INTAN PERMATA PUTRI, Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas IX MTsN 3 Medan. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan,2012
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan media pembelajaran interaktif yang layak digunakan, mudah dipelajari pebelajar dan dapat dipakai untuk pembelajaran individual, (2) untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran Fisika.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan model pengembangan pembelajaran Dick dan Carey. Subyek uji coba terdiri dari dua ahli materi pelajaran Fisika, dua ahli desain pembelajaran, dua ahli rekayasa perangkat lunak, tiga orang siswa untuk uji perorangan, sembilan siswa untuk uji kelompok kecil, dan empat puluh siswa untuk uji lapangan. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan dengan angket atau kuesioner. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan; (1) uji ahli materi pelajaran Fisika berada pada kualifikasi sangat baik (92.08%), (2) uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik (87.00%), (3) uji ahli rekayasa perangkat lunak berada pada kualifikasi sangat baik (92.10%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik (93.10%), uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik (96.78%), uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat baik (94.92%).
Produk akhir dari pengembangan media pembelajaran ini dilanjutkan dengan uji efektifitas produk. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IX semester genap tahun pelajaran 2011-2012 di MTsN 3 Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Sampel penelitian sebanyak 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan media pembelajaran interaktif dan 40 siswa sebagai kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran power point sebagaimana yang berlangsung selama ini dalam proses pembelajaran.
Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran power point. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data diperoleh thitung = 7.73 pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan dk 78 diperoleh ttabel = 1.994,
sehingga thitung > ttabel, efektifitas penggunaan media pembelajaran interaktif = 86.13%.
INTAN PERMATA PUTRI, Development of Interactive Instructional Media in Physics. Thesis: Postgraduate Program of UNIMED. 2012.
This research is aimed to : (1) develop a good interactive Instructional media, easy to be learnt, and can be used for individual learning, (2) examine the effectiveness of the interactive instructional media in Physics.
This study is developmental research uses Borg & Gall’s model combined with Dick & Carey’s. The subjects of preliminary field testing are two experts in Physics, two experts in instructional design, two experts in media product, three students for one-to-one try out, nine students for small group try out, and fourty students for large group try out. The instruments employed in this study is a questionnaire and analyzed by using descriptive statistics.
The findings of the study are: (1) the quality of the developed instructional media viewed from the expert in Physics is excellent (92.08%), (2) the quality viewed from the expert in instructional design is excellent (87.00%), (3) the quality viewed from the expert in media product is excellent (92.10%), (4) in the one-to-one try out, of the two teachers observation, indicated that the product is excellent (93.10%), in the small group try-out, of three students observation, indicated that the product is excellent (96.78%), and in the large group try out, the fifty one students observation, indicated that the product is excellent (94.92%).
The final product of this interactive instructional media is continued with effectiveness exam. The study takes place in MTsN 3 Medan to the students of IX class, academic year 2011-2012. The method used in this study is quasi experiment. The samples are 80 students consisting 40 students as experiment class given interactive Instructional media while the others given power point as control class.
The result of hypothesis test proof that the study results of the students taught show a significant difference between using interactive instructional media and the text book. ( Fcount = 7.73 > Ftable = 1.994). The effectiveness of the interactive instructional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum KTSP 2008 IPA di SMP dirancang sebagai pembelajaran yang berdimensi pada kompetensi, sebab IPA memiliki peran penting sebagai dasar
pengetahuan untuk mengungkap kejadian alam. Pokok pembelajaran IPA dalam KTSP memiliki materi yang memuat objek, tingkat organisasi objek, tema atau
persoalan. Aspek IPA fisika mengkaji berbagai aspek struktur yang membangun material.
Fisika merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, dan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran fisika yang selama ini berlangsung menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tampak kurang berminat, kurang bergairah dan cenderung tidak aktif. Hal ini ditunjukkan oleh sikap siswa yang
kurang antusias ketika pembelajaran akan berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan dan penjelasan guru, kurangnya pemusatan
perhatian siswa serta kurangnya media yang mendukung proses pembelajaran fisika. Kondisi ini penulis temukan juga ketika melaksanakan proses belajar mengajar. Tidak semua peserta didik menaruh perhatian dan keinginan untuk
mempelajari mata pelajaran Fisika .
Menurut tes DISA tahun 2003 menunjukan siswa SMP Indonesia
menduduki peringkat ke 38 dari 41 negara dalam pengetahuan sainsnya ( Defense Information System Agency, 2010 ). Salah satu pelajaran formal yang dipelajari di sekolah adalah fisika. Fisika sebagai salah satu bidang studi yang diikutsertakan
standar minimum kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah. Tentu saja siswa
diharapkan memperoleh nilai diatas standar kelulusan (5,50) siswa akan mendapatkan peringkat prestasi di kelas dan di sekolah serta dapat melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi melalui salah satu bidang studi yaitu fisika.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh penulis di MTsN 3
Medan yang dilaksanakan melalui wawancara guru dan siswa. Hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA fisika Bapak Drs. Irhamsyah (2012) diketahui
bahwa nilai ulangan harian siswa kelas IX tahun pelajaran 2011-2012 masih rendah, begitu juga dengan nilai ujian semester yang diperoleh siswa yang masih dibawah KKM yaitu 75, hanya sedikit siswa yang memperoleh nilai yang baik.
Rata- rata nilai ujian semester siswa yang hanya 68. Rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh kebiasaan belajar siswa yang hanya memusatkan pada perhatian guru, siswa tidak serius dalam belajar dan serta banyak bermain
dikarenakan kurangnya keberadaan dan pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika.
Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa siswa yang dilakukan pada november 2011 diketahui bahwa para siswa menganggap pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, tidak menarik dan membosankan
dikarenakan kurangnya media yang mendukung pembelajaran fisika yang membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu, diperlukan suatu sasaran yang
Zaifbio (2009), strategi pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi
dan sharing di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan
pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan. Kelebihan strategi ini antara lain: (1) peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan
kemampuan-kemampuan, (2) mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional. Strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk
menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif. Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.
Kehadiran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh para peneliti sebelumnya. Kristianto (2010), era perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat, khususnya dalam
teknologi komputer sangat berpengaruh dan berperan penting dalam dunia pendidikan. Terutama dalam media pembelajaran, yaitu sering disebut dengan
komputer pembelajaran atau Computer Assisted Instructional (CAI). Pengunaan media tersebut sangat membantu sekali dalam proses belajar siswa secara mandiri. Aplikasi program yang disajikan meliputi teks, grafis, animasi, video, dan sound.
Apliaksi program tersebut dapat menarik perhatian dalam proses belajar mengajar. Salah satu media yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan
pembelajaran adalah macromedia flash. Macromedia flash dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang interaktif dan menarik yang dapat menimbulkan minat siswa sehingga media macromedia flash dapat mengoptimalkan dalam
siswa terhadap materi pelajaran. Kehadiran media pembelajaran interaktif dalam
proses belajar mengajar telah membuat suasana yang berbeda dalam kelas, karena materi yang dulunya diajarkan dengan ceramah dan hanya monoton dapat
divariasi dengan menampilkan tayangan berupa integrasi teks, suara, gambar bergerak dan video. Hal ini tentunya akan membuat siswa menjadi tertarik dengan materi yang diajarkan. Sujito (2008), dalam uji coba lapangan media interaktif
terbukti mampu meningkatkan antusiasme siswa untuk terus belajar. Hal ini diperkuat oleh pendapat Kristiningrum (2007), multimedia yang dibuat
bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pengembangan dan penciptaan sarana belajar, sumber belajar, serta menunjukkan kemajuan teknologi yang semakin pesat. CD Pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan
sebagai variasi sarana pembelajaran dan meningkatkan kreativitas serta memotivasi siswa untuk terus belajar supaya dapat memenuhi tuntutan perkembangan zaman.
Dari penjelasan tersebut, maka kehadiran media pembelajaran interaktif di sekolah saat ini merupakan hal yang berguna bagi proses pembelajaran. Pendapat
keefektifan penggunaan media interaktif dalam proses pembelajaran di kelas juga dikemukakan oleh Dwiyono (2009), efektifitas pembelajaran terjadi karena siswa dapat melihat berbagai bentuk data baik gambar, teks, suara, gerak dan peragaan
mengenai prosedur pelaksanaan tune up, sehingga memungkinkan siswa lebih menguasai materi pelajaran.
Perkembangan teknologi komputer terutama dalam bidang perangkat lunak mendukung dalam penerapannya sebagai media pembelajaran. Dengan komputer dapat disajikan media pembelajaran yang memuat materi pembelajaran
mendukung dalam mengembangkan media interaktif adalah macromedia flash
8.0. Suciati (2003), macromedia flash merupakan sebuah program aplikasi standar authoring tool professional yang dikeluarkan oleh perusahaan
internasional macromedia yang digunakan untuk membuat animasi vektor dan bitmap untuk keperluan pembangunan situs web lainnya. Dengan beberapa kemudahan itulah macromedia flash 8.0 mendukung dalam penerapannya sebagai
pengembang media pembelajaran berbentuk media interaktif.
Macromedia flash mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan
software animasi lainnya diantaranya adalah program yang berorientasi objek, mampu mendesain gambar berbasis vektor, dapat dipergunakan sebagai software pembuat situs WEB, dan banyak keunggulan lainnya. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi telah banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan satu tujuan mutu pendidikan akan selangkah lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi multimedia telah menjanjikan
potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Multimedia juga
menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran. (Saroso, 2007).
Guru dalam menyampaikan materinya terkadang memerlukan suatu media pembelajaran untuk ditampilkan pada siswa. Misalnya, dalam mempelajari pokok
bahasan Tata surya di SMP. Biasanya guru cenderung monoton menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi tersebut. Melihat kenyataan tersebut, perlu adanya pengembangan media pembelajaran interaktif untuk mata
guru dalam menjelaskan berbagai bahasan materi, sehingga guru tidak lagi hanya
bergantung pada buku pelajaran yang ada. Para siswa sebagai penerima pesan akan lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Penelitian ini
merupakan upaya untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran fisika siswa kelas IX MTsN 3 Medan.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Apa penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika ? 2. Mengapa siswa menganggap pelajaran fisika merupakan mata pelajaran
yang sulit, tidak menarik dan membosankan ?
3. Bagaimana strategi pembelajaran selama ini yang digunakan guru ?
4. Mengapa pemakaian multimedia dalam pembelajaran fisika di sekolah
masih minim ?
5. Mengapa sulit memperoleh media pembelajaran yang efektif untuk
pelajaran fisika di sekolah sehingga kegiatan pembelajaran kurang efektif? 6. Apakah guru bidang studi belum menggunakan media pembelajaran
interaktif pada mata pelajaran fisika ?
C. Pembatasan Masalah
segi kemampuan, waktu dan biaya maka pengembangan media pembelajaran
interaktif ini dibatasi pada ruang lingkup yang dapat dijangkau oleh peneliti. Adapun yang menjadi ruang lingkup dari penelitian pengembangan ini
adalah : materi pelajaran yang dikembangkan hanya meliputi kompetensi dasar : mendeskripsikan karakteristik tata surya. Dengan materi pokok tata surya pada kelas IX MTs semester genap. Media pembelajaran yang dikembangkan hanya
dalam bentuk media pembelajaran interaktif yang aplikasinya dibuat dengan Software Program Macromedia flash 8.0. Analisis kebutuhan hanya dilakukan di
MTsN 3 Medan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran interaktif dengan
menggunakan macromedia flash pada mata pelajaran fisika ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif macromedia flash pada mata pelajaran fisika?
E. Tujuan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk :
1. Menghasilkan media pembelajaran interaktif macromedia flash pada mata
pelajaran fisika yang layak digunakan, mudah dipelajari.
F. Manfaat Pengembangan
Manfaat pengembangan ini secara praktis adalah sebagai berikut:
1. Dapat membantu pebelajar dalam memahami materi pelajaran fisika dengan
pembelajaran yang interaktif, menarik, dan menyenangkan bagi setiap pebelajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Sebagai salah satu alternatif dalam pemanfaatan media pembelajaran yang
disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja tanpa
harus menuntut adanya kehadiran guru secara fisik.
Secara teoritis manfaat pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Membangkitkan minat mahasiswa untuk melanjutkan penelitian tentang
pengembangan dan termotivasi untuk mengembangkan media pembelajaran alternatif yang mudah, singkat, menyenangkan dan murah.
2. Diharapkan konsep pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif dapat direkomendasikan sebagai inovasi dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan akhirnya
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian
pengembangan media pembelajaran interaktif yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1). Hasil validasi dari ahli materi, ahli desain pembelajaran, ahli rekayasa perangkat lunak, tanggapan uji perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terhadap media pembelajaran interaktif mata pelajaran Fisika yang
dikembangkan menunjukkan bahwa seluruh aspek penilaian media pembelajaran interaktif mata pelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan program
Macromedia Flash Professional 8.0 secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.
2). Pelaksanaan pembelajaran lebih efektif dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif macromedia flash pada mata pelajaran fisika
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi digunakan
guru dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
sehingga berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian media pembelajaran interaktif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi
pelajaran Fisika dan bidang ilmu lain dengan pertimbangan dimana siswa memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula.
2). Penerapan media pembelajaran interaktif memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri sehingga siswa
akan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, bila menerapkan media pembelajaran interaktif secara maksimal pula.
C. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:
1. Mengingat selama ini proses pembelajaran masih menggunakan media pembelajaran powerpoint, maka disarankan agar media pembelajaran
interaktif digunakan karena media pembelajaran interaktif mampu memberi umpan balik yang lebih baik bagi siswa.
2. Disarankan kepada guru agar memberi motivasi kepada siswa untuk belajar
mandiri dengan menggunakan media pembelajaran interaktif, karena siswa akan mendapatkan informasi yang mereka inginkan melalui media
3. Mengingat hasil kesimpulan dalam penelitian ini masih memungkinkan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkontrol, maka masih perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak