M
ME
EN
NI
IN
NG
GK
K
AT
A
TK
KA
AN
N
K
KE
EM
MA
AM
MP
PU
UA
AN
N
BE
B
ER
RK
KO
OM
MU
UN
NI
I
KA
K
AS
SI
I
L
LI
IS
SA
AN
N
M
ME
EN
NG
GG
GU
UN
NA
AK
KA
AN
N
M
ME
ET
TO
OD
DE
E
R
R
O
O
L
L
E
E
P
P
L
L
A
A
Y
Y
I
I
N
N
G
G
P
PA
AD
DA
A
P
PE
EL
LA
AJ
JA
AR
RA
AN
N
B
BA
AH
HA
AS
SA
A
IN
I
ND
DO
ON
N
ES
E
SI
I
A
A
K
KE
EL
LA
AS
S
V
V
S
SD
D
N
N
EG
E
GE
ER
RI
I
0
05
56
60
0
02
0
2
L
LR
R.
.
I
IB
BA
AD
DA
AH
H
S
SKKRRIIPPSSII
D
Diiaajjuukkaann uunnttuukk MMeemmeennuuhhii PPeerrssyyaarraattaann M
Meemmppeerroolleehh GGeellaarr SSaarrjjaannaa PPeennddiiddiikkaann P
Paaddaa JJuurruussaann PPPPSSDD SS--11
O Olleehh ::
SRI
REZEKI
HANDAYANI
SRI REZEKI HANDAYANI
N
NI
IM
M.
.
1
1
08
0
8
31
3
1
33
3
3
47
4
7
F
FA
AK
KU
UL
LT
TA
A
S
S
I
IL
LM
MU
U
P
PE
EN
ND
D
ID
I
D
IK
I
KA
AN
N
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
N
N
E
E
G
G
E
E
R
R
I
I
M
M
E
E
D
D
A
A
N
N
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas segala karunia
dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi yang
berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Menggunakan
Metode Role Playing Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri
056002 Lr. Ibadah T.A. 2011/2012” disusun sebagai persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
Penulis menyadari selama menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami
berbagai hambatan dan kesulitan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengalaman penulis dalam menulis skripsi. Penulis juga menyadari tidak akan
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bimbingan, saran, motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak terutama Bapak Drs. Effendi Manalu, M.Pd selaku
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan
dan motivasi kepada penulis mulai dari awal penyusunan proposal, seminar
proposal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
3. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pra
Sekolah dan Sekolah Dasar (PPSD), dan Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed
selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan PPSD-FIP UNIMED.
4. Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd., Ibu Dra. Herawaty Bukit, M.Pd.,
dan Ibu Dra. Rosmala Dewi, M.Pd., selaku dosen penguji atau penyelaras
yang telah banyak memberikan saran, masukan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Isnaini Yusfi, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 056002 Lr. Ibadah, dan
Ibu Mardiana, Ama.Pd selaku mitra kolaborasi dan seluruh siswa-siswa
kelas V di SD Negeri 056002 Lr. Ibadah yang telah banyak membantu
penulis selama melaksanakan penelitian.
6. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Wasino dan
Ibunda Mardiana, Ama.Pd yang telah banyak memberikan bantuan baik
materil maupun sprituil serta do’a dan motivasi kepada ananda selama
menjalani studi hingga memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 PGSD di
Universitas Negeri Medan.
7. Terimakasih juga disampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa dan semua
teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungan kalian selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang namanya
tidak dapat disebutkan dalam ucapan ini. Semoga kebaikan yang diberikan
mendapatkan imbalan dari Allah Swt. Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga
masih jauh dari kesempurnaan, karenanya apabila terdapat kesalahan dan
kekhilafan baik dalam bentuk bahasa penyampaian, isi, teknik penulisan maupun
dan kemampuan penulis sebagai seorang mahasiswa. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
penulis sendiri, dan penulis ucapkan terima kasih. Kiranya Allah swt
melimpahkan karunia-Nya untuk kita semua, Amin.
Medan, Agustus 2012 Penulis,
ABSTRAK
SRI REZEKI HANDAYANI, NIM. 108313347, “Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Menggunakan Metode Role Playing Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 056002 Lr. Ibadah T.A. 2011/2012”, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2012.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan pada siswa kelas V SD Negeri 056002 Lr. Ibadah T.A. 2011/2012. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan selama 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas V SD Negeri 056002 Lr. Ibadah T.A. 2011/2012 sebanyak 1 kelas yaitu 30 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar format observasi kegiatan siswa dan kegiatan peneliti selama proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama siklus I diperoleh rata-rata skor kemampuan berkomunikasi lisan siswa sebesar 1,59 (kurang) dan sebanyak 6,7% siswa yang mengalami peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan, pada pertemuan kedua siklus I diperoleh rata-rata skor sebesar 2,09 (cukup) dan sebanyak 26,7% siswa yang yang mengalami peningkatan. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II, diperoleh rata-rata skor kemampuan berkomunikasi lisan siswa pada pertemuan pertama siklus II sebesar 2,63 (baik) dan sebanyak 86,7% siswa yang kemampuan berkomunikasi lisannya meningkat sedangkan pada pertemuan kedua siklus II diperoleh rata-rata skor sebesar 2,92 (baik) dan 90% siswa yang kemampuan berkomunikasi lisannya meningkat. Secara klasikal baik pada pertemuan pertama dan kedua siklus II kemampuan berkomunikasi lisan siswa mengalami peningkatan karena sudah lebih dari 85%.
Berdasarkan hasil temuan penelitian selama 2 siklus dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok bersikap jujur dalam kehidupan di kelas V SD Negeri 056002 Lr. Ibadah T.A. 2011/2012. Sebagai tindak lanjut diharapkan kepada guru hendaknya dapat menggunakan metode role
playing untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan siswa
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3. Batasan Masalah ... 5
1.4. Rumusan Masalah ... 5
1.5. Tujuan Penelitian ... 5
1.6. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
2.1. Kerangka Teoritis ... 7
1.1.1. Hakikat Komunikasi Lisan ... 7
1.1.2. Indikator Kemampuan Berkomunikasi Lisan ... 10
1.1.3. Pengertian Metode Role Playing ... 13
1.1.4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing... 15
1.1.5. Langkah-Langkah Metode Role Playing dalam Pembelajaran ... 17
2.2. Kerangka Berpikir ... 20
2.3. Hipotesis Tindakan ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1. Jenis Penelitian ... 22
3.2. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
3.3. Definisi Operasional Penelitian ... 22
3.4. Desain Penelitian ... 23
3.5. Prosedur Penelitian ... 24
3.7. Teknik Analisis Data ... 27
3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31
4.2. Deskripsi Hasil Siklus I ... 31
4.2.1.Pertemuan Pertama Siklus I ... 31
4.2.1.1.Perencanaan Pertemuan Pertama Siklus I ... 31
4.2.1.2.Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama Siklus I ... 32
4.2.1.3.Hasil Observasi Pertemuan Pertama Siklus I ... 34
4.2.1.4.Refleksi Pertemuan Pertama Siklus I ... 40
4.2.2.Pertemuan Kedua Siklus I ... 43
4.2.2.1.Perencanaan Pertemuan Kedua Siklus I ... 43
4.2.2.2.Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua Siklus I ... 43
4.2.2.3.Hasil Observasi Pertemuan Kedua Siklus I ... 45
4.2.2.4.Refleksi Pertemuan Kedua Siklus I ... 51
4.3. Deskripsi Hasil Siklus II ... 54
4.3.1.Pertemuan Pertama Siklus II ... 54
4.3.1.1.Perencanaan Pertemuan Pertama Siklus II ... 54
4.3.1.2.Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama Siklus II ... 54
4.3.1.3.Hasil Observasi Pertemuan Pertama Siklus II ... 56
4.3.1.4.Refleksi Pertemuan Pertama Siklus II ... 62
4.3.2.Pertemuan Kedua Siklus II ... 64
4.3.2.1.Perencanaan Pertemuan Kedua Siklus II ... 64
4.3.2.2.Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua Siklus II ... 65
4.3.2.3.Hasil Observasi Pertemuan Kedua Siklus II ... 67
4.3.2.4.Refleksi Pertemuan Kedua Siklus II ... 72
4.4. Pembahasan ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
5.1. Kesimpulan ... 80
5.2. Saran ... 81
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD
Negeri 056002 Lr. Ibadah ... 3
Tabel 2: Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 27
Tabel 3: Kisi-Kisi Lembar Observasi Kemampuan Berkomunikasi
(Berbicara) Lisan Siswa ... 27
Tabel 4: Jadwal Penelitian ... 30
Tabel 5: Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Pada Pertemuan Pertama
Siklus I ... 34
Tabel 6: Rata-rata Skor Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus I ... 36
Tabel 7: Rangkuman Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus I ... 37
Tabel 8: Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara) Siswa Berdasarkan Indikator yang Diamati Selama Pertemuan
Pertama Siklus I ... 38
Tabel 9: Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Pada Pertemuan Kedua
Siklus I ... 46
Tabel 10: Rata-rata Skor Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I ... 47
Tabel 11: Rangkuman Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I ... 48
Tabel 12: Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa (Berbicara) Berdasarkan Indikator yang Diamati Selama Pertemuan
Kedua Siklus I ... 49
Tabel 13: Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Pada Pertemuan Pertama
Siklus II ... 57
Tabel 14: Rata-rata Skor Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 58
Tabel 15: Rangkuman Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 59
Tabel 16: Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara) Siswa Berdasarkan Indikator yang Diamati Selama Pertemuan
Tabel 17: Hasil Observasi Kegiatan Peneliti Pada Pertemuan Kedua
Siklus II ... 67
Tabel 18: Rata-rata Skor Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II ... 68
Tabel 19: Rangkuman Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II ... 69
Tabel 20: Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara) Siswa Berdasarkan Indikator yang Diamati Selama Pertemuan
Kedua Siklus II ... 70
Tabel 21: Peningkatan Rata-rata Skor Kemampuan Berkomunikasi
Lisan (Berbicara) Siswa Selama Proses Pembelajaran ... 75
Tabel 22: Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
Siswa Secara Klasikal Selama Proses Pembelajaran ... 76
Tabel 23: Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Model PTK Hopkins ... 23
Gambar 2: Histogram Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa (Berbicara) Selama Pertemuan Pertama Siklus I ... 37
Gambar 3: Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Memerankan Tokoh Pada Skenario Selama Pertemuan Pertama Siklus I ... 39
Gambar 4: Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Selama Pertemuan Pertama Siklus I ... 39
Gambar 5: Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Mengemukakan Ide dan Gagasan Selama Pertemuan Pertama Siklus I ... 39
Gambar 6: Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Menyimpulkan Isi Skenario Selama Pertemuan Pertama Siklus I ... 40
Gambar 7: Histogram Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara) Siswa Selama Pertemuan Kedua Siklus I ... 49
Gambar 8: Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Memerankan Tokoh Pada Skenario Selama Pertemuan Kedua Siklus I ... 50
Gambar 9: Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Selama Pertemuan Kedua Siklus I ... 50
Gambar 10:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Mengemukakan Ide dan Gagasan Selama Pertemuan Kedua Siklus I ... 51
Gambar 11:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Menyimpulkan Isi Skenario Selama Pertemuan Kedua Siklus I ... 51
Gambar 12:Histogram Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara) Siswa Selama Pertemuan Pertama Siklus II ... 60
Gambar 13:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Memerankan Tokoh Pada Skenario Selama Pertemuan Pertama Siklus II ... 61
Gambar 14:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Selama Pertemuan Pertama Siklus II ... 61
Gambar 15:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Mengemukakan Ide dan Gagasan Selama Pertemuan Pertama Siklus II ... 62
Gambar 17:Histogram Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara) Siswa Selama Pertemuan Kedua Siklus II ... 70
Gambar 18:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Memerankan Tokoh Pada Skenario Selama Pertemuan Kedua Siklus II ... 71
Gambar 19:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Selama Pertemuan Kedua Siklus II ... 71
Gambar 20:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Mengemukakan Ide dan Gagasan Selama Pertemuan Kedua Siklus II ... 72
Gambar 21:Histogram Kemampuan Siswa Pada Indikator Menyimpulkan Isi Skenario Selama Pertemuan Kedua Siklus II ... 72
Gambar 22:Histogram Peningkatan Rata-rata Skor Kemampuan Berkomunikasi Lisan (Berbicara) Siswa Selama Proses Pembelajaran ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Format Lembar Observasi Kegiatan Guru (Peneliti) Selama
KBM ... 85
Lampiran 2: Format Lembar Observasi Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa ... 86
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus I... 87
Lampiran 4: Skenario Bermain Peran Pertemuan Pertama Siklus I ... 90
Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus I ... 91
Lampiran 6: Skenario Bermain Peran Pertemuan Kedua Siklus I ... 94
Lampiran 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus II ... 95
Lampiran 8: Skenario Bermain Peran Pertemuan Pertama Siklus II ... 98
Lampiran 9: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus II ... 101
Lampiran 10:Skenario Bermain Peran Pertemuan Kedua Siklus II ... 104
Lampiran 11:Format Catatan Lapangan ... 106
Lampiran 12:Hasil Observasi Kegiatan Guru (Peneliti) Selama KBM ... 107
Lampiran 13:Hasil Observasi Kegiatan/Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus I ... 111
Lampiran 14:Hasil Observasi Kegiatan/Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I ... 112
Lampiran 15:Hasil Observasi Kegiatan/Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 113
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional para siswa serta merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi atau mata pelajaran. Menurut Kuriukulum 2004
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2003:6), “bahasa merupakan sarana
untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang
lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan”.
Bahasa Indonesia juga merupakan alat yang mempersatukan seluruh suku bangsa
Indonesia.
Menurut Kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003:7) “ruang lingkup standar
kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD terdiri dari aspek: a)
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis”. Hal ini berarti dalam belajar
Bahasa Indonesia siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu:
keterampilan mendengarkan (menyimak), keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut selalu berkait
satu dengan yang lain.
Keterampilan berbicara atau berkomunikasi secara lisan merupakan salah
satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dari keempat keterampilan yang
ada. Keterampilan berkomunikasi lisan (berbicara) di sekolah dasar merupakan
salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya, di samping membaca,
2
Menurut Kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003:8):
Keterampilan berbicara diajarkan dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan dasar berkomunikasi atau berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan, perasaan, dalam berbagai bentuk kepada berbagai mitra bicara sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan serta berapresiasi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan melisankan hasil sastra
Namun kenyataan yang ada, dari hasil observasi awal penulis selama 2
hari (tanggal 14 dan 15 Desember 2011) di SD Negeri 056002 Lr. Ibadah,
ditemukan sebagian besar siswa kelas V masih belum memiliki kemampuan
berkomunikasi lisan yang baik dalam belajar Bahasa Indonesia, hal ini tampak
dari cara berbicara atau berkomunikasi lisan siswa yang masih belum tepat,
kurang jelas sehingga makna dari kata yang diucapkan siswa bisa berbeda,
misalnya antara kata “lagu” dan “ragu”, tersendat-sendat dalam berbicara baik
saat bertanya maupun menjawab pertanyaan. Bahkan dari hasil pengamatan
penulis menunjukkan bahwa perbendaharaan atau kosa kata siswa masih kurang,
hal ini tampak dari banyaknya siswa yang kurang tepat atau kurang jelas dalam
mengucapkan kata-kata maupun memaknai kata yang disampaikan orang lain,
lebih banyak mengalah dalam percakapan, dan kurang mampu mengatur cara
berbicara dengan guru atau teman.
Kurangnya kemampuan berkomunikasi lisan siswa dalam belajar Bahasa
Indonesia juga dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa. Hasil observasi awal peneliti pada siswa kelas V SD Negeri 056002 Lr.
Ibadah berdasarkan Suplemen Buku Induk Siswa yang berisi daftar nilai siswa
diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
masih tergolong rendah dan rata-rata hampir 50% siswa setiap semester
memperoleh nilai dibawah KKM. Lebih jelasnya secara singkat disajikan pada
3
Tabel 1. Rata-rata Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 056002 Lr. Ibadah
Ketuntasan Semester/ Tahun Ajaran Rata-rata Nilai Jlh
Siswa KKM Tuntas Belum Tuntas
Ganjil
2010/2011 67,7 30 69
14 orang (47%)
16 orang (53%) Genap
2010/2011 70,3 30 69
12 orang (40%)
18 orang (60%) Ganjil
2011/2012 68,0 32 69
18 orang (56%)
14 orang (44%)
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SD Negeri 056002 Lr. Ibadah,
kurangnya kemampuan berkomunikasi lisan siswa dalam belajar, juga
dikarenakan cara atau metode mengajar yang digunakan guru selama ini masih
kurang efektif dan cenderung menggunakan metode ceramah, kurang melatih dan
membiasakan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik.
Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi
lisan siswa dengan baik, guru hendaknya dapat menggunakan metode
pembelajaran yang kreatif dan tidak hanya menggunakan metode ceramah. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi lisan siswa adalah metode role playing. Metode role playing atau
bermain peran merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara
siswa memerankan peran sesuai dengan skenario. Skenario yang disusun
didasarkan atas masalah kehidupan sosial di sekitar siswa. Melalui peran-peran
yang dimainkan siswa, akan melatih dan membiasakan siswa untuk dapat
berkomunikasi secara lisan berdasarkan skenario yang yang ada.
Menurut Djamarah dan Zain (2006:90) salah satu kelebihan metode role
playing adalah “bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik
4
bahwa “pada umumnya kebanyakan siswa sekitar usia 9 atau yang lebih tua,
menyenangi penggunaan metode role playing karena berkenaan dengan isu-isu
sosial dan kesempatan komunikasi interpersonal di dalam kelas”. Dari pendapat di
atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode role playing dapat membantu dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa atau berkomunikasi lisan menjadi lebih baik agar mudah dipahami
orang lain saat berkomunikasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis termotivasi untuk melakukan
suatu penelitian tindakan di dalam kelas dengan mengangkat judul penelitian
“Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Menggunakan Metode
Role playing Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 056002 Lr.
Ibadah T.A. 2011/2012”.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan untuk diteliti, antara lain:
1. Sebagian besar siswa kelas V SD masih belum memiliki kemampuan
berkomunikasi lisan yang baik dalam belajar, hal ini tampak dari cara
berbicara atau berkomunikasi lisan siswa yang masih belum tepat, kurang jelas
sehingga makna dari kata yang diucapkan siswa bisa berbeda, tersendat-sendat
dalam berbicara baik saat bertanya maupun menjawab pertanyaan.
2. Bahkan dari hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa perbendaharaan
atau kosa kata siswa masih kurang, hal ini tampak dari banyaknya siswa yang
5
memaknai kata yang disampaikan orang lain, lebih banyak mengalah dalam
percakapan, dan kurang mampu mengatur cara berbicara dengan orang lain.
3. Rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih
tergolong rendah.
4. Metode atau cara pengajaran yang dilakukan guru cenderung menggunakan
metode ceramah dan kurang melatih atau membiasakan siswa dalam
berkomunikasi dengan baik.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas banyak masalah yang dapat
diteliti. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan masalah agar masalah yang
diteliti lebih terarah. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
“meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan (berbicara) siswa menggunakan
metode role playing pada pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok bersikap jujur
dalam kehidupan kelas V SD Negeri 056002 Lr. Ibadah T.A. 2011/2012”.
1.4. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: “apakah
kemampuan berkomunikasi lisan (berbicara) siswa pada pelajaran Bahasa
Indonesia materi pokok bersikap jujur dalam kehidupan dapat meningkat dengan
menggunakan metode role playing di kelas V siswa SD Negeri 056002 Lr. Ibadah
T.A. 2011/2012”.
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian
6
1. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan (berbicara) pada siswa
kelas V SD Negeri 056002 Lr. Ibadah T.A. 2011/2012.
2. Untuk meningkatkan keterampilan guru menggunakan metode role playing.
3. Untuk menerapkan metode role playing pada pelajaran Bahasa Indonesia di
kelas V SD.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan nantinya bermanfaat:
1. Bagi siswa sebagai subjek, untuk dapat meningkatkan kemampuan
berkomunikasi lisan dengan baik dalam belajar melalui penggunaan metode
role playing.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menerapkan berbagai metode
pembelajaran yang kreatif, salah satunya metode role playing sebagai upaya
meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan para siswa dalam belajar.
3. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk
mengambil suatu kebijakan dalam meningkatkan keberhasilan proses
pembelajaran di sekolah terutama penggunaan metode pembelajaran yang
kreatif oleh guru dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan siswa
dalam belajar..
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan acuan dan referensi untuk melakukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil temuan penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa penggunaan
metode role playing dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan
(berbicara) siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok bersikap jujur
dalam kehidupan di kelas V SD Negeri 056002 Lr. Ibadah T.A. 2011/2012.
1. Pada pertemuan pertama siklus I diperoleh rata-rata skor kemampuan
berkomunikasi lisan (berbicara) siswa sebesar 1,59 (kurang); pada pertemuan
kedua siklus I diperoleh rata-rata skor sebesar 2,09 (cukup). Setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran pada siklus II, diperoleh rata-rata skor kemampuan
berkomunikasi lisan (berbicara) siswa pada pertemuan pertama siklus II
sebesar 2,63 (baik), dan pada pertemuan kedua siklus II meningkat menjadi
rata-rata skor sebesar 2,92 (baik).
2. Secara klasikal pada pertemuan pertama siklus I sebanyak 6,7% siswa yang
mengalami peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan (berbicara) dan pada
pertemuan kedua siklus I sebanyak 26,7% siswa yang yang mengalami
peningkatan. Dengan demikian, secara klasikal pada pertemuan pertama dan
kedua siklus I dinyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi lisan (berbicara)
siswa masih belum mengalami peningkatan karena masih kurang dari 85%.
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II, pada pertemuan pertama
siklus II sebanyak 86,7% siswa yang kemampuan berkomunikasi lisannya
meningkat dan pada pertemuan kedua siklus II 90% siswa yang kemampuan
81
pada pertemuan pertama dan kedua siklus II kemampuan berkomunikasi lisan
(berbicara) siswa mengalami peningkatan karena sudah lebih dari 85%
3. Adanya peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan (berbicara) siswa juga
tampak dari masing-masing indikator yang diamati, yaitu kemampuan siswa
pada indikator memerankan tokoh skenario selama pertemuan pertama siklus I
sebanyak 63,3% siswa yang tergolong kurang; 30% tergolong cukup dan 6,7%
tergolong baik; hingga pertemuan kedua siklus II meningkat dimana terdapat
10% yang tergolong cukup; 63,3% baik dan 26,7% tergolong baik sekali.
Kemampuan siswa pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan selama
pertemuan pertama siklus I terdapat 76,7% siswa tergolong kurang; 20%
cukup dan 3,3% tergolong baik; hingga pertemuan kedua siklus II meningkat
menjadi 3,3% yang tergolong kurang; 13,3% cukup; 66,7% baik dan 16,7%
tergolong baik sekali. Kemampuan siswa pada indikator mengemukakan ide
dan gagasan selama pertemuan pertama siklus I terdapat 50% siswa tergolong
kurang; 43,3% cukup dan 6,7% tergolong baik; hingga pertemuan kedua
siklus II meningkat menjadi 6,7% tergolong kurang; 16,7% cukup; 73,3% baik
dan 3,3% baik sekali. Kemampuan siswa pada indikator menyimpulkan isi
skenario juga mengalami peningkatan yaitu selama pertemuan pertama siklus I
46,7% siswa tergolong kurang; 50% cukup dan 3,3% tergolong baik; hingga
pertemuan kedua siklus II meningkat menjadi 3,3% tergolong kurang; 10%
cukup; 70% baik dan 16,7% baik sekali.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kesimpulan yang telah
82
1. Bagi siswa diharapkan untuk lebih melatih dan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi secara lisan, baik dalam mengemukakan gagasan/ide,
berdiskusi maupun bertanya atau menjawab pertanyaan.
2. Kepada guru diharapkan untuk lebih inovatif dalam memilih metode
pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia,
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih santai dan menyenangkan, serta
disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan metode role playing atau
metode bermain peran dalam proses pembelajaran agar siswa lebih berperan
aktif dan mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan siswa
melalui peran-peran yang dimainkan siswa di depan kelas.
3. Bagi pihak sekolah terutama kepala sekolah diharapkan untuk dapat
menyediakan sarana dan prasarana seperti buku atau media pembelajaran yang
dapat digunakan untuk mempermudah siswa memperoleh informasi seperti
skenario-skenario bermain peran sehingga dapat meningkatkan dan melatih
kemampuan berkomunikasi lisan siswa.
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini
agar diperoleh hasil penelitian yang menyeluruh sehingga dapat dijadikan
referensi bagi dunia pendidikan khususnya guru dalam memilih metode
1
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z., 2006. Peneltian Tindakan Kelas Untuk Guru, Bandung: Yrama Widya
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2044: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia SD&MI, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy, O.U, 2000. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Fachrunnisa, O. 2008. Indetifikasi Komunikasi Non Verbal di Organisasi, Ekobis, Vol. 9, Januari 2008: 57-67.
Felber, T. 2007. Kiat Praktis Komunikasi, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Hafi, I.Y. 2000. Reproduktif Siswa dalam Keterampilan Berbahasa, Yogyakarta: IKIP.
Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara
Hartono, 2008. Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Limba, A. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep, dan Semangat Berkreativitas Siswa SLTP pada Konsep Perpindahan Kalor,
Tesis. Pascasarjana UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.
Mangkunegara. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Maulana, A. 2008. Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Yogyakarta: Absolut.
Mulyadiana, T.S. 2000. Kemampuan Berkomunikasi Siswa Madrasyah Aliyah
Melalui Pembelajaran Kooperatif pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Tesis. Pascasarjana UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.
2
Mulyasa, E., 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugraha, S. 2009. Menempatkan Pendidikan Dalam Kerangka Human
Investment. http://file.upi.edu.
Nuraeni. 2002. Pembelajaran Bahasa Indonesia SD dan Apresiasi Bahasa dan
Sastra Indonesia, Yogyakarta: BPG
Nurhasnah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia, Bandung: Remaja Rosdakarya
Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Rakhmat, J., 2004. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rustaman, N.Y., dkk 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM Press.
Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta.
Sampurna, K. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Cipta Karya
Sanjaya, W. 2009. Strategi Belajar Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Suprihatin, T. 2003. Pengembangan Kemampuan Komunikasi Siswa melalui
Pembelajaran Keterampilan Proses Metakognisi dengan Pemecahan Masalah. Skripsi: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak
Diterbitkan.
Suyatno. 2009. Menjelajahi Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Mas Media.
Uno, H.B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya), Jakarta: Rineka Cipta.
Widodo, W. 2009. Tinjauan Tentang Keterampilan Generik, http://vahonov.files. wordpress.com/2009/07/tinjauan-tentang-keterampilan-generik.pdf.