• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PKN DALAM MEMBINA MORAL SISWA DI SMP NEGERI 2 BERASTAGI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN GURU PKN DALAM MEMBINA MORAL SISWA DI SMP NEGERI 2 BERASTAGI TAHUN PELAJARAN 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU PKn DALAM MEMBINA MORAL SISWA DI SMP NEGERI 2 BERASTAGI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Hanif Haryanto Simangunsong NIM. 308311030

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iv ABSTRAK

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yang Maha

Esa. Atas segala berkat dan kasihNya yang selalu melimpah bagi penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini yang berjudul

“Peran Guru PKn dalam membina Moral siswa di SMP Negeri 2 Berastagi

Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Dalam hal ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada kedua orang

tua penulis yang banyak memberi bantuan moral maupun material dari sejak kecil

sampai akhirnya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik. Serta kepada semua pihak

yang dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Drs. Liber Siagian,M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang

banyak memberikan masukan dan kritikan yang membangun dalam penyelesaian

skripsi ini.

3. Bapak Dr.H. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

4. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH, selaku Ketua jurusan serta dosen penguji skripsi

penulis.

(6)

iii

6. Ibu Dra. Rosnah Siregar,SH,M.Si selaku dosen penguji skripsi penulis.

7. Bapak/Ibu Dosen jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang

membekali ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama dalam perkuliahan

hingga penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Joni selaku bagian tata usaha yang banyak membantu dalam kelengkapan

berkas yang dibutuhkan penulis.

9. Bapak Ridwan Brahmana, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Berastagi

yang banyak membantu penulis dalam memberikan data dan keperluan yang

penulis butuhkan.

10.Bapak/Ibu guru PKn SMP Negeri 2 Berastagi yang meluangkan waktunya dalam

melengkapi data yang penulis butuhkan.

11.Yang teristimewa kepada orang tua Sahat Parulian Simangunsong dan ibunda

tersayang Riadame Ambarita yang selama ini selalu memberikan dukungan

semangat dan doa serta moril dan materil kepada penulis.

12.Buat Kakak/Abang serta Adik yang memberikan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13.Kepada sahabat dan teman temanku yang telah banyak membantu penulis

khususnya kepada genk ncek ncek : Tarulina, Rico, Oloan, Juniady, Timbul,

Jonar Tafonao, Frananta Sembiring, Riwanto Purba, Panri Sinaga, dan seluruh

penghuni White House dan kepada seluruh teman teman yang tidak dapat

(7)

iii

Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, baik dari segi isi

maupun tata bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca untuk melengkapi skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat

membantu dan meberi manfaat.

Medan,

Penulis,

Hanif Haryanto Simangunsong

(8)

iv DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA...7

A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Pengertian Peran ... 7

2. Pengertian Guru ... 8

3. Peranan Guru... 10

4. Pengertian Moral ... 15

5. Peran Guru PKn dalam membina moral siswa ... 17

B. Kerangka Berpikir ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...24

A. Lokasi Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

(9)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...27

A. Hasil penelitian ... 27

B. Pembahasan ... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 60

(10)

vi DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar nama-nama guru PPKn ... 27

Tabel 2 Jumlah siswa di SMP Negeri 2 Berastagi ... 29

Tabel 3 Siswa menyukai mata pelajaran PKn ... 30

Tabel 4 Mata pelajaran PKn dan menimbulkan etika dan membentuk moral siswa ... 32

Tabel 5 Mengajak siswa untuk berlaku sopan ... 33

Tabel 6 Memberikan nasehat ... 34

Tabel 7 Yang guru lakukan ketika melihat siswa yang melanggar etika ... 34

Tabel 8 Tindakan yang dilakukan ketika melihat siswa tidak memiliki moral di dalam kelas ... 35

Tabel 9 Pernah Menghukum siswa ... 36

Tabel 10 Guru terus memperingatkan siswa, walaupun siswa selalu melanggarnya ... 37

Tabel 11 Tindakan guru ketika ada siswa yang mengajak siswa lain untuk melanggar etika di sekolah ... 41

Tabel 12 Memberikan nasehat/penyuluhan... 43

Tabel 13 Siswa menanggapi nasehat yang diberikan guru ... 44

Tabel 14 Memanggil orangtua siswa ketika siswa melanggar etika di sekolah 44 Tabel 15 Sikap diluar kelas atau sekolah terhadap siswa ... 46

Tabel 16 Siswa memiliki moral sesuai dengan mata pelajaran PKn ... 46

Tabel 17 Pelajaran PKn dapat menjadi penuntun dalam membentuk/membina moral siswa ... 47

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lokasi Sekolah SMP Negeri 1 Berastagi ... 56

Gambar 2 Wawancara dengan beberapa guru sebagai responden ... 57

Gambar 3 Responden menjelaskan bagaimana sebenarnya

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar angket

2. Daftar pertanyaan wawancara

3. Nota tugas

4. Surat permohonan izin penelitian dari Jurusan

5. Surat permohonan izin penelitian dari Fakultas

6. Surat penelitian dari Tempat Penelitian

7. Surat keterangan bebas perpustakaan dari Jurusan

8. Surat keterangan bebas perpustakaan dari Fakultas

9. Surat keterangan bebas perpustakaan dari UNIMED

10.Daftar peserta seminar proposal penelitian mahasiswa Jurusan PP-Kn

11.Kartu Bimbingan Skripsi

12.Pernyataan keaslian tulisan

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari sekian berita yang diketahui di media cetak atau media

elektronik bahwa banyaknya siswa di beberapa instansi yang berupa sekolah

melakukan perbuatan-perbuatan moral yang melanggar etika yang berlaku.

Sehingga mereka harus berurusan dengan pihak yang berwajib, sekolah

ataupun di lingkungan rumahnya.

Diakui atau tidak, harus menyadari bahwa siswa merupakan generasi

penerus bangsa yang nantinya bisa menjadi sosok pemimpin dan harus

memiliki moral yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan diakui

oleh masyarakat. Harapan untuk menjadi yang baik itu merupakan hal yang

tidak asing lagi. Semua orang tentu mengharapkan sosok pemimpin yang

nantinya bisa menjadi pemimpin yang bermoral baik, atau memiliki

tindakan/perilaku yang baik.

Moral memiliki dua klasifikasi. Pertama, ada moral baik yaitu perilaku

yang tidak menyimpang dari norma-norma yang diakui dan diberlakukan

dalam masyarakat. Kedua, moral jelek yaitu perilaku seseorang yang tidak

sesuai dengan norma-norma yang diakui dan diberlakukan dalam masyarakat.

Moral yang jelek harus diantisipasi dari siswa sedini mungkin. Karena jika

tidak diantisipasi sedini mungkin bisa berdampak negatif terhadap

perkembangan dan perilaku yang nantinya sulit untuk dirubah.

(14)

2

Pembinaan moral yang baik sangat diutamakan. Karena moral menjadi

kunci sukses dan majunya suatu negara. Dalam pembinaan moral yang baik

harus diawali dengan pengembangan watak. Watak merupakan sifat yang

mencerminkan perilaku manusia dalam bertindak. Jika seseorang memiliki

watak yang tidak bermoral baik. Akan tetapi, berbeda dengan orang yang

bermoral jelek, belum tentu memiliki watak yang jelek. Pengertian watak dan

moral memang hampir sama, akan tetapi moral lebih mengarah kepada

tingkah laku yang bisa dirubah. Sedangkan watak lebih mengarah pada sebuah

perilaku yang sangat sulit bahkan tidak dapat untuk diubah. Namun

pengantisipasian moral yang jelek sangat diutamakan dengan membina watak

yang baik terlebih dahulu.

Dalam pembinaan moral yang baik dibutuhkan sebuah dukungan dari

pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketimpangan dukungan yang

diberikan tidak memaksimalkan dalam prosesnya. Namun dalam kenyataanya

saat ini, keluarga hanya menyerahkan anak kepada pihak sekolah, masyarakat

hanya sebagai pengamat atau penilainya saja. Seakan-akan yang berhak untuk

membina moral yang baik itu hanyalah seorang guru. Sebagai contoh, jika

seorang anak atau siswa yang memiliki moral tidak baik maka yang

disalahkan terlebih dahulu adalah guru sehingga muncul kata-kata yang tidak

pantas diucapkan oleh orang atau masyarakat yang mendikte bagaimana peran

guru.

Sebaiknya jika melihat anak atau siswa yang beperilaku baik yang

(15)

3

yang melihat seorang anak atau siswa yang berperilaku jelek, ditegur secara

langsung dan diperbaiki, jangan sampai menyalahkan guru yang selama ini

telah mendidiknya.

Pada intinya, dalam pembinaan moral yang baik harus ada kerja sama

antara semua pihak dan golongan. Jangan sampai menyalahkan salah satu

pihak saja. Jika kerja sama antara keluarga, sekolah, yaitu guru, dan

masyarakat berjalan dengan lancar. Maka pembinaan moral yang baik dan

sesuai dengan norma-norma yang berlaku akan dicapai.

Zaman penuh dengan alat canggih seperti handphone, laptop, dan

internet yang bisa mengakses segala macam sumber berita dan kabar dari

berbagai negara di dunia perlu diikuti dengan pendidikan moral yang baik.

Bimbingan dan teguran yang tegas dari pihak sekolah yang sangat penting

untuk mencegah bertambahnya moral siswa yang semakin ambruk saat ini.

Jika pihak sekolah kurang memberikan respek yang baik terhadap siswanya,

itu sama saja dengan memberikan peluang kepada siswa untuk melakukan

hal-hal yang menyimpang dari norma-norma yang telah berlaku.

Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tentunya tidak lepas dari

tujuan pendidikan yang tercantum dalam UUD NRI tahun 1945 yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan di Indonesia dapat dikatakan

berhasil jika tujuan dari pendidikan itu sendiri sudah jelas dan sudah ditempuh

dengan tindakan-tindakan yang jelas pula. Namun yang terjadi adalah

merosotnya mutu pendidikan di Indonesia, hal itu terlihat jelas dari kualitas

(16)

4

Merosotnya mutu pendidikan di Indonesia pada kenyataanya menjadi

permasalahan yang klasik sampai saat ini. Salah satu masalah yang dihadapi

dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.

Dalam pendidikan, etika tidak hanya memberikan pengertian-pengertian yang

baik dan salah satunya menurut nilai moral atau etika. Pendidikan etika yang

baik terdapat dalam agama karena nilai-nilai etika yang dipatuhi dengan

sukarela tanpa ada paksaan dari luar melainkan dari kesadaran sendiri, yang

datangnya dari keyakinan sesuai dengan ajaran agama.

Guru sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting. Melalui guru

PKn diharapkan akan mampu membentuk siswa yang memiliki mental yang

kuat, dan nilai-nilai moral dan etika sehingga dapat mengatasi permasalahan

yang akan dihadapi.

Bahwa dalam pembelajaran PKn dalam membina moral siswa di SMP

Negeri2 Berastagi kurang diminati oleh siswa yang ada dalam sekolah

tersebut. Karena terbukti bahwa dalam lingkungan sekolah SMP Negeri2

Berastagi banyak sekali siswa yang melanggar peraturan, seperti contohnya:

melawan guru, bolos darisekolah, membuang sampah sembarangan, dan

lain-lain.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk membahas

dan melakukan penelitian dengan judul : “Peran guru PKn Dalam Membina

(17)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pernyataan diatas, yang menjadi identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru PKn dalam membina moral

siswa.

2. Peran guru dalam membina dan pembinaan moral siswa.

3. Upaya guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat berpengaruh dalam

terbinanya moral siswa

4. Respon siswa SMP Negeri 2 Berastagi terhadap guru Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn).

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Peran guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam membina moral siswa.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

dalam pembinaan moral siswa.

D. Perumusan Masalah

Penulis membuat rumusan masalah dalam penelitiaan ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah peran guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam

membina dan pembinaan moral siswa?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi guru Pendidikan

(18)

6

E.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam

membina moral siswa.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) dalam membina moral siswa.

F. Manfaat Penelitian

Sebagaimana lazimnya bahwa penelitiaan harus mempunyai manfaat baik

secara teoritis maupun praktis, maka dalam penelitiaan ini juga mempunyai

manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis dapat menambah wawasan dan informasi peran guru-guru dan

calon guru dalam membina moral siswa.

2. Secara Akademik untuk menambah keilmuan peneliti dalam hal pentingnya

peran guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam pembinaan moral

siswa.

3. Bagi masyarakat secara praktis hasil penelitiaan ini sebagai informasi bahwa

peran guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat besar dalam

(19)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dan hasil pengolahan data yang telah dilakukan

maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran guru PKn dalam membina moral siswa adalah sudah cukup bagus,

berbagai macam hal dilakukan agar tercipta para generasi muda yang tidak

hanya memiliki ilmu secara kognitif tetapi memiliki karakter yang baik dan

berakhlak mulia. Cara-cara yang dilakukan oleh guru tersebut adalah

a. Selalu melaksanakan upacara penaikan bendera setiap hari Senin, agar

setiap siswa tahu bahwa hal itu dilaksanakan bukan hanya rutinitas

semata, tetapi mengandung makna yang sangat dalam dalam

pembentukan karakter yang baik.

b. Kegiatan keagamaan hari-hari besar, misalnya ketika hari natal tiba,

sekolah merayakan natal secara bersama-sama, dan menekankan bahwa

perayaan itu diadakan bukan hanya ceremony semata tetapi maknanya

sangat dalam, dan begitu juga dengan agama yang lain.

c. Organisasi sekolah, misalnya OSIS, Pramuka dan organisasi intra lainnya,

yang dapat membantu dalam pembentukan moral siswa.

(20)

59

2. Faktor-faktor yang mendorong adalah dapat dilihat dari beberapa bidang,

yaitu :

a. Faktor keluarga

Keluarga merupakan unsur pokok dalam pembentukan karakter anak

didik, dari keluarga dimulai bagaimana nilai-nilai kehidupan yang

sebenarnya. Kalau dalam keluarganya si anak didik bagus dididik oleh

orang tuanya, otomatis di lingkungan masyarakat ataupun di sekolah akan

menjadi anak yang baik dan memiliki etika dan moral yang baik. Jika

keluarganya yang berantakan (broken home) maka otomatis karakter si

anak akan terbentuk menjadi anak pemberontak dan dapat menjadi salah

pergaulan. Pembentukan moral sejak dini dimulai dari keluarga.

a. Lingkungan tempat tinggalnya

Merupakan faktor dalam pembentukan moral si anak didik, lingkungan

sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian siswa, teman

sepermainan juga, jika salah pergaulan maka masa depan si anak akan

hancur. Misalnya, bergaul dengan teman sebayanya yang pergaulannya

bebas, mengikuti zaman dengan cara yang salah. Dalam hal inilah sangat

diperlukan pembinaan dari sekolah tempat si anak menimba ilmu, mereka

tidak hanya diajarkan menjadi generasi yang berprestasi secara ilmiah

tetapi juga memiliki karakter yang baik, yang berguna dan berahklak yang

(21)

60

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut, yaitu :

1. Kepada guru diharapkan lebih banyak memberikan perhatian yang lebih

kepada anak didik agar peserta didik tidak mudah terpengaruh dengan

perkembangan zaman yang semakin pesat. Guru diharapkan tidak hanya

menjadi sosok pendidik saja, tetapi harus bisa mengayomi siswa dan

mampu mempelajari setiap karakter peserta didiknya.

2. Kepada orang tua diharapkan lebih memberikan perhatian yang ekstra,

karena pembentukan karakter seorang siswa itu berawal dari keluarga.

Orang tua diharapkan tidak hanya memberikan kebutuhan anak secara

materi tetapi juga secara moril, karena anak juga membutuhkan kasih

sayang.

3. Kepada siswa atau anak didik, diharapkan selalu mendengar nasehat dan

bimbingan guru maupun orang tuanya, agar dapat membentuk karakter

(22)

26

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fis Unimed. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Medan

Magnis Soseno, Frans. 2001. Kuasa dan Etika. Jakarta: PT.Gramedia.

Mas’oed, Mochtar & Andrew. 2001. Prinsip-prinsip Moral Dasar

Kewarganegaraan, Jakarta: PT. Gramedia.

Nurul, Zuriah. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.

Salam Burhanuddin. 2000. Etika Individual: Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: Rineka Cipta

Tarigan, Lemta. 2002. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral. Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Usman. U.M, 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, http://www.sarjanaku.com/2011/09/pengertian-guru-profesiaonal kompetensi.html), diakses, Senin, 18 Februari 2013, pukul 19.00 wib.

Daoed Yoesoef, (profesion http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakgur u_dasar_kpdd_154.html), diakses, Senin, 18 Februari 2013, pukul 19.00 wib

Imam Musbikin dalam (http://www.worldfriend.web.id/blog-friend/711-pengertian-guru-dan-tugasnya), diakses, Senin, 18 Februari 2013, pukul 19.00 wib

Departemen Pendidikan Nasional Tentang kurikulum mata pelajaran PKn, tahun 2003

Ali. (2005). Pembinaan Nilai dan Moral di Indonesia

Jakarta : Haji Mas Agung

Akbar (2000) pengantar statistik. Jakarta: Bumi aksara

Gambar

Gambar 1   Lokasi Sekolah SMP Negeri 1 Berastagi ....................................

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, IKIP Bandung.. Hakekat

Pembelajaran passing, stooping, dribbling dalam permainan sepakbola yang diajarkan kepada siswa dengan menggunakan pendekatan taktis memberikan kontribusi yang

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah efisiensi sistem yang maksimum 0.043% pada variasi head 1,3 meter, debit maksimum yang diperoleh 0.115 liter/ menit pada head

 Dukungan guru akan lebih optimal bila membuka kesempatan kepada anak untuk membangun pengalamannya melalui dukungan: pertanyaan terbuka, focus pada

Nyco Maulana Wicaksono, 2016, Pemanfaatan Data Digital Elevation Model (DEM) untuk Pemetaan Angka Keamanan Berdasarkan Resiko Longsor dari Tinjauan Geoteknik,

[r]

Kedua pemerint ah akan mendorong dan membantu kerdjasama antara. kedua neg::ira dalam bidang-bidang kebudajaan, pendidikan,

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti3. Pendidikan Pancasila