ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI
MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA
Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X IPS GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta
Margaretta Maria Yanuarsi Christina Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran.
Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2014. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan kepada kelompok. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang masing terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif
ABSTRACT
THE APPLICATION OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) LEARNING MODEL ON ECONOMIC SUBJECT TO DESCRIBE
SUPPLY AND DEMAND AN EFFORT TO IMPROVE THE LEARNING ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE TENTH STUDENTS
OF SOCIAL SCIENCE DEPARTMENT OF SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA
A Classroom Action Research on Students of The Tenth Class of The Social Science Department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta
Margaretta Maria Yanuarsi Christina Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
This study aims to determine the improvement of learning activity and learning achievement of students after the implementation of Student Teams Achievement Division (STAD) cooperative learning model on the major subject of economics in describing the supply and demand.
This research was conducted on students of the tenth class of the social science department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. This study was conducted in November 2014. The main steps in STAD cooperative learning are presentation of material, group sharing, group discussions, quizzes, and awards to group. The action research was conducted in two cycles, each consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. Data were collected through observation, interviews, tests, questionnaires and documentation. Data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM
ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI
MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA TIGA MARET YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Margaretta Maria Yanuarsi Christina NIM : 091334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM
ACHIEVEMENTDIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI
MATERI MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA TIGA MARET YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Margaretta Maria Yanuarsi Christina NIM : 091334011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Persembahan
Karya yang sederhana dan jauh dari
sempurna ini kupersembahkan bagi :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang
menjadi daya kekuatanku
Papa,
Mama
dan
Adikku
yang
selalu
memberikan kasih sayang, dan perhatian
kepadaku
Seluruh
keluarga
Besarku
yang
selalu
mendukung dan mendoakan
Almamaterku
Tercinta
Program
Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan
Akuntansi
Universitas
Sanata
Motto
-
Non scholae sed vita
discimus -
*Dream makes all things possible. Hope
makes all things work. Love makes all above
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI
MENDESKRIPSIKAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA
Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas X IPS GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta
Margaretta Maria Yanuarsi Christina Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) pada pembelajaran ekonomi materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran.
Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2014. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi materi, pembagian kelompok, diskusi kelompok, kuis, dan penghargaan kepada kelompok. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang masing terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif
ABSTRACT
THE APPLICATION OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) LEARNING MODEL ON ECONOMIC SUBJECT TO DESCRIBE
SUPPLY AND DEMAND AN EFFORT TO IMPROVE THE LEARNING ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE TENTH STUDENTS
OF SOCIAL SCIENCE DEPARTMENT OF SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA
A Classroom Action Research on Students of The Tenth Class of The Social Science Department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta
Margaretta Maria Yanuarsi Christina Sanata Dharma University Yogyakarta
2015
This study aims to determine the improvement of learning activity and learning achievement of students after the implementation of Student Teams Achievement Division (STAD) cooperative learning model on the major subject of economics in describing the supply and demand.
This research was conducted on students of the tenth class of the social science department of SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta. This study was conducted in November 2014. The main steps in STAD cooperative learning are presentation of material, group sharing, group discussions, quizzes, and awards to group. The action research was conducted in two cycles, each consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. Data were collected through observation, interviews, tests, questionnaires and documentation. Data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena
berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD) Pada Pembelajaran Ekonomi dengan materi Permintaan dan Penawaran
Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Peserta didik Kelas
X IPS SMA GAMA (TIGA MARET) YOGYAKARTA.
Skripsi ini dapat terselesaikan karena arahan dan bantuan dari berbagai
pihak. Skripsi ini di ajukan untuk memenuhi gelar Sarjana. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Ibu Rita Eny Purwanti,S.Pd.,M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan waktunya, memberi saran dan arahan dalam penulisan karya ini.
5. Bapak Ibu Dosen serta karyawan di Program Studi Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan berbagai bimbingan serta
6. Ibu M. S. Haryanti Asih. W, B.A selaku guru mitra yang telah berkenan
meluangkan waktu dengan tenaga guna bersama merancang agar penelitian
tindakan kelas ini berjalan dengan lancar.
7. Para guru dan karyawan-karyawati SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta
yang memberikan semangat pada saat penelitian.
8. Siswa-siswi kelas X IPS SMA GAMA (Tiga Maret)Yogyakarta, terimakaasih
atas kerja samanya.
9. Kepada Papa dan Mama yang telah memberikan doa, dukungan, dan kasih
sayang yang tiada henti.
10. Buat semua Saudara-saudaraku terimakasih atas dukungan dan doanya.
11. Untuk Michael terimakasih atas kasih sayang dan semangat serta doanya
yang tiada berhenti untukku.
12. Buat Anggia terima kasih atas semangat, doa dan bantuan saat penelitian
sampai saat ini sudah menjadi sahabat yang luar biasa.
13. Mas Mike terimakasih atas dukungannya “Ndang di rampungke skripsine”
14. Teman-teman yang telah banyak membantuku dalam PTK ini, Petris, Evi,
Lita, Tya yang telah membantu dokumentasi.
15. Buat Uci dan Edwin terimakasih untuk semua bantuannya mulai penelitian
sampai mendapat gelar ini.
16. Untuk adek tercinta Dara dan Bahtiar terimakasih atas dukungan doa dan
17. Untuk Puput, Putri, dan Martha sahabat yang sudah seperti saudaraku yang
selalu setia mendengarkan keluh kesahku dan memberi semangat. Terima
kasih atas kecerian dan doa dari kalian.
18. Teman-teman angkatan 2009 yang masih berjuang, yang telah memberi
masukan selama proses penyusunan skripsi ini.
19. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Yogyakarta, 28 April 2015
Penulis
Margaretta Maria Yanuarsi Christina
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Batasan Masalah... 5
C.Rumusan Masalah ... 6
D.Tujuan Penulisan Makalah ... 6
E.Manfaat Penulisan Makalah ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
1. Pengertian PTK ... 8
2. Prisip PTK ... 9
3. Manfaat PTK ... 10
4. Tahap Pelaksanaan PTK... 12
5. Keunggulan PTK ... 12
B.Pembelajaran Kooperatif ... 13
1.Pengertian pembelajaran kooperatif ... 13
2.Unsur penting dan prinsip utama pembelajaran kooperatif ... 14
3.Keunggulan dan Kelemahan model pembelajaran kooperatif ... 16
4.Beberapa variasi model pembelajaran kooperatif ... 20
C.Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement Division (STAD) ... 22
D.Keaktifan Siswa ... 26
E.Prestasi Belajar ... 27
F. Permintaan dan Penawaran ... 29
G.Kerangka Teoritik ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A.Jenis Penelitian ... 45
B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
C.Subjek dan Objek Penelitian ... 45
D.Variabel Penelitian ... 46
E.Teknik Pengumpulan Data ... 50
G.Prosedur Penelitian... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 58
A. Sejarah Singkat Sekolah ... 58
B. Visi Sekolah ... 60
C. Misi Sekolah ... 60
D. Tujuan Sekolah ... 61
E. Pedoman Sekolah(Peraturan Akademik, Kode Etik, Tata Tertib) ... 61
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 92
A. Deskripsi Penelitian ... 92
1. Observasi Pra-Penelitian ... 93
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 101
3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 116
B. Analisis Komparasi Keaktifan dan Prestasi Belejar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 130
1. Keaktifan ... 130
2. Prestasi Belajar ... 142
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 150
A. Kesimpulan ... 150
B. Keterbatasan Penelitian ... 152
C. Saran ... 153
DAFTAR PUSTAKA ... 155
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner Keaktifan Belajar ... 47
Tabel 3.2. Rangkuman Pengujian Uji Validitas Keaktifan Belajar ... 48
Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 49
Tabel 5.1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Sebelum STAD ... 95
Tabel 5.2. Hasil Observasi Aktivitas Kelas Sebelum STAD ... 97
Tabel 5.3. Hasil Observasi Peserta Didik Sebelum STAD ... 99
Tabel 5.4. Hasil Nilai Ulangan Peserta Didik ... 100
Tabel 5.5. Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 106
Tabel 5.6. Observasi Kelas Pada Siklus I ... 108
Tabel 5.7. Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajran Pada Siklus I ... 110
Tabel 5.8. Aktivitas Peserta Didik Dalam Kelompok Saat Penerapan STAD Siklus I ... 112
Tabel 5.9. Instrumen Refleksi Guru Mitra Saat Pembelajaran STAD Siklus I... 113
Tabel 5.10. Intrumen Refleksi Peserta Didik Saat Pembelajaran STAD Siklus I... 114
Tabel 5.11. Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 121
Tabel 5.12. Observasi kelas pada siklus II ... 123
Tabel 5.13 Aktivitas Peserta Saat Pembelajaran Pada Siklus II ... 124
Tabel 5.14 Perilaku Peserta Didik Dalam kelompok Siklus II... 126
Siklus II ... 127
Tabel 5.16 Instrumen Refleksi Peserta Didik Saat Pembelajaran
STAD Siklus II ... 129
Tabel 5.17 Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada Saat Pra
Penelitian dan Siklus I ... 131
Tabel 5.18 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pra Penelitian ... 132
Tabel 5.19 Analisis Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus I ... 133
Tabel 5.20 Analisis Komperatif Tingkat Keaktifan Peserta Didik
Siklus I... 134
Tabel 5.21 Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus I dan
Siklus II ... 136
Tabel 5.22 Analisis Keaktifan Peserta Didik Siklus I ... 137
Tabel 5.23 Analisis Keaktifan Peserta Didik Siklus II ... 138
Tabel 5.24 Analisis Komperatif Tingkat Keaktifan Peserta Didik
Siklus II ... 139
Tabel 5.25 Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada
Saat Pra Penelitian dan Siklus I... 142
Tabel 5.26 Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Saat Pra Penelitian
dan Siklus I ... 144
Tabel 5.27 Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada
Saat Siklus I dan Siklus II ... 146
Tabel 5.28 Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Saat Pra Penelitian,
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 157
Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik... 158
Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik di Kelas ... 159
Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Peserta Didik Dalam Kelompok... 160
Lampiran 5 Wawancara terhadap Guru dan Peserta Didik ... 161
Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 162
Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik Siklus I ... 163
Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Kelas Siklus I ... 164
Lampiran 9 Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok Siklus I ... 165
Lampiran 10 Lembar Refleksi Guru Mitra ... 166
Lampiran 11 Lembar Refleksi Peserta Didik ... 167
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 168
Lampiran 13 Materi Pembelajaran Siklus I ... 176
Lampiran 14 Skenario Pembelajaran Siklus I ... 181
Lampiran 15 Soal Pre-Test Siklus I ... 182
Lampiran 16 Soal Diskusi Kelompok ... 186
Lampiran 17 Soal Post-Test Siklus I... 187
Lampiran 18 Kunci Jawab Pre Test Siklus I... 191
Lampiran 20 Kunci Jawaban Post Test Siklus I ... 194 Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II ... 196
Lampiran 22 Materi Pembelajaran Siklus II ... 204
Lampiran 23 Skenario Pembelajaran Siklus II... 212
Lampiran 24 Soal Pre-Test Siklus II... 213 Lampiran 25 Soal Diskusi Kelompok ... 217
Lampiran 26 Soal Post-Test Siklus II ... 218 Lampiran 27 Kunci Jawab Pre Test Siklus II ... 222 Lampiran 28 Kunci Jawaban Diskusi Kelompok Siklus II ... 223
Lampiran 29 Kunci Jawaban Post Test Siklus II ... 224 Lampiran 30 Lembar Penilaian Kelompok ... 225
Lampiran 31 Kriteria Penskoran ... 227
Lampiran 32 Daftar Peserta Didik Kelas X IPS ... 229
Lampiran 33 Daftar Kelompok ... 230
Lampiran 34 Hasil Observasi Kegiatan Guru Sebelum STAD... 231
Lampiran 35 Hasil Observasi Kegiatan Kelas Sebelum STAD ... 234
Lampiran 36 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik Sebelum STAD ... 236
Lampiran 37 Wawancara terhadap Guru Mitra Sebelum STAD ... 238
Lampiran 38 Wawancara Peserta Didik Sebelum STAD ... 240
Lampiran 39 Aktivitas Guru Saat Siklus I ... 241
Lampiran 40 Observasi Kegiatan Kelas Siklus I ... 243
Lampiran 41 Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajaran Siklus I ... 245
Lampiran 43 Nilai Siklus I ... 247
Lampiran 44 Refleksi Guru Mitra Siklus I ... 248
Lampiran 45 Refleksi Peserta Didik Siklus I ... 249
Lampiran 46 Nilai Diskusi ... 250
Lampiran 47 Hasil Pre Test Peserta Didik Siklus I ... 252 Lampiran 48 Hasil Post Test Peserta Didik Siklus I ... 268 Lampiran 49 Hasil Diskusi Kelompok... 288
Lampiran 50 Hasil Wawancara Guru Mitra tentang STAD ... 296
Lampiran 51 Hasil Wawancara Peserta Didik tentang STAD ... 297
Lampiran 52 Aktivitas Guru Saat Siklus II ... 298
Lampiran 53 Observasi Kegiatan Kelas Siklus II ... 300
Lampiran 54 Perilaku Peserta Didik Saat Pembelajaran Siklus II ... 302
Lampiran 55 Kegiatan Peserta Didik Didalam kelompok Siklus II ... 303
Lampiran 56 Nilai Siklus II ... 304
Lampiran 57 Refleksi Guru Mitra Siklus II ... 305
Lampiran 58 Refleksi Peserta Didik Siklus II ... 306
Lampiran 59 Hasil Pre Test Peserta Didik Siklus II ... 307 Lampiran 60 Hasil Post Test Peserta Didik Siklus II... 317 Lampiran 61 Hasil Diskusi Siklus II ... 327
Lampiran 62 Nilai Diskusi Siklus II ... 335
Lampiran 63 Kisi-kisi Soal Siklus I dan II ... 337
Lampiran 64 Kuesioner ... 339
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia ini merupakan salah satu negara yang berkembang
di dunia. Salah satu bidang yang mengalami perkembangan di Indonesia
adalah pendidikan. Sejak merdeka sampai saat ini, perkembangan di bidang
pendidikan selalu menjadi prioritas. Pendidikan merupakan suatu proses
belajar untuk menanamkan, dan mengembangkan peserta didik untuk
mencapai proses kedewasaan. Namun proses tersebut tidaklah mudah seperti
membalikkan telapak tangan karena pendidikan berhadapan langsung dengan
peserta didik yang tumbuh dan berkembang, dan memiliki karakter yang
berbeda-beda. Hal ini tidak mudah dilakukan karena membutuhkan kesabaran
dan keuletan. Perlu suatu rencana langkah-langkah kerja yang akan dilakukan
agar pekerjaan yang diharapkan bisa berjalan dengan baik.
Dalam rencana langkah-langkah itu ada beberapa kompetensi salah
satu kompetensi dasar dalam pembelajaran ekonomi kelas X SMA adalah
mendeskripsikan permintaan dan penawaran. Untuk mendapatkan hasil yang
baik dalam pembelajaran guru harus membuat tolak ukur agar materi
pembelajaran dapat dikuasai. Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu
adanya suatu standar nilai sebagai patokan. Standar nilai sebagai patokan
dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik dapat mencapai standar
standar penilaian tersebut. Hal ini yang menjadikan kesulitan bagi guru
supaya peserta didik dapat mencapai nilai dengan merata, karena
kemampuan setiap perserta didik berbeda dalam menyerap pelajaran yang
diberikan. Prestasi belajar yang bagus memerlukan proses yang terstruktur
dengan baik. Guru harus dapat mendalami karakter setiap peserta didiknya
agar kompetensi dapat dalam proses belajar yang direncanakan dapat
tercapai.
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran ada beberapa masalah
yang harus dihadapi oleh guru dan peserta didik. Mengingat bahwa saat ini
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 dimana keaktifan dari
peserta didiklah yang diharapkan dalam kurikulum tersebut. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum baru diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang
lebih 6 tahun. Keaktifan peserta didik sangat penting untuk mendapatkan
prestasi belajar yang baik. Pada kurikulum ini guru hanya bersifat sebagai
fasilitaor. Namun, masih ada sekolah yang masih kesulitan untuk menerapkan
kurikulum tersebut. Guru masih aktif untuk menjelaskan karena peserta didik
di kelas kurang aktif dalam proses pembelajaran. Karena kemampuan yang
dimiliki peserta didik berbeda-beda, ada peserta didik yang cepat memahami
materi, ada peserta didik yang memerlukan waktu yang lama untuk paham
dengan materi pelajaran. Oleh sebab itu perlu adanya proses pembelajaran
yang efektif diperlukan agar peserta didik menjadi aktif dan prestasi belajar
diperlukan usaha dari guru untuk dapat memotivasi seluruh peserta didik
untuk belajar dan saling membantu antar peserta didik. Proses pembelajaran
yang efektif bisa terjadi apabila sarana yang mendukung, misalnya keadaan
kelas. Oleh sebab itu guru harus menguasai materi pembelajaran dan harus
mampu mengelola kelas tersebut dengan baik agar proses pembelajaran
optimal.
Dalam proses pembelajaran ekonomi saat ini, terkadang peserta didik
kurang memahami materi yang disampaikan sehingga membuatan peserta
didik menjadi kurang aktif. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang
berlangsung saat ini cenderung berpusat pada guru. Karena guru masih sering
menggunakan model pembelajaran dengan ceramah yang membuat peserta
didik terkadang bosan dan mengantuk. Pembelajaran juga akan berjalan
secara optimal apabila peserta didik tidak hanya belajar untuk mengatasi
suatu masalah tetapi juga ikut mengalami secara langsung, dan peserta didik
diberi kesempatan untuk mencoba mencari kunci jawaban sendiri terhadap
masalah yang ada. Selain itu juga peserta didik dapat bekerjasama dengan
teman sekelasnya dan guru juga mengarahkan perhatian peserta didik agar
peserta didik tidak hanya mencerna informasi yang diberikan secara searah.
Usaha agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran guru
menerapkan model pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan materi yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah model
kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif peserta didik belajar
diberikan guru secara kelompok untuk mencapai tujuan secara bersama.
Pembelajaran kooperatif dapat mengurangi suatu kesenjangan diantara para
peserta didik, karena dalam pembelajaran kooperatif seorang peserta didik
dituntut untuk membagikan pemahaman materi diantara peserta didik
(Zamroni,2000). Salah satu Metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mendeskripsikan permintaan dan penawaran yaitu dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pada model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4
peserta didik, selanjutnya guru menyajikan pelajaran kemudian guru
memberikan tugas pada peserta didik untuk bekerja dalam kelompoknya
masing-masing. Anggota yang telah menguasai materi pembelajaran memberi
penjelasan kepada teman sekelompok hingga setiap anggota kelompok
memahami materi tersebut. Dengan demikian peserta didik dapat menjadi
lebih dalam hasil belajar. Dengan peserta didik lebih aktif, maka peserta didik
akan memahami materi yang dipelajarinya dan dapat meningkatkan keaktifan
dan prestasi belajar peserta didik.
Di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta, khususnya pada mata
pelajaran ekonomi keaktifan dan prestasi belajar peserta didik yang kurang
baik. Hal ini dapat dilihat dengan tindakan peserta didik yang sering berbicara
baik ada beberapa peserta didik menunjukkan keaktifan yang sifatnya baik
antara lain peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
bertanya apabila mereka kurang mengerti tentang materi yang dipelajari.
Peneliti mengetahui hal tersebut karena peneliti telah melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta.
Melihat kondisi tersebut peneliti tertarik ingin meneliti keaktifan dan prestasi
belajar peserta didik di SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarata.
Pembelajaran ekonomi akan dibuat menarik jika disajikan dalam suatu bentuk
pembelajaran kooperatif. Selain itu juga di SMA GAMA (Tiga Maret)
memiliki karakter peserta didik yang berbeda-beda.
Untuk itu, peneliti bermaksud untuk melakukan upaya memperbaiki
pembelajaran dengan penelitian dengan topik penerapan model pembelajaran
kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada materi
mendeskripsikan permintaan dan penawaran dikelas X SMA GAMA (Tiga
Maret).
B. Batasan Masalah
Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan dalam
pembelajaran ekonomi. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan
model Student Teams Achievement Division (STAD) dengan materi mendeskripsikan permintaan dan penawaran dengan tujuan untuk
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana rancangan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada pelajaran ekonomi pada materi
mendeskripsikan permintaan dan penwaran.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti pada
penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar peserta didik pada materi mendeskripsikan permintaan dan
penawaran pelajaran ekonomi dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Diharapkan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat digunakan guru sebagai alternatif pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.
2. Bagi Peserta didik
Dengan penerapan model Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman
dalam pembelajaran, sehingga membuat peserta didik menjadi semakin
3. Bagi Sekolah
Diharapkan penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat berguna bagi sekolah sebagai bahan masukan dan bahan referensi bagi guru-guru lainnya untuk meningkat kualitas belajar
mengajar disekolah.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan penerapan model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai
bagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan meneliti dan proses
pembelajaran dengan metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).
5. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman yang
berguna dan bekal bagi peneliti untuk masuk kedalam dunia kerja di
bidang pendidikan dan mendapatkan wawasan untuk menganalisa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru didalam kelasnya dengan cara (1) Merencanakan, (2)
Melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.
Menurut Carr & Kemmis, 1986 dalam Kunandar (1999:43)
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri korelatif
yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik
sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka
dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan. Menurut
Prendergast (2002:3) pengerrtian penelitian tindakan kelas adalah
wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara
sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil
belajar siswa.
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan
Diimplementasikan dengan baik artinya, pihak yang terlibat dalam PTK
(guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan
dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian
secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat
keberhasilannya.
2. Prinsip Dasar PTK
PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009:
17) :
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan
sehingga mengganggu proses pembelajaran.
c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang
cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari
solusinya.
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan
mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti
sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam
perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara
guru dan dosen).
3. Manfaat PTK
Manfaat PTK menurut Wijaya Kusumah adalah sebagai berikut
(2009:14) :
a. Manfaat umum PTK bagi guru banyak sekali diantara lain :
1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran.
2. Meningkatkan profesionalitas guru.
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru.
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilannya.
b. Manfaat Khusus PTK
Selain manfaat umum PTK juga mempunyai
manfaat-manfaat khusu ssebagai berikut :
1. Menumbukan Kebiasaan Menulis
Dengan melakukan PTK guru menjadi terbiasa menulis,
dan sangat baik untuk meningkatkan apresiasi dan
profesionalisme guru dalam mengajar.
2. Menumbuhkan Budaya Meneliti
PTK akan menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru
yang merupakan dampak dari pelaksanaan tindakan secara
keseluruhanya itu label inovasi pendidikan karena para guru
semakin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa
professional secara lebih mandiri.
3. Menggali Ide Baru
4. Melatih Pemikiran Ilmiah
Melalui PTK guru diarahkan untuk berpikir ilmiah melalui
masalah yang mereka temukan. Langkah menemukan masalah
akan dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan
masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan
perbaikan, pengamatan, danrefleksi.
5. Mengembangkan Keterampilan
Tujuan utama PTK adalah mengubah perilaku pengajaran
guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan
praktik pembelajaran atau mengubah kerangka kerja
pelaksanaan dan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru
tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan professional guru
dalam menangani proses pembelajaran.
6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kelas
PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan pembelajaran kelas. Misalnya : (1) Alat untuk
mengatasi masalah-masalah diagnosis dalam situasi
pembelajaran di kelas. (2) Alat pelatihan jabatan membekali
timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran
sejawat. (3) Alat unuk memasukkan pendekatan tambahan atau
inovasi kedalam sistem yang ada.
4. Tahap Pelaksanaan PTK
Untuk melaksanakan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut :
(Wijaya Kusumah, 2009:25).
a. Perencanaan ( Planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita
mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.
b. Tindakan (Acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau
acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau
reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya.
5. Keunggulan PTK
Keunggulan PTK yang dilaksanakan di sekolah diantaranya (Wijaya
a. Kerangka kerjanya teratur.
b. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif.
c. Fleksibel dan adaptif.
d. Dapat dilakukan untuk inovasi pembelajaran.
e. Dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau
profesionalisme guru.
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugiyanto (2009:37), pembelajaran kooperatif adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah suatu
pembelajaran cara penyampaiannya dengan kelompok kecil.
Menurut Eggen dan Kauchak (1996 :279) pembelajaran kooperatif
merupakan strategi dalam pembelajaran yang dalam penyampaian materi
menggunakan kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif
adalah suatau sarana pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
bekerjasama dengan cara kolaborasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sementara menurut Slavin (2005:4), pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana para siswa dalam
kelompok kecil saling membantu dalam mempelajari materi
pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif merupakan pemberian peluang
untuk saling bekerjasama saling bergantung satu sama lain atas tugas
yang diberikan dan menciptakan rasa saling menghargai satu dengan
yang lain (Ibrahim,2009:9). Menurut Roger dan David Johnson dalam
(Agus Suprijono,2009:58) mengatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran
yaitu hasil belajar. Hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi,
menerima keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial.
Dari pengertian pembelajaran Kooperatif diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Kooperatif adalah metode pembelajaran yang
bertujuan untuk menyampaikan kepada siswa agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu juga siswa diharuskan untuk bekerja dalam
suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau
mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson & Jonhson dan Sutton (Trianto, 2009:60-61),
terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam
belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama
untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa
tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses.
Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok
b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif
akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal
seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai
anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung
secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok
mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini,
siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan bantuan dari
teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran
kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah
yang sedang dipelajari bersama.
c. Tanggung jawab individual tanggung jawab individual dalam
kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a)
Membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) Siswa tidak
hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa
dan teman sekelompoknya.
d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar
kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan,
seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan
siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai
anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan
menuntut keterampilan khusus.
e. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa
mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan
baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip
yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama
dalam belajar kooperatif, adalah sebagai berikut.(Slavin,1995:61)
a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok
mencapai kriteria yang ditentukan.
b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.
Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain
dalam memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi
evaluasi tanpa bantuan yang lain.
c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah
membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka
sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang
terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.
3. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Kooperatif menurut Wina Sanjaya (2006:247-248) mengungkapkan
keunggulan pembelajaran kooperatif adalah:
a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b. Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
c. Dapat membantu siawa untuk respek kepada orang lain dan
menyadari akan keterbatasan kemampuannya.
d. Meningkatkan kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa
percaya diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,
mengembangkan keterampilan memanajemen waktu, dan sikap
positif terhadap sekolah.
e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide atau
pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat praktik
memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena
keputusan yang dibuat tanggung jawab kelompok.
f. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
g. Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat
meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
Menurut Sugiyanto (2009:43-44), keuntungan diterapkannya
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga dewasa.
g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,
agama dan orientasi tugas.
Di samping pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan,
pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan. Wina Sanjaya
(2006:248-249) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif juga
a. Untuk memahami dan mengerti filosof pembelajaran kooperatif
memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita
mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami
filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang memiliki kelebihan, contohnya, mereka merasa terhambat oleh siswa yang dianggap
kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini
dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,
bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan
kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu
menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan
adalah prestasi setiap individu siswa.
d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup
panjang, dan ini tidak memungkinkan dapat tercapai hanya dengan
satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam
Oleh karena itu idelnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa
belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana
membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam
pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
4. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugianto (2010;44-48) terdapat empat macam model
pembelajaranan yang kooperatif. Antara lain :
a. Metode STAD (Student Team Achievement Division)
Pembelajaran kooperatif model STAD ini merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5
orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan
pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan
penghargaan kelompok. Metode ini di kembangkan oleh Robert
Slawin.
b. Metode Jigsaw
Siswa dibagi atas beberapa kelompok, tiap kelompok
beranggotakan 3-6 orang. Materi pelajaran diberikan kepada siswa
dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
Setiap kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Anggota kelompok lain
yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajari
teman-teman yang belum memahami materi.
c. Metode GI (Group Investigation)
Dalam implementasi model investigasi kelompok guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4-5
siswa yang heterogen. Kelompok disini dapat dibentuk dengan
mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama
dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk
diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik
yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan
laporannya kepada seluruh kelas. Model ini dikembangkan pertama
kali oleh Thelan.
d. Metode Struktural
Pembelajaran ini menekankan pada struktur-struktur khusus
yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.
Kemudian akan mengembang model ini menjadi alternatif dari
berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi,
yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada
seluruh siswa dalam kelas dan siswa memberikan jawaban setelah
lebih dahulu mengangkat tangan dan ditujuk oleh guru.
Struktur-struktur akan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling
C. Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achievement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif model STAD ini membutuhkan persiapan
yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Persiapan-persiapan tersebut antara lain (Trianto, 2009:69-70) :
1. Perangkat Pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu
dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana
Pembelajaran (RP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta
lembar jawabannya.
2. Membentuk Kelompok Kooperatif
Menentukan anggota kelompok diusahakan kemampuan siswa
dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok
lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif
perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial.
Apabila didalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif
sama, maka pembentukkan kelompok dapat didasarkan pada prestasi
akademiknya, yaitu :
a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu diranking sesuai dengan
kepandaian. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai
dengan kemampuan dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke
b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas,
kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas
sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa ranking
satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari
urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah
sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri dari atas siswa setelah
diambil kelompok atas dan kelompok menengah.
3. Menentukan Skor Awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah
nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis.
Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka
hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.
4. Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur
dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan kooperatif
apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan
kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas
kooperatif.
5. Kerja Kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif
tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal
ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu
Langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada
langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah, antara lain
(Trianto, 2009:71) :
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi
siswa belajar.
2. Menyajikan atau menyampaikan informasi atau materi kepada siswa
dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
5. Evaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6. Memberikan penghargaan kepada individu maupun kelompok
Suatu metode pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan.
Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17)
diantaranya sebagai berikut :
1. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka
dalam berpendapat.
Menurut Roestiyah (2001: 17), Keuntungan model pembelajaran
kooperatif model STAD :
a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
b. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi.
c. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu dan kebutuhan belajarnya.
d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai
pendapat orang lain.
Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga
memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Dess (1991:411) tersedia dalam
diantaranya sebagai berikut :
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit
mencapai target kurikulum.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada
umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru,
namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu.
Sedangkan kekurangan-kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan
memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja
sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.
D. Keaktifan Siswa
- Pengertian Keaktifan Siswa
Keatifan siswa merupakan unsur dasar yang terpenting bagi proses
pembelajaran. Menurut Rohani (2004:6-7) belajar yang berhasil mesti
melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.
Aktivitas fisik ialah siswa giat-aktif dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki psikis
(kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi dalam pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya
dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu pula sebaliknya.
Sedangkan menurut Hermawan (2007:83) keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkontruksikan pengetahuan
mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan
atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri
memahami materi pelajaran. (2) Pengetahuan dipelajari, dialami, dan
ditemukan oleh siswa. (3) Mencoba sendiri konsep-konsep. (4) Siswa
mengkomunikasikan hasil pikirannya. Target dari penelitian ini adalah
sejauh mana siswa kreatif dalam proses pembelajaran. Misalnya siswa
mampu untuk bertanya apabila siswa tersebut belum dapat memahami
materi pembelajaran, siswa dapat kreatif mengerjakan tugas yang
diberikan guru dan mengumpulkan tugas itu dengan tepat waktu.
E. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan
kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan
menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam
Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi
tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat
dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut,
prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam
proses pembelajaran.
b. Pengertian Belajar
Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti
bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas
kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar,
apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan
kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum
mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan
didalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu
diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah
kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,
keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi
yang ada diluar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih,
sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi
belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap
peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes yang relevan.
F. Permintaan dan Penawaran
1. Permintaan
a. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang
diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu.
Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa
keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang
atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai
macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi
permintaan yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang
mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang
dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand) 1. Konsumen atau Selera Konsumen
Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa
tinggi maka akan diikuti dengan jumlah barang dan jasa yang
diminta akan mengalami peningkatan, demikian sebaliknya.
Contohnya : permintaan terhadap telepon genggam. Saat ini
handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi
beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap
kuno.
2. Ketersediaan dan Harga Barang Pengganti
Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa yang
harganya relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif
penggunaan. Contohnya : bila harga tiket pesawat
Jakarta-Surabaya sama harganya dengan tiket kereta api, maka
konsumen cenderung akan memilih pesawat sebagai alat
transportasi. Contoh lain : untuk seorang pelajar bila harga
pulpen lebih mahal dari pensil, maka ia akan cenderung untuk
3. Ketersediaan dan Harga Barang Pelengkap
Keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya
saling melengkapi. Contoh : kompor dengan minyak tanah,
karena harga minyak tanah mengalami kenaikan maka orang
beralih menggunakan bahan bakar minyak tanah dan beralih ke
bahan bakar gas.
4. Pendapatan atau Penghasilan Konsumen
Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi akan diikuti
daya beli konsumen yang kuat dan mampu untuk membeli
barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar, demikian
sebaliknya.
5. Perkiraan Harga Di Masa Depan
Apabila konsumen menduga harga barang akan terus
mengalami kenaikan di masa datang, maka konsumen
cenderung untuk menambah jumlah barang yang dibelinya.
Contoh : Pada saat krisis ekonomi, ketika konsumen
memperkirakan harga-harga sembako esok hari akan
melambung tinggi, maka mereka akan memborong sembako
tersebut hari ini.
6. Banyaknya atau Intensitas Kebutuhan Konsumen
Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara
mendesak dan dirasakan pokok oleh konsumen, maka jumlah
akan bahan pokok beras, konsumen bersedia membeli dalam
jumlah harga tinggi, walaupun pemerintah sudah menetapkan
harga pokok.
c. Kurva Permintaan
Permintaan di tempatkan sebagai fungsi yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor yang di maksud adalah harga, barang, atau
jasa, selera dan pendapatan. Dalam kaitannya dengan faktor ekonomi
pada masalah permintaan ini berlaku ceteris paribus. Dalam kondisi
seperti ini harga merupakan faktor dominan dalam permintaan,
sementara faktor yang lain dianggap tidak berubah.
a. Pada harga yang tinggi, banyak pembeli yang tidak mampu
membeli atau mungkin cenderung mencari barang substitusi
dengan harga terjangkau. Sedangkan pada harga rendah,
pembeli yang tadinya kurang mammpu menjadi mampu untuk
membeli.
b. Bagi pembeli perorangan, kenaikan harga akan memperkecil
daya beli pembeli atau akan mengurangi anggaran untuk alat
pemuas kebutuhan yang lainnya (dengan catatan pendapatan
tetap).
c. Adanya harga barang substitusi yang harganya jauh lebih rendah
akan lebih menarik apabila harga suatu barang atau jasa semakin
tinggi. Akibatnya pembeli akan beralih dari barang atau jasa
Bentuk kurva seperti ini menunjukkan bahwa semakin rendah
harga barang dipasar barang yang dapat dibeli oleh masyarakat
semakin banyak
Kurva Permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan
berbagai jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen pada
berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik
koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah
barang (sumbu X).
Contoh : Seorang ibu yang hendak membeli beras berdasarkan
[image:57.595.96.514.234.706.2]tingkat harga yang ada, ini dapat terilustrasikan dalam tabel dan
grafik
2200 2300 2400 2500 2600 2700 2800
0 20 40 60 80 100
Permintaan
Harga per Kg (Rp) Jumlah (Kg)
2700 50
2600 60
2500 70
2400 80
Kurva permintaan akan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah,
maksudnya apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah
barang dan jasa yang diminta akan mengalami kenaikan. Dari contoh
diatas dapat dilihat, bila si ibu membeli beras dari 50 kg menjadi 70
kg karena harganya turun menjadi Rp. 2500, maka kita tidak
menyebutnya sebagai kenaikan permintaan tetapi kenaikan jumlah
barang yang diminta, karena kenaikan masih berada pada pada satu
kurva permintaan yang sama
2. Penawaran
a. Pengertian Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada
tingkat harga tertentu dan waktu tertentu.
Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak
produsen menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa
hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar
menurut tingkat harga tertentu. permintaan bersangkut paut dengan
pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut
dengan peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah
barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat
harga dan situasi.
Biaya pembuatan atau produksi suatu produk sangat tinggi
maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan
harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing
dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan
adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan
biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan
sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan
marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi.
Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar
maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat
keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk
menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih
tinggi sehingga perusahaan menawarkan lebih sedikit produk
akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan Harga Barang Pengganti atau Pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga
yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk
yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan,
5. Prediksi atau Perkiraan Harga Dimasa Depan
Ketika harga jual akan naik dimasa mendatang perusahaan
akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output
produksi dengan harapan bisa menawarkan menjual lebih
banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
c. Kurva Penawaran
Penjual biasanya ingin menjual barang atau jasa yang
diproduksinya dengan harga tinggi. Walaupun resikonya adalah
barang yang terjual akan relative sedikit. Untuk menjual pada tingkat
harga yang diinginkan, seorang penjual harus mempunyai
pengamatan yang cermat terhadap perilaku pasar.
Contoh : Penjual buah-buahan ingin menjual buah dengan
harga yang tinggi dipasar. Sayangnya keinginan itu bertepatan
dengan musim panen raya. Akibatnya dipasar akan berkerumunan
penjual buah-buahan sehingga harga buah-buahan pun jatuh.
Harga Jumlah yang dijual (Kg)
1000 20