.1.4 Antecendents Subjective Norms ... 23

2.1.5 Antecendents Perceived Behavior Control... 25

2.1.6 Pengaruh-Pengaruh Determinan Intensi Terhadap Intensi.. . 26

2.1.7 Background Factors.. ... 27

2.2 Pengertian Kewirausahaan.. ... 29

2.3 Karakteristik Masa Dewasa Awal... 30

(4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 32

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33

3.2.1 Variabel Penelitian ... 33

3.2.2 Definisi Operasional ... 33

3.3 Alat Ukur ... 33

3.3.1 Alat Ukur Intensi ... 33

3.3.2 Sistem Penilaian ... 37

3.3.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.. ... 39

3.3.3.1 Validitas Alat Ukur ... 39

3.3.3.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 40

3.3.4 Data Penunjang.. ... 42

3.4 Populasi Penelitian dan Karakteristik Sample ... 42

3.4.1 Populasi Sasaran Penelitian ... 42

3.4.2 Karakteristik sampel ... 42

(5)

Universitas Kristen Maranatha

3.5 Teknik Analitis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden.. ... 44

4.2 Hasil Penelitian.. ... 45

4.2.1Tingkat Intensi.. ... 45

4.2.2 Determinan Intensi.. ... 45

4.3 Pembahasan.. ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .. ... 55

5.2 Saran.. ... 57

5.2.1 Saran Metodologi.. ... 57

5.2.2 Saran Praktis.. ... 57

Daftar Pustaka ... 58

Daftar Rujukan ... 59

(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5 Kerangka Pemikirian...17

Bagan 2.1 Pembentukan Intensi...21

(7)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.3.1 Pembagian Item – Item Dalam Alat Ukur Intensi ...34

Table 3.3.2 Tabel Kategori Intensi ………..39

Table 4.1 Usia (tahap perkembangan)………..44

Table 4.2.1 Tingkat Intensi………...45

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kata Pengantar Kuesioner Penelitian

Lampiran 1.1 Data Responden

Lampiran 1.2 Kuesioner Intensi

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Validitas dan Realibilitas Kuesioner Modifikasi

Intensi Kewirausahaan

Lampiran 3 Crosstab Intensi dengan Determinan-determinannya

Lampiran 4 Distribusi Frekuensi Intensi dan Determinan-determinannya

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Intensi dengan Attitude Toward Behavior

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Intensi dengan Subjective Norms

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Intensi dengan Perceived Behavior Control

Lampiran 5 Skor Mentah

Lampiran 6 Crosstab Intensi Kewirausahaan dengan Background Factors

Tabel 6.1 Crosstab Intensi dengan Personality Trait

Tabel 6.2 Crosstab Intensi dengan Value

(9)

Universitas Kristen Maranatha Tabel 6.4 Crosstab Intensi dengan Education

Tabel 6.5 Crosstab Intensi dengan Media Exposure

Tabel 6.6 Crosstab Intensi dengan Experience

Tabel 6.7 Crosstab Intensi dengan Knowledge

Tabel 6.8 Crosstab Intensi dengan Income

Lampiran 7 Gambaran Responden

Tabel 7.1 Gambaran Personality Trait Responden

Tabel 7.2 Gambaran Value Responden

Tabel 7.3 Gambaran Age Responden

Tabel 7.4 Gambaran Education Responden

Tabel 7.5 Gambaran Income Responden

Tabel 7.6 Gambaran Knowledge Responden

Tabel 7.7 Gambaran Experience Responden

Tabel 7.8 Gambaran Media Exposure Responden

Lampiran 8 Crosstab Determinan dengan Background Factors

(10)

Tabel 8.2 Crosstab PBC dengan Media exposure

Tabel 8.3 Crosstab PBC dengan Experience

(11)

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah anugrah yang mulia namun ibu

rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24

jam, selama bertahun-tahun, mereka hanya berkutat pada rutinitas yang sama

yakni, mengurus rumah, suami, dan anak. Memang ini membahagiakan bagi

sebagian perempuan, namun ada pula yang kurang menikmatinya, terutama ketika

anak-anak sudah beranjak mandiri dan dewasa, ketika peran ibu sudah tidak lagi

dominan. Akibatnya, banyak waktu luang yang bisa diisi dengan beragam

kegiatan. Sayangnya, banyak ibu yang kerap kebingungan harus mengisinya

dengan kegiatan apa, dan bagaimana caranya. ( Koran Jakarta, Produktif Ala Ibu

Rumah Tangga, 27 Mei 2010 http://bataviase.co.id/node/226783)

Menghadapi rutinitas pekerjaan rumah tangga yang sama selama

bertahun-tahun dan waktu luang yang tersedia memunculkan berbagai alternatif kegiatan

yang dapat dilakukan ibu rumah tangga untuk menanggulangi hal tersebut. Salah

satunya adalah menjalani bisnis di rumah demi mencari kesibukan dan sarana

aktualisasi diri, juga sebagai tempat untuk menjalin pertemanan bahkan untuk

dapat membantu perekonomian keluarga. Belakangan ini, banyak ibu rumah

tangga mengisi waktu luangnya dengan membuka usaha sendiri atau kita sebut

(12)

2

dilakukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan nilai-nilai tertentu yang

menuntut usaha dan waktu dalam pelaksanaanya (Robert Hisrich,2002). Contoh

wirausaha yang dilaksanakan untuk mengatasi kejenuhan rutinitas pekerjaan ibu

rumah tangga dilakukan oleh Vita, Pemilik usaha Fitria Butik, yang mengaku

merasa jenuh lantaran banyak waktu luang di rumah setelah ia berhenti bekerja

untuk menjadi ibu rumah tangga. Singkat cerita, dia kemudian membuat usaha

butik kecil-kecilan di rumahnya di bilangan Jatiasih, Bekasi. "Ini saya lakukan

untuk mengatasi kejenuhan dan mengisi waktu yang terbuang percuma," papar

Vita (Koran Jakarta, Produktif Ala Ibu Rumah Tangga, 27 Mei 2010

http://bataviase.co.id/node/226783) .

Usaha mandiri atau wirausaha yang dilakukan ibu rumah tangga memang

memberikan kelebihan tersendiri, hal ini dapat dilihat dari bagaimana pengalaman

Vita saat menjalani usahanya. Sambil menekuni usaha di rumah, dia juga dapat

mengurus anak dan suami karena, dari sisi waktu, jika dibandingkan bekerja di

kantoran, usaha di rumah jauh lebih fleksibel, sehingga wirausaha sangatlah cocok

untuk dijalankan oleh ibu rumah tangga dibandingkan dengan orang yang telah

memiliki pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kelebihan tersebut muncul

karena: Pertama, usaha dijalankan di rumah, sehingga memberikan banyak waktu

dan juga perhatian pada perkembangan anak, pekerjaan rumah tangga sekaligus

mengerjakan dan mengawasi bisnis. Kedua, waktu lebih luang, memberikan

kesempatan sebuah usaha untuk dapat berkembang menjadi sebuah usaha yang

lebih terorganisir dan mapan, serta dengan waktu luang memberikan banyak

(13)

3

dalam menjalankan perannya dibandingkan bekerja di kantor yang diharuskan

sering berpisah dengan anak, suami dan rumah. Seperti halnya yang terjadi pada

Yayu yang berkecimpung di bidang yang tidak jauh dari kebutuhan si buah hati

dan keluarga, Yayu membuat sebuah taman bermain anak-anak yang diberi nama

Klub Dino. Yayu mengungkapkan “Anak-anak senang sekali karena hampir setiap

hari ibu ada di rumah. Berbeda dengan pekerjaan saya dulu sebagai pramugari di

perusahaan penerbangan asing, sekarang ini paling-paling saya sendiri yang

menyetir mobil antar-jemput jika diperlukan. Suami saya juga senang karena

usaha saya justru memudahkan anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik,

dan saya dapat memperhatikan buah hati dengan lebih seksama.” (Esthi Nimita

Lubis,Wirausaha Ala Keahlian Natural Ibu Rumah Tangga, 3 Juni 2009,

http://mybonie.wordpress.com/2009/06/03/wirausaha-ala-ibu/).

Untuk dapat menciptakan wirausaha yang sukses dan menampilkan keinginan

ibu rumah tangga untuk menjadi wirausahawan seperti yang dijelaskan

sebelumnya, ibu rumah tangga perlu untuk dapat mengenali potensi dan minat di

dalam dirinya, serta ibu rumah tangga juga harus memiliki intensi yang tinggi,

(14)

4

dimilikinya dengan baik seorang ibu rumah tangga dapat menjadi apapun yang ia

mau, temasuk untuk memulai wirausaha. Banyak potensi yang tersembunyi harus

dikembangkan untuk dapat berwirausaha, seorang ibu rumah tangga pasti

memiliki bidang yang digemari dan dikuasai secara alamiah sehingga dapat

dikembangkan sesuai dengan keinginannya sendiri. Pendapat ini didukung

pernyataan Dra. Farida Haryoko, M.Psi , staf pengajar di Jurusan Psikologi

Industri dan Organisasi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia yang

menempatkan minat dan penguasaan suatu bidang di tempat teratas, sebagai

prasyarat jika ingin terjun di dunia usaha. “Jika seseorang merasa mampu dan

suka apa yang dilakukannya, ia tidak cepat merasa lelah atau terbebani ketika

melakukannya. Tentu saja ini modal sangat baik jika hal yang disenangi dan

dikuasai dikembangkan menjadi suatu bidang usaha untuk dijalankan secara

sungguh-sungguh .” ujar Dra. Farida Haryoko, M.Psi (Esthi Nimita Lubis,

Wirausaha Ala Keahlian Natural Ibu Rumah Tangga, 3 Juni 2009,

http://mybonie.wordpress.com/2009/06/03/wirausaha-ala-ibu/).

Selain potensi dan minat, ibu rumah tangga yang akan berwirausaha juga

harus mempunyai niat (intensi) untuk melaksanakannya. Menurut Icek Ajzen

(2005), indikator yang paling dekat untuk memprediksi perilaku yang akan

muncul adalah intensi. Intensi dapat diartikan sebagai niat atau keinginan untuk

mengerahkan usaha dalam memutuskan perilaku yang akan ditampilkannya. Icek

Ajzen menjelaskan bahwa terdapat 3 determinan yang akan berpengaruh terhadap

(15)

5

Universitas Kristen Maranatha menjelaskan bagaimana evaluasi seseorang terhadap suatu perilaku, jika perilaku

tersebut dinilai memberikan konsekuensi yang baik (favorable) bagi dirinya maka hasil evaluasi seseorang tersebut adalah positif, sedangkan apabila perilaku

tersebut dinilai memberikan konsekuensi yang kurang baik (unfavorable) maka hasil evaluasi seseorang tersebut negatif. Subjective Norms menjelaskan seberapa kuat dorongan dari figur yang signifikan seperti atasan, teman-teman ,suami, serta

orang tua untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan dalam menjalankan

sesuatu. Terakhir adalah Perceived Behavior Control menjelaskan seberapa kuat keyakinan seseorang mengenai mampu atau tidak mampunya mereka dalam

menjadi sesuatu. Dalam hal ini, perilaku wirausaha yang akan ditampilkan oleh

ibu rumah tangga dapat diprediksi melalui bagaimana intensi atau niatnya untuk

memulai dan menjalankan wirausaha.

Dengan uraian – uraian diatas yang menjelaskan mengenai berkembangnya

peran serta kegiatan ibu rumah tangga masa kini dan apa yang diperlukan untuk

dapat menampilkan perilaku wirausaha, ibu rumah tangga di daerah X yang

tergabung dalam kompleks perumahan tentara juga mempunyai kesempatan yang

sama untuk menjadi wanita aktif yang dapat mengaktualisasikan diri, mengisi

waktu luang, dan bahkan membantu perekonomian keluarga tanpa harus

meninggalkan peran seorang istri dan ibu. Namun, berdasarkan wawancara

dengan beberapa ibu rumah tangga di daerah X, mereka tidak mempunyai suatu

organisasi yang dapat menjadi tempat bagi mereka untuk berkumpul bersama,

(16)

6

selama ini mereka hanya menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga , yang

mereka lakukan hanya pekerjaan rumah tangga seperti pergi ke pasar di pagi hari,

mengurus anak ke sekolah, mengurus suami dan selebihnya mereka

menghabiskan waktu di rumah, padahal sebelum menjadi ibu rumah tangga

sebagian dari mereka aktif bekerja di kantor, sehingga banyak dari mereka yang

merasa jenuh, namun untuk memulai sesuatu yang baru seperti wirausaha para ibu

rumah tangga kurang mengetahui bagaimana caranya untuk memulai, hanya

sedikit pengetahuan wirausaha yang mereka ketahui, itu pun hanya selewat

melalui TV, majalah, dan radio. Hal ini menyebabkan mereka tidak berani untuk

mengambil resiko mencoba berwirausaha.

Begitupun juga hasil wawancara dengan beberapa orang ibu rumah tangga

yang anaknya telah beranjak dewasa, mereka mengatakan bahwa pekerjaan

sehari-harinya hanyalah pekerjaan rumah tangga sehingga hari-harinya lebih

banyak dihabiskan di rumah, sesungguhnya terkadang muncul keinginan untuk

berkreasi melalui kegemarannya agar tersalurkan dan dapat menghasilkan sesuatu

yang berguna. Mereka juga mengatakan hanya memiliki pengetahuan sedikit

mengenai wirausaha, dan juga kurang memiliki pengalaman untuk wirausaha,

mereka juga mengatakan tidak memiliki organisasi sebagai tempat untuk

mengembangkan potensi mereka, karena hal ini alasan mereka sama seperti

sebelumnya yaitu tidak berani untuk menampilkan perilaku wirausaha seorang

diri. Padahal berdasarkan hasil survey awal dari 10 orang ibu rumah tangga di

daerah X, 80% ibu rumah tangga didaerah X memiliki keinginan untuk menjadi

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha sebelumnya, mereka mengatakan belum dapat merealisasikannya karena terikat

dengan peran ibu rumah tangga yang diharapkan suami yaitu untuk mengurus

anak, dan melakukan pekerjaan rumah tangga (subjective norms), dan kurang percaya diri untuk dapat memulai wirausaha. Sedangkan sisanya sebanyak 20%

mengatakan bahwa mereka kurang memiliki keinginan untuk berwirausaha karena

tidak memiliki modal, pengetahuan serta pengalaman (perceived behavior control).

Berdasarkan uraian di atas terdapat kemungkinan pada ibu rumah tangga di

daerah X Bandung Utara untuk dapat melakukan wirausaha, maka dari itu peneliti

ingin mengetahui bagaimana gambaran sesungguhnya tingkat intensi untuk

berwirausaha pada ibu rumah tangga di daerah X Bandung Utara.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

gambaran intensi kewirausahaan pada ibu rumah tangga di daerah X Bandung

Utara.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai intensi kewirausahaan pada ibu

rumah tangga di daerah X Bandung Utara

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai intensi kewirausahaan pada ibu

(18)

8

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis.

a) Penelitian ini dapat berguna untuk memberikan informasi pada peneliti

lain, khususnya dalam bidang psikologi industri organisasi mengenai

gambaran tingkat intensi dan determinan-determinannya sesuai dengan

teori plannedbehavior. 1.4.2 Kegunaan Praktis

a) Penelitian ini dapat digunakan oleh ibu rumah tangga sebagai sumber

informasi mengenai gambaran tingkat intensi dan

determinan-determinannya baik yang mendukung ataupun yang menjadi kendala pada

ibu rumah tangga, sehingga ibu rumah tangga dapat diberdayakan untuk

berwirausaha.

b) Penelitian ini memberikan informasi mengenai gambaran tingkat intensi

ibu rumah tangga di daerah X Bandung Utara, sehingga dapat ditindak

lanjuti dengan memberikan penyuluhan oleh pemerintah daerah mengenai

wirausaha agar ibu rumah tangga dapat mengembangkan potensinya dalam

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran

Manusia sebagai individu sosial memiliki peran yang berbeda-beda,

namun setiap manusia memiliki kebutuhan untuk dapat mengaktualisasikan

dirinya guna mengisi kehidupannya. Pada masa dewasa awal, seseorang mungkin

mencoba banyak peran yang berbeda, mencari karir alternatif, berpikir tentang

berbagai gaya hidup yang tepat agar kebutuhan tetap terjamin, sedangkan masa

dewasa tengah lebih kepada mengisi waktu luang mereka untuk melakukan apa

yang mereka inginkan guna mencapai kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan.

(Santrock,2002).

Begitupun juga pada ibu rumah tangga pada tahap perkembangan dewasa

awal (21-35 tahun) dan ibu rumah tangga pada tahap perkembangan dewasa

tengah (36-53 tahun), memiliki keinginan untuk mengisi waktu luangnya dengan

berbagai kegiatan untuk mengaktualisasikan diri, dan mencari pemenuhan

kebutuhan hidup mereka, sehingga mereka dapat menjadi manusia yang aktif dan

produktif. Hal ini akhirnya mendorong banyak ibu rumah tangga untuk mengikuti

berbagai kegiatan meliputi, kegiatan sosial, aktif di bidang keagamaan, hingga

menjalani bisnis. Hal tersebut merupakan tempat bagi ibu rumah tangga untuk

mengaktualisasikan dirinya, namun yang menarik perhatian adalah, saat ini

banyak ibu rumah tangga mengisi waktu luangnya dengan berbisnis atau

berwirausaha (Koran Jakarta, Produktif Ala Ibu Rumah Tangga, 27 Mei 2010,

(20)

10

Kewirausahaan sendiri menurut Hisrich adalah sebuah proses yang

dinamis dalam mengkreasikan atau menghasilkan produk yang baru dengan

nilai-nilai tertentu yang dianut oleh penciptanya . Lebih lanjut, wirausaha memiliki

sebuah konsep yang merupakan sebuah proses kreasi dimana hasil kreasinya

memiliki nilai untuk wirausahawan maupun indvidu yang akan menerima hasil

karya tersebut, kewirausahaan ini membutuhkan totalitas terhadap waktu dan

usaha untuk membuat hasil karya yang dibuat, sehingga nantinya akan membawa

kepuasan diri tersendiri bagi wirausahawan melalui reward yang didapat seperti uang dan perasaan mandiri (Hisrich,2002). Wirausaha memang merupakan salah

satu alternatif yang banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga untuk mengisi waktu

luang, mengaktualisasikan diri, serta membantu perekonomian keluarga ( Kiat

Bisnis di Rumah oleh Ibu Rumah Tangga , 2009,

http://cikalmart.blogspot.com/2007/01/kiat-bisnis-di-rumah-oleh-ibu-rumah.html),

namun wirausaha bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, memerlukan

kegigihan serta niat atau intensi yang tinggi untuk dapat menampilkan perilaku

wirausaha yang diinginkan, karena untuk menjadi wirausahawan dibutuhkan kerja

keras tidak hanya dengan memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang

ditekuninya saja, tetapi juga tugas mengambil keputusan, kepemimpinan,

pengambilan faktor resiko, selalu kreatif inovatif dalam memproduksi sesuatu.

Daerah X Bandung Utara merupakan kompleks perumahan tentara dimana

sebesar 80% ibu rumah tangga yang berada di usia produktif di daerah ini

memiliki keinginan untuk memulai wirausaha sebagai kegiatan untuk mengisi

(21)

11

Universitas Kristen Maranatha bahkan membantu perekonomian keluarga, maka dari itu, penting bagi ibu rumah

tangga di daerah X untuk memiliki intensi yang tinggi, terutama untuk dapat

menampilkan perilaku yang diinginkan yaitu wirausaha. Menurut Icek Ajzen

(2005), individu berperilaku berdasarkan akal sehat dan selalu

mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut. Hal inilah yang membuat

seseorang memiliki keinginan atau niat untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perilaku tertentu. Dalam teori planned behavior intensi adalah sebuah keinginan atau niat dalam diri individu untuk melakukan atau menampilkan

sebuah perilaku tertentu di dalam hidupnya. Untuk menggambarkan konsep

intensi, Ajzen mengungkapkan ada 3 determinan yang mempengaruhi

pembentukan intensi yaitu, attitude toward behavior, subjective norms, dan perceived behavior control.

Untuk memulai wirausaha dibutuhkan intensi yang tinggi bagi ibu rumah

tangga, intensi yang tinggi akan muncul apabila ketiga determinan intensi di

dalam diri ibu rumah tangga adalah positif. Apabila ibu rumah tangga

mengevaluasi wirausaha positif karena memberikan konsekuensi yang baik bagi

dirinya, dan ibu rumah tangga di didukung oleh orang terdekatnya untuk

melakukan wirausaha, serta yang terakhir ibu rumah tangga yakin akan

kemampuannya untuk melakukan wirausaha, maka dapat dikatakan ketiga

determinan ibu rumah tangga adalah positif, sehingga intensi yang keluar untuk

melakukan wirausaha adalah tinggi, namun apabila hanya dua determinan yang

positif, intensi wirausaha pada ibu rumah tangga masih dapat dikatakan tinggi,

(22)

12

konsekuensi yang baik bagi dirinya, serta yakin akan kemampuan dirinya untuk

melakukan wirausaha, namun ibu rumah tangga tidak didukung oleh orang

terdekatnya untuk melakukan wirausaha. Ketiga determinan positif atau dua

determinan yang positif terhadap wirausaha pada ibu rumah tangga dapat

membentuk intensi wirausaha ibu rumah tangga yang tinggi, dimana hal ini dapat

berguna untuk menampilkan perilaku wirausaha.

Lebih lanjut dijelaskan mengenai tiga determinan intensi, pertama,

Attitude toward behavior adalah salah satu determinan yang menjelaskan mengenai bagaimana seseorang mengevaluasi suatu perilaku , apabila seseorang

menilai bahwa suatu perilaku akan memberikan konsekuensi yang baik bagi

dirinya maka seseorang mengevaluasi perilaku tersebut positif (favorable), sedangkan apabila seseorang menilai bahwa suatu perilaku memberikan

konsekuensi yang tidak baik bagi dirinya maka seseorang mengevaluasi perilaku

tersebut negatif (unfavorable). Attitude toward behavior ditentukan oleh keyakinan mengenai konsekuensi dari setiap perilaku yang ditampilkan,

keyakinan ini yang kita sebut dengan behavioral belief.

Dalam penelitian ini, apabila ibu rumah tangga memiliki evaluasi yang

positif terhadap perilaku wirausaha maka ibu rumah tangga akan memiliki sikap

yang favorable terhadap wirausaha karena ibu rumah tangga yakin (behavioral belief) wirausaha akan memberikan konsekuensi yang baik bagi dirinya (outcome evaluation), maka attitude toward behavior ibu rumah tangga adalah positif , sedangkan ibu rumah tangga yang memiliki evaluasi negatif terhadap perilaku

(23)

13

Universitas Kristen Maranatha rumah tangga meyakini wirausaha akan memberikan konsekuensi tidak baik bagi

dirinya, maka attitude toward behavior ibu rumah tangga adalah negatif.

Determinan kedua adalah Subjective norms, merupakan salah satu determinan yang menjelaskan mengenai seberapa kuat dorongan figur signifikan

dalam mendukung untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu perilaku.

Figur signifikan disini adalah orang-orang terdekat bagi individu seperti keluarga,

orang tua, suami, istri, anak-anak, atasan serta sahabat – sahabat terdekat.

Kemunculan determinan ini dilatarbelakangi oleh keyakinan seseorang bahwa

figur signifikan yang penting baginya akan mendorong dalam menampilkan atau

tidak menampilkan suatu perilaku (normative belief), dan kesediaan individu untuk mematuhi figur-figur yang signifikan tersebut (motivation to comply).

Dalam penelitian ini, figur signifikan yang dimaksud bagi ibu rumah

tangga dapat berupa anak-anak, suami, keluarga atau bahkan teman-teman dekat.

Ibu rumah tangga yang memiliki subjective norms positif akan mempersepsi bahwa orang-orang yang terpenting bagi mereka akan mendukungnya untuk

melakukan wirausaha, sehingga ibu rumah tangga bersedia untuk menampilkan

perilaku wirausaha (motivation to comply). Sedangkan ibu rumah tangga yang memiliki subjective norms negatif akan memiliki persepsi bahwa orang-orang terdekatnya tidak mendukung mereka untuk melakukan wirausaha, sehingga ibu

rumah tangga tidak menampilkan perilaku wirausaha (motivation to comply) .

(24)

14

kemampuan seseorang untuk melakukan perilaku yang diminati, serta membahas

ada atau tidaknya faktor yang mendukung atau menghalangi penampilan perilaku

(control belief). Dalam penelitian ini, ibu rumah tangga yang yakin tidak mempunyai sumber daya yang mendukung untuk berwirausaha (control belief), dan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan wirausaha ataupun peluang

untuk melakukan wirausaha, akan memiliki perceived behavior control yang negatif, sedangkan sebaliknya apabila mereka memiliki faktor-faktor yang

mendukung penampilan perilaku wirausaha (control belief), dan meyakini kemampuan yang dimiliki untuk wirausaha maka mereka akan memiliki perceived behavior control yang positif.

Selain dari 3 determinan di atas teori planned behavior menyebutkan background factors. Menurut teori planned behavior, tiga determinan dari intensi dibentuk oleh behavioral belief, normative belief serta control belief, dan beliefs ini berhubungan atau dipengaruhi banyak oleh karakteristik yang melekat pada

seseorang seperti misalnya, usia, gender, suku, status sosial ekonomi, agama, dan

kecerdasan. Tentunya, orang yang tumbuh di lingkungan berbeda akan

memperoleh informasi yang berbeda mengenai masalah yang berbeda.

(25)

15

Universitas Kristen Maranatha background factors dapat memberikan pengaruh secara nyata terhadap behavioral

belief, normative belief atau control belief yang nantinya akan mempengaruhi intensi, tidak terdapat hubungan yang terlalu erat antara background factors dan beliefs. Hal ini dikarenakan, seperti yang dijelaskan sebelumnya setiap orang tumbuh di lingkungan sosial yang berbeda-beda, sehingga informasi yang menjadi

(26)

16

Berikut adalah bagan kerangka pikir :

(27)

17

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengasumsikan bahwa :

a) Ibu rumah tangga memiliki 3 determinan yang menentukan tingkat intensi

wirausaha yaitu, Attitude toward behavior, Subjective norms, Perceived behavior control.

b) Hubungan timbal balik antara 3 determinan menyebabkan perubahan salah

satu determinan akan mempengaruhi determinan yang lain.

c) Background factors yang relevan pada ibu rumah tangga berinteraksi dengan behavioral belief, normative belief, dan control belief saat pembentukan tinggi-rendahnya intensi wirausaha.

Kuat Moderat

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan kesimpulan mengenai hasil

interpretasi dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya berserta saran

yang bernilai praktis dan terarah sesuai dengan hasil penelitian

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat intensi kewirausahaan pada ibu

rumah tangga di dareah X Bandung Utara,maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ibu rumah tangga di daerah X Bandung Utara memiliki kategori intensi wirausaha

yang tinggi yaitu sebanyak 58 % .

2. Ibu rumah tangga di daerah X yang memiliki intensi wirausaha tinggi memiliki

attitude toward behavior, subjective norms, dan perceived behavior control yang

tinggi.

3. Ibu rumah tangga di daerah X yang memiliki intensi wirausaha tinggi, terdapat

pada ibu rumah tangga yang memiliki self efficacy daripada dengan yang tidak

(29)

56

Universitas Kristen Maranatha

4. Ibu rumah tangga di daerah X yang memiliki intensi wirausaha tinggi, terdapat

pada ibu rumah tangga yang memiliki income (pendapatan) lebih besar dari

Rp.3.000.000 (tiga juta rupiah).

5. Ibu rumah tangga di daerah X yang memiliki intensi wirausaha tinggi, terdapat

pada ibu rumah tangga yang memilki informasi mengenai wirausaha (media

exposure), daripada dengan yang tidak memiliki informasi mengenai wirausaha.

6. Ibu rumah tangga di daerah X yang memiliki intensi wirausaha tinggi, terdapat

pada ibu rumah tangga yang memiliki pengalaman bekerja sebelumnya, daripada

dengan yang tidak mempunyai pengalaman bekerja.

7. Ibu rumah tangga di daerah X yang memiliki intensi wirausaha tinggi, terdapat

pada ibu rumah tangga yang memiliki pengerahuan (knowledge) mengenai strategi

atau cara-cara efektif untuk memulai wirausaha, daripada dengan yang tidak

memiliki pengetahuan mengenai bagaimana cara memulai wirausaha.

8. Ibu rumah tangga di daerah X yang memiliki intensi wirausaha tinggi, terdapat

pada ibu rumah tangga yang merasa memiliki tanggung jawab (value) untuk dapat

membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, atau membantu perekonomian

keluarganya, daripada dengan yang merasa tidak memiliki tanggung jawab apapun

(30)

57

5.2 Saran

5.2.1 Saran metodologi

1. Perlu dipertimbangkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

tingkat intensi wirausaha dan determinan-determinannya pada ibu rumah

tangga di daerah lain, agar diperoleh gambaran lebih luas mengenai potensi

wirausaha yang ada pada ibu rumah tangga, mengetahui sumber kendala ibu

rumah tangga dalam intensi berwirausaha, serta determinan – determinan

intensi wirausaha yang mendukung.

5.2.2 Saran Praktis

1. Lebih banyak mengedukasi diri dengan pengetahuan - pengetahuan

kewirausahaan melalui berbagi media yang tersedia baik cetak maupun

digital.

2. Membangun sebuah badan penyuluhan yang memberikan informasi mengenai

(31)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita L, Richard C dan Smith, Bem. Introduction to Psychology. 11th

edition. Batam: Interaksara

Azjen, Icek. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior. Second edition. England : Open University Press.

G Brush, Candida.2006.Woman and Entrepreneurship: Contemporary

Classic.Edward Edgar Publishing

Hisrich, Robert dan Peter, Michael. P.2002. Entrepreneurship.Fifth edition. New York: McGraw Hill

Nazir . Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia

Pedoman Penulisan Skripsi. Juni 2000. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Prabawati, Ari. 2010. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17. Jakarta : Penerbit C.V Andi Offset

Santrock, John W.2002. Life Span Development jilid 1. Edisi Kelima.Jakarta : PT.Erlangga

Santrock, John W.2002. Life Span Development jilid 2. Edisi Kelima.Jakarta : PT.Erlangga

Siegel, Sidney. 1997. Statistika Non-Parametrik. Jakarta: PT.Gramedia

(32)

DAFTAR RUJUKAN

Augustine. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Gambaran Planned Behavior Untuk Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2007 Di Universitas “X”

Bandung. Bandung

Bisnis Kiat Usaha Info Usaha Tips Bisnis Peluang Usaha Kiat Sukses Pengusaha, 2009,http://cikalmart.blogspot.com/2007/01/kiat-bisnis-di-rumah-oleh-iburumah.html

Esthi Nimita Lubis,Wirausaha Ala Keahlian Natural Ibu Rumah Tangga, 3 Juni 2009, http://mybonie.wordpress.com/2009/06/03/wirausaha-ala-ibu/

Indarti, Nurul dan Rostiani, Rokhima. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa : Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang, Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia. Vol.23, No.4. Oktober 2008

James, Pamela Sharon.(pamelasharonjames@yahoo.com).Entrepreneurship Intention Questionnaire. The Wits Business School Centre for Entrepreneurship.

Koran Jakarta, Produktif Ala Ibu Rumah Tangga, 27 Mei 2010 http://bataviase.co.id/node/226783

Wijaya, Tony. HubunganAdversity Inteligence dengan Intensi Berwirausaha ( Studi

Empiris pada SMKN 7 Yogyakarta ). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.9

Gambar

Gambar 1.5 Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu aplikasi sistem pakar ini dibuat untuk membantu pengguna komputer dalam melakukan diagnosis a wal terhadap suatu kerusakan hardware komputer yang

Tongkol jagung yang sudah Gambar 2. Pengayakan

[r]

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan judul “STUDI

There is positive and significant correlation between the English conversation activity in weekly program and the students’ achievement in English speaking at the first

Sedangkan Asy-syahrastani dalam bukunya Al-Milal wa An- Nihal berpendapat bahwa agama adalah ketaatan dan kepatuhan yang terkadang bisa diartikan sebagai pembalasan

Walikota mengatakan, bantuan yang di- berikan ini merupakan salah satu kepedulian Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk berbagi ber- sama dengan anak-anak Panti dalam rangka meny-

(4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah..