• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Kesehatan Menggunakan Pengobatan Tradisional Karo pada Masyarakat Karo di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Perilaku Kesehatan Menggunakan Pengobatan Tradisional Karo pada Masyarakat Karo di Kota Medan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. Perilaku Kesehatan

1. Defenisi Perilaku Kesehatan

Perilaku secara psikologi diartikan sebagai kecenderungan untuk merespon

berbagai kondisi ataupun situasi (Azjen, 2005). Perilaku juga diartikan sebagai

segala sesuatu aktivitas seseorang yang tampak dan dapat diobservasi oleh orang

lain secara langsung (Lahey, 2009).

Kesehatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan sehat

tubuh, jiwa dan raga (KBBI, 2014). Kesehatan menurut Undang-Undang Republik

Indonesia nomor 36 tahun 2009 didefenisikan sebagai keadaan sehat, baik secara

fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Perilaku kesehatan adalah semua akitivitas atau kegiatan seseorang baik

yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable)

yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan

Kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit serta

masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan

(2)

Menurut Sarafino (2006) perilaku kesehatan adalah setiap aktivitas individu

yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan

tanpa memperhatikan status kesehatan.

2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Notoatmodjo (2010) membagi perilaku kesehatan ke dalam 2 kelompok

besar yaitu :

1. Perilaku Orang Sehat

Perilaku ini disebut perilaku sehat (healthy behavior) yang mencakup

perilaku yang tampak maupun tidak (overt and covert behavior) dalam

hal pencegahan penyakit (preventif) dan perilaku dalam upaya

meningkatkan kesehatan (promotif).

2. Perilaku Orang yang Sakit

Perilaku orang yang sakit terjadi pada orang yang sudah mengalami

masalah dengan kesehatannya. Perilaku ini disebut dengan perilaku

pencarian masalah kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini

mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang untuk memperoleh

(3)

Becker (dalam Notoadmodjo, 1979) membuat klasifikasi lain tentang

perilaku kesehatan danmembedakannya menjadi tiga yaitu :

1. Perilaku Sehat (healthy behavior)

Perilaku sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, antara lain :

a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet)

Menu seimbang yang dimaksud adalah pola makan sehari-hari yang

memenuhi kebutuhan nutrisi baik kuantitas maupun kualitasnya.

b. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup

Kegiatan fisik yang dimaksud adalah kegiatan yang memenuhi

gerakan-gerakan fisik secara rutin dan teratur.

c. Tidak merokok dan minum-minuman keras serta menggunakan

narkoba. Merokok adalah kebiasaan yang tidak sehat, namun di

Indonesia jumlah perokok cenderung meningkat. Hampir 50% pria

dewasa di Indonesia adalah perokok, sedangkan pengguna narkoba dan

minum-minuman keras meningkat

d. Istirahat yang cukup

Istirahat cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan fisik

tetapi juga untuk memelihara kesehatan mental.

e. Pengendalian dan manajemen stress

Stress adalah bagian dari kehidupan setiap orang, dan yang dapat

(4)

tersebut agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan baik fisik

maupun mental.

f. Perilaku atau gaya hidup positif lain untuk kesehatan

Inti dari perilaku ini adalah tindakan atau perilaku seseorang agar

dapat terhindar dari berbagai masalah kesehatan, termasuk perilaku

untuk meningkatkan kesehatan.

2. Perilaku sakit (Illness Behavior)

Perilaku sakit berkaitan dengan tindakan seseorang yang sakit yang

mengalami masalah kesehatannya dalam rangka mencari penyembuhan

dan untuk mengatasi masalah kesehatannya. Pada saat seseorang sakit, ada

beberapa tindakan yang dapat dilakukan, yaitu :

a. No action

Sakit tersebut diabaikan dan tetap menjalankan kegiatan sehari-hari.

b. Self treatment atau Self medication

Pengobatan ini terdiri dari dua bentuk yakni dengan cara tradisional

dan cara modern.

c. Mencari penyembuhan keluar

Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yang dimaksud adalah

dengan mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang dibedakan menjadi

dua yakni fasilitas pelayanan kesehatan tradisional dan fasilitas

kesehatan modern atau profesional seperti puskesmas, poliklinik,

(5)

3. Perilaku peran orang sakit ( The Sick Role Behavior)

Menurut Becker, hak dan kewajiban orang sakit merupakan perilaku peran

orang sakit yang antara lain:

a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.

b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang

tepat untuk memperoleh kesembuhan.

c. Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain melalui nasihat

dokter dan perawat untuk mempercepat kesembuhannya.

d. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses

penyembuhannya.

e. Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya dan sebagainya.

3. Aspek Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara kesehatan dan

meningkatkan kesehatan. Upaya kesehatan terdiri dari dua aspek, yaitu :

1. Aspek Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan Kesehatan terdiri dari kuratif dan rehabilitatif. Kuratif

merupakan setiap perilaku atau aktivitas untuk penyembuhan penyakit.

Sedangkan rehabilitatif, merupakan setiap perilaku atau aktivitas dalam

(6)

2. Aspek peningkatan kesehatan

Peningkatan kesehatan terdiri dari preventif dan promotif. Preventif

merupakan setiap perilaku atau aktivitas yang dilakukan untuk mencegah

penyakit. Promotif merupakan setiap perilaku atau aktivitas yang

dilakukan dalam rangka peningkatan kondisi kesehatan.

B. Perilaku Kesehatan Berdasarkan Budaya

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan dan proses penyembuhan

penyakit. Selain dipengaruhi dari lingkungan, perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan secara langsung seperti merokok dan konsumsi alkohol. Kesehatan juga

dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya yang berbeda memiliki defenisi

kesehatan yang berbeda pula.

Orang-orang di daerah China dan juga orang-orang pada masa Yunani kuno

memandang kesehatan tidak hanya sebatas ketiadaan dari negative state tapi juga

kehadiran positive state. Keseimbangan antara self dan nature dan peran individu

dalam kehidupan dipandang sebagai bagian penting dari kesehatan sebagai

budaya di Asia. Keseimbangan ini dapat menghasilkan positive state yang disebut

juga dengan istilah sehat.Pandangan lain terhadap kesehatan yang dikaitkan

dengan positive state dan negative state dinilai penting pada banyak budaya pada

zaman sekarang (Matsumoto,2004).

Daerah China, memiliki konsep kesehatan yang didasarkan pada

kepercayaan dan filosofi yang berfokus pada yin dan yang yang

merepresentasikan energi positif dan energi negatif yang saling

(7)

yang baik dan seimbang namun ketidakseimbangan antara yin dan yang akan

menyebabkan munculnya masalah kesehatan. Berdasarkan perspektif masyarakat

China, konsep kesehatan tidak hanya dibatasi pada kondisi individu semata

namun juga meliputi hubungannya dengan lingkungan (Yanchi, 1988 dalam

Matsumoto, 2004)

Masyarakat Amerika meyakini bahwa faktor gaya hidup mempengaruhi

kondisi kesehatan. Secara khusus konsep hardiness akhir-akhir ini digunakan

untuk menunjukkan bahwa tidak hanya berkurangnya penyakit namun juga

adanya kondisi positif dari kesehatan.Konsep dari kesehatan berbeda tidak hanya

antar budaya namun juga antar suku atau pluralistic culture contohnya masyarakat

Amerika dengan Kanada, dimana masyarakat mayoritas memiliki konsep

kesehatan yang berbeda dengan masyarakat minoritas. Masyarakat asli Amerika

yang memiliki pandangan holistik tentang kesehatan yang memandang bahwa

sehat adalah kondisi harmonis antara diri sendiri dengan lingkungan. Apabila

kondisinya tidak harmonis maka akan mengarah kepada perilaku negatif, perilaku

negatif akan mengarah kepada emosi yang tidak terkontrol yang akan

menimbulkan penyakit (Matsumoto, 2004)

Pandangan ini berbanding terbalik dengan pandangan biomedical yang

memandang bahwa penyakit disebabkan oleh virus dan bakteri.Perbedaan budaya

akan mempengaruhi cara pandang melihat masalah kesehatan dan cara

mengatasinya. Begitu pula dengan masyarakat Karo yang memiliki filosofi “lit

bisa lit tawar” yang bermakna bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, akan

(8)

C. Pengobatan Tradisional Karo 1. Defenisi Pengobatan Tradisional

Adapun yang dimaksud dengan pengobatan tradisional disini adalah cara

pengobatan atau perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu

kedokteran atau ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada

pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun,

atau berguru melalui pendidikan, baik asli maupun yang berasal dari luar

Indonesia, dan diterapkan sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat (UU No

23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).

Berbagai istilah telah digunakan untuk cara pengobatan yang berkembang

di tengah masyarakat. WHO (1974) menyebut sebagai “traditional medicine” atau

pengobatan tradisional. Para ilmuwan lebih menyukai “traditional healing”.

Adapula yang menyebutkan “alternatifmedicine”. Ada juga yang menyebutkan

dengan folk medicine, ethno medicine, indigenous medicine (Agoes, 1992).

2. Bentuk Pengobatan Tradisional

Menurut Agoes (1992) bentuk pengobatan tradisional dikelompokkan

menjadi 4 (empat) jenis yaitu :

1. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat, yaitu pengobatan tradisional

denganmenggunakan ramuan asli Indonesia, pengobatan tradisional

(9)

2. Pengobatan tradisional spiritual/kebatinan, yaitu pengobatan yang

dilakukan atas dasar kepercayaan agama, dan dengan dasar getaran

magnetis yaitu orang itu bisa memakai pengaruh dari luar dunia manusia

untuk membantu orang sakit.

3. Pengobatan tradisional dengan memakai peralatan/perangsangan yaitu

seperti akupuntur, pengobatan atas dasar ilmu pengobatan tradisional

Cina yang menggunakan penusukan jarum dan penghangatan moxa (daun

arthamesia vulgaris yang dikeringkan) termasuk juga pengobatan urut

pijat, pengobatan patah tulang, pengobatan dengan peralatan

(tajam/keras), dan benda tumpul.

4. Pengobatan tradisional yang telah mendapatkan pengarahan dan

pengaturan pemerintah yaitu, seperti dukun beranak, tukang gigi

tradisional.

3. Jenis Pengobatan Tradisional Karo

Obat tradisional Karo juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis

kelamin anggota masyarakat dan juga tingkatan usia. Menurut Tarigan (1988),

maka obat-obatan dapat diklasifikasikan atas:

a.Tambar danak-danak

Obat ini dikhususkan untuk anak-anak namun beberapa ramuan obat-obatan

ini juga dapat digunakan untuk orang dewasa. Adapun jenis obat anak-anak

(10)

untuk mengatasi epilepsi, tambar ujan/simbergeh untuk mengatasi disentri,

dan sebagainya.

b.Tambar Pernanden.

Obat tradisional Karo ini dikhususkan untuk kaum pernanden atau kaum

ibu. Adapun obat tradisional Karo untuk kaum ibu adalah seperti tambar la

mupus, tambar manelap yang berfungsi untuk meningkatkan kesuburan

sang ibu, tambar enggo mupur untuk memperkuat tubuh wanita yang baru

selesai melahirkan, tambar ma ngidah bulan untuk mengatasi wanita yang

terlambat datang bulan, tambar la erlau cucu untuk meningkatkan produksi

air susu ibu, sebagainya.

c.Tambar Perbapan

Obat tradisional Karo ini dikhususkan untuk kaum pria karena ada beberapa

penyakit yang hanya terdapat pada kaum pria. Adapun jenis obat tradisional

Karo untuk kaum pria adalah seperti tambar karang sebagai obat gonorhae,

tambar jalang jahe sebagai obat sifilis, tambar karing sebagai obat kencing

nanah, tambar kurap/pano sebagai obat kurap/panu,dan tambar ngasap

sebagai obat perut (Flatulentia & Ructus).

d.Tambar Sinterem

Berikut ini merupakan obat-obatan tradisional Karo yang berlaku untuk

umum. Dalam Bahasa Karo, obat umum ini disebut tambar sinterem atau

obat untuk orang banyak. Adapun obat tradisional Karo yang berlaku umum

adalah seperti tambar arun untuk mengatasi malaria, tambar penyampi

(11)

sikabut sebagai obat disengat lele, tambar mata sebagai obat mata, tambar

luka untuk mengatasi luka dan sebagainya.

D. MASYARAKAT KARO DI KOTA MEDAN

Masyarakat Karo di Indonesia bermula dari adanya Kerajaan Haru sebagai

salah satu suku di Indonesia pernah berdiri di Sumatera. Kerajaan Haru-Karo

sebagaimana disampaikan oleh H. Biak Ersada Ginting berdiri kira-kira pada

tahun 685 M yang berpusat disekitar Teluk Haru, Langkat. Menurut Babat Sunda

pada abad 1 Masehi, sudah terdapat kerajaan dengan raja yang bernama Pa Lagan

di Sumatera Utara. Pada zaman keemasannya, kekuasan kerajaan Haru-Karo ini

dimulai dari Aceh besar sampai ke Sungai Siak di Riau (Darwan, 2012). Etnis

Karo termasuk kedalam ras Proto Melayu (Palaelo Mongoloid) yang bercampur

dengan Ras Negro (Negroito). Adapun marga/merga pada masyarakat Karo ada 5

dengan sebutan merga silima yakni Ginting, Sembiring, Tarigan, Karo-Karo.

Masing-Masing marga tersebut memiliki submerga yang terletak di belakang

merga sehingga tidak terjadi kerancuan mengenai pemakaian merga dan

submerga. Hal ini juga sesuai dengan kongres kebudayaan Karo yang diadakan

pada tanggal 3 Desember 1995 yang menyatakan bahwa pemakaian marga/merga

didasarkan pada “merga silima” (Darwan, 2012).Masyarakat Karo memiliki

Sistem kekeluargaan yang dikenal dengan istilah sangkep nggeluh yang secara

garis besar terdiri dari senina, anak beru dan kalimbubu (Tribal Collibium)

(Darwan, 2012).

(12)

Kota Medan dikarenakan oleh pesatnya perkembangan Kota Medan.

Perkembangan di Kota Medan juga diikuti dengan berkembangnya pelayanan

kesehatan modern seperti rumah sakit, puskesmas dan pelayanan kesehatan

lainnya. Peneliti ingin melihat perilaku kesehatan menggunakan pengobatan

tradisional pada masyarakat Karo di Kota Medan di tengah-tengah pesatnya

perkembangan dan banyaknya pengobatan modern di Kota Medan.

E. GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN MENGGUNAKAN PENGOBATAN TRADISIONAL KARO PADA MASYARAKAT KARO DI KOTA MEDAN

Perilaku Kesehatan pada dasarnya terbagi dua yakni, perilaku sehat (healthy

behavior) dan juga perilaku sakit atau juga sering disebut sebagai perilaku

pencarian kesehatan (health seeking behavior). Perilaku setiap orang dalam

mempertahankan kesehatan tubuhnya ataupun kegiatan mencari penyembuhan

dapat bermacam-macam. Beberapa tindakan yang akan muncul pada umunya

adalah mengabaikan kondisi tersebut, mengambil tindakan dengan pengobatan

sendiri atau dengan mencari penyembuhan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas pelayanan

kesehatan baik fasilitas atau pelayanan kesehatan modern seperti rumah sakit,

puskesmas, poliklinik dan sebagainya ataupun dengan mencari pelayanan

kesehatan tradisional (Notoatmodjo, 2010).

Begitu pula dengan masyarakat Karo, masyarakat Karo memiliki pilihan

(13)

Karo yang terkenal dengan pengobatan tradisionalnya ternyata masih

mengandalkan pengobatan tradisional sebagai bentuk perilaku menjaga kesehatan

mereka. Oleh karena itu peneliti ingin melihat gambaran perilaku kesehatan

menggunakan pengobatan tradisional Karo pada masyarakat Karo. Berikut ini

merupakan tabel aspek perilaku kesehatan terkait dengan penggunaan obat

tradisional Karo:

Tabel 2.1 Tabel Aspek Perilaku Kesehatan Pada Masyarakat Karo

Aspek Perilaku Kesehatan

Pada Masyarakat Karo

Preventif Perilaku menggunakan pengobatan tradisional pada

kondisi sehat dimana tujuan perilaku ini adalah untuk

mencegah penyakit yang ditunjukkan dengan

menggunakan obat tradisional Karo sebelum

beraktivitas ataupun setelah beraktivitas.

Promotif Perilaku menggunakan pengobatan tradisional Karo

dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan.

Perilaku ini ditunjukkan dengan penggunaan obat

tradisional Karo ketika tubuh tidak terserang dengan

tujuan agar kondisi tubuh semakin sehat dan bugar.

Kuratif Perilaku menggunakan pengobatan tradisional Karo

untuk menyembuhkan sakit penyakit yang dilakukan

dengan mengoleskan, menyemburkan, atau

mengkonsumsi ramuan obat tradisional Karo saat

kondisi tubuh sedang sakit.

Rehabilitatif Perilaku menggunakan pengobatan tradisional Karo

untuk memulihkan kondisi tubuh pasca sakityang

(14)

(oukup) ataupun dengan mengkonsumsi ramuan obat

tradisional Karo lainnya agar kondisi tubuh semakin

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Aspek Perilaku Kesehatan Pada Masyarakat Karo

Referensi

Dokumen terkait

• PTK dirancang dan dilaksanakan oleh suatu tim yang biasanya terdiri atas guru, kepala sekolah, dosen LPTK, dan orang lain yang terlibat dalam tim peneliti?. • Guru berperan

POKJA PENGADAAN BARANG I Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor 294, Telp. Keputusan Bupati Klaten

Hal ini berarti dalam penyusunan laporan perubahan modal pada saat ulangan harian siswa sudah banyak yang benar yaitu dengan persentase 69,2%. Perbedaan skor nilai

pasal 84 ayat 1.c, maka seleksi sederhana dinyatakan GAGAL dan akan dilakukan. SELEKSI ULANG (dimulai dari

Selain itu juga website ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi tentang agency ini, dan supaya masyarakat luar juga dapat melakukan

Selain Applet, Java juga dapat digunakan untuk membuat beberapa aplikasi GUI (Graphical User Interface) yang dapat berjalan di system operasi grafis manapun , termasuk Microsoft

Peserta seleksi sederhana yang diundang agar mengirimkan 1 (satu) orang dari wakil perussahaan yang disertai surat kuasa apabila pimpinan perusahaan berhalangan

Pada Penulisan Ilmiah ini, penulis memaparkan tentang langkah langkah perancangan sebuah website sederhana dengan menggunakan web programming PHP. Website ini dimodifikasi