• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER ANAKUSIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERCERITA DI PAUD NUANSA PERSADA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER ANAKUSIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERCERITA DI PAUD NUANSA PERSADA MEDAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER JUJUR ANAK US IA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERCERITA D I PAUD NUANS A

PERS ADA MEDAN TA.2011/2012

S KRIPS I

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar S arjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia dini

OLEH:

AGN ES FIFI MARIA NIM.108314001

PENDID IKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK US IA DIN I FAKULTAS ILMU PENDID IKAN

(2)
(3)
(4)

6

KAT A PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang M aha Esa, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik

dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Upaya M engembangkan Karakter Anak Usia 5-6

Tahun M elalui Kegiatan Bercerita Di PAUD Nuansa Persada M edan

T.A.2011/2012”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia

Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri M edan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan

serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Nasrun, M.S, selaku Dekan FIP UNIM ED.

2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M .S dan Bapak Drs. Aman Simaremare, M .S,

selaku Pembantu Dekan FIP UNIM ED.

3. Ibu Dra. Nasriah, M .Pd, selaku Ketua Prodi PAUD FIP UNIM ED.

4. Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M .Pd, selaku Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan saran hingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Dra. Rahmulyani, M .Pd, Ibu Dra. Sariana M arbun, M .Pd, dan Bapak

Drs. Aman Simaremare, M S, selaku Dosen Penyelaras yang telah banyak

memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Civitas Akademik dan seluruh Administrasi Fakultas Ilmu

(5)

7. Ibu Nursitah, S.H, S.Pd serta Ibu Rosdiana, S.Pd dan Ibu Wulan, serta

seluruh guru PAUD Nuansa Persada M edan.

8. Teristimewa penulis ucapkan kepada ibunda Dahlia Simanjuntak ayahanda

M arjan Ompusunggu, yang telah membesarkan penulis dengan kasih

sayang, dukungan, doa hingga terselesainya skripsi ini.

9. Teristimewa kepada seluruh keluarga kak Zua, kak M itha, adik Yudha,

adik M awar, atas semua doa dan dukungan yang telah diberikan.

10.Teristimewa kepada teman spesialku Narwastu, yang telah banyak

memberikan motivasi kepada penulis.

11.Sahabatku Riana, Ekayanti, Dessy, Sely, Lesta, Aisyah dan rekan-rekan

sejawat seluruh kelas A Reguler PAUD 2008 dan Kak Ika yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

12.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan

motivasinya.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat

balasan dari Tuhan Yang maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih. Semoga

skripsi ini berguna bagi kita semua, khususnya para pembaca.

Hormat Saya,

(6)

5 ABS TRAK

AGN ES FIFI MARIA, 108314001. : Upaya Mengembangkan Karakter Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Bercerita Di PAUD Nuansa Persada Medan.

Yang menjadi masalah dalam penelitian adalah : Apakah dengan kegiatan bercerita dapat mengembangkan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD

NuansaPersada M edan. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. M engembangkan

karakter jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan melalui kegiatan bercerita, 2. M engetahui seberapa besar pengembangan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Analisa data dilakukan dengan cara menginterpretasi data hasil temuan penelitian di lapangan dengan cara membandingkan antara kajian teoritis dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Perkembangan karakter anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan sebelum diterapkannya kegiatan bercerita masih kurang dengan skor rata-rata 60,25 dengan 3 anak (15%) berada pada posisi M ulai Berkembang, dan 17 anak (85%) masih pada posisi M ulai Terlihat. Perkembangan karakter anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan setelah diterapkannya kegiatan bercerita pada siklus I dengan skor rata-rata 73,05 dengan 7 anak (35 %) berada pada posisi M ulai Terlihat dan 13 anak (65%) berada pada posisi M ulai Berkembang. Perkembangan karakter anak pada siklus I ini masih belum optimal karena masih ada anak yang berada pada posisi M ulai Terlihat, diharapkan anak tidak ada yang berada pada posisi ini. Perkembangan karakter anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan setelah diterapkannya kegiatan bercerita pada siklus II menjadi tinggi dengan skor rata-rata 90,50 atau sebanyak 13 anak (65%) berada pada M embudayakan kejujuran dalam dirinya dan 7 anak (35%) lagi berada pada posisi M ulai berkembang.

Hasil penelitian menunjukkan ada kaitan kegiatan bercerita dengan perkembangan karakter jujur anak. M elalui kegiatan bercerita perkembangan karakter jujur anak semakin berkembang yaitu dalam hal membiasakan mengucapkan kata-kata yang jujur (tidak bohong), berani mengakui kesalahan yang diperbuat, menjaga milik orang lain (tidak mau mengambil milik orang lain), berani mengatakan yang benar dan yang salah, melaksanakan yang menjadi kewajiban. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kegiatan bercerita dapat mengembangkan karakter jujur anak.

(7)

DAFTAR IS I

Halaman

ABS TRAK ... iii

KAT A PENGANTAR... iv

DAFTAR IS I... vi

DAFTAR T AB EL... ix

DAFTAR GRAFIK... x

DAFTAR GAMB AR... xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Identifikasi M asalah ………... 7

1.3 Pembatasan M asalah………. 8

1.4 Perumusan M asalah ……….. 8

1.5 Tujuan Penelitian ……….. 8

1.6 M anfaat Penelitian………. 9

BAB II KAJ IAN T EORET IS ……… 10

2.1. Kerangka Teoretis……….. 10

A. Pengertian Karakter………... 10

B. Pentingnya Pendidikan Karakter……….. 13

C.Karakter Jujur………... 16

(8)

9

E. Bercerita Untuk Anak Usia Dini………... 19

F. Waktu Penyajian Bercerita……… 20

G. Langkah-langkah Bercerita……… 21

H. Teknik Bercerita………. 22

I. M anfaat Bercerita……… 24

J. M anfaat Bercerita Dalam M engembangkan Karakter Anak………. 25

K. Penelitian Yang Relevan……… 27

2.2. Kerangka Konseptual……… 28

2.3. Hipotesis……… 30

BAB III METODOLOGI PEN ELIT IAN... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 31

3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 31

3.4 Desain Penelitian ... 32

3.5 Prosedur Penelitian ... 33

3.6 Alat Pengumpulan Data ... 37

3.7 Teknik Analisis Data ... 41

3.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 42

BAB 4 HAS IL D AN PEMB AHAS AN……… 43

4.1 Hasil Penelitian ……… 43

(9)

BAB 5 KES IMPULAN DAN S ARAN……… 62

5.1 Kesimpulan ……….. 62

5.2 Saran ……….... 62

DAFTAR PUS TAKA... 64

(10)

11 DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Pengamatan Karakter ... 38

Tabel 2.2 Jadwal Penelitian ... 42

Tabel 4.1 Data Prasiklus ... 44

Tabel 4.2 Data Siklus I ... 49

Tabel 4.3 Data Siklus II ... 54

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 S uasana Anak Tepuk Kejujuran ... 47

Gambar 4.2 S uasana Ketika Wawancara Klasikal ... 48

Gambar 4.3 S uasana Siklus II... 53

(12)

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut

dengan early childhood education (ECD). M enu generik menjabarkan pendidikan

anak usia dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap

selanjutnya (2007 : 3). PAUD merupakan lembaga terdekat dengan kehidupan

anak yang sangat mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku anak hingga dewasa.

PAUD juga dapat dikatakan sebagai proses pembinaan tumbuh kembang anak

usia 0–8 tahun secara menyeluruh, mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

memberikan rangsangan bagi Perkembangan mental, intelektual, emosional, moral,

dan sosial (NEST, 2007). Seluruh aspek perkembangan anak dikembangkan melalui

program PAUD ini dalam aktivitas belajar yang menyenangkan karena dilaksanakan

dalam kegiatan bermain. Aspek perkembangan sebagai potensi bawaan anak tidak

akan berkembang tanpa stimulasi dari orang tua di rumah dan pendidik anak di

sekolah. PAUD merupakan peletak dasar berbagai perkembangan anak yang akan

sangat berpengaruh pada proses kehidupan anak di masa mendatang.

Usia dini merupakan usia dimana yang tepat untuk diberikan berbagai

(13)

manusia lahir dari rahim ibu sampai ia dapat hidup mandiri memerlukan waktu

yang sangat panjang dibanding dengan makhluk hidup lainnya .

Anak mempunyai lebih kurang 100 milyar sel otak sejak lahir. Sel-sel otak

tersebut membutuhkan stimulasi yang tepat agar dapat saling terhubung menjadi

jalinan yang padat sebagai tanda seorang anak cerdas. Stimulasi pendidikan yang

diberikan dan pola asuh orang tua serta pendidik merupakan salah satu penentu

bagi pengoptimalan penggunaan otak ini.

Berdasarkan hasil penelitian Osbon, White, dan Bloom (2004), di bidang

Neurologi, ditemukan fakta bahwa perkembangan kecerdasan anak mencapai 50%

pada usia 0-4 tahun, 80% pada usia 4-8 tahun, dan 100% pada usia 8-18 tahun.

Sedangkan pertumbuhan fisik anak usia 0 tahun mencapai 25%, 6 tahun mencapai

90%, dan 12 tahun mencapai 100%. Oleh karena itu, usia dini bagi seorang anak

merupakan masa yang strategis bagi perkembangan hidup selanjutnya.

M engacu pada hasil penelitian di atas, maka pemberian stimulasi

pendidikan yang tepat perlu diperhatikan. Pendidikan anak usia dini memberikan

stimulasi bagi pengembangan enam aspek perkembangan yang ada pada anak

yang terangkum dalam menu generik pembelajaran PAUD. Salah satu aspek yang

menjadi perhatian pengembangan adalah aspek moral dan nilai-nilai agama.

Aspek moral mencakup pada aspek kehidupan keagamaan, nilai, dan karakter

anak. Karakter yang akan dibahas lebih jauh dihubungkan dengan karakter bangsa

yang dikembangkan pada anak sejak dini agar menjadi budaya yang mengakar

pada jiwa anak.

Pemberian stimulasi aspek yang akan dikembangkan, terutama karakter

(14)

16

Penyampaian cara yang benar akan memungkinkan terwujudnya pembiasaan sebagai

perilaku terhadap karakter yang akan ditanamkan. Karakter akan menjadi jiwa anak,

jika dalam penyampaiannya menyenangkandan menantang untuk dipelajari bagi anak,

baik pemberian pengetahuan maupun pada penanaman tingkah laku.

M asalah serius yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sistem

pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan

otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif,

empati, dan rasa). Pembelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun

(seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada

aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar tahu). Semuanya ini telah membunuh

karakter anak sehingga menjadi tidak kreatif. Pembentukan karakter dapat

diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi yang lebih baik. Selain itu

keberhasilan pendidikan karakter Ini juga harus ditunjang dengan usaha

memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik dan menyenangkan

bagi anak.

Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat

mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik,

sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Sekolah dengan model pendidikan seperti ini

berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak

didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam

karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala

persoalan dan tantangan dalam hidupnya.

M enurut Piaget (dalam Hidayat, 2004:33), masa anak berusia 3 – 6 tahun

(15)

terhadap moral masih sangat labil, mudah terbawa arus, dan mudah terpengaruh.

Oleh karena itu, guru sangat berperan dalam memberikan pendidikan moral baik

dengan contoh prilaku maupun dengan pemberian wawasan melalui kegiatan yang

dapat diterima oleh anak. Salah satu kegiatan yang disenangi anak adalah kegiatan

bercerita. Rata-rata semua anak di dunia ini senang mendengarkan cerita karena

sifat dasar anak adalah selalu ingin tahu hal-hal baru. M elalui kegiatan bercerita,

guru dapat memberikan pendidikan karakter melalui cerita-cerita keteladanan dan

membandingkan sifat yang baik dengan yang buruk atau yang benar dan salah

menurut norma-norma moral.

Depdikbud (dalam Hidayat 2004:44) menyatakan untuk pengembangan nilai dan sikap anak dapat dipergunakan metode-metode yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama, dan moralitas agar anak dapat menjalani hidup sesuai dengan norma yang dianut masyarakat.

Periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah 12

bulan hingga usia 10 tahun. Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini

akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral

anak. Suasana kasih sayang dan mau menerima anak apa adanya, serta

menghargai potensi anak, memberi rangsangan yang kaya untuk segenap aspek

perkembagan anak merupakan jawaban bagi tumbuhnya generasi yang

berkarakter di masa yang akan datang.

M egawangi (2003:10) mengemukakan karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu: temperamen dasar (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang dipercayai, paradigma), pendidikan (apa yang diketahui, wawasan kita), motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup) dan perjalanan (apa yang telah dialami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan).

(16)

18

dan komunitas. Oleh sebab itu, diharapkan pendidik dan orangtua bekerja sama

dalam mengembangkan karakter anak. Dengan begitu, anak-anak bangsa akan

tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan berkarakter.

Pembentukan karakter ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi.

Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus

diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, mempunyai

kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini

merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. M isalnya, anak tak mau

mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena

mencintai kebajikan. Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa

melakukannya. Lewat proses sembilan pilar karakter yang penting ditanamkan

pada anak. Dimulai dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung

jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasih

sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang

menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta

damai, dan persatuan.

Salah satu bentuk karakter adalah jujur. Kejujuran saat ini merupakan hal

yang langka. Para guru harus mampu memberikan contoh kepada para peserta

didiknya untuk mampu berlaku jujur. Ketika jujur diajarkan di sekolah-sekolah

kita, maka para peserta didik tak akan berani berbohong karena telah terbiasa

jujur. Kebiasaan jujur ini jelas harus menjadi fokus utama dalam pendidikan di

sekolah. Sebab kejujuran telah menjadi barang langka di negeri ini. Timbulnya

korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah akibat dari karakter jujur yang kurang

(17)

M enurut Najib Sulhan (2011:31) kejujuran memiliki indikator berupa tampak membiasakan mengucapkan kata-kata yang jujur (tidak bohong), berani mengakui kesalahan yang diperbuat, menjaga milik orang lain (tidak mau mengambil milik orang, berani mengatakan yang benar dan yang salah, melaksanakan yang menjadi kewajiban, tidak menyontek, menyampaikan sesuatu hal secara objektif.

Dr Lee seorang direktur Institute of Child Study di Toronto University

yang meneliti 1.200 anak usia 2-16 tahun mengatakan mayoritas anak-anak

tersebut berbohong. Persentase berbohong pada anak adalah : 1. Pada usia 2

tahun, 20 persen anak-anak akan berbohong, 2. Presentase akan meningkat sampai

50 persen pada anak usia 3 tahun, 3. Hampir 90 persen pada usia 4 tahun, 4. Usia

yang paling cerdik adalah 12 tahun, yang mana hampir setiap anak berbohong, 5.

Kecenderungan berbohong akan menurun menjadi 70 persen pada saat anak

berusia 16 tahun.

Sesuai dengan penelitian tersebut realitanya pada saat peneliti melakukan

pengamatan lapangan pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan,

ternyata sebagian besar anak-anak yang belum menanamkan kejujuran dalam

dirinya. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap anak yang suka berbohong,

tidak mau mengakui kesalahannya, mau mengambil milik teman, dan sebagainya.

Jika masalah ini tidak diselesaikan, apa yang akan terjadi pada bangsa kita

di kemudian hari ? Fenomena tersebut jelas menimbulkan kekhawatiran tersendiri

bagi banyak kalangan.

Pengembangan karakter pada anak usia dini yang didasari dengan

pengembangan nilai dan sikap anak dapat menggunakan kegiatan bercerita yang

(18)

20

agama, dan moralitas agar anak dapat menjalani hidup sesuai dengan norma yang

dianut masyarakat. Salah satu upaya dalam mengembangkan karakter anak terutama

kejujurannya ialah dengan kegiatan bercerita. Kegiatan bercerita merupakan kegiatan

yang banyak digunakan oleh guru anak usia dini, yang disampaikan dapat berupa

pesan, informasi atau sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan cara yang

menyenangkan.

Anak-anak akan merekam semua doktrin, imajinasi, dan peristiwa yang

ada di dalam alur cerita. Kualitas penalaran anak terhadap pendidikan karakter

yang disampaikan oleh gurunya melalui cerita, tergantung dari bagaimana guru

menggunakan cerita agar penalaran dan pemahaman anak tentang kejujuran dapat

berkembang, yang merupakan bagian dari pengembangan karakter.

Apa yang akan terjadi jika negeri ini memiliki banyak orang cerdas,

namun ternyata mental dan perilaku mereka sama sekali tidak cerdas? M ungkin

akan muncul sosok-sosok orang pandai yang memperalat orang bodoh atau orang

pandai yang menindas orang lemah. Oleh sebab itulah, maka peneliti merasa

penting melakukan suatu penelitian yang berjudul “Upaya M engembangkan

Karakter Jujur Anak Usia 5-6 Tahun M elalui Kegiatan Bercerita”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

a. Terdapat anak yang belum memiliki nilai kejujuran dalam dirinya.

b. Terdapat anak suka mengalihkan pembicaraan.

c. Terdapat anak yang bicara tidak sinkron antara orang yang satu dengan

yang lain.

(19)

e. Terdapat anak yang menghindari bertemu kita

f. Kurangnya perhatian pendidik dalam mengembangkan karakter jujur anak

usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan.

g. Kurangnya penerapan kegiatan bercerita dalam mengembangkan karakter

jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan.

1.3. Pembatasan Masalah

Adapun penelitian ini dibatasi menjadi mengembangkan karakter jujur

anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan bercerita di PAUD Nuansa Persada M edan.

1.4. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan supaya

masalah-masalah yang akan diteliti dapat diklasifikasi secara rinci. Perumusan masalah-masalah

dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan kegiatan bercerita dapat

mengembangkan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada

M edan ?

1.5. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan karakter

jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan melalui kegiatan

bercerita.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengembangan karakter jujur pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada

(20)

22

1.6. Manfaat Penelitian

1. M anfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan kepada pembelajaran di PAUD, terutama pada pengembangan

karakter anak melalui kegiatan bercerita.

2. M anfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut :

a. Bagi guru

Sebagai masukan dalam mengembangkan karakter anak melalui kegiatan

bercerita.

b. Bagi penulis

Bagi penulis dapat memperoleh pengalaman langsung melakukan kegiatan

bercerita dalam mengembangkan karakter anak.

c. Bagi Orang Tua

Gambar

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Pengamatan Karakter ................................................
Gambar  4.1 Suasana Anak Tepuk Kejujuran .......................................... 47

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Data yang diperoleh dapat memberikan informasi tentang 1) kualitas kimia, fisik dan biologi MOL krokot MOL bonggol pisang, MOL nasi, MOL bayam, MOL gamal,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek pembagian warisan masyarakat keturunan arab di Pasar Kliwon Surakarta, penelitian ini menggunakan penelitian hukum empiris, data

Hal ini akan tampak dari sikap siswa tersebut baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru yang bersangkutan yang tercermin dalam perilaku belajar siswa tersebut. Hasil dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk nitrogen memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada minggu kedua, jumlah daun pada minggu

Hal senada juga di kemukakan oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 58) bahwa coaching adalah suatu prosedur pengajaran pengetahuan dan keterampilan-keterampilan

Untuk membandingkan rataan bobot komponen karkas atau potongan komersial karkas terhadap bobot total komponen karkas dan bobot karkas dingin yang sama pada masing-masing bangsa

Penulis pernah menjadi anggota Peneliti Riset Tanaman Obat dan Jamu (RISTOJA) di Masyarakat Suku Pindah, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Jambi pada