• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI SEMBUR SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT KARO DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FUNGSI SEMBUR SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT KARO DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI SEMBUR SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT KARO DI DESA

SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

LINDA LESTARI BANGUN NIM. 309122033

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Linda Lestari Bangun : 309122033. Fungsi Sembur Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Kesehatan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Apabila kesehatan terganggu maka aktivitas sehari – hari akan terganggu. Dalam proses penyembuhan dan perawatan kesehatan, banyaknya di temukan obat – obatan kesehatan yang bersifat alami selain dari pengobatan semburgongseng), sembur dukut – dukut ( rumput – rumputan), sembur gara dan yang terakhir yaitu sembur gara khusus untuk anak – anak.

Bahan ramuan sembur yang digunakan seperti penurungi/ kesaya kesaya, dukut – dukut, daun – daunan, dan bahan lainnya yang diperlukan dalam pembuatan sembur. Perlalatan yang digunkan yaitu parang , pisau, ember telenan,lumpang , mangkok, kuali, tampi, dan toples tempat penyimpanan sembur. Adapun cara pembuatan sembur adalah dicincang, iris, potong, digongseng dan di tumbuk.

Cara pemakaian sembur dengan cara disemburkan, di makan, dan di minum. Waktu pemakaian sembur yaitu pada pagi hari dan malam hari. Tempat penyimpanan sembur yaitu toples. Sembur merupakan obat tradisional yang di yakini nmasyarakat Karo dalam penyembuhan penyakit yang berfungsi sebagai penyembuhan dan perawatan kesehatan.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih dan berkatNya sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi yang

berjudul : “Fungsi Sembur Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Pada

Masyarakat Karo di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok

Kabupaten Langkat” skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan dari Jurusan Antropologi Prodi Pendidikan Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh penulis selama perkuliahan

hingga penyelesaian skripsi ini, namun atas berkat dan pertolongan Tuhan penulis

diberi kekuatan dalam menjalani semua. Penulis berterimakasih kepada semua

pihak yang telah banyak membantu dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi

ini.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua : Palas Bangun dan Rasmi Br. Ginting yang telah melahir kan

dan membesarkan, merawat serta memenuhi kebutuhan hidup penulis selama ini.

Pengorbanan itu tidak akan pernah dapat dibalas dan hanya doa yang penulis

panjatkan kepada Tuhan agar memberikan kesehatan, umur yang panjang dan

(6)

Pada kesempatan ini penulis juga berterimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

1. Bapak Dr. H. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta PD I, PD

II, dan PD III.

2. Kepada Ibu Dra. Puspitawati M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan

Antropologi.

3. Kepada Ibu Dra. Nurjannah M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah membimbing dan memberikan arahan dan bimbingan mulai dari awal

pembuatan proposal dan hingga penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan banyak masukan dan arahan selama mengikuti

perkuliahan.

5. Seluruh staf administrasi prodi Antropologi Universitas Negeri Medan.

6. Bapak kepala desa Sei Musam Kendit yang telah memberikan izin penelitian

dan memberikan data – data yang diperlukan selama penelitian Dan juga

seluruh masyarakat desa Sei Musam Kendit khususnya para informan yang

memberikan informasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bibik Senang br Ginting dan kila Keleng Sembiring selaku pembuat sembur

telah menerima kehadiran saya tinggal bersama selama melakukan penelitian.

8. Kepada seluruh keluarga besar saya yang tidak dapat di sebutkan satu per

(7)

9. Seluruh kerabat Pendidikan Antropologi 2009 Yolanda Tarigan, Zulfina

Pasaribu, Marta Sihombing, terimakasih buat dukungan, doa,

persahabatannya dan semua yang telah kita jalani selama ini dan seluruh

kerabat pendidikan Antropologi yang tidak dapat di sebutkan satu per satu

10. Kepada sahabat saya Surya dan Kristin yang telah membantu dalam

penyelesaiaan skripsi ini, terimakasih atas dukungannya.

Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh sebab

itu penulis terbuka terhadap saran yang membangun dari berbagai pihak. Penulis

berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua khususnya di Pendidikan Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.Terima Kasih

Medan, 19 Agustus 2013 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 19

3.3.1 Subjek Penelitian ... 19

3.3.2 Objek Penelitian ... 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.4.1 Pengamatan (Observasi) ... 20

3.4.2 Wawancara (Interview) ... 21

3.4.3 Dokumentasi ... 21

(9)

BAB IV PEMBAHASAN ... 23

4.5.1 Sarana Jalan dan Transportasi ... 29

4.5.2 Media Masa dan Sarana Kesehatan ... 30

4.6 Penduduk ... 31

4.6.1 Jumlah Penduduk Desa... 31

4.7 Sarana dan Prasarana ... 33

4.8 Unsur Kebudayaan Yang Terdapat di dalam Masyarakat Karo 34 4.9 Sembur ... 37

4.10 Fungsi Sembur Sebagai Alternatif Tradisional Pada Masyarakat Karo di Desa Sei Musam Kendit ... 39

4.11 Jenis-Jenis Sembur... 40

4.11.1 Sembur Kera / Gongseng ... 40

4.11.2 Sembur Gara ... 45

4.11.3 Sembur Gara Untuk Anak-Anak ... 48

4.11.4 Sembur Dukut-Dukut... 50

4.12. Keyakinan Masyarakat Terhadap Sembur ... 55

4.12.1 Keyakinan Masyarakat Terhadap Sembur Gongseng.... 55

4.12.2 Keyakinan Masyarakat Terhadap Sembur Dukut- Dukut ... 56

4.12.3 Keyakinan Masyarakat Terhadap Sembur Gara ... 57

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A.Kesimpulan ... 59

B.Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 31

Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 32

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suku Batak adalah suatu suku terbesar yang mendiami pulau Sumatera

Utara. Suku Batak memiliki 6 sub suku-suku bangsa yaitu, Batak karo, Batak

Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di

dalam masing–masing etnis Batak mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan

yang lainnya, begitu juga dengan pemanfaatan pengobatan tradisional.

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia

dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

Dalam kebudayaan masyarakat Karo pengobatan tradisional yang sering

digunakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kepercayaan masyarakat

(kearifan lokal) yang mampu menyembuhkan penyakit, seperti Kuning, minyak

Pengalun dan Sembur. Masyarakat karo tidak terlepas dari pengobatan tradisional

yang telah mendarah daging di dalam kehidupannya sebagai hasil budaya

masyarakat.

Meskipun dunia pengobatan semakin berkembang bukan berarti

pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan

ramuan menjadi surut. Dalam hal ini masyarakat Karo telah mampu

mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang dikenal dan dimanfaatkan untuk

(13)

suatu daerah induk yang meliputi dataran tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu

dan sebagian dari Dairi memiliki pengetahuan terhadap pemanfaatan pengobatan

tradisional yang telah turun temurun dan sejak dahulu telah dilakukan dan

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Karo.

Masalah kesehatan adalah masalah yang perlu diperhatikan untuk

menunjang keberlangsungan hidup masyarakat sehingga setiap manusia akan

berusaha terhindar dari penyakit agar dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan

baik. Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan dan kebutuhan

setiap individu, termasuk orang yang sakit dan orang yang sehat sekalipun.

Orang sakit membutuhkan penyembuhan sedangkan orang sehat

membutuhkan adanya peningkatan peningkatan kesehatan, pencegahan ,

perbaikan atau rehabilitasi dan pemeliharaan kesehatan (Sudarma, 2008:16).

Manusia akan melakukan apa saja agar mendapatkan tubuh yang sehat baik secara

tradisional maupun modern seoerti pengobatan tradisional dalam masyarakat karo

yang disebut sebagai tambar (obat).

Tambar atau obat adalah suatu jenis obat-obatan Karo yang menjadi

suatu keharusan dalam sejarah sejak zaman Karo pra sejarah, tentu saja

obat-obatan terus berkembang, ada obat-obat-obatan yang berasal dari hal-hal yang dapat

dipelajari. Tambar-tambar ini di tuliskan di dalam kulit atau ”laklak kayu” di

sebut ”pustaka”.”Pustaka laklak kayu” tersebut banyak ragamnya “pustaka Karo”

(14)

Tanaman berkhasiat telah lama digunakan oleh nenek moyang dan

memberikan hasil yang baik dalam pengobatan penyakit dan pemeliharaan

kesehatan. Selama berabad abad banyak tanaman yang berkhasiat sebagai obat

berbagai penyakit. Pada zaman dahulu, masyarakat mengetahui tanaman yang

berkhasiat untuk obat dan cara penggunaannya sebagai obat, bersumber dari

nenek moyang ataupun orang tua yang diwariskan secara turun temurun yang

sampai pada saat ini masih banyak ataupn bisa di katakakn hampir seluruh

masyarakat karo masih menggunakan pengobatan tradisonal dengan tanaman obat

yang di jadikan sebagai obat.

Bagian tanaman obat yang dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai

pengobatan tradisional adalah akar, batang, daun, bunga, dan buah. Obat-obatan

tradisional Karo masih dipercayai oleh masyarakat Karo pada saat ini antara lain

:Sembur, Kuning, Minak Pengalun (minyak urut), dan Oukup (mandi uap). Dari

beberapa pengobatan tradisional tersebut adapun yang menjadi fokus penelitian

ini adalah mengenai pengobatan tradisional Sembur yang ada pada masyarakat

karo yang tinggal di desa Sei Musam Kendit.

Sembur adalah suatu obat tradisional dalam masyarakat Karo yang terdiri

dari beras, daun-daunan hutan, jahe, lada, pala, dan akar-akaran dan lainnya dari

tanaman obat yang semuanya kemudian dicincang tidak terlalu halus. Cara

memakainya yaitu disemburkan ke bagian tubuh yang dianggap perlu. sangat

dipercayai dalam penyembuhan penyakit yang diderita seseorang yang berkaitan

(15)

sakit kepala, dan berguna bagi wanita yang sedang mengalami datang bulan agar

mengurangi nyeri pada perut.

Pengobatan sembur ini juga memiliki jenis, seperti sembur gongseng

(sembur kering), sembur gara (sembur merah), sembur dukut – dukut dan

beberapa yang lainnya tergantung pada sakit yang di alami oleh si penderita.

Biasanya sembur kerah (sembur kering ini digunakan pada sakit yang belum

terlalu parah, lain halnya dengan sembur gara (sembur merah) yang cenderung

digunakan untuk penyakit yang sudah parah atau yang tidak lagi bisa digunakan

dengan pengobatan sembur kerah (sembur kering) tersebut. dalam penelitian ini

yang menjadi fokus penelitian tersebut yaitu jenis sembur gongseng, sembur

gara,dan sembur dukut - dukut.

Sembur memiliki fungsi yang berbeda dan peracikan ramuan tanaman obat

yang di jadikan sembur juga berbeda dan di dalam pembuatan sembur tersebut ada

juga sembur yang mengunakan ritual tertentu dalam membuat dan dalam

pengobatannya tergantung kepada si pembuat sembur tersebut. Dalam hal ini

sembur memiliki fungsi yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat

Karo, dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam bidang kesehatan masyarakat

Karo. Selain tidak memiliki efek samping, sembur ini juga tidak memerlukan

biaya yang besar dalam pengunaannya dari pada pengobatan modern yang

memerlukan biaya yang lebih dari pengobatan tradisional.

Pentingnya sembur bagi masyarakat Karo dapat terlihat dari

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat Karo. Pada umumnya

(16)

sembur sebagai pengobatan alternatif selain dari obat – obatan modern yang

dianggap masyarakat karo masih banyak mengandung zat kimia yang tidak baik

bagi kesehatan.

Bahan ramuan obat yang digunakan dalam pembuatan sembur pada

umumnya diperoleh dari lingkungan sekitar dan juga ke hutan – hutan pada saat si

pembuat sembur tidak lagi menemukan bahan yang di perlukan dari lingkungan

sekitar desa Sei Musam Kendit tersebut. Dalam UU NO. 32/2009 mengenai

kearifan lokal tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup BAB 1

pasal 1 butir 30 adalah “nilai nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan

masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara

lestari”.(http://www.tanahimpian.org/dasar/148-kearifan-lokal-localwisdom.html).

Bahan-bahan yang di gunakan dalam pembuatan sembur juga bisa di

temukan mudah ditemukan di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal dan di

hutan, dan peracikan sembur biasanya dilakukan dengan beberapa orang, karena

dalam pembuatan sembur ini dibuat oleh beberapa keluarga yang ingin

membuatnya agar menghemat biaya dan tenanga karena masyarakat karo yang

berada di daerah Desa Sei Musam Kendit mengambil bahan – bahan yang di

perlukan haruslah mengambilnya ke tempat – tempat yang jauh bilamana bahan –

bahan yang diperlukan tidak ada di daerah lingkungan dan dalam pencincangan

sembur juga harus memiliki jumlah anggota pembuat sembur yang cukup agar

proses cepat dapat diselesaikan .

Seorang ibu yang sedang mengalami masa pasca melahirkan sering

(17)

kepala yang diderita. Sembur juga bisa digunakan pada anak-anak yang baru lahir

sesuai dengan jenis sembur yang khusus dibuat untuk anak-anak sesuai dengan

yang di anjurkan oleh si pembuat sembur tersebut.

Manfaat sembur ini telah dirasakan oleh penulis sendiri. karena sejak kecil

penulis menggunakan sembur masuk angin untuk pengobatan masuk angin dan

sembur gara untuk demam dikala penulis mengalami suatu penyakit yang

diderita. Hal di atas yang menyebabkan penulis ingin melakukan suatu penelitian

deskriptif mengenai fungsi sembur pada masyarakat Karo di desa Sei Musam

Kendit, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

Berdasarkan Latar belakang yang telah dikemukaan tersebut, sehingga

penulis sendiri merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai Fungsi

Sembur Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo

di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Fungsi sembur bagi kesehatan masyarakat di Desa Sei Musam Kendit

kecamatan bahorok, Kabupaten Langkat.

2. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sembur sebagai

pengobatan alternatif di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok,

Kabupaten Langkat.

(18)

4. Nilai – nilai yang terkandung dalam pelaksanaan sembur sebagai alternatif

pengobatan tradisioanl pada masyarakat karo di Desa Sei Musam Kendit.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang di uraikan maka pertanyaan penelitian adalah

1. Apa fungsi sembur bagi kesehatan masyarakat di desa Kendit Kecamatan

Bahorok, Kabupaten Langkat?

1. Apa bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sembur?

2. Bagaimana cara yang digunakan dalam pembuatan sembur?

3. Bagaimana nilai – nilai yang terkandung dalam pelaksanaan dan

pemanfaatan sembur sebagai alternatif pengobatan tradisional pada

masyarakat karo di Desa Sei Musam Kendit.

1.4 Tujuan penelitian

Ada pun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui fungsi sembur bagi masyarakat di Desa Sei Musam

Kendit Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sembur

di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

3. Untuk mengetahui cara yang digunakan dalam pembuatan sembur di Desa

(19)

4. Untuk mengetahui nilai yang tergantung dalam pelaksaanan pembuatan

sembur di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, Kabupaten

Langkat.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis sendiri hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan

wawasan mengenai pengobatan tradisional sembur dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan mengenai

pengobatan tradisional sembur di masyarakat.

3. Penelitian ini dapat juga dijadikan sebagai masukan bagi seluruh

masyarakat dan mahasiswa untuk melakukan penelitian serupa lebih lanjut

(20)

BABA V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dalam kehidupan, kesehatan merupakan aspek penting yang harus di

perhatikan. Karena itu setiap manusia akan berusaha untuk menjaga kesehatannya

dengan cara modern maupun dengan cara tradisional. Didalam perawatan

kesehatan ada kalanya dilakukan dengan cara modern dan tradisional secara

berdampingan. Pengobatan tradisional tersebut di anggap tidak memiliki efek

samping yang merugikan kesehatan karena dibuat dari bahan–bahan yang alami, dibandingakan dengan pengobatan modern yang dubuat dari bahan–bahan kimia.

Obat tradisional merupakan hasil dari suatu kebudayaan yang dimiliki

setiap suku bangsa yang telah di wariskan secara turun temurun dari satu generasi

ke generasi berikutnya. Pengobatan yang ada pada setiap masyarakat Karo sering

di sebut dengan tambar (obat) dan sering di sebut sengan tambar kuta (obat

kampung). Tambar kuta (obat kampung) yang ada pada masyarakat Karo

merupakan suatu hasil kebudayaan Karo yang diwariskan oleh nenek moyang

secara turun temurun.

Dalam pengobatan tradisional karo memiliki berbagai jenis obat – obatan yang dapat kita jumpai dengan mudah yaitu antara lain : sembur, minak alun

(minyak urut), kuning (parem), dan oukup (mandi uap). Sembur merupakan

(21)

sembur gongseng, sembur dukut – dukut, dan sembur gara. Sembur gongseng di gunakan untuk mengobati sakit kepala, masuk angin, muntah, diare, batuk, salah

makan, sembur dukut – dukut obat untuk masuk angin, sakit kepala, batuk, anak – anak, diare, muntah, salah makan, datang bulan, panas dalam, menyegarkan

badan, sembur gara obat untuk demam, panas dalam, alergi, nangis pada anak – anak.

Bahan ramuan sembur yang di gunakan seperti penurungi/kesaya – kesayam, dukut – dukut, daun – daunan, dan tambahan lainnya yang di perlukan. Peralatan yang di gunakan dalam pembuatan sembur ini adalah parang, pisau,

mangkok, ember besar, kuali tempat menggongseng beras, telenan, lumping,

tampi, toples tempat penyimpanan sembur.adapun cara pembuatan sembur adalah

dicincang, iris, potong, digongseng dan di tumbuk.

Cara pemakaian sembur yaitu dengan cara di semburkan (semburi), di

makanm (pan), dan di minum (inem). Waktu pemakaian sembur ini adalah pada

pagi hari dan sore/ malam hari. Tempat penyimpanan yang baik sembur adalah di

toples. Sembur merupakan obat tradisional Karo yang memiliki fungsi dalam

penyembuhan penyakit dan merawat kesehatan tubuh.

5. 2. Saran

Melihat masi banyaknya Obat – obat tradisional Karo yang sampai saat ini dugunakan pada masyarakat Karo sendiri maka penulis mengemukakan beberapa

(22)

1. Masyarakat Karo agar lebih memanfaatkan dan mengetahui fungsi

pengobatan tradisional Karo sebagai alternatife pengobatan dan perawatan

kesehatan dalam kehidupan sehari – hari.

2. Generasi muda agar lebih memiliki rasa ingin tahu dan memiliki perhatian

terhadap pengobatan tradisioanal dan dapat melestarikan pengobatan

tradisional sebagai budaya masyarakat yang bermanfaat terhadap

kesehatan.

3. Penyembuh tradisional tersebut hendaklah memberikan pengetahuan agar

dapat mengajarkan generasi muda terhadap pengobatan tradisional agar

dapat bermanfaat bagi mereka untuk melakukannya.

4. Melakukan kerjasam antara kesehatan kedokteran modern dengan

kesehatan tradisional agar dapatsaling melengkapi kerena setiap

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes aswar-jacob t.1992.Antropologi Kesehatan Indonesia.jakarta,penerbit buku kedokteran

Foster-Andreson. 2005. Antropologi Kesehatan,UI Press.

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Koentjaraningrat.1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial.Jakarta PT. Dian Rakyat.

Koentjaraningrat. 2004. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:djambatan.

______________.1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Universitas Indonesia; Jakarta

Ginting,e.p. 1999. Religi Karo. Kabanjahe: Abdi Karya.

Purba, Job. 1989. Ramuan obat-obatan tradisional, sifat, dan cara pembuatannya. Medan, jurusan antropologi Fisip-USU, Skripsi S-1.

Moleong Lexy, J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. bandung, PT. Remaja Rosdakarya Ofset.

Roseva.2010.kuning pada masyarakat karo(studi antropologi kesehatan).Medan,jurusan Antropologi Fisip-USU S-1.

Soekanto, soerjono. 2012. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: raja grafindo persada

Spardley,2006.Metode Etnografi,Tiara Wacana,Yogyakarta.

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jagakarsa: Salemba Medika.

(24)

Sumber lain :

http://www.kompas.com/kompas=cetak/0004 /12/iptek/htm

http://www.lawskripsi.ccom/index.php?option=com

Gambar

Tabel 4.1.

Referensi

Dokumen terkait

Agustino, Awang Syah. Sistem Pengobatan Gigi Tradisional Omprong di Kalangan Masyarakat Desa Tlahap Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara. Skripsi, Jurusan Sosiologi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 70 responden di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok, didapat bahwa responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 41

BAB II : GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KARO JAHE DI DESA RAJA TENGAH KABUPATEN LANGKAT, DAN BIOGRAFI RINGKAS LAPE SITEPU SEBAGAI SENIMAN MUSIK TRADISIONAL GENDANG

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Gambaran Perilaku Kesehatan Menggunakan Pengobatan Tradisional Karo Pada Masyarakat Karo di Kota Medan”

Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan

Judul penelitian : Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak. Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit

Skripsi yang berjudul “ Perkembangan Perekonomian Masyarakat Dusun Kuta Kendit Setelah Proyek Pemukiman Masyarakat Terasing (PKMT) Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo Dibangun

Setelah melakukan penelitian pada Etnis Karo di Desa Purwobinangun, kecamatan Sei-Bingai, Kabupaten Langkat, peneliti berpendapat Semiotik makna perlengkapan-perlengkapan