PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT OFFICE POWER POINT TERHADAP
HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK
Oleh : Nisa Rizki Utami
NIM. 409331038
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan
kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Menggunakan Media Microsoft Office Powerpoint Terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik”,disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Iis
Siti Jahro, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran-saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.Ucapan terima kasih
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Bapak Prof. Dr.
Ramlan Silaban, M.Si, dan Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si selaku dosen
penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Wagirun, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Swasta PAB 5
Klumpang yang telah memberikan izin penelitian serta Bapak dan Ibu Guru di
SMA Swasta PAB 5 Klumpang yang telah banyak membantu penulis selama
penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan ribuan terima kasih kepada kedua
orangtua yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, motivasi, do’a serta berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan penulis sehingga dapat
memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada saudara penulis Fandi
Rizki Utomo dan Fajar Rizki Ahmadi serta seluruh keluarga yang selalu
v
UNIMED. Terima kasih disampaikan kepada teman-teman penulis Wulan, Yati,
dan kak Dian yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Terima kasih juga disampaikan kepada sahabat - sahabat terbaikku: Ika
Putri Indras Swari, Rida Epilia, Novita Lestari, dan Risa Afrianti S. yang selama
ini telah banyak memberikan kenangan yang sangat indah, membantu dan
memberi motivasi serta semangat dalam belajar maupun dalam penyelesaian
skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di Kimia
Ekstensi ‘09 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Teristimewa juga penulis sampaikan kepada Fauzil Mantik yang selalu ada untuk
memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian studi penulis di
UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2014 Penulis,
vi
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Batasan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.7.2. Tata Nama Senyawa Poliatomik 19
2.7.3. Tata Nama Senyawa Asam 20
2.7.4. Tata Nama Senyawa Basa 20
2.8. Kerangka Konseptual 21
2.9. Hipotesis 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.2. Populasi dan Sampel 24
3.3. Variabel Penelitian 24
vii
3.5. Prosedur Penelitian 25
3.6. Instrumen Penelitian 29
3.6.1. Instrumen Tes 29
3.6.2. Instrumen Non Tes 31
3.7. Teknik Analisis Data 32
3.7.1. Uji Normalitas 32
3.7.2. Uji Homogenitas 33
3.7.3. Uji Hipotesis 33
3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 34
3.7.5. Analisis Regresi 34
3.7.6. Analisis Korelasi 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 37
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 37
4.1.1.1. Validitas Tes 37
4.1.1.2. Tingkat Kesukaran Soal 38
4.1.1.3. Daya Beda Tes 38
4.1.1.4. Reliabilitas Tes 38
4.2. Analisa Data Hasil Penelitian 38
4.2.1. Data Instrumen Non-Tes (Observasi Keaktifan) 38 4.2.2. Data Instrumen Tes Hasil Penelitian 39
4.2.3. Uji Normalitas 40
4.2.4. Uji Homogenitas 41
4.2.5. Uji Hipotesis 41
4.2.6. Analisis Regresi 42
4.2.7. Analisis Korelasi 42
4.2.8. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 43
4.3. Pembahasan 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 46
5.2. Saran 46
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Contoh Rumus Senyawa Kation dan Anion 17 Tabel 2.2. Beberapa Jenis Kation dan Anion 17 Tabel 2.3. Nama Jumlah Atom Dalam Bahasa Yunani 19
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 26
Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Indikator Keaktifan Siswa 33 Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi Data Pre-Test, Post
Test, dan Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
39
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
40
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
41
Tabel 4.4. Uji Hipotesis Penelitian 41
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kontrol) Kartu Kata Kunci Jawaban (Setelah Validasi)
Pedoman Penskoran Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran Soal Tabel Daya Beda
Perhitungan Uji Daya Beda Soal Instrumen Yang Valid
Tabel Reliabilitas
Perhitungan Realibilitas Tes
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Hipotesis
Lembar Nilai Aktivitas Belajar Siswa Analisis Regresi
Analisis Korelasi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghapal informasi;
otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang
diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika siswa
lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.
Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran science tidak
dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis,
karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap
proses pembelajaran di dalam kelas.
Proses pendidikan yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh
mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk
mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses
belajar yang terjadi pada diri siswa. Dalam pendidikan antara proses dan hasil
belajar harus berjalan secara seimbang. Suasana belajar dan pembelajaran itu
diarahkan agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses
pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa (student active learning) (Sanjaya,
2006).
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara
nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap
kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa (Sanjaya, 2006).
Pembelajaran yang berpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan
2
proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa
dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil dalam menjawab pertanyaan
atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam
kelompok diskusi dan memecahkan masalah yang diberikan. Siswa cenderung
belajar sendiri-sendiri (Kuncoro, 2009).
Guru umumnya menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran,
artinya guru aktif siswa pasif. Menurut Lenny Kuncoro (2009), penggunaan
metode konservatif seperti ceramah tanpa divariasikan dengan menggunakan
media atau metode lain mengakibatkan kurangnya perhatian siswa dalam belajar.
Ini membuat siswa bosan di dalam kelas sehingga siswa kurang berperan aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia. Hal ini mengakibatkan hasil
belajar siswa rendah. Salah satu cara untuk mengurangi kebosanan siswa di kelas
adalah melalui belajar dan bermain.
Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
sudah diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi
sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu berada di
dalam kehidupan sehari-hari. Kimia adalah salah satu mata pelajaran yang
mempelajari mengenai materi dan perubahan yang terjadi di dalamnya. Selama ini
masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami
pelajaran kimia. Hal ini tidak terlepas dari materi yang dipelajari sebagian bersifat
abstrak.
Dalam pembelajaran kimia dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk
pengembangan materi lebih lanjut, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor model
pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan menghambat
kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep (Noviawati dalam
Khairani, 2011). Diperlukan pembelajaran yang aktif yang dapat menambah
kreatifitas pola pikir siswa. Pembelajaran aktif disini merupakan pendekatan
pembelajaran yang lebih melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai
infomasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran
dikelas. Siswa mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
3
memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai
peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pembelajaran aktif, guru lebih banyak memposisikan dirinya sebagai fasilitator,
yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada
siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran,
sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur
sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran (Rusman, 2012).
Untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran kimia
diperlukan strategi pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
yang dapat membuat siswa lebih kreatif serta aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Mencari Pasangan (Make a Match). Model pembelajaran kooperatif ini menuntun
keterlibatan siswa secara aktif dan guru sebagai fasilitator. Salah satu keunggulan
teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan siswa (Lie, 2002). Make a
Match adalah kegiatan belajar untuk mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban soal sebelum batas waktunya. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya
akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi
hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama (Agustifa, 2012).
Penelitian yang berkaitan dengan Make a Match telah dilakukan oleh
Asriati Manik (2012). Hasil penelitian menunjukkan efektifitas pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match yang dikombinasikan dengan media handout pada
pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Methodist-8 Medan adalah sebesar
30,43 %. Penelitian lain yang dilakukan Trinita Theresia S (2011) dengan
meneliti model pembelajaran Make a Match pada pokok bahasan Hidrokarbon
pada siswa kelas X SMA dengan peningkatan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan Hidrokarbon dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
sebesar 66,39 %, sedangkan dengan metode konvensional sebesar 49,34 %. Jadi,
4
Tata nama senyawa kimia sederhana merupakan salah satu pokok bahasan
pada mata pelajaran kimia di kelas X SMA yang bersifat kaya akan konsep. Oleh
karena itu, alangkah baiknya jika siswa diajak untuk menyenangi materi ini
dengan memberikan strategi dan model pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Dalam penelitian Yayuk Arianti (2011), pengaruh model learning game terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia di kelas X SMK pada
pokok bahasan tata nama senyawa kimia menunjukkan peningkatan sebesar
79,5%. Dan juga pada penelitian Yusrida (2011), upaya meningkatkan hasil
belajar kimia siswa melalui metode belajar aktif tipe Index Card Match (ICM)
pada pokok bahasan tata nama senyawa menunjukkan peningkatan persen gain
hasil belajar rata-rata kelas pada kelas eksperimen yaitu sebesar 56,79%.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make a Match dengan Menggunakan Media Microsoft Office PowerPoint Terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Anorganik”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat teridentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir siswa?
2. Bagaimana agar siswa memahami materi kimia yang bersifat abstrak?
3. Bagaimana menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran?
4. Bagaimana meningkatkan hasil belajar kimia siswa yang masih
5
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap hasil
belajar kimia siswa?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
dengan menggunakan media microsoft office powerpoint terhadap tingkat
keaktifan siswa?
3. Bagaimana kontribusi keaktifan terhadap hasil belajar siswa?
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada, maka batasan masalahnya yaitu:
1. Metode mengajar yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match.
2. Materi yang diajarkan adalah pada pokok bahasan Tata Nama Senyawa
Anorganik.
3. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif dengan jenjang C1, C2, C3,
dan keaktifan siswa.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make
a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint
terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa,
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make
a Match dengan menggunakan media microsoft office powerpoint
terhadap tingkat keaktifan siswa pada saat pembelajaran kimia.
3. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi keaktifan terhadap hasil
6
1.6. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Sebagai masukan bagi guru kimia agar dapat meningkatkan kualitas
pengajaran kimia dengan mengembangkan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match.
2. Untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi tata nama
senyawa kimia.
3. Sebagai pengalaman belajar bagi siswa agar termotivasi untuk
meningkatkan keaktifan dalam belajar sehingga hasil belajar dapat
meningkat.
4. Sebagai referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian berikutnya.
1.7. Defenisi Operasional
1.7.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pertama kali
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah
siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan anak didik (Lie, 2002).
1.7.2. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Junaidi (2012), hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
7
1.7.3. Keaktifan
Keaktifan yang dimaksud disini adalah keaktifan dalam kegiatan belajar.
Menurut Wina Sanjaya dalam Khairani (2012), keaktifan belajar adalah aktivitas
yang tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi
aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
1.7.4. Media
Secara bahasa, kata media berasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti
tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Pengertian media
menurut Purnamawati dan Eldarni dalam Junaidi, media merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dikombinasikan dengan
media microsoft office powerpoint lebih tinggi dari hasil belajar siswa
yang mendapat pembelajaran dengan metode ceramah.
2. Keaktifan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match yang dikombinasikan dengan media
microsoft office powerpoint lebih tinggi dari keaktifan belajar siswa
dengan metode ceramah.
3. Keaktifan memberikan kontribusi yang positif terhadap hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match menggunakan
media microsoft office powerpoint dengan R2 = 0,026.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas maka peneliti menyarankan, bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang
ingin meneliti lebih lanjut mengenai model pembelajaran make a match, agar
menggunakan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan studi
perbandingan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata
pelajaran kimia. Dan lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam