• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SECANGGANG TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SECANGGANG TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS

VIII SMP NEGERI 1 SECANGGANG TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH :

IRFAN FAUZI NIM. 608310097

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

IRFANFAUZI. Upaya Meningkatan Hasil Belajar Smash Pada Permainan Bulutangkis Melalui Gaya Mengajar Resiprokal Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Secanggang Tahun Ajaran 2012/2013. (Pembimbing: BUDI VALIANTO).

Skripsi Medan: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatan hasil belajar

Smash pada permainan bulutangkis melalui gaya mengajar resiprokal pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Secanggang Tahun Ajaran 2012/2013.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Secanggang Tahun Ajaran

2012/2013, Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah

36 orang. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini dan untuk mengetahui

hasil dilihat dari ketuntasan siswa secara individu dan secara klasikal. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Untuk

memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar yang

berbentuk portofolio. Setelah menerapkan gaya mengajar resiprokal maka

diadakan tes hasil belajar pada siklus I dan siklus II yang berbentuk smash

forehand bulutangkis

Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Secanggang. Dari 36 siswa terdapat 8 siswa (33,33%) yang telah

mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa

61,73. Hasil dari siklus I terdapat 20 siswa (55,55%) dari 36 siswa yang telah

mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa

71,60. Di siklus II terdapat 27 siswa (75%) dari 36 siswa yang telah mencapai

tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 75,93.Penelitian ini

menyimpulkan bahwa penggunaan gaya mengajar resiprokal dapat memberikan

pengaruh akan tetapi belum mencapai ketuntasan secara klasikal terhadap hasil

belajar smash pada permainan bulutangkis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim…

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT,

karena berkat dan kasih karuniaNya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan

dengan baik dengan waktu yang telah direncanakan. Dan tak lupa shalawat

berangkaikan salam penulis hanturkan kepada junjungan umat islam sedunia yaitu

nabi Muhamad SAW yang dimana beliau adalah seorang yang teladan bagi

penulis serta umat muslim serta membawa umat islam dari zaman yang gelap

menjadi terang. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Smash

Pada Permainan Bulutangkis Melalui Gaya Mengajar Resiprokal Pada Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Secanggang Tahun Ajaran 2012/2013”. Penulisan

skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Suharjo, M.pd,selaku PD I, Fakultas Ilmu Keolahragaan

(6)

iii

4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes selaku PD II di Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd, selaku PD III di Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan,sekaligus dosen pembimbing skripsi penulis yang

telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan nasehat selama proses

penyusunan skripsi ini berlangsung.

6. Bapak Drs.Suryadi Damanik, M.Kes selaku ketua Jurusan PJKR Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Afri Tantri,S.pd. selaku sekretaris Jurusan PJKR Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

8. Para Dosen dan Asisten Dosen, Staf Administrasi,staf di Perpustakaan FIK

UNIMED dan perlengkapan di lingkungan FIK UNIMED.

9. Terimakasih kepada Bapak H.Restu Ballian M.Pd selaku Kepala Sekolah

SMP Negeri 1 Secanggang yang telah memberikan izin melakukan penelitian

di sekolah tersebut.

10. Bapak Partahian Dasopang selaku Guru Olahraga, serta Bapak/IbuDewan

Guru dan Staf Tata Usaha di SMP Negeri 1 Secanggang yang telah banyak

membantu selama melakukan penelitian.

11. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ibunda( Hilaliyah S.Pd) dan

Ayahanda (SyaipulBahri) tercinta yang dengan penuh hati telah banyak

memberikan doa dan dukungannya kepada penulis untuk menyelesikan

(7)

iv

S.Pd, KamarulZaman/Sri Rahayu S.Pdi,dan Aulianti kalian semua adalah

inspirasi dan semangatku dalam menjalani kehidupan ini.

12. Terimakasih saya ucapakan kepada seluruh teman-teman PJS Ext A-B

2008,terutama kepada Riandi Aulia, M. Bagus Saputra, Khairul Saleh, Dodi

Afandi, Budi Arif, M.Ari Winaska, Rudi koara,dan Titi Susanti yang

memberikan masukan dan saran sehingga terselesaikannya skripsi ini dengan

penuh perjuangan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari dengan keterbatasan Ilmu dan kemampuan penulis

bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun kualitasnya.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

memperbaiki skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga skripsi ini bermanfaat dalam

memperkayaIlmu Pendidikan JasmaniKesehatan dan Rekreasi terkhusus di

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

Medan, Juli 2013 Penulis

IRFAN FAUZI

(8)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. RumusanMasalah ... 9

E. TujuanPenelitian ... 9

F. ManfaatPenelitian... 9

BAB II. LANDASAN TEORITIS... 11

A. KajianTeoritis ... 11

1. HakikatPembelajaran Pendidikan Jasmani ... 11

1.1 Fungsi pendidikan Jasmani ... 13

1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani ... 14

(9)

vi

3. Sejarah Dan Hakikat smash Forehand Bulutangkis ... 19

a. SejarahBulutangkis ... 19

b. Sejarahbulutangkis di Indonesia ... 20

c. BulutangkisDewasaini ... 22

d. Hakikat Smash Forehand Bulutangkis ... 30

4. Hakikatbelajar-Proses belajarMengajar ... 35

5. Hakikat Gaya Mengajar ... 42

6. Hakikat Gaya MengajarResiprokal ... 45

B. KerangkaBerpikir ... 57

C. HipotesisTindakan ... 59

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 60

A. LokasiPenelitiandanWaktuPenelitian ... 60

B. PopulasidanSampel ... 60

C. MetodePenelitian ... 62

D. DesainPenelitian ... 62

E. InstrumenPenelitian ... 67

F. TeknikAnalisis Data ... 70

BAB 1V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Data Penelitian ... 71

B. HasilPenelitian ... 72

(10)

vii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Sprektrum Gaya Mengajar... 44

2. Langkah-Langkah Gaya MengajarResiprokal ... 55

3. JumlahPopulasiSiswaKelas VIII SMP Negeri 1 Secangggang ... 61

4. IndikatorPenilaian ... 69

5. NilaiDeskriptor Per Indikator ... 71

6. Deskripsi Data TesAwal,SiklusI,Siklus II HasilBelajar Smash …. 72

7. DeskripsiHasilBelajarSiklus I Smash Forehand……….. 73

8. DeskripsiHasilBelajarSiklus II Smash Forehand………. 74

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Net Bulutangkis... 26

2. Raket Bulutangkis ... 27

3. Lapangan Bulutangkis ... 28

4. Kok / Bola Bulutangkis ... 29

5. Fase Pelaksanaan Smash Forehand Bulutangkis ... 33

6. PerbandinganKetuntasanHasilBelajarPadaSiklus I……… 73

7. PerbandinganKetuntasanHasilBelajarPadaSiklus I……… 75

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus I

2. RencanaPelaksanaanPembelajaranSiklus II

3. Nilai Data TesAwalHasilBelajar Smash Bulutangkis

4. Data TesAwalKetuntasanHasilBelajar Smash Bulutangkis

5. Nilai Data TesSiklus IHasilBelajar Smash Bulutangkis

6. Data Siklus I KetuntasanHasilBelajar Smash Bulutangkis

7. Nilai Data TesSiklus II HasilBelajar Smash Bulutangkis

8. Data Siklus II KetuntasanHasilBelajar Smash Bulutangkis

9. SuratObservasidariSekolah SMP Negeri 1 Secanggang

10.SuratPenelitiandariSekolah SMP Negeri 1 Secanggang

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan

dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan.

Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. Aspek yang diubah atau

diperbaiki adalah proses belajar mengajar. Upaya pembaharuan proses tersebut,

terletak pada tanggung jawab guru, bagaimana pembelajaran yang disampaikan

dapat dipahami oleh anak didik secara benar. Guru dituntut memiliki kompeten

profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar –mengajar. Guru harus mampu

mewujudkan langkah-langkah inofatif dan kreatif agar proses belajar-mengajar

lebih bermakna. Banyak faktor yang turut mempengaruhi rendahnya kualitas

pendidikan. Diantaranya lingkungan belajar, kemauan siswa, kelengkapan sarana

dan prasarana dan lain sebagainya. Selain hal tersebut diatas salah satu upaya

meningkatkan mutu pendidikan di indonesia adalah dengan cara melalui

perbaikan proses belajar mengajar secara efektif,misalnya dengan jalan memilih

gaya mengajar yang baik dan benar.gaya yang dipilih dan diperkirakan cocok

digunakan dalam proses pembelajaran teori dan praktek

(15)

2

Oleh karena itu diharapkan peran serta lembaga pendidikan dan keguruan

dalam menyiapkan tenaga-tenaga pendidik terutama guru yang akan memberikan

pengajaran di dalam dan di luar kelas,dalam artian pengajar harus mampu

memilih dan menerapkan gaya mengajar yang diprediksi akan lebih efektif untuk

memudahkan siswa dalam belajar di kelas dan di luar kelas maupun belajar

mandiri.

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik

untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Kualitas dan kuantitas

pendidikan jasmani sampai saat ini masih tetap merupakan bahan perbincangan

sebagai pencerminan dari kondisi pendidikan kita saat ini yang fenomenal dan

problematis.Keduanya merupakan usaha pembaharuan atau reformasi pendidikan

nasional.Bagaimana tidak,kedua masalah tersebut sulit ditangani secara

tuntas,sebab terkait dengan variabel lain sebagaimana yang disebutkan

diatas.Disamping itu terjadinya krisis multi dimensional yang melanda kehidupan

berbangsa, yang sedikit banyak bermuara pada penurunan kualitas pendidikan.

Karena itu tidak heran kalau masalah pendidikan tidak pernah tuntas di

manapun,bahkan di negara-negara sekalipun.

Selama ini guru dipandang sebagai sumber informasi utama,namun

semakin majunya teknologi maka siswa dapat dengan mudah mendapatkan

berbagai informasi yang dibutuhkannya,dari itu seorang guru harus bisa tanggap

dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan tersebut.

Tugas guru bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran agar dapat

(16)

3

serta fungsi lain yang bersifat majemuk. Sekali waktu ia juga harus membimbing

anak belaajar,sekali waktu harus memberi contoh teladan ,dan bahkan memimpin

murid manakala memang diperlukan. Guru merupakan pemegang utama dalam

proses belajar mengajar,proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Pentingnya peranan seorang guru dalam proses belajar siswa. Dalam proses

belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan

memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai

tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk

membantu proses perkembangan siswa.

Dari peranan yang dimiliki oleh seorang guru sudah jelas bahwa guru

juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru sebagai pendidik sangat menentukan

hasil belajar siswa sehingga seorang guru harus membuat perencanaan yang baik,

harus menggunakan strategi yang sesuai serta melakukan pendekatan metode

yang tepat dan akan membangkitkan gairah-gairah belajar secara efektif. Seorang

siswa di sekolah sangat membutuhkan kehadiran seorang guru, dimana guru

mempunyai peranan yang penting dalam proses belajarnya.

Peran guru sebagai fasilitator adalah menyiapkan kondisi-kondisi

lingkungan belajar dan memberikan petunjuk-petunjuk,penyediaan dan

pengaturan alat dan fasilitas,agar anak didik mendapat kemudahan dalam

pemecahan masalah belajarnya. Apabila seorang guru dapat menerapkan proses

(17)

4

lebih menyenangkn dan lebih bermakna bagi siswa. Banyak gaya pengajaran yang

dapat digunakan dalam pendidikan jasmani. Gaya mengajar yang digunakan

sebaiknya disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Beberapa

bentuk gaya mengajar dapat diterapkan selama pembelajaran berlangsung,

tergantung dari keadaan kelas atau siswa.

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual

yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang

melaawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan

kok sebagai objek yang pukul,lapangan permainan berbentuk segi empat dan

dibatasi oleh net untuk memisahkan daerah permainan sendiri dan daerah

permainan lawan.Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk

menjatuhkan kok di daerah permainan lawan.Pada permainan berlangsung,

masing-masing pemain harus berusaha agar kok tidak menyentuh lantai di daerah

permainan sendiri.Apabila kok jatuh dilantai atau menyangkut di net maka

permainan terhenti.

Gerakan yang ada dalam Bulutangkis bersumber dari tiga keterampilan

dasar lokomotor,non-lokomotor,dan manipulative. Dalam rumpun lokomotor

gerakan menggeser,melangkah, berlari, memutar badan, dan melompat. Rumpun

gerak non-lokomotor terlihat dari sikap berdiri (stance) saat servis atau menerima

servis,gerak melenting, menjangkau atau merubah posisi badan.Dan rumpun

gerak manipulatif terwakili adanya gerakan memukul bola bulu (shutlle cock)

(18)

5

Badminton atau dalam kegiatan belajar mengajar yang kita kenal

bulutangkis sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah

SD,SMP,dan SMA sederajat seperti sekolah lainnya yang ada,untuk itu pelajaran

badminton/bulutangkis harus dilatih dan dipelajari secara baik dan intensif untuk

dapat menguasainya. Inti dari permaainan bulutangkis adalah pukulan,yaitu

kegiatan memukul kok dengan raket. Dalam permainan bulutangkis dikenal

berbagai macam pukulan yaitu pukulan servis,pukulan lob (melambung),pukulan

smash,pukulan drive (lurus),pukulan chop”.

Seperti yang telah dikemukakan dari kajian diatas, bahwa bulutangkis

salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah, demikian halnya di SMP

Negeri 1 Secanggang , bulutangkis merupakan salah satu mata pelajaran yang di

ajarkan kepada siswa. Namun dalam pelaksanannya pelajaran bulutangkis belum

dapat di laksanakan sepenuhnya sesuai dengan tuntutan yang ada. Sehingga hasil

pelajaran bulutangkis di SMP Negeri 1 Secanggang kurang maksimal. Hal ini

dapat terlihat ketika penulis melakukan observasi di sekolah, siswa melakukan

beberapa pukulan di antaranya pukulan smash khususnya smash forehand

,gerakan dan hasil smash forehand yang dilakukan belum sesuai dengan gerakan

dan perlakuan yang di harapkan dan kebanyakan siswa melakukan belum

maksimal.

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di SMP Negeri 1

Secanggang pada pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan pokok bahasan

bulutangkis,khususnya pada saat siswa memperaktekan apa yang telah di jelaskan

(19)

6

pendidikan jasmani hanya ada beberapa siswa saja yang dapat dengan tepat

melakukan smash forehand yang sebenarnya pada saat melakukan smash

bulutangkis.

Belum diketahui secara pasti penyebab dari kesulitan siswa dalam

melakukan materi bulutangkis.Bisa saja di karenakan kesalahan sikap saat

melakukan pukulan atau juga ketidak pahaman siswa bagaimana cara melakukan

smash yang benar, serta kurangnya penjelasan dari guru yang tepat untuk

melakukan sikap awal smash forehand saat memukul kok bulutangkis, serta

materi yang di sajikan guru tidak bervariasi sehingga menimbulkan kebosanan

pada siswa,serta metode gaya mengajar yang di berlakukan dengan sepenuhnya

sehingga siswa sulit menjalankan pembelajaran yang di berikan oleh guru penjas.

Pada saat penulis melakukan observasi, penulis banyak melihat kesulitan

yang di alami siswa. Pada saat siswa melakukan smash forehand siswa masih

tidak mengerti cara memegang raket yang benar serta gerakan smash forehand

siswa masih banyak yang salah . Siswa merasa kesulitan dengan penjelasan yang

di berikan guru, tidak ada feed back atau umpan balik dari siswa untuk

menanyakan bagaimana cara melakukan smash forehand yang baik. Guru tidak

mampu memberikan umpan balik kepada siswa.Kesulitan yang di alami siswa

dalam melakukan kesalahan gerakan smash forehand tidak mendapat umpan

balik, sehingga siswa belum mampu mengetahui kesalahan dirinya sendiri dalam

melakukan smash forehand. Pada saat guru selesai menyuruh seorang siswa

mempraktikan smash forehand tidak ada tanggapan atau feedback dari siswa lain.

(20)

7

secara otomatis pembelajaran akan lebih baik karena feedback atau umpan balik

menuntut siswa lebih aktif. Penjelasan guru tentang smash forehand hanya

sekedar menjelaskan tanpa adanya kesempatan siswa untuk bertanya, mungkin itu

yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan smash forehand. Kesulitan

yang lain di alami siswa adalah kurangnya pengawasan dari guru, pada saat guru

menyuruh beberapa orang siswa maju ke depan melakukan smash forehand siswa

yang di belakang banyak yang tidak memperhatikan atau banyak yang bercerita.

Mungkin karena itu siswa banyak yang tidak mengerti cara melakukan smash

forehand yang baik dan benar. Dengan penjelasan di atas gaya mengajar yang

tepat untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut adalah gaya mengajar resiprokal,

karena gaya mengajar resiprokal merupakan gaya mengajar yang lebih

mementingkan keaktifan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, jadi

siswa tidak akan bosan atau jenuh karena setiap siswa di tuntut aktif dan

mempunyai peran masing-masing.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di SMP Negeri 1 Secanggang khususnya di kelas VIII-4 dengan

memberikan pengajaran dengan menggunakan gaya mengajar resiprokal agar

dapat menyelesaikan permasalahan siswa tentang smash forehand bulutangkis

tahun ajaran 2012/2013.

(21)

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang dihadapi antara lain : Faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa? Apakah cara mengajar guru berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa? Apakah gaya mengajar resiprokal merupakan hal

yang perlu di pergunakan dalam melangsungkan proses pembelajaran

keterampilan smash forehand bulutangkis di SMP Negeri 1 Secanggang? Apakah

gaya mengajar resiprokal dapat menghilangkan kejenuhan ataupun kebosanan

siswa SMP Negeri 1 Secanggang? Apakah gaya mengajar resiprokal dapat

membuat siswa SMP Negeri 1 Secanggang menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran smash forehand bulutangkis? Apakah melalui gaya mengajar

resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Secanggang?

Berapa besarkah hasil belajar siswa setelah menggunakan gaya mengajar

resiprokal?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu,dana,

dan kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun

pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil

belajar smash forehand bulutangkis melalui gaya mengajar reiprokal siswa kelas

(22)

9

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah:

1. Variabel Bebas : Gaya mengajar Resiprokal

2. Variabel Terikat : Hasil belajar smash forehand

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah,identifikasi masalah dan

pembatasan masalah maka dapat di rumuskan permasalahan yang akan diteliti

adalah : " Apakah melalui gaya mengajar resiprokal dapat meningkatkan hasil

belajar smash forehand bulutangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Secanggang

Tahun Ajaran 2012/2013.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :” Untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar smash forehand bulutangkis melalui gaya mengajar resiprokal siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Secanggang Tahun Ajaran 2012/2013.

F.Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi guru penjas untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang Gaya

mengajar dalam mencapai tujuan belajar.

2. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih metode gaya mengajar

(23)

10

3. Bagi murid, agar lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran yang di berikan

oleh guru.

4. Untuk memudahkan murid dalam menerima materi yang diajarkan di sekolah.

5. Sebagai masukan bagi peneliti lain bila meneliti tentang gaya mengajar

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa dengan gaya

mengajar resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar smash bulutangkis secara

individual tetapi belum tercapai secara klasikal pada siswa kelas VIII SMP Negeri

1 Secanggang Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan :

1. Disarankan kepada kepala sekolah agar menginformasikan kepada setiap guru

untuk menerapkan pembelajaran menggunakan gaya mengajar resiprokal

sehingga pembelajaran lebih menarik.

2. Disarankan kepada guru pendidiikan jasmani SMP Negeri 1 Secanggang

untuk mempertimbangkan penerapan gaya mengajar resiprokal dengan materi

yang disesuaikan karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

3. Penerapan gaya mengajar resiprokal merupakan metode pembelajaran yang

dapat dipergunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih

menarik.

4. Agar guru memberi perhatian khusus dalam proses pembelajaran kepada

(25)

5. Kepada para pembaca yang mugkin akan melakukan penelitian dengan

penerapan gaya mengajar resiprokal kiranya dapat mencoba dengan materi

(26)

80

DAFTAR PUSTAKA

Arma Abdullah, dan Agus manadji, 1994. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani.

Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

.Jakarta.

Asmani J, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta.

Alhusin, Syahril.2007. Gemar Bermain Bulutangkis. Surakarta.

Aqib, Zainal. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Untuk Guru SD,SLB,TK.

Bandung : Yrama Widya.

Brotosuryo,dkk.1992.Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta Depdikbud Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan Bagian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D-II.

Fuad Ihsan 2005. Dasar-dasar Pendidikan . Jakarta PT.Rineka Cipta. Grice, Tony. 2007. Bulutangkis, PetunjukPraktis Untuk Pemula Husdarta dan M. Syahputra. (2000) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Husnul, A, Bermain Bulutangkis yuk, 2008. Bogor.

Kristiyanto, Agus. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan

Jasmani dan Kepelatian Olahraga. Surakarta. UNS Press.

Muslikah, 2010. Sukses Profesi Guru Dengan Penelitian Tindakan Kelas.

Yogyakarta.

Mustaqim, 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang

Moh, Uzer Usman. (1985) Menjadi guru Profesional. Bandung.

Mosston, M. (2000) Teaching Physical Education. Columbus: Charles E and

(27)

81

Mujahir (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Surakarta:Yudhistira.

Ngalim Purwanto, 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Pool, Belajar Bulutangkis , Penerbit : Pioner Bandung.

Sabri, H. Ahmad, 2005. Strategi belajar Mengajar & micro teaching, Jakarta

Samsudin, 2008, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Slameto. 2010 . Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Remaja Rosdakarya.

Subarjah, Herman. 2000. Pembelajaran Gerak-Gerak dalam Olahraga,Jakarta

Sugiarto, I, 2002. Total Badminton, Manahan Solo. Sudjana. (2002) Metode Statistika. Bandung.Tarsito.

Sujana Nana (1989).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT

Remaja Rosdakarya. Bandung

Suherman, Adang. (2000). Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Tohar. 1992. Permainan Bulutangkis, Yogyakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran.

(http://info.gexcess.com/id/info/Teknikataucarapembelajaranresiprokallearning

Gambar

Tabel 1. Sprektrum Gaya Mengajar............................................................

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DAN KONDISI EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT MENJADI GURU PADA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Skripsi, Fakultas

Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru pamong, dengan sumber data yaitu, kepala sekolah, guru dan siswa SMP IT At-Taqwa Miri Sragen, dan dalam memperoleh

Nilai feeding rate tertinggi menggunakan metode SNI adalah papan partikel sengon kerapatan rendah (78,33 µg/ekor/hari untuk SNI dan 16,67 µg/ekor/hari untuk JIS) dan feeding

The purpose of this study is to learn the influence of ethanol extract of Kenikir Leaf in order to prevent the histological damage of the mice’s kidney cells that

[r]

45º tidak dapat diputar. Catatan: untuk sambungan tumpul pada pipa tidak ada posisi PB, PD dan PE. 4) Posisi Pengelasan Sambungan Sudut pada Pipa (gambar 2.19). a) PA

CODEX Alimentarius Comission (CAC) (2005) dalam panduan penyimpanan dan transportasi lemak dan minyak pada skala besar ( bulk ) menyatakan bahwa terdapat tiga

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah.