• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DENGAN HPMC SH 60 Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Herba Pegagan (Centella Asiatica L. Urban) Dengan HPMC SH 60 Sebagai Gelling Agent Dan Uji Penyembuhan Luka Bakar Pada Kulit Punggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DENGAN HPMC SH 60 Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Herba Pegagan (Centella Asiatica L. Urban) Dengan HPMC SH 60 Sebagai Gelling Agent Dan Uji Penyembuhan Luka Bakar Pada Kulit Punggung"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN

(

CENTELLA

ASIATICA

L. URBAN) DENGAN HPMC SH 60

SEBAGAI

GELLING AGENT

DAN UJI PENYEMBUHAN

LUKA BAKAR PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

ULLYA NUR WAHYU HIDAYAH

K 100 090 051

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

1 FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L. URBAN) DENGAN HPMC SH 60 SEBAGAI

GELLING AGENT DAN UJI PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN

GEL FORMULATION OF HERB CENTELLA ASIATICA L. URBAN EXTRACT WITH HPMC SH 60 AS GELLING AGENT AND TEST WOUNDS

HEALING BURN IN MALE RABBIT SKIN BACK

Ullya Nur Wahyu Hidayah*, T.N. Saifullah Sulaiman**, Tanti Azizah S.* *Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102 **Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Sekip Utara Yogyakarta 55281

ABSTRAK

Pegagan (Centella asiatica L. Urban) mengandung asiaticoside suatu saponin yang berperan dalam proses pembentukan kolagen yaitu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi gelling agent hidroksipropil metil selulosa (HPMC) terhadap sifat fisik sediaan gel dan lama penyembuhan luka bakar pada kelinci jantan New Zealand White.

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan acak lengkap sama subjek, menggunakan lima ekor kelinci jantan New Zealand White untuk uji penyembuhan luka bakar, dan masing-masing punggung kelinci dibagi menjadi enam perlakuan yaitu : kontrol positif (Bioplasenton), kontrol negatif (tanpa perlakuan), kontrol basis HPMC (tanpa ekstrak), dan tiga formula dengan ekstrak herba pegagan dengan gelling agent HPMC masing-masing konsentrasi 8%, 9%, dan 10%. Gel yang dioleskan pada punggung kelinci ± 0,3 gram dengan pemakaian satu kali sehari sampai diameter luka sama dengan nol atau sampai sembuh. Data lama penyembuhan luka bakar sampai 100% dianalisis menggunakan Anava satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%.

Penambahan konsentrasi gelling agent HPMC berpengaruh pada semakin meningkatnya viskositas, memperlama daya melekat, dan menurunkan daya menyebar serta waktu penyembuhan luka bakar semakin lama. Gel ekstrak herba pegagan dengan gelling agent HPMC konsentrasi 8% (17,60 ± 1,14 hari) paling efektif menyembuhkan luka bakar dibandingkan dengan konsentrasi 9% (19,40 ± 1,14 hari) dan konsentrasi 10% (20,40 ± 1,14 hari).

Kata kunci : Centella asiatica L. Urban, gel, hidroksipropil metil selulosa, luka bakar

ABSTRACT

(4)

by the formation of collagen. This research was conducted to determine the effect of variations in the concentration of gelling agent hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) on the physical properties of gel and the duration of wound healing of burns on New Zealand White male rabbits.

This research was an experimental design with the same subject, using five New Zealand White male rabbits to test the wound healing of burns, and the backs of each rabbit were divided into six treatment i.e : positive control (Bioplasenton), negative control (no treatment), control HPMC base (no extract), and three formula with herbal extracts of Centella asiatica with a concentration of gelling agent HPMC 8%, 9%, and 10% respectivelly. Gel was applied to the back of rabbits with the use ± 0.3 grams once daily until the wound diameter equal to zero or until healed. The data was analyzed by one way anava with a 95% confidence level.

The result showed that the gelling agent HPMC concentration effect on the increased the viscosity, and decreased the spreadability and the burn wound healing time is a longer. Gel herb pegagan extract (Centella asiatica L. Urban) with a gelling agent HPMC concentration of 8% (17,60 ± 1,14 days) most effectively heal burns compared to the concentration of 9% (19,40 ± 1,14 days) and concentration 10% (20,40 ± 1,14 days).

Keywords: Centella asiatica L. Urban, gel, hydroxypropyl methylcellulose, burns.

PENDAHULUAN

Luka bakar merupakan respon kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma termal atau suhu (Grace & Borley, 2007). Luka bakar dapat terjadi di mana saja dan dapat dialami oleh siapa saja. Penyebab luka bakarpun bermacam-macam diantaranya api, uap panas, cairan panas, bahkan bahan kimia, aliran listrik. Pengobatan secara tradisional sebagai penyembuh luka bakar akhir-akhir ini banyak digunakan, salah satunya adalah herba pegagan (Centella asiatica L. Urban) (Wasito, 2011). Penggunaan tradisional herba pegagan sebagai obat luka bakar yaitu dengan mencuci bersih herba pegagan segar, digiling dan langsung ditempelkan pada bagian yang luka (Sudarsono et al., 2002).

(5)

sebagai obat penyembuh luka bakar dapat dipermudah dengan memformulasikannya dalam sediaan gel. Kandungan air yang tinggi dalam basis gel dapat menyebabkan terjadinya hidrasi pada stratum corneum sehingga akan memudahkan penetrasi obat melalui kulit (Kibbe, 2004).

Hasil penelitian Rismana (2010) hasil uji efek penyembuhan luka bakar gel ekstrak herba pegagan 0,5 % dengan gelling agent konsentrasi kitosan 1,5% menunjukkan bahwa sediaan gel tersebut mampu menyembuhkan luka bakar setelah 22 hari. Penelitian Suratman et al., (1996) menggunakan ekstrak herba pegagan 3% dan 5% dengan gelling agent karbopol 940 sebesar 2% mampu menyembuhkan luka bakar setelah 11 hari.

Derivat selulosa sebagai basis gel salah satunya adalah hidroksipropil metilselulose (HPMC) (Gibson, 2001). Hidroksipropil metilselulose adalah turunan selulosa eter semisintetik yang telah digunakan secara luas sebagai polimer hidrofilik dalam sistem pemberian obat oral dan topikal (Rogers, 2009). Pemilihan basis HPMC dikarenakan penampakan gel jernih dan kompatibel dengan bahan-bahan lain, kecuali oxidative materials (Gibson, 2001) serta dapat mengembang terbatas dalam air sehingga merupakan bahan pembentuk hidrogel yang baik (Suardi et al., 2008). Selain itu substitusi pada metil memberi satu ciri unik HPMC yaitu kekuatan gel dan gel terbentuk pada suhu 60-90°C tergantung substitusi polimer dan konsentrasi pada air (Roger, 2009). Hasil penelitian Madan & Singh (2010) menyebutkan basis HPMC memiliki kemampuan daya sebar yang

lebih baik dari karbopol, metilselulosa, dan sodium alginat, sehingga mudah

diaplikasikan ke kulit. Gel yang baik mempunyai waktu penyebaran yang singkat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian tentang

formulasi gel ekstrak herba pegagan dengan variasi konsentrasi menggunakan

basis gel yang berbeda yaitu HPMC untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat

(6)

METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat pembuat luka (penginduksi panas/ lempeng logam dengan diameter 2 cm yang dihubungkan pada sebuah solder), termometer, stopwatch, jangka sorong, alat-alat gelas (Pyrex), Viscotester RION (VT-04E RION), rotary evaporator (Reidolph).

Simplisia herba pegagan (CV. Merapi Farma Herbal), HPMC SH 60 (Bratachem), metilparaben (Bate Chemical Co.Ltd.), propilparaben (Bate Chemical Co.Ltd.), propilenglikol (Bratachem), bioplasenton, hewan uji yaitu kelinci jantan New Zealand White, dan etanol 96%.

Jalannya Penelitian

1. Perolehan Tanaman

Simplisia tanaman herba pegagan diperoleh dari CV. Merapi Farma Herbal yang telah dikeringkan dengan panas matahari selama 5 hari.

2. Pembuatan Ekstrak Herba Pegagan

Simplisia herba pegagan 500 mg di maserasi menggunakan 10 liter etanol 96% selama 3 hari sambil sesekali diaduk, dilanjutkan evaporasi, dan didapatkan ekstrak kental setelah diuapkan di waterbath.

3. Pembuatan Gel Ekstrak Herba Pegagan dengan Gelling Agent HPMC

Tabel 1. Formula Pembuatan Gel Ekstrak Herba Pegagan

Komposisi F 1 F2 F3 F4

Ekstrak (g)* - 3 3 3

HPMC (g)** 8 8 9 10

Metilparaben (g) 0,18 0,18 0,18 0,18

Propilenglikol (g) 15 15 15 15

Propilparaben (g) 0,15 0,15 0,15 0,15

Aquadest ad (mL) 100 100 100 100

* Konsentrasi ekstrak pegagan yang digunakan didapatkan dari penelitian Suratman et al., (1996) **Variasi konsentrasi HPMC yang digunakan didapatkan setelah melakukan uji pendahuluan

(7)

hingga tercampur. Campuran tersebut dimasukkan dalam campuran HPMC liat dan diaduk sampai homogen. Ditambah air dingin hingga didapat 100,0 gram gel, kemudian dikemas dalam tube yang tertutup rapat.

4. Uji Sifat Fisik Gel Ekstrak Herba Pegagan

Uji sifat fisik gel antara lain pemeriksaan organoleptis, pH, viskositas, waktu lekat, daya sebar, dan homogenitas.

5. Uji Stabilitas Gel Ekstrak Herba Pegagan

Gel ekstrak herba pegagan diuji stabilitasnya pada suhu kamar dengan mengamati warna, bau, konsistensi, pH, dan viskositas setiap hari 0, 7, ke-14, ke-21, ke-28, ke-35, ke-42.

6. Pembuatan Luka Bakar

A

B

C

D

E

Gambar 1. Model lokasi pembuatan luka bakar di bagian kulit punggung kelinci Keterangan :

1 : Tidak diberi perlakuan A : Kelinci ke-1

2 : Kontrol positif (Bioplacenton®) B : Kelinci ke-2

3 : Formula 1 (HPMC 8%) C : Kelinci ke-3

4 : Formula 2(HPMC 8%+ekstrak) D : Kelinci ke-4

5 : Formula 3 (HPMC 9%+ekstrak) E : Kelinci ke-5

6 : Formula 4 (HPMC 10%+ekstrak)

Pembuatan luka bakar dilakukan dengan alat penginduksi panas suhu 80°C, selama 5 detik. Sebelum diinduksi bulu pada bagian punggung dicukur terlebih dahulu dan dianestesi menggunakan etil klorida dengan cara disemprotkan pada kulit yang akan dibuat luka bakar. Alat penginduksi panas berupa lempeng logam dengan diameter 2 cm yang dihubungkan dengan sebuah elemen panas yang mempunyai daya 40 Watt dan tegangan 220 Volt. Jarak masing-masing luka bakar 5 cm (Suratman et al., 1996).

1 2

3 4

3 4

5 6

6 5

2 1

4 3

1 2

2 1

6 5

(8)

7. Pengujian Lama Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak Herba Pegagan

Digunakan 5 hewan uji kelinci jantan yang punggungnya telah dibuat luka bakar, kemudian diolesi sebanyak ± 0,3 gram gel sekali sehari, lalu ditutup dengan kain kasa steril dan plester.

Analisis Data

1. Data uji sifat fisik dianalisis dengan menggambar grafik.

2. Data yang diperoleh dari penelitian berupa data diameter luka (cm) yang diukur dengan jangka sorong.

3. Lama waktu penyembuhan luka bakar 100% dianalisis secara statistik dengan uji Kolmogorov-Smirnov, Levene Test, anova satu jalan, dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least significant Different) dengan taraf kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pembuatan Ekstrak Herba Pegagan

Hasil maserasi 500 gram herba pegagan diperoleh ekstrak kental berwarna coklat pekat kehijauan sebesar 50,62 gram dengan rendemen 10,12% b/b, sehingga sudah sesuai dengan standar dimana hasil rendemen tidak kurang dari 7,2% (DepKes, 2008). Sediaan ekstrak liat dalam keadaan dingin dan sukar dituang dengan bau khas pegagan.

2. Hasil Uji Sifat Fisik Gel Ekstrak Herba Pegagan a. Hasil Uji Organoleptis, pH, dan Homogenitas

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis , Homogenitas dan pH Gel Ekstrak Herba Pegagan

Uji Sifat Fisik

Formula

F1 F2 F3 F4

Konsistensi Kental Kental Kental Kental

Warna Putih Kekuningan

Hijau Kehitaman

Hijau Kehitaman

Hijau kehitaman Bau Khas Basis Khas Pegagan Khas Pegagan Khas Pegagan

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

pH 5 5 5 5

Keterangan :

F1 : Kontrol basis (HPMC 8%) F3 : Gel HPMC 9% + ekstrak

F2 : Gel HPMC 8% + ekstrak F4 : Gel HPMC 10% + ekstrak

(9)

b bau khas peg konsentrasi H

Salah boleh menga sedian gel dihasilkan w uji homogen terhadap hom

Peng pH yang ter kulit menjad

warna putih ambahan eks gagan denga HPMC. h satu syara andung baha

dapat diliha warna merata nitas menunj mogenitas ge gukuran pH

rlalu asam a di kering. P sentrasi gel

miliki pH y t sehingga b a bakar. Ini

sam dan ba

Uji Viskosita

Gambar 2.

an :

: Kontrol basi : Gel HPMC 8 strak gel ber an warna gel

at sediaan ge an kasar yan at secara vi a serta tidak

jukkan tidak el.

sangat pent atau basa aka

Pada sediaa

ling agent

yang sama y bila digunaka dikarenakan asa sehingga

as

. Diagram Vis

is (HPMC 8% 8% + ekstrak

F1

n dengan ba rwarna hijau l yang tidak

el adalah ho ng bisa dirab isual dengan ditemukan a k adanya pe

ting dalam p an mudah m an gel ektra

tidak memp yaitu 5, dala an akan men n sifat dari H a dapat men

skositas Gel E

F2

Form

au khas bas u pekat serta berubah den

omogen. Sya ba (Syamsun n hasil peng

adanya parti engaruh varia

pembuatan s mengiritasi k ak herba pe

pengaruhi p am artian m ningkatkan k ikel di dalam asi konsentr

sediaan topi kulit dan me gagan deng perubahan p masih dalam kenyamanan netral, taha bilitas pH g

a Pegagan

: Gel HPMC 9% : Gel HPMC 10%

F4

sedangkan kan adanya a perbedaan

enitas tidak omogenitas ua formula m gel. Hasil

rasi HPMC

ikal karena enyebabkan gan adanya pH. Semua m range pH n pada kulit an terhadap gel (Roger,

(10)

k tergantung p yang diguna Menurut Er polimer mas terjadinya ik molekul air. dari suatu po hidroksil ya onsentrasi g

n ekstrak vi s (tanpa eks ya mengenta

an akan sem k mengalir,

(Martin et

pada struktu akan. HPMC rawati et al,

suk ke dalam katan hidro Ikatan hidro olimer, sehin ang berikata

Uji Waktu M

ambar 3. Diag an :

: Kontrol basi : Gel HPMC 8 trak). Ini dik alkan, semak gen antara ogen ini yan ngga pening an semakin

Melekat

gram Hasil Da

is (HPMC 8%) 8% + ekstrak

F1

aan gel ekstra

t HPMC (G enjadi meni karenakan v kin besar ko al. Viskosita

tinggi visko . Hal ini d

molekul ba an polimer a dispersi p yang dibentu gugus hidro ng berperan d gkatan konse

banyak seh

aya Melekat G

F2

Formula

ak herba peg Gambar 2). ingkat diban iskositas dar onsentrasi H as menyatak ositas maka disebabkan v

ahan pemben turunan sel polimer turu uk oleh mol oksil (-OH) dalam hidras entrasi HPM hingga visko

Gel Ekstrak H

F3 ri ekstrak (4 HPMC yang kan tahanan a semakin b

viskositas s ntuk gel atau

ulosa (Gibs unan selulosa

ekul air me ) dari polim si pada pros

C menyebab

garuhi oleh ula dengan an formula 4000 d-Pas)

digunakan dari suatu besar pula ediaan gel u basis gel son, 2001).

a, molekul enyebabkan mer dengan

es swelling

bkan gugus an semakin

n

(11)

d karena zat te kental dan konsentrasi

ari ekstrak h sitas gel ya

semakin lam

Gambar 4. Dia

an :

: Kontrol basi : Gel HPMC 8

l luas peny sing formula

strak pada f formula ko herba pegaga

ang semaki ma. Hasil da aktu melekat Hal ini di gan penamba a mengabso ngket, mak oloid yang an gel yang m baran

agram Luas P

is (HPMC 8%) 8% + ekstrak

yebaran gel a menunjukk emakin menu asis kadar a bkan daya m lut karena t

1

formula dap ontrol basis

an yang kent in kental p aya melekat t gel dengan isebabkan H ahan air pana

rbsi medium ka dapat dis terbentuk air yang ter menyebar m tidak ada l

F2

Formu

pat meningk (tanpa eks tal (4000 d-P ula, sehingg pada setiap n adanya pe HPMC dap

el Ekstrak He

F3 F4

emberian be n tinggi kon bar 4). Hal strak). Ini d Pas) akan be ga waktu l

formula me enambahan k pat mengem 009). Koloid sinya sehingg dengan men anyak sehin katnya daya l

erba Pegagan

: Gel HPMC 9% : Gel HPMC 10%

eban yang s nsentrasi HP lekat yang enunjukkan

konsentrasi mbang dan

(12)

pastinya. Jadi data hasil daya menyebar merupakan data yang relatif (Suardi et al., 2008)

3. Uji Stabilitas Gel Ekstrak Herba Pegagan

Tabel 3. Hasil Uji Stabilitas Gel Ekstrak Herba Pegagan Berbagai Konsentrasi

Karakteristik Formula Penyimpanan hari ke-

0 7 14 21 28 35 42

pH F1 5 - - -

F2 5 - - -

F3 5 - - -

F4 5 - - -

Viskositas (dPa-s)

F1 300 - - -

F2 450 - - -

F3 700 - - -

F4 900 - - -

Bau F1 Khas basis - - -

F2 Bau pegagan - - -

F3 Bau pegagan - - -

F4 Bau pegagan - - -

Warna F1 Putih kekuningan - - -

F2 Hijau kehitaman - - -

F3 Hijau kehitaman - - -

F4 Hijau kehitaman - - -

Konsistensi F1 Kental - - -

F2 Kental - - -

F3 Kental - - -

F4 Kental - - -

Keterangan :

F1 : Kontrol basis (HPMC 8%) F3 : Gel ektrak + HPMC 9%

F2 : Gel ektrak + HPMC 8% F4 : Gel ektrak + HPMC 10%

- : menunjukkan tidak adanya perubahan

(13)

p bakar tanpa pegagan yan

asiaticoside

pembentuka penyembuha luka sehingg luka bakar p penyembuha HPMC men lama waktu disebabkan viskositasny dalam kulit.

Keter F1 F2 F3

Lama Kesembuhan Lu

ka

n jasad ren stabilan sed ka waktu yan engujian Ef

a penelitian i gatif dimaks an luka, sed nunjukkan b

u yang dib semakin t ya, sehingga

Gam

rangan : : Kontrol basi : Gel ektrak + diaan gel. S ng lama dan fek Penyem

ini kontrol p sudkan untu pemberian ob n penting da isan et al.,

yaitu prot cKay & Mil ah pembentu

m sediaan m dangkan pad bahwa semak butuhkan un inggi konse a semakin la

mbar 5. Diagra

is (HPMC 8%) + HPMC 8% + HPMC 9%

ol (+) Kontrol )

ga adanya p ediaan gel tidak dipeng mbuhan Luk

positif yang uk mengetah

bat (tidak dib alam proses

, 2008) me tein struktu ller, 2003), ukan bekas l

menunjukkan da ketiga se kin tinggi k ntuk kesem garuhi oleh l ka Bakar luka baru. H n adanya pe ediaan deng konsentrasi H mbuhan luk

MC maka tan absorbsi

han Luka Bak

F4 han luka ba aponin yang erperan dala nurunkan fib Hasil uji pen erbedaan wa gan variasi k HPMC mak ) : Bioplacenton : Tidak diberi per

F3

antu dalam kestabilan uar.

lacenton®. buhan luka ngan dalam akar adalah

g memacu am proses brosis pada nyembuhan aktu dalam konsentrasi ka semakin a. Hal ini

inggi pula masuk ke

PMC 10%

rlakuan

(14)

Pada gambar 5 kontrol negatif memberi kesembuhan hampir setara dengan kontrol basis, ini dikarenakan jaringan sel yang rusak dapat beregenerasi dengan sendirinya, sehingga penyembuhan secara spontan tanpa pemberian obat dapat terjadi. Kontrol negatif dengan formula penambahan ekstrak memperlihatkan perbedaan lama penyembuhan luka bakarnya. Ini disebabkan adanya zat aktif

asiaticoside yang terkandung di ekstrak yang memicu proses penyembuhan luka semakin cepat. Rata-rata waktu penyembuhan luka bakar yang paling cepat : kontrol positif > formula 2 > formula 3 > formula 4 > formula 1 > kontrol negatif.

Pada penelitian ini gel ekstrak herba pegagan dengan basis HPMC 8% merupakan formula yang paling efektif dalam memberikan efek dibanding dengan sediaan gel ekstrak herba pegagan basis HPMC 9% dan 10%. Dapat disimpulkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi HPMC viskositasnya semakin besar yang akan mempengaruhi lama penyembuhan luka bakar, menurunkan luas penyebaran, meningkatkan waktu melekat, tanpa mempengaruhi perubahan pH pada sediaan gel ekstrak herba pegagan.

KESIMPULAN

1. Variasi konsentrasi gelling agent HPMC mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik gel ekstrak herba pegagan (viskositas, daya menyebar, daya melekat). Kenaikan konsentrasi gelling agent HPMC menyebabkan peningkatan viskositas dan daya melekat, memperkecil daya sebar, tanpa mempengaruhi perubahan pH dan homogenitas sediaan gel ekstrak herba pegagan serta mempengaruhi lama penyembuhan luka bakar secara signifikan.

2. Formula 2 mempunyai kemampuan menyembuhkan luka bakar paling efektif (17,60 ± 1,14 hari) dibandingkan formula 3 (19,40 ± 1,14 hari) dan formula 4 (20,40 ± 1,14 hari).

SARAN

(15)

13 DAFTAR ACUAN

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, 113-115, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Erwati, Tristiana, Rosita, N. , Hendroprasetyo, W. & Dien R. J., 2005, Pengaruh Jenis Basis Gel Dan Penambahan NaCl (0.5% -b/b) Terhadap Intensitas Echo Gelombang Ultrasonik Sediaan Gel Untuk Pemeriksaan USG (Acoustic Coupling Agent), Airlangga Journal of Pharmacy, 5 (2).

Gibson, M., 2001, Pharmaceutical Preformulation and Formulation, 546-550, CRC Press, United States of America.

Grace, A. P. & Borley, N. R., 2007, Ilmu Bedah Edisi III, 87, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kibbe, A. H., 2004 Handbook of Pharmaceutical Exipients , Third Edition, 18-19, 462-469, 629-631, Pharmaceutikal Press, London.

Kim, W. J., Kim, J., Veriansyah B., Kim, J. D., Lee, S. G. & Winata, R. R. T., 2009, Extraction of Bioactive Components from Centella asiatica Using Subcritical Water, The Journal of Supercritical Fluid, 48, 211-216.

Lee, T. K. & Vairappan C. S., 2011, Antioxidant, Antibacterial and Cytotoxic Activities of Essential Oils and Ethanol Extracts of Selected South East Asian Herbs, J Med Plant Res, 5 (21), 5284-5290.

MacKay D. & Miller A. L., 2003, Nutritional Support for Wound Healing,

Alternative Medicine Review, 8, 369-370.

Madan, J. & Sigh, R., 2010, Formulation and Evaluation of Aloevera Gels, Int J Ph Sci,2 (2), 551-555.

Martin, A., Swarbrick, J. & Cammarata, A., 2008, Farmasi Fisik, Edisi Ketiga, Penerbit UI Press, Jakarta.

Rismana, E., 2010, Pengembangan Formulasi Sediaan Wound Healing Menggunakan Bahan Aktif Kitosan Dan Ekstrak Pegagan, BPPT, Jakarta.

Rogers, T.L., 2009, Hypromellose, Rowe, R. C., Paul J. S., & Marian E. Q., Sixth Edition, 326-329, Handbook of Pharmaceutical Excipient, Pharmaceutical Press, USA.

Sikarrepaisan P., Suksamrarn A. & Supaphol P., 2008, Electrospun Gelatin Fiber Mats Containing A Herbal Centella asiatica Extract and Release

(16)

14 Suardi M., Armenia & Maryawati A., 2008, Formulasi dan Uji klinik Gel Anti

Jerawat Benzoil Peroksida-HPMC, Karya Ilmiah, Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Sumatra Barat.

Sudarsono, D. G., Subagus W., Imono A. D. & Purnomo, 2002, Tumbuhan Obat II, 42-45, Penerbit Pusat Studi Obat Tradisional UGM, Yogyakarta.

Suratman, Sumiwi, S. A. & Gozali, D., 1996, Pengaruh Ekstrak Antanan dalam Bentuk Salep, Krim, dan Jelly Terhadap Penyembuhan Luka Bakar,

Cermin Dunia Kedokteran, (108), 31-36.

Syamsuni, H., 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, 104, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Teti & Fina, 2011, Formulasi Gel Pengupas Kulit Mati yang Mengandung Sari Buah Nanas (Ananas comosus L) antara 17 sampai 78%, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 104-109.

Gambar

Gambar 1. Model lokasi pembuatan luka bakar di bagian kulit punggung kelinci
Tabel 2.  Hasil Uji Organoleptis , Homogenitas dan pH Gel Ekstrak Herba Pegagan
Tabel 3. Hasil Uji Stabilitas Gel Ekstrak Herba Pegagan Berbagai Konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peneliti yang berminat, hendaknya dapat mengkaji lagi permasalahan- permasalahan dan variabel-variabel penelitian dalam bidang pembelajaran keterampilan, misalnya

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) guru sejarah memiliki persepsi sangat baik tentang pendidikan multikultural; (2) perencanaan pembelajaran sejarah yang

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk belajar pada Program.. Pascasarjana Universitas Sebelas

baik juga terhadap perpustakaan dimata masyarakat pemakai. Untuk itu, perpustakaan dituntut untuk memuaskan pemustakanya. Perpustakaan secara aktif dan proaktif mempromosikan

Dimana dalam pelaksanaan Perjanjian penitipan barang yang dilakukan oleh pemasok dan pedagang pada umumnya dilakukan dalam bentuk lesan, rawan akan sengketa.. sehingga

LAMPIRAN.

Dari hasil persebaran angket yang sudah dilakukan oleh peneliti, untuk mengukur hambatan yang dialami oleh mahsiswa berkaitan dengan penjelasan materi yang