• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran Student Team Achievementdivision (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik kelas X IPS SMA Tiga Maret Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran Student Team Achievementdivision (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik kelas X IPS SMA Tiga Maret Yogyakarta."

Copied!
366
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI

MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA

Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X IPS GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Margaretta Maria Yanuarsi Christina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran.

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2014. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan kepada kelompok. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang masing terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif

(2)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) LEARNING MODEL ON ECONOMIC SUBJECT TO DESCRIBE

SUPPLY AND DEMAND AN EFFORT TO IMPROVE THE LEARNING ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE TENTH STUDENTS

OF SOCIAL SCIENCE DEPARTMENT OF SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA

A Classroom Action Research on Students of The Tenth Class of The Social Science Department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Margaretta Maria Yanuarsi Christina Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

This study aims to determine the improvement of learning activity and learning achievement of students after the implementation of Student Teams Achievement Division (STAD) cooperative learning model on the major subject of economics in describing the supply and demand.

This research was conducted on students of the tenth class of the social science department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. This study was conducted in November 2014. The main steps in STAD cooperative learning are presentation of material, group sharing, group discussions, quizzes, and awards to group. The action research was conducted in two cycles, each consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. Data were collected through observation, interviews, tests, questionnaires and documentation. Data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM

ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI

MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA TIGA MARET YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Margaretta Maria Yanuarsi Christina NIM : 091334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM

ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI

MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI

BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA TIGA MARET YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Margaretta Maria Yanuarsi Christina NIM : 091334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

Persembahan

Karya yang sederhana dan jauh dari

sempurna ini kupersembahkan bagi :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang

menjadi daya kekuatanku

Papa,

Mama

dan

Adikku

yang

selalu

memberikan kasih sayang, dan perhatian

kepadaku

Seluruh

keluarga

Besarku

yang

selalu

mendukung dan mendoakan

Almamaterku

Tercinta

Program

Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan

Akuntansi

Universitas

Sanata

(8)

Motto

-

Non scholae sed vita

discimus -

*Dream makes all things possible. Hope

makes all things work. Love makes all above

(9)
(10)
(11)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI

MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA

Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X IPS GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Margaretta Maria Yanuarsi Christina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran.

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2014. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan kepada kelompok. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang masing terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif

(12)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) LEARNING MODEL ON ECONOMIC SUBJECT TO DESCRIBE

SUPPLY AND DEMAND AN EFFORT TO IMPROVE THE LEARNING ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE TENTH STUDENTS

OF SOCIAL SCIENCE DEPARTMENT OF SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA

A Classroom Action Research on Students of The Tenth Class of The Social Science Department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

Margaretta Maria Yanuarsi Christina Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

This study aims to determine the improvement of learning activity and learning achievement of students after the implementation of Student Teams Achievement Division (STAD) cooperative learning model on the major subject of economics in describing the supply and demand.

This research was conducted on students of the tenth class of the social science department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. This study was conducted in November 2014. The main steps in STAD cooperative learning are presentation of material, group sharing, group discussions, quizzes, and awards to group. The action research was conducted in two cycles, each consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. Data were collected through observation, interviews, tests, questionnaires and documentation. Data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena

berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

(STAD) Pada Pembelajaran Ekonomi dengan materi Permintaan dan Penawaran

Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Peserta didik Kelas

X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA.

Skripsi ini dapat terselesaikan karena arahan dan bantuan dari berbagai

pihak. Skripsi ini di ajukan untuk memenuhi gelar Sarjana. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

4. Ibu Rita Eny Purwanti,S.Pd.,M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah

menyediakan waktunya, memberi saran dan arahan dalam penulisan karya ini.

5. Bapak Ibu Dosen serta karyawan di Program Studi Pendidikan Ekonomi

BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan berbagai bimbingan serta

(14)

6. Ibu M. S. Haryanti Asih. W, B.A selaku guru mitra yang telah berkenan

meluangkan waktu dengan tenaga guna bersama merancang agar penelitian

tindakan kelas ini berjalan dengan lancar.

7. Para guru dan karyawan-karyawati SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta

yang memberikan semangat pada saat penelitian.

8. Siswa-siswi kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret)Yogyakarta, terimakaasih

atas kerja samanya.

9. Kepada Papa dan Mama yang telah memberikan doa, dukungan, dan kasih

sayang yang tiada henti.

10. Buat semua Saudara-saudaraku terimakasih atas dukungan dan doanya.

11. Untuk Michael terimakasih atas kasih sayang dan semangat serta doanya

yang tiada berhenti untukku.

12. Buat Anggia terima kasih atas semangat, doa dan bantuan saat penelitian

sampai saat ini sudah menjadi sahabat yang luar biasa.

13. Mas Mike terimakasih atas dukungannya “Ndang di rampungke skripsine”

14. Teman-teman yang telah banyak membantuku dalam PTK ini, Petris, Evi,

Lita, Tya yang telah membantu dokumentasi.

15. Buat Uci dan Edwin terimakasih untuk semua bantuannya mulai penelitian

sampai mendapat gelar ini.

16. Untuk adek tercinta Dara dan Bahtiar terimakasih atas dukungan doa dan

(15)

17. Untuk Puput, Putri, dan Martha sahabat yang sudah seperti saudaraku yang

selalu setia mendengarkan keluh kesahku dan memberi semangat. Terima

kasih atas kecerian dan doa dari kalian.

18. Teman-teman angkatan 2009 yang masih berjuang, yang telah memberi

masukan selama proses penyusunan skripsi ini.

19. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih memiliki banyak kekurangan dan

jauh dari kata sempurna. Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Yogyakarta, 28 April 2015

Penulis

Margaretta Maria Yanuarsi Christina

(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah... 5

C.Rumusan Masalah ... 6

D.Tujuan Penulisan Makalah ... 6

E.Manfaat Penulisan Makalah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

(17)

1. Pengertian PTK ... 8

2. Prisip PTK ... 9

3. Manfaat PTK ... 10

4. Tahap Pelaksanaan PTK... 12

5. Keunggulan PTK ... 12

B.Pembelajaran Kooperatif ... 13

1.Pengertian pembelajaran kooperatif ... 13

2.Unsur penting dan prinsip utama pembelajaran kooperatif ... 14

3.Keunggulan dan Kelemahan model pembelajaran kooperatif ... 16

4.Beberapa variasi model pembelajaran kooperatif ... 20

C.Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement Division (STAD) ... 22

D.Keaktifan Siswa ... 26

E.Prestasi Belajar ... 27

F. Permintaan dan Penawaran ... 29

G.Kerangka Teoritik ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A.Jenis Penelitian ... 45

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 45

D.Variabel Penelitian ... 46

E.Teknik Pengumpulan Data ... 50

(18)

G.Prosedur Penelitian... 52

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 58

A. Sejarah Singkat Sekolah ... 58

B. Visi Sekolah ... 60

C. Misi Sekolah ... 60

D. Tujuan Sekolah ... 61

E. Pedoman Sekolah(Peraturan Akademik, Kode Etik, Tata Tertib) ... 61

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 92

A. Deskripsi Penelitian ... 92

1. Observasi Pra-Penelitian ... 93

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 101

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 116

B. Analisis Komparasi Keaktifan dan Prestasi Belejar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 130

1. Keaktifan ... 130

2. Prestasi Belajar ... 142

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 150

A. Kesimpulan ... 150

B. Keterbatasan Penelitian ... 152

C. Saran ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner Keaktifan Belajar ... 47

Tabel 3.2. Rangkuman Pengujian Uji Validitas Keaktifan Belajar ... 48

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 49

Tabel 5.1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Sebelum STAD ... 95

Tabel 5.2. Hasil Observasi Aktivitas Kelas Sebelum STAD ... 97

Tabel 5.3. Hasil Observasi Peserta Didik Sebelum STAD ... 99

Tabel 5.4. Hasil Nilai Ulangan Peserta Didik ... 100

Tabel 5.5. Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 106

Tabel 5.6. Observasi Kelas Pada Siklus I ... 108

Tabel 5.7. Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajran Pada Siklus I ... 110

Tabel 5.8. Aktivitas Peserta Didik Dalam Kelompok Saat Penerapan STAD Siklus I ... 112

Tabel 5.9. Instrumen Refleksi Guru Mitra Saat Pembelajaran STAD Siklus I... 113

Tabel 5.10. Intrumen Refleksi Peserta Didik Saat Pembelajaran STAD Siklus I... 114

Tabel 5.11. Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 121

Tabel 5.12. Observasi kelas pada siklus II ... 123

Tabel 5.13 Aktivitas Peserta Saat Pembelajaran Pada Siklus II ... 124

Tabel 5.14 Perilaku Peserta Didik Dalam kelompok Siklus II... 126

(20)

Siklus II ... 127

Tabel 5.16 Instrumen Refleksi Peserta Didik Saat Pembelajaran

STAD Siklus II ... 129

Tabel 5.17 Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada Saat Pra

Penelitian dan Siklus I ... 131

Tabel 5.18 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pra Penelitian ... 132

Tabel 5.19 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus I ... 133

Tabel 5.20 Analisis Komperatif Tingkat Keaktifan Peserta Didik

Siklus I... 134

Tabel 5.21 Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus I dan

Siklus II ... 136

Tabel 5.22 Analisis Keaktifan Peserta Didik Siklus I ... 137

Tabel 5.23 Analisis Keaktifan Peserta Didik Siklus II ... 138

Tabel 5.24 Analisis Komperatif Tingkat Keaktifan Peserta Didik

Siklus II ... 139

Tabel 5.25 Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada

Saat Pra Penelitian dan Siklus I... 142

Tabel 5.26 Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Saat Pra Penelitian

dan Siklus I ... 144

Tabel 5.27 Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada

Saat Siklus I dan Siklus II ... 146

Tabel 5.28 Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Saat Pra Penelitian,

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 157

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik... 158

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik di Kelas ... 159

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Peserta Didik Dalam Kelompok... 160

Lampiran 5 Wawancara terhadap Guru dan Peserta Didik ... 161

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 162

Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus I ... 163

Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Siklus I ... 164

Lampiran 9 Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok Siklus I ... 165

Lampiran 10 Lembar Refleksi Guru Mitra ... 166

Lampiran 11 Lembar Refleksi Peserta Didik ... 167

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 168

Lampiran 13 Materi Pembelajaran Siklus I ... 176

Lampiran 14 Skenario Pembelajaran Siklus I ... 181

Lampiran 15 Soal Pre-Test Siklus I ... 182

Lampiran 16 Soal Diskusi Kelompok ... 186

Lampiran 17 Soal Post-Test Siklus I... 187

Lampiran 18 Kunci Jawab Pre Test Siklus I... 191

(22)

Lampiran 20 Kunci Jawaban Post Test Siklus I ... 194 Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II ... 196

Lampiran 22 Materi Pembelajaran Siklus II ... 204

Lampiran 23 Skenario Pembelajaran Siklus II... 212

Lampiran 24 Soal Pre-Test Siklus II... 213 Lampiran 25 Soal Diskusi Kelompok ... 217

Lampiran 26 Soal Post-Test Siklus II ... 218 Lampiran 27 Kunci Jawab Pre Test Siklus II ... 222 Lampiran 28 Kunci Jawaban Diskusi Kelompok Siklus II ... 223

Lampiran 29 Kunci Jawaban Post Test Siklus II ... 224 Lampiran 30 Lembar Penilaian Kelompok ... 225

Lampiran 31 Kriteria Penskoran ... 227

Lampiran 32 Daftar Peserta Didik Kelas X IPS ... 229

Lampiran 33 Daftar Kelompok ... 230

Lampiran 34 Hasil Observasi Kegiatan Guru Sebelum STAD... 231

Lampiran 35 Hasil Observasi Kegiatan Kelas Sebelum STAD ... 234

Lampiran 36 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Sebelum STAD ... 236

Lampiran 37 Wawancara terhadap Guru Mitra Sebelum STAD ... 238

Lampiran 38 Wawancara Peserta Didik Sebelum STAD ... 240

Lampiran 39 Aktivitas Guru Saat Siklus I ... 241

Lampiran 40 Observasi Kegiatan Kelas Siklus I ... 243

Lampiran 41 Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajaran Siklus I ... 245

(23)

Lampiran 43 Nilai Siklus I ... 247

Lampiran 44 Refleksi Guru Mitra Siklus I ... 248

Lampiran 45 Refleksi Peserta Didik Siklus I ... 249

Lampiran 46 Nilai Diskusi ... 250

Lampiran 47 Hasil Pre Test Peserta Didik Siklus I ... 252 Lampiran 48 Hasil Post Test Peserta Didik Siklus I ... 268 Lampiran 49 Hasil Diskusi Kelompok... 288

Lampiran 50 Hasil Wawancara Guru Mitra tentang STAD ... 296

Lampiran 51 Hasil Wawancara Peserta Didik tentang STAD ... 297

Lampiran 52 Aktivitas Guru Saat Siklus II ... 298

Lampiran 53 Observasi Kegiatan Kelas Siklus II ... 300

Lampiran 54 Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajaran Siklus II ... 302

Lampiran 55 Kegiatan Peserta Didik Didalam kelompok Siklus II ... 303

Lampiran 56 Nilai Siklus II ... 304

Lampiran 57 Refleksi Guru Mitra Siklus II ... 305

Lampiran 58 Refleksi Peserta Didik Siklus II ... 306

Lampiran 59 Hasil Pre Test Peserta Didik Siklus II ... 307 Lampiran 60 Hasil Post Test Peserta Didik Siklus II... 317 Lampiran 61 Hasil Diskusi Siklus II ... 327

Lampiran 62 Nilai Diskusi Siklus II ... 335

Lampiran 63 Kisi-kisi Soal Siklus I dan II ... 337

Lampiran 64 Kuesioner ... 339

(24)
(25)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia ini merupakan salah satu negara yang berkembang

di dunia. Salah satu bidang yang mengalami perkembangan di Indonesia

adalah pendidikan. Sejak merdeka sampai saat ini, perkembangan di bidang

pendidikan selalu menjadi prioritas. Pendidikan merupakan suatu proses

belajar untuk menanamkan, dan mengembangkan peserta didik untuk

mencapai proses kedewasaan. Namun proses tersebut tidaklah mudah seperti

membalikkan telapak tangan karena pendidikan berhadapan langsung dengan

peserta didik yang tumbuh dan berkembang, dan memiliki karakter yang

berbeda-beda. Hal ini tidak mudah dilakukan karena membutuhkan kesabaran

dan keuletan. Perlu suatu rencana langkah-langkah kerja yang akan dilakukan

agar pekerjaan yang diharapkan bisa berjalan dengan baik.

Dalam rencana langkah-langkah itu ada beberapa kompetensi salah

satu kompetensi dasar dalam pembelajaran ekonomi kelas X SMA adalah

mendeskripsikan permintaan dan penawaran. Untuk mendapatkan hasil yang

baik dalam pembelajaran guru harus membuat tolak ukur agar materi

pembelajaran dapat dikuasai. Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu

adanya suatu standar nilai sebagai patokan. Standar nilai sebagai patokan

dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik dapat mencapai standar

(26)

standar penilaian tersebut. Hal ini yang menjadikan kesulitan bagi guru

supaya peserta didik dapat mencapai nilai dengan merata, karena

kemampuan setiap perserta didik berbeda dalam menyerap pelajaran yang

diberikan. Prestasi belajar yang bagus memerlukan proses yang terstruktur

dengan baik. Guru harus dapat mendalami karakter setiap peserta didiknya

agar kompetensi dapat dalam proses belajar yang direncanakan dapat

tercapai.

Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran ada beberapa masalah

yang harus dihadapi oleh guru dan peserta didik. Mengingat bahwa saat ini

kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 dimana keaktifan dari

peserta didiklah yang diharapkan dalam kurikulum tersebut. Kurikulum 2013

merupakan kurikulum baru diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang

lebih 6 tahun. Keaktifan peserta didik sangat penting untuk mendapatkan

prestasi belajar yang baik. Pada kurikulum ini guru hanya bersifat sebagai

fasilitaor. Namun, masih ada sekolah yang masih kesulitan untuk menerapkan

kurikulum tersebut. Guru masih aktif untuk menjelaskan karena peserta didik

di kelas kurang aktif dalam proses pembelajaran. Karena kemampuan yang

dimiliki peserta didik berbeda-beda, ada peserta didik yang cepat memahami

materi, ada peserta didik yang memerlukan waktu yang lama untuk paham

dengan materi pelajaran. Oleh sebab itu perlu adanya proses pembelajaran

yang efektif diperlukan agar peserta didik menjadi aktif dan prestasi belajar

(27)

diperlukan usaha dari guru untuk dapat memotivasi seluruh peserta didik

untuk belajar dan saling membantu antar peserta didik. Proses pembelajaran

yang efektif bisa terjadi apabila sarana yang mendukung, misalnya keadaan

kelas. Oleh sebab itu guru harus menguasai materi pembelajaran dan harus

mampu mengelola kelas tersebut dengan baik agar proses pembelajaran

optimal.

Dalam proses pembelajaran ekonomi saat ini, terkadang peserta didik

kurang memahami materi yang disampaikan sehingga membuatan peserta

didik menjadi kurang aktif. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang

berlangsung saat ini cenderung berpusat pada guru. Karena guru masih sering

menggunakan model pembelajaran dengan ceramah yang membuat peserta

didik terkadang bosan dan mengantuk. Pembelajaran juga akan berjalan

secara optimal apabila peserta didik tidak hanya belajar untuk mengatasi

suatu masalah tetapi juga ikut mengalami secara langsung, dan peserta didik

diberi kesempatan untuk mencoba mencari kunci jawaban sendiri terhadap

masalah yang ada. Selain itu juga peserta didik dapat bekerjasama dengan

teman sekelasnya dan guru juga mengarahkan perhatian peserta didik agar

peserta didik tidak hanya mencerna informasi yang diberikan secara searah.

Usaha agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran guru

menerapkan model pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan materi yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah model

kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif peserta didik belajar

(28)

diberikan guru secara kelompok untuk mencapai tujuan secara bersama.

Pembelajaran kooperatif dapat mengurangi suatu kesenjangan diantara para

peserta didik, karena dalam pembelajaran kooperatif seorang peserta didik

dituntut untuk membagikan pemahaman materi diantara peserta didik

(Zamroni,2000). Salah satu Metode pembelajaran yang dapat digunakan

untuk mendeskripsikan permintaan dan penawaran yaitu dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pada model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4

peserta didik, selanjutnya guru menyajikan pelajaran kemudian guru

memberikan tugas pada peserta didik untuk bekerja dalam kelompoknya

masing-masing. Anggota yang telah menguasai materi pembelajaran memberi

penjelasan kepada teman sekelompok hingga setiap anggota kelompok

memahami materi tersebut. Dengan demikian peserta didik dapat menjadi

lebih dalam hasil belajar. Dengan peserta didik lebih aktif, maka peserta didik

akan memahami materi yang dipelajarinya dan dapat meningkatkan keaktifan

dan prestasi belajar peserta didik.

Di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta, khususnya pada mata

pelajaran ekonomi keaktifan dan prestasi belajar peserta didik yang kurang

baik. Hal ini dapat dilihat dengan tindakan peserta didik yang sering berbicara

(29)

baik ada beberapa peserta didik menunjukkan keaktifan yang sifatnya baik

antara lain peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan

bertanya apabila mereka kurang mengerti tentang materi yang dipelajari.

Peneliti mengetahui hal tersebut karena peneliti telah melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta.

Melihat kondisi tersebut peneliti tertarik ingin meneliti keaktifan dan prestasi

belajar peserta didik di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarata.

Pembelajaran ekonomi akan dibuat menarik jika disajikan dalam suatu bentuk

pembelajaran kooperatif. Selain itu juga di SMA GAMA (Tiga Maret)

memiliki karakter peserta didik yang berbeda-beda.

Untuk itu, peneliti bermaksud untuk melakukan upaya memperbaiki

pembelajaran dengan penelitian dengan topik penerapan model pembelajaran

kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada materi

mendeskripsikan permintaan dan penawaran dikelas X SMA GAMA (Tiga

Maret).

B. Batasan Masalah

Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan dalam

pembelajaran ekonomi. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan

model Student Teams Achievement Division (STAD) dengan materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran dengan tujuan untuk

(30)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah bagaimana rancangan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada pelajaran ekonomi pada materi

mendeskripsikan permintaan dan penwaran.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti pada

penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatkan keaktifan dan

prestasi belajar peserta didik pada materi mendeskripsikan permintaan dan

penawaran pelajaran ekonomi dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Diharapkan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat digunakan guru sebagai alternatif pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.

2. Bagi Peserta didik

Dengan penerapan model Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman

dalam pembelajaran, sehingga membuat peserta didik menjadi semakin

(31)

3. Bagi Sekolah

Diharapkan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat berguna bagi sekolah sebagai bahan masukan dan bahan referensi bagi guru-guru lainnya untuk meningkat kualitas belajar

mengajar disekolah.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan penerapan model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai

bagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan meneliti dan proses

pembelajaran dengan metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

5. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman yang

berguna dan bekal bagi peneliti untuk masuk kedalam dunia kerja di

bidang pendidikan dan mendapatkan wawasan untuk menganalisa

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru didalam kelasnya dengan cara (1) Merencanakan, (2)

Melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan

partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Carr & Kemmis, 1986 dalam Kunandar (1999:43)

penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri korelatif

yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk

meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik

sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka

dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan. Menurut

Prendergast (2002:3) pengerrtian penelitian tindakan kelas adalah

wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara

sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil

belajar siswa.

Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan

(33)

Diimplementasikan dengan baik artinya, pihak yang terlibat dalam PTK

(guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam

pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan

dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian

secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat

keberhasilannya.

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh

guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009:

17) :

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan

sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang

cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari

solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan

mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti

sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat

(34)

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam

perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara

guru dan dosen).

3. Manfaat PTK

Manfaat PTK menurut Wijaya Kusumah adalah sebagai berikut

(2009:14) :

a. Manfaat umum PTK bagi guru banyak sekali diantara lain :

1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran.

2. Meningkatkan profesionalitas guru.

3. Meningkatkan rasa percaya diri guru.

4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan

dan keterampilannya.

b. Manfaat Khusus PTK

Selain manfaat umum PTK juga mempunyai

manfaat-manfaat khusu ssebagai berikut :

1. Menumbukan Kebiasaan Menulis

Dengan melakukan PTK guru menjadi terbiasa menulis,

dan sangat baik untuk meningkatkan apresiasi dan

profesionalisme guru dalam mengajar.

2. Menumbuhkan Budaya Meneliti

PTK akan menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru

yang merupakan dampak dari pelaksanaan tindakan secara

(35)

keseluruhanya itu label inovasi pendidikan karena para guru

semakin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa

professional secara lebih mandiri.

3. Menggali Ide Baru

4. Melatih Pemikiran Ilmiah

Melalui PTK guru diarahkan untuk berpikir ilmiah melalui

masalah yang mereka temukan. Langkah menemukan masalah

akan dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan

masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan

perbaikan, pengamatan, danrefleksi.

5. Mengembangkan Keterampilan

Tujuan utama PTK adalah mengubah perilaku pengajaran

guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan

praktik pembelajaran atau mengubah kerangka kerja

pelaksanaan dan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru

tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan professional guru

dalam menangani proses pembelajaran.

6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kelas

PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas

pelaksanaan pembelajaran kelas. Misalnya : (1) Alat untuk

mengatasi masalah-masalah diagnosis dalam situasi

pembelajaran di kelas. (2) Alat pelatihan jabatan membekali

(36)

timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran

sejawat. (3) Alat unuk memasukkan pendekatan tambahan atau

inovasi kedalam sistem yang ada.

4. Tahap Pelaksanaan PTK

Untuk melaksanakan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut :

(Wijaya Kusumah, 2009:25).

a. Perencanaan ( Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita

mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau

acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau

reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.

5. Keunggulan PTK

Keunggulan PTK yang dilaksanakan di sekolah diantaranya (Wijaya

(37)

a. Kerangka kerjanya teratur.

b. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif.

c. Fleksibel dan adaptif.

d. Dapat dilakukan untuk inovasi pembelajaran.

e. Dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau

profesionalisme guru.

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2009:37), pembelajaran kooperatif adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah suatu

pembelajaran cara penyampaiannya dengan kelompok kecil.

Menurut Eggen dan Kauchak (1996 :279) pembelajaran kooperatif

merupakan strategi dalam pembelajaran yang dalam penyampaian materi

menggunakan kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif

adalah suatau sarana pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

bekerjasama dengan cara kolaborasi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Sementara menurut Slavin (2005:4), pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana para siswa dalam

kelompok kecil saling membantu dalam mempelajari materi

pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif merupakan pemberian peluang

(38)

untuk saling bekerjasama saling bergantung satu sama lain atas tugas

yang diberikan dan menciptakan rasa saling menghargai satu dengan

yang lain (Ibrahim,2009:9). Menurut Roger dan David Johnson dalam

(Agus Suprijono,2009:58) mengatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif dikembangkan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran

yaitu hasil belajar. Hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi,

menerima keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial.

Dari pengertian pembelajaran Kooperatif diatas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran Kooperatif adalah metode pembelajaran yang

bertujuan untuk menyampaikan kepada siswa agar dapat mencapai tujuan

pembelajaran. Selain itu juga siswa diharuskan untuk bekerja dalam

suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau

mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson & Jonhson dan Sutton (Trianto, 2009:60-61),

terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :

a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam

belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama

untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa

tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses.

Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok

(39)

b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif

akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal

seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai

anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung

secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok

mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini,

siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan bantuan dari

teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran

kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah

yang sedang dipelajari bersama.

c. Tanggung jawab individual tanggung jawab individual dalam

kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a)

Membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) Siswa tidak

hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa

dan teman sekelompoknya.

d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar

kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan,

seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan

siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai

anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan

menuntut keterampilan khusus.

e. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa

(40)

mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan

baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip

yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama

dalam belajar kooperatif, adalah sebagai berikut.(Slavin,1995:61)

a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok

mencapai kriteria yang ditentukan.

b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok

tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.

Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain

dalam memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi

evaluasi tanpa bantuan yang lain.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah

membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka

sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi,

sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang

terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Kooperatif menurut Wina Sanjaya (2006:247-248) mengungkapkan

keunggulan pembelajaran kooperatif adalah:

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu

(41)

menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan

informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau

gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya

dengan ide-ide orang lain.

c. Dapat membantu siawa untuk respek kepada orang lain dan

menyadari akan keterbatasan kemampuannya.

d. Meningkatkan kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa

percaya diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,

mengembangkan keterampilan memanajemen waktu, dan sikap

positif terhadap sekolah.

e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide atau

pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat praktik

memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena

keputusan yang dibuat tanggung jawab kelompok.

f. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan

kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

g. Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat

meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Menurut Sugiyanto (2009:43-44), keuntungan diterapkannya

(42)

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga dewasa.

g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.

h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai perspektif.

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,

agama dan orientasi tugas.

Di samping pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan,

pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan. Wina Sanjaya

(2006:248-249) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif juga

(43)

a. Untuk memahami dan mengerti filosof pembelajaran kooperatif

memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita

mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami

filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang memiliki kelebihan, contohnya, mereka merasa terhambat oleh siswa yang dianggap

kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini

dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,

bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya

dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan

kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu

menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan

adalah prestasi setiap individu siswa.

d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup

panjang, dan ini tidak memungkinkan dapat tercapai hanya dengan

satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.

e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang

sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam

(44)

Oleh karena itu idelnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa

belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana

membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam

pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.

4. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugianto (2010;44-48) terdapat empat macam model

pembelajaranan yang kooperatif. Antara lain :

a. Metode STAD (Student Team Achievement Division)

Pembelajaran kooperatif model STAD ini merupakan salah

satu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan

kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5

orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan

pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan

penghargaan kelompok. Metode ini di kembangkan oleh Robert

Slawin.

b. Metode Jigsaw

Siswa dibagi atas beberapa kelompok, tiap kelompok

beranggotakan 3-6 orang. Materi pelajaran diberikan kepada siswa

dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.

Setiap kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Anggota kelompok lain

yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam

(45)

kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajari

teman-teman yang belum memahami materi.

c. Metode GI (Group Investigation)

Dalam implementasi model investigasi kelompok guru

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4-5

siswa yang heterogen. Kelompok disini dapat dibentuk dengan

mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama

dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk

diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik

yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan

laporannya kepada seluruh kelas. Model ini dikembangkan pertama

kali oleh Thelan.

d. Metode Struktural

Pembelajaran ini menekankan pada struktur-struktur khusus

yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.

Kemudian akan mengembang model ini menjadi alternatif dari

berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi,

yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada

seluruh siswa dalam kelas dan siswa memberikan jawaban setelah

lebih dahulu mengangkat tangan dan ditujuk oleh guru.

Struktur-struktur akan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling

(46)

C. Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achievement Division (STAD)

Pembelajaran kooperatif model STAD ini membutuhkan persiapan

yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

Persiapan-persiapan tersebut antara lain (Trianto, 2009:69-70) :

1. Perangkat Pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu

dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana

Pembelajaran (RP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta

lembar jawabannya.

2. Membentuk Kelompok Kooperatif

Menentukan anggota kelompok diusahakan kemampuan siswa

dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok

lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif

perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial.

Apabila didalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif

sama, maka pembentukkan kelompok dapat didasarkan pada prestasi

akademiknya, yaitu :

a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu diranking sesuai dengan

kepandaian. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai

dengan kemampuan dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke

(47)

b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas,

kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas

sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa ranking

satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari

urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah

sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri dari atas siswa setelah

diambil kelompok atas dan kelompok menengah.

3. Menentukan Skor Awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah

nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis.

Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka

hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.

4. Pengaturan Tempat Duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur

dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan kooperatif

apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan

kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas

kooperatif.

5. Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif

tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal

ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu

(48)

Langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada

langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah, antara lain

(Trianto, 2009:71) :

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi

siswa belajar.

2. Menyajikan atau menyampaikan informasi atau materi kepada siswa

dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar saat mereka mengerjakan

tugas mereka.

5. Evaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Memberikan penghargaan kepada individu maupun kelompok

Suatu metode pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan.

Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran

kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17)

diantaranya sebagai berikut :

1. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

(49)

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

Menurut Roestiyah (2001: 17), Keuntungan model pembelajaran

kooperatif model STAD :

a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

b. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

c. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai

individu dan kebutuhan belajarnya.

d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai

pendapat orang lain.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga

memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Dess (1991:411) tersedia dalam

diantaranya sebagai berikut :

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit

mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada

umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat

melakukan pembelajaran kooperatif.

(50)

Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru,

namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu.

Sedangkan kekurangan-kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan

memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup

sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja

sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.

D. Keaktifan Siswa

- Pengertian Keaktifan Siswa

Keatifan siswa merupakan unsur dasar yang terpenting bagi proses

pembelajaran. Menurut Rohani (2004:6-7) belajar yang berhasil mesti

melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.

Aktivitas fisik ialah siswa giat-aktif dengan anggota badan, membuat

sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan

mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki psikis

(kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau

banyak berfungsi dalam pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya

dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu pula sebaliknya.

Sedangkan menurut Hermawan (2007:83) keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkontruksikan pengetahuan

mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan

atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri

(51)

memahami materi pelajaran. (2) Pengetahuan dipelajari, dialami, dan

ditemukan oleh siswa. (3) Mencoba sendiri konsep-konsep. (4) Siswa

mengkomunikasikan hasil pikirannya. Target dari penelitian ini adalah

sejauh mana siswa kreatif dalam proses pembelajaran. Misalnya siswa

mampu untuk bertanya apabila siswa tersebut belum dapat memahami

materi pembelajaran, siswa dapat kreatif mengerjakan tugas yang

diberikan guru dan mengumpulkan tugas itu dengan tepat waktu.

E. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan

kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan

menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif,

informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam

Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi

tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat

dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut,

prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam

proses pembelajaran.

b. Pengertian Belajar

Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan

(52)

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti

bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang

diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas

kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar,

apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan

kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum

mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan

didalam proses belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang

ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu

diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah

kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,

keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi

yang ada diluar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih,

sarana dan prasaran belajar yang memadai.

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka

prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang

setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif

(53)

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan

psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi

belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang

menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode

tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor

setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrumen tes yang relevan.

F. Permintaan dan Penawaran

1. Permintaan

a. Pengertian Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang

diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu.

Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa

keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang

atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai

macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi

(54)

permintaan yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang

mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang

dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand) 1. Konsumen atau Selera Konsumen

Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa

tinggi maka akan diikuti dengan jumlah barang dan jasa yang

diminta akan mengalami peningkatan, demikian sebaliknya.

Contohnya : permintaan terhadap telepon genggam. Saat ini

handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi

beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap

kuno.

2. Ketersediaan dan Harga Barang Pengganti

Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa yang

harganya relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif

penggunaan. Contohnya : bila harga tiket pesawat

Jakarta-Surabaya sama harganya dengan tiket kereta api, maka

konsumen cenderung akan memilih pesawat sebagai alat

transportasi. Contoh lain : untuk seorang pelajar bila harga

pulpen lebih mahal dari pensil, maka ia akan cenderung untuk

(55)

3. Ketersediaan dan Harga Barang Pelengkap

Keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya

saling melengkapi. Contoh : kompor dengan minyak tanah,

karena harga minyak tanah mengalami kenaikan maka orang

beralih menggunakan bahan bakar minyak tanah dan beralih ke

bahan bakar gas.

4. Pendapatan atau Penghasilan Konsumen

Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi akan diikuti

daya beli konsumen yang kuat dan mampu untuk membeli

barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar, demikian

sebaliknya.

5. Perkiraan Harga Di Masa Depan

Apabila konsumen menduga harga barang akan terus

mengalami kenaikan di masa datang, maka konsumen

cenderung untuk menambah jumlah barang yang dibelinya.

Contoh : Pada saat krisis ekonomi, ketika konsumen

memperkirakan harga-harga sembako esok hari akan

melambung tinggi, maka mereka akan memborong sembako

tersebut hari ini.

6. Banyaknya atau Intensitas Kebutuhan Konsumen

Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara

mendesak dan dirasakan pokok oleh konsumen, maka jumlah

(56)

akan bahan pokok beras, konsumen bersedia membeli dalam

jumlah harga tinggi, walaupun pemerintah sudah menetapkan

harga pokok.

c. Kurva Permintaan

Permintaan di tempatkan sebagai fungsi yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor yang di maksud adalah harga, barang, atau

jasa, selera dan pendapatan. Dalam kaitannya dengan faktor ekonomi

pada masalah permintaan ini berlaku ceteris paribus. Dalam kondisi

seperti ini harga merupakan faktor dominan dalam permintaan,

sementara faktor yang lain dianggap tidak berubah.

a. Pada harga yang tinggi, banyak pembeli yang tidak mampu

membeli atau mungkin cenderung mencari barang substitusi

dengan harga terjangkau. Sedangkan pada harga rendah,

pembeli yang tadinya kurang mammpu menjadi mampu untuk

membeli.

b. Bagi pembeli perorangan, kenaikan harga akan memperkecil

daya beli pembeli atau akan mengurangi anggaran untuk alat

pemuas kebutuhan yang lainnya (dengan catatan pendapatan

tetap).

c. Adanya harga barang substitusi yang harganya jauh lebih rendah

akan lebih menarik apabila harga suatu barang atau jasa semakin

tinggi. Akibatnya pembeli akan beralih dari barang atau jasa

(57)

Bentuk kurva seperti ini menunjukkan bahwa semakin rendah

harga barang dipasar barang yang dapat dibeli oleh masyarakat

semakin banyak

Kurva Permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan

berbagai jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen pada

berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik

koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah

barang (sumbu X).

Contoh : Seorang ibu yang hendak membeli beras berdasarkan

[image:57.595.96.514.234.706.2]

tingkat harga yang ada, ini dapat terilustrasikan dalam tabel dan

grafik

2200 2300 2400 2500 2600 2700 2800

0 20 40 60 80 100

Permintaan

Harga per Kg (Rp) Jumlah (Kg)

2700 50

2600 60

2500 70

2400 80

(58)

Kurva permintaan akan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah,

maksudnya apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah

barang dan jasa yang diminta akan mengalami kenaikan. Dari contoh

diatas dapat dilihat, bila si ibu membeli beras dari 50 kg menjadi 70

kg karena harganya turun menjadi Rp. 2500, maka kita tidak

menyebutnya sebagai kenaikan permintaan tetapi kenaikan jumlah

barang yang diminta, karena kenaikan masih berada pada pada satu

kurva permintaan yang sama

2. Penawaran

a. Pengertian Penawaran

Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada

tingkat harga tertentu dan waktu tertentu.

Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak

produsen menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa

hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar

menurut tingkat harga tertentu. permintaan bersangkut paut dengan

pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut

dengan peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah

barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat

harga dan situasi.

(59)

Biaya pembuatan atau produksi suatu produk sangat tinggi

maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan

harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing

dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan

adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan

biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.

2. Tujuan Perusahaan

Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan

sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan

marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi.

Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar

maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat

keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk

menarik minat konsumen.

3. Pajak

Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih

tinggi sehingga perusahaan menawarkan lebih sedikit produk

akibat permintaan konsumen yang turun.

4. Ketersediaan dan Harga Barang Pengganti atau Pelengkap

Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga

yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk

yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan,

(60)

5. Prediksi atau Perkiraan Harga Dimasa Depan

Ketika harga jual akan naik dimasa mendatang perusahaan

akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output

produksi dengan harapan bisa menawarkan menjual lebih

banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

c. Kurva Penawaran

Penjual biasanya ingin menjual barang atau jasa yang

diproduksinya dengan harga tinggi. Walaupun resikonya adalah

barang yang terjual akan relative sedikit. Untuk menjual pada tingkat

harga yang diinginkan, seorang penjual harus mempunyai

pengamatan yang cermat terhadap perilaku pasar.

Contoh : Penjual buah-buahan ingin menjual buah dengan

harga yang tinggi dipasar. Sayangnya keinginan itu bertepatan

dengan musim panen raya. Akibatnya dipasar akan berkerumunan

penjual buah-buahan sehingga harga buah-buahan pun jatuh.

Harga Jumlah yang dijual (Kg)

1000 20

Gambar

grafik
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Keaktifan Belajar
Tabel 3.2 Rangkuman Pengujian Uji Validitas Keaktifan Belajar
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketiadaan pengaturan perlindungan warga negara yang menolak mengikuti wajib militer karena alasan keyakinan dan hati nurani ( conscientious objection )

(4) Dalam hal hasil verifikasi tidak lengkap atau tidak sesuai persyaratan, pejabat yang secara fungsional membidangi urusan kepegawaian di Unit Kerja Pembina

b) tambahkan bilasan ke dalam cawan penguap, ulangi pembilasan sampai tiga kali; c) lakukan langkah-langkah sesuai pada 4.5.1 butir c) sampai m).. b) Gunakan alat gelas

Penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan yaitu dosen utama, dosen pembimbing, dan terutama

Tingkat kesamaan komposisi serangga kanopi pohon apel di Poncokusumo dan Bumiaji yang dikoleksi dengan perangkap bejana warna kuning dan biru pada musim berbunga dan

Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh sistem akan diperoleh nilai bobot dari hasil training yang akan digunakan untuk testing dan prediksi data.. Sistem prediksi

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah leadership style dapat secara langsung mempengaruhi management control systemUMKM sektor garmen yang ada di

o Bilyet Giro adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah dibakukan bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro