FUNGSI SEMBUR SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT KARO DI DESA
SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
LINDA LESTARI BANGUN NIM. 309122033
PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIALABSTRAK
Linda Lestari Bangun : 309122033. Fungsi Sembur Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Apabila kesehatan terganggu maka aktivitas sehari – hari akan terganggu. Dalam proses penyembuhan dan perawatan kesehatan, banyaknya di temukan obat – obatan kesehatan yang bersifat alami selain dari pengobatan semburgongseng), sembur dukut – dukut ( rumput – rumputan), sembur gara dan yang terakhir yaitu sembur gara khusus untuk anak – anak.
Bahan ramuan sembur yang digunakan seperti penurungi/ kesaya kesaya, dukut – dukut, daun – daunan, dan bahan lainnya yang diperlukan dalam pembuatan sembur. Perlalatan yang digunkan yaitu parang , pisau, ember telenan,lumpang , mangkok, kuali, tampi, dan toples tempat penyimpanan sembur. Adapun cara pembuatan sembur adalah dicincang, iris, potong, digongseng dan di tumbuk.
Cara pemakaian sembur dengan cara disemburkan, di makan, dan di minum. Waktu pemakaian sembur yaitu pada pagi hari dan malam hari. Tempat penyimpanan sembur yaitu toples. Sembur merupakan obat tradisional yang di yakini nmasyarakat Karo dalam penyembuhan penyakit yang berfungsi sebagai penyembuhan dan perawatan kesehatan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan berkatNya sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi yang
berjudul : “Fungsi Sembur Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Pada
Masyarakat Karo di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat” skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dari Jurusan Antropologi Prodi Pendidikan Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh penulis selama perkuliahan
hingga penyelesaian skripsi ini, namun atas berkat dan pertolongan Tuhan penulis
diberi kekuatan dalam menjalani semua. Penulis berterimakasih kepada semua
pihak yang telah banyak membantu dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi
ini.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua : Palas Bangun dan Rasmi Br. Ginting yang telah melahir kan
dan membesarkan, merawat serta memenuhi kebutuhan hidup penulis selama ini.
Pengorbanan itu tidak akan pernah dapat dibalas dan hanya doa yang penulis
panjatkan kepada Tuhan agar memberikan kesehatan, umur yang panjang dan
Pada kesempatan ini penulis juga berterimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
1. Bapak Dr. H. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta PD I, PD
II, dan PD III.
2. Kepada Ibu Dra. Puspitawati M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan
Antropologi.
3. Kepada Ibu Dra. Nurjannah M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing dan memberikan arahan dan bimbingan mulai dari awal
pembuatan proposal dan hingga penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan banyak masukan dan arahan selama mengikuti
perkuliahan.
5. Seluruh staf administrasi prodi Antropologi Universitas Negeri Medan.
6. Bapak kepala desa Sei Musam Kendit yang telah memberikan izin penelitian
dan memberikan data – data yang diperlukan selama penelitian Dan juga
seluruh masyarakat desa Sei Musam Kendit khususnya para informan yang
memberikan informasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bibik Senang br Ginting dan kila Keleng Sembiring selaku pembuat sembur
telah menerima kehadiran saya tinggal bersama selama melakukan penelitian.
8. Kepada seluruh keluarga besar saya yang tidak dapat di sebutkan satu per
9. Seluruh kerabat Pendidikan Antropologi 2009 Yolanda Tarigan, Zulfina
Pasaribu, Marta Sihombing, terimakasih buat dukungan, doa,
persahabatannya dan semua yang telah kita jalani selama ini dan seluruh
kerabat pendidikan Antropologi yang tidak dapat di sebutkan satu per satu
10. Kepada sahabat saya Surya dan Kristin yang telah membantu dalam
penyelesaiaan skripsi ini, terimakasih atas dukungannya.
Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu penulis terbuka terhadap saran yang membangun dari berbagai pihak. Penulis
berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua khususnya di Pendidikan Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.Terima Kasih
Medan, 19 Agustus 2013 Penulis,
DAFTAR ISI
3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 19
3.3.1 Subjek Penelitian ... 19
3.3.2 Objek Penelitian ... 20
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20
3.4.1 Pengamatan (Observasi) ... 20
3.4.2 Wawancara (Interview) ... 21
3.4.3 Dokumentasi ... 21
BAB IV PEMBAHASAN ... 23
4.5.1 Sarana Jalan dan Transportasi ... 29
4.5.2 Media Masa dan Sarana Kesehatan ... 30
4.6 Penduduk ... 31
4.6.1 Jumlah Penduduk Desa... 31
4.7 Sarana dan Prasarana ... 33
4.8 Unsur Kebudayaan Yang Terdapat di dalam Masyarakat Karo 34 4.9 Sembur ... 37
4.10 Fungsi Sembur Sebagai Alternatif Tradisional Pada Masyarakat Karo di Desa Sei Musam Kendit ... 39
4.11 Jenis-Jenis Sembur... 40
4.11.1 Sembur Kera / Gongseng ... 40
4.11.2 Sembur Gara ... 45
4.11.3 Sembur Gara Untuk Anak-Anak ... 48
4.11.4 Sembur Dukut-Dukut... 50
4.12. Keyakinan Masyarakat Terhadap Sembur ... 55
4.12.1 Keyakinan Masyarakat Terhadap Sembur Gongseng.... 55
4.12.2 Keyakinan Masyarakat Terhadap Sembur Dukut- Dukut ... 56
4.12.3 Keyakinan Masyarakat Terhadap Sembur Gara ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A.Kesimpulan ... 59
B.Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 31
Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suku Batak adalah suatu suku terbesar yang mendiami pulau Sumatera
Utara. Suku Batak memiliki 6 sub suku-suku bangsa yaitu, Batak karo, Batak
Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di
dalam masing–masing etnis Batak mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan
yang lainnya, begitu juga dengan pemanfaatan pengobatan tradisional.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia
dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)
Dalam kebudayaan masyarakat Karo pengobatan tradisional yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kepercayaan masyarakat
(kearifan lokal) yang mampu menyembuhkan penyakit, seperti Kuning, minyak
Pengalun dan Sembur. Masyarakat karo tidak terlepas dari pengobatan tradisional
yang telah mendarah daging di dalam kehidupannya sebagai hasil budaya
masyarakat.
Meskipun dunia pengobatan semakin berkembang bukan berarti
pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan
ramuan menjadi surut. Dalam hal ini masyarakat Karo telah mampu
mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang dikenal dan dimanfaatkan untuk
suatu daerah induk yang meliputi dataran tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu
dan sebagian dari Dairi memiliki pengetahuan terhadap pemanfaatan pengobatan
tradisional yang telah turun temurun dan sejak dahulu telah dilakukan dan
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Karo.
Masalah kesehatan adalah masalah yang perlu diperhatikan untuk
menunjang keberlangsungan hidup masyarakat sehingga setiap manusia akan
berusaha terhindar dari penyakit agar dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan
baik. Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan dan kebutuhan
setiap individu, termasuk orang yang sakit dan orang yang sehat sekalipun.
Orang sakit membutuhkan penyembuhan sedangkan orang sehat
membutuhkan adanya peningkatan peningkatan kesehatan, pencegahan ,
perbaikan atau rehabilitasi dan pemeliharaan kesehatan (Sudarma, 2008:16).
Manusia akan melakukan apa saja agar mendapatkan tubuh yang sehat baik secara
tradisional maupun modern seoerti pengobatan tradisional dalam masyarakat karo
yang disebut sebagai tambar (obat).
Tambar atau obat adalah suatu jenis obat-obatan Karo yang menjadi
suatu keharusan dalam sejarah sejak zaman Karo pra sejarah, tentu saja
obat-obatan terus berkembang, ada obat-obat-obatan yang berasal dari hal-hal yang dapat
dipelajari. Tambar-tambar ini di tuliskan di dalam kulit atau ”laklak kayu” di
sebut ”pustaka”.”Pustaka laklak kayu” tersebut banyak ragamnya “pustaka Karo”
Tanaman berkhasiat telah lama digunakan oleh nenek moyang dan
memberikan hasil yang baik dalam pengobatan penyakit dan pemeliharaan
kesehatan. Selama berabad abad banyak tanaman yang berkhasiat sebagai obat
berbagai penyakit. Pada zaman dahulu, masyarakat mengetahui tanaman yang
berkhasiat untuk obat dan cara penggunaannya sebagai obat, bersumber dari
nenek moyang ataupun orang tua yang diwariskan secara turun temurun yang
sampai pada saat ini masih banyak ataupn bisa di katakakn hampir seluruh
masyarakat karo masih menggunakan pengobatan tradisonal dengan tanaman obat
yang di jadikan sebagai obat.
Bagian tanaman obat yang dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai
pengobatan tradisional adalah akar, batang, daun, bunga, dan buah. Obat-obatan
tradisional Karo masih dipercayai oleh masyarakat Karo pada saat ini antara lain
:Sembur, Kuning, Minak Pengalun (minyak urut), dan Oukup (mandi uap). Dari
beberapa pengobatan tradisional tersebut adapun yang menjadi fokus penelitian
ini adalah mengenai pengobatan tradisional Sembur yang ada pada masyarakat
karo yang tinggal di desa Sei Musam Kendit.
Sembur adalah suatu obat tradisional dalam masyarakat Karo yang terdiri
dari beras, daun-daunan hutan, jahe, lada, pala, dan akar-akaran dan lainnya dari
tanaman obat yang semuanya kemudian dicincang tidak terlalu halus. Cara
memakainya yaitu disemburkan ke bagian tubuh yang dianggap perlu. sangat
dipercayai dalam penyembuhan penyakit yang diderita seseorang yang berkaitan
sakit kepala, dan berguna bagi wanita yang sedang mengalami datang bulan agar
mengurangi nyeri pada perut.
Pengobatan sembur ini juga memiliki jenis, seperti sembur gongseng
(sembur kering), sembur gara (sembur merah), sembur dukut – dukut dan
beberapa yang lainnya tergantung pada sakit yang di alami oleh si penderita.
Biasanya sembur kerah (sembur kering ini digunakan pada sakit yang belum
terlalu parah, lain halnya dengan sembur gara (sembur merah) yang cenderung
digunakan untuk penyakit yang sudah parah atau yang tidak lagi bisa digunakan
dengan pengobatan sembur kerah (sembur kering) tersebut. dalam penelitian ini
yang menjadi fokus penelitian tersebut yaitu jenis sembur gongseng, sembur
gara,dan sembur dukut - dukut.
Sembur memiliki fungsi yang berbeda dan peracikan ramuan tanaman obat
yang di jadikan sembur juga berbeda dan di dalam pembuatan sembur tersebut ada
juga sembur yang mengunakan ritual tertentu dalam membuat dan dalam
pengobatannya tergantung kepada si pembuat sembur tersebut. Dalam hal ini
sembur memiliki fungsi yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat
Karo, dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam bidang kesehatan masyarakat
Karo. Selain tidak memiliki efek samping, sembur ini juga tidak memerlukan
biaya yang besar dalam pengunaannya dari pada pengobatan modern yang
memerlukan biaya yang lebih dari pengobatan tradisional.
Pentingnya sembur bagi masyarakat Karo dapat terlihat dari
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat Karo. Pada umumnya
sembur sebagai pengobatan alternatif selain dari obat – obatan modern yang
dianggap masyarakat karo masih banyak mengandung zat kimia yang tidak baik
bagi kesehatan.
Bahan ramuan obat yang digunakan dalam pembuatan sembur pada
umumnya diperoleh dari lingkungan sekitar dan juga ke hutan – hutan pada saat si
pembuat sembur tidak lagi menemukan bahan yang di perlukan dari lingkungan
sekitar desa Sei Musam Kendit tersebut. Dalam UU NO. 32/2009 mengenai
kearifan lokal tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup BAB 1
pasal 1 butir 30 adalah “nilai nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
lestari”.(http://www.tanahimpian.org/dasar/148-kearifan-lokal-localwisdom.html).
Bahan-bahan yang di gunakan dalam pembuatan sembur juga bisa di
temukan mudah ditemukan di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal dan di
hutan, dan peracikan sembur biasanya dilakukan dengan beberapa orang, karena
dalam pembuatan sembur ini dibuat oleh beberapa keluarga yang ingin
membuatnya agar menghemat biaya dan tenanga karena masyarakat karo yang
berada di daerah Desa Sei Musam Kendit mengambil bahan – bahan yang di
perlukan haruslah mengambilnya ke tempat – tempat yang jauh bilamana bahan –
bahan yang diperlukan tidak ada di daerah lingkungan dan dalam pencincangan
sembur juga harus memiliki jumlah anggota pembuat sembur yang cukup agar
proses cepat dapat diselesaikan .
Seorang ibu yang sedang mengalami masa pasca melahirkan sering
kepala yang diderita. Sembur juga bisa digunakan pada anak-anak yang baru lahir
sesuai dengan jenis sembur yang khusus dibuat untuk anak-anak sesuai dengan
yang di anjurkan oleh si pembuat sembur tersebut.
Manfaat sembur ini telah dirasakan oleh penulis sendiri. karena sejak kecil
penulis menggunakan sembur masuk angin untuk pengobatan masuk angin dan
sembur gara untuk demam dikala penulis mengalami suatu penyakit yang
diderita. Hal di atas yang menyebabkan penulis ingin melakukan suatu penelitian
deskriptif mengenai fungsi sembur pada masyarakat Karo di desa Sei Musam
Kendit, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Berdasarkan Latar belakang yang telah dikemukaan tersebut, sehingga
penulis sendiri merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai Fungsi
Sembur Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo
di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Fungsi sembur bagi kesehatan masyarakat di Desa Sei Musam Kendit
kecamatan bahorok, Kabupaten Langkat.
2. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sembur sebagai
pengobatan alternatif di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok,
Kabupaten Langkat.
4. Nilai – nilai yang terkandung dalam pelaksanaan sembur sebagai alternatif
pengobatan tradisioanl pada masyarakat karo di Desa Sei Musam Kendit.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang di uraikan maka pertanyaan penelitian adalah
1. Apa fungsi sembur bagi kesehatan masyarakat di desa Kendit Kecamatan
Bahorok, Kabupaten Langkat?
1. Apa bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sembur?
2. Bagaimana cara yang digunakan dalam pembuatan sembur?
3. Bagaimana nilai – nilai yang terkandung dalam pelaksanaan dan
pemanfaatan sembur sebagai alternatif pengobatan tradisional pada
masyarakat karo di Desa Sei Musam Kendit.
1.4 Tujuan penelitian
Ada pun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui fungsi sembur bagi masyarakat di Desa Sei Musam
Kendit Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
2. Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sembur
di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
3. Untuk mengetahui cara yang digunakan dalam pembuatan sembur di Desa
4. Untuk mengetahui nilai yang tergantung dalam pelaksaanan pembuatan
sembur di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, Kabupaten
Langkat.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis sendiri hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan
wawasan mengenai pengobatan tradisional sembur dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan mengenai
pengobatan tradisional sembur di masyarakat.
3. Penelitian ini dapat juga dijadikan sebagai masukan bagi seluruh
masyarakat dan mahasiswa untuk melakukan penelitian serupa lebih lanjut
BABA V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dalam kehidupan, kesehatan merupakan aspek penting yang harus di
perhatikan. Karena itu setiap manusia akan berusaha untuk menjaga kesehatannya
dengan cara modern maupun dengan cara tradisional. Didalam perawatan
kesehatan ada kalanya dilakukan dengan cara modern dan tradisional secara
berdampingan. Pengobatan tradisional tersebut di anggap tidak memiliki efek
samping yang merugikan kesehatan karena dibuat dari bahan–bahan yang alami, dibandingakan dengan pengobatan modern yang dubuat dari bahan–bahan kimia.
Obat tradisional merupakan hasil dari suatu kebudayaan yang dimiliki
setiap suku bangsa yang telah di wariskan secara turun temurun dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Pengobatan yang ada pada setiap masyarakat Karo sering
di sebut dengan tambar (obat) dan sering di sebut sengan tambar kuta (obat
kampung). Tambar kuta (obat kampung) yang ada pada masyarakat Karo
merupakan suatu hasil kebudayaan Karo yang diwariskan oleh nenek moyang
secara turun temurun.
Dalam pengobatan tradisional karo memiliki berbagai jenis obat – obatan yang dapat kita jumpai dengan mudah yaitu antara lain : sembur, minak alun
(minyak urut), kuning (parem), dan oukup (mandi uap). Sembur merupakan
sembur gongseng, sembur dukut – dukut, dan sembur gara. Sembur gongseng di gunakan untuk mengobati sakit kepala, masuk angin, muntah, diare, batuk, salah
makan, sembur dukut – dukut obat untuk masuk angin, sakit kepala, batuk, anak – anak, diare, muntah, salah makan, datang bulan, panas dalam, menyegarkan
badan, sembur gara obat untuk demam, panas dalam, alergi, nangis pada anak – anak.
Bahan ramuan sembur yang di gunakan seperti penurungi/kesaya – kesayam, dukut – dukut, daun – daunan, dan tambahan lainnya yang di perlukan. Peralatan yang di gunakan dalam pembuatan sembur ini adalah parang, pisau,
mangkok, ember besar, kuali tempat menggongseng beras, telenan, lumping,
tampi, toples tempat penyimpanan sembur.adapun cara pembuatan sembur adalah
dicincang, iris, potong, digongseng dan di tumbuk.
Cara pemakaian sembur yaitu dengan cara di semburkan (semburi), di
makanm (pan), dan di minum (inem). Waktu pemakaian sembur ini adalah pada
pagi hari dan sore/ malam hari. Tempat penyimpanan yang baik sembur adalah di
toples. Sembur merupakan obat tradisional Karo yang memiliki fungsi dalam
penyembuhan penyakit dan merawat kesehatan tubuh.
5. 2. Saran
Melihat masi banyaknya Obat – obat tradisional Karo yang sampai saat ini dugunakan pada masyarakat Karo sendiri maka penulis mengemukakan beberapa
1. Masyarakat Karo agar lebih memanfaatkan dan mengetahui fungsi
pengobatan tradisional Karo sebagai alternatife pengobatan dan perawatan
kesehatan dalam kehidupan sehari – hari.
2. Generasi muda agar lebih memiliki rasa ingin tahu dan memiliki perhatian
terhadap pengobatan tradisioanal dan dapat melestarikan pengobatan
tradisional sebagai budaya masyarakat yang bermanfaat terhadap
kesehatan.
3. Penyembuh tradisional tersebut hendaklah memberikan pengetahuan agar
dapat mengajarkan generasi muda terhadap pengobatan tradisional agar
dapat bermanfaat bagi mereka untuk melakukannya.
4. Melakukan kerjasam antara kesehatan kedokteran modern dengan
kesehatan tradisional agar dapatsaling melengkapi kerena setiap
DAFTAR PUSTAKA
Agoes aswar-jacob t.1992.Antropologi Kesehatan Indonesia.jakarta,penerbit buku kedokteran
Foster-Andreson. 2005. Antropologi Kesehatan,UI Press.
Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Koentjaraningrat.1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial.Jakarta PT. Dian Rakyat.
Koentjaraningrat. 2004. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:djambatan.
______________.1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Universitas Indonesia; Jakarta
Ginting,e.p. 1999. Religi Karo. Kabanjahe: Abdi Karya.
Purba, Job. 1989. Ramuan obat-obatan tradisional, sifat, dan cara pembuatannya. Medan, jurusan antropologi Fisip-USU, Skripsi S-1.
Moleong Lexy, J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. bandung, PT. Remaja Rosdakarya Ofset.
Roseva.2010.kuning pada masyarakat karo(studi antropologi kesehatan).Medan,jurusan Antropologi Fisip-USU S-1.
Soekanto, soerjono. 2012. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: raja grafindo persada
Spardley,2006.Metode Etnografi,Tiara Wacana,Yogyakarta.
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jagakarsa: Salemba Medika.
Sumber lain :
http://www.kompas.com/kompas=cetak/0004 /12/iptek/htm
http://www.lawskripsi.ccom/index.php?option=com