• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT OFFICE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT OFFICE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT OFFICE POWER POINT TERHADAP

HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK

Oleh : Nisa Rizki Utami

NIM. 409331038

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan hidayah-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan

kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Menggunakan Media Microsoft Office Powerpoint Terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik”,disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Iis

Siti Jahro, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran-saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.Ucapan terima kasih

disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Bapak Prof. Dr.

Ramlan Silaban, M.Si, dan Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si selaku dosen

penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada

seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA

UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Wagirun, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Swasta PAB 5

Klumpang yang telah memberikan izin penelitian serta Bapak dan Ibu Guru di

SMA Swasta PAB 5 Klumpang yang telah banyak membantu penulis selama

penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan ribuan terima kasih kepada kedua

orangtua yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, motivasi, do’a serta berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan penulis sehingga dapat

memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada saudara penulis Fandi

Rizki Utomo dan Fajar Rizki Ahmadi serta seluruh keluarga yang selalu

(4)

v

UNIMED. Terima kasih disampaikan kepada teman-teman penulis Wulan, Yati,

dan kak Dian yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Terima kasih juga disampaikan kepada sahabat - sahabat terbaikku: Ika

Putri Indras Swari, Rida Epilia, Novita Lestari, dan Risa Afrianti S. yang selama

ini telah banyak memberikan kenangan yang sangat indah, membantu dan

memberi motivasi serta semangat dalam belajar maupun dalam penyelesaian

skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di Kimia

Ekstensi ‘09 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Teristimewa juga penulis sampaikan kepada Fauzil Mantik yang selalu ada untuk

memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian studi penulis di

UNIMED.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2014 Penulis,

(5)

vi

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Batasan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7.2. Tata Nama Senyawa Poliatomik 19

2.7.3. Tata Nama Senyawa Asam 20

2.7.4. Tata Nama Senyawa Basa 20

2.8. Kerangka Konseptual 21

2.9. Hipotesis 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24

3.2. Populasi dan Sampel 24

3.3. Variabel Penelitian 24

(6)

vii

3.5. Prosedur Penelitian 25

3.6. Instrumen Penelitian 29

3.6.1. Instrumen Tes 29

3.6.2. Instrumen Non Tes 31

3.7. Teknik Analisis Data 32

3.7.1. Uji Normalitas 32

3.7.2. Uji Homogenitas 33

3.7.3. Uji Hipotesis 33

3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 34

3.7.5. Analisis Regresi 34

3.7.6. Analisis Korelasi 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 37

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 37

4.1.1.1. Validitas Tes 37

4.1.1.2. Tingkat Kesukaran Soal 38

4.1.1.3. Daya Beda Tes 38

4.1.1.4. Reliabilitas Tes 38

4.2. Analisa Data Hasil Penelitian 38

4.2.1. Data Instrumen Non-Tes (Observasi Keaktifan) 38 4.2.2. Data Instrumen Tes Hasil Penelitian 39

4.2.3. Uji Normalitas 40

4.2.4. Uji Homogenitas 41

4.2.5. Uji Hipotesis 41

4.2.6. Analisis Regresi 42

4.2.7. Analisis Korelasi 42

4.2.8. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 43

4.3. Pembahasan 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Contoh Rumus Senyawa Kation dan Anion 17 Tabel 2.2. Beberapa Jenis Kation dan Anion 17 Tabel 2.3. Nama Jumlah Atom Dalam Bahasa Yunani 19

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 26

Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Indikator Keaktifan Siswa 33 Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi Data Pre-Test, Post

Test, dan Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

39

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

40

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

41

Tabel 4.4. Uji Hipotesis Penelitian 41

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(9)

x Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kontrol) Kartu Kata Kunci Jawaban (Setelah Validasi)

Pedoman Penskoran Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran Soal Tabel Daya Beda

Perhitungan Uji Daya Beda Soal Instrumen Yang Valid

Tabel Reliabilitas

Perhitungan Realibilitas Tes

Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Hipotesis

Lembar Nilai Aktivitas Belajar Siswa Analisis Regresi

Analisis Korelasi

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang

didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di

dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghapal informasi;

otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang

diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika siswa

lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.

Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran science tidak

dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis,

karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap

proses pembelajaran di dalam kelas.

Proses pendidikan yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh

mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk

mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses

belajar yang terjadi pada diri siswa. Dalam pendidikan antara proses dan hasil

belajar harus berjalan secara seimbang. Suasana belajar dan pembelajaran itu

diarahkan agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses

pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa (student active learning) (Sanjaya,

2006).

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam

menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara

nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap

kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa (Sanjaya, 2006).

Pembelajaran yang berpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan

(11)

2

proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa

dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil dalam menjawab pertanyaan

atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam

kelompok diskusi dan memecahkan masalah yang diberikan. Siswa cenderung

belajar sendiri-sendiri (Kuncoro, 2009).

Guru umumnya menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran,

artinya guru aktif siswa pasif. Menurut Lenny Kuncoro (2009), penggunaan

metode konservatif seperti ceramah tanpa divariasikan dengan menggunakan

media atau metode lain mengakibatkan kurangnya perhatian siswa dalam belajar.

Ini membuat siswa bosan di dalam kelas sehingga siswa kurang berperan aktif

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia. Hal ini mengakibatkan hasil

belajar siswa rendah. Salah satu cara untuk mengurangi kebosanan siswa di kelas

adalah melalui belajar dan bermain.

Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

sudah diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi

sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu berada di

dalam kehidupan sehari-hari. Kimia adalah salah satu mata pelajaran yang

mempelajari mengenai materi dan perubahan yang terjadi di dalamnya. Selama ini

masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami

pelajaran kimia. Hal ini tidak terlepas dari materi yang dipelajari sebagian bersifat

abstrak.

Dalam pembelajaran kimia dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk

pengembangan materi lebih lanjut, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor model

pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan menghambat

kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep (Noviawati dalam

Khairani, 2011). Diperlukan pembelajaran yang aktif yang dapat menambah

kreatifitas pola pikir siswa. Pembelajaran aktif disini merupakan pendekatan

pembelajaran yang lebih melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai

infomasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran

dikelas. Siswa mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan

(12)

3

memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi,

seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai

peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

pembelajaran aktif, guru lebih banyak memposisikan dirinya sebagai fasilitator,

yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada

siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran,

sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur

sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran (Rusman, 2012).

Untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran kimia

diperlukan strategi pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran

yang dapat membuat siswa lebih kreatif serta aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Mencari Pasangan (Make a Match). Model pembelajaran kooperatif ini menuntun

keterlibatan siswa secara aktif dan guru sebagai fasilitator. Salah satu keunggulan

teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam

semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan siswa (Lie, 2002). Make a

Match adalah kegiatan belajar untuk mencari pasangan kartu yang merupakan

jawaban soal sebelum batas waktunya. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya

akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi

hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama (Agustifa, 2012).

Penelitian yang berkaitan dengan Make a Match telah dilakukan oleh

Asriati Manik (2012). Hasil penelitian menunjukkan efektifitas pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match yang dikombinasikan dengan media handout pada

pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Methodist-8 Medan adalah sebesar

30,43 %. Penelitian lain yang dilakukan Trinita Theresia S (2011) dengan

meneliti model pembelajaran Make a Match pada pokok bahasan Hidrokarbon

pada siswa kelas X SMA dengan peningkatan hasil belajar siswa pada pokok

bahasan Hidrokarbon dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match

sebesar 66,39 %, sedangkan dengan metode konvensional sebesar 49,34 %. Jadi,

(13)

4

Tata nama senyawa kimia sederhana merupakan salah satu pokok bahasan

pada mata pelajaran kimia di kelas X SMA yang bersifat kaya akan konsep. Oleh

karena itu, alangkah baiknya jika siswa diajak untuk menyenangi materi ini

dengan memberikan strategi dan model pembelajaran yang menarik bagi siswa.

Dalam penelitian Yayuk Arianti (2011), pengaruh model learning game terhadap

motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia di kelas X SMK pada

pokok bahasan tata nama senyawa kimia menunjukkan peningkatan sebesar

79,5%. Dan juga pada penelitian Yusrida (2011), upaya meningkatkan hasil

belajar kimia siswa melalui metode belajar aktif tipe Index Card Match (ICM)

pada pokok bahasan tata nama senyawa menunjukkan peningkatan persen gain

hasil belajar rata-rata kelas pada kelas eksperimen yaitu sebesar 56,79%.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make a Match dengan Menggunakan Media Microsoft Office PowerPoint Terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat teridentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir siswa?

2. Bagaimana agar siswa memahami materi kimia yang bersifat abstrak?

3. Bagaimana menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran?

4. Bagaimana meningkatkan hasil belajar kimia siswa yang masih

(14)

5

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match

dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap hasil

belajar kimia siswa?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match

dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap tingkat

keaktifan siswa?

3. Bagaimana kontribusi keaktifan terhadap hasil belajar siswa?

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang ada, maka batasan masalahnya yaitu:

1. Metode mengajar yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif

tipe Make a Match.

2. Materi yang diajarkan adalah pada pokok bahasan Tata Nama Senyawa

Anorganik.

3. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif dengan jenjang C1, C2, C3,

dan keaktifan siswa.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make

a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint

terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa,

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make

a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint

terhadap tingkat keaktifan siswa pada saat pembelajaran kimia.

3. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi keaktifan terhadap hasil

(15)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

1. Sebagai masukan bagi guru kimia agar dapat meningkatkan kualitas

pengajaran kimia dengan mengembangkan model pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match.

2. Untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi tata nama

senyawa kimia.

3. Sebagai pengalaman belajar bagi siswa agar termotivasi untuk

meningkatkan keaktifan dalam belajar sehingga hasil belajar dapat

meningkat.

4. Sebagai referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian berikutnya.

1.7. Defenisi Operasional

1.7.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pertama kali

dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah

siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata

pelajaran dan untuk semua tingkatan anak didik (Lie, 2002).

1.7.2. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Junaidi (2012), hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi

guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan

(16)

7

1.7.3. Keaktifan

Keaktifan yang dimaksud disini adalah keaktifan dalam kegiatan belajar.

Menurut Wina Sanjaya dalam Khairani (2012), keaktifan belajar adalah aktivitas

yang tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi

aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

1.7.4. Media

Secara bahasa, kata media berasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti

tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Pengertian media

menurut Purnamawati dan Eldarni dalam Junaidi, media merupakan segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :

1. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dikombinasikan dengan

media microsoft office powerpoint lebih tinggi dari hasil belajar siswa

yang mendapat pembelajaran dengan metode ceramah.

2. Keaktifan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe make a match yang dikombinasikan dengan media

microsoft office powerpoint lebih tinggi dari keaktifan belajar siswa

dengan metode ceramah.

3. Keaktifan memberikan kontribusi yang positif terhadap hasil belajar siswa

dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match menggunakan

media microsoft office powerpoint dengan R2 = 0,026.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di

atas maka peneliti menyarankan, bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang

ingin meneliti lebih lanjut mengenai model pembelajaran make a match, agar

menggunakan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan studi

perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata

pelajaran kimia. Dan lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam

Gambar

Tabel 2.1. Tabel 2.2.
Gambar 3.1.
Tabel Validitas Perhitungan Uji Validitas Soal Tabel Tingkat Kesukaran

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini telah direalisasi alat untuk memperagakan irama denyut jantung ke dalam bunyi gendang dan pengukur kecepatan denyut jantung.. Pada penggunaanya,

Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokan menjadi: (1) tumbuhan obat tradisional, yaitu

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Artificial Neural Network, karena pada pelelitiannya sebelumnya terkait dengan peramalan harga,

Hasil karakterisasi menunjukkan terbentuknya nanokristal TiO 2 yang lebih optimal pada sampel dengan penambahan asam borat. Untuk penelitia selanjutnya disarankan melakukan

Adanya globalisasi ini kemudian merubah ruang lingkup dari perdagangan serta bisnis dari internasional itu sendiri dimana awalnya firma tradisional yang

Slično idućem alatu, Clone Stamp Tool, i HB alat radi kopiranje određenog dijela slike.. Vodi računa o bojama te osvjetljenju na

[r]