UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER JUJUR ANAK US IA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERCERITA D I PAUD NUANS A
PERS ADA MEDAN TA.2011/2012
S KRIPS I
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar S arjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia dini
OLEH:
AGN ES FIFI MARIA NIM.108314001
PENDID IKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK US IA DIN I FAKULTAS ILMU PENDID IKAN
6
KAT A PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang M aha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik
dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Upaya M engembangkan Karakter Anak Usia 5-6
Tahun M elalui Kegiatan Bercerita Di PAUD Nuansa Persada M edan
T.A.2011/2012”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia
Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri M edan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Nasrun, M.S, selaku Dekan FIP UNIM ED.
2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M .S dan Bapak Drs. Aman Simaremare, M .S,
selaku Pembantu Dekan FIP UNIM ED.
3. Ibu Dra. Nasriah, M .Pd, selaku Ketua Prodi PAUD FIP UNIM ED.
4. Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M .Pd, selaku Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran hingga selesainya skripsi ini.
5. Ibu Dra. Rahmulyani, M .Pd, Ibu Dra. Sariana M arbun, M .Pd, dan Bapak
Drs. Aman Simaremare, M S, selaku Dosen Penyelaras yang telah banyak
memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Civitas Akademik dan seluruh Administrasi Fakultas Ilmu
7. Ibu Nursitah, S.H, S.Pd serta Ibu Rosdiana, S.Pd dan Ibu Wulan, serta
seluruh guru PAUD Nuansa Persada M edan.
8. Teristimewa penulis ucapkan kepada ibunda Dahlia Simanjuntak ayahanda
M arjan Ompusunggu, yang telah membesarkan penulis dengan kasih
sayang, dukungan, doa hingga terselesainya skripsi ini.
9. Teristimewa kepada seluruh keluarga kak Zua, kak M itha, adik Yudha,
adik M awar, atas semua doa dan dukungan yang telah diberikan.
10.Teristimewa kepada teman spesialku Narwastu, yang telah banyak
memberikan motivasi kepada penulis.
11.Sahabatku Riana, Ekayanti, Dessy, Sely, Lesta, Aisyah dan rekan-rekan
sejawat seluruh kelas A Reguler PAUD 2008 dan Kak Ika yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan
motivasinya.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan dari Tuhan Yang maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih. Semoga
skripsi ini berguna bagi kita semua, khususnya para pembaca.
Hormat Saya,
5 ABS TRAK
AGN ES FIFI MARIA, 108314001. : Upaya Mengembangkan Karakter Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Bercerita Di PAUD Nuansa Persada Medan.
Yang menjadi masalah dalam penelitian adalah : Apakah dengan kegiatan bercerita dapat mengembangkan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD
NuansaPersada M edan. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. M engembangkan
karakter jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan melalui kegiatan bercerita, 2. M engetahui seberapa besar pengembangan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Analisa data dilakukan dengan cara menginterpretasi data hasil temuan penelitian di lapangan dengan cara membandingkan antara kajian teoritis dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Perkembangan karakter anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan sebelum diterapkannya kegiatan bercerita masih kurang dengan skor rata-rata 60,25 dengan 3 anak (15%) berada pada posisi M ulai Berkembang, dan 17 anak (85%) masih pada posisi M ulai Terlihat. Perkembangan karakter anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan setelah diterapkannya kegiatan bercerita pada siklus I dengan skor rata-rata 73,05 dengan 7 anak (35 %) berada pada posisi M ulai Terlihat dan 13 anak (65%) berada pada posisi M ulai Berkembang. Perkembangan karakter anak pada siklus I ini masih belum optimal karena masih ada anak yang berada pada posisi M ulai Terlihat, diharapkan anak tidak ada yang berada pada posisi ini. Perkembangan karakter anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan setelah diterapkannya kegiatan bercerita pada siklus II menjadi tinggi dengan skor rata-rata 90,50 atau sebanyak 13 anak (65%) berada pada M embudayakan kejujuran dalam dirinya dan 7 anak (35%) lagi berada pada posisi M ulai berkembang.
Hasil penelitian menunjukkan ada kaitan kegiatan bercerita dengan perkembangan karakter jujur anak. M elalui kegiatan bercerita perkembangan karakter jujur anak semakin berkembang yaitu dalam hal membiasakan mengucapkan kata-kata yang jujur (tidak bohong), berani mengakui kesalahan yang diperbuat, menjaga milik orang lain (tidak mau mengambil milik orang lain), berani mengatakan yang benar dan yang salah, melaksanakan yang menjadi kewajiban. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kegiatan bercerita dapat mengembangkan karakter jujur anak.
DAFTAR IS I
Halaman
ABS TRAK ... iii
KAT A PENGANTAR... iv
DAFTAR IS I... vi
DAFTAR T AB EL... ix
DAFTAR GRAFIK... x
DAFTAR GAMB AR... xi
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Identifikasi M asalah ………... 7
1.3 Pembatasan M asalah………. 8
1.4 Perumusan M asalah ……….. 8
1.5 Tujuan Penelitian ……….. 8
1.6 M anfaat Penelitian………. 9
BAB II KAJ IAN T EORET IS ……… 10
2.1. Kerangka Teoretis……….. 10
A. Pengertian Karakter………... 10
B. Pentingnya Pendidikan Karakter……….. 13
C.Karakter Jujur………... 16
9
E. Bercerita Untuk Anak Usia Dini………... 19
F. Waktu Penyajian Bercerita……… 20
G. Langkah-langkah Bercerita……… 21
H. Teknik Bercerita………. 22
I. M anfaat Bercerita……… 24
J. M anfaat Bercerita Dalam M engembangkan Karakter Anak………. 25
K. Penelitian Yang Relevan……… 27
2.2. Kerangka Konseptual……… 28
2.3. Hipotesis……… 30
BAB III METODOLOGI PEN ELIT IAN... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 31
3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 31
3.4 Desain Penelitian ... 32
3.5 Prosedur Penelitian ... 33
3.6 Alat Pengumpulan Data ... 37
3.7 Teknik Analisis Data ... 41
3.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 42
BAB 4 HAS IL D AN PEMB AHAS AN……… 43
4.1 Hasil Penelitian ……… 43
BAB 5 KES IMPULAN DAN S ARAN……… 62
5.1 Kesimpulan ……….. 62
5.2 Saran ……….... 62
DAFTAR PUS TAKA... 64
11 DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kisi-Kisi Pengamatan Karakter ... 38
Tabel 2.2 Jadwal Penelitian ... 42
Tabel 4.1 Data Prasiklus ... 44
Tabel 4.2 Data Siklus I ... 49
Tabel 4.3 Data Siklus II ... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 S uasana Anak Tepuk Kejujuran ... 47
Gambar 4.2 S uasana Ketika Wawancara Klasikal ... 48
Gambar 4.3 S uasana Siklus II... 53
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan
yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut
dengan early childhood education (ECD). M enu generik menjabarkan pendidikan
anak usia dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap
selanjutnya (2007 : 3). PAUD merupakan lembaga terdekat dengan kehidupan
anak yang sangat mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku anak hingga dewasa.
PAUD juga dapat dikatakan sebagai proses pembinaan tumbuh kembang anak
usia 0–8 tahun secara menyeluruh, mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan
memberikan rangsangan bagi Perkembangan mental, intelektual, emosional, moral,
dan sosial (NEST, 2007). Seluruh aspek perkembangan anak dikembangkan melalui
program PAUD ini dalam aktivitas belajar yang menyenangkan karena dilaksanakan
dalam kegiatan bermain. Aspek perkembangan sebagai potensi bawaan anak tidak
akan berkembang tanpa stimulasi dari orang tua di rumah dan pendidik anak di
sekolah. PAUD merupakan peletak dasar berbagai perkembangan anak yang akan
sangat berpengaruh pada proses kehidupan anak di masa mendatang.
Usia dini merupakan usia dimana yang tepat untuk diberikan berbagai
manusia lahir dari rahim ibu sampai ia dapat hidup mandiri memerlukan waktu
yang sangat panjang dibanding dengan makhluk hidup lainnya .
Anak mempunyai lebih kurang 100 milyar sel otak sejak lahir. Sel-sel otak
tersebut membutuhkan stimulasi yang tepat agar dapat saling terhubung menjadi
jalinan yang padat sebagai tanda seorang anak cerdas. Stimulasi pendidikan yang
diberikan dan pola asuh orang tua serta pendidik merupakan salah satu penentu
bagi pengoptimalan penggunaan otak ini.
Berdasarkan hasil penelitian Osbon, White, dan Bloom (2004), di bidang
Neurologi, ditemukan fakta bahwa perkembangan kecerdasan anak mencapai 50%
pada usia 0-4 tahun, 80% pada usia 4-8 tahun, dan 100% pada usia 8-18 tahun.
Sedangkan pertumbuhan fisik anak usia 0 tahun mencapai 25%, 6 tahun mencapai
90%, dan 12 tahun mencapai 100%. Oleh karena itu, usia dini bagi seorang anak
merupakan masa yang strategis bagi perkembangan hidup selanjutnya.
M engacu pada hasil penelitian di atas, maka pemberian stimulasi
pendidikan yang tepat perlu diperhatikan. Pendidikan anak usia dini memberikan
stimulasi bagi pengembangan enam aspek perkembangan yang ada pada anak
yang terangkum dalam menu generik pembelajaran PAUD. Salah satu aspek yang
menjadi perhatian pengembangan adalah aspek moral dan nilai-nilai agama.
Aspek moral mencakup pada aspek kehidupan keagamaan, nilai, dan karakter
anak. Karakter yang akan dibahas lebih jauh dihubungkan dengan karakter bangsa
yang dikembangkan pada anak sejak dini agar menjadi budaya yang mengakar
pada jiwa anak.
Pemberian stimulasi aspek yang akan dikembangkan, terutama karakter
16
Penyampaian cara yang benar akan memungkinkan terwujudnya pembiasaan sebagai
perilaku terhadap karakter yang akan ditanamkan. Karakter akan menjadi jiwa anak,
jika dalam penyampaiannya menyenangkandan menantang untuk dipelajari bagi anak,
baik pemberian pengetahuan maupun pada penanaman tingkah laku.
M asalah serius yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sistem
pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan
otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif,
empati, dan rasa). Pembelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun
(seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada
aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar tahu). Semuanya ini telah membunuh
karakter anak sehingga menjadi tidak kreatif. Pembentukan karakter dapat
diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi yang lebih baik. Selain itu
keberhasilan pendidikan karakter Ini juga harus ditunjang dengan usaha
memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik dan menyenangkan
bagi anak.
Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat
mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik,
sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Sekolah dengan model pendidikan seperti ini
berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak
didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam
karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala
persoalan dan tantangan dalam hidupnya.
M enurut Piaget (dalam Hidayat, 2004:33), masa anak berusia 3 – 6 tahun
terhadap moral masih sangat labil, mudah terbawa arus, dan mudah terpengaruh.
Oleh karena itu, guru sangat berperan dalam memberikan pendidikan moral baik
dengan contoh prilaku maupun dengan pemberian wawasan melalui kegiatan yang
dapat diterima oleh anak. Salah satu kegiatan yang disenangi anak adalah kegiatan
bercerita. Rata-rata semua anak di dunia ini senang mendengarkan cerita karena
sifat dasar anak adalah selalu ingin tahu hal-hal baru. M elalui kegiatan bercerita,
guru dapat memberikan pendidikan karakter melalui cerita-cerita keteladanan dan
membandingkan sifat yang baik dengan yang buruk atau yang benar dan salah
menurut norma-norma moral.
Depdikbud (dalam Hidayat 2004:44) menyatakan untuk pengembangan nilai dan sikap anak dapat dipergunakan metode-metode yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama, dan moralitas agar anak dapat menjalani hidup sesuai dengan norma yang dianut masyarakat.
Periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah 12
bulan hingga usia 10 tahun. Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini
akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral
anak. Suasana kasih sayang dan mau menerima anak apa adanya, serta
menghargai potensi anak, memberi rangsangan yang kaya untuk segenap aspek
perkembagan anak merupakan jawaban bagi tumbuhnya generasi yang
berkarakter di masa yang akan datang.
M egawangi (2003:10) mengemukakan karakter terbentuk dengan dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu: temperamen dasar (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang dipercayai, paradigma), pendidikan (apa yang diketahui, wawasan kita), motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup) dan perjalanan (apa yang telah dialami, masa lalu kita, pola asuh dan lingkungan).
18
dan komunitas. Oleh sebab itu, diharapkan pendidik dan orangtua bekerja sama
dalam mengembangkan karakter anak. Dengan begitu, anak-anak bangsa akan
tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan berkarakter.
Pembentukan karakter ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi.
Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus
diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, mempunyai
kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini
merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. M isalnya, anak tak mau
mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena
mencintai kebajikan. Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa
melakukannya. Lewat proses sembilan pilar karakter yang penting ditanamkan
pada anak. Dimulai dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung
jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasih
sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang
menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta
damai, dan persatuan.
Salah satu bentuk karakter adalah jujur. Kejujuran saat ini merupakan hal
yang langka. Para guru harus mampu memberikan contoh kepada para peserta
didiknya untuk mampu berlaku jujur. Ketika jujur diajarkan di sekolah-sekolah
kita, maka para peserta didik tak akan berani berbohong karena telah terbiasa
jujur. Kebiasaan jujur ini jelas harus menjadi fokus utama dalam pendidikan di
sekolah. Sebab kejujuran telah menjadi barang langka di negeri ini. Timbulnya
korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah akibat dari karakter jujur yang kurang
M enurut Najib Sulhan (2011:31) kejujuran memiliki indikator berupa tampak membiasakan mengucapkan kata-kata yang jujur (tidak bohong), berani mengakui kesalahan yang diperbuat, menjaga milik orang lain (tidak mau mengambil milik orang, berani mengatakan yang benar dan yang salah, melaksanakan yang menjadi kewajiban, tidak menyontek, menyampaikan sesuatu hal secara objektif.
Dr Lee seorang direktur Institute of Child Study di Toronto University
yang meneliti 1.200 anak usia 2-16 tahun mengatakan mayoritas anak-anak
tersebut berbohong. Persentase berbohong pada anak adalah : 1. Pada usia 2
tahun, 20 persen anak-anak akan berbohong, 2. Presentase akan meningkat sampai
50 persen pada anak usia 3 tahun, 3. Hampir 90 persen pada usia 4 tahun, 4. Usia
yang paling cerdik adalah 12 tahun, yang mana hampir setiap anak berbohong, 5.
Kecenderungan berbohong akan menurun menjadi 70 persen pada saat anak
berusia 16 tahun.
Sesuai dengan penelitian tersebut realitanya pada saat peneliti melakukan
pengamatan lapangan pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan,
ternyata sebagian besar anak-anak yang belum menanamkan kejujuran dalam
dirinya. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap anak yang suka berbohong,
tidak mau mengakui kesalahannya, mau mengambil milik teman, dan sebagainya.
Jika masalah ini tidak diselesaikan, apa yang akan terjadi pada bangsa kita
di kemudian hari ? Fenomena tersebut jelas menimbulkan kekhawatiran tersendiri
bagi banyak kalangan.
Pengembangan karakter pada anak usia dini yang didasari dengan
pengembangan nilai dan sikap anak dapat menggunakan kegiatan bercerita yang
20
agama, dan moralitas agar anak dapat menjalani hidup sesuai dengan norma yang
dianut masyarakat. Salah satu upaya dalam mengembangkan karakter anak terutama
kejujurannya ialah dengan kegiatan bercerita. Kegiatan bercerita merupakan kegiatan
yang banyak digunakan oleh guru anak usia dini, yang disampaikan dapat berupa
pesan, informasi atau sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan cara yang
menyenangkan.
Anak-anak akan merekam semua doktrin, imajinasi, dan peristiwa yang
ada di dalam alur cerita. Kualitas penalaran anak terhadap pendidikan karakter
yang disampaikan oleh gurunya melalui cerita, tergantung dari bagaimana guru
menggunakan cerita agar penalaran dan pemahaman anak tentang kejujuran dapat
berkembang, yang merupakan bagian dari pengembangan karakter.
Apa yang akan terjadi jika negeri ini memiliki banyak orang cerdas,
namun ternyata mental dan perilaku mereka sama sekali tidak cerdas? M ungkin
akan muncul sosok-sosok orang pandai yang memperalat orang bodoh atau orang
pandai yang menindas orang lemah. Oleh sebab itulah, maka peneliti merasa
penting melakukan suatu penelitian yang berjudul “Upaya M engembangkan
Karakter Jujur Anak Usia 5-6 Tahun M elalui Kegiatan Bercerita”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :
a. Terdapat anak yang belum memiliki nilai kejujuran dalam dirinya.
b. Terdapat anak suka mengalihkan pembicaraan.
c. Terdapat anak yang bicara tidak sinkron antara orang yang satu dengan
yang lain.
e. Terdapat anak yang menghindari bertemu kita
f. Kurangnya perhatian pendidik dalam mengembangkan karakter jujur anak
usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan.
g. Kurangnya penerapan kegiatan bercerita dalam mengembangkan karakter
jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan.
1.3. Pembatasan Masalah
Adapun penelitian ini dibatasi menjadi mengembangkan karakter jujur
anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan bercerita di PAUD Nuansa Persada M edan.
1.4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan supaya
masalah-masalah yang akan diteliti dapat diklasifikasi secara rinci. Perumusan masalah-masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan kegiatan bercerita dapat
mengembangkan karakter jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada
M edan ?
1.5. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan karakter
jujur anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada M edan melalui kegiatan
bercerita.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengembangan karakter jujur pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Nuansa Persada
22
1.6. Manfaat Penelitian
1. M anfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan kepada pembelajaran di PAUD, terutama pada pengembangan
karakter anak melalui kegiatan bercerita.
2. M anfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut :
a. Bagi guru
Sebagai masukan dalam mengembangkan karakter anak melalui kegiatan
bercerita.
b. Bagi penulis
Bagi penulis dapat memperoleh pengalaman langsung melakukan kegiatan
bercerita dalam mengembangkan karakter anak.
c. Bagi Orang Tua